KLP 4 PDF
KLP 4 PDF
KLP 4 PDF
PENDAHULUAN
Suatu teori tidak akan ditemi secara utuh tanpa adanya bukti, begitu juga dengan
teori ditribusi kecepatan Maxwell, gerak partikel yang sangat kecil sangat sulit jika
diamati secara langsung, sehingga dalam membuktikan teori distribusi kecepatan
Maxwell diamat dampak-dampak dari adanya distribusi-distribusi kecepatan partikel
oleh Maxwell
1
distribusi Maxwell tersebut dibuktikan dengan percobaan Zartman dan Stern, serta
prinsip-prinsip eksperimen tersebut dilakukan hingga mampu untuk menyatakan bahwa
dalam gas terdapat distribusi kecepatan sangalah penting untuk dipahami, menyadari hal
terbut kami menyusun makalah yang berjudul Percobaan Zartman dan Percobaan
Stern.
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, adapun tujuan dari penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1.3.1. Untuk mempelajari lebar yang terbatas dari sebuah spektral.
1.3.2. Untuk mempelajari kecepatan molekul rms dalam jaras molekul.
1.3.3. Untuk mempelajari percobaan Zartman dan Ko dalam membuktikan distribusi
Maxwell.
1.3.4. Untuk mempelajari percobaan Estermaan, Simpson, dan Stern dalam
membuktikan distribusi Maxwell
1.4. Manfaat
Melalui penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat lebih dalam
memahami distribusi Maxwell berdasarkan hasil yang diperoleh dalam eksperimen.
Berdasarkan pada hasil percobaan Zarman dan Ko dan percobaan Estermaan, Simpson,
dan Stern diharapkan mampu untuk memahami distribusi kecepatan molekul.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Lebar Garis Spektral
Penjelasan garis spektral yang memiliki lebar ini dapat dijelaskan dengan
menggunakan teori Bohr. Energi yang diberikan pada atom di keadaan dasar (ground
state), akan menyebabkan elektron pada suatu orbit akan melompat ke orbit yang lebih
tinggi, jika energi yang diberikan tidak mampu membuat elektron meninggalkan atom,
elektron akan jatuh ke keadaan terendahnya dan energi yang berlebih akan di pancarkan
dalam bentuk radiasi. Atom yang tidak bergerak dan tereksitasi, panjang gelombang
radiasi yang dipancarkan hanya dipengaruhi dari hubungan tingkat energi transisinya,
sehingga lebar dari garis spektral, pada prinsipnya, sangat-sangat kecil. Hal itu berlaku
untuk atom yang tidak bergerak, tidak ada perluasan garis spektral yang terjadi, tapi
pada pengamatan yang dilakukan, garis spektral yang teramati memiliki lebar yang
terbatas. Hal ini bisa dijelaskan jika menganggap atom bergerak dengan kecepatan
terbatas sesuai dengan hukum distribusi Maxwell dari kecepatan dan frekuensi radiasi
yang dipancarkan dijelaskan dengan Efek Doppler (Garg, 1993).
Atom pada keadaan diam, radiasi yang dipancarkan ketika kembali pada
keadaan awal adalah
𝑐
𝑓0 = 1.1
𝜆0
3
Atom diasumsikan bergerak bebas, frekuensi yang radiasi yang dipancarkan dipengaruhi
oleh efek Doppler, untuk menghitung perluasan efek Doppler yang terjadi dianggap gerak
atom bergerak pada sumbu-𝑥, jika atom bergerak dengan kecepatan 𝑣𝑥 menuju pengamat,
frekuensi dari garis spektral akan berubah menjadi
𝑣𝑥
𝑓 = 𝑓0 (1 + ) 1.2
𝑐
dengan 𝑐 adalah kecepatan cahaya, dengan kata lain jika atom bergerak menjauhi
pengamat, frekuensi radiasi yang dipancarkan adalah
𝑣𝑥 1.3
𝑓 = 𝑓0 (1 − )
𝑐
karena 𝑣𝑥 memiliki besar dari 0 sampai ∞, maka dapat disimpulkan bahwa atom bisa
memiliki semua frekuensi 𝑓0 , ini berarti hukum distribusi Maxwell untuk kecepatan
molekul mendukung bahwa garis spektral mungkin memiliki lebar, pada kenyataannya
banyak partikel yang memiliki kecepatan tinggi sangat kecil dan intensitas garis spektral
jatuh sangat cepat disekitar spektral maksimum
𝑐 𝑐 𝑣𝑥 −1
𝜆0 − 𝑥 = 𝑣 = (1 + ) 1.4
𝑓0 (1 + 𝑐𝑥 ) 𝑓0 𝑐
𝑥2
(1 + 𝑥)−1 = 1 − 𝑥 + −⋯ 1.5
2
dengan menggunakan bagian awalnya persamaan 1.5 persamaan 1.4 dapat ditulis
𝑐 𝑣𝑥
𝜆0 − 𝑥 = −
𝑓0 𝑓0
𝑣𝑥
𝑥= 1.6
𝑐
Hasil ini menunjukkan sebaran garis spektral secara langsung sebanding dengan
kecepatan molekul. Intensitas garis spektral juga sebanding dengan banyaknya molekul,
4
𝐼 ∝ 𝑁 (Garg, 1993). Banyaknya partikel yang mempunyai kecepatan diantara 𝑣𝑥 sampai
𝑣 + 𝑑𝑣𝑥 , dapat ditulis
𝑚𝑣𝑥 2 1.7
𝑑𝑁𝑣𝑥 = 𝑁𝐴 exp (− )
2 𝑘𝐵 𝑇
𝑚𝑣𝑥 2 1.8
𝐼𝑥 = 𝐼0 exp (− )
2 𝑘𝐵 𝑇
1 𝑚𝑣𝑥 2
𝐼 = 𝐼0 exp (− )
2 0 2 𝑘𝐵 𝑇
𝑚𝑣𝑥 2
2 = exp
2 𝑘𝐵 𝑇
𝑚𝑣𝑥 2
ln 2 = 1.9
2 𝑘𝐵 𝑇
𝑚𝑏 2 𝑓02 1.10
ln 2 =
2 𝑘𝐵 𝑇
1 2𝑘𝐵 𝑇 ln 2 𝜆0 2 𝑅𝑇 ln 2
𝑏= √ = √ 1.11
𝑓0 𝑚 𝑐 𝑀
persamaan tersebut menunjukkan lebar setengah spektral garis adalah berbading terbalik
dengan akar M atom yang memancarkannya, secara tidak langsung menyatakan garis
spektral atom Hidrogen akan terhabur , sedangkan kadmium dan merkuri akan lebih
tajam (terpusat) garis spektralnya sperti gambar 1.2, ini sesuai dengan pengamatan dan
mendukung hukum distribusi kecepatan Maxwell
5
Gambar 1.2. Garis spektral beberapa atom
Jaras molekul
persatuan waktu.
b. Menurut distribusi kecepatan (speed) Maxwell dinyatakan bahwa jumlah molekul
yang memiliki speed
3 v dalam satu satuan volume adalah sebagai berikut.
4n 2kT 2 2 mv 2
dnv v exp dv
m 2kT
c. Kalau lubang dapur cukup kecil sehingga keluarnya molekul tidak mengganggu
1
vdnv
kesetimbangan dalam dapur maka harga 4 dapat menyatakan jumlah molekul
yang keluar dengan speed v lewat lubang persatuan volume persatuan waktu.
6
1
v 2 2
v 4 vdnv untuk molekul yang ke luar dihitung dengan ketentuan.
d. Selanjutnya 1
harga vrms
v rms 0 v 4kT
m
1 4 vdnv
0
1 1
v 2 2 v 3 2
Pembuktian v 1
adalah
4
sebagai
vdn v
berikut
v dnv
v rms 0 v 0
v
1 4 vdnv vdnv
0 0
1
v 3
mv 2
2
3 4n 2kT
2
v v exp
2
dv
0
m 2kT
v rms
v 3
4n 2kT 2 2 mv 2
v v exp dv
0 m 2kT
3
4n 2kT 2
dengan melakukan
1 m
v
mv
eleminasi
2 terhadap
2 , maka diperoleh :
v exp dv
5
2kT
v rms v 0
3 mv 2
v exp dv
0 2kT
1
v 5 2
v exp( v )dv
2 2
v rms 0v
3
v exp( v )dv
2 2
0
7
∞
𝑣 4 𝑒 −𝑢 𝑑𝑢 1 ∞
𝑢2 −𝑢 1 ∞
∫ = ∫ 𝑒 𝑑𝑢 = ∫ 𝑢2 𝑒 −𝑢 𝑑𝑢
0 2𝛼 2𝛼 0 𝛼2 2𝛼 3 0
Bagian integral adalah fungsi gamma yang besarnya adalah 2! = 2, maka
∞
2 𝑣2 2 1
∫ 𝑣 5 𝑒 −𝛽 𝑑𝑣 = 3
= 3
0 2𝛼 𝛼
1 1 1 1
Penyebut : 2a , dimana a , sehingga 2a
2 2 2
2( )
2 2
2 4
m
Karena 2kT , maka : 1
2
1
1
1 2
1 2kT 2
v rms 6 2 4 2 2
m m
2kT
1
4kT 2
4kT
vrms
m m
8
Distribusi arah molekul yang ke luar dari lubang dapat dirumuskan dengan
perumusan jumlah tumbukan total persatuan luas persatuan sudut ruang, termasuk
seluruh harga kecepatan adalah :
1
nv cos
4 (2.2)
Di mana 𝜃 adalah sudut antara kecepatan v dengan normal lubang atau dinding.
Harga ini akan maximum bila cos 1atau arah v tegak lurus pada dinding dan minimal
kalau cos 0 atau arah v sejajar dengan dinding
9
3) 𝐷 adalah silinder yang bergerak sangat cepat searah tanda panah.
4) 𝑆 adalah celah pada silinder 𝐷.
5) 𝑃 adalah plat kaca di dalam silinder 𝐷 yang terbagi menjadi bagian 𝐴, 𝐵, dan 𝐶.
Jika silinder diam, maka semua molekul yang masuk celah keluar dari celah 𝑆3
akan masuk melalui celah 𝑆 dan menumbuk pelat gelas 𝑃 pada satu tempat di 𝐴.
Tempat ini dapat ditentukan dengan mencuci pelat foto pada gelas 𝑃 dan hasilnya yang
berupa titik hitam dan dapat diselidiki dengan microphotometer. Bintik hitam ini akan
berkumpul pada satu daerah kecil tergantung dari lebar celah 𝑆.
Jika silinder berputar, maka molekul dapat masuk ke dalam silinder selama celah
𝑆 berhadapan dengan berkas molekul yang keluar dari celah 𝑆3 dalam waktu yang sangat
singkat. Jika silinder diputar searah dengan jarum jam, maka pelat 𝑃 bergerak ke kanan
sedangkan molekul bergerak ke atas menuju pelat 𝑃. Hal ini mengakibatkan molekul-
molekul menumbuk pelat 𝑃 di sebelah kiri dari tempat kalau selinder itu diam. Molekul-
molekul yang menumbuk pelat 𝑃 ternyata berada pada daerah yang berbeda-beda pada
pelat 𝑃. Molekul-molekul yang bergerak cepat menumbuk pelat di kiri 𝐴, sedangkan
molekul yang lebih lambat menumbuk pelat 𝑃 di daerah 𝐵 atau di daerah 𝐶. Penemuan
ini dapat ditunjukkan dalam gambar berikut (Garg, 1993).
10
Perbedaan kerapatan molekul yang menumbuk pelat memberikan distribusi
kecepatan molekul. Representasi hasil ini dapat ditunjukkan dalam gambar berikut.
Jarak yang ditempuh molekul adalah 2R (di mana R = jari-jari silinder). Molekul
dengan kecepatan rendah akan memerlukan waktu lebih lama untuk menumbuk pelat
hingga tempat tumbukannya lebih ke kiri. Berdasarkan percobaan ini dapat ditentukan
bahwa molekul-molekul itu memiliki kecepatan yang bermacam-macam (spektrum
kecepatan).
B A
a
A
R
11
Jarak 𝐴𝐵 = a.
Berdasarkan data fisis tersebut, maka waktu untuk menempuh a adalah:
a
𝑡= ×𝑇
2𝜋𝑅
a 1
𝑡= × detik
2𝜋𝑅 100
a
𝑡= detik (3.1)
200πR
Waktu yang diperlukan untuk menempuh a adalah selisih waktu molekul yang jatuh di 𝐵
dengan waktu molekul yang jatuh di 𝐴 untuk menumpuh jarak 2𝑅. Maka selisih
kecepatan molekul yang jatuh di 𝐵 dengan molekul yang jatuh di 𝐴 adalah:
𝑠 2𝑅
𝑣= = a
𝑡
200𝜋𝑅
400𝜋𝑅 2
𝑣= 𝑚⁄𝑠 (3.2)
𝑎
Persamaan 3.2 merupakan persamaan kecepatan molekul jika silinder berputar dengan
kecepatan 6000 𝑟𝑝𝑚. Dari percobaan ini dapat ditentukan bahwa molekul-molekul itu
memiliki kecepatan yang bermacam-macam. Dengan demikian terbukti adanya
distribusi kecepatan molekul.
12
Simpson, dan Stern pada tahun 1947. Pada eksperimen ini, atom jatuh bebas diobservasi
pada balok panjang molekul dari atom potasium dan atom cesium.
(a) (b)
Gambar 4.1. (a) Stern, (b) Estermann
Diagram sederhana dari alat eksperimennya seperti Gambar 4.2 atau yang dapat
pula digambarkan seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 4.3.
O D
S
D’
D”
13
Berdasarkan pada gambar diatas, gambar tersebut menunjukkan diagram
skematik dari peralatan yang digunakan oleh Esterman, Simpson, dan Stern. Atom-atom
dibelokkan oleh gravitasi yang menyebabkan molekul jatuh bebas dalam balok.
Seberkas molekul cessium muncul dari oven yang ditempatkan si ruang yang panjang
dan sangat dijaga tekanannya sebesar 10-8 mmHg. Berkas molekul cessium dipancarkan
dari O lewat celah S dan menumbuk kawat panas dari tungsten di D. Atom cesium
menumbuk kawat dan menyebabkan kawat terionisasi dan kawat menjadi berion positif
kemudian elektron dari cesium tereksitasi dan dikumpulkan oleh silinder bermuatan
negatif yang mengelilingi kawat. Arus di silinder pengumpul ini memberi ukuran
jumlah atom cesium yang menumbuk kawat pendeteksi per satuan waktu.
Ketika tidak ada medan gravitasi, seluruh atom yang muncul secara horizontal
dari oven akan melewati celah S, melakukan perjalanan tanpa peyimpangan dan
menumbuk kolektor di D, terlepas dari kecepatannya. Namun, karena medan gravitasi,
setiap atom yang muncul secara horizontal akan berprilaku sebagai proyektil dan
mengikuti jalur parabola. Atom yang berjalan sepanjang jalur 1 (kecepatan 𝑣1 ) akan
sampai pada kolektor 𝐷1 dan jalur 2 (kecepatan 𝑣2 ) akan sampai ke kolekor 𝐷2 .
Pengukuran arus ion sebagai fungsi tinggi vertikal dari kolektor memberikan ukuran
distribusi kecepatan.
Dapat diperhatikan pada gambar 4.4, kesesuaian antara prediksi secara teori dan
hasil eksperimen sangatlah baik.
intensitas
speed
Gambar 4.4. Grafik Hubungan Intensitas terhadap S
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan materi yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
1. Lebar garis spektral mendukung adanya distribusi kecepatan (Hukum Distribusi
Maxwell)
√4𝑘𝑇
2. Laju rms molekul yang keluar dari oven pada jaras molekul adalah 𝑣𝑟𝑚𝑠 =
𝑚
3.2. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan bagi mahasiswa adalah agar lebih
meningkatkan pemahaman fisika statistik. Selain itu juga diharapkan untuk lebih
meningkatkan keterampilan dalam menggunakan penyelesaian matematis dalam
menyelesaikan permasalahan dalam fisika statistik.
15