Kelompok 6 - Makalah Respirasi Hewan
Kelompok 6 - Makalah Respirasi Hewan
Kelompok 6 - Makalah Respirasi Hewan
FISIOLOGI HEWAN
KETUA :
ANGGOTA :
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan dari kelompok 6 kepada kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa yang telah melimpahkan rahmat-Nya. Sehingga Saya dapat menyelesaikan
penyusunan Makalah Sistem Pernafasan Hewan ini sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada bapak dosen, orang tua, teman-
teman, serta seluruh pihak yang terlibat dalam membantu terselesaikannya Makalah ini.
Makalah Sistem Perrnafasan Hewan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Genetika, Selain itu juga dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan
mengenai Pewarisan Sifat melalui mata Kuliah Fisiologi Hewan. Kami berharap Makalah ini
dapat memberi gambaran ataupun menjadi referensi kita dalam mengenal dan
mempelajari Sistem Pernafasan Hewan.
Dalam makalah ini saya menyadari masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala
saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca pada umumnya.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
....................................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................v
INDIKATOR PEMBERLAJARAN..........................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
BAB III PENUTUP..................................................................................................................27
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................27
3.2 Saran...............................................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................30
iii
INDIKATOR PEMBELAJARAN :
1
BAB I
PENDAHULUAN
D. Manfaat Penulisan :
1. Sebagai bahan referensi dalam memahami materi respirasi pada mata kuliah fisiologi
hewan.
2. Sebagai penambah wawasan mengenai materi respirasi pada hewan.
3. Melatih diri untuk memilih informasi dan literatur yang tepat untuk membahas materi
respirasi pada mata kuliah fisiologi hewan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Sinus: ruang sela di antara tulang kepala yang mengatur suhu dan kelembaban udara yang
dihirup
3. Tenggorokan: tabung yang mengalirkan udara dari mulut dan hidung ke batang trakea
9. Alveoli: kantong udara kecil di paru-paru sebagai tempat pertukaran oksigen dan karbon
dioksida
11. Kapiler: pembuluh darah di dinding alveoli yang menggerakkan oksigen dan karbon dioksida
3
12. Lobus paru-paru: bagian paru-paru berbentuk bulat, tiga di paru-paru kanan dan dua di paru-
paru kiri
14. Cilia: rambut kecil yang berguna menyaring debu dan alergen dari saluran pernapasan
15. Laring: organ berongga yang dapat mengeluarkan suara saat udara masuk dan keluar
Mamalia adalah hewan menyusui. Contohnya sapi, kambing, kelinci, kucing, dan anjing.
Di air, ada juga mamalia. Contohnya paus, dugong, singa laut, dan anjing laut. Manusia, dan
hewan mamalia bernapas dengan paru-paru. Udara masuk ke lubang hidung, tenggorokan,
kemudian paru-paru.
4
Gambar 2. Sistem pernafasan
Pada manusia dan mamalia lainnya, anatomi sistem pernapasan umumnya berupa saluran
pernapasan. Saluran tersebut dibagi menjadi saluran pernapasan atas dan bawah. Saluran atas
meliputi hidung, rongga hidung, sinus paranasal, faring, dan bagian laring di atas pita suara.
Saluran bawah, meliputi bagian bawah laring, trakea, bronkus, bronkiolus, dan alveolus. Bronkus
pertama yang bercabang dari trakea merupakan bronkus utama, baik di kanan maupun kiri.
Sebagai saluran dengan diameter terbesar kedua setelah trakea (1,8 cm), bronkus ini (berdiameter
1-1,4 cm), memasuki paru-paru di setiap hilum, tempat mereka bercabang menjadi bronkus
sekunder yang lebih sempit yang dikenal sebagai bronkus lobar, dan cabang ini menjadi bronkus
tersier yang lebih sempit yang dikenal sebagai bronkus segmental. Pembagian bronkus segmental
lebih lanjut (berdiameter 1 hingga 6 mm), dikenal sebagai bronkus segmental urutan 4, 5, dan 6,
atau dikelompokkan bersama sebagai bronkus subsegmental.
Sistem pernapasan pada mamalia seperti ampibi memiliki paru-paru. Namun, belum
sempurna atau dengan kata lain masihlah sederhana dan kurang elastik untuk memenuhi
keperluan fisiologis dalam tubuhnya, oleh karna itu amfibi memerlukan alat bantuan berupa
kulitnya dalam melakukan aktivitas respirasi tersebut. Dibandingkan dengan kelas mamalia yang
lain seperti amfibi, pada kelas mamalia dialah yang sudah mengalami perkembangan yang
sempurna. Pada sistem pernapasan mamalia alur hidung yang dimiliki mamalia mengandung
tulang-tulang turbinal yang bekelok-kelok. Sehingga memperluas permukaan olfaktori.
Laringnya memiliki atap dan mengandung pita sara. Memiliki dua paru-paru pada masing-
masing masuk kedalam ruang pleura yang terpisah. Fase aktif dalam pernafasan sendiri disebut
dengan inspirasi yang diikuti dengan terjadinya perataan dari diafragma dan elevasi pada tulang-
tulang iga dengan gerakan melengkung keluar.
Saat terbang, pernapasan burung dibantu dengan pundi-pundi udara. Pundi-pundi udara
merupakan kantong dengan dinding selaput yang sangat tipis dan elastis. Pundi-pundi udara
5
tersebut terletak diantara otot, tulang, dan otot-otot tubuh. Pada waktu terbang, sayap burung
digerakkan oleh otot-otot dada. Aktivitas otot-otot dada ini akan mengganggu proses pemasukan
udara oleh paru-paru (inspirasi). Udara pernapasan masuk melalui hidung lalu ke trakea dan
bronkus menuju paru-paru dan dialirkan ke pundi-pundi udara. Oleh karena itu, oksigen diambil
dari udara yang terdapat dalam pundi-pundi udara. Udara dari pundi-pundi dialirkan ke paru-
paru dengan cara menekan pundi-pundi (ekspirasi). Dalam paru-paru terjadi lagi penyerapan
oksigen. Jadi, penyerapan oksigen dapat berlangsung dua kali yakni pada saat inspirasi dan
ekspirasi. Saat burung terbang melayang tanpa mengepakkan sayapnya, burung berkesempatan
mengisi kembali pundi-pundi udaranya. Ketika burung hinggap, burung bernapas menggunakan
paru-paru. Jalannya pernapasan pada burung yang terbang atau tidak terbang adalah sebagai
berikut: Udara masuk melalui hidung → tenggorokan → paru-paru → pundi-pundi udara →
paru-paru → keluar melalui hidung.
Pada umumnya, burung memiliki lima pasang pundi-pundi udara yang diberi nama sesuai
dengan tempatnya, yakitu:
Alat pernapasan pada burung atau aves berupa paru-paru. Paru-paru pada burung
memiliki ukuran yang relatif kecil jika dibandingkan dengan ukuran tubuhnya namun pada
prinsipnya sistem pernapasan pada burung itu mirip dengan hewan mamalia lainnya, hanya saja
pada burung terdapat tambahan 9 kantong udara (saccus pneumatikus). Kantong udara ini
berfungsi sebagai perluasan paru-paru yang berfungsi untuk menampung udara cadangan
6
sedangkan pertukaran gas tetap dilakukan di dalam paru-paru. Kantong udara pada burung
terletak dibeberapa posisi yaitu 2 buah di leher, 1 buah diantara tulang selangka, 2 buah berada di
dada depan, 2 buah berada di dada belakang dan 2 buah kantong udara di perut. Paru-paru pada
burung terdapat pada dada bagian dalam yang kemudian diselimuti oleh lapisan pleura. Paru-
paru burung tersusun atas bronkus primer dan mesobronkus yang saling berhubungan.
Mesobronkus merupakan bronkiolus yang paling besar dimana memiliki dua cabang yakni dua
set bronkus sekunder anterior (ventrobronkus) dan bronkus sekunder posterior (porsobronkus).
Kedua bronkus sekunder ini dihubungkan oleh parabronkus dengan jumlah bisa sekitar 1000
buah dengan garis tengah kurang lebih 0,5 mm. Selain itu paru-paru juga berhubungan dengan
kantong-kantong udara.
7
hidung terdapat di ujung kepala atau moncong. Udara keluar dan masuk ke dalam paru-paru
karena gerakan tulang rusuk. Sistem pernafasan pada reptilia lebih maju dari Amphibi. Dinding
laring dibentuk oleh tulang rawan kriterokoidea dan tulang rawan krikodea. Trakhea dan
bronkhus berbentuk panjang dan dibentuk oleh cincin-cincin tulang rawan. Tempat percabangan
trakhea menjadi bronkhus disebut bifurkatio trakhea. Bronkhus masuk ke dalam paru-paru dan
tidak bercabang-cabang lagi. Paru-paru reptilia berukuran relatif besar, berjumlah sepasang.
Struktur dalamnya berpetak-petak seperti rumah lebah, biasanya bagian anterior lebih banyak
berpetak daripada bagian posterior.
Paru-paru reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang berfungsi
memperbesar permukaan pertukaran gas.Pada reptilia pertukaran gas tidak efektif. Pada kadal,
kura-kura, dan buaya paru-paru lebih kompleks, dengan beberapa belahan – belahan yang
membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada beberapa jenis kadal misalnya
bunglon Afrika mempunyai pundi-pundi hawa cadangan yang memungkinkan hewan tersebut
melayang di udara.
Sistem pernapsan reptil ialah salah satu sistem penting dalam tubuh hewan reptil.
Gangguan dialami ketika alat pernapasan reptil bisa berdampak buruk pada kelangsungan
hidupnya. Reptil hidup di air dan darat jadi berdampak pada pencemaran uadara dan berakibat
fatal untuk kelangsungan spesies.
8
tulang rusuk berelaksasi – rongga dada mengecil – paru-paru mengecil – CO2 dari
jaringan tubuh menuju jantung melalui darah – paru-paru – bronkiolus – trakea yang
panjang – anak tekak – rongga mulut – lubang hidung.
Sistem pernapasan pada hewan amphibi tidak jauh berbeda dengan sistem pernapasan
hewan vertebrata dan sistem pernapasan pada manusia dan lebih kompleks dari sistem
pernapasan pada hewan invertebrata . Organ utama sistem pernafasan amphibi adalah paru-paru,
permukaan kulit dan insang (pada saat katak masih berudu dan hidup didalam air). Alat-alat
pernapasan amphibi hampir sama dengan alat-alat pernapasan manusia namun lebih sederhana.
Mekanisme pernapasan ketika katak masih berupa berudu berbeda dengan mekanisme
pernapasan ketika katak sudah bermetamorfosis menjadi katak dewasa. Daur hidup katak sebagai
hewan amphibi dimulai saat katak bertelur dan telur-telur amphibi biasanya akan dikeluarkan
didalam air. Telur yang menetas dalam air akan menjadi larva yang berbentuk berudu dan
selanjutnya akan tumbuh dan bermetamorfosis menjadi hewan amphibi dewasa. Alat-alat
pernapasan hewan amphibi berbeda dengan sedikit berbeda dengan alat-alat pernapasan pada
manusia dan bergantung pada fase daur hidupnya. Pada saat fase berudu, amphibi akan bernapas
dengan bantuan insang sementara saat dewasa hewan amphibi akan menggunakan paru-paru dan
permukaan kulitnya yang tipis dan lembab.
1. Insang
Insang pada berudu terletak di belakan kepala berudu dan terdiri dari 3 pasang. Insang
pada berudu akan bergetar dan oksigen yang larut dalam air akan terserap dan selanjutnya akan
masuk ke kapiler darah yang banyak jumlahnya dalam insang melalui proses difusi. Setelah
9
berumur 12 hari insang dalam pada berudu amphibi akan berubah menjadi insang luar yang
tertutup oleh lapisan kulit.Fungsi insang pada berudu hampir sama dengan fungsi insang pada
sistem pernafasan pada ikan.
2. Kulit
Pernapasan pada amphibi juga berlangsung melalui kulitnya. Kulit amphibi tipis dan
lembab serta banyak memiliki kapiler darah. Hal inilah yang memungkinkan katak dapat
melangsungkan proses difusi oksigen dari lingkungan luar ke dalam tubuh. Mekanisme
pernapasan melalui kulit dimulai saat oksigen masuk ke dalam tubuh melalui kulit dan
selanjutnya akan dibawa melalui pembuluh vena pada kulit paru-paru yang yang disebut vena
pulmo kutanea. Selanjutnya oksigen dari vena pulmo kutanea akan menuju jantung dan dialirkan
keseluruh tubuh untuk proses metabolisme. Proses ekspirasi terjadi saat karbon dioksida
dipompa oleh jantung ke dalam paru-paru dan permukaan kulit dan selanjutnya karbon dioksida
akan dikeluarkan melalui arteri kulit paru-paru (arteri pulmo kutanea) lewat proses difusi.
3. Paru-paru
Paru-paru hewan amphibi memuliki fungsi yang sama dengan fungsi paru-paru
manusia namun memiliki bagian-bangian yang berbeda dengan bagian-bagian paru-paru
manusia. Paru-paru amphibi masih dapat dibilang sederhana dan terdiri dari sepasang kantung
tipis menyerupai balon dan elastis. Paru-paru amphibi berwarna kemerahan karena banyak
mengandung pembuluh kapiler darah. Paru-paru terhubung dengan rongga mulut hewan amphibi
melalui saluran bronkus yang pendek yang meiliki celah atau lubang pada rongga mulut yang
disebut glotis. Pada glotis inilah juga terdapat larynx atau kotak suara. Fungsi bronkus pada
hewan amphibi tidak jauh berbeda dengan fungsi bronkus manusia dan sistem paru-parunya
sama dengan sistem pernapasan pada mamalia.
Mekanisme pernafasan katak juga tidak jauh berbeda dengan sistem pernapasan
manusia. Amphibi dapat mengambil oksigen diudara melalui lubang nostril pada hidungnya dan
selanjutnya dibawa ke paru-paru. Namun, berbeda dengan manusia, katak tidak memiliki
diafragma sehingga rongga dadanyya tidak bisa membesar dan mengecil. Mekanisme pernapasan
hewan amphibi juga diatur oleh beberapa jenis otot yaitu otot rahang bawah (musculus
submandibularis), otot sternohyodeus (musculus sternohyoideus), otot geniohyoideus (musculus
geniohyoideus), dan otot perut. Berikut adalah mekanisme fase inspirasi dan ekspirasi pada
hewan amphibi dan biasanya fase tersebut terjadi saat rongga mulut menutup.
4. Fase Inspirasi
Otot sternohioideus berkontraksi –> rongga mulut membesar –> Oksigen masuk melalui
koane (celah hidung) –> koane menutup –> otot submandibularis dan otot geniohioideus
berkontraksi –> rongga mulut mengecil –> O2 terdorong ke paru-paru melalui celah-celah –>
10
pertukaran gas di paru-paru (Oksigen diikat oleh darah di kapiler dinding paru-paru,
karbondioksida dilepaskan ke lingkungan).
5. Fase Ekspirasi
Terjadi pertukaran gas di paru-paru –> otot submandibularis berelaksasi –> otot perut dan
sternohioideus berkontraksi –> paru-paru mengecil –> udara tertekan keluar dan masuk ke
rongga mulut –> koane membuka –> celah tekak menutup –> otot submandibularis dan
geniohioideus berkontraksi –> rongga mulur mengecil –> karbondioksida terdorong keluar
melalui koane. Demikian sistem pernapasan pada hewan amphibi berikut penjelasannya.
Keseluruhan alat yang ada pada sistem pernapasan hewan amphibi dapat bekerja normal dalam
kondisi lingkungan yang baik. Dampak pencemaran udara dapat mempengaruhi keberlangsungan
hidup dan spesies hewan amphibi.
Sebagian besar ikan menggunakan alat pernapasan yang disebut insang. Pada ikan
bertulang sejati, seperti ikan mas, insangnya memiliki tutup pelindung insang yang disebut
operkulum. Namun, bagian ini tidak dimiliki ikan hiu. Insang berada pada sisi sebelah kanan dan
sisi sebelah kiri kepala ikan, tepatnya terletak di dalam rongga insang. Setiap sisinya terdapat
lembar insang berjumlah 5-7 buah, Masing-masing insang ini dipisahkan oleh sebuah celah
insang. Insang ikan memiliki bagian-bagian penting seperti lengkung insang yang berasal dari
tulang rawan, rigi-rigi insang yang berguna sebagai penyaring air saat bernapas, dan filamen /
lembaran insang yang berwarna merah muda dengan bentuk seperti sisir. Warna merah muda
menunjukkan bahwa lembaran insang terdapat pembuluh kapiler darah. Sehingga, sangat wajar
bila pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi di daerah ini.
Ketika bernapas, ikan menggunakan dua fase pernapasan, yakni fase inspirasi dan
fase ekspirasi. Fase inspirasi terjadi jika air masuk ke dalam rongga mulut ikan. Masuknya air
karena dipengaruhi tekanan udara dalam rongga mulut yang lebih kecil daripada tekanan udara
di air. Sementara itu, fase ekspirasi terjadi saat rongga mulut ikan tertutup. Akibatnya, udara
11
masuk ke insang secara difusi. Secara bersamaan operkulum terbuka. Akibatnya, air mengalir
melalui celah insang dan menyentuh lembaran-lembaran insang. Secara otomatis,
karbondioksida dilepaskan oleh darah dan sebaliknya oksigen diikat.
Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki banyak kapiler, sehingga
memungkinkan O2 berdifusi masuk dan CO2 berdifusi keluar. Pada ikan bertulang sejati
(Osteichthyes) insangnya dilengkapi dengan tutup insang (operkulum), sedangkan pada ikan
bertulang rawan (Chondrichthyes) insangnya tidak mempunyai tutup insang. Selain bernapas
dengan insang, ada pula kelompok ikan yang bernapas dengan gelembung udara (pulmosis),
yaitu ikan paru-paru (Dipnoi). Insang tidak hanya berfungsi sebagai alat pernapasan, tetapi juga
berfungsi sebagai alat ekskresi garam-garam, penyaring makanan, alat pertukaran ion, dan
osmoregulator.
Alat respirasi pada hewan bervariasi antara hewan yang satu dengan hewan yang lain,
ada yang berupa paru-paru, insang, kulit, trakea, bahkan ada beberapa organisme yang belum
mempunyai alat khusus sehingga oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh,
contohnya pada hewan bersel satu, porifera, coelenterate, protozoa, dan cacing pada keempat
hewan ini oksigen berdifusi dari lingkungan melalui rongga tubuh.
Hewan dalam golongan ini melakukan pernapasan melalui seluruh permukaan selnya. Oksigen
dan karbon dioksida masuk dan keluar melalui membran sel secara difusi. Oksigen dan karbon
dioksida tersebut merupakan gas-gas yang terlarut di dalam air. Contoh: amoeba sp. (purnama ,
2017)
Saat amoeba bernapas, konsentrasi oksigen dalam sel semakin berkurang (rendah),
dsedangkan sisa metabolisme yang berupa karbondioksida didalam sel semakin tinggi
12
konsentrasinya. Di sisi lain, konsentrasi oksigen dalam air lebih tinggi dari pada di dalam sel,
sementara konsentrasi oksigennya lebih rendah. Akibatnya, oksigen dari luar akan berdifusi
kedalam sel , sementara karbon dioksida berdifusi keluar sel menuju air.
Hewan filum ini tubuhnya tersusun atas banyak sel dan memiliki jaringan yang sangat
sederhana. Porifera tidak memiliki alat pernapasan khusus. Udara pernapasan dipertukarkan
langsung oleh sel-sel di permukaan tubuh atau oleh sel-sel leher yang bersentuhan denan air.
Contoh: spongia sp. (purnama,2017).
Hewan phylulm coelenterata tubuhnya tersusun atas banyak sel dan memiliki jaringan.
Hewan ini tidak memiliki alat pernapasan yang lengkap. Alat bantu pernapasan berupa lekukan-
lekukan lapisan gastrodermal yang berada sedikit di bawah mulut, yang disebut sifonoglifa.
Namun sel-sel di permukaan tubuh yang lain juga dapat melakukan pertukaran gas dengan
lingkungannya. Contoh: aurelia aurita, hydra sp., dan metrium sp. (ubur-ubur) (purnama,2017).
13
Gambar 10. Respirasi pada coelentrata
14
Melalui kulitnya , oksigen dari luar berdifusi ke dalam tubuh secara proses difusi.
Hemoglobin yang terkandung dalam darah akan mengikat oksigen tersebut untuk di alirkan ke
seluruh tubuh. Sementara, hasil metabolisme yang berupa karbon dioksida di keluarkan melalui
permukaan tubuh cacing. Pertukaran gas melewati permukaan tubuh pada cacing ini dinamakan
juga pernapasan integumenter.
Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga dan arthropoda
lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di kerangka luar (eksoskeleton)
yang disebut spirakel (stigma). Spirakel berbentuk pembuluh silindris yang berlapis zat kitin, dan
terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel menpunyai katup yang dikontrol oleh
otot sehingga membuka dan menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel
terbuka selama serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat (purnama ,2017).
Saat serangga melakukan pernapasan , udara masuk melalui bagian yang terletak pada
permukaan tubuh. Bagian tersebut yaitu spirakel. Spirakel yang dilindungi oleh bulu halus
berfungsi sebagai penyaring debu dan benda asing yang masuk menuju trakea. Setelah itu udara
tersebut akan melewati pipa kecil yang disebut trakeola. Oksigen akan berdifusi masuk kedalam
sel tubuh trakeola, sedangkan karbon dioksida akan berdifusi keluar lingkungan melewati trakea.
Apabila serangga sedang aktif dan menggunakan banyak oksigen , sebagian besar cairan
yang berwarna biru akan ditarik kedalam tubuh. Akibatnya, luas permukaan udara yang
berkontak langsung dengan sel akan semakin luas. Seekor serangga yang mempunyai laju
metabolisme yang lebih tinggi mengakibatkan otot akan berkontraksi dan berelaksasi secara
15
bergantian sehingga tubuh bisa menggembung dan membuat udara akan secara cepat terpompa
melalui sistem trakea.
Hewan bertubuh lunak (Mollusca) yang hidup di air, seperti siput , cumi-cumi, dan
kerang (bivalvia) bernapas menggunakan insang. Mollusca yang hidup didarat (bekicot)
bernapas menggunakan paru-paru.Mekanisme Pernapasan nya antara lain meliputi: oksigen dari
luar -> masuk ke tubuh -> melalui paru-paru (moluska darat) / insang (moluska air) -> menuju
ke jantung -> melalui aorta -> menyebar ke hemosoel.
Di samping itu, kadang-kadang rongga mantel juga dapat melakukan fungsi respirasi.
Pulmonum merupakan jalinan antara pembuluh-pembuluh darah yang berhubungan langsung
dengan jantung.
Kalajengking dan laba-laba besar (arachnida) yang hidup di darat memiliki alat
pernapasan berupa paru-paru buku, sedangkan jika hidup di air bernapas dengan insang buku.
Paru-paru buku memiliki gulungan yang berasal dari invaginasi perut. Masing-masing paru-paru
buku ini memiliki lembaranlembaran tipis (lamela) yang tersusun berjajar. Paruparu buku ini
juga memiliki spirakel tempat masuknya oksigen dari luar. Keluar masuknya udara disebabkan
oleh gerakan otot yang terjadi secara teratur. Udara dari luar masuk melalui spirakel secara
difusi, selanjutnya udara masuk di antara sel-sel lamela berdifusi dengan pembuluh darah sekitar
lamela .Baik insang buku maupun paru-paru buku keduanya mempunyai fungsi yang sama
seperti fungsi paru-paru pada vertebrata. (purnama,2017).
16
Gambar 15. Alat respirasi laba-laba.
Kecepatan difusi oksigen dari udara, tergantung sari beberapa faktor, seperti kekeruhan
air, suhu, salinitas, pergerakan massa air dan udara seperti arus, gelombang dan pasang surut.
ODUM (1971) menyatakan bahwa kadar oksigen dalam air laut akan bertambah dengan semakin
rendahnya suhu dan berkurang dengan semakin tingginya salinitas. Pada lapisan permukaan,
kadar oksigen akan lebih tinggi, karena adanya proses difusi antara air dengan udara bebas serta
adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya kedalaman akan terjadi penurunan kadar
oksigen terlarut, karena proses fotosintesis semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada
banyak digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik Keperluan
organisme terhadap oksigen relatif bervariasi tergantungpada jenis, stadium dan aktifitasnya.
17
Kebutuhan oksigen untuk ikan dalam keadaan diam relatif lebih sedikit apabila dibandingkan
dengan ikan pada saat bergerak atau memijah.
Jenis-jenis ikan tertentu yang dapat menggunakan oksigen dari udara bebas, memiliki
daya tahan yang lebih terhadap perairan yang kekurangan oksigen terlarut (WARDOYO, 1978).
Kandungan oksigen terlarut (DO) minimum adalah 2 ppm dalam keadaan nornal dan tidak
tercemar oleh senyawa beracun (toksik). Kandungan oksigen terlarut minimum ini sudah cukup
mendukung kehidupan organisme (SWINGLE, 1968). Idealnya, kandungan oksigen terlarut
tidak boleh kurang dari 1,7 ppm selama waktu 8 jam dengan sedikitnya pada tingkat kejenuhan
sebesar 70 % (HUET, 1970). KLH menetapkan bahwa kandungan oksigen terlarut adalah 5 ppm
untuk kepentingan wisata bahari dan biota laut (ANONIMOUS, 2004).
18
itu dari tekanan parsial yang tinggi ke rendah, molekul oksigen akan berdifusi ke dalam kapiler
arteri paru-paru.
Oksigen yang ada di kapileri diikat oleh eritrosit yang mengandung haemobglobin.
Semakin tinggi tekanan parsial oksigen di dalam alveolus, semakin banyak oksigen yang terikat
oleh haemoglobin.
Setelah itu, haemoglobin akan mengangkut oksigen ke jaringan tubuh terus berdifusi ke
sel-sel tubuh buat respirasi. Oksigen ini akan dipakai oleh sel-sel tubuh dan jaringan tubuh untuk
proses respirasi di mitokondria sel. Semakin banyak molekul oksigen yang dipakai, semakin
banyak molekul karbon dioksida yang terbentuk dari prose respirasi. Molekul karbon dioksida
yang di dalam jaringan tubuh akan berdifusi ke kapiler vena sel-sel tubuh. Lalu, karbon dioksida
akan dibawa oleh eritrosit ke paru-paru. Di paru-paru, CO2 akan berdifusi ke dalam alveolus.
CO2 itu dibawa keluar sebab saat CO2 bereaksi dengan air di eritrosit, akan
menghasilkan asam karbonat yang menurunkan pH ke sekitar 4,5. Darah yang bersifat asam bisa
melepaskan oksigen lebih banyak ke sel-sel dan jaringan tubuh yang memerlukannya.
1. Tekanan parsial gas, semakin tinggi tekanan parsial gas, semakin cepat proses difusi.
2. Permeabilitas membrane respirasi
3. Luas permukaan membrane respirasi
4. Kecepatan sirkulasi darah di paru-paru
5. Kecepatan reaksi kimia yang terjadi di dalam darah.
Proses penting yang membantu insang mengambil oksigen dari air adalah ventilation
(ventilasi) yang merupakan suatu proses peningkatan aliran medium hidup yang mengandung
oksigen (dalam hal ini air) pada permukaan organ pernapasan (dalam hal ini insang). Pengaturan
pipa-pipa kapiler darah pada insang ikan juga meningkatkan proses pertukaran gas dan
menurunkan energi yang diperlukan untuk menjalankan proses ventilisasi. Darah pada insang
mengalir pada arah berlawanan pergerakan air pada insang. Hal ini memungkinkan oksigen
bergerak dari air kedalam darah secara sangat efisien dengan menggunakan proses
countercurrent exchange (pertukaran arus bolak-balik).Selalu terdapat perbedaan konsentrasi
oksigen antara air dan darah dimana air selalu memiliki konsentrasi oksigen yang lebih tinggi.
Perbedaan ini memungkinkan terjadinya difusi dari air menuju ke darah.
19
Gambar . proses insipirasi dan ekspirasi dengan adanya bantuan ventilasi
Mekanisme pernapasan pada ikan yaitu pertukaran gas CO2 dan O2 terjadi secara difusi
katika air dari habitat yang masuk kedalam mulut terdorong kearah daerah insang. Pada waktu
mulut membuka, air masuk ke dalam rongga mulut sedangkan tutup insang menutup dan pada
waktu menutup, tutup insang membuka dan air dari rongga mulut keluar melalui insang. O2 yang
banyak dikandung dalam air akan diikat oleh hemoglobin darah, sedangkan bersamaan dengan
keluarnya air melalui insang CO2 yang dikandung didalam darah akan dikeluarkan keperaiaran.
Darah yang sudah banyak mengandung O2 kemudian diedarkan kembali ke seluruh organ tubuh.
Beberapa jenis ikan mempunyai labirin yang merupakan perluasan ke atas dari insang dan
membentuk lipatan-lipatan sehingga merupakan rongga-rongga tidak teratur. Labirin ini
berfungsi menyimpan cadangan 02 sehingga ikan tahan pada kondisi yang kekurangan O2
(cahyani,2016).
Insang adalah organ khusus yang mengandung filamen, yang selanjutnya membelah
menjadi lamela. Lamela mengandung jejaring kapiler berdinding tipis yang memaparkan secara
luas area pertukaran gas dengan volume air yang sangat besar yang melewatinya.
20
Air diambil melalui mulut dengan menutup operkulum (penutup insang) dan
memperbesar rongga mulut . Secara bersamaan, ruang insang membesar dan menghasilkan
tekanan yang lebih rendah dibandingkan mulut sehingga air mengalir melalui insang. Rongga
mulut kemudian berkontraksi menginduksi penutupan katup mulut secara pasif untuk mencegah
air mengalir balik dari mulut. Sebaliknya, air di mulut dipaksa melewati insang, sementara ruang
insang berkontraksi untuk mengosongkan air yang dikandungnya melalui bukaan
operkulum (storer,1997).
Aliran balik ke ruang insang selama fase inhalasi dicegah oleh membran di sepanjang
batas ventroposterior operkulum.Dengan demikian, rongga mulut dan ruang insang bekerja
bergantian sebagai pompa isap dan pompa tekanan untuk mempertahankan aliran air yang stabil
ke insang dalam satu arah. Karena darah pada kapiler lamela mengalir berlawanan arah dengan
air, aliran yang berlawanan ini mempertahankan gradien konsentrasi yang curam bagi oksigen
dan karbon dioksida di sepanjang masing-masing kapiler (diagram yang lebih rendah pada. Oleh
karenanya, oksigen dapat terus-menerus berdifusi ke dalam darah, sementara karbon dioksida ke
dalam air.] Meskipun sistem pertukaran arus balik secara teoretis memungkinkan pemindahan
gas pernapasan yang hampir komplit dari satu sisi penukar ke sisi lainnya, tetapi pada ikan,
umumnya kurang dari 80% oksigen dalam air yang mengalir melalui insang, ditransfer ke darah.
(campbell,1990).
Ketika burung terbang, pernapasan burung dibantu oleh pundi-pundi udara (sakus
pneumaticus). Pundi-pundi udara yakni ialah kantong dengan dinding selaput yang sangat tipis
dan elastis. Pundi-pundi udara tersebut berada diantara tulang, dan otot-otot pada tubuh.
Ketika burung terbang, sayap burung digerakkan oleh otot-otot dada. Aktivitas otot-otot
dada ini bisa mengganggu proses pemasukan udara oleh paru-paru. Udara pernapasan masuk
melalui hidung lalu kemudian trakea dan bronkus menuju paru-paru dan dialirkan ke pundi-
21
pundi udara. Oleh sebab itu, oksigen diambil dari udara yang ada dalam pundi-pundi udara.
Udara dari pundi-pundi dialirkan ke paru-paru dengan cara menekan pundi-pundi. Dalam paru-
paru terjadi lagi penyerapan oksigen. Maka, penyerapan oksigen bisa berlangsung dua kali yakni
pada saat inspirasi dan juga pada saat ekspirasi.
Burung tidak mempunyai diafragma yang membantu kontraksi otot. Sebagai gantinya
otot tulang rusuk akan berkontraksi. Ketika otot tulang rusuk berkontraksi yakni pada saat tulang
rusuk bergerak ke depan menyebabkan rongga dada membesar.
1. Fase inspirasi : Pada saat tulang rusuk berkontraksi, rongga dada akan membesar sehingga
udara dari luar akan masuk melalui hidung, menuju trakea, bronkus, serta bagian kecil udara
masuk ke paru-paru dan yang sebagian besar masuk ke kantong udara bagian posterior. Udara
yang berada di dalam kantong udara bagian belakang tadi akan mengalirkan sisa udara ke paru-
paru. Saat inilah sebagian oksigen masuk ke paru-paru dan O2 berdifusi ke dalam darah kapiler,
dan sebagian udara dilanjutkan masuk ke dalam katong-kantong udara.
2. Fase Ekspirasi : tulang rusuk kembali ke posisi semula – rongga dada mengecil – tekanan
membesar. Pada saat ini udara dalam alveolus dan udara dalam kantong-kantong hawa bersama-
sama keluar melalui paru-paru. Pada saat melewati alveolus, O 2 diikat oleh darah kapiler
alveolus, dan darah melepas CO2. Dengan demikian, pertukaran gas CO2 dan
O2 dapat berlangsung saat inspirasi dan ekspirasi.
22
1. Fase Inspirasi : Pada saat sayap diangkat, kantong udara antar tulang korakoid terjepit,
sedangkan kantong udara ketiak mengembang, akibatnya udara masuk ke kantong udara
ketiak melawati paru-paru, terjadilah inspirasi. Saat melewati paru-paru akan terjadi pertukaran
gas O2 dan CO2.
2. Fase Ekspirasi : Sebaliknya pada saat sayap diturunkan, kantong udara ketiak terjepit,
sedangkan kantong udara antar tulang korakoid mengembang, sehingga udara mengalir keluar
dari kantong udara melewati paru-paru sehingga terjadilah ekspirasi. Saat melewati paru-paru
akan terjadi pertukaran gas O2 dan CO2. Dengan cara inilah inspirasi dan ekspirasi udara dalam
paru-paru burung saat terbang. Jadi pertukaran gas pada burung saat terbang juga berlangsung
saat inspirasi dan ekspirasi.
23
2.9 Mekanisme Transport Gas CO2 dan O2
Air beroksigen masuk ke tubuh melalui pori-pori -> oksigen dalam air masuk melalui koanosit
secara difusi dibawa ke mitokondria -> oksigen dipakai mengurai senyawa organik ->
menghasilkan karbon dioksida -> karbon dioksida larut dalam air -> air dibawa menuju membran
-> keluar dari membran menuju spongosol -> digerakkan sel flagellum koanosit -> keluar
melalui oskulum.
Porifera bernapas dengan cara memasukkan air melalui pori-pori (ostium) yang terdapat
pada seluruh permukaan tubuhnya, masuk ke dalam rongga spongocoel. Proses pernapasan
selanjutnya dilakukan oleh sel leher (koanosit), yaitu sel yang berbatasan langsung dengan
rongga spongocoe. Aliran air yang masuk melalui ostium menuju rongga spongocoel membawa
oksigen sekaligus zat-zat makanan. Pengikatan O2 dan pelepasan CO2 dilakukan oleh sel leher
(koanosit). Selain melakukan fungsi pernapasan, sel leher sekaligus melakukan proses
pencernaan dan sirkulasi zat makanan. Selanjutnya, air keluar melalui oskulum.
Oksigen dari lingkungan berdifusi -> masuk ke kapiler darah pada kulit -> oksigen diikat
hemoglobin -> darah diedarkan ke seluruh tubuh -> menghasilkan karbon dioksida -> karbon
dioksida berdifusi keluar melalui kulit
Oksigen dari lingkungan berdifusi -> masuk ke kapiler darah pada kulit -> oksigen diikat
hemoglobin -> darah diedarkan ke seluruh tubuh -> menghasilkan karbon dioksida -> karbon
dioksida berdifusi keluar melalui kulit
24
Cacing menggunakan permukaan tubuhnya untuk bernapas. Hewan ini memanfaatkan
permukaan kulitnya untuk bernapas. Oleh karena itu, kulit cacing tanah selalu basah untuk
memudahkan terjadinya pertukaran udara. Di bawah permukaan kulitnya yang basah tersebut,
ternyata terdapat kapiler-kapiler darah. Melalui kapiler ini, oksigen berdifusi masuk ke dalam
kulit, lalu ditangkap dan diedarkan oleh sistem peredaran darah. Sebaliknya, karbon dioksida
yang terkandung dalam darah dilepaskan dan berdifusi keluar tubuh.
Sebagian besar Vermes bernapas menggunakan permukaan tubuhnya, misalnya anggota filum
Platyhelminthes yaitu Planaria dan anggota filum Annelida yaitu cacing tanah (Pheretima sp.).
Namun, pada beberapa Annelida bernapas dengan insang, misalnya Annelida yang hidup di air
yaitu Polychaeta (golongan cacing berambut banyak) ini bernapas menggunakan sepasang
porapodia yang berubah menjadi insang.
Mekanisme pernapasan pada serangga, misalnya belalang, adalah sebagai berikut :jika
otot perut belalang berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga udara kaya coz keluar.
Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka trakea kembali pada volume semula
sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya
udara di luar yang kaya 02 masuk ke trakea. Sistem trakea berfungsi mengangkut o2 dan
mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut c02 basil respirasi untuk
dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari
makanan dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan. Di bagian ujung trakeolus terdapat
cairan sehingga udara mudah berdifusi ke jaringan. Pada serangga air seperti nyamuk udara
diperoleh dengan menjulurkan tabung pernapasan ke permukaan air untuk mengambil udara.
Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam di air dalam waktu
25
lama. Misalnya, kepik notonecta sp. Mempunyai gelembung udara di organ yang menyerupai
rambut pada permukaan ventral. Selama menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui
sistem trakea ke sel-sel pernapasan. Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea
yang berfungsi menyerap udara dari air, atau pengambilan udara melalui cabangcabang halus
serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui pembuluh trakea.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
27
trakea yang panjang => anak tekak => rongga mulut => lubang hidung. Pada Reptilia yang hidup
di air, lubang hidung dapat ditutup ketika menyelam.Studi tentang reptil, historis dikombinasikan
dengan amfibi, disebut herpetologi. Reptil (ular, kadal, kura-kura, buaya, bunglon, dsb.)
bernapas menggunakan paru-paru.
Insang pada berudu terletak di belakan kepala berudu dan terdiri dari 3 pasang. Insang
pada berudu akan bergetar dan oksigen yang larut dalam air akan terserap dan selanjutnya akan
masuk ke kapiler darah yang banyak jumlahnya dalam insang melalui proses difusi. Setelah
berumur 12 hari insang dalam pada berudu amphibi akan berubah menjadi insang luar yang
tertutup oleh lapisan kulit. Pernapasan pada amphibi juga berlangsung melalui kulitnya. Kulit
amphibi tipis dan lembab serta banyak memiliki kapiler darah. Hal inilah yang memungkinkan
katak dapat melangsungkan proses difusi oksigen dari lingkungan luar ke dalam tubuh. Paru-
paru hewan amphibi memuliki fungsi yang sama dengan fungsi paru-paru manusia namun
memiliki bagian-bangian yang berbeda dengan bagian-bagian paru-paru manusia. Paru-paru
amphibi masih dapat dibilang sederhana dan terdiri dari sepasang kantung tipis menyerupai
balon dan elastis. Paru-paru amphibi berwarna kemerahan karena banyak mengandung pembuluh
kapiler darah. Paru-paru terhubung dengan rongga mulut hewan amphibi melalui saluran bronkus
yang pendek yang meiliki celah atau lubang pada rongga mulut yang disebut glotis.
Ketika bernapas, ikan menggunakan dua fase pernapasan, yakni fase inspirasi dan fase
ekspirasi. Fase inspirasi terjadi jika air masuk ke dalam rongga mulut ikan. Masuknya air karena
dipengaruhi tekanan udara dalam rongga mulut yang lebih kecil daripada tekanan udara di air.
Sementara itu, fase ekspirasi terjadi saat rongga mulut ikan tertutup. Akibatnya, udara masuk ke
insang secara difusi. Secara bersamaan operkulum terbuka. Akibatnya, air mengalir melalui
celah insang dan menyentuh lembaran-lembaran insang. Secara otomatis, karbondioksida
dilepaskan oleh darah dan sebaliknya oksigen diikat.
28
. Porifera tidak memiliki alat pernapasan khusus. Udara pernapasan dipertukarkan langsung oleh
sel-sel di permukaan tubuh atau oleh sel-sel leher yang bersentuhan denan air.\
Alat bantu pernapasan berupa lekukan-lekukan lapisan gastrodermal yang berada sedikit
di bawah mulut, yang disebut sifonoglifa. Namun sel-sel di permukaan tubuh yang lain juga
dapat melakukan pertukaran gas dengan lingkungannya
Cacing bernapas menggunakan permukaan tubuh atau kulitnya , oksigen dari luar
berdifusi ke dalam tubuh secara proses difusi. Hemoglobin yang terkandung dalam darah akan
mengikat oksigen tersebut untuk di alirkan ke seluruh tubuh. Sementara, hasil metabolisme yang
berupa karbon dioksida di keluarkan melalui permukaan tubuh cacing. Pertukaran gas melewati
permukaan tubuh pada cacing ini dinamakan juga pernapasan integumenter.
Apabila serangga sedang aktif dan menggunakan banyak oksigen , sebagian besar cairan
yang berwarna biru akan ditarik kedalam tubuh. Akibatnya, luas permukaan udara yang
berkontak langsung dengan sel akan semakin luas. Seekor serangga yang mempunyai laju
metabolisme yang lebih tinggi mengakibatkan otot akan berkontraksi dan berelaksasi secara
bergantian sehingga tubuh bisa menggembung dan membuat udara akan secara cepat terpompa
melalui sistem trakea.
29
Hewan darat bernapas melalui pernapasan paru-paru. Proses pertukaran gas, oksigen ke
karbon dioksida, dikenal sebagai proses pernapasan. Hewan darat melakukan pertukaran gas ini
terus menerus. Pada hewan yang lebih kompleks, gas-gas ini harus diproses melalui sistem
pernapasan. Pada mamalia dan reptil, kantung udara ini disebut alveolus (bentuk jamak: alveoli),
tetapi pada burung dinamakan atria. ada sebagian besar ikan dan sejumlah hewan akuatik
lainnya, pernapasan berlangsung pada insang, yang merupakan organ eksternal (baik sebagian
maupun sepenuhnya), yang terendam dalam lingkungan perairan. Air akan mengalir melewati
insang dengan berbagai cara, baik aktif ataupun pasif. Pertukaran gas terjadi di insang yang
terdiri dari filamen tipis atau sangat datar, serta lamela yang mempertemukan secara luas
jaringan yang sangat tervaskularisasi dengan air.
3.2 SARAN
Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun
penyampaian materi, oleh karena itu kritik dan saran pembaca sangat dibutuhkan
DAFTAR PUSTAKA
Storer, Tracy I.; Usinger, R. L.; Stebbins, Robert C.; Nybakken, James W. (1997). General
Zoology(edisi ke-sixth). New York: McGraw-Hill. hlm. 668–670.ISBN 0-07-061780-5.
Purnomo, Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk SMA dan MA.
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.
Purba, Leony dan Nelius. 2020. Pengaruh Kandungan Oksigen Udara Sekolah Terhadap
Konsentrasi Belajar Siswa. JurnalEduMat Sains. 4(2). 169-182
Ferdinand, Fictor P dan Moekti Ariebowo.2009.Praktis Belajar Biologi 2 untuk SMA/MA Kelas
XI. Jakarta: Visindo Media Persada.
30
Sri, Lestari Endang.2009.Biologi 2 Makhluk Hidup Dan Lingkungannya Untuk SMA/MA Kelas
XI. Solo: CV Putra Nugraha.
Rochmah, S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XI. Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 346
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD) Sebagai Salah
Satu Indikator Untuk Menentukan Kualitas Perairan. Oseana. Vol. XXX No. 3. 21-26
31