PKN Cek List

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 45

ANOMALI REMBESAN MINYAK PADA

TRAFO 3 DI GARDU INDUK 150 KV BANYUDONO

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

Disusun Oleh :

Geraldy Daniswara (D400150130)


Sugeng Hariyadi M.P (D400150151)
Izzul Fikri (D400150157)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


2019

1
LEMBAR PENGESAHAN

ANOMALI REMBESAN MINYAK PADA

TRAFO 3 DI GARDU INDUK 150 KV BANYUDONO

Praktek Kerja Nyata merupakan salah satu syarat untuk memenuhi kurikulum
Strata-1 Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Disusun oleh:
Geraldy Daniswara (D400150130)
Sugeng Hariyadi M.P. (D400150151)
Izzul Fikri (D400150157)

Surakarta , 21 Maret 2019


Mengetahui

Ketua Program Studi Telah Diperiksa dan di setujui


Teknik Elektro UMS Dosen Pembimbing

(Umar,ST.,M.T) (Agus Supardi, ST.,MT)


NIK. 731 NIK. 799

LEMBAR PENGESAHAN
2
ANOMALI REMBESAN MINYAK PADA

TRAFO 3 DI GARDU INDUK 150 KV BANYUDONO

Praktek Kerja Nyata merupakan salah satu syarat untuk memenuhi kurikulum
Strata-1 Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Disusun Oleh :
Geraldy Daniswara (D400150130)
Sugeng Hariyadi M.P (D400150151)
Izzul Fikri (D400150157)
Dilaksankan Pada tanggal :
04 Maret – 31 Maret 2019
Mengetahui,
Telah diperiksa dan di setuju, Manager

SPV Jargi Banyudono ULTG Salatiga

Alvin Budi K. Ali Rofii

8908190P3B 8206078P3B
PT.PLN (Persero) UPT SALATIGA

Manager

Andhy Dharma Setyawan

790647Z
KATA PENGANTAR

3
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, karunia serta izin-Nya lah penulis berhasil menyelesaikan laporan Praktek Kerja
Nyata (PKN) yang penulis beri judul “Anomali Rembesan Minyak Pada Trafo 3 di
Gardu Induk 150 kV Banyudono ”.

Praktek kerja nyata ini Penulis laksanakan selama kurang lebih satu bulan
terhitung tanggal 04 Maret 2019 sampai 31 Maret 2019. Praktek kerja nyata merupakan
salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memenuhi persyaratan akademik di Jurusan
Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kegiatan ini dapat menjadi
media pembelajaran bagi penulis untuk dapat menerapkan ilmunya di bangku
perkuliahan.
Selama proses pelaksanaan praktek kerja nyata, tidak lupa penulis sampaikan
penghargaan dan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan
dalam melaksanakan praktek kerja nyata dan menyusun laporan ini sehingga dapat
terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. Sofyan Anif, M.Si Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
2. Bapak Umar, S.T., M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas
Muhammadiyah Surakarta
3. Bapak Agus Supardi, ST.,MT selaku koordinator Praktek kerja nyata.
4. Bapak Agus Supardi, ST.,MT selaku Dosen pembimbing KP.
5. Bapak Andhy Dharma Setyawan selaku Manajer UPT Salatiga yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan praktek kerja nyata di UPT Salatiga.
6. Bapak Ali Rofii selaku Manajer ULTG Salatiga yang telah memberikan ijin dan
arahan untuk melaksanakan praktek kerja nyata di UPT Salatiga.
7. Bapak Alvin Budi K selaku pembimbing lapangan praktek kerja nyata yang
senantiasa memberikan pengarahan tentang teknis pelaksanaan praktek kerja
nyata.
8. Seluruh Staf dan karyawan PT. PLN (PERSERO) Unit Induk Transmisi Jawa

4
Bagian Tengah Unit Pelaksana Transmisi Salatiga ULTG Salatiga Gardu induk
150 kV Banyudono Kabupaten Boyolali atas kesediaan dan kerja samanya
selama pelaksanaan praktek kerja nyata.
9. Kepada orang tua saya yang telah membesarkan dan memberikan motivasi kuat
dalam melaksanakan praktek kerja nyata ini.
10. Rekan-rekan mahasiswa yang melaksanakan praktek kerja nyata yang juga
merupakan teman sekelompok selama pelaksanaan praktek kerja nyata.
11. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah
Surakarta yang telah memberikan masukan-masukan dalam penyusunan laporan
ini.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan maupun pembuatan
laporan Praktek kerja nyata ini, walaupun tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna dan sudah barang tentu
masih banyak kekurangannya baik segi teknik, penyajian dan bahasa. Oleh sebab itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dimasa
yang akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, 21 Maret 2019

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………............................................................................. i

5
LEMBAR PENGESAHAN UNIVERSITAS………………………………………………. ii
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN………………...……………………………. iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………... iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….. vi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………….. vii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………………. viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang…………………………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………. 1
1.3 Tujuan dan Manfaat…………………………………………………………….. 1
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan………………………………………………... 2
1.5 Batasan Masalah………………………………………………………………… 3
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah PT.PLN (Persero)……...……………………………………………….. 4
2.2 Visi, Misi, dan Motto Perusahaan………………………………………………. 4
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Umum…………………………………………………………………………… 7
3.2 Sistem Jaringan Trasmisi Listrik………………………………………………... 8
3.3 Struktur Trasmisi Tenaga Listrik Gardu Induk 150 kV Banyudono…...……….. 8
3.4 Gardu Transmisi………………………………………………………………… 8
3.5 Konsep Dasar Keandalan Sistem Transmisi……………………………………. 9
BAB IV METODE PENGAMBILAN DATA
4.1 Metode Pengumpulan Data……………………………………………………... 24
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………………… 35
5.2 Saran…………………………………………………………………………….. 35
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………. 36
LAMPIRAN………………………………………………………………………………… 37
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT.PLN (Persero) UPT Salatiga…………………………. 6


Gambar 3.1 Transformator Gardu Induk …………………...……………………………….. 8
Gambar 3.2 Transformator Tenaga 1 60 MVA Merk CG PAUWELS..………………….…. 11
Gambar 3.3 Transformator Tenaga 2 60 MVA Merk PAUWELS……………....………….. 13
Gambar 3.4 Transformator Tenaga 3 60 MVA Merk CG PAUWELS………….……....…... 15
Gambar 3.5 Prinsip Hukum Kirchoff………………………………………………………... 21
Gambar 3.6 Pengawatan Dasar Relay Differensial………………………………………….. 21
Gambar 3.7 Sistem Pengaman Relay Diferensial…………………………………………… 22
Gambar 4.1 Single Line Diagram Gardu Induk 150 kV BAnyudono..……………….……... 24
Gambar 4.2 Rembesan Trafo 3………………...…………………………………………….. 25
Gambar 4.3 Pengecekan kesehatan sebelum melakukan pekerjaan perbaikan trafo 3……… 29
Gambar 4.4 Melakukan yel-yel agar bersemangat saat bekerja…………………………...… 30
Gambar 4.5 Pemasangan bendera bahwa trafo 3 bahwa tidak beroperasi dikarenakan
adanya perbaikan ………………………..………...………………………………………… 30
Gambar 4.6 Keterangan gangguan rembesan pada trafo 3…………………………………... 31
6
Gambar 4.7 Pengecekan maintank trafo 3 yang berisi minyak trafo ……………...………... 31
Gambar 4.8 Pembersihan Vaccum…………………………………………………………... 32
Gambar 4.9 Pemasangan Karet Membran…………………………………………………… 33
Gambar 4.10 Pembersihan rembesan minyak trafo 3………...…...…………………….…… 33
Gambar 4.11 Pengecekan terhadap trafo 3 yang mengalami anomali……….……………… 35

DAFTAR TABEL

Table 3.1. Batasan nilai parameter minyak isolasi yang baru dimasukkan kedalam
perlatan sebelum dilakukan proses energize………….................................... 17
Table 3.2. Tipe Pendingin Transformator……………………………………………….. 19
Table 4.1. Data pengukuran transformator 3 PAUWELS 150 kV/20 kV dan data
pengukuran belitan transformator 3 20 kV pukul 10.00 WIB……………….. 25
Tabel 4.2. Data pengukuran transformator 3 PAUWELS 150 kV/20 kV dan data
pengukuran belitan transformator 3 20 kV pukul 19.00 WIB……………….. 27

7
8
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sistem keandalan pada jaringan transmisi dan distribusi sangat besar peranannya
untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik pada setiap konsumen. Oleh karena
peranannya yang sangat penting bagi konsumen maka penyaluran listrik PT. PLN tidak
boleh terputus selama 24 jam. Hal ini akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar
bagi konsumen. Jaringan transmisi dan distribusi merupakan hal yang banyak
mengalami gangguan, sehingga masalah dalam operasi jaringan transmisi dan distribusi
adalah mengatasi gangguan, jumlah gangguan dalam jaringan transmisi dan distribusi
relatif banyak dibandingkan dengan jumlah gangguan pada bagian sistem yang lain
seperti pada unit pembangkit, saluran transmisi dan transformator gardu induk.

1.2 Rumusan Masalah


Agar dapat dicapainya sasaran yang diharapkan, penulis menetapkan rumusan
masalah dalam penyusunan laporan praktek kerja nyata ini antaranya:
1. Apa penyebab anomaly rembesan minyak trafo 3 di gardu induk 150 kV
Banyudono ?
2. Bagaimana cara menanggulangi anomaly rembesan minyak trafo ?
3. Bagaimana cara perawatan dan pemeliharaan trafo di gardu induk 150 kV
Banyudono ?
1.3 Tujuan dan Manfaat Praktek KerjaNyata
a. Tujuan Praktek Kerja Nyata
Kurikulum program studi Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah
Surakarta, mata kuliah Praktek Kerja Nyata merupakan mata kuliah yang wajib
dilaksanakan oleh mahasiswa untuk memenuhi persyaratan kelulusan.
Praktek kerja nyata yang dilakukan di gardu induk 150 kV Banyudono
Kabupaten Boyolali bertujuan untuk:
 Meningkatkan keprofesionalan khususnya pada bidang keahlian teknologi bagi
mahasiswa dan memenuhi tuntutan peningkatan mutu profesional dan sumber
daya manusia (SDM) yang handal memenuhi kebutuhan sub–sektor industri.

1
 Memperdalam pengalaman / wawasan sesuai dengan bidang yang dipraktekkan
serta untuk melatih kemampuan berfikir mengungkapkan pendapat dan
menyusun suatu laporan.

 Mendapatkan gambaran yang sebenarnya tentang pekerjaan yang ada, sebagai


bekal setelah selesai kuliah.

b. Manfaat Bagi Mahasiswa :


 Memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang dunia kerja yang
sesungguhnya, khususnya di PT. PLN (Persero) Unit Induk Transmisi Jawa
Bagian Tengah Unit Pelaksana Transmisi Salatiga ULTG Salatiga Gardu
induk 150 kV Banyudono Kabupaten Boyolali. Sehingga dapat
mempersiapkan langkah-langkah yang perlu diambil untuk menyesuaikan diri
dalam lingkungan kerjanya pada masa yang akan datang.
 Meningkatkan dan mengembangkan kemampuan dalam mengumpulkan,
menganalisa, dan menyimpulkan suatu permasalahan teknik.
1.4 Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
Adapun tempat dan waktu pelaksanaan praktek kerja nyata adalah :
Tempat : PT. PLN Gardu Induk 150 kV Banyudono
Jl. Ampel/Solo-Boyolali, Dusun IV, Banyudono, Kabupaten Boyolali,
Jawa Tengah 57373
Waktu : 04 Maret s/d 31 Maret 2019
1. Jadwal Kegiatan
Minggu
Kegiatan
I II III IV
1. Pengenalan
a. Mengetahui
gambaran
umum
perusahaan
b. Mengetahui
sejarah dan
perkembangan
c. Mengetahui

2
struktur
organisasi
2. Pengamatan
Mempelajari
pengamatan /
subjek sesuai
dengan tema yang
diambil
3. Permasalahan
 Studi kasus
 Diskusi,
konsultasi, dan
evaluasi
 Interpretasi
hasil dan
analisis data
4. Penyusunan
 Konsultasi
 Penyusunan

1.5 Batasan Masalah


Dalam laporan praktek kerja nyata Sistem Operasi Transformator Tenaga Pada
Jaringan Transmisi Listrik PT.PLN(Persero) Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Tengah
Unit Pelaksana Transmisi Salatiga ULTG Salatiga Gardu induk 150 kV Banyudono
Kabupaten Boyolali ini penulisan menjelaskan mengenai menanggulangi anomaly
rembesan minyak trafo khusunya di Gardu Induk 150 kV Banyudono Kabupaten
Boyolali.

BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

3
2.1 Sejarah UPT Salatiga
PT. PLN (Persero) UPT Salatiga merupakan salah satu unit dari PT. PLN
(Persero) P3B Jawa Bali dimana dibentuk berdasarkan SK Direktur No.
1466.K/DIR/2011 tanggal 13 desember 2011. Proses bisnis UPT Salatiga adalah
pelaksana pemeliharaan. Tugas utama PT. PLN (Persero) UPT Salatiga adalah
mengelola transmisi dan transaksi tenaga listrik di wilayah sistem Salatiga, Yogyakarta,
Surakarta secara unggul, andal, terpercaya.
Wilayah kerja PT. PLN (Persero) UPT Salatiga adalah meliputi 3 (tiga) daerah
atau basecamp yaitu basecamp Salatiga, Yogyakarta dan Surakarta dengan jumlah
gardu induk yang dikelola sebanyak 31 (tiga puluh satu), dimana terdapat 62 trafo IBT
dan trafo distribusi (3638 MVA) serta panjang transmisi 2101,702 kms .
Jumlah aset di UPT Salatiga dalam menjalankan fungsinya sebagai pengelola
dan pemeliharaan, UPT Salatiga memiliki aset yang terpasang dan tersebar di seluruh
wilayah Salatiga,Surakarta dan Yogyakarta. Jumlah aset yang dimiliki UPT Salatiga.
Tahun 2012 adalah Rp3,935 Triliun. Jumlah gardu induk yang dikelola UPT Salatiga
saat ini berjumlah 31 unit, baik GIS maupun GI konvensional baik di Grid 500 kV
maupun 150 kV.

2.2 VISI DAN MISI PT. PLN (Persero)

VISI:
 Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul, dan
terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

Misi utama:
 Melakukan dan mengelola penyaluran tenaga listrik menjalankan bisnis
kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan,
anggota perusahaan, dan pemegang saham.
 Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat.
 Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

4
 Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

2.3 VISI, MISI dan Motto PT PLN (Persero) UPT Salatiga

VISI:

 Menjadi unit pengelola transmisi tenaga listrik kelas dunia yang diakui
eksistensinya didukung oleh SDM yang peduli dan bertanggung jawab.
MISI :

 Pengembangan aset transmisi.


 Pengendalian investasi.
 Pengelolaan aset transmisi.
 Pengendalian logistik.
 Pemeliharaan aset transmisi.
Motto :

“Satukan langkah – unggul – andal - terpercaya”

Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) UPT Salatiga

5
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) UPT Salatiga

6
BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Umum

Pengertian Transformator atau sering disebut dengan istilah Trafo adalah suatu
alat listrik yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud
dari perubahan taraf tersebut diantaranya seperti untuk menurunkan Tegangan AC dari
220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC.

Prinsip kerja Pada sebuah Trafo yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2
lilitan atau kumparan kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan
sekunder. Kebanyakan Transformator, kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada
sebuah besi yang dinamakan Inti Besi (Core). Ketika kumparan primer dialiri arus AC
(bolak-balik) maka akan menyebabkan medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya.
Kekuatan Medan magnet (densitas Fluks Magnet) tersebut di pengaruhi pada besarnya
arus listrik yang dialirinya. Semakin besar arus listriknya maka semakin besar pula
medan magnetnya. Fluktuasi medan magnet yang terjadi pada kumparan pertama
(primer) akan menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua
(sekunder) dan akan terjadi pelimpahan daya pada kumparan primer ke kumparan
sekunder.

Fungsi transformator

 Distribusi dan Transmisi Listrik


Seperti yang kita ketahui bahwa jarak antara pembangkit listrik dengan beban
listrik yang digunakan oleh pelanggan relatif terlalu jauh. Sehingga akan terjadinya drop
tegangan. Untuk itu kita haarus menaikkan tegangan sebelum distribusi dan transmisi
listrik jarak jauh agar drop tegangan tidak terlalu besar serta lebih murah karena kabel
yang digunakan lebih kecil (semakin besar tegangan besar maka arus semakin kecil
sesuai dengan Hukum kekekalan energi).

7
Gambar 3.1 Transformator Gardu Induk

Transformator daya yang sering kali digunakan untuk menaikkan atau


menurunkan tegangan. Seperti Perusahaan Listrik Negara (PLN).

3.2 Sistem Jaringan Transmisi


Proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik (Power
Plant) hingga Saluran distribusi listrik (substation distribution) sehingga dapat
disalurkan sampai pada konsumen pengguna listrik.
3.3 Struktur Transmisi Tenaga Listrik Gardu Induk 150 kV Banyudono
Gardu induk berisikan ujung-ujung dari saluran transmisi / sub transmisi,
transformator, peralatan proteksi, kontrol dan pangkal saluran distribusi. Gardu induk
memberikan suplai tenaga listrik ke jaringan distribusi. Tegangan suplai gardu induk
adalah berupa tegangan menengah. Gardu induk berfungsi sebagai:
1. Mentransformasikan tenaga listrik dari tegangan tinggi yang satu ke tegangan
tinggi lainnya, atau ke tegangan menengah.
2. Pengukuran, pengawasan operasi serta pengaturan dan pengamanan sistem
tenaga listrik.

3.4 Gardu Trasmisi


Yaitu gardu induk yang mendapat daya dari saluran transmisi atau sub transmisi
sistem tenaga listrik untuk kemudian menyalurkannya ke daerah beban (industri, kota
8
dan sebagainya) melalui saluran distribusi primer.

3.5 Konsep Dasar Keandalan Sistem Transmisi


Definisi klasik dari keandalan adalah peluang berfungsinya suatu alat atau
sistem secara memuaskan pada keadaan tertentu dan dalam periode waktu tertentu pula.
Dapat juga dikatakan kemungkinan atau tingkat kepastian suatu alat atau sistem akan
berfungsi secara memuaskan pada keadaan tertentu dalam periode waktu tertentu pula.
Dalam pengertian ini, tidak hanya peluang dari kegagalan tetapi juga banyaknya,
lamanya dan frekuensinya juga penting. Kemungkinan atau tingkat kepastian
sedemikian itu tidak dapat diduga dengan pasti, tetapi dapat dianalisa atas dasar logika
ilmiah.
Keandalan yaitu kemampuan dari sistem pengiriman kekuatan untuk membuat
tegangan listrik yang siap secara terus-menerus dan cukup dengan mutu kepuasan,
untuk memenuhi kebutuhannya konsumen. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
keandalan dan lama waktu pakai trafo Tenaga.
1. Klasifikasi Transformator Tenaga

1) Transformator Tenaga 1 60 MVA Merk CG PAUWELS

MERK CG PAUWELS

TYPE

I NOMINAL

NO SERIE 30111500/7

BUATAN INDONESIA

TAHUN BUAT 2016

TAHUN OPERASI

DAYA 60MVA

STANDART IEC 60076

TEG.PRIMER 150KV

9
TEG.SECUNDER 20KV

TEG.TERSIER  

VEKTOR YNynO(d)

13,102

IMPEDANSI % 12,368

11,9

COOLING ONAN/ONAF

JUMLAH KIPAS 3

BIL

MINYAK NYNAS NITRO LIBRA

JENIS TAP

TEG.OPERASI KV

TEG.NOMINAL KV

I PRIMER

I SEKUNDER

SUHU WIDING 55 K

SUHU OIL 50 K

BERAT TOTAL 116200 KG

OIL 23600 KG

TANK 68500 KG

10
Gambar 3.2 Transformator Tenaga 1 60 MVA Merk CG PAUWELS

2) Transformator Tenaga 2 60 MVA Merk PAUWELS

MERK PAUWELS

TYPE SFZ60000/150

I NOMINAL 230,9/1732

NO SERIE 3011070083

BUATAN INDONESIA

TAHUN BUAT 2009

TAHUN OPERASI

DAYA 60 MVA

STANDART IEC 60076

TEG.PRIMER 150 KV

TEG.SECUNDER 20 KV

TEG.TERSIER

VEKTOR YNynO(d)

11
13

IMPEDANSI % 13

13

ONAN/ONAF –
COOLING 67/100%

JUMLAH KIPAS

BIL 650/125

MINYAK DIALA B

JENIS TAP ONLOAD

TEG.OPERASI 150KV

TEG.NOMINAL 170KV

I PRIMER 321

I SEKUNDER 1732

SUHU WIDING 55⁰C

SUHU OIL 50⁰C

BERAT TOTAL 77200 KG

OIL 16500 KG

TANK 44200 KG

12
Gambar 3.3 Transformator Tenaga 2 60 MVA Merk PAUWELS

3) Transformator Tenaga 3 60 MVA Merk CG PAUWELS

MERK CG PAUWELS

TYPE ORF 60/275

I NOMINAL 231/1732

NO SERIE 3011150/069

BUATAN INDONESIA

TAHUN BUAT 2015

TAHUN OPERASI

DAYA 60MVA

STANDART IEC 60076

TEG.PRIMER 150KV

TEG.SECUNDER 20KV

TEG.TERSIER  

13
VEKTOR YNynO+(d)

13,088

IMPEDANSI % 12,322

12,871

COOLING ONAN/ONAF

JUMLAH KIPAS 3

BIL 650/125

NYNAS NITRO
MINYAK LIBRA

JENIS TAP ONLOAD

TEG.OPERASI 150 KV

TEG.NOMINAL 170 KV

I PRIMER 231

I SEKUNDER 1732

SUHU WIDING 55

SUHU OIL 50

BERAT TOTAL 10500 KG

OIL 21200 KG

TANK 66000 KG

14
Gambar 3.4 Transformator Tenaga 3 60 MVA Merk CG PAUWELS

Pengoperasian transformator daya tidak terlepas dari adanya daya yang hilang.


Daya-daya hilang ini terkonversi dalam bentuk panas. Panas timbul pada bagian inti,
belitan, minyak isolator, dan tangki transformator. Panas yang timbul ini biasanya akan
dibuang ke atmosfer lingkungan sekitar melalui tangki transformator. Sistem pendingin
pada transformator digunakan untuk mengurangi panas dan menjaga kenaikan
temperatur agar tetap berada dibawah batasan tertentu. Temperatur maksimum bahan
isolator pada belitan dan minyak sangat tergantung dari pembebanan, jenis sistem
pendingin, serta temperatur lingkungan sekitar (ambient temperature). 
Setiap bagian tersebut memiliki fungsi masing-masing, dan untuk detailnya anda
juga dapat membaca laporan mengenai komponen-komponen transformator di sini
Bagian utama transformator, terdiri dari:

a) Inti besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluks, yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang
berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh arus
pusar atau arus eddy (eddycurrent).

15
b) Kumparan transformator
Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan, dan kumparan
tersebut diisolasi, baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan
menggunakan isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-lain. Pada transformator
terdapat kumparan primer dan kumparan sekunder. Jika kumparan primer dihubungkan
dengan tegangan/arus bolak- balik maka pada kumparan tersebut timbul fluks yang
menimbulkan induksi tegangan, bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban)
maka mengalir arus pada kumparan tersebut, sehingga kumparan ini berfungsi sebagai
alat transformasi tegangan dan arus.
c) Kumparan tertier
Fungsi kumparan tertier diperlukan adalah untuk memperoleh tegangan tertier
atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu
dihubungkan delta atau segitiga. Kumparan tertier sering digunakan juga untuk
penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan
reaktor shunt, namun demikian tidak semua Transformator daya mempunyai kumparan
tertier.

d) Minyak transformator

 Sebagian besar trafo tenaga kumparan-kumparan dan intinya direndam dalam


minyak-trafo, terutama trafo-trafo tenaga yang berkapasitas besar, karena minyak trafo
mempunyai sifat sebagai media pemindah panas (disirkulasi) dan bersifat pula sebagai
isolasi (daya tegangan tembus tinggi) sehingga berfungsi sebagai media pendingin dan
isolasi.

Untuk itu minyak trafo harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: 

 kekuatan isolasi tinggi 

 penyalur panas yang baikberat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam
minyak dapat mengendap dengan cepat 

 viskositas yang rendah agar lebih mudah bersirkulasi dan kemampuan


pendinginan menjadi lebih baik 

 titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan 

16
 tidak merusak bahan isolasi padat 

 sifat kimia y

Tabel 3.1. Batasan nilai parameter minyak isolasi yang baru dimasukkan
kedalam perlatan sebelum dilakukan proses energize

Property Highest voltage for equipment ( V )


<72.5 72.5 to 170 >170
Appearance Clear, free from sediment and suspended matter
Colour ( on scale given in ISO
Max 2.0 Max 2.0 Max 2.0
2019 )
Breakdown voltage ( kV ) >55 >60 >60
Water content ( mg/kg )⁰ 20⁰ <10 <10
Acidity ( mg KOH/g ) Max 0.03 Max 0.03 Max 0.03
Dielectric dissipation factor at
Max 0.015 Max 0.015 Max 0.010
90 ⁰C and 40 Hz to 60 Hz
Resistivity at 90 ⁰C ( G Ωm ) Min 60 Min 60 Min 60
Oxidation stability As specified on IEC 60296
Interfacial tension ( mN/m ) Min 35 Min 35 Min 35
Total PCB content ( mg/kg ) Not detectable ( < 2 total )

Particles - - See table B. 1d

e. Bushing
Hubungan antara kumparan transformator dengan jaringan luar melalui sebuah
bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Bushing sekaligus
berfungsi sebagai penyekat/isolator antara konduktor tersebut dengan tangki
transformator. Pada bushing dilengkapi fasilitas untuk pengujian kondisi bushing yang
sering disebut center tap.

f. Tangki Dan Konservator


Tangki Konservator berfungsi untuk menampung minyak cadangan dan
uap/udara akibat pemanasan trafo karena arus beban. Diantara tangki dan trafo
dipasangkan relai bucholzt yang akan mendeteksi gas produksi akibat kerusakan minyak
. Untuk menjaga agar minyak tidak terkontaminasi dengan air, ujung masuk saluran
17
udara melalui saluran pelepasan/venting dilengkapi media penyerap uap air pada udara,
sering disebut dengan silica gel dan dia tidak keluar mencemari udara disekitarnya.
2. Peralatan Bantu
a) Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akiba trugi-rugi besi
dan rugi-rugi tembaga. Bila panas tersebut mengakibatkan kenaikan suhu yang
berlebihan, akan merusak isolasi transformator, maka untuk mengurangi adanya
kenaikan suhu yang berlebihan tersebut pada transformator perlu juga dilengkapi
dengan sistem pendingin yang bergungsi untuk menyalurkan panas keluar
transformator. Media yang digunakan pada sistem pendingin dapat berupa udara, gas,
minyak dan air.

Sistem pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara:


 Alamiah (natural)
 Tekanan/paksaan (forced).

Tabel 3.2. Tipe Pendinginan Transformator


Media
Macam Sistem Didalam Transformator Diluar transformator
NO. Sirkulasi SirkulasiSirkulasi
Pendingin Sirkulasi Paksa
Alami Paksa Alami
1. AN - - Udara -
2. AF - - - Udara
3. ONAN Minyak - Udara -
4. ONAF Minyak - - Udara
5. OFAN - Minyak Udara -
6. OFAF - Minyak - Udara
7. OFWF - Minyak - Air
8. ONAN/ONAF Kombinasi 3 Dan 4
9. ONAN/OFAN Kombinasi 3 Dan 5
10. ONAN/OFAF Kombinasi 3 Dan 6
11. ONAN/OFWF Kombinasi 3 Dan 7
keterangan: A = air (udara), O = Oil (minyak), N = Natural (alamiah), F = Forced
(Paksaan / tekanan).

18
a) Tap Changer (perubah tap)

Tap changer adalah alat perubah perbandingan transformasi untuk mendapatkan


tegangan operasi sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan jaringan / primer
yang berubah-ubah. Untuk memenuhi kualitas tegangan pelayanan sesuai kebutuhan
konsumen (PLN Distribusi), tegangan keluaran (sekunder) transformator harus dapat
dirubah sesuai keinginan. Untuk memenuhi hal tersebut, maka pada salah satu sisi
belitan transformator dibuat tap (penyadap) untuk merubah perbandingan transformasi
(rasio) trafo.

Ada dua cara kerja tap changer: 


1. Mengubah tap dalam keadaan trafo tanpa beban. Tap changer yang hanya bisa
beroperasi untuk memindahkan tap transformator dalam keadaan transformator tidak
berbeban, disebut “Off Load Tap Changer” dan hanya dapat dioperasikan manual

2. Mengubah tap dalam keadaan trafo berbeban. Tap changer yang dapat
beroperasi untuk memindahkan tap transformator, dalam keadaan transformator
berbeban, disebut “On Load Tap Changer (OLTC)” dan dapat dioperasikan secara
manual atau otomatis.

b) Peralatan Pernapasan (Dehydrating Breather)

 Ventilasi udara yang berupa saringan silikagel yang akan menyerap uap
air. Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu
minyakpun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi,
minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam
tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan
masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut pernapasan trafo. Permukaan
minyak trafo akan selalu bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai
tegangan tembus minyak trafo, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa
penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi kristal zat hygroskopis.

c) Indikator
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya indikator

19
yang dipasang pada transformator. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:

 Indikator suhuminyak
 Indikator permukaan minyak
 Indikator sistem pendingin indikator kedudukan tap, dan sebagainya.
Untuk trafo daya, bahan isolasi yang biasa dipakai adalah kertas Kraft (kertas
isolasi selulosa). Sekarang juga mulai banyak bahan kertas sintetik yang dipakai, yang
bisa beroperasi pada temperatur kerja tinggi (isolasi hybrid), yang dikenal sebagai kertas
Aramid. Gardu induk yang menggunakan isolasi udara :

3. Sistem Proteksi Transformator


a. Rele Differensial

Relay differensial merupakan pengaman utama pada generator, Transformator


dan bus-bar, sangat selektif, cepat bekerja tidak perlu berkoordinasi dengan relay lain
dan tidak dapat digunakan sebagai pengaman cadangan untuk seksi atau daerah
berikutnya. Relay differensial prinsip kerjanya berdasarkan hukum kirchoff, dimana
arus yang masuk pada suatu titik, sama dengan arus yang keluar dari titik tersebut
seperti gambar dibawah.

I1
I2 I1 =I2

Gambar 3.5 Prinsip Hukum Kirchoff

Sebagai mana disebutkan diatas, Relay differensial adalah suatu alat proteksi
yang sangat cepat bekerjanya dan sangat selektif berdasarkan keseimbangan (balance)
yaitu perbandingan arus yang mengalir pada kedua sisi trafo daya melalui suatu
perantara yaitu trafo arus (CT). Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan
listrik yang diamankan (generator, transformator dan lain-lainnya). Arus- arus sekunder
transformator arus, yaitu I1 dan I2 bersikulasi melalui jalur IA. Relay pengaman dipasang
antara terminal 1 dan 2, maka dalam kondisi normal tidak akan ada arus yang mengalir

20
melaluinya.

Gambar 3.6 Pengawatan Dasar Relay Differensial

Gangguan diluar peralatan listrik peralatan listrik yang diamankan (external


fault), maka arus yang mengalir akan bertambah besar, akan tetapi sirkulasinya akan
tetap sama dengan pada kondisi normal, sehingga relay pengaman tidak akan bekerja
untuk gangguan luar tersebut. Jika gangguan terjadi didalam (internal fault), maka
arah sirkulasi arus disalah satu sisi akan terbalik, menyebabkan keseimbangan pada
kondisi normal terganggu, akibatnya arus ID akan mengalir melalui relay pengaman
dari terminal 1 menuju ke terminal 2.

Selama arus-arus sekunder transformator arus sama besar, maka tidak akan ada
arus yang mengalir melalui kumparan kerja (operating coil) relay pengaman, tetapi
setiap gangguan (antar fasa atau ke tanah) yang mengakibatkan sistem keseimbangan
terganggu, akan menyebabkan arus mengalir melalui operating coil relay pengaman,
maka relai pengaman akan bekerja dan memberikan perintah putus (tripping) kepada
circuit breaker (CB) sehingga peralatan atau instalasi listrikyang terganggu dapat
diisolir dari sistem tenaga listrik. Seperti gambar dibawah ini:

21
Gambar 3.7 Sistem Pengaman Relay Diferensial

b. Rele Bucholz
Pada saat transformator mengalami gangguan internal yang berdampak kepada
suhu yang sangat tinggi dan pergerakan mekanis didalam transformator, maka akan
timbul tekanan aliran minyak yang besar dan pembentukan gelembung gas yang mudah
terbakar. Tekanan atau gelembung gas tersebut akan naik ke konservator melalui pipa
penghubungdan rele bucholz. Tekan minyak maupun gelmbung gas ini akan di deteksi
oleh rele bucholz sebagai indikasi telah terjadinya gangguan internal.
c. Rele Jansen
Sama halnya seperti rele bucholz yang memanfaatkan tekanan minyak dan gas
yang terbentuk sebagai indikasi adanya ketidaknormalan / gangguan, hanya saja rele ini
digunakan untuk memproteksi kompartemen OLTC. Rele ini juga dipasang pada pipa
saluran yang menghubungkan kompartemen OLTC dengan transformator.
d. Sudden Pressure
Rele sudden pressure ini didesain sebagai titik terlemah saat tekanan didalam
trafo muncul akbiat gangguan. Dengan menyediakan titik terlemah maka tekanan akan
tersalurkan melalui sudden pressure dan tidak akan merusak bagian lainnya pada
maintank.
e. Rele Thermal
Suhu pada transformator yang sedang beroperasi akan dipengaruhi oleh kualitas
tegangan jaringan, losses pada trafo itu sendiri dan suhu lingkungan. Suhu operasi yang
tinggi akan mengakibatkan rusaknya isolasi kertas oada transformator. Untuk

22
mengetahui suhu operasi dan indikasi ketidaknormalan suhu operasi pada transformator
digunakan rele thermal. Rele thermal ini terdiri dari sensor suhu berupa thermocouple
pipa kapiler dan meter penunjukan.

BAB IV
METODE PENGUMPULAN DATA DAN PENGERJAAN
ANOMALI REMBESAN MINYAK TRAFO 3

4.1 Metode Pengumpulan Data

23
Gambar 4.1 Single Line Diagram Gardu Induk 150 KV Banyudono

Dalam pelaksanaan penelitian atau pengambilan data untuk transformator


150/20 kV di PLN GI 150 kV Banyudono Kabupaten Boyolali dilakukan dalam kurung
waktu 2 minggu,sebagai berikut:
1. Minggu pertama melihat kondisi trafo 3 yang mengalami anomaly rembesan
minyak dan pengukuran trafo 3.

24
Gambar 4.2 Rembesan Trafo 3

Table 4.1 Data pengukuran transformator 3 PAUWELS 150 kV/20 kV dan data
pengukuran belitan transformator 3 20 kV pukul 10.00 WIB
TRAFO 3 - 60 MVA

10:00

Daya Daya
Aru aktif reaktif
Tg Tegangan Counter
s Arus LV (A) Temp (°C) Tap
l (KV) (MW (MVAR OLTC
HV
) )
(A)
P S R S T Oil Wind
1 141 20.4 51 289 329 349 10.9 4.3 50 50 9 13034

2 140 20.4 30 208 265 270 8.2 3.2 52 52 9 13063

3 246 20.4 25 118 170 184 5.4 1.4 43 43 5 13063

4 139 20.6 39 215 267 280 8.6 3.4 49 49 10 13074

5 144 22.5 39 215 265 277 8.6 3.2 48 49 7 13085

6 144 20.3 39 217 260 274 8.2 3.2 46 46 6 13092

7                        

8 144 20.2 39 214 262 275 8.4 3.2 44 44 6 13112

9 147 20.4 35 199 246 255 7.7 2.8 49 49 4 13125

10 142 20.3 25 121 174 184 5.5 1.6 46 46 4 13138

11 143 20.3 48 296 323 342 10.6 3.9 47 47 7 13147

12 142 20.2 49 293 322 347 10.8 3.9 48 48 7 13163

13 140 20.2 48 285 306 333 10,4 3.6 48 48 8 13174

14 PADAM  

15 140 20.2 44 256 306 318 9.7 3.7 48 48 7 13213

16                        

17 151 20.2 28 171 190 212 6.3 1.6 42 42 2  

25
18 145 20.2 41 225 273 296 9.1 2.8 44 44 5 13237

19                        

20 144 20.1 45 252 298 320 9.9 3.2 47 47 6 13261

21 144 20.2 44 252 293 319 9.7 3.2 47 47 6 13274

22                        

23 143 20.4 43 240 283 305 9.6 3.2 44 46 7 13303

24 149 20.4 28 144 187 210 6.1 1.6 431 43 3 13311

25 145 20.2 45 255 307 331 9.9 3.6 48 48 6 13318

26 144 20.3 46 257 300 328 9.9 3.7 48 48 6 13326

27 144 20.4 39 205 257 285 8.2 3 47 47 6 13340

28 143 20.5 46 260 305 333 10 3.7 48 48 7 13351

29 145 20.3 45 253 299 323 9.7 3.7 46 48 6 13362

30

31

Table 4.2 Data pengukuran transformator 3 PAUWELS 150 kV/20 kV dan data
pengukuran belitan transformator 3 20 kV pukul 19.00 WIB
19:00

Tg Tegangan Arus Daya Daya


Arus LV (A) Temp (°C) Counter
l (KV) HV aktif reaktif
OLTC
P S (A) R S T MW (MVAR) Oil Wind

1 144 20.5 59 322 384 404 13.5 3.6 7

2 144 20.3 48 254 5.3 323 10.5 2.8 7

3 145 20.3 38 171 255 266 8.4 1.6 42 42 5

4 141 20.6 50 242 326 339 10.9 3 42 44 9

5 144 20.3 47 237 316 324 10.4 2.8 42 42 6

6 147 10.5 45 232 310 319 10.4 2.7 43 43 5

7 149 20.3 36 166 241 250 8.2 1.2 43 43 5

8 147 20.3 46 236 316 328 10.2 2.7 43 43 5

26
9 147 20.2 46 242 322 336 10.6 2.8 45 45 4

10 146 20.3 38 172 252 267 8.6 1.4 44 42 5

11 146 20.5 62 358 397 426 14.9 3.9 44 44 6

12 146 20.7 61 353 361 423 13.6 3.6 45 45 7

13 145 20.6 63 372 399 934 14.7 3.7 45 45 7

14 145 20.7 55 283 357 385 12.2 3.4 44 44 7

15 146 20.6 54 281 355 383 12.2 3.2 41 41 6

16 149 20.5 50 259 532 359 11.7 28 41 41 4

17 148 20.1 42 200 279 308 9.5 1.6 40 42 4

18 147 20.5 54 280 359 387 12.4 3.4 41 41 5

19 147 20.4 51 265 342 269 117 2.8 41 41 5

20 146 20.4 54 280 348 377 12.2 3.2 6

21 146 20.4 54 285 357 387 122 3 42 42 5

22 147 20.4 52 276 345 373 11.8 3 42 42 5

23 149 20.8 50 267 336 359 11.5 2.8 42 44 3

24 147 20.4 43 209 282 310 9.5 1.8 44 44 5

25 147 20.4 54 287 357 387 12.2 3 44 44 5

26 148 20.5 54 286 357 387 12.2 3 40 42 5

27 147 20.5 55 291 363 393 12.6 3.4 42 42 5

28 148 20.6 53 282 348 375 12 3.4 42 42 5

29

30

31

2. Minggu kedua dilakukan manuver pembebasan beban pada Bay Trafo 3.

1. // PMS INC pukul 08.08 WIB Ket: // Open

2. // PMT 150 kV pukul 08.09 WIB // Close

27
3. // PMT BUS pukul 08.10 WIB

4. // PMS Ground INC

3. Minggu kedua mulai melakukan perbaikan pada trafo 3 yang mengalami


anomaly rembesan minyak.

Gambar 4.3 Pengecekan kesehatan sebelum melakukan pekerjaan perbaikan


trafo 3

28
Gambar 4.4 Melakukan yel-yel agar bersemangat saat bekerja.

Gambar 4.5 Pemasangan bendera bahwa trafo 3 bahwa tidak beroperasi


dikarenakan adanya perbaikan

29
4

vacuum pulling valve for


vaccum process

Gambar 4.6 Keterangan gangguan rembesan pada trafo 3

Identifikasi 1 penyebab terjadinya anomali rembesan minyak trafo yaitu karena


penumpukan gelembung udara yang ditimbulkan melalui takanan udara yang masuk ke
dalam tangki (Maintank Trafo) pada trafo 3.

Gambar 4.7 Pengecekan maintank trafo 3 yang berisi minyak trafo


30
Identifikasi 2 penyebab terjadinya anomaly rembesan minyak trafo yaitu karena
minyak trafo terlalu penuh, sehingga sisa minyak trafo yang terlalu full mengarah ke
saluran dehydrating breather for conservator maintank . Saluran tersebut seharusnya
tidak dilewati minyak trafo, namun akibat minyak trafo full mengakibatkan minyak
melewati saluran tersebut.

Gambar 4.8 Pembersihan Vaccum

Cara menanggulangi rembesan anomaly minyak trafo yaitu dengan cara


dilakukan penggantian dan penambahan sealer pada valve antara pipa vacuum
dan pipa. Dan juga dilakukan pembersihan pada dehydrating breather for conservator
maintank dan OLTC.

31
Gambar 4.9 Penambahan sealer pada valve antara pipa vacuum dan pipa
dehydrating breather for conservator maintank.

Gambar 4.10 Pembersihan rembesan minyak trafo 3

32
3. Penormalan beban kembali pada BAY TRAFO 3

1. // PMS Ground INC Ket: // Open

2. // PMS Bus pukul 14.45 WIB // Close

3. // PMT 150 kV pukul 14.46 WIB

4. // PMT INC pukul 14.50 WIB

33
4. Minggu ketiga pengecekan kembali trafo 3 seusai dilakukan perbaikan anomali
rembesan minyak trafo 3 untuk mengetahui apakah masih terjadi anomali
rembesan minyak trafo atau tidak.

Gambar 4.11 Pengecekan terhadap trafo 3 yang mengalami anomali

34
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan.
Pada pelaksanaan praktek kerja nyata ini dengan melakukan pengambilan data di
PLN gardu induk 150 kV Banyudono kabupaten Boyolali, maka dari hasil yang dicapai
dapat diambil beberapa kesimpulan:
1. Pada trafo 3 yang mengalami anomaly rembesan minyak trafo, harus segera
diperbaiki agar tidak terjadi peristiwa yang tidak diinginkan, seperti meledaknya trafo
contohnya yang terjadi di daerah gardu induk Jakarta .
2. Pada dasarnya sistem proteksi di gardu induk dilakukan pengecekan 1x minggu
dilakukan inpeksi yaitu pengecekan sistem proteksi internal trafo dan juga thermovisi pada
tiap-tiap komponen trafo. Adapun juga pengecekan setiap hari yaitu pengecekan tegangan
& suhu internal pada tiap - tiap trafo.
5.2 Saran
Dalam laporan ini , penulis mencoba memberikan saran pada PT. PLN (Persero)
UPT Salatiga:
1. Bisa meningkatkan Penggunaan Energi Baru dan Terbarukan, melakukan
pengawasan (monitoring) terhadap sistem operasi transformator tenaga pada
jaringan transmisi lisrtik yang kerap terjadi trip/bocor pada Gardu induk 150 kV
Banyudono.
Agar dapat mengoptimalkan kualitas dan kuantitas kerja sumber daya manusia-nya,
memberlakukan sistem keterbukaan informasi sistem operasi transformator tenaga pada
jaringan transmisi listrik.

35
DAFTAR PUSTAKA

Academica, “Gardu induk transmisi”


https://www.academia.edu/9294148/Gardu_induk_transmisi. diakses tanggal 29
Maret 2019, pikul 21.00 WIB.
Brown, E. Richard. 2002, Electric Power Distribution Reliability, New York. Basel:
Marcel Dekker, Inc.

Marsudi, Djiteng. 2005, Pembangkitan Energi Listrik, Jakarta: Penerbit Erlangga.


Morhel Mubarak. 2008, Studi Keterandalan Sistem Jaringan Distribusi udara 20 kVpada
Gardu hubung kandis kota Padang, Padang.

Momoh,A.James.2008,Electric Power Distribution, Automation, Protection, And Control,


CRC Press Taylor dan Francis Group Boca Raton London NewYok.

Pabla, A.S. 2007, Electric Power Distribution fifth Editon, Tata McGraw-Hill Publishing
Company Limited. New Delhi.

Taufiq. 2009, Studi Pengaruh Penempatan Arrester Terhadap Efektivitas Proteksi


Transformator Distribusi 20 kVpada Gadu Transformator Tiang.
https://imadudd1n.wordpress.com/2011/09/17/penuaan-isolasi-trafo/

https://media.neliti.com/media/publications/165525-ID-penilaian-kondisi-transformator-
daya-pad.pdf

https://adieliveline.wordpress.com/2013/10/07/gas-insulated-switchgear-sf6/

http://elektro.studentjournal.ub.ac.id/index.php/teub/article/view/462

36
LAMPIRAN

37

Anda mungkin juga menyukai