PKN Cek List
PKN Cek List
PKN Cek List
Disusun Oleh :
1
LEMBAR PENGESAHAN
Praktek Kerja Nyata merupakan salah satu syarat untuk memenuhi kurikulum
Strata-1 Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Disusun oleh:
Geraldy Daniswara (D400150130)
Sugeng Hariyadi M.P. (D400150151)
Izzul Fikri (D400150157)
LEMBAR PENGESAHAN
2
ANOMALI REMBESAN MINYAK PADA
Praktek Kerja Nyata merupakan salah satu syarat untuk memenuhi kurikulum
Strata-1 Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Disusun Oleh :
Geraldy Daniswara (D400150130)
Sugeng Hariyadi M.P (D400150151)
Izzul Fikri (D400150157)
Dilaksankan Pada tanggal :
04 Maret – 31 Maret 2019
Mengetahui,
Telah diperiksa dan di setuju, Manager
8908190P3B 8206078P3B
PT.PLN (Persero) UPT SALATIGA
Manager
790647Z
KATA PENGANTAR
3
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, karunia serta izin-Nya lah penulis berhasil menyelesaikan laporan Praktek Kerja
Nyata (PKN) yang penulis beri judul “Anomali Rembesan Minyak Pada Trafo 3 di
Gardu Induk 150 kV Banyudono ”.
Praktek kerja nyata ini Penulis laksanakan selama kurang lebih satu bulan
terhitung tanggal 04 Maret 2019 sampai 31 Maret 2019. Praktek kerja nyata merupakan
salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk memenuhi persyaratan akademik di Jurusan
Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kegiatan ini dapat menjadi
media pembelajaran bagi penulis untuk dapat menerapkan ilmunya di bangku
perkuliahan.
Selama proses pelaksanaan praktek kerja nyata, tidak lupa penulis sampaikan
penghargaan dan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan
dalam melaksanakan praktek kerja nyata dan menyusun laporan ini sehingga dapat
terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. Sofyan Anif, M.Si Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
2. Bapak Umar, S.T., M.T selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Universitas
Muhammadiyah Surakarta
3. Bapak Agus Supardi, ST.,MT selaku koordinator Praktek kerja nyata.
4. Bapak Agus Supardi, ST.,MT selaku Dosen pembimbing KP.
5. Bapak Andhy Dharma Setyawan selaku Manajer UPT Salatiga yang telah
memberikan ijin untuk melaksanakan praktek kerja nyata di UPT Salatiga.
6. Bapak Ali Rofii selaku Manajer ULTG Salatiga yang telah memberikan ijin dan
arahan untuk melaksanakan praktek kerja nyata di UPT Salatiga.
7. Bapak Alvin Budi K selaku pembimbing lapangan praktek kerja nyata yang
senantiasa memberikan pengarahan tentang teknis pelaksanaan praktek kerja
nyata.
8. Seluruh Staf dan karyawan PT. PLN (PERSERO) Unit Induk Transmisi Jawa
4
Bagian Tengah Unit Pelaksana Transmisi Salatiga ULTG Salatiga Gardu induk
150 kV Banyudono Kabupaten Boyolali atas kesediaan dan kerja samanya
selama pelaksanaan praktek kerja nyata.
9. Kepada orang tua saya yang telah membesarkan dan memberikan motivasi kuat
dalam melaksanakan praktek kerja nyata ini.
10. Rekan-rekan mahasiswa yang melaksanakan praktek kerja nyata yang juga
merupakan teman sekelompok selama pelaksanaan praktek kerja nyata.
11. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah
Surakarta yang telah memberikan masukan-masukan dalam penyusunan laporan
ini.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan maupun pembuatan
laporan Praktek kerja nyata ini, walaupun tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna dan sudah barang tentu
masih banyak kekurangannya baik segi teknik, penyajian dan bahasa. Oleh sebab itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan dimasa
yang akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………............................................................................. i
5
LEMBAR PENGESAHAN UNIVERSITAS………………………………………………. ii
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN………………...……………………………. iii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………... iv
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….. vi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………….. vii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………………………. viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang…………………………………………………………………... 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………. 1
1.3 Tujuan dan Manfaat…………………………………………………………….. 1
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan………………………………………………... 2
1.5 Batasan Masalah………………………………………………………………… 3
BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah PT.PLN (Persero)……...……………………………………………….. 4
2.2 Visi, Misi, dan Motto Perusahaan………………………………………………. 4
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Umum…………………………………………………………………………… 7
3.2 Sistem Jaringan Trasmisi Listrik………………………………………………... 8
3.3 Struktur Trasmisi Tenaga Listrik Gardu Induk 150 kV Banyudono…...……….. 8
3.4 Gardu Transmisi………………………………………………………………… 8
3.5 Konsep Dasar Keandalan Sistem Transmisi……………………………………. 9
BAB IV METODE PENGAMBILAN DATA
4.1 Metode Pengumpulan Data……………………………………………………... 24
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan……………………………………………………………………… 35
5.2 Saran…………………………………………………………………………….. 35
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………. 36
LAMPIRAN………………………………………………………………………………… 37
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Table 3.1. Batasan nilai parameter minyak isolasi yang baru dimasukkan kedalam
perlatan sebelum dilakukan proses energize………….................................... 17
Table 3.2. Tipe Pendingin Transformator……………………………………………….. 19
Table 4.1. Data pengukuran transformator 3 PAUWELS 150 kV/20 kV dan data
pengukuran belitan transformator 3 20 kV pukul 10.00 WIB……………….. 25
Tabel 4.2. Data pengukuran transformator 3 PAUWELS 150 kV/20 kV dan data
pengukuran belitan transformator 3 20 kV pukul 19.00 WIB……………….. 27
7
8
BAB I PENDAHULUAN
1
Memperdalam pengalaman / wawasan sesuai dengan bidang yang dipraktekkan
serta untuk melatih kemampuan berfikir mengungkapkan pendapat dan
menyusun suatu laporan.
2
struktur
organisasi
2. Pengamatan
Mempelajari
pengamatan /
subjek sesuai
dengan tema yang
diambil
3. Permasalahan
Studi kasus
Diskusi,
konsultasi, dan
evaluasi
Interpretasi
hasil dan
analisis data
4. Penyusunan
Konsultasi
Penyusunan
BAB II
3
2.1 Sejarah UPT Salatiga
PT. PLN (Persero) UPT Salatiga merupakan salah satu unit dari PT. PLN
(Persero) P3B Jawa Bali dimana dibentuk berdasarkan SK Direktur No.
1466.K/DIR/2011 tanggal 13 desember 2011. Proses bisnis UPT Salatiga adalah
pelaksana pemeliharaan. Tugas utama PT. PLN (Persero) UPT Salatiga adalah
mengelola transmisi dan transaksi tenaga listrik di wilayah sistem Salatiga, Yogyakarta,
Surakarta secara unggul, andal, terpercaya.
Wilayah kerja PT. PLN (Persero) UPT Salatiga adalah meliputi 3 (tiga) daerah
atau basecamp yaitu basecamp Salatiga, Yogyakarta dan Surakarta dengan jumlah
gardu induk yang dikelola sebanyak 31 (tiga puluh satu), dimana terdapat 62 trafo IBT
dan trafo distribusi (3638 MVA) serta panjang transmisi 2101,702 kms .
Jumlah aset di UPT Salatiga dalam menjalankan fungsinya sebagai pengelola
dan pemeliharaan, UPT Salatiga memiliki aset yang terpasang dan tersebar di seluruh
wilayah Salatiga,Surakarta dan Yogyakarta. Jumlah aset yang dimiliki UPT Salatiga.
Tahun 2012 adalah Rp3,935 Triliun. Jumlah gardu induk yang dikelola UPT Salatiga
saat ini berjumlah 31 unit, baik GIS maupun GI konvensional baik di Grid 500 kV
maupun 150 kV.
VISI:
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul, dan
terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
Misi utama:
Melakukan dan mengelola penyaluran tenaga listrik menjalankan bisnis
kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan,
anggota perusahaan, dan pemegang saham.
Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat.
Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4
Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
VISI:
Menjadi unit pengelola transmisi tenaga listrik kelas dunia yang diakui
eksistensinya didukung oleh SDM yang peduli dan bertanggung jawab.
MISI :
5
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) UPT Salatiga
6
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Umum
Pengertian Transformator atau sering disebut dengan istilah Trafo adalah suatu
alat listrik yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Maksud
dari perubahan taraf tersebut diantaranya seperti untuk menurunkan Tegangan AC dari
220VAC ke 12 VAC ataupun menaikkan Tegangan dari 110VAC ke 220 VAC.
Prinsip kerja Pada sebuah Trafo yang sederhana pada dasarnya terdiri dari 2
lilitan atau kumparan kawat yang terisolasi yaitu kumparan primer dan kumparan
sekunder. Kebanyakan Transformator, kumparan kawat terisolasi ini dililitkan pada
sebuah besi yang dinamakan Inti Besi (Core). Ketika kumparan primer dialiri arus AC
(bolak-balik) maka akan menyebabkan medan magnet atau fluks magnetik disekitarnya.
Kekuatan Medan magnet (densitas Fluks Magnet) tersebut di pengaruhi pada besarnya
arus listrik yang dialirinya. Semakin besar arus listriknya maka semakin besar pula
medan magnetnya. Fluktuasi medan magnet yang terjadi pada kumparan pertama
(primer) akan menginduksi GGL (Gaya Gerak Listrik) dalam kumparan kedua
(sekunder) dan akan terjadi pelimpahan daya pada kumparan primer ke kumparan
sekunder.
Fungsi transformator
7
Gambar 3.1 Transformator Gardu Induk
MERK CG PAUWELS
TYPE
I NOMINAL
NO SERIE 30111500/7
BUATAN INDONESIA
TAHUN OPERASI
DAYA 60MVA
TEG.PRIMER 150KV
9
TEG.SECUNDER 20KV
TEG.TERSIER
VEKTOR YNynO(d)
13,102
IMPEDANSI % 12,368
11,9
COOLING ONAN/ONAF
JUMLAH KIPAS 3
BIL
JENIS TAP
TEG.OPERASI KV
TEG.NOMINAL KV
I PRIMER
I SEKUNDER
SUHU WIDING 55 K
SUHU OIL 50 K
OIL 23600 KG
TANK 68500 KG
10
Gambar 3.2 Transformator Tenaga 1 60 MVA Merk CG PAUWELS
MERK PAUWELS
TYPE SFZ60000/150
I NOMINAL 230,9/1732
NO SERIE 3011070083
BUATAN INDONESIA
TAHUN OPERASI
DAYA 60 MVA
TEG.PRIMER 150 KV
TEG.SECUNDER 20 KV
TEG.TERSIER
VEKTOR YNynO(d)
11
13
IMPEDANSI % 13
13
ONAN/ONAF –
COOLING 67/100%
JUMLAH KIPAS
BIL 650/125
MINYAK DIALA B
TEG.OPERASI 150KV
TEG.NOMINAL 170KV
I PRIMER 321
I SEKUNDER 1732
OIL 16500 KG
TANK 44200 KG
12
Gambar 3.3 Transformator Tenaga 2 60 MVA Merk PAUWELS
MERK CG PAUWELS
I NOMINAL 231/1732
NO SERIE 3011150/069
BUATAN INDONESIA
TAHUN OPERASI
DAYA 60MVA
TEG.PRIMER 150KV
TEG.SECUNDER 20KV
TEG.TERSIER
13
VEKTOR YNynO+(d)
13,088
IMPEDANSI % 12,322
12,871
COOLING ONAN/ONAF
JUMLAH KIPAS 3
BIL 650/125
NYNAS NITRO
MINYAK LIBRA
TEG.OPERASI 150 KV
TEG.NOMINAL 170 KV
I PRIMER 231
I SEKUNDER 1732
SUHU WIDING 55
SUHU OIL 50
OIL 21200 KG
TANK 66000 KG
14
Gambar 3.4 Transformator Tenaga 3 60 MVA Merk CG PAUWELS
a) Inti besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluks, yang ditimbulkan oleh arus
listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi tipis yang
berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh arus
pusar atau arus eddy (eddycurrent).
15
b) Kumparan transformator
Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan, dan kumparan
tersebut diisolasi, baik terhadap inti besi maupun terhadap kumparan lain dengan
menggunakan isolasi padat seperti karton, pertinax dan lain-lain. Pada transformator
terdapat kumparan primer dan kumparan sekunder. Jika kumparan primer dihubungkan
dengan tegangan/arus bolak- balik maka pada kumparan tersebut timbul fluks yang
menimbulkan induksi tegangan, bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban)
maka mengalir arus pada kumparan tersebut, sehingga kumparan ini berfungsi sebagai
alat transformasi tegangan dan arus.
c) Kumparan tertier
Fungsi kumparan tertier diperlukan adalah untuk memperoleh tegangan tertier
atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut, kumparan tertier selalu
dihubungkan delta atau segitiga. Kumparan tertier sering digunakan juga untuk
penyambungan peralatan bantu seperti kondensator synchrone, kapasitor shunt dan
reaktor shunt, namun demikian tidak semua Transformator daya mempunyai kumparan
tertier.
d) Minyak transformator
penyalur panas yang baikberat jenis yang kecil, sehingga partikel-partikel dalam
minyak dapat mengendap dengan cepat
titik nyala yang tinggi, tidak mudah menguap yang dapat membahayakan
16
tidak merusak bahan isolasi padat
sifat kimia y
Tabel 3.1. Batasan nilai parameter minyak isolasi yang baru dimasukkan
kedalam perlatan sebelum dilakukan proses energize
e. Bushing
Hubungan antara kumparan transformator dengan jaringan luar melalui sebuah
bushing yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Bushing sekaligus
berfungsi sebagai penyekat/isolator antara konduktor tersebut dengan tangki
transformator. Pada bushing dilengkapi fasilitas untuk pengujian kondisi bushing yang
sering disebut center tap.
18
a) Tap Changer (perubah tap)
2. Mengubah tap dalam keadaan trafo berbeban. Tap changer yang dapat
beroperasi untuk memindahkan tap transformator, dalam keadaan transformator
berbeban, disebut “On Load Tap Changer (OLTC)” dan dapat dioperasikan secara
manual atau otomatis.
Ventilasi udara yang berupa saringan silikagel yang akan menyerap uap
air. Karena pengaruh naik turunnya beban trafo maupun suhu udara luar, maka suhu
minyakpun akan berubah-ubah mengikuti keadaan tersebut. Bila suhu minyak tinggi,
minyak akan memuai dan mendesak udara di atas permukaan minyak keluar dari dalam
tangki, sebaliknya bila suhu minyak turun, minyak menyusut maka udara luar akan
masuk ke dalam tangki. Kedua proses di atas disebut pernapasan trafo. Permukaan
minyak trafo akan selalu bersinggungan dengan udara luar yang menurunkan nilai
tegangan tembus minyak trafo, maka untuk mencegah hal tersebut, pada ujung pipa
penghubung udara luar dilengkapi tabung berisi kristal zat hygroskopis.
c) Indikator
Untuk mengawasi selama transformator beroperasi, maka perlu adanya indikator
19
yang dipasang pada transformator. Indikator tersebut adalah sebagai berikut:
Indikator suhuminyak
Indikator permukaan minyak
Indikator sistem pendingin indikator kedudukan tap, dan sebagainya.
Untuk trafo daya, bahan isolasi yang biasa dipakai adalah kertas Kraft (kertas
isolasi selulosa). Sekarang juga mulai banyak bahan kertas sintetik yang dipakai, yang
bisa beroperasi pada temperatur kerja tinggi (isolasi hybrid), yang dikenal sebagai kertas
Aramid. Gardu induk yang menggunakan isolasi udara :
I1
I2 I1 =I2
Sebagai mana disebutkan diatas, Relay differensial adalah suatu alat proteksi
yang sangat cepat bekerjanya dan sangat selektif berdasarkan keseimbangan (balance)
yaitu perbandingan arus yang mengalir pada kedua sisi trafo daya melalui suatu
perantara yaitu trafo arus (CT). Dalam kondisi normal, arus mengalir melalui peralatan
listrik yang diamankan (generator, transformator dan lain-lainnya). Arus- arus sekunder
transformator arus, yaitu I1 dan I2 bersikulasi melalui jalur IA. Relay pengaman dipasang
antara terminal 1 dan 2, maka dalam kondisi normal tidak akan ada arus yang mengalir
20
melaluinya.
Selama arus-arus sekunder transformator arus sama besar, maka tidak akan ada
arus yang mengalir melalui kumparan kerja (operating coil) relay pengaman, tetapi
setiap gangguan (antar fasa atau ke tanah) yang mengakibatkan sistem keseimbangan
terganggu, akan menyebabkan arus mengalir melalui operating coil relay pengaman,
maka relai pengaman akan bekerja dan memberikan perintah putus (tripping) kepada
circuit breaker (CB) sehingga peralatan atau instalasi listrikyang terganggu dapat
diisolir dari sistem tenaga listrik. Seperti gambar dibawah ini:
21
Gambar 3.7 Sistem Pengaman Relay Diferensial
b. Rele Bucholz
Pada saat transformator mengalami gangguan internal yang berdampak kepada
suhu yang sangat tinggi dan pergerakan mekanis didalam transformator, maka akan
timbul tekanan aliran minyak yang besar dan pembentukan gelembung gas yang mudah
terbakar. Tekanan atau gelembung gas tersebut akan naik ke konservator melalui pipa
penghubungdan rele bucholz. Tekan minyak maupun gelmbung gas ini akan di deteksi
oleh rele bucholz sebagai indikasi telah terjadinya gangguan internal.
c. Rele Jansen
Sama halnya seperti rele bucholz yang memanfaatkan tekanan minyak dan gas
yang terbentuk sebagai indikasi adanya ketidaknormalan / gangguan, hanya saja rele ini
digunakan untuk memproteksi kompartemen OLTC. Rele ini juga dipasang pada pipa
saluran yang menghubungkan kompartemen OLTC dengan transformator.
d. Sudden Pressure
Rele sudden pressure ini didesain sebagai titik terlemah saat tekanan didalam
trafo muncul akbiat gangguan. Dengan menyediakan titik terlemah maka tekanan akan
tersalurkan melalui sudden pressure dan tidak akan merusak bagian lainnya pada
maintank.
e. Rele Thermal
Suhu pada transformator yang sedang beroperasi akan dipengaruhi oleh kualitas
tegangan jaringan, losses pada trafo itu sendiri dan suhu lingkungan. Suhu operasi yang
tinggi akan mengakibatkan rusaknya isolasi kertas oada transformator. Untuk
22
mengetahui suhu operasi dan indikasi ketidaknormalan suhu operasi pada transformator
digunakan rele thermal. Rele thermal ini terdiri dari sensor suhu berupa thermocouple
pipa kapiler dan meter penunjukan.
BAB IV
METODE PENGUMPULAN DATA DAN PENGERJAAN
ANOMALI REMBESAN MINYAK TRAFO 3
23
Gambar 4.1 Single Line Diagram Gardu Induk 150 KV Banyudono
24
Gambar 4.2 Rembesan Trafo 3
Table 4.1 Data pengukuran transformator 3 PAUWELS 150 kV/20 kV dan data
pengukuran belitan transformator 3 20 kV pukul 10.00 WIB
TRAFO 3 - 60 MVA
10:00
Daya Daya
Aru aktif reaktif
Tg Tegangan Counter
s Arus LV (A) Temp (°C) Tap
l (KV) (MW (MVAR OLTC
HV
) )
(A)
P S R S T Oil Wind
1 141 20.4 51 289 329 349 10.9 4.3 50 50 9 13034
7
14 PADAM
16
25
18 145 20.2 41 225 273 296 9.1 2.8 44 44 5 13237
19
22
30
31
Table 4.2 Data pengukuran transformator 3 PAUWELS 150 kV/20 kV dan data
pengukuran belitan transformator 3 20 kV pukul 19.00 WIB
19:00
26
9 147 20.2 46 242 322 336 10.6 2.8 45 45 4
29
30
31
27
3. // PMT BUS pukul 08.10 WIB
28
Gambar 4.4 Melakukan yel-yel agar bersemangat saat bekerja.
29
4
31
Gambar 4.9 Penambahan sealer pada valve antara pipa vacuum dan pipa
dehydrating breather for conservator maintank.
32
3. Penormalan beban kembali pada BAY TRAFO 3
33
4. Minggu ketiga pengecekan kembali trafo 3 seusai dilakukan perbaikan anomali
rembesan minyak trafo 3 untuk mengetahui apakah masih terjadi anomali
rembesan minyak trafo atau tidak.
34
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.
Pada pelaksanaan praktek kerja nyata ini dengan melakukan pengambilan data di
PLN gardu induk 150 kV Banyudono kabupaten Boyolali, maka dari hasil yang dicapai
dapat diambil beberapa kesimpulan:
1. Pada trafo 3 yang mengalami anomaly rembesan minyak trafo, harus segera
diperbaiki agar tidak terjadi peristiwa yang tidak diinginkan, seperti meledaknya trafo
contohnya yang terjadi di daerah gardu induk Jakarta .
2. Pada dasarnya sistem proteksi di gardu induk dilakukan pengecekan 1x minggu
dilakukan inpeksi yaitu pengecekan sistem proteksi internal trafo dan juga thermovisi pada
tiap-tiap komponen trafo. Adapun juga pengecekan setiap hari yaitu pengecekan tegangan
& suhu internal pada tiap - tiap trafo.
5.2 Saran
Dalam laporan ini , penulis mencoba memberikan saran pada PT. PLN (Persero)
UPT Salatiga:
1. Bisa meningkatkan Penggunaan Energi Baru dan Terbarukan, melakukan
pengawasan (monitoring) terhadap sistem operasi transformator tenaga pada
jaringan transmisi lisrtik yang kerap terjadi trip/bocor pada Gardu induk 150 kV
Banyudono.
Agar dapat mengoptimalkan kualitas dan kuantitas kerja sumber daya manusia-nya,
memberlakukan sistem keterbukaan informasi sistem operasi transformator tenaga pada
jaringan transmisi listrik.
35
DAFTAR PUSTAKA
Pabla, A.S. 2007, Electric Power Distribution fifth Editon, Tata McGraw-Hill Publishing
Company Limited. New Delhi.
https://media.neliti.com/media/publications/165525-ID-penilaian-kondisi-transformator-
daya-pad.pdf
https://adieliveline.wordpress.com/2013/10/07/gas-insulated-switchgear-sf6/
http://elektro.studentjournal.ub.ac.id/index.php/teub/article/view/462
36
LAMPIRAN
37