Berdirinya Giri Kedaton
Berdirinya Giri Kedaton
Berdirinya Giri Kedaton
BAB III
SEJARAH KERAJAAN GIRI KEDATON
DAN KABUPATEN TANDES
mengembangkan agama Islam. Berdirinya Giri Kedaton tidak terlepas dari peran
Raden Paku (Sunan Giri), sebagai salah satu dari Walisongo yang ikut berperan
menyebarkan Islam di Jawa. Raden Paku Muhammad Ainul putera Ishaq Ibrahim
A Ghozi dan ibu beliau bernama Dewi Sekardadu.1 Awalnya, pada saat itu Sunan
Giri berniat merealisasikan pesan yang pernah diberikan oleh ayahnya, yakni
Maulana Ishaq untuk menyebarkan agama Islam di Jawa Timur. Banyak pihak
yang mendukung niat Raden Paku untuk menyebarkan agama Islam, di antaranya
yakni Raden Rahmat (Sunan Ampel) sebagai guru yang telah membekali ilmu
sejak berumur 12 tahun serta Nyai Ageng Pinantih sebagai ibu angkatnya.
bekal sebuah jubah panjang serta dua orang teman yang bernama Syeh Gerigis
dan Syeh Koja. Bukan hanya itu, Raden Paku juga mendapat segumpal tanah
sebagai alat untuk mencari tempat bila akan mendirikan pesantren dalam
komunitas muslim di Gresik. Maka Raden Paku pun pergi mengembara mencari
daerah atau tempat yang sesuai untuk mendirikan pesantren. Melalui desa yang
Aminudin Kasdi, Kepurbakalaan Sunan Giri (Surabaya: Unesa Universitas Press, 2005), 26.
1
tempat tinggi atau sebuah bukit. Melalui bantuan Syeh Koja dan Syeh Grigis
ditemukanlah tanah di bukit Gresik, karena disitulah tanah yang sama dengan
segempal tanah yang diperintahkan oleh Maulana Ishaq, ayah Sunan Giri. Tanah
yang di bawahnya dari Pasai tempat ayahnya itu, baik warna maupun baunya
seperti yang dikehendakinya. Hal ini terjadi pada tahun Saka nuju tahun Jawi
Giri. Memang pada saat itu Maharaja Majapahit melemah yakni bermula pada
tahun 1478, dimana Islam sudah dipeluk oleh penduduk Jawa Timur, terutama di
daerah ini dibuktikan dengan timbulnya sikap longgar dari para penguasa. Awal
Lembaga Research Islam (Pesantren Luhur Islam Sunan Giri), Sejarah dan Dakwah Islamiyah
2
bidang ekonomi dan politik di daerahnya.3 Giri Kedaton pun berkembang menjadi
Sebelum Raden Paku menetapkan diri sebagai raja di kedaton yang baru
dibangunnya. Pertama kali yang beliau lakukan adalah meraih dukungan penuh
dari masyarakat, sebagai salah satu syarat dan penyanggah kekuatan politiknya
kelak. Tentu saja dukungan itu tidak sulit diperoleh Raden Paku, mengingat sejak
awal beliau memang termasuk tokoh yang populer dan memiliki santri cukup
Makam Sunan Giri. Pembangunan kedaton sendiri berlangsung pada tahun 1408
Prabu Satmata pada tahun 1409 Saka/1487 M tepatnya pada tanggal 12 Rabbiul
Kolam yang dibuat pada 1488 mungkin suatu “taman indah” dengan danau buatan
Mustakim, Mengenal Sejarah dan Budaya Masyarakat Gresik (Gresik: Dinas Pendidikan dan
3
Giri dalam Konstelasi Politik Nusantara Abad 15-16 (Surabaya: Kalidaya , 2013), 91.
(yang berisi kura-kura), beserta pulau kecil di tengahnya lengkap dengan balai
kecil yang biasa disebut bale kambang. Bangunan “taman air” (taman sari)
demikian itu sejak dahulu kala merupakan bagian dari kompleks istana raja di
Jawa. Memiliki taman semacam itu tentu menambah wibawa dan kekuasaan
gunung Kedaton menjadi tempat tinggal dan kerajaan susun tujuh untuk shalat
dan tidur.6
memiliki tiga komponen yakni: alun-alun, istana, pasar. Pemukiman pada saat itu
terdiri atas Kauman, Jaraganan, Kajen, dan sebagainya. Demikian juga batas-batas
menunjukkan bahwa memang pada masa itu pernah berdiri pusat pemerintahan di
Giri Kedaton.
Demikanlah Sunan Giri atau Raden Paku yang sewaktu itu memerintah
Kerajaan Giri mulai tahun 1487 sampai 1506 dengan gelar Prabu Satmata. Sunan
Giri atau Prabu Satmata mempunyai pengaruh besar terhadap kerajaan Islam di
Jawa maupun di luar Jawa. Pemerintahan Giri berlangsung kurang lebih 200
De graaf, Pigeaud, Kerajaan Islam Pertama Di Jawa Tinjauan Sejarah Politik Abad XV dan XVI
5
tahun.8 Selain itu, Kerajaan Giri Kedaton dianggap sebagai usaha untuk
dipimpin oleh beberapa tahap yakni oleh para penguasa bergelar sunan, lalu
berganti gelar menjadi panembahan, hingga menjadi pangeran. Giri Kedaton pada
masa kesunan adalah satu kurun waktu dimana raja-raja yang memerintah
bergelar Sunan. Sesudah Sunan Giri, secara berturut-turut diperintah oleh Sunan
Dalem (1506-1545 M), Sunan Seda ing Margi (1545-1548 M), kemudian Sunan
Prapen (1548-1605 M). Pengganti Sunan Prapen tidak lagi bergelar Sunan tapi
mengganti gelar penguasa Giri Kedaton menjadi Pangeran, yakni Pangeran Mas
Kedaton ini ialah tidak pernah terjadi perkelahian atau konflik untuk
penggantinya adalah Sunan Dalem sebagai putra nomor tiga yang tinggal di
8
Baidlowi Syamsuri, Kisah Walisongo (Surabaya: Apollo, 1995),74.
Muhtar Jamil, Wawancara, Gresik, 29 November 2015.
9
gunung Sari Tambakbaya. Selama periode ini dikabarkan bahwa Sunan Dalem
sebagai penguasa spiritual berdampingan dengan penguasa duniawi. Pada saat itu
terjadi penyerangan di Giri Kedaton oleh Adipati Sengguruh dengan maksud akan
membalas dendam pada kerajaan Giri atas lenyapnya Kerajaan Majapahit, namun
Prapen yakni mulai tahun 1548 sampai 1605. Pada periode inilah Kerajaan Giri
Kedaton berada di puncak keemasan, karena pada saat itu Giri tampil sebagai
kekuasaan rohani dan politik yang kemudian memperoleh supremasi di Jawa dan
perkembangan politik di Jawa dapat dibuktikan ketika Sultan Pajang, yakni Kyai
memberi kekuasaan pada raja Pajang dan Mataram. Pengaruh semacam itu
bertahan kurang lebih sampai 1680, ketika pengaruh itu dilenyapkan dengan
kekerasan.13
Tim Penyusun Buku Sejarah Kota Gresik, Kota Gresik Sebuah Perspektif Sejarah dan Hari Jadi
12
Giri dengan dipimpin oleh Pangeran Pekik (Bupati Surabaya). Diceritakan dalam
Serat Centhini bahwa pada suatu hari, Sultan Agung mengirim utusan abdi wanita
karena Sultan Agung sedang sakit (gering). Sampai di dalam kraton Sultan Agung
perantara Pangeran Pekik terjadi tahun 1635 Masehi. Dengan ditundukkannya dan
kecil bagi “hidup mati” kota Gresik. Raja Mataram (Amangkurat I) pada tahun
1660 telah mengganti gelar penguasa Giri. Saat itu Kerajaan Giri Kedaton hanya
sebagai pusat spiritual yang dipimpin oleh Pangeran, sedangkan di Gresik saat itu
dipimpin oleh umbul yang kemudian menjadi cikal bakal munculnya bupati
berakhir dan oleh Wiselius dipandang sebagai permulaan periode Giri dan Gresik.
Gresik sendiri mulai mengukir sejarah baru sebagai kabupaten perpanjangan dari
14
Taedjan Hadidjaja, Serat Centhini Bahasa Indonesia Jilid I-A (Yogya, UP Indonesia, 1978), 20.
Tim Penyusun Buku Sejarah Kota Gresik, Kota Gresik Sebuah Perspektif Sejarah, 93.
15
Pada pertengahan tahun 1675 ketika Pangeran Puspa Ita (Mas Witono)
Galessong dan orang Mataram dibawa Raden Kanjoran telah mengangkat senjata
berikut :
1. Bahwa Giri ingin melenyapkan sifat kejam dan tidak adil Amangkurat I
terhadap rakyatnya.
di Jawa.16
berhasil menduduki kota Bandar Surabaya, maka Gresik dan Jaratan dengan
dengan bantuan Belanda menyerang Jawa Timur, namun Mataram dan Belanda
dapat disingkirkan. Seluruh Jawa Timur saat itu pun dikuasai Trunojoyo termasuk
Lembaga Research Islam Malang, Sejarah dan Dakwah Islamiyah Sunan Giri, 153.
16
jajahan Belanda sampai sungai Cimanuk dan Semarang. Dengan ini, Belanda
Amangkurat II.
tentara VOC. Sejarah mencatat, pada 27 April 1680 pasukan besar Mataram
Penyerang itu mengalami kesukaran dalam menerobos benteng tentara Giri, hal
Ibid, 154.
17
Karena tentara Giri telah mendapatkan jiwa ajaran Islam yang telah
digemblengkan dalam pribadi masing-masing santri yang menjadi tentara
dari Sunan Giri, dalam rangka mencapai perdamaian dengan tetap ta’dzim
kepada Sunan Giri almarhum maupun kepada pengganti-penggantinya,
ditambah lagi mengharap bantuan secara batin dari karomah Sunan Giri
(Raden Paku) yang ternyata orang kuat dalam masa penyebarannya ketika
beliau masih hidup.
selalu ditolaknya. Sikap ini dipandang sebagai suatu perlawanan sehingga bagi
Amangkurat II ada alasan untuk menyerang Giri.18 Pada bulan April 1680 dalam
Giri masih berlanjut sebagai pusat spiritual. Saat itu Amangkurat II mengangkat
Sedha Kemlathen, seorang bangsawan asal Jipang menjadi penguasa Giri. Lalu,
keempat orang puteranya, yaitu Raden Mas Kedhaton, Raden Mas Tumpang,
Raden Mas Kenduyu, dan Nyai Uju bersembunyi di bawah lindungan mantri
18
Sartono Kartodirjo, Pengantar Sejarah Indonesia Baru: 1500-1900 (Jakarta: Gramedia, 1993),
202.
19
Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern (Yogyakarta: Gajah Mada University, 1995), 117.
B. Kabupaten Tandes
sudah menjadi bagian dari wilayah Mataram. Itu sebabnya, Pangeran Mas Witana
Kedudukan Giri Kedaton sejak di bawah kekuasaan Kanjeng Sunan Ainul Yaqin
sampai dengan Pangeran Mas Witana adalah hubungan wareng (cucu dari cicit)
Di lain sisi saat itu Gresik dipimpin oleh seorang mantri kepercayaan
Pangeran Mas Witana bernama Ketilaksana, seorang keturunan Cina muslim dari
Gresik lama kepercayaan Panembahan Mas Witana, yaitu Kyayi Ageng Gulu.
Menurut Serat Sedjarah Gresik, Kyai Gulu menjadi mantu dari Kyayi Ageng
Ngengot di Surabaya.21 Dari perkawinan itu diperoleh dua orang putera yakni
Nyai Emas dan Bagus Sateter.22 Nyimas Ayu menikah dengan Kyayi Kemis
Lurah Gresik yang dikenal dengan gelar Kyayi Ageng Setra III yang merupakan
Mudlofar, Babad Giri Kedhaton Suntingan Naskah dan Telaah Struktur (Tesis, Universitas
20
diberikan kepada Kyai Naladika sendiri, sebab dulunya ibu Kyai Naladika
itu berasal dari desa Ketubanan, Gresik bernama Nyai Gede. Dari perkawinan
dengan Nyai Gede, Kyayi Tumenggung Naladika memiliki dua orang putera.
Lurah Gresik Kyayi Ageng Setra III yang menikahi Nyimas Ayu puteri
Kyai Ageng Gulu memiliki dua orang putera yang sulung Bagus Puspadiwangsa
dan Nyai Ayu. Kyai Ageng Setra III, menikahkan putera sulungnya, Bagus
Naladika yang bernama Rara Teleng. Suatu saat Kyayi Ageng Setra III (Ki
Kemis) diutus oleh Pangeran Mas Witana untuk mencari uang Malaka ke negeri
Timur. Sekembali dari Timur, Kyai Ageng Setra III wafat dan dimakamkan di
23
Mudlofar, Babad Giri Kedhaton, 170.
Kijai Ngabei Mangoenarirdjo, Serat Sedjarah Gersik (Gersik: PWGTPP, 1912), 7.
24
Gresik sangat menderita. Sebab dewasa itu terjadi krisis pangan di seluruh Jawa.
tertanggal 10 April 1676 harga beras di Jepara mencapai 130 ringgit sekoyan. Di
tengah kelangkaan itu, penduduk Gresik dan penduduk pesisir Utara Jawa,
anarkisme yang tidak terkendali telah membuat Sunan Amangkurat I lari dari
istananya ke Tegel Arum dan mengkat di sana. Pangeran Adipati Anom kemudian
menggantikan ayahnya sebagai raja Mataram dengan gelar Sunan Amangkurat II.
semula menjadi sekutu Pangeran Adipati Anom ternyata mengangkat diri menjadi
dianggap kerabat dan dikenal setia kepada Sunan Amangkurat II, membantu
Trunajaya, ternyata kehidupan di Gresik tidak serta merta berubah baik, malah
yang luluh lantak akibat perang, terjadi kemalangan yang sangat mengejutkan.
Giri.
besar akibat pecahnya pemberontakan Surapati yang mengangkat diri menjadi raja
Tumenggung Wiranegara
dan tentu saja memperkukuh kesetiaan kepada Sunan Amangkurat II. Kyayi
pengikut besar dan kuat. Melalui Nyai Uju, puteri bungsu Pangeran Kertanegara
Dengan dukungan dari kerabat Giri Gajah, Bugis, Madura, dan Umbul
bupati pertama Gresik karena memang dialah penguasa Gresik yang pertama kali
Sehingga Gresik mulai menjadi sebuah kabupaten pada akhir abad ke-17
M, dengan nama Kabupaten Tandes, dimana Sidayu yang sekarang masuk dalam
wilayah Kabupaten Gresik pada waktu itu juga berdiri sendiri sebagai kabupaten.
Tandes untuk menyebut nama Gresik juga dapat dibaca pada inskripsi yang
terdapat dalam komplek makam para bupati Gresik terdahulu. Nama ini terukir
pada sebuah batu berbentuk lingga depan makam Tumenggung Puspanegara, serta
makam para bupati lainnya di kompleks makam Bupati Pertama Gresik, seperti
Bupati Tirtoredjo.
Nama Bupati Gresik (Tandes) saat itu ialah Kyai Toemenggoeng Poespo
Negoro. Secara keseluruhan, arti dari Kyai Toemenggoeng Poespo Negoro adalah
oleh Bupati Puspanegara bukan mendirikan kantor Bupati, akan tetapi lebih pada
amanat dari Sunan Amangkurat II. Sebab telah terbukti, bahwa melalui perikatan
dengan keluarga Giri Gajah, Bugis, Madura, dan Gresik KT Puspanegara tidak
29
Dukut Imam Widodo, Sang Gresik Bercerita Kisah-Kisah Kearifan Lokal Gresik Tempo Dulu
(Gresik: PT Smelting, 2014), 77.
Sunyoto, Ringkesan Serat Kekancingan), 8.
30
Agus Sunyoto, Ceramah, Gresik dalam haul K.T Puspanegara ke-295, 08 November 2015.
31
pemerintahan Jawa tetapi dapat pula mempersatukan warga muslim Gresik yang
1448-1451.
segitiga antara Giri yang saat itu diperintah oleh Pangeran Singosari, dengan
Gresik (Tandes) yang saat itu dipegang oleh dua orang Bupati, yaitu Bupati
Bupati Poespanegara II dipihak lain.32 Menurut Wiselius peristiwa itu terjadi pada
32
Mustakim, Gresik dalam Lintas Lima Zaman (Jogjakarta:Pustaka Eureka, 2010), 91.
tahun 1743. Peristiwa tersebut dengan panjang lebar diceritakan dalam sumber
Kabupaten Tandes.
Sementara itu di sisi lain Giri jatuh dan Pangeran Singasari pergi
pangeran ditiadakan diganti lurah juru kunci yang bertugas menjaga masjid dan
kuburan Sunan Giri. Penjaga masjid dan kuburan bernama Ketib Modin yang
menjadi lurah juru kunci ialah Gus Mukmin dari Desa Kajen yang masih
wilayah pesisir Barat dan pesisir Timur mulai jatuh ke tangan pemerintahan
Keadaan berubah yaitu sejak tahun 1824 Gresik dan Giri yang di bawah Residen
Tim Peneliti, Laporan Penelitian Kota Masa Pengaruh Eropa: Studi Terhadap Kota Sidayu
34
menetapkan bahwa Gresik sebagai salah satu distrik (kewadenan) bagian dari
Tandes dihapuskan dan dibentuk Kabupaten baru di Surabaya, dimana pada saat
Sunan Giri selaku raja pertama. Sekitar abad ke-15 kerajaan yang berada di bukit
Namun, keadaan berubah ketika Mataram menyerang Giri Kedaton akibat adanya
perang Trunajaya. Saat itulah Giri Kedaton hancur pada tahun 1680 sebagai
Kabupaten Tandes pada sekitar abad ke-17 di bawah penguasa bergelar bupati.
Meskipun begitu, Giri tetap menjadi penguasa sebatas bidang spiritual. Hingga
35
Umar Hasyim, Sunan Giri: Pemerintahan Ulama di Giri Kedaton. (Menara Kudus, 1999), 79.