Shalat Sunnah DAN SUJUD
Shalat Sunnah DAN SUJUD
Shalat Sunnah DAN SUJUD
2. Shalat Dhuha
Shalat Dhuha merupakan shalat sunnah yang dilaksanakan saat waktu Dhuha, yakni
saat matahari mulai naik 7 hasta sejak terbit hingga sebelum sebelum waktu Zuhur.
Jumlah rakaat shalat Dhuha minimal 2 rakaat dan maksimal 12 rakaat. Sebuah hadits
meriwayatkan:
“Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya
oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi)
4. Shalat Safar
Shalat Safar merupakan shalat sunnah yang dilaksanakan saat hendak bepergian.
Jumlah rakaat shalat safar yakni 2 rakaat. Seperti yang dijelaskan dalam hadits dari Abu
Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Jika engkau keluar dari rumahmu maka lakukanlah shalat dua rakaat yang dengan ini
akan menghalangimu dari kejelekan yang berada di luar rumah. Jika engkau memasuki
rumahmu maka lakukanlah shalat dua rakaat yang akan menghalangimu dari kejelekan
yang masuk ke dalam rumah.”(H.R. Al-Bazzar)
5. Shalat Tahajud
Sholat Tahajud adalah sholat sunnah yang dilaksanakan pada malam hari. Waktu
pelaksanaannya dimulai setelah isya hingga menjelang subuh dengan syarat telah
tertidur sebelumnya. Hal ini sesuai dengan makna kata ‘tahajud’ yakni bangun dari
tidur. Jadi setidaknya harus tertidur sebelum melaksanannya walaupun hanya sebentar.
Jumalah rakaat shalat sunnah ini minimal 2 rakaat. Waktu terbaik melaksanakan shalat
tahajud yakni sepertiga malam terakhir.
6. Shalat Hajat
Shalat hajat adalah shalat sunnah yang dapat dilaksanakan kapan saja selain setelah
shalat subuh dan ashar dengan maksud agar dikabulkan hajat (permintaan, keinginan,
dan kebutuhan) dikabulkan oleh Allah SWT. Shalat sunnah ini biasanya dilaksanakan
hingga 7 hari berturut-turut. Jumlah rakaat shalat hajat dimulai dari 2 rakaat hingga 12
rakaat. Waktu pelaksanaannya bisa siang ataupun malam dan waktu terbaik yakni
sepertiga malam terakhir atau setiap setelah melaksanakan shalat fardhu.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan dari Muhammad bin Darsubah, beliau berkata; “Saya
telah melihat di dalam kitab Imam Syafi’i r.a. di dalam tulisannya bahwa shalat hajat
tidak ada bandingannya bagi seribu kebutuhan (hajat), telah diajarkan Nabi Khidhir
kepada sebagian hamba Allah. Yaitu shalat dua rakaat, kemudian pada rakaat pertama
membaca Fatihatul Kitab (surat Al-Fatihah) sekali dan surat Al-Kafiruun sepuluh kali.
Lalu, pada rakaat kedua membaca surat Al-Fatihah dan (setelahnya) membaca surat Al-
Ikhlash sebelas kali. Setelah salam, kemudian sujud. Pada waktu sujud tersebut,
bacalah shalawat kepada Rasulullah SAW sepuluh kali dan membaca sepuluh kali.
Hadits lain juga menyebutkan: “Siapa yang berwudhu dan sempurna wudhunya,
kemudian salat dua rakaat (shalat hajat) dan sempurna rakaatnya maka Allah berikan
apa yang ia pinta cepat atau lambat” ( HR.Ahmad ).
7. Salat Tarawih
(kadang-kadang disebut Teraweh, Taraweh, atau Tarwih) adalah salat sunnah yang
dilakukan khusus hanya pada bulan ramadan. Tarawih dalam bahasa Arab adalah
bentuk jama’ dari َترْ ِوي َْح ٌةyang diartikan sebagai "waktu sesaat untuk istirahat". Waktu
pelaksanaan salat sunnat ini adalah selepas isya', biasanya dilakukan secara berjamaah
di masjid. Fakta menarik tentang salat ini ialah bahwa rasulullah ﷺhanya
pernah melakukannya secara berjama'ah dalam 3 kali kesempatan. Disebutkan bahwa
rasulullah ﷺkemudian tidak melanjutkan pada malam-malam berikutnya
karena takut hal itu akan menjadi diwajibkan kepada ummat muslim.
erdapat beberapa praktik tentang jumlah raka'at dan jumlah salam pada salat Tarawih.
Pada masa Nabi Muhammad salat Tarawih hanya dilakukan tiga atau empat kali saja,
tanpa ada satu pun keterangan yang menyebutkan jumlah raka'atnya. Kemudian salat
Tarawih berjamaah dihentikan, karena ada kekhawatiran akan diwajibkan. Barulah
pada zaman khalifah Umar salat Tarawih dihidupkan kembali dengan berjamaah,
dengan jumlah 20 raka'at dilanjutkan dengan 3 raka'at witir
8. Salat Witir
(Arab: صالة الوتر Sholatul witr) adalah salat sunah yang dikerjakan pada waktu malam hari
antara setelah waktu isya dan sebelum waktu salat subuh, dengan rakaat ganjil. Salat ini
dilakukan setelah salat lainnya, sepertti tarawih dan tahajjud), hal ini didasarkan pada
sebuah hadits. Salat ini dimaksudkan sebagai pemungkas waktu malam untuk
"mengganjili" salat-salat yang genap, karena itu, dianjurkan untuk menjadikannya akhir
salat malam
MACAM-MACAM SUJUD DAN TATA CARANYA
2. Sujud Sahwi
Sujud sahwi adalah sujud karena adanya kelupaan atau keraguan dalam shalat,
lantaran beberapa sebab sebagai berikut :
Meninggalkan sunah ab’ad baik karena lupa maupun di sengaja, seperti
meninggalkan tasahhud awal, qunut shalat subuh, membaca shalawat setelah
tasahhud awal.
Ragu-ragu dalam hal meninggalkan shalat ab’adh
Memindah rukun qouly (bacaan) keempat lain yang tidak sampai membatalkan,
baik di sengaja maupun tidak, seperti membaca Al-Fatihah pada waktu ruku’
qunut sebelum ruku’ atau membaca surat di waktu duduk .
Melakukan sesuatu yang seandainya di lakukan dengan di sengaja dapat
membatalkan shalat seperti tidak di sengaja menambah satu rukun fi’li atau lupa
berbicara sedikit.
Ragu-ragu terhadap pekerjaan shalat yang kemungkinan adalah tambahan.
Seperti ragu-ragu dalam jumlah rakaat shalat dhuhur, apakah baru atau tiga
atau empat ? kemudian musholli memilih jumlah rakaat yang yakin yaitu tiga.
Maka setelah menambahi satu rakaat musholli sunah sujud sahwi. Karena ragu-
ragu terhadap pekerjaan salat yang kemungkinan adalah tambahan.
Adapun cara mengerjakan sujud sahwi adalah sama dengan sujud yang lain, yakni
sujud dua kali yang diselingi dengan duduk iftirosy, dan di lakukan setelah
membaca tahiyyat akhir sebelum salam.
3. Sujud Syukur
Sujud syukur adalah sujud yang di lakukan di luar shalat karena ada beberapa sebab.
Sujud ini hukumnya adalah sunah.
Berikut ini beberapa sebab di sunahkannya melakukan sujud syukur.
Mendapatkan ni’mat yang tidak di sangka sebelumnya baik ni’mat pada dirinya
sendiri, kerabat, teman atau umat islam secara umum. maka tidak sunah karena
mendapat ni’mat yang terus menerus seperti ni’mat islam.
Terhindar dari bencana atau musibah yang tidak di duga-duga sebelumnya
seperti selamat dari tertimpa bangunan yang roboh akibat gempa atau selamat
dari tenggelamnya kapal.
Ketika melihat orang lain melakukan kemaksiatan sebagai rasa syukur bahwa
dirinya tidak melakukannya.
Adapun cara melakukan sujud syukur yaitu dilakukan di luar shalat dengan satu kali
sujud disyaratkan dalam keadaan suci menutupi aurot dan menghadap qiblat.
Apabila terdapat hal-hal yang mensunahkan sujud syukur sementara dia tidak dalam
kondisi suci di sunahkan membaca.
ُس ْبحَانَ هللاِ َو ْال َح ْم ُد ِهللِ َوالَ اِلَهَ اِالَّ هللُ َوهللاُ اَ ْكبَ َر َوالَ َحوْ َل َوالَ قُ َّوةَ اِالَّ بِاهللِ ْال َع ِظي ِْم
(Subhaanallahi walhamdulillaahi wa laailaahaillallaahi wa allaahu akbar walaahaula wa
laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil adziim 4x)
4. Sujud Tilawah
Sujud tilawah adalah sujud yang di lakukan karena membaca atau mendengar ayat-ayat
sajdah yang terdapat dalam al-qur’an, maka di sunahkan (bahkan sunah
mua'kad)melakukan sujud tilawah kesunahan tersebut baik di lakukan di dalam shalat
ataupun sujud tilawah maka hukumnya wajib bagi ma’mum untuk mengikuti imam
bahkan apabila ia meninggalkan maka shalatnya batal.
Tata cara sujud tilawah adalah sebagai berikut :
Ketika berada dalam shalat
Setelah selesai membaca ayat sajdah maka langsung sujud dengan di sertai niat
sujud tilawah dan setelah selesai meneruskan shalatnya. Sujud tilawah yang di
kerjakan pada saat shalat tidak memakai takbirotul ihram dan salam. Dan bagi
ma’mum tidak boleh mengerjakan sujud tilawah kalau imamnya tidak mengerjakan
sekalipun ma’mum mendengar atau membaca ayat-ayat sajdah.