Herbal Anti Ansietas
Herbal Anti Ansietas
Herbal Anti Ansietas
PENDAHULUAN
Kondisi fisikologis seseorang tidak selamanya ada pada kondisi stabil, berbagai macam respon
kejiwaan muncul pada seseorang dalam berbagai kondisi, respon tersebut bias berupa senang,
sedih, semas dan lain sebagainya. kecemasan adalah respon adaptif , dipengaruhi oleh karakteristik
individual atau proses psikologis, yaitu akibat dari tindakan, situasi atau kejadian eksternal yang
menyebabkan tuntutan fisik atau psikologis terhadap seseorang. Pada umumnya kecemasan
merupakan fenomena normal pada pengalaman-pengalaman baru dan hal-hal yang belum pernah
dicoba (Ibrahim, 2008).
Menurut cuncic (2012) dalam pande, dkk (2013:3) aroma terapi terdiri dari minyak tumbuhan atau
minyak esensial untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis. Aromaterapi dianjurkan untuk orang
yang memiliki masalah kecemasan, untuk menenangkan tubuh, pikiran da syaraf. Wewangian seperti
lavender, chamomile dan vanilla memiliki efek menenangkan. Aroma yang paling popular adalah
lvender. Lavender digunakan terutama untuk relaksasi, untuk mengurangi susah tidur, kecemasan
dan depresi.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa saja terapi herbal yang di
gunakan untuk mengatasi ansietas (kecemasan).
Herbal adalah tanaman atau tumbuhan yang mempunyai kegunaan atau nilai lebih dalam
pengobatan. Dengan kata lain, semua jenis tanaman yang mengandung bahan atau zat aktif
yang berguna untuk pengobatan bisa digolongkan sebagai herbal. Herbal kadang-kadang disebut
juga sebagai tanaman obat, sehingga dalam perkembangannya dimasukkan sebagai salah satu
bentuk pengobatan alternatif.
Ansietas (kecemasan) dalam bahasa inggris “anxiety” berasal dari bahasa latin “angustus” yang
berarti kaku, dan “ango,anci” yang berarti mencekik (pratiwi, 2010). Kecemasan adalah fungsi
ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan datangnya suatu bahaya sehingga
dapat disiapkan reaksi adaptif yang sesuai. Kecemasan merupakan kekhawatiran yang tidak
jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berbahaya.
Kecemasan adalah suatu respon emosional dimana seseorang merasa takut pada suatu sumber
ancaman yang belum jelas dan tidak teridentifikasi (solehati dan kasosih, 2015).
Beberapa factor pencetus yang dapat menyebabkan terjadinya kecemasan menurut stuart (2006)
antara lain :
1. Ancaman terhadap integritas fisik meliputi disabilitas fisiologis yang akan terjadi atau
penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
2. Ancama terhadap system diri dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi social
yang terintegrasi pada individu.
Mc. Farlan dan wasli (1997) dalam solehati dan kasosih (2005) mengatakan bahwa factor
yang berkontribusi pada terjadinya kecemasan meliputi ancaman pada konsep diri, personal
security system, kepercayaan, lingkungan, fungsi peran, hubungan interpersonal dan status
kesehatan.
a. gangguang pada tubuh seperti berkeringat, panas dingin, dan lemas atau mati rasa
b. gangguan kepala seperti pusing atau sakit kepala
c. gangguan pernapasan seperti sulit napas, jantung berdebar atau berdetak kencang
d. gangguan pencernaan seperti mual, diare dan sering buang air kecil
Menurut Dadang Hawari (2013) keluhan-keluhan yang terjadi yang sering dikemukakan orang
yang mengalami gangguan kecemasan antara lain sebagai berikut :
1. cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah tersinggung
2. merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut
3. takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang
4. gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan
5. gangguan konsentrasi dan daya ingat
6. keluhan-keluhan somatic. Misalnya, rasa sakit pada otot dan tulang, pendengaran berdenging
atau tinnitus, berdebar-debar, sesak nafas, gangguan pencernaan, gangguan perkemihan,
sakit kepala, dsb.
Kecemasan dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologis dan perilaku
secara tidak langsung melalui timbulnya gejala atau mekanisme koping sebagai upaya untuk melawan
timbulnya kecemasan (Kaplan dan sadock, 1998). Menurut Stuart (2006) pada orang yang cemas
akan muncul beberapa respon yang meliputi :
1. Respon Perilaku
Respon perilaku yang muncul adalah gelisah, tremor, ketegangan fisik, reaksi terkejut,
gugup, bicara cepat, menghindar, kurang koordinasi, menarik diri dari hubungan interpersonal
dan melarikan diri dari masalah.
2. Respon Fisiologis
a. Kardiovaskular : tekanan darah meningkat, tekanan darah menurun, denyut nadi
menurun
b. Pernapasan : napas cepat dan pendek, napas dangkal dan terengah-engah
c. Gastrointestinal : nafsu makan menurun, diare
d. Neuromuscular : tremor, gugup, gelisah, insomnia dan pusing
e. Traktus Urinarius : sering berkemih
f. Kulit : keringat dingin, wajah kemerahan
2.5 Tingkat Ansietas
Menurut stuart dan sundeen (1998), mengidentifikasi kecemasan dalam empat tingkatan dan
menggambarkan efek dari setiap tingkatan, diantaranya adalah :
1. Cemas ringan
Merupakan cemas yang normal yang berhubungan dengan ketegangan dalam hidup
sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan
persepsinya, seperti melihat, mendengar dan gerakan menggenggam lebih kuat.
Kecemasan tingkat ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan
kreativitas.
2. Cemas Sedang
Cemas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal yang penting dan
mengesampingkan hal yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian yang selektif
namun dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah. Kecemasan ini mempersempit
persepsi individu, seperti penglihatan, pendengaran dan gerakan menggenggam
berkurang.
3. Cemas Berat
4. Panik
Panic berhubungan dengan ketakutan dan terror. Individu yang mengalami panic tidak
mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan hal itu dikarenakan individu
tersebut mengalami kehilangan kendali, terjadi peningkatan aktivitas motoric, menurunnya
kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan
kehilangan pemikiran yang rasional