Tugas Sosiologi Kesehatan Tri Aktavian N. (C1B118004)
Tugas Sosiologi Kesehatan Tri Aktavian N. (C1B118004)
Tugas Sosiologi Kesehatan Tri Aktavian N. (C1B118004)
OLEH :
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
KATA PENGANTAR
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan pokok pembahasan “Pola Perilaku
Sehat Masyarakat Marginal Perkotaan”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………….
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………
1.3 Tujuan………………………………………………………………………..
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Arti Sehat Bagi Masyarakat Marginal Perkotaan………………………..
2.2 Pola Perilaku Sehat Masyarakat Marginal Perkotaan…………………..
2.3 Pencegahan Penyakit Bagi Masyarakat Marginal Perkotaan……………….
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………….
3.2 Saran…………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Sehat ialah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Menurut
While tahun 1997, kesehatan adalah keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa
oleh ahlinya tidak mempunya keluhan ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu
penyakit atau kelainan. Dalam setiap hal di dunia, termasuk kesehatan, pasti
memiliki maslah-masalah tertentu. Tidak selamanya masalah kesehatan merupakan
masalah kompleks yang merupakan resultant dari berbagai masalah lingkungan yang
bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, sosial budaya, perilaku, populasi
penduduk, genetika, dan sebagainya.
Masyarakat marginal dapat didefinisikan sebagai masyarakat yang secara
geografis berada di pinggiran dan posisi ini yang menyebabkan mereka mengalami
hambatan dalam mendapat akses layanan dari pemerintah daerah/pusat. Akibat
kondisi tersebut mereka menjadi rentan terpinggirkan atau termarginalisasi,
terdiskriminasi dari sebagian besar aspek kehidupan. Yakir mendefinisikan bahwa
kelompok marginal adalah orang-orang yang tinggal di tepi masyarakat. Masyarakat
marginal pada umumnya selalu lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas
aksesnya pada kegiatan ekonomi sehingga seringkali tertinggal jauh dari masyarakat
lain yang memiliki potensi lebih tinggi.
Seseorang atau kelompok yang mengalami proses marginalisasi, pada
umumnya tidak akan memiliki daya maksimal, ruang geraknya terbatas, dan
cenderung sulit dalam memperjuangkan atau mempertahankan diri supaya terserap
dalam sektor-sektor ketenaga-kerjaan sehingga dalam hal tersebut dibutuhkan
kontribusi dan partisipasi aktif pemerintah daerah untuk mengantarkan masyarakat
pada kesejahteraan hidup dan akses pengembangan personal dalam keterampilan
kerja. Menurut Robert Chambers, pengertian masyarakat marginal disebut sebagai
deprivation trap atau perangkap kemiskinan, yang secara rinci terdiri dari lima unsur,
yaitu: a) Kemiskinan itu sendiri; b) Kelemahan fisik; c) Keterasingan atau kadar
isolasi; d) Kerentanan; e) Ketidakberdayaan.
Masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Pengertian ini
lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupan serta ciri-ciri kehidupannya yang berbeda
dengan masyarakat pedesaan. Perhatian khusus masyarakat kota tidak terbatas pada
aspek-aspek, seperti pakaian, makanan, dan perumahan, tetapi lebih luas lagi. Gaya
hidup generasi masa kini, kususnya diperkotaan sangat lah sibuk, tidak hanya dengan
aktivitas bekerja secara rutin dengan beragam jenis pekerjaan, juga disibukkan oleh
aktivitas sosial lainnya yang juga menyita waktu secara signifikan baik berupa
aktivitas di media sosial, seperti Twitter, Facebook maupun Kompasiana, juga
aktivitas kopi darat dengan berbagai komunitas yang terhubung erat dengan adanya
perkembangan teknologi informasi termasuk internet, selular, telepon genggam yang
membuat dunia semakin dekat dan akrab.