BAB III Histerektomi

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 1

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Histerektomi merupakan prosedur pembedahan yang dilakukan untuk
mengangkat rahim (uterus) pada wanita yang mengalami penyakit tertentu.
Histerektomi bukan merupakan satu-satunya tindakan yang dilakukan untuk
mengatasi permasalahan pada organ reproduksi, terutama bagi perempuan
yang menginginkan anak. Namun tindakan ini adalah tindakan yang tepat dan
terbaik untuk mengatasi penyakit pada organ reproduksi secara permanen.
Penyebab yang paling sering dilakukan histerektomi adalah adanya kanker
serviks atau kanker rahim. Pada beberapa kasus dan biasanya pada kasus
dengan penyulit perdarahan obstetric yang parah, tindakan histerektomi
pascapartum mungkin dapat menyelamatkan nyawa.
Operasi dapat dilakukan dengan laparotomi setelah pelahiran per
vaginam, atau dilakukan bersamaan dengan sesar (disebut histerektomi sesar).
Sebagian besar histerektomi peripartum dilakukan untuk menghentikan
perdarahan akibat atonia uterus yang tak teratasi, perdarahan segmen bawah
uterus yang berkaitan dengan insisi sesar atau implantasi plasenta, laserasi
pembuluh besar uterus, mioma besar, displasia serviks yang parah, dan
karsinoma in situ. Gangguan implantasi plasenta, termasuk plasenta previa
dan berbagai plasenta akreta yang sering berkaitan dengan sesar berulang,
sekarang menjadi indikasi tersering untuk histerektomi sesar.
3.2 Saran
Jika menjalani operasi konvensional, proses pemulihannya membutuhkan
waktu sekitar 6-8 minggu. Pada masa pemulihan setelah menjalani
pengangkatan rahim, sebaiknya pasien dianjurkan banyak beristirahat. Hindari
berolahraga, mengangkat barang berat, menyetir, dan berhubungan seks
hingga kondisi benar-benar membaik. Tanyakan kepada dokter kapan waktu
yang tepat untuk kembali menjalani aktivitas normal.

Anda mungkin juga menyukai