Laporan Akhir Benda Benda Ergastik
Laporan Akhir Benda Benda Ergastik
Laporan Akhir Benda Benda Ergastik
Benda Ergastik
Diunggah oleh Ashilla Artedja pada Jan 07, 2019
Hak Cipta
Unduh !
© © All Rights Reserved
Format Tersedia
DOCX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd
Facebook Twitter
ilmu penyediaan bahan obat, dari sumber alam atau sintetik yang sesuai,
untuk disalurkan dan digunakan pada pengobatan dan pencegahan penyakit.
Farmasi mencakup pengetahuan mengenai identifikasi, pemilahan
$
(selection), aksi farmakologis, pengawetan, penggabungan, analisis, dan
pembakuan bahan obat (drugs) dan sediaan obat (medicine). Pengetahuan
kefarmasian mencakup pula penyaluran dan penggunaan obat yang sesuai
Emaildan aman, baik melalui resep (persecription) dokter berizin, dokter gigi,
dan dokter hewan, maupun melalui cara lain yang sah, misalnya dengan
cara menyalurkan atau menjual langsung kepada pemakai. Di jurusan
% &
Botani ini adalah ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan, baik
morfologi dan anatominya untuk lebih spesifikasinya maka ilmu botani ini
disalurkan melalui pembelajaran benda-benda ergastik.
Benda ergastik merupakan benda nonprotaplasma yang ditemukan
% Bermanfaat
& Tidak
bermanfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Dasar Teori
Benda ergastik merupakan benda nonprotaplasma yang ditemukan di
dalam sel. Protoplasma yang hidup di sel di sebut juga bioplasma dan benda
dengan dengan zat ergastik. Benda organik dan nonorganik produk
metabolisme dapat membantu organisme dalam pertahanan dalam memelihara
struktur sel, juga untuk penyimpanan substansi dalam vakuola dan dindng sel.
Benda ergastik terdiri atas dua sifat yaitu ada yang bersifat cair dan padat.
Benda atau zat yang bersifat cair yaitu : pati, protein, cairan sel, minyak dan
lemak, minyak etsiri dan damar, serta benda yang bersifat padat : Kristal ca-
oksalat, kristal anorganik, dan butir amilum. (Sutrian, 2004).
Berikut adalah benda ergastik dalam bentuk cair : Menurut (Foris, 2011)
1. Pati
Pati adalah karbohidrat yang terjadi dari rangkaian molekul yang
panjang. Muncul dalam bentuk butiran yang umumnya akan berwarna
hitam kebiru—biruan bila diberi larutan iodium dalam kalium iodida.
Butir-butir pati dibentuk pertama kali di dalam kloroplas, kelak pati
dipecah dan dalam bentuk gula dipindahkan ke jaringan-jaringan
cadangan makanan. Disini gula disintesis kembali menjadi amiloplas.
Umumnya butir pati terdiri atas lapisan-lapisan yang mengelilingi suatu
titik yang di sebut hilum. Hilum dapat terletak di tengah atau dapat pula
eksentrik. Pelapisan pada butir pati terlihat sebagai akibat kepekaan
molekul-molekul yang lebih banyak pada saat permulaan terbentuknya
lapisan – lapisan terluar karena keebihan air. Pada butir pati sereales
jumlah lapisan sesuai dengan jumlah hari pembentukan butir pati.
2. Protein
Protein ditemukan dalam lapisan endosperm paling luar yang disebut
lapisan aleuron, pada kariopsis serealis protein berbentuk kristaloid
kuboidal yang ditemukan dalam sel parenkima ferifer umbi kentang dan
dalam parenkima buah capsicum. Protein bentuk kristal dan protein amorf
d. Alkaloid
Alkaloid adalah senyawa basa organik yang mengandung nitrogen
alkaloid biasanya tedapat pada jenis tumbuh-tumbuhan tersebut.
Manfaat dari alkaloid adalah dapat di pergunakan sebagai obat-obatan
e. Tanin (zat penyamak)
Pada tumbuhan tertentu terdapat tanin yaitu sejenis zat cair yang
merupakan campuran dari beberapa macam zat-zat tersebut terutama
misalnya asam gallus dan glukosit. Fungsi tanin yaitu mencegah
terjadinya pembusukan pada jaringan di samping berguna bagi
perlindunngan protoplas dari gangguan luar, misalnya gangguan
binatang.
f. Antosian
Antosian adalah suatu glukosida, dapat memberikan warna yang dapat
larut dalam air sel dari vakuola. Dengan demikian maka dalam
vakuola terdapat pula zat –zat warna yang terlarut dalam cairan
selnya.
g. Asparagin dan glutamine
Pada tumbuh-tumbuhan tertentu selain terdapat protein, terdapat pula
senyawa-senyawa lainnya, antara lain asparagin dan glutamine, yang
termasuk golongan amide.
4. Minyak dan lemak
Minyak dan lemak merupakan bahan cadangan penting dalam
tumbuhan, yang sering kali dijumpai dalam biji dan buah. Lemak dan
minyak merupakan gliserida asam lemak.perbedaan di antara keduanya
umumnya berdasarkan sifat-sifat fisik, Pada suhu normal lemak berbentuk
benda padat dan minyak berbentuk cairan.
5. Minyak eteris dan damar
Dalam sel tumbuh-tumbuhan terdapat pula sejenis minyak yang
muda menguap.seperti halnya minyak eteris. Dalam sel tumbuh-tumbuhan
minyak eteris berupa tetes minyak yang berupa tetes-tetes minyak yang
2. Batang
Berbentuk segi empat atau segilima, tergantung varietasnya, tidak
berkayu dan bertekstur agak keras. Warna pada batang umumnya
hijau tua dengan pigmen ungu. Batang bercabang dan setiap cabang
ditumbuhi daun yang rimbun.
3. Akar
Tanaman kentang memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut.
Akar tanaman berwarna keputih-putihan dan berukuran sangat kecil.
Diantara akar ini ada yang nantinya berubah bentuk dan fungsi
menjadi bakal umbi, yang selanjutnya akan menjadi umbi kentang
4. Bunga
Tanaman kentang ada yang berbunga dan tidak tergantung
varietasnya. Warna pada bunga yaitu kuning atau ungu. Kentang
varietas desiree berbunga ungu. Varietas cipanas, segunung dan
cosima berbunga kuning.
Cari (
5. Umbi
Ukuran, bentuk dan warna umbi kentang bermacam-macam,
tergantung varietasnya. Ukuran umbi bervariasi dari kecil hingga
besar. Bentuk umbi ada yang bulat, oval, bulat panjang. Umbi
kentang berwarna kuning, putih dan merah.
c. Manfaat/Kegunaan (Widjayakusuma, 1994)
4. Bunga
Bunga padi pada hakikatnya terdiri atas tangkai, bakal buah, lemma,
palea, putik, dan benang sari. Tiap unit bunga terletak pada cabang-
cabang bulir yang terdiri atas cabang primer dan cabang sekunder.
Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas
dinamakan malai.
c. Manfaat/Kegunaan (Heyne, 1987)
1. Sebagai sumber energi yang tinggi
2. Membantu mengobati dan mencegah gangguan pencernaan
3. Bagus untuk kesehatan tulang dan gigi
4. Sumber protein yang tinggi
5. Membantu mengurangi resiko pusing
6. Sebagai bahan pokok makanan
7. Bermanfaat untuk kesehatan
8. Sebagai bahan pembuat tepung
9. Sebagai bahan pembuat ketan
2.2.3 Ubi Jalar (Ipomea Batatas)
a. Klasifikasi (Tjitrosoepomo, 2010)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Convolvulales
Familia : Convolvulaceae
Gambar 2.2.3
Genus : Ipomea
Ubi Jalar
Species : Ipomea Batata
(Ipomea Batatas)
b. Morfologi (Hasnunidah, 2011)
1. Akar
Tanaman ubi jalar memiliki dua perakaran yaitu akar penyerap dan
akar lumbung. Akar penyerap adalah akar yang berfungsi untuk
menyerap unsur hara dan air dari dalam tanah. Sedangkan akar
lumbung adalah akar untuk menyimpan makanan dan akar membesar
seiring berjalanan waktu selama daun masih ada. Akar lumbung inilah
yang nantinya akan membentuk ubi. Akar ubi jalar mampu menembus
ke dalam tanah tidak lebih dari 45 cm. 15% dari seluruh akar yang
terbentuk akan menebal dan membesar membentuk ubi.
2. Batang
Batang ubi jalar memiliki beberapa warna, yaitu hijau, merah dan
ungu. Batang berbentuk silinder dan panjang serta memiliki ruas.
Ukuran panjang ruas bervariasi mulai dari pendek sampai panjang.
Ukuran diameter batang juga bervariasi mulai dari tipis hingga tebal.
3. Daun
Daun-daun sederhana dan secara spiral diatur bergantian pada batang
dalam pola yang dikenal sebagai 2/5 phyllotaxis (ada
5 daun spiral diatur dalam 2 lingkaran di sekitar batang untuk setiap
dua daun berada di bidang vertikal yang sama pada batang).
4. Bunga
Bunga ubi jalar sengat menarik yang memiliki warna ungu keputih-
putihan dan berbentuk corong berdiameter 3-4 cm. Bunganya adalah
biseksual. Penyerbukan bunga dibantu oleh serangga.
5. Buah
Buah ubi jalar berbentuk kapsul yang mengandung 1-3 biji.
6. Biji
Biji berbentuk pipih, bertekstur keras, dan berwarna hitam. Saking
kerasnya kulit biji sehingga diperlukan pengausan
untuk membantu proses perkecambahan.
c. Manfaat/Kegunaan (Heyne, 1987)
1. Membantu kekebalan tubuh
2. Mengatasi peradangan
3. Atasi bronkitis dan asma
4. Meredakan sakit artritis
5. Baik bagi pencernaan
6. Bantu atasi kanker
10
11
4. Bunga
Berdasarkan tipe bunganya, bagian-bagian bunga pepaya dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu pepaya jantan, pepaya betina dan pepaya
hermafrodit. Pepaya jantan memiliki bunga jantan yang majemuk dan
tersusun menggantung pada malai.
c. Manfaat/Kegunaan (Wijayakusuma, 1994)
Tanaman pepaya bernilai ekonomi tinggi karena mempunyai banyak
kegunaan, baik bagian buah, akar, batang, daun, maupun bunganya. Buah
pepaya yang masak biasa disajikan sebagai pencuci mulut dan penyuplai
nutrisi, terutama karoten, kalsium, zat besi, vitamin A dan B, serta kaya
akan vitamin C. Buah pepaya juga dapat diolah menjadi bentuk makanan
lain, seperti sari pepaya dan dodol. Buah ini juga sering dijadikan
campuran dalam pembuatan saus tomat untuk menambah cita rasa, warna
dan kadar vitamin. Dalam bidang farmasi, akar pepaya dimanfaatkan
sebagai obat penyakit ginjal dan kandung kemih, sedangkan daunnya
sebagai obat penyakit malaria, kejang perut dan demam. Daun muda dan
bunganya juga biasa dijadikan lalapan dan urap untuk menambah nafsu
makan. Bunga pepaya seringkali dijadikan alternatif pengganti bunga
melati sebagai bunga rangkai.
2.2.5 Begonia (Begonia Sp.)
a. Klasifikasi (Tjitrosoepomo, 2005)
Regnum : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Cucurbitales
Familia : Begoniaceae
Gambar 2.2.5
Genus : Begonia
Begonia
Species : Begonia Sp.
(Begonia Sp.)
b. Morfologi (Mulyani, 2006)
Tanaman begonia merupakan tanaman semak liar yang tubuh dihutan
dengan tinggi 60-75 cm. Batang begonia berstruktur lunak, berwarna
12
13
3. Menyembuhkan luka
5. Mengobati sembelit
14
15
4. Bunga
Bunga tanaman nenas bersifat majemuk terdiri dari 50-200 kuntum
bunga tunggal atau lebih. Letak bunga duduk tegak lurus pada tangkai
buah kemudian berkembang menjadi buah mejemuk. Bunga nenas
bersifat hermaprodit, mempunyai tiga kelopak, tiga mahkota, enam
benang sari dan sebuah putik dengan kepala putik bercabang tiga.
5. Buah
Buah nenas merupakan buah majemuk yang terbentuk dari gabungan
100 sampai 200 bunga, berbentuk silinder, dengan panjang buah
sekitar 20.5 cm dengan diameter 14.5 cm dan beratnya sekitar 2.2 kg
(Collins 1960 cit Rosmaina 2007). Kulit buah keras dan kasar, saat
menjelang panen, warna hijau buah mulai memudar.
c. Manfaat/Kegunaan (Heyne, 1987)
Daun nanas dapat digunakan sebagai pakan ternak dan dapat
meningkatkan berat badan ternak kambing. Nanas juga mengandung
enzim bromelian yaitu suatu enzim protease yang dapat memecah protein
sehingga dapat gunakan untuk melunakkan daging. Nanas juga
mengandung serat yang berguna untuk membantu proses pencernaan,
menurunkan kolesterol dalam darah dan mengurangi resiko diabetes dan
penyakit jantung.
2.2.8 Jeruk (Cytrus Sp.)
a. Klasifikasi (Setyawan, 2009)
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Familia : Rutaceae Gambar 2.2.8
Genus : Citrus Jeruk
Species : Cytrus Sp. (Cytrus Sp.)
16
17
6. Biji
Pada tanaman jeruk, biji terdapat pada bulir buahnya, ketersediaan biji
pada tanaman jeruk tergantung dari varietasnya, ada yang berbiji
banyak sampai yang tidak berbiji. Biji jeruk biasanya berwarna putih
atau putih keabuan, berbentuk bulat telur dan runcing di salah satu
ujungnya, bersifat poliembrional dengan embrio berwarna putih.
c. Manfaat/Kegunaan (Sudarsono, dkk., 2002)
1. Meredakan Sembelit
2. Mengatur Tekanan Darah
3. Mencegah Kanker
4. Melindungi Tubuh dari Penyakit Jantung
5. Melawan Infeksi Virus
6. Membersihkan Darah
7. Tulang Kuat
8. Gigi Kuat
2.3 Uraian Bahan
2.3.1 Alkohol (Dirjen POM,1979)
Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Etanol, Alkohol
Rumus Molekul : C2H5OH
Rumus Struktur :
H H
H C C OH
H H
Berat Molekul : 46 g/mol
Pemerian : Cairan tak berwarna jernih, mudah menguap dan
mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah
terbakar dengan memberikan nyala api biru yang
tidak berasap.
Kelaruran : Sangat mudah larut dalam air, dalam klorofom P,
dan dalam eter P
18
19
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Sel Tumbuhan dilaksanakan pada hari Rabu, 24 Oktober
2018 pukul 16.00 WITA sampai 17.30 WITA. Tempat pelaksanaan
praktikum yaitu bertempat di Laboratorium Bahan Alam, Jurusan Farmasi,
Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Alu
2. Kaca objek
3. Lumpng
4. Micro glass
5. Mikroskop
6. Pensil
7. Pipet
8. Pinset
9. Silet
3.2.2 Bahan
1. Aquadest
2. Alkohol 70%
3. Aloe vera folium
4. Amaranthus folium
5. Ananas commosus folium
6. Begonia petiolus
7. Carica papaya petioles
8. Cytrus sp
9. Datura metel folium
10. Ficus benyamina
11. Gnetum gnemon korteks
12. Ipomea batatas tuber
20
% Bermanfaat
& Tidak
bermanfaat
21
b. Ambil tangkai daun pepaya lalu iris setipis mungkin dan pindahkan
cairan tersebut diatas permukaan kaca dan tetesi aquadest lalu tutup
c. Amati dibawah mikroskop dengan pembesaran objectif lemah dan
kuat
d. Gambarlah beberapa buah sel yang berisi kristal kalsium oksalat.
Bentuk apakah kristal masing – masing sampel tersebut.
4. Percobaan V –bentuk kristal
(Begonia sp)
a. Siapkan mikroskop sesuai dengan prosedur penggunaanya
b. Ambil tangkai daun begonia lalu iris setipis mungkin dan
pindahkan cairan tersebut diatas permukaan kaca dan tetesi
aquadest lalu tutup
c. Amati dibawah mikroskop dengan pembesaran objectif lemah dan
kuat
d. Gambarlah beberapa buah sel yang berisi kristal kalsium oksalat.
Bentuk apakah kristal masing – masing sampel tersebut.
e. Apa kesimpulan anda dari pengamatan tersebut. Bentuk apakah
kristal dalam preparat yang sedang di amati.
5. Percobaan VI – kr istal kalsium oksalat
(aloe vera dan ananas commosus)
a. Siapkan mikroskop sesuai dengan prosedur penggunaanya
b. Ambil daun lidah buaya dan dan daun nanas lalu iris setipis
mungkin dan pindahkan cairan tersebut diatas permukaan kaca dan
tetesi aquadest lalu tutup
c. Amati dibawah mikroskop dengan pembesaran objectif lemah dan
kuat
d. Gambarlah beberapa buah sel yang berisi kristal kalsium oksalat.
Bentuk apakah kristal masing – masing sampel tersebut.
e. Sebutkan pula bentuk kristal dari masing – masing preparat
tersebut
22
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil pengamatan
Gambar Hasil
No Keterangan Pembanding
Pengamatan
Perbesaran 10 x
Hilus
(Mulyani,2006)
Hilus Lamela
(firza ,2011)
Hilus