Teori Kontigensi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

TEORI AKUNTANSI

“Aplikasi Teori Untuk Regulasi Akuntansi – Teori Kontigensi”


Dosen Pengampu : Drs. Sarwani M. Si., Ak.

Dibuat Oleh:
Nama : Putri Febriyanti
NIM : 1710313320059
Tanggal : 14 November 2020

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Banjarmasin
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Aplikasi Teori Untuk Regulasi
Akuntansi – Teori Kontigensi ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari bapak
Drs. Sarwani M. Si., Ak. pada mata kuliahTeori Akuntansi, prodi S1 Akuntansi. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Teori Akuntansi bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Drs. Sarwani M. Si., Ak. selaku dosen
mata kuliah Teori Akuntansi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Banjarmasin, 14 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
1.3. Tujuan Masalah............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Teori Kontigensi......................................................................... 3
2.2. Akuntansi Kontigensi Dalam Perspektif Sejarah ...................................... 4

2.3. Asumsi Dasar Teori Kontigensi................................................................... 4


2.4. Variable Kontigensi...................................................................................... 5
2.5. Keunggulan dan Kelemahan Teori Kontegensi............................................ 11

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan................................................................................................... 12
3.2. Saran............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu organisasi perlu melakukan perencanaan yang dilakukan melalui aktivitas yang
melibatkan individu-individu. Yanag mana inidividu ini diarahkan untuk mencapai tujuan
organisasi. Namun tujuan pribadi seseorang bisa selaras dengan tujuan organisasi, bisa juga
tidak selaras. Ketidakselarasan tujuan dapat mengakibatkan tujuan organisasi atau tujuan
individu tidak tercapai. Sehingga diperlukan suatu pengendali kerja sehingga tujuan individu
bisa selaras dengan tujuan organisasi. Salah satu alat untuk mencapai hal tersebut adalah
adanya sistem pengendalian manajemen yang baik.
Pengendalian kegiatan organisasi merestrukturisasi kegiatan organisasi tersebut dengan
cara memberi otoritas dan pertanggungjawaban untuk berbagai tugas bagi manajer yang ada
dan kelompok pegawai. Tetapi biasanya muncul kesulitan yaitu perhatian manajer hanya
terfokus pada bagiannya saja dan berakibat pada pengabaian terhadap tugas-tugas yang
memerlukan koordinasi dengan bagian lain yang ada di struktur organisasi.
Pendekatan dalam memandang desain struktur formal organisasi telah diformalisasikan
dengan pendekatan teori kontijensi. Teori kontijensi diperlukan dalam merancang sistem
pengendalian. Hal ini disebakan karena struktur itu sendiri yang merupakan mekanisme awal
dari akuntansi manajemen. Teori kontijensi akuntansi manajemen ini menunjukkan suatu
upaya dalam penentuan sistem pengendalian yang paling memungkinkan atas seperangkat
keadaan yang ada pada suatu organisasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa itu teori kontinjensi ?
2. Bagaimana Teori kontinjensi menurut para ahli?
3. Apa saja variabel – variabel kontinjensi dalam hubungannya dengan aktivitas
pengendalian?
4. Bagaimana hubungan teori kontinjensi dengan sektor publik?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu teori kontinjensi ?
2. Untuk mengetahui bagaimana Teori kontinjensi menurut para ahli?
3. Untuk mengetahui apa saja variabel – variabel kontinjensi dalam hubungannya
dengan aktivitas pengendalian?
4. Untuk mengetahui bagaimana hubungan teori kontinjensi dengan sektor publik?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Kontigensi
Berikut adalah beberapa definis Teori Kontingensi (Contigensy Theory) menurut para ahli:
a) Fiedler,. ada satu cara terbaik untuk mengatur / memimpin dan bahwa gaya /
kepemimpinan organisasi yang efektif dalam beberapa situasi mungkin tidak
akan berhasil pada orang lain.
b) Gaya organisasi / kepemimpinan optimal bergantung pada berbagai kendala
internal dan eksternal.
c) Cara terbaik untuk mengatur tergantung pada sifat dari lingkungan manaorganisasi
harus berhubungan
Berbagai pola perilaku pemimpin (atau ciri) dibutuhkan dalam berbagai situasi bagi
efektivitas kepemimpinan. Teori Path-Goal tentang kepemimpinan meneliti bagaimana
empat aspek perilaku pemimpin mempengaruhi kepuasan serta motivasi pengikut. Pada
umumnya pemimpin memotivasi para pengikut dengan mempengaruhi persepsi mereka
tentang konsekuensi yang mungkin dari berbagai upaya. Bila para pengikut percaya bahwa
hasil-hasil dapat diperoleh dengan usaha yang serius dan bahwa usaha yang demikianakan
berhasil, maka kemungkinan akan melakukan usaha tersebut. Aspek-aspek situasi sepertisifat
tugas, lingkungan kerja dan karakteristik pengikut menentukan tingkat keberhasilan darijenis
perilaku kepemimpinan untuk memperbaiki kepuasan dan usaha para pengikut.
Teori kontingensi adalah teori perilaku yang mengklaim bahwa tidak ada satu cara
terbaik untuk merancang struktur organisasi. Cara terbaik untuk mengatur misalnya sebuah
perusahaan, adalah, bagaimanapun, bergantung pada situasi internal dan eksternal
perusahaan. Pendekatan kontingensi untuk tailors desain organisasi desain perusahaan
dengan sumber-sumber ketidakpastian lingkungan yang dihadapi oleh organisasi.
Oleh karena itu, teori-teori sebelumnya seperti teori Weber birokrasi dan pendekatan
manajemen ilmiah Taylor kadang-kadang gagal karena mereka mengabaikan bahwa gaya
manajemen yang efektif dan struktur organisasi dipengaruhi oleh berbagai aspek lingkungan:
faktor kontingensi. Oleh karena itu, tidak mungkin ada SATU desain organisasi yang optimal
bagi setiap perusahaan, karena tidak ada perusahaan yang benar-benar serupa, dan karena
setiap perusahaan menghadapi set kontinjensi lingkungan sendiri yang unik yang
menghasilkanm berbagai tingkat ketidakpastian lingkungan.
2.2 Akuntansi Kontigensi Dalam Perspektif Sejarah
Teori kontingensi mula-mula diperkenalkan oleh Lawrence dan Lorsch (1967) kemudian
dipakai oleh Kazt dan Rosenzweig (1973) yang menyatakan bahwa tidak ada cara terbaik
dalam mencapai kesesuaian antara faktor organisasi dan lingkungan untuk memperoleh
prestasi yang baik bagi suatu organisasi. Menurut Sari (2006) dalam Azli dan Azizi (2009),
teori kontingensi merupakan suatu teori yang cocok digunakan dalam hal yang mengkaji reka
bentuk, perancangan, prestasi dan kelakuan organisasi serta kajian yang berkaitan dengan
pengaturan strategik. Menurut Raybun dan Thomas (1991) dalam Azli dan Azizi (2009), teori
kontingensi menyatakan pemilihan sistem akuntansi oleh pihak manajemen adalah tergantung
pada perbedaan desakan lingkungan perusahaan. Pada tahap ini teori kontigensi bukanlah
semata-mata sebuah teori namun lebih sebagai alat untuk memfasilitasi kita untuk memahami
aliran situasi dari suatu kejadian dan memberi alternatif kepada organisasi atau individu
untuk merespon aliran tersebut. Teori ini penting sebagai media untuk menerangkan
perbedaan dalam struktur organisasi dan merupakan faktor yang sangat penting dalam
menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan
merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
organisasi. Studi kepemimpinan jenis ini memfokuskan perhatiannya pada kecocokan antara
karakteristik watak pribadi pemimpin, tingkah lakunya dan varibael-variabel situasional.
Variabel yang sering dipakai dalam bidang ini adalah organisasi, lingkungan, teknologi, cara
pembuatan keputusan , ukuran perusahan, struktur, strategi, dan budaya organisasi (Raybun
dan Thomas, 1991) dalam Azli dan Azizi (2009), serta ketidakpastian, teknologi, industri,
misi dan strategi kompetitif, observabilitas. Berdasarkan teori di atas, pihak Usaha Mikro
Kecil Menengah akan menyusun laporan keuangan atau menyajikan laporan keuangan
berbasis SAK ETAP atas dasar desakan dari pihak eksternal untuk tujuan pengembangan
usahanya dan dari pihak internal untuk tujuan evaluasi kegiatan usaha yang dilakukan.

2.3 Asumsi Dasar Teori Kontigensi

Teori kontingensi berasas pada beberapa asumsi dasar mengenai organisasi dan individu,
diantaranya:

a) Middle Ground : Teori kontingensi menekankan pandangannya pada 2 hal : ada


middle ground antara teori manajemen universal yang ada yang bisa digunakan
oleh seluruh organisasi. Setiap organisasi adalah unik.
b) Tujuan-tujuan : Kebanyakan tujuan formal dan informal organisasi tumpang
tindih dan tidak terkoordinasi dengan baik serta saling bertentangan.
c) Sistem terbuka : Seluruh organisasi adalah sistem yang terbuka.
d) Performa : Tingkat performa ditentukan oleh kecocokan antara harapan eksternal
dan proses internal.
e) Fungsi dasar : Fungsi dasar dari administrasi terlihat untuk membantu
mensejajarkan antara teknologi dan tugas lingkungan kedalam wilayah yang dapat
terus berjalan, serta antara desain organisasi dan struktur yang ada padanya.
f) Jalan terbaik : Tidak ada satu jalan terbaik untuk seluruh organisasi dan
administrasi.
g) Pendekatan-pendekatan : Berbagai pendekatan manajemen dibutuhkan untuk
berbagai bagian dalam satu organisasi.
h) Gaya kepemimpinan : Gaya kepemimpinan yang berbeda diperlukan untuk
menghadapi masalah yang berbeda.
i) Permulaan : Manajer mempunyai kesempatan untuk mengatasi masalah pada saat
pertama kali masalah itu timbul.
j) Informasi : Manajer tidak bisa mengetahui seluruh yang terjadi disekelilingnya.
2.3 Variable Kontigensi
Mengembangkan suatu model kontingensi memerlukan suatu basis yang membagi setting
kompetitif ke dalam kelas terpisah, dan ada pekerjaan kecil untuk mengindetifikasi variabel
kontingensi yang relevan. Suatu variabel kontingensi terkait dengan level (dimana binis yang
berbeda pada variabel itu juga memperlihatkan perbedaan utama bagaimana atribut
pengendalian atau tindakan berhubungan dengan kinerja. Dalam menentukan strategi, Hofer
(1975) memperkenalkan 54 faktor kontingensi mungkin, dimana masing-masing faktor yang
diasumsikan hanya mempunyai dua kemungkinan nilai. Ia menyatakan bahwa hal ini
mengakibatkan 18 milyar pengaturan yang mungkin dibuat. Sebagai jawaban atas masalah
ini, ia berspekulasi bahwa beberapa variabel kontingensi mendominasi variabel kontingensi
yang lain. Yang disayangkan hanya sedikit bukti yang menunjukkan adanya dominasi antar
variabel kontingensi, dan riset pengendalian akuntansi hanya menguji suatu subset kecil dari
54 variabel kontingesi Hofer (1975). Kebanyakan variabel kontingensi tercakup dalam studi
empiris pengendalian yang telah terpilih dalam suatu basis khusus.
Beberapa variable yang dikemukakan dalam teori kontingensi adalah sebagai berikut :
a) Kategori variabel yang berhubungan dengan ketidakpastian. Sumber
ketidakpastian yang utama meliputi tugas dan ketidakpastian lingkungan
eksternal. Ketidakpastian tugas adalah suatu fungsi dari tindakan seorang
manajer untuk mendapatkan hasil yang diharapkan (Hirst, 1981).
Ketidakpastian tugas serupa dengan pengetahuan proses perubahan bentuk
yang digambarkan oleh Ouchi (1977). Sebagai tambahan, variabel makro
dari ketidakpastian lingkungan mempunyai banyak segi yang mendasari.
Sebagai contoh, hubungan dengan pelanggan, para penyalur, pasar, pekerjaan
dan para petugas pemerintah semua mempunyai dampak terhadap
ketidakpastian lingkungan.
b) Kategori variabel kontingensi, berhubungan dengan interdependensi dan
tehnologi perusahaan. Hal ini meliputi definisi tehnologi yang dikembangkan
oleh Woodward (1965) dan Perrow (1967) membagi teknologi ke dalam batch
kecil, batch besar, memproses tehnologi dan kategori produksi massal.
Menurut Perrow (1967) definisi teknologi didasarkan pada banyaknya
pengecualian dalam memproses produk atau jasa memproses dan sifat alami
dari proses ketika pengecualian ditemukan. Sebagai tambahan, Thomson
(1967) membantah bahwa salah satu komponen kunci tehnologi perusahaan
adalah saling ketergantungan antara subunit perusahaan tersebut.
c) Kategori variable industri, perusahaan dan variabel unit bisnis seperti ukuran,
diversifikasi dan struktur. Studi industri sudah menguji pengendalian pada
pabrikasi, jasa keuangan serta riset dan pengembangan perusahaan.
Diversifikasi mengacu pada tingkat keanekaragaman dalam suatu lini produk
dan atau struktur perusahaan. Struktrur perusahaan telah dikotomikan antara
multi-divisional (M-Form) dan fungsional (U-Form) Perusahaan (Hoskisson et
Al, 1990). Seperti dicatat oleh Hofer (1975), ada banyak orang variabel
potensial dalam perusahan, industri dan Unit Bisnis Strategis (SBU) kategori.
d) Kategori variabel kontingensi yang keempat meliputi strategi persaingan dan
misi. Kebanyakan riset strategi kontingensi telah memusat pada klarifikasi
yang telah diusulkan oleh Porter’s (1980), Miles dan Snow (1978) dan daur
hidup produk klarifikasi Porter’s (1980) adalah biaya rendah, pembedaan dan
fokus startegi persaingan. Miles dan Snow (1978) mengklarifikasikan unit
bisnis kedalam pembela/pelindung, penyelidik dan kategori penganalisis.
Kebanyakan riset pengendalian kontingensi terpusat pada perbedaan antara
penyelidik dan pembela/pelindung (Simon, 1987). Klarifikasi Daur hidup
produk terdiri dari membangun, (memegang/menjaga), memanen dan kategori
strategi divest.
e) Kategori lain yang telah diuji literatur pengendalian adalah faktor
observability. Variabel ini mula-mula diusulkan oleh Thomson (1970) dan
kemudian oleh Ouchi (1977) dan yang lain (Rockness and Shields, 1984).
Seperti dicatat oleh ahli teori organisasi dan agen, dalam evaluasi kinerja,
suatu isyarat dari seorang pekerja atau unit bisnis diukur, dievaluasi dan
dikompensasi. Isyarat mengukur dapat dari tindakan karyawan dan dari hasil
tindakan. Peneliti terdahulu menyiratkan perilaku mengendalikan, yang
belakangan menyiratkan pengendalian keluaran. Observabillitas (tentang
perilaku atau hasil) menyiratkan pengendalian itu dapat ditempatkan hanya
pada variabel yang kelihatan oleh penilai tersebut.

Variabel – Variabel Kontinjensi


Adapun variabel yang merupakan komponen dari kontijensi itu sendiri ialah dapat dibagi
sebagai berikut :
a) Variabel Sosial
Perdebatan para ahli dalam kerangka teoretis yang mendasari riset komparatif tentang
akuntansi internasional berada dalam perspektif kontinjensi. Pada umumnya, studi ini
lebih banyak menggunakan bentuk pengujian atas perbedaan perbedaan dalam praktik
pelaporan keuangan tertentu diantara berbagai negara atau atas sistem akuntansi nasional.
Dalam kedua kasus tersebut, hasil yang umumnya diperoleh dalam suatu kesimpulan
yang menghubungkan perbedaan atau persamaan, baik dalam hal sosial, politik maupun
ekonomi. Teori dalam praktik pelaporan disetiap negara dipengaruhi oleh variabel-
variabel sosial tertentu. Variabel-variabel sosial terdiri dari beberapa faktor yang terutama
terdapat di semua perusahaan dalam suatu negara yang merupakan hal pokok yang
bervariasi pada setiap negara.
b) Lingkungan
Lingkungan perusahaan merupakan konsep dalam hubungannya dengan ketidakpastian.
Karakteristik tersebut mempunyai sedikitnya dua dimensi yang terdiri atas: a) dimensi
stabil-dinamis, dan b) dimensi homogen dan heterogen. Hal ini sesuai dengan struktur
organisasi dan aplikasinya adalam akuntansi manajemen. Dimensi stabil dan dinamis
ditandai dengan tingkat keputusan faktor perubahan lingkungan internaldan eksternal
yang pada dasarnya sama dari waktu ke waktu dalam proses yang berkesinambungan.
Adapun dimensi homogen-heterogen daoat digambarkan dalam hubungannya dengan
tingkat keputusan di mana faktor lingkungan sebagai alternatif dari yang terkecil sampai
dengan yang terbesar. Faktor-faktor yang ada di dalam lingkungan perusahaan dapat
dibedakan dalam suatu rangkaian ketidakpastian dari yang dapat diramalkan sampai yang
tidak dapat diramalkan.Hal yang diperlukan dalam suatu riset adalah pertimbangan yang
menyatakan bahwa ketidakpastian lingkungan tertentu memengaruhi struktur organisasi
dan desain sistem akuntansi manajemen.
c) Atribut Organisasi
Terdapat beberapa konsep yang membingungkan dalam literatur teori kontinjensi
terutama mengenai perbedaan antara variabel lingkungan dan atribut organisasi. Hal ini
dapat menimbulkan berbagai kesulitan yang tidak dapat dipisahkan dalam mendefinisikan
atau menjelaskan suatu organisasi. Pembahasan ini tidak bertujuan untuk memberikan
suatu penyelesaian suatu masalah. Atribut organisasi tetap merupakan konsep yang
berkaitan dengan penyediaan dan pengorganisasian sumberdaya perusahaan meliputi
ukuran organisasi, teknologi dan lain sebagainya.
Besaran suatu organisasi merupakan konsep dari ukuran yang ada didalamnya, seperti
jumlah karyawan, tingkat perputaran penjualan, nilai aset bersih atau modal yang
digunakan, dan lain sebagainya yang pada umumnya saling berhubungan. Teknologi telah
menjadi konsep penting. Terdapat tiga skala penggunaan teknologi dalam meningkatkan
kompleks teknis yaitu unit dan kelompok kecil, kelompok besar dan massa, dan proses
produksi.
d) Karakteristik Pengguna
Para pengguna dapart digambarkan sebagai individu yang menggunakan data yang
terdapat dalam laporan perusahaan, dan memiliki suatu kepentingan atau sedang dalam
pengambilan keputusan keuangan. Suatu bukti riset yang harus dipertimbangkan oleh
para pengguna adalah alternatif yang berbeda untuk informasi dan kemampuan proses
yang ditimbulkan oleh perbedaan dalam model keputusan, gaya pengambilan keputusan,
dan sifat yang diturunkannya.
Pada kenyataannya, dalam literatur mengenai pengolahan informasi manusia dalam
rangka pengambilan keputusan menyatakan bahwa setiap individu mempunyai model
keputusan yang berbeda. Konsep gaya pengambilan keputusan mempunyai enam dimensi
berikut: a) analisis keputusan berbeda dengan pengambilan keputusan intuitif, perbedaan
dalam horizon waktu, c) bentuk pengulangan yang mengacu banyak faktor dalam
pertimbangan pengambilan keputusan, d) kemampuan untuk beradaptasi dalam keadaan
yang berubah-ubah, e) proaktif vs reaktif, dan f) kemampuan strategis dalam
hubungannya dengan pertimbangan di antara keputusan yang sesuai dengan tujuan dan
strategi perusahaan

2.4 Keunggulan dan Kelemahan Teori Kontigensi

Keunggulan
Teori kontingensi mempunyai sejumlah keunggulan sebagai berikut:
1. Teori ini didukung oleh penelitian empirik yang bagus.
2. Teori ini telah memperluas pemahaman kita mengenai kepemimpinan dengan
mempertimbangkan dampak situasi terhadap pemimpin.
3. Teori ini prediktif dan menyediakan informasi yang berguna bagi
kepemimpinan secara efektif.
4. Teori ini menguntungkan karena tidak mengharuskan orang mampu dalam
semua situasi.
5. Teori ini menyediakan data mengenai gaya kepemimpinan yang dapat berguna
untuk pengembangan identitas kepempinan dalam organisasi.

Kelemahan
Banyak kritik yang diterima oleh teori kontingensi yang menjadi penilaian umum bahwa teori
ini bisa dikatakan tepat atau tidak sebagai teori kepemimpinan.
1. Teori ini gagal menjelaskan secara lengkap kenapa seorang pemimpin lebih
efektif dalam beberapa situasi disbanding situasi yang lain.
2. Kritik terhadap skala LPC (skala penilaian kinerja pemimpin dari perspektif
rekan kerja yang pernah bekerja dengannya) yang banyak dipertanyakan
kevalidannya karena dianggap tidak korelasi dengan standard ukuran
kepemimpinan lainnya.
3. Teori ini susah diterapkan pada setting dunia nyata, karena membutuhkan
penilaian gaya kepemimpinan yang kompleks dengan tiga pendukungnya yaitu
hubungan pimpinan bawahan, struktur kerja, dan kekuatan posisi yang
masing-masing berbeda.
4. Teori ini gagal menjelaskan apa yang harus dilakukan organisasi untuk
menyesuaikan pemimpin dan situasi di tempat kerja.
BAB III
PENUTUP

.1. Kesimpulan
Pendekatan teori kontijensi mengidentifikasi bentuk-bentuk optimal pengendalian organisasi
di bawah kondisi operasi yang berbeda dan mencoba untuk menjelaskan bagaimana prosedur
operasi pengendalian organisasi tersebut.

Teori kontijensi dalam metode penelitian mengargumenkan bahwa efektivitas desain sistem
akuntansi manajemen tergantung eksistensi perpaduan antara organisasi dengan
lingkungannya. Sistem Akuntansi sering digunakan untuk memotivasi dan mempengaruhi
perilaku karyawan dalam berbagai cara yang akan memaksimalkan kesejahteraan organisasi
dan karyawan. Sistem Akuntansi sebagai alat kontrol organisasi dan alat yang efektif
menyediakan informasi yang bermanfaat guna memprediksi konsekuensi yang mungkin
terjadi pada berbagai aktivitas yang dilakukan

.2. Saran
Adapun saran yang kami berikan yaitu yang berhubungan dengan pembahasan makalah ini
agar teman-teman mahasiswa agar lebih meningkatkan, menggali dan mengkaji lebih dalam
tentang pemahaman Teori Akuntansi ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://blog.ub.ac.id/adigunawan/2012/12/14/teori-model-kontingensi/

http://anthoposthink02.blogspot.co.id/2014/02/makalah-teori-kontigensi-dari.html

https://sudutekonomi.blogspot.co.id/2017/11/teori-kontingensi-contingency-theory.html

Anda mungkin juga menyukai