Waktu Koagulasi Darah FIX

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

PERCOBAAN II
WAKTU KOAGULASI DARAH

OLEH :
NAMA : NURUL MAISAR JALIL
STAMBUK : F1D118050
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN PEMBIMBIMG : NI MADE MAITRI SARASWATI

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Darah merupakan sel yang komposisi terdiri dari dua komponen utama

yaitu plasma dan sel. Sel memiliki bentuk khusus dan fungsi yang berbeda,

sedangkan komponen dari plasma selain fibrinogen, juga terdapat ion ion

anorganik dan komponen organik untuk fungsi metabolik. Fungsi dari kedua

komponen tersebut kadang-kadang terpisah, kadang-kadang bergabung.

Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat

vital keberadaannya. Gambaran darah suatu organisme dapat digunakan untuk

mengetahui kondisi kesehatan yang sedang dialami oleh organisme tersebut.

Jika seseorang mengalami luka pada bagian tubuhnya, maka akan terjadi

pendarahan. Pembekuan darah pada setiap manusia berbeda satu sama lain,

ada yang darahnya tidak membutuhkan waktu lama untuk membeku, tetapi

ada pula yang membutuhkan waktu yang lama. Proses tersebut disebut dengan

koagulasi.

Proses koagulasi darah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

intrinsik (fibrinogen, protrombin, proconvertin) dan ekstrinsik darah

(tromboplastin jaringan, tromboplastin pembuluh, luka, permukaan

kasar/halus, suhu lingkungan, pengenceran, dan bahan anti koagulas)

Permukaan kasar, suhu lungkungan panas, dan pengadukan mempercepat

penggumpalan. Waktu pendarahan merupakan suatu ukuran dari proses

hemostasis dan proses koagulasi, ini tergantung dari efisiensi tenunan fibrin

dalam mempercepat koagulasi, fungsi pembuluh kapiler dan pada trombosit.


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan praktikum waktu

koagulasi darah.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana mengetahui waktu koagulasi darah ?

2. Bagaimana mengetahui cara pengukuran waktu koagulasi darah ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui waktu koagulasi darah.

2. Untuk mengetahui cara pengukuran waktu koagulasi darah.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui waktu koagulasi darah.

2. Dapat mengetahui cara pengukuran waktu koagulasi darah.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Darah

Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup, mulai dari

binatang primitif sampai manusia. Keadaan fisiologik, darah selalu berada

dalam pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya. Jumlah darah

didalam tubuh seseorang yang sehat atau orang dewasa sebanyak kirakira 1/13

berat tubuh. Warna darah ditentukan oleh kadar O2 (oksigen) dan kadar CO2

(karbondioksida) di dalamnya. Darah vena berwarna merah tua/gelap karena

kurang oksigen (Hiru, 2013).

Darah didistribusikan melalui pembuluh darah dari jantung ke seluruh

tubuh dan akan kembali lagi menuju jantung. Sistem ini berfungsi untuk

memenuhi kebutuhan sel atau jaringan akan nutrien dan oksigen, serta

mentranspor sisa metabolisme sel atau jaringan keluar dari tubuh. Darah

dibentuk dari dua komponen yaitu komponen selular dan komponen non-

selular. Komponen selular sering disebut juga korpuskuli, yang membentuk

sekitar 45% yang terdiri dari tiga macam atau jenis sel yaitu eritrosit, leukosit,

dan trombosit. Komponen non-selular berupa cairan yang disebut plasma dan

membentuk 55% bagian dari darah (Amtiran, 2019).

B. Sel Darah Merah (Eritrosit)

Sel darah merah atau disebut juga eritrosit merupakan sel darah yang

jumlahnya terbanyak dalam tubuh manusia. Sel darah merah/eritrosit

mempunyai membran sel yang bersifat semi permiabel terhadap lingkungan


sekelilingnya yang berada diluar eritrosit dan mempunyai batas-batas fisiologi

terhadap tekanan dari luar eritrosit. Eritrosit atau sel darah merah merupakan

sel yang berbentuk cakram bikonkaf, tidak berinti, tidak bergerak, berwarna

merah karena mengandung hemoglobin, eritrosit berdiameter 7,5µm dan tebal

2,0µm. Jumlah di dalam tubuh paling banyak, kira-kira mencapai 4,5-5

juta/mm3 dan memiliki bentuk yang bersifat elastis agar bisa berubah bentuk

ketika melalui berbagai macam pembuluh darah (Siswanto, 2014).

C. Trombosit Darah

Trombosit merupakan sel tak berinti, berbentuk cakram dengan

diameter 2–5 mm, berasal dari pertunasan sel raksasa berinti banyak

megakariosit yang terdapat dalam sumsum tulang. Trombosit mempunyai

peranan penting dalam hemostasis yaitu pembentukandan stabilisasi sumbat

trombosit. Pembentukan sumbat trombosit terjadi melalui beberapa tahap yaitu

adhesi trombosit, agregasi trombosit, dan reaksi pelepasan. Trombosit dalam

keadaan normal bersirkulasi ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Namun,

dalam beberapa detik setelah kerusakan suatu pembuluh, trombosit tertarik ke

daerah tersebut sebagai respon terhadap kolagen yang terpajan di lapisan

subendotel pembuluh. Trombosit melekat ke permukaan yang rusak dan

mengeluarkan beberapa zat (serotonin dan histamin) yang menyebabkan

terjadinya vasokontriksi pembuluh. (Ujiani, 2018).

D. Koagulasi Darah
Salah satu komponen elemen darah adalah trombosit atau keeping-keping

darah yang memiliki peran dalam proses penjendalan (coagulasi) darah. Proses

koagulasi darah dimaksudkan agar apabila terjadi kerusakan pembuluh darah,

maka tidak terjadi kehilangan darah yang sebanyak-banyaknya. Pemeriksaan

koagulasi mencakup pemeriksaan fungsi pembekuan darah, (apakah faktor-faktor

pembekuan darah cukup), atau sudah sesuai dengan pengobatan yang diberikan

oleh dokter. Skrining koagulasi dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan

pendarahan yang terjadi dalam tubuh manusia. Adanya kelainan perdarahan

ditandai dengan kecenderungan untuk mudah mengalami perdarahan, yang bisa

terjadi akibat kelainan pada pembuluh darah maupun kelainan pada darah.

Kelainan yang terjadi bisa ditemukan pada faktor pembekuan darah dan trombosit.

Gangguan pada fungsi tiroid diketahui mempunyai pengaruh terhadap sistem

coagulasi. Kondisi hipertiroid diamati mengalami peningkatan kadar vWF dan

fibrinogen (Irenne, 2018).

E. Mekanisme Koagulasi Darah

Koagulasi darah merupakan waktu dari darah pertama menetes hingga

benag fibrin muncul pertama kali pada patahan pipa kapiler. Pembekuan darah

memiliki reaksi mendasar yaitu perubahan protein plasma yang larut, dimana

terjadi pembentukan fibrin yang tidak larut dari fibrinogen. Inisiasi proses

koagulasi dapat terjadi melalui salah satu dari dua jalur, yaitu jalur ekstrinsik dan

jalur intrinsik. Terlepas dari jalur mana yang merupakan proses awal, dua jalur

tersebut akan menyatu menjadi jalur bersama yang merupakan jalur akhir. Hasil

dari proses ini adalah perubahan faktor koagulasi terlarut yang beredar
membentuk bekuan fibrin menyerupai agar-agar dengan sel darah yang

terperangkap, sehingga terbentuk bekuan darah setelah perbaikan jaringan yang

rusak, maka sebagian gumpalan itu akan dimusnahkan oleh sisitem fagositik

mononuclear. (Nuralifah, dkk., 2015).


III.METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 November 2019 pukul

15.30–Selesai WITA. Bertempat di Laboratorium Unit Zoologi, Jurusan Biologi,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,

Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Table 1. Bahan dan kegunaan.


No Nama Bahan Kegunaan
1 2 3
1 Dh Sebagai objek pengamatan
2 Alkohol 70% Untuk mensterilkan jari yang akan diambil darah dan
untuk menghentikan pendarahan
3 Kapas Untuk mensterilkan jari yang diberi alkohol 70%

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Alat dan kegunaan.


No Nama Alat Kegunaan
.
1 2 3
1 Kamera Mengambil gambar objek pengamatan
2 Alat tulis Menulis hasil pengamatan
3 Blood lancet Mengeluarkan darah
4 Stopwatch Menghitung lamanya pembekuan darah
5 Kaca objek Meletakkan darah
6 Jarum pentul Alat untuk mengetahui pembekuan darah
D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut.

1. Menyiapkan alat dan bahan praktikum

2. Mencuci tangan menggunakan air bersih dan disterilisasi menggunakan

alkohol 70%

3. Mengambil sampel dari salah satu jari tangan menggunakan blood lanset

4. Meneteskan darah pada kaca objek

5. Mengaduk darah menggunakan jarum pentul

6. Menghitung lamanya darah membeku dengan menggunakan stopwatch yang

di tandai dengan terbentuknya benang-benang fibrin

7. Mencatat waktu yang diperoleh pada hasil pengamatan

8. Mendokumentasikan hasil pengamatan.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengamatan


No. Nama Probandus Golongan Darah Waktu Koogulasi darah
1 2 3 4
1. Probandus 1 B 3 menit 4 detik
2. Probandus 2 O 3 menit 28 detik
3. Probandus 3 A 3 menit 42 detik
4. Probandus 4 AB 3 menit 24 detik

B. Pembahasan

Koagulasi adalah proses komplek pembentukan bekuan darah. Koagulasi

sendiri merupakan bagian dari sistem homeostasis. Sistem homeostasis tersebut terdiri

dari sistem vaskuler, trombosit, dan pembekuan darah. Kemampuan darah untuk

mengadakan koagulasi bila darah itu keluar dari pembuluh darah sangat penting

artinya. Nilai fisiologis koagulasi itu karena penggumpalan darah itu dapat

menyumbat pembuluh darah yang luka, sehingga menghentikan haemorrhagia

(bagian dari haemostasis). Koagulasi penting bagi penyembuhan luka,

kegagalannya tampak pada beberapa penyakit haemorrhagia, sedang excess-nya

pada thrombosis. Darah cair itu makin lama makin kental seperti agar-agar, lalu

lebih padat dan kemudian mengkerut karena terbentuk anyaman fibrin. Anyaman

itu terbentuk pada gumpalan darah, sehingga ada cairan jernih keluar yang disebut

sebagai serum darah.

Pembekuan darah memiliki reaksi mendasar yaitu perubahan protein

plasma yang larut, dimana terjadi pembentukan fibrin yang tidak larut dari
fibrinogen. Inisiasi proses koagulasi dapat terjadi melalui salah satu dari dua jalur,

yaitu jalur ekstrinsik dan jalur intrinsik. Terlepas dari jalur mana yang merupakan

proses awal, dua jalur tersebut akan menyatu menjadi jalur bersama yang

merupakan jalur akhir. Hasil dari proses ini adalah perubahan faktor koagulasi

terlarut yang beredar membentuk bekuan fibrin menyerupai agar-agar dengan sel

darah yang terperangkap, sehingga terbentuk bekuan darah setelah perbaikan

jaringan yang rusak, maka sebagian gumpalan itu akan dimusnahkan oleh sisitem

fagositik mononuclear.

Pada praktikum ini menggunakan4 orang probandus sebagai sampel

yang memiliki golongan darah yang berbeda-beda Probandus 1 memiliki

golongan darah B memiliki waktu koagulasi 8 menit 4 detik. Probandus 2

memiliki darah O dan memiliki waktu koagulasi 3 menit 28 detik. Probandus 3

memiliki golongan darah A dan memiliki waktu koagulasi 3 menit 42 detik.

Probandus 4 memiliki golongan darah AB dan memiliki waktu koagulasi darah 3

menit 24 detik. Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa golongan darah AB

memiliki waktu koagulasi paling cepat yaitu 3 menit 24 detik dan golongan darah

B memiliki waktu koagulasi paling lama yaitu 8 menit 4 detik.


V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

waktu koagulasi setiap golongan darah berbeda-beda.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk asisten, agar metode praktikum yang dengan metode lain, karena praktikan

sama sekali tidak memahami apa yang dijelaskan asisten karena pengaruh

jaringan yang kadang-kadang kurang baik dan gambar yang terlihat pada saat

melakukan praktikum tidak jelas.

2. Untuk praktikan, lebih menghargai dan memperhatian ketika asisten menjelaskan

mengenai praktikum yang dilakukan.


DAFTAR PUSTAKA

Amtiran, M.I., 2019, Gambaran Laju Endap Darah Metode Westergren


Menggunakan Larutan Pengencer Natrium Sitrat 3,8% Dan Natrium
Klorida 0,9%, Karya Tulis Ilmiah, Program Studi Analis Kesehatan,
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang.
Hiru, D., 2013, Live Blood Analysis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Irenne, 2018, Hubungan Kadar TSH dan FT4 terhadap Koagulasi Darah yang
Dinilai dengan PPT dan PTTK pada Pasien Hipertiroid, Jurnal Medica
Hospitalia, 5(1): 15-17
Nuralifah, Wahid, W.O.T.E., dan Yusuf, M.I., 2015, Pengaruh Ekstrak Labu Siam
(Sechium edule (Jacq.) Swartz) terhadap Waktu Koagulasi pada Mus
musculus, Jurnal Medula, 2(2): 162-166

Siswanto, 2014, Kerapuhan Sel Darah Merah Sapi Bali, Jurnal Veteriner, 15(1):
64-67
Ujiani, S., 2018, Perbedaan Nilai Pdw, Mpv dan Jumlah Trombosit pada Pre dan
Post Hemodialisa Pasien Gagal Ginjal Kronik, Jurnal Analis Kesehatan,
7(1): 649-656

Anda mungkin juga menyukai