Makalah Tentang Fungsi Manajemen
Makalah Tentang Fungsi Manajemen
Makalah Tentang Fungsi Manajemen
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi
perbaikan tugas ini.
Akhir kata semoga makalah tentang manajemen strategi dan pengawasan ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... 1
Daftar Isi........................………………………................................................... 2
BAB I : PENDAHULUAN
A. Pengertian/Evolusi Tentang Manajemen Stateggi..................................... 4
B. Peran Manajemen Strategi.................................................................….... 5
C. Manfaat Manajemen Strategi….................................................................. 7
D. Langka Dalam Pengembangan Organisasi...............................................….7
E. Tahapan-Tahapan dalam Manajemen Strategis............................................ 7
F. Pentingnya Manajemen Stategis Bagi Perusahaan…………………………8
G. Manfaat dan Resiko Manajemen Strategis………………………………….9
H. Evaluasi Strategis…………………………………………………………11
I. Proses Utama Evaluasi Strategis…………………………………………..13
J. Karakter Dari Evaluasi Strategis………………………………………….14
BAB 11 : PENGAWASAN
A. Pengertian Pengawasan.............................
……………………………...... 18
B. Macam-Macam Pengawasan..............................................................
….... 19
C. Langka-Langka Pengawasan
….................................................................. 21
D. Tujuan
Pengawasan……………………..................................................….23
E. Cara-Cara
Pengwasan……………………….............................................. 23
BAB III : KESIMPULAN......................................................................
……………........ 27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
………....28
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manajemen strategis adalah seni dan ilmu penyusunan, penerapan, dan
pengevaluasian keputusan-keputusan lintas fungsional yang dapat memungkinkan
suatu perusahaan mencapat sasarannya. Manajemen strategis adalah proses
penetapan tujuan organisasi, pengembangan kebijakan dan perencanaan untuk
mencapai sasaran tersebut, serta mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan
kebijakan dan merencanakan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen strategis
mengkombinasikan aktivitas-aktivitas dari berbagai bagian fungsional suatu bisnis
untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen strategis berbicara tentang gambaran besar.Inti dari manajemen
strategis adalah mengidentifikasi tujuan organisasi, sumber dayanya, dan
bagaimana sumber daya yang ada tersebut dapat digunakan secara paling efektif
untuk memenuhi tujuan strategis.Manajemen strategis di saat ini harus
memberikan fondasi dasar atau pedoman untuk pengambilan keputusan dalam
organisasi. Ini adalah proses yang berkesinambungan dan terus-menerus. Rencana
strategis organisasi merupakan dokumen hidup yang selalu dikunjungi dan kembali
dikunjungi.Bahkan mungkin sampai perlu dianggap sebagaimana suatu cairan
karena sifatnya yang terus harus dimodifikasi.Seiring dengan adanya informasi
baru telah tersedia, dia harus digunakan untuk membuat penyesuaian dan revisi.
Lingkungan dunia yang mengalami perubahan seperti adanya globalisasi,
control masyarakat, perkembangan teknologi, memberikan dampak bagi
perkembangan suatu negara maupun bisnis. Control masyarakat terhadap
pelaksanaan kegiatan pemerintahan maupun perusahaan, sehingga pemerintah
maupun pemimpin perusahaan tidak dapat membuat kebijakan yang mengabaikan
kepentingan masyarakat. Oleh sebab itu dalam menjalankan kegiatannya perlu
adanya keselarasan antara kompetensi yang dimiliki perusahaan maupun
pemerintah dengan lingkungan yang ada di luar organisasi (perusahaan dan
pemerintah).
Persaingan yang memunculkan daya saing erat kaitannya dengan
pemahaman mekanisme pasar (standar dan benchmarking), kecepatan dan
ketepatan penyampaian produk (barang dan jasa) yang mampu menciptakan
nilai tambah.Oleh karena itu, peningkatan daya saing organisasi bersifat unik,
tetapi pada intinya dipengaruhi oleh aspek kreativitas, kapasitas, teknologi yang
diguna-kan dan jangkauan pemasaran yang dicapai.Hal tersebut diwujudkan dari
tampilan produk, produktivitas yang ting-gi dan pelayanan yang baik.
Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu
organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu
kegiatan. Suatu Pengawasan dikatakan penting karena Tanpa adanya pengawasan
yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi
organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya. Di dalam suatu organisasi
terdapat tipe-tipe pengawasan yang digunakan, seperti pengawasan
Pendahuluan (preliminary control), Pengawasan pada saat kerja
berlangsung (cocurrent control), Pengawasan Feed Back (feed back control).Di
dalam proses pengawasan juga diperlukan Tahap-tahap pengawasan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan. Tahap-tahap pengawasan tersebut terdiri dari
beberapa macam, yaitu Tahap Penetapan Standar, Tahap Penentuan Pengukuran
Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap
Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan dan Tahap
Pengambilan Tindakan Koreksi.
Manajemen Strategi
A. Pengertian/Teori Evolusi Manajemen Strategi
Sebelum melangkah lebih jauh tentang seberapa jauh peran manajemen
stratejik dalam pengembangan organisasi, kita akan menyimak dulu pengertian
dari manajemen stratejik itu sendiri, berikut beberapa ahli yang memberikan
gambaran atau teori tentang manajemen stratejik itu sendiri.
Barney, 2007:27 Manajemen strategis (strategic management) dapat
dipahami sebagai proses pemilihan dan penerapan strategi-strategi. Sedangkan
strategi adalah pola alokasi sumber daya yang memungkinkan organisasi-
organisasi dapat mempertahankan kinerjanya.
Grant, 2008:10 Strategi juga dapat diartikan sebagai keseluruhan rencana
mengenai penggunaan sumber daya-sumber daya untuk menciptakan suatu posisi
menguntungkan. Dengan kata lain, manajamen strategis terlibat dengan
pengembangan dan implementasi strategi-strategi dalam kerangka pengembangan
keunggulan bersaing.
Dengan demikian dari definisi di atas dapat diketahui fokus manajemen
strategis terletak dalam memadukan manajemen, pemasaran, keuangan/akunting,
produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta system informasi komputer
untuk mencapai keberhasilan organisasi.Manajemen strategis di katakan efektif
apabila memberi tahu seluruh karyawan mengenai sasaran bisnis, arah bisnis,
kemajuan kearah pencapaian sasaran dan pelanggan, pesaing dan rencana produk
kami.Komunikasi merupakan kunci keberhasilan manajemen strategis.
Dari definisi tersebut terdapat dua hal penting yang dapat disimpulkan, yaitu:
Hal ini dicirikan oleh adanya kegiatan lebih besar dari organisasi yang nantinya
berdampak pada peningkatan kesejahteraan SDM. Pencapaian kondisi tersebut di-
dapatkan dari kerjasama antar individu yang mampu mewujudkan sinergi
perkembangan organisasi sesuai siklus organisasi (pengenalan, pertumbuhan,
kedewa-saa dan pembaharuan dengan kondisi penurunan, tetap dan naik kembali)
ditinjau dari faktor internal maupun eksternal yang dipengaruhi oleh perubahan-
perubahan, baik fundamental, incremental dan radikal dari nilai-nilai keinginan
konsumen, serta persaingan yang ketat dalam kondisi yang mengandung ketidak-
pastian dan penuh risiko.
2. Berpikir Strategik
Hal ini dicirikan oleh pemahaman tentang pentingnya faktor waktu (lalu, kini
dan esok), proses kontinu (siklus) dan iteratif (sekuens pembelajaran) dalam
mengidentifikasi kegiatan yang menjanjikan ke depan yang berbasis pada
pemetaan kemampuan (superior-tas) yang dimiliki (sumber daya seperti SDA,
SDM dan SDB) dengan secara komprehensif memperhati-kan faktor-faktor makro
seperti politik, ekonomi, teknologi dan sosial budaya, disamping upaya pem-
belajaran organisasi dalam menuju daya saing secara parsial ataupun utuh.
Realisasi berpikir strategik dapat ditunjukkan oleh konsep masukan, proses dan
luaran dalam mengelola perubahan menurut peluang maupun ancaman yang
ditemui sesuai dengan fase-fase berikut : pembentukan kelompok kerja,
inventarisasi kegiatan, keterlibatan unit kerja dan status kegiatan. Hal tersebut
dalam praktiknya didukung oleh konsep-konsep stra-tegi, baik yang klasik (siklus
hidup produk dan SWOT), modern (BCG/Shell, A.D. Little, McKinsey, PIMS, SRI
dan Porter) dan alternatif (PRECOM) yang dalam implementasinya sangat
ditentukan oleh besar-an dimensinya (2-5) atau tema tertentunya.
3. Manajemen Strategik
1. Perumusan strategi
2. Perencanaan tindakan.
3. Implementasi.
b. Resiko
Keterlibatan para manajer dalam proses perencanaan strategik akan menimbulkan
beberapa resiko yang perlu diperhitungkan sebelum melakukan proses manajemen
strategik, yaitu:
H. Evaluasi Strategi
Evaluasi strategi adalah tahap proses penilaian dari hasil kinerja
perusahaanyang sesungguhnya dengan implementasi strategi yang diterapkan
perusahaandibandingkan dengan kinerja yang diharapkan. Para manajer di
semua levelmenggunakan informasi hasil kinerja untuk melakukan tindakan
perbaikan danmemecahkan masalah. Walaupun evaluasi merupakan elemen akhir
yang utama dari manajemen strategis, elemen itu juga dapat menunjukkan
secara tepat kelemahan-kelemahan dalam implementasi strategi sebelumnya dan
mendorong proses keseluruhan untuk dimulai kembali. Agar evaluasi dan
pengawasan efektif, manajer harus mendapatkan umpan balik yang jelas, tepat
waktu , dan tidak bisa dari orang-orang bawahannya yang ada dalam hirarki
perusahaan.
Berdasarkan hasil kinerja, manajemen harus melakukan penyesuaian
terhadap perumusan strategi atau implementasi strategi. Dengan mendasarkan pada
kerangka proses perumusan strategi maka dengan kerangka yang sama dapat
dibuat evaluasi apakah suatu strategi yang telah disusun akan dan masih cocok
untuk mencapai tujuan yang akan datang. Sangat tidak mungkin untuk
menunjukkan bukti bahwa sebuah strategi telah optimal atau bahkan menjamin ia
akan bekerja dengan baik, yang bisa dilakukan adalah mengevaluasinya untuk
melihat kemungkinan terjadinya kesalahan.
Proses Evaluasi Strategi diawalai dengan menentukan apa yang akan diukur.
Manajer Puncak dan manajer operasional perlu menetapkan proses
implementasi dan hasil-hasil yang akan dipantau dan dievaluasi. Beberapa faktor
internal dan eksternal dapat menghambat perusahaan untuk mencapai tujuan
jangka panjang dan tujuantahunannya. Secara eksternal, tindakan para pesaing,
perubahan permintaan, perubahan teknologi, perubahan ekonomi, perpindahan
demografi dan tindakan pemerintah dapat menghambat pencapaian tujuan
organisasi. Secara internal, strategi yang tidak efektif mungkin dipilih atau
implementasinya yang buruk mungkin dilakukan. Oleh karena itu, kegagalan untuk
mencapai tujuan mungkin saja bukan merupakan hasil dari pekerjaan manajer
dan pegawai yang tidak memuaskan.
Seluruh anggota organisasi perlu mengetahui hal ini untuk
mendorong timbulnya dukungan mereka terhadap aktivitas evaluasi strategi.
Organisasi berusaha secepat mungkin saat dimana strategi mereka tidak efektif.
Peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang
mewakili prinsip dasar strategi yang sedangdipakai harus terus menerus dimonitor
untuk mewaspadai perubahan. Apakah faktor-faktor tersebut akan berubah
bukanlah hal penting untuk ditanyakan, namun yang lebihpenting adalah kapan dan
bagaimana ia berubah. Richard Rumelt menemukan empatstandar yang bisa
dipakai untuk mengevaluasi keberhasilan sebuah strategi, yaitu :
1. Konsistensi
Sebuah strategi seharusnya membuat tujuan dan kebijakan yang konsisten.
Konflik organisasi dan perbedaan antar departemen merupakan gejala-gejala
ketidak pastian manajemen, namun masalah-masalah tersebut juga menunjukkan
sinyal adanya ketidakkonsistenan strategis. Terdapat tiga panduan untuk membantu
menunjukkan apakah masalah organisasi merupakan hasil dari ketidak konsistenan
dalam strategi:
a. Jika masalah manajerial terus berlanjut meskipun telah terjadi pergantian
personel dan jika masalah tersebut cenderung lebih berbasis isu ketimbang berbasis
manusia, maka strategi mungkin tidak konsisten.
b. Jika keberhasilan satu departemen dalam organisasi memiliki arti, atau
diintrepretasikan sebagai kegagalan departemen lain, maka strategi mungkin tidak
konsisten.
c. Jika masalah dan isu kebijakan selalu dibawa ke atas untk mendapatkan
pemecahan, maka strategi mungkin tidak konsisten.
2. Konsonan
Mengacu pada kebutuhan penyusunan strategi untuk menilai satu rangkaian
tren dan juga tren individual dalam mengevaluasi strategi. Suatu strategi harus
mewakili respon yang adaptif pada lingkungan eksternal dan pada perubahan kritis
yang terjadi di dalamnya. Kesulitan dalam menyesuaikan antara faktor internal dan
eksternal utama dalam perumusan strategi perusahaan adalah disebabkan oleh
sebagian besar tren yang merupakan hasi interaksi dengan tren lainnya. Sebagai
contoh menjamurnya tempat penitipan anak terjadi karena hasil kombinasi
berbagai tren yang meliputi meningkatnya tingkat pendidikan rata-rata,
meningkatnya inflasi, dan meningkatnya jumlah wanita dalam angkatan kerja.
Meskipun tren ekonomi tunggal atau tren demografis mungkin muncul dengan
stabil untuk beberapa tahun, terdapat gelombang perubahan yang terjadi di tingkat
interaksi.
3. Kelayakan
Tes akhir dari suatu evaluasi strategi adalah kelayakan yaitu mengenai
“Bisakah strategi dicapai dengan sumber daya fisik, manusia, dan keuangan yang
ada dalam perusahaan. Sumber daya keuangan dari suatu bisnis paling mudah
untuk dihitung dan biasanya merupakan keterbatasan pertama saat strategi
dievaluasi. Hal tersebut kadang terlupakan, namun demikian, pendekatan inovatif
pada keuangan biasanya dimungkinkan. Mekanisme seperti anak perusahaan,
pengaturan, penjualan peminjaman kembali, dan mengikat jaminan pabrik dengan
kontrak jangka panjang telah digunakan secara efektif untk mendapatkan posisi
kunci dalam industri yang sedang berkembang. Hal yang kurang dapat
diperhitungkan secara kuantitatif, namun juga biasanya bersifat lebih kaku,
membatasi pilihan strategis yaitu disebabkan oleh kemampuan individu
atauorganisasi. Ketika mengevaluasi suatu strataegi, penting untuk memeriksa
apakah organisasi tersebut telah menunjukkan adanya kemampuan, kompetensi,
keahlian, dan bakat dimasa lalu yang dibutuhkan untuk menjalankan strategi yang
dipilih.
4. Keunggulan
Suatu strategi harus memfasilitasi pembuatan dan/atau pemeliharaan dari
sebuah keunggulan kompetitif dalam area aktifitas yang terpilih. Keunggulan
kompetitif biasanya merupakan hasil dari superoritas dalam satu dari tiga area
berikut ini:
a. Sumber daya;
b. Keahlian;
c. Posisi
Ada tiga hal secara garis besar diawasi dalam pengawasan strategik, yaitu:
1. Pengawasan perilaku, manajemen bisa melakukan pengawasan seperti ini
dengan dukungan berbagai perangkat, seperti kebijakan, prosedur, aturan hingga
Prosedur Operasi Standar (Standard Operating Procedure-SOP).
2. Pengawasan output, yakni apa-apa yang harus dihasilkan atau dicapai. Fokusnya
di sini adalah pada sasaran-sasaran atau target-target yang ingin dicapai. Target-
target ini bisa dinyatakan secara kuantitatif, bisa juga secara kualitatif. Yang jelas,
perusahaan harus merancang target yang cukup menantang bagi manajer yang akan
menjalankan. Target yang menantang akan merangsang potensi maksimal dari
yang menjalankan, sekaligus juga memberikan dorongan semangat.
3. Pengawasan input, dari sisi penggunaan sumber daya, mulai dari keterampilan,
nilai-nilai, maupun motivasi pihak-pihak yang terlibat.
O. Pemanfaatan Teknologi
Pemanfaatan teknologi bukan hal baru dalam pengukuran kinerja perusahaan.
Apalagi bila perusahaan itu banyak menggunakan aplikasi-aplikasi teknologi
informasi seperti perusahaan online. Perusahaan-perusahaan ini bahkan
menjadikan model dan mekanisme analisis kinerjanya sebagai sebuah keunggulan,
karena sistem analisis yang dibuatnya memungkinkan perusahaan melakukan
pengembangan, mulai dari pelayanan pelanggannnya hingga efisiensi pada operasi.
Thomas Davenport dan Jeanne Harris, menjelaskan keunggulan berdasarkan
analisis, terutama analisis untuk kinerja dalam buku mereka. Di buku mereka,
kedua penulis ini membeberkan bukti-bukti yang memang ada kaitannya dengan
kinerja organisasi. Begitu banyak perusahaan dari berbagai industri, mulai dari
produk konsumer, keuangan, ritel dan biro travel yang mulai memanfaatkannya.
BAB 11
Pengawasan
A. PENGERTIAN PENGAWASAN
Pengawasan adalah proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan
pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang diharapkan
sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut. Controlling is the process of
measuring performance and taking action to ensure desired results. Pengawasan
adalah proses untuk memastikan bahwa segala aktifitas yang terlaksana sesuai
dengan apa yang telah direncanakan . The process of ensuring that actual activities
conform the planned activities.
Menurut Winardi “Pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan
oleh pihak manajer dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan
hasil yang direncanakan”. Sedangkan menurut Basu Swasta “Pengawasan
merupakan fungsi yang menjamin bahwa kegiatan-kegiatan dapat memberikan
hasil seperti yang diinginkan”. Sedangkan menurut Komaruddin “Pengawasan
adalah berhubungan dengan perbandingan antara pelaksana aktual rencana, dan
awal Unk langkah perbaikan terhadap penyimpangan dan rencana yang berarti”.
Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar
pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk
membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk
menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk
mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
sumber daya perusahaan atau pemerintahan telah digunakan seefektif dan seefisien
mungkin guna mencapai tujuan perusahaan atau pemerintahan. Dari beberapa
pendapat tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan merupakan
hal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan
maka perencanaan yang diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan
dengan baik.
B. MACAM-MACAM PENGAWASAN
Pada dasarnya ada beberapa jenis pengawasan yang dapat dilakukan, yaitu:
1. Pengawasan Intern dan Ekstern
Pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh orang atau
badan yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan.”
Pengawasan dalam bentuk ini dapat dilakukan dengan cara pengawasan atasan
langsung atau pengawasan melekat (built in control) atau pengawasan yang
dilakukan secara rutin oleh inspektorat jenderal pada setiap kementerian dan
inspektorat wilayah untuk setiap daerah yang ada di Indonesia, dengan
menempatkannya di bawah pengawasan Kementerian Dalam Negeri.
Pengawasan ekstern adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh unit
pengawasan yang berada di luar unit organisasi yang diawasi. Dalam hal ini di
Indonesia adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yang merupakan lembaga
tinggi negara yang terlepas dari pengaruh kekuasaan manapun. Dalam
menjalankan tugasnya, BPK tidak mengabaikan hasil laporan pemeriksaan aparat
pengawasan intern pemerintah, sehingga sudah sepantasnya di antara keduanya
perlu terwujud harmonisasi dalam proses pengawasan keuangan negara. Proses
harmonisasi demikian tidak mengurangi independensi BPK untuk tidak memihak
dan menilai secara obyektif aktivitas pemerintah.
C. LANGKAH-LANGKAH PENGAWASAN
Seperti dikemukakan di depan bahwa langkah-langkah proses pengawasan ada
empat langkah. Empat langkah tersebut apabila digambarkan sebagai berikut:
1. Menetapkan Standar
Kegiatan pengawasan adalah mengukur atau menilai pelaksanaan atau hasil
pekerjaan dari pada pejabat atau pekerja, untuk dapat melakukan pengukuran harus
mempunyai alat pengukur (standar), Standar ini adalah mutlak diperlukan, yaitu
untuk mengukur atau menilai apakah pekerjaan dilakukan sesuai dengan sasaran-
sasaran yang ditentukan (standar) atau tidak. Standar tersebut harus ditetapkan
lebih dahulu sebelum para pekerja melaksanakan pekerjaan (tugas-tugasnya), dan
para pekerja harus tahu benar ukuran yang dipergunakan untuk menilai
pekerjaannya. Karena itu harus dijelaskan sebaik-baiknya kepada para pekerja
sebelum melaksanakan pekerjaannya.
Dalam garis besarnya, jenis-jenis standar itu dapat digolongkan ke dalam empat
bentuk yaitu:
a. Standar fisik :
1) Jumlah produksi
2) Kwalitas produksi
3) Jumlah langganan
b. Standar moneter :
1) Biaya tenaga kerja
2) Biaya penjualan
3) Laba kotor
4) Pendapatan penjualan
c. Standar waktu :
1) Kecepatan produksi
2) Batas waktu selesainya suatu pekerjaan
d. Standar intangible :
1) Sikap pekerja terhadap perusahaan
2) Kesetiaan pekerja terhadap pekerjaan
Demikianlah berbagai jenis standar yang dipergunakan untuk menilai efektif
tidaknya kegiatan-kegiatan para pekerja. Bentuk standar mana yang akan
dipergunakan akan tergantung kepada jenis kegiatan yang akan dinilai.
2.Pengukuran Kegiatan
Agar pengukuran kegiatan dapat dilakukan secara tepat perlu diperhatikan:
a) Berapa kali (how after) pelaksanaan seharusnya diukur (setiap jam, setiap hari,
setiap bulan dan sebagainya).
b) Dalam bentuk apa (what form) pengukuran akan dilakukan (laporan tertulis,
inspeksi visual, melalui telepon).
c) Siapa (who) yang terlibat pengukuran (manajer, kepala bagian dan sebagainya).
D. TUJUAN PENGAWASAN
1.Untuk mengetahui apakah sesuatu kegiatan berjalan sesuai dengan rencana
yang digariskan.
2.Untuk mengetahui apakah segala sesuatu dilaksanakan dengan instruksi
serta asas-asas yang telah ditentukan.
3.Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan, kelemahan-kelemahan dalam
bekerja.
4.Untuk mengetahui apakah kegiatan berjalan efisien.
5.Untuk mencari jalan keluar, bila ternyata dijumpai kesulitan-kesulitan dan
kegagalan ke arah perbaikan.
E. Cara-Cara Pengawasan
1.Peninjauan pribadi (Personal inspection, personal observation), Mengawasi
dengan meninjau secara pribadi sehingga dapat melihat sendiri pelaksanaan
kegiatan.
2. Interviu/laporan lisan, Pengawasan dilakukan denganmengumpulkan fakta-fakta
melalui laporan lisan yang diberikan bawahan.
3.Laporan tertulis, Pengawasan mengenai pertanggung jawaban tentang
pelaksanaan kegiatan bawahan sesuai dengan tugas dan wewenangnya kepada
atasan yang dilaporkan secara tertulis.
4. Laporan dan pengawasan kepada hal-hal yang bersifat luar biasa, Sistem atau
cara pengawasan dimana pengawasan itu ditujukan kepada soal-soal kekecualian.
Jadi pengawasan dilakukan bila diterima laporan yang menunjukkan adanya
peristiwa yang istimewa atau luar biasa.
*.PENTINGNYA PENGAWASAN
Suatu organisasi akan berjalan terus dan semakin komplek dari waktu ke waktu,
banyaknya orang yang berbuat kesalahan dan guna mengevaluasi atas hasil
kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat fungi pengawasan semakin
penting dalam setiap organisasi. Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya
akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasi itu
sendiri maupun bagi para pekerjanya.
Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi terus – menerus dan tidak dapat
dihindari, seperti munculnya inovasi produk. Melalui fungsi pengawasan manajer
mendeteksi perubahan yang berpengaruh pada barang dan jasa organisasi sehingga
mampu menghadapi tantangan atau memanfaatkan kesempatan yang diciptakan
perubahan yang terjadi.
Bila para bawahan tidak membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana
melakukan fungsi pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering
membuat kesalahan. Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi
kesalahan tersebut sebelum menjadi kritis.
5. Komunikasi
MIS yaitu suatu metoda informal pengadaan dan penyediaan bagi manajemen,
informasi yang diperlukan dengan akurat dan tepat waktu untuk membantu proses
pembuatan keputusan dan memungkinkan fungsi-fungsi perencanaan, pengawasan
dan operasional organisasi yang dilaksanakan secara efektif.
3) Analisa Rasio
Rasio adalah hubungan antara dua angka yang dihitung dengan membagi satu
angka dengan angka lainnya. Analisa rasio adalah proses menghasilkan informasi
yang meringkas posisi financial dari organisasi dengan menghitung rasio yang
didasarkan pada berbagai ukuran finansial yang muncul pada neraca dan neraca
rugi-laba organisasi.
4) Penganggaran
Agar pengawasan efektif, maka para manajer harus menghayati reaksi manusia
terhadap sistem pengawasan. Manusia tidak begaitu saja menerima pengawsan
yang dilakukan manajer.
Reaksinya bermacam-macam menolak sekali pengawsan terhadapnya,
mempertahankan diri dar isistem pengawasan yang diterapkan padanya dan
membela kinerja dan menolak sasaran kinerja yang tersirat dan tersurut pada
tujuan. Hal ini makin jelas bila sumber daya terbatas dan situasi penuh tekanan.
Dalam situasi seperti itu , orang cenderung untuk mempertahankan hasil kerja
yang dibatasi oleh kendala sehingga pengawasan biasanya tidak dikehendaki.
Sistem pengawasan harus dapat dengan cepat atau dini mendeteksi penyimpangan
sehingga tindakan perbaikan dapat pula dilakukan dengan segera agar terhindar
hal-hal yang tidak diharapkan ; kalau perlu dengan cara-cara pengecualian .
Sistem pengawasan yang efektif memberikan informasi yang cukup bagi para
pengambil keputusan , artinya informasi yang mudah dimengerti , padat . Sistem
pengawasan harus dapat mengakomodasi situasi yang unik atau yang berubah-ubah
. Sistem pengawasan harus pula dapat mengakomodasikan kapasitas seseorang
untuk mengawasi dirinya sendiri . Yang penting harus ada saling percaya ,
komunikasi dan partisipasi pihak-pihak yang berkepentingan . Pengawasan diri
tercipta bila rancang bangun kerja itu jelas dan pemilihan orang yang mampu bagi
pekerjaannya dilakukan dengan baik .
BAB IV
KESIMPULAN
Pengawasan adalah Proses pengamatan pelaksanaan seluruh kegiatan
organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilaksanakan
berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. Pengawasan adalah
tanggung jawab pimpinan , tapi karena tidak mungkin pimpinan melakukan
semuanya maka pengawasan dilimpahkan kepada unit pengawasan.
Jenis-jenis pengawasan:
1. PengawasanIntern dan Ekstern;
2. Pengawasan Preventif;
3. Pengawasan Aktif (dekat) dan Pasif;
4. Pengawasan kebenaran formil menurut hak (rechtmatigheid) dan kebenaran
materiil mengenai maksud & tujuan pengeluaran (doelmatigheid).
Kontrol manajemen pendidikan pengelolaan secara menyeluruh atau pengendalian
agar proses manajemen pendidikan tetap terarah dan tidak ada penyimpangan-
penyimpangan.Langkah-langkah dasar dalam control manajemen pendidikan:
1. Menentukan standar dan metode yang digunakan untuk mengukur prestasi.
2. Mengukur prestasi kerja.
3. Menganalisis apakah prestasi kerja memenuhi syarat.
4. Mengambil tindakan korektif.
DAFTAR PUSTAKA
Gunadarma,Pengantar Bisnis
academia.edu/37849537/Makalah_Manajemen_Strategi_dan_Pengawasan
MAKALAH FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
14 JULY 2018 | WIDYYY9
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Proses menajemen adalah kegiatan di mana organisasi membuat sumber daya
manusiawi dan materi tersedia dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi ,jadi
suatu organisasi tidak mungkin bekerja dengan baik tanpa ada proses menajemen
yang baik pula. Namun proses menajemen hanya mungkin berjalan dengan baik
bila tersedia sumber manusiawi yang baik dan profesional dalam bidang-bidang
tugas yang ada dalam organsasi. Di dalam kerja sama terkandung berbagai
kegiatan menajemen yaitu kegiatan-kegiatan perencanaan ,pengorganisasian
,penggerakan,dan pengawasan dengan mengajukan sumber daya manusia dan
sumer daya lain yang dimiiki organisasi dalam mencapai tujuan yang di tetapkan
sebelumnya.
1. Rumusan Masalah
2. Bagaimana cara perencanaan dan pengambilan keputusan dalam manajemen
?
3. Apa itu pengorganisasian (organizing) ?
4. Bagaimana pengaturan (directing) dalam manajemen ?
5. Bagaimana koordinasi (coordinating) dalam manajemen ?
6. Bagaimana kepemimpinan (leadership) dalam manajemen ?
7. Bagaimana komunikasi (communicating) dalam manajemen ?
8. Bagaimana pengawasan (controlling) dalam manajemen ?
9. Bagaimana prinsip Islam tentang Manajemen Pendidikan ?
1. Tujuan
2. Mengetahui perencanaan dan pengambilan keputusan
3. Mengetahui pengorganisasian (organizing)
4. Mengetahui pengaturan (directing) dalam manajemen
5. Mengetahui koordinasi (coordinating) dalam manajemen
6. Mengetahui kepemimpinan (leadership) dalam manajemen
7. Mengetahui komunikasi (leadership) dalan manajemen
8. Mengetahui seperti apa pengwasan dalam manajemen
9. Mengetahui bagaimana prinsip Islam tentang Manajemen Pendidikan.
ADVERTISEMENT
REPORT THIS AD
BAB II
2. Rencana-rencana tetap
Rencana-rencana tetap merupakan jenis kebijakan-kebijakan, metode baku,
prosedur operasional yang dirancang untuk berguna dalam situasi yang beragam
dan berulang pada aktivitas organisasi.
3. Rencana-rencana terpakai
Rencana terpakai dapat berupa program pokok, proyek-proyek, program-program
khusus sampai pada, rencana-rencana terperinci.
2. Pengambilan Keputusan
Sebuah organisasi adalah wadah bagi beroperasinya manajemen. Setiap
organisasi yang sukses harus mampu dan mau membuat keputusan yang
memungkinkan orgnisasi mencapai sasaran dan mencapai kebutuhan utama
anggota organisasi. Manajer dituntut untuk berani mengambil keputusan baik atas
pertimbangan individu dengan kewenangannya sebagai pimpinan,maupun
keputusan dari hasil musyawarah dengan memperhatikan pemikiran, perasaan atau
masukan dari anggota organisasi.
Bagaimanapun seluruh aktivitas dan fungsi manajemen pada pokoknya
memiliki esensi pengambilan keputusan. Karena pengambilan keputusan pada
kegiatan perencanaan dimulai dari menentukan visi, misi, sasaran, strategi dan
tujuan organisasi dalam proses perencanaan strategic. Pengambilan keputusan
tidak hanya bersifat substantif untuk menyusun rencana-rencana strategis, tetapi
juga dalam menangani pelaksanaan tugas-tugas operasional serta mengatasi
masalah (penyimpangan dari rencana) yang dihadapi manajer dan personil dalam
setiap organisasi.
1. Jenis-jenis Keputusan
Keputusan adalah hasil yang dicapai dari proses pengambilan keputusan.
Secara umum keputusan dibagi kepada dua jenis, yaitu:
Keputusan strategis
Kebijakan dan arah organisasi merupakan keputusan strategis. Kebijakan
menyita banyak perhatian terutama bagi para manajer puncak karena pengaruhnya
sangat besar tehadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup organisasi.
Keputusan operasional
Adapun keputusan operasional menyangkut pengelolaan organisasi sehari-
hari. Keputusan operasional sangat menentuan efektivitas keputusan strategis yang
diambil oleh para manajer puncak.
Ada pula pembagian jenis keputusan berdasarkan masalah yang dihadapi,
yaitu:
Masa depan organisasi adalah suatu hal prediktif dan kompleks. Oleh sebab
itu, keputusan yang diambil manajer sangat kompleks dalam menjangkau masa
depan.
1. Pengorganisasian (oganizing)
2. Pengertian pengorganisasian
Pengorganisasian menurut Handoko (2003) ialah 1) penentuan sumber daya dan
kegiatan yang dibutukan untuk mencapai tujuan organisasi, 2) proses peranacangan
dan pengembangan suatu organisasi yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke
arah tujuan, 3) penugasan tanggung jawab tertentu.
1. Efektifitas keseluruhan
2. Kualitas
3. Produktivitas
4. Kesiapsiagaan
5. Efisiensi
6. Laba
7. Pertumbuhan
8. Pemanfaatan lingkungan
9. Stabilitas
10. Perputaran atau keluar masuknya anggota
11. Absenteisme
12. Kecelakaan
13. Semangat kerja
14. Motivasi
15. Kepuasan
16. Internalisasi tujuan organisasi
17. Konflik kohesi
18. Fleksibilitas adaptasi
19. Penilaian pihak luar[8]
1. Langkah-langkah proses pengorganisasian
Menurut samuel B. Certo yang mengutip saul W. Gellerman mengemukakan
pandangan bahwa ada lima langkah pokok proses pengorganisasian (Certo,
1994:215)
1. Koordinasi (Coordinating)
Koordinasi adalah salah satu fungsi menajemen. Dalam organisasi keberadaan
pengorganisasian sangatlah penting bagi terintegrasinya seluruh kegiatan
organisasi untuk mancapai tujuan. Stoner (1991:238) mengemukakan bahwa
proses pengorganisasian di bagi menjadi 5 tahapan yaitu : Perincian pekerjaan,
pembagian pekerjaan, pemisahan pekerjaan, koordinasi pekerjaan , monitoring dan
reorganisasi.
1. Kepemimpinan (leadership)
Dalam konteks menajemen, para manajer organisasi adalah pemimpin menajerial
yang menjalankan kepemimpinan. Hersey dan Blanchard(1988:86) berpendapat
bahwa pendapat ini menegaskan kepemipinan merupakan proses mempengruhi
aktivitas individu atau kelompok dalam usaha kearah pencapaian tujuan dalam
situasi tertentu.
Kepemimpinan adalah proses memberikan inspirasi orang lain untuk bekerja keras
dalam mencapai tugas-tugas pentingi.
1. Keterampilan teknik
2. Keterampilan hubungan manusia
3. Dan Keterampilan konseptual.
Ketiga keterampilan ini menjadi syarat mutlak bagi efektivitas kepemimpinan
seseorang dalam menjalankan fungsinya sebagai pemimpin terutama dalam satu
organisasi.
3.Efektivitas Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat menjamin keberhasilan tugas seseorang menejer.
Namun hasil kerja atau pelaksanaan tugas tidak selalu di capai dengan efektivitas
karena beberapa factor yang mempengaruhinya. Hasil kerja seseorang menejer
baru di katakana efektif apabila terdapat keampuhan dalam pelaksanaan tugas yang
di capai baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif. Ketidak efektifan suatu
tugas dapat pula terjadi karena tdak di laksanakan oleh tenaga professional,tidak
berpengalman,tidak memiliki kemempuan prima, daya dukung dana dan anggota
organisasi rendah.
Efektivitas tugas dari segi proses menyangkut prilaku pimpinan yang
diniali dari proses kerjanya berdasarkan standar penampilan dalam membuat
perencanaan mengorganisasikan ,memotivasi,dan mengawasi. Efektivitas juga
dilihat dari segi karakteristik keperibadian kemampuan, sikap, keteladanan, dan
keterbukaan. Sedangkan efektivitas dari segi hasil yaitu menampakan tingkat
penyelesaian tugas dalam pencapaian tujuan yang muaranya pada mutu produk dan
mutu pelayanan.
4.Gaya Kepemimpinan
Secara umum gaya kepemimpinan menurut Hines dan Timpe (1993) di bagi 3
bagian yaitu: otokratis, demokratis, dan kendali bebas (laissez faire).
Dapat di simpulkan bahwa gaya kepimpinan otokratis adalah gaya kepimpinan
yang beriorientasi pada tugas dan produksi akan tetapi kurang memberikan
perhatian terhadap kebutuhan manusia atau pekerjanya. Oleh karena itu pimpinan
lebih banyak melakukan pengawasan yang ketat terhadap pekerjaan. Hal ini
mengakibatkan inisiatif staf tidak ada hubungan yang baik tidak dapat diciptakan.
Kemudian gaya missionaris adalah gaya yang lebih berorientasi kepaa
tugas ataupun produksi ,akan tetapi kurang memperhatikan terhadap kesejahteraan
manusia atau anggotanya.
Gaya kompromi (jalan tengah) adalah gaya kepemimpinan yang cukup
seimbang antara peehatian terhadap tugas dan produksi dengan perhatian terhadap
manusia.
Sedangkan gaya kepemimpinan eksekutif adalah gaya kepemmpinan
puncak yaitu perhatian pemimpin sama besarnya kepada hubungan kemanusiaan
(kepuasan kerja dan kesejahteraan anggota)dengan pelaksanaan tugas atau
pencapaian tujuan yang telah di tentukan.
1. Pengirim/sender/sumber.
Adalah kelompok yang berperan untuk mengalihkan pesan.
2. Komunikan / receiver/penerima
Adalah orang yang menerima pesan atau berita yang tanggung jawabnya
memahami berita yang disampaikan oleh komunikator.
1. Fungsi-Fungsi Komunikasi
Menurut lunenbrug dan ornsteg (2000) menjelaskan beberapa fungsi
komu ikasi pada organisasi, yang terdiri dari :
1. Fungsi informatif, maksudnya seluruh anggota dalam suatu organisasi
berharap dapat memperoleh informasi, lebih banyak lebih baik dan lebih
tepat.
2. Fungsi persuasif, dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan
kewanangan adanya kenyataan ini, banyak pemimpin lebih suka
mempersuasi bawahanya dari pada memberi perintah.
3. Fungsi integratif, menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat
melaksanakan pekerjaan dengan baik.
1. Prinsip Dasar Komunikasi
2. Komunikasi selalu terjadi, selalu dan kapanpun anda pasti berkomunikasi.
3. Komunikasi itu kreatif / tindakan anda adalah tindakan berkomunikasi yang
pasti menciptakan result. Seperti layar televisi anda tidak akan menampilkan
apa- apa, kecuali anda menekan tombolnya.
4. Dahulukan mendengar, anda menjadikan proses mendengar sebagai sesuatu
yang menarik, misalnya pengusaha yang berhasil ialah pengusaha yang
mendengar apa yang dikomunikasikan target pasar.
1. Gaya Komunikasi
Menurut casse (dalam Burhanudin 1994) ialah:
Johnson 1978 menyimpulkan kontrol sebagai fungsi dari sistem yang memberikan
penyesuaian dalam mengarahkan kepada rencana.
Prinsip islam yang menegaskan bahwa semua yang perbuatan yang dilakukan
seseorang akan bertanggung jawabkan diakhirat telah memainkan peranan besar
dalam keberhasilan pemimpin muslim sepanjag sejarah . ketika umar bin abdul
azis menjadi khalifah kaum muslimin, ia mengikuti bimbingan Nabi berkata: “ini
adalah sebuah tanggung jawab, dan merupakan sumber kehinaan dan penyesalan di
akhirat”.
Karena setisap orang bertanggung jawab untuk setiap perbuatan dalam organisasi
maka harus ada proses akuntabilitas.dengan begitu ,ada proses ini bisa disebut
proses control.
Karen allah menciptakan manusia ,Dia adalah satu yang paling mengetahui kita
dengan baik,dan karena itu,kita dapat memperoleh pemahaman diri kita didalam al
quran.
Menjadi teladan
Para pemimpin harus menjadi suri tauladan .para pemimpin harus mempunyai rasa
tanggung jaawab untuk menciptakan dan memelihara budaya
sebuah organisasi.jika ucapannya suatu pemimpin tidak sesuai dengan perkataan
dan perbuatannya ,lambat laun pengikutnya akan hilang.
Rasa tanggung jawab dan empati
Para pemimpin memiliki rasa tanggung jawab yang harus ditunjukkan dalam
pekerjaan lebih kuat dibandingkan yang lain.para pemimpin juga harus memiliki
rasa empati terhadap yang lainnya.
1. Pemaaf dan penyantun
Nabi Muhammad saw dalam kepemimpinannya juga bersifat lemah lembut
dan pemaaf.pemimpin menjaga tanggung jawabnya terhadap bawahannnya.
2. Mempunyai visi
Para pemimpin harus mempunyai visi ke depan dan difokuskan pada
pencapain target secara perlahan dan bertahap.
3. Komunukatif
Menurut naceur (2008) bagi para pemimpin untuk menjadi komitmen terhadap
tujuan ke depan dan banyak ide tidak cukup jika mereka tidak dapat
mengkomunikasikannya.kemampuan komunikasi pelu bagi aturan kepemimpinan.
Keenam, tujuan pendidikan. Hal ini merupakan arah dari seluruh kegiatan
pengelolaan lembaga pendidikan sehinggga tujuan ini sangat mempengaruhi
komponen-komponen lainnya,bahkan mengendalikannya
Ketujuh, efektif dan efisien, maksudnya berhasil daya guna .artinya manajemen
yang berhasil mencapai tujuan dengan penghematan tenaga, waktu, dan biaya.
3. Persyaratan yang harus ad dalam manajemen islami,yaitu:
4. Landasan dan nilai-niali ahklak islami.
5. Seluruh aktivitas manajemen merupakan salah saunbentuk penghambaan
kepada allah SWT .
6. Hubungan atasan dengan bawahan harus dengan hubungan persaudaraan
umat islam.
7. Manajemen islam yang dilandasi oleh etika dan nilai-niali
1. Kesimpulan
Dalam suatu organisasi diperlukan adanya fungsi-fungsi manajemen untuk
menjalankan suatu kegiatan atau tujuan dari suatu organisasi. Dimana fungsi-
fungsi tersebut dilakukan oleh seorang manajer . Adapun fungsi-fungsi manajemen
yaitu perencanaan dan pengambilan keputusan; pengorganisasian (organizing);
pengaturan (directing); koordinasi(coordinating); kepemimpinan (leadership);
komunikasi (communication); pengawasan(controlling); dan prinsip islam tentang
manajemen pendidikan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian perencanaan.
2. Untuk mengetahui dasar pemikiran perencanaan.
3. Untuk mengetahui proses perencanaan.
4. Untuk mengetahui perencanaan strategi.
5. Untuk mengetahui taktik operasional.
6. Untuk mengetahui rencana tindakan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan
Robbins dan Coulter (2002) dalam Erni dan Kurniawan (2005)
mendefinisikan perencanaan adalah sebagai suatu proses yang dimulai dari
penetapan tujuan organisasi, menetukan strategi untuk pencapaian tujuan
organisasi tersebut secara menyeluruh untuk mengintegrasikan dan
mengoordanisikan seluruh pekerjaan organisasi hingga tercapainya tujuan
organisasi. Tidak hanya sekedar mencapai akan tetapi dimaksudkan untuk
mempertahankan keberlangsungan organisasi. Perencanaan adalah sejumlah
kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu periode
tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.
Perencanaan merupakan aktivitas manajemen yang paling krusial, bahkan ia
adalah langkah awal untuk menjalankan manajemen sebuah pekerjaan. Ia sangat
berpengaruh terhadap unsur-unsur manajemen lainnya, seperti merealisasikan
perencanaan dan pengawasan agar bisa mewujuddankan tujuan yang direncanakan.
[1]
Defenisi-defenisi perencanaan menurut para ahli:
1. Bintoro Tjokroaminoto
Perencanaan adalah proses mempersiapakan kegiatan-kegiatan secara sistematis
yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.[2]
2. Prajudi Atmosudirdjo
Perencanaan adalah perhitungan dan penetuan tentang sesuatu yang akan
dijalanakan dalam rangka mencapai tujuan terhenti, siapa yang melakukan,
bilamana, dimana, dan bagaiman cara melakukannya.
3. Dior
Perencanaan ialah suatu proses penyiapan seperangkat keputusan untuk
dilaksanakan pada waktu yang akan datang, yang diarahkan untuk mencapai
sasaran tertentu
4. Siagian
Perencanaan sebagai sebagian keseluruhan proses pemikiran dan penentuan
secara matang menyangkut hal-hal yang akan dikerjakan di masa datang dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
5. George R. Terry
Perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta
menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa datang dengan jalan menggambarkan
dan merumukan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang
diinginkan.
Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a) Perencanaan harus berdasarkan fakta, data dan keterangan kongkret.
b) Perencanaan adalah suatu pekerjaan mental yang memerlukan pemikiran,
imajinasi kesanggupan melihat masa yang akan datang.
c) Perencanaan mengenai masa yang akan datang.
Perencanaan bukanlah semata-mata pekerjaan top manajer, walaupun mereka
lebih banyak mencurahkan waktu dan pikirannya untuk membuat rencana secara
keseluruhan. Namun, setiap manajer dari berbagai tingkatan manajerial harus
membuat perencanaan untuk dilaksanakan sesuai dengan wewenang dan bidang
kerja masing-masing.[3] Suatu perencanaan juga terdapat berbagai hambatan
dalam penetapan tujuan. Hambatan tersebut antara lain tujuan yang tidak tepat,
sistem penghargaan yang tidak tepat, penolakan terhadap perubahan dan
keterbatasan.
C. Proses Perencanaan
Proses perencanaan atau planning adalah adalah bagian daur kegiatan
manajemen yang terutama berhubungan dengan pengambilan keputusan (decision
making) untuk masa depan, baik jangka panjang maupun jangka pendek,
sehubungan dengan pokok pertanyaan. Sebelum para manajer dapat
mengorganisasi, memimpin, atau, menegndalikan, terlebih dahulu mereka harus
membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan organisasi. Pada
tahap perencanaan manager menentukan Apa yang akan dikerjakan, Kapan akan
dikerjakan, Siapa yang akan mengerjakan dan Bagaimana mengerjakannya. Jadi
perencanaan yaitu, “proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan
menentukan cakupan pencapaiannya”. [5]
a. Prakiraan (forecasting)
Prakiraan merupakan suatu usaha untuk meramalkan atau memperkirakan waktu
yang akan datang dengan penarikan kesimpulan atas fakta yang telah diketahui.
b. Penetapan Tujuan (estabilisting objective)
Penetapan tujuan merupakan suatu aktivitas untuk menetapkan suatu aktifitas
untuk menetapakan sesuatu yang ingin dicapai melalui pelaksanaan pekerjaan.
c. Pemrograman (programming)
Program adalah suatu aktuvitas yang dilakukan dengan maksud untuk menetapkan
langkah-langkah utama yang diperlukan untuk mencapai suatu tujuan dan anggota
yang bertanggung jawab untuk setiap langkah serta pengaturan waktu setiap
langkah.
d. Penjadwalan (scheduling)
Penjadwalan adalah penetapan atau penunjukan waktu menurut kronologi tertentu
guna melaksanakan berbagai macam pekerjaan.
e. Penganggaran (budgeting)
Penganggaran merupakan suatu aktifitas untuk membuat pernyataan tentang
sumber daya keuangan (financial recources) yang disediakan untuk aktifitas dan
waktu tertentu.
f. Pengembangan prosedur (devoloping procedure)
Pengembangan prosedur merupakan suatu aktivitas menormalisasikan cara, teknik,
dan metode pelaksanaan suatu pekerjaan.
E. Taktik Operasonal
Taktik adalah tahap-tahap atau langkah-langkah tertentu yang dipakai untuk
melaksanakan strategi. Jika manajemen sudah merumuskan tujuan dan strateginya,
maka ia berada dalam posisi untuk menentukan taktik. Strategi adalah menentukan
apa yang harus dikerjakan sedangkan taktik adalah menentukan bagaiman kita
mngerjakan sesuatu.
Ada perbedaan yang paling mendasar antara taktik dan strategi, yaitu :
a. Strategi mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dibandingkan dengan taktik.
b. Srtategi pemasaran memerlukan keputusan dari manajemen tentang elemen-
elemen marketing mix perusahaan, sedangkan taktik merupakan program tertentu
untuk jangka pendek.
c. Strategi bersifat permanen sehingga sulit dan memakan biaya besar jika
diadakan perubahan, sedangkan taktik dapat diubah dengan mudah.
Srategi yang baik adalah mampu memenangkan persaingan tanpa harus
berkonfrontasi dan melakukan pengorbanan yang terlalu besar atau mengeluarkan
cost yang besar. Taktik (operasi) adalah menetukan bagaiman kita menegrjakan
sesuatu agar memenangkan persaingan (bagaiman kita mengimplementasikan
strategi yang sudah dirumuskan).
F. Rencana Tindakan
Dalam konteks penyusunan strategi, ada dua tipe rencana yang harus
diperhatikan. Pertama, rencana konsepsional atau teoritis, sebagai rencana yang
ideal dan diharapkan dapat terwujud. Kedua, rencana tindakan atau action-plan,
yang lebih mendasar kepada faktor-faktor lapangan dengan segala perkiraan
distorsi yang mungkin terjadi.
Rencana tindakan sering juga disebut dengan rencana operasional. Perencanaan
tindakan adalah kegiatan penyusunan langkah-langkah yang operasional untuk
mencapai hasil-hasil yang telah di rumuskan dalam strategi. Berdasarkan
penegrtian ini, maka kata kunci yang penting dalam membuat rencana tindakan
adalah operasional.
Rencana dapat berupa rencana informal atau secara formal. Rencana
imformal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama
anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang
harus dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal
merupakan anggota korporasi artinta, setiap anggota harus mengetahui dan
menjalankan rencana itu. rencana formal dibuat untuk menciptakan kepahaman
tentang apa yang harus dilakukan. Suatu perencanaan adalah suatu aktifitas
integratif yang berusaha memaksimumkan efektifitas seluruhnya dari suatu
organisasi sebagai suatu sistem, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.[8]
1. Komponen Rencana Tindakan
a. Sasaran (Objective)
b. Kebijakan mengacu ke program kerja tahunan
c. Program
d. Kegiatan
e. Tujuan Kegiatan
f. Indikator Keberhasilan
g. Penaggung Jawab dan pelaksana kegiatan
h. Waktu (kapan mulai kapan selesai) dan penjadwalan
i. Sumber daya (dapat berupa dana, SDM, fasilitas) dan rinciannya
Setidaknya ada tiga langkah yang harus diperhatikan dalam menyusun rencana
tindakan atau action-plan, yaitu :
1) Meninjau kembali langkah-langkah dalam rencana strategis yang mungkin
diterapkan.
2) Mengidentifikasi faktor-faktor operasional baik internal maupun eksternal
dilapangan yang mendukung dan menghambat tingkat keberhasilan rencana.
3) rangkaian kegiatan yang paling sesuai untuk sasaran.
A. Kesimpulan
Robbins dan Coulter (2002) dalam Erni dan Kurniawan (2005) mendefinisikan
perencanaan adalah sebagai suatu proses yang dimulai dari penetapan tujuan
organisasi, menetukan strategi untuk pencapaian tujuan organisasi tersebut secara
menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengoordanisikan seluruh pekerjaan
organisasi hingga tercapainya tujuan organisasi. Tidak hanya sekedar mencapai
akan tetapi dimaksudkan untuk mempertahankan keberlangsungan
organisasi. Perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya
untuk dilaksanakan pada suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan
yang ditetapkan.
Perencanaan bukanlah semata-mata pekerjaan top manajer, walaupun mereka
lebih banyak mencurahkan waktu dan pikirannya untuk membuat rencana secara
keseluruhan. Namun, setiap manajer dari berbagai tingkatan manajerial harus
membuat perencanaan untuk dilaksanakan sesuai dengan wewenang dan bidang
kerja masing-masing .
B. Saran
Sebaiknya dalam mengambil keputusan dan tindakan dalam penetapan tujuan
dalam berbagai bentuk organosasi menggunakan proses dasar manajemen berupa
perencanaan. Dalam sebuah perencanaan perlu memperhatikan sifat rencan yang
baik untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Daftar Pustaka
A . Latar belakang
Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen.
Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah
doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia
mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari
pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-
tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti
sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing
melakukan pekerjaan khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih
48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri
menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu
menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja
dapat meningkatkan produktivitas dengan meningkatnya keterampilan dan
kecekatan tiap-tiap pekerja, menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian
tugas, dan menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga
kerja.
Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen
adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya
penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya
kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik.
Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori
yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya
persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan
sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para
ahli.Salah satu point penting di dalam manajemen adalah mengenai fungsi dari
manajemen tersebut, dan pada kesempatan ini penulis akan memberikan beberapa
pendapat para ahli mengenai fungsi-fungsi manajemen yang sudah penulis rangkai
di dalam bab pembahasan.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN MANAJEMEN
A. Istilah Manajemen
Istilah “manajemen” yang digunakan ini berasal dari istilah bahasa Inggris
“management”. Di Indonesia hingga kini belum ada keseragaman dalam
menterjemahkan istilah managementkedalam bahasa Indonesia. Ada beraneka
ragam terjemahannya, antara lain kepemimpinan, ketatalaksanaan, pengurusan,
pembinaan, penguasaan, pengelolaan, dan manajemen. Disamping
keanekaragaman terjemahan tersebut, beberapa penulis di Indonesia langsung
menggunakan istilah management, tidak menterjemahkannya kedalam bahasa
Indonesia, seperti Panglaykim dan Hazil dalam buku mereka Management Suatu
Pengantar, Oey Liang Lee dalam bukunya Pola Management(terjemahan dari
karya Lyndall F. Urwick yang berjudul The Pattern of Management), JMA
Tuhuteru dalam bukunya Karya Management (buku ini terjemahan dari karya
Louis A. Allen yang berjudul the Profession of Management), Manullang dalam
bukunya Organisasi dan Management, dan lain-lainnya.
Sehubungan dengan adanya keanekaragaman penerjemahan tersebut, penulis
sependapat dengan Pariata Westra (1981) untuk menggunakan istilah manajemen
dengan alasan :
1). Penggunaan istilah manajemen ini jelas tidak akan dapat mengubah arti semula
dan yang sebenarnya dari istilah bahasa Inggris management; sebagaimana alas an
yang ditimbulkan oleh masing-masing penterjemah diatas satu sama lain saling
menyatakan bahwa terjemahan lainnya “kurang cocok” atau “tidak sepenuhnya
tepat” dengan arti sebenarnya istilah management itu.
2). Tidak dipakai istilah “management” disini, agar ucapan atau bacaan untuk
personifikasi atau orang yang bertanggung jawab menjalakan management tidak
dibaca “manager” (ma-na-ger) dalam bahasa Indonesia.
3). Untuk memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia. Suasana dan cara ini
diterima, asal kata asing yang hendak di-Indonesia-kan dengan cara ini memang
dalam khasanah bahasa Indonesia (maupun bahasa-bahasa daerah di Indonesia)
tidak ada.
B. Definisi Manajemen
Meskipun istilah management yang diterjemahkan beraneka ragam kedalam
istilah Indonesia itu sudah digunakan sejak beberapa abad yang lalu, khususnya di
Inggris, akan tetapi manajemen belum merupakan suatu subyek pelajaran apalagi
sebagai ilmu. Manajemen sebagai ilmu yang dipelajari atau diajarkan baru lahir
pada awal abad 20 ini. Lalu timbul definisi-definisi tentang apakah yang dimaksud
manajemen (management)itu.
Sampai saat ini belum ada kesepakatan diantara para ahli maupun praktisi
manajemen tentang batasan atau definisi manajemen. Para penulis memberikan
definisi menurut kebutuhan atau penekanan maksud masing-masing. Tiadanya
kesepakatan pendapat mengenai batasan manajemen ini merupakan cirri yang biasa
terjadi pada berbagai bidang studi. Namun seperti dikemukakan oleh Aris
Suparman dalam bukunya Dasar-dasar manajemen, perbedaan-perbedaan tersebut
tidak akan merupakan masalah serius bagi mereka yang akan mempelajari
manajemen, dikarenakan hal-hal sebagai berikut :
a. Sekalipun terdapa banyak definisi namun sebagian besar umumnya
menunjukkan dasar yang hampir sama.
b. Didalam mempelajari manajemen perlu diketahui bagaimana manajemen
didefinisikan. Namun tidak ada keharusan bagi seseorang untuk sepenuhnya
mengikuti atau menyetujui definisi tersebut.
c. Apabila untuk mempelajari ataupun mendalami manajemen dipersyaratkan agar
supaya menunggu, yaitu sampai adanya definisi tunggal yang berlaku umum untuk
manajemen, maka kita tidak akan pernah mulai, karena sulit untuk diperoleh
definisi yang bersifat universal.
Untuk memperjelas pengertian manajemen, dibawah ini dikutip beberapa
definisi tentang manajemen. Pendapat-pendapat berikut ini saling berbeda satu
sama lain walaupun terdapat unsure kesamaannya. Dari perbedaan-perbedaan
pendapat (yang disebabkan karena perbedaan dalam meletakkan titik berat sudut
pandangan) serta kesamaan-kesamaan itu diharapkan dapat diperoleh pandangan
yang lebih jelas dan menyeluruh tentang manajemen ini.
G. R. Terry :
Management is a distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and
controlling performed to determine and accomplish stated object tives by the use of
human being and other resources. (Manajemen merupakan suatu proses yang khas
yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber-sumber lainnya).
John D. Millet :
Management is the process of directing and facilitating the work of people
organized in formal group to achieve a desired goal. (Manajemen adalah proses
pembimbingan dan penyediaan fasilitas kerja dari orang-orang yang
terorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki).
Ordway Tead :
Management is the process and agency which direct and guides the operations of
an organization in the realizing of established aims. (Manajemen adalah proses dan
perangkat yang mengarahkan serta membimbing kegiatan-kegiatan suatu
organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan).
Ralph C. Davis :
Management is the function of executive leadership anywere. (Manajemen adalah
fungsi dari setiap pimpinan eksekutif dimanapun posisinya).
John F. Mee :
Management is the art of securing maximum prosperity and happiness for both
employer and employee and give the public the best possible service. (Manajemen
adalah seni mencapai hasil yang maksimal dengan usaha yang minimal supaya
tercapai kesejahteraan dan kebahagiaan maksimal baik bagi pimpinan maupun para
pekerja serta memberikan pelayanan yang sebaik mungkin kepada masyarakat).
Edwin B. Flippo :
The coordination of all resources through the process of planning and cotrolling of
the enterprise’s operations so that objectives can achieved economically and
effectively. (Koordinasi dari semua sumber daya melalui proses perencanaan dan
pengendalian dari operasi atau kegiatan-kegiatan perusahaan, sehingga sasaran
dapat dicapai secara ekonomis dan efektif).
Dalton E. Mc Farland :
The process by which managers create, direct, maintain and operate purposive
organizations through systematic coordinated cooperative human effort. (Proses
dengan manajer menciptakan, mengarahkan, memelihara serta menjalankan
organisasi melalui kerjasama dari usaha manusia dikoordinasikan secara
sistematis).
Lawrence A. Appley :
Management is the art of getting things through the effort of other people.
(Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang
lain).
Prajudi Atmosudirdjo :
Manajemen adalah menyelenggarakan sesuatu dengan menggerakkan orang-orang,
uang , mesin-mesin, dan alat-alat sesuai dengan kebutuhan.
Sondang P. Siagian :
Manajemen adalah kemampuan atau ketrampilan untuk memperoleh sesuatu hasil
dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
Malayu SP Siagian :
Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu tujuan tertentu.
Kesimpulan umum yang dapat ditarik dari pelbagai macam definisi diatas
adalah :
a. Yang disebut manajemen itu ada atau terjadi di dalam suatu organisasi.
b. Dalam pengertian manajemen selalu terkandung adanya suatu atau beberapa
tujuan tertentu yang akan dicapainya.
c. Dalam mencapai tujuan itu melibatkan manusia dan sumber-sumber alinnya.
d. Dalam mencapai tujuan itu dilakukan dengan melalui tahap-tahap kegiatan atau
proses tertentu.
e. Pencapaian tujuan yang melibatkan manusia serta sumber-sumber lainnya itu
dilakukan dengan cara yang paling efisien.
f. Manajemen itu tidak berwujud, hanya dapat dilihat hasil-hasilnya.
g. Manajemen adalah suatu alat untuk mencapai tujuan, bukan suatu tujuan.
h. Karena manajemen itu diterapkan atau terjadi pada setiap organisasi, maka
istilah manajemen diterapkan secara luas misalnya : manajemen rumah sakit,
manajemen universitas, manajemen kepegawaian, manajemen keuangan,
manajemen industri, manajemen pemasaran, manajemen transportasi, dan
sebagainya.
i. Manajemen adalah proses yang sistematis, terkoordinasi dan kooperatif dalam
usaha-usaha memanfaatkan suber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
j. Manajemen adalah ilmu dan sekaligus juga seni.
k. Setiap orang sebenarnya terlibat kegiatan manajemen sebab pada hakekatnya
tidak ada seorang pun yang tidak terlibat organisasi.
D. Fungsi Manajemen
Manajemen oleh para penulis dibagi atas beberapa fungsi, pembangian
fungsi-fungsi manajemen ini tujuannya adalah:
1. Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih teratur
2. Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam
3. Untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi manajer
Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan
dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu
tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Fungsi-fungsi manajemen,
sebagaimana diterangkan oleh Nickels, McHug and McHugh (1997), terdiri dari
empat fungsi, yaitu:
a) Perencanaan
Perencanaan atau Planning, yaitu proses yang menyangkut upaya yang
dilaku-kan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang dan
penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan tujuan
organisasi. Di antara kecenderungan dunia bisnis sekarang, misalnya, bagaimana
merencanakan bisnis yang ramah lingkungan, bagaimana merancang organisasi
bisnis yang mampu bersaing dalam persaingan global, dan lain sebagainya.
b) Pengorganisasian
Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut
bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan didesain
dalam sebuah struktur organisasi yang cepat dan tangguh, sistem dan lingkungan
organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa semua pihak dalam
orga¬nisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna pencapaian tujuan
organisasi.
c) Pengimplementasian
Pengimplementasian atau Directing, yaitu proses implementasi program agar
bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses memotivasi agar
semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan penuh
kesadaran dan produktivitas yang tinggi.
d) Pengendalian
Pengendalian dan Pengawasan arau Controlling, yaitu proses yang dilakukan
untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan,
di¬organisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang
diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis
yang dihadapi.
Banyak ahli yang berbeda pandangan mengenai fungsi manajemen akan
tetapi esensinya tetap sama, bahwa:
1) Manajemen terdiri dari berbagai proses yang terdiri dari tahapan-tahapan
tertentu yang berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi.
2) Setiap tahapan memiliki keterkaitan satu sama lain dalam pencapaian tujuan
organisasi
Secara diagramatis, jika kita kaitkan antara tujuan organisasi (yang harus
dicapai secara efektif dan efisien) dan sumber-sumber daya organsaisi dengan
fungsi-fungsi manajemen yang baru saja diterangkan, maka dapat dilihat pada
Gambar berikut ini:
Gambar tersebut menerangkan bahwa fungsi-fungsi manajemen diperlukan
agar keseluruhan sumber daya organisasi dapat dikelola dan dipergunakan secara
efektif dan efisien sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.
E. Prinsip manajemen
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu
dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang
berubah.Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen yang berasal
dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari
H. Manajemen risiko
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam
mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian
aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk
mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/
pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah
memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek
negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.
Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh
penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta
tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang
dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko
yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat
yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman
yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di
sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi
manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan
organisasi).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Makalah ini dibuat untuk memberi motivasi pada pembaca agar pembaca
dapat lebih memahami tentang manajemen. Semoga makalah ini berguna, saran
dan kritiknya saya harapkan dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
https://www.edudetik.com/2013/12/makalah-manajemen-pengertian-
dan-fungsi.html
MAKALAH FUNGSI MANAJEMEN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan
dan pengetahuan kita tentang manajemen dan fungsinya berdasarkan pendapat
beberapa ahli yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen
3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai ilmu pengetahuan (Science)
Pendapat lain bahwa fungsi Manajemen ialah berbagai jenis tugas atau
kegiatan manajemen yang mempunyai peranan khas dan bersifat saling menunjang
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dari definisi Terry itulah kita bisa melihat fungsi manajemen menurutnya.
Berikut ini adalah fungsi manajemen menurut Terry:
Hakikat dari fungsi manajemen dari Terry adalah apa yang direncakan, itu
yang akan dicapai. Maka itu fungsi perencanaan harus dilakukan sebaik mungkin
agar dalam proses pelaksanaanya bisa berjalan dengan baik serta segala
kekurangan bisa diatasi. Sebelum kita melakukan perencanaan, ada baiknya
rumuskan dulu tujuan yang akan dicapai.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://tiararti.blogspot.com/2013/10/makalah-fungsi-
manajemen_6623.html.Diakses pada tanggal 03 Oktober 2015