MAKALAH KEL 7 Menyeleksi & Menyusun Bahan Ajar
MAKALAH KEL 7 Menyeleksi & Menyusun Bahan Ajar
MAKALAH KEL 7 Menyeleksi & Menyusun Bahan Ajar
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Pengembangan Bahan Ajar Bahasa dan Sastra Indonesia yang berjudul “Menyeleksi dan
Menyusun Pokok-pokok Materi Bahan Ajar Berbasis Teks pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
untuk Satuan SMP Dan SMA”.
Dengan makalah ini kami berharap bisa menambah wawasan para pembaca untuk
kedepannya, kami memahami bahwa makalah ini masih banyak kekurangan sehingga kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................................5
C. Tujuan Masalah.........................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013..............................................................6
B. Teks Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia............................................................................................8
a. Teks Tunggal (Genre Mikro)..............................................................................................................9
b. Teks Majemuk (Genre Makro).........................................................................................................13
C. Pendekatan Ilmiah dan Pembelajaran Teks.............................................................................................19
BAB III KESIMPULAN........................................................................................................................................21
A. SIMPULAN...........................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................22
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Capaian pembelajaran Bahasa Indonesia pada setiap multijenjang mulai pendidikan dasar
sampai dengan menengah berorientasi secara konsisten untuk meningkatkan keterampilan berbahasa
Indonesia peserta didik, baik secara lisan maupun tulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Suka tidak suka, mau tidak mau penguasaan keterampilan berbahasa masih menjadi
capaian utama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Bahkan sesungguhnya, capaian penguasaan
keterampilan berbahasa Indonesia tidak hanya terletak pada ranah pembelajaran bahasa Indonesia
itu sendiri, melainkan juga untuk mata pelajaran yang lainnya. Reperesentasi penguasaan
keterampilan berbahasa adalah kesanggupannya siswa berpikir secara sistematis yang selanjutnya
dapat diekspresikan secara produktif dalam kemahiran berbahasa.
Pada ranah pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Kurikulum 2013, capaian pembelajaran
dilakukan melalui banyak pertimbangan. Di antaranya adalah secara empiris, beberapa hasil
penelitian seperti dalam tulisan Mahsun (2014) yaitu dari beberapa studi organisasi dunia misalnya
OECD melalui Programme for International Student Assesment (PISA), atau yang dilakukan
TIMMS dan PIRLS yang menggambarkan bahwa untuk bidang ilmu Matematika, IPA, dan Bahasa,
hanya 5% siswa di Indonesia yang mampu menjawab pertanyaan yang membutuhkan pikiran,
sedangkan sebagaian besar (95%) siswa hanya mampu samapi level menengah yaitu level yang
ditandai dengan kemampuan menjawab hapalan. Artinya, jika bahasa Indonesia salah satu fungsinya
membentuk pikiran manusia Indonesia, lalu mengapa kemampuan berpikir siswa Indonesia masih
rendah? Dengan kata lain, mengapa pembelajaran Bahasa Indonesia belum juga mampu membentuk
insan Indonesia yang memiliki kemampuan berpikir sistematis, terkontrol, empirik, dan kritis? Ada
apa dengan pembelajaran Bahasa Indonesia selama ini? Untuk menjawab hal tersebut, penulis lebih
banyak menjadikan buku “Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia” yang ditulis oleh Prof. Dr.
Mahsun, M.S. sebagai bahan rujukan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, makalah ini difokuskan pada menyeleksi dan menyusun
pokok-pokok materi bahan ajar berbasis teks pada mata pelajaran bahasa Indonesia untuk satuan
SMP dan SMA.
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan masalah pada makalah ini difokuskan
untuk menyeleksi dan menyusun pokok-pokok materi bahan ajar berbasis teks pada mata pelajaran
bahasa Indonesia untuk satuan SMP dan SMA.
BAB II PEMBAHASAN
Berdasarkan definisi di atas nampak bahwa hakikat kurikulum terdiri atas maksud dan
tujuan, isi, proses, sumber daya, evaluasi, perencanaan, implementasi, dan pengelolaan. Sedangkan
kajian kurikulum terdiri atas rancang bangun silabus (analisis kebutuhan, latar tujuan;
pengembangan silabus; metode pengajaran bahan; dan evaluasi pengaruh-pengaruh prosedur
tersebut bagi kemampuan berbahasa pelajar); metodologi (pemilihan kegiatan-kegiatan
pembelajaran dan pemilihan/seleksi tugas-tugas pembelajaran); serta hakikat silabus (isi/bobot
bahan: tata bahasa, fungsi, dan nosi/ide; susunan urutan bahan: tugas, tema, topik; dan
spesifikasi/perincian bahan: fonologi, tata bahasa, dan tugas).
Dalam kerangka rancangan pembelajaran Bahasa Indonesia, dibentengi oleh warna silabus
bahasa di atas secara teoretis. Ragam silabus tersebut mewarnai materi teks Bahasa Indonesia.
Dalam konteks Kurikulum 2013, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan republik Indonesia, Prof. Dr.
Ir. H. Muhammad Nuh, D.E.A. menempatkan posisi bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu
pengetahuan, bahasa Indonesia tidak hanya menjadi sarana untuk mengomunikasikan ilmu
pengetahuan tetapi juga sebagai sarana untuk mengembangkan dan mentransmisikan ilmu
pengetahuan itu sendiri dari generasi ke generasi. Dalam pada itu, bahasa menjadi sarana untuk
berpikir (Mahsun,2014). Peran bahasa sebagai sebagai penghela ilmu pengetahuan tersebut tentu
bukan merupakan suatu kebetulan jika paradigm pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum
2013 diorientasikan pada pembelajaran berbasis teks baik pada jenjang pendidikan dasar, menengah,
sampai dengan perguruan tinggi.
Hanya saja bedanya, jenis teks yang diajarkan pada pendidikan dasar sampai pendidikan
menengah adalah teks langsung (kontinu) atau teks-teks tunggal atau genre mikro, sedangkan jenis
teks yang diajarkan pada perguruan tinggi adalah jenis teks tidak langsung (diskontinu) atau teks-
teks majemuk/genre makro.
Perancangan pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks selain keutamaan tersebut juga
memberi ruang pada peserta didik untuk mengembangkan berbagai jenis struktur berpikir, karena
setiap teks memiliki struktur berpikir yang berbeda satu sama lain. Semakin banyak jenis teks yang
dikuasai, maka semakin banyak struktur berpikir yang dikuasai peserta didik (Mahsun, 2014:95).
Khusus dalam Kurikulum 2013 perubahan mendasar terjadi pada paradigma penetapan satuan
kebahasaan yang menjadi basis materi pembelajaran. Perubahan pada materi tersebut, membawa
dampak pada perubahan metode pembelajaran. Adapun satuan bahasa yang menjadi basis
pembelajaran adalah teks. Jadi, pembelajaran bahasa dengan mempertimbangkan situasi pemakaian
bahasa itu sendiri. Secara lebih operasional, Mahsun (2014:96) memberikan analisis rinci melalui
Kompetensi Dasar (KD) berdasarkan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 untuk kelas I dan IV,
seperti berikut ini.
Tabel 1 Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013
Sekarang, kita harus sama-sama memaknai teks dalam balutan Kurikulum 2013 secara
homogen. Teks merupakan jalan menuju pemahaman tentang bahasa. Itu sebabnya, teks merupakan
bahasa yang berfungsi atau bahasa yang sedang melaksnakan tugas tertentu dalam konteks situasi.
Semua contoh bahasa hidup yang mengambil bagian tertentu dalam konteks situasi disebut teks
(Halliday dalam Ruqaiyah, 1992:77). Batasan tersebut mengandung pengertian bahwa setiap
pemakaian bahasa memiliki tujuan. Tujuan yang dimaksudkan di sini tentu tujuan sosial, karena
bahasa tidak lain merupakan sarana untuk melaksanakan proses sosial. Selaras dengan hal tersebut,
maka teks didefinisikan sebagai satuan bahasa yang digunakan sebagai ungkapan suatu kegiatan
sosial baik secara lisan maupun tulis dengan struktur berpikir yang lengkap (Mahsun, 2014:1).
Selain itu, karena teks digunakan untukpernyataan suatu kegiatan sosial dengan struktur berpikir
yang lengkap, maka setiap teks memiliki struktur tersendiri dengan jenis yang berbeda pula.
Sekaitan dengan itu pula, membahas teks tidak akan lepas dari pembahasan genre dan
register. Genre merujuk pada nilai-nilai atau norma-norma kultural yang direalisasikan dalam suatu
proses sosial. Dengan demikian, genre dapat didefinisikan sebagai jenis teks yang berfungsi menjadi
rujukan agar suatu teks dapat dibuat lebih efektif, baik dari segi ketepatan tujuannya (tujuan sosial),
maupun ketepatan pemilihan dan penyusun elemen teks, dan ketepatan dalam penggunaan unsur tata
bahasanya. Register menyangkut pesan apa yang akan disampaikan (medan/field), kepada siapa
pesan itu ditujukan (pelibat/tenor), dan dalam format bahasa yang bagaimanakah pesan itu
disampaikan (sarana/mode). Melalui register inilah dapat ditentukan, misalnya format informasinya
disampaikan dalam genre tanggapan, dapat dikemas dalam berbagai pilihan kemasan teks iklan,
reviu, atau editorial/opini (Mahsun, 2014:3).
Secara umum, Mahsun (2014:15) memetakan teks dengan diklasifikasikan atas teks tunggal/
genre mikro dan teks majemuk / genre makro. Istilah tunggal dan majemuk yang disematkan pada
konsep teks tunggal dan teks majemuk beranalogi pada konsep tunggal dan majemuk dalam kalimat
tunggal dan kalimat majemuk. Dengan kata lain, teks majemuk merupakan sebuah teks kompleks
dengan struktur yang lebih besar dan tersegmentasi ke dalam bagianbagian yang dapat berupa bab,
subbab, atau seksi, subseksi. Selanjutnya agar lebih jelas, diberikan uraian berdasarkan kedua jenis
teks tersebut.
Selanjutnya , setiap subgenre tersebut memiliki tujuan sosial tersendiri yang masing-masing
mengejewantahkan diri dalam berbagai jenis teks. Berikut ini dijelaskan melalui tabel.
Tabel 2 Jenis Teks Berdasarkan Genrenya
I. Sastra/Penceritaan
SUBGENRE JENIS TEKS STRUKTUR TEKS
1.1. NARATIF 1.1.1 Penceritaan Ulang - Pengenalan/Orientasi
- Rekaman Kejadian
Tujuan Sosial: - Reorientasi (Opsional)
Menceritakan kejadian 1.1.2 Anekdot - Pengenalan/ Orientasi
- Masalah/Komplikasi
- Reaksi
1.1.3 Eksemplum - Pengenalan/Orientasi
- Insiden
- Interpretasi
1.1.3 Pengisahan
II. Faktual
SUBGENRE JENIS TEKS STRUKTUR TEKS
2.1. LAPORAN 2.1.1 Deskripsi - Pernyataan Umum
- Uraian Bagian-Bagian
Tujuan Sosial: 2.1.2 Laporan - Klasifikasi
Melaporkan - Uraian Bagian-Bagian
kejadian/isu atau
melaporkan secara 2.1.3 Laporan Informatif - Judul
umum tentang - Pengenalan: ciri fisik, sebutan lain
berbagai kelas benda - Deskripsi khusus: habitatnya,
makanan, dan fakta menarik
lainnya.
2.1.4 Laporan
2.1.5 Surat
III. Tanggapan
SUBGENRE JENIS TEKS STRUKTUR TEKS
3.1. TRANSAKSIONAL 3.1.1 Ucapan Terima Kasih - Identitas Kelompok yang Diwakili
- Tujuan Pidato
Tujuan Sosial: - Identitas Peserta
Menegosiasikan - Deskripsi isi
hubungan, informasi - Komentar personal
barang dan layanan - Dukungan
3.1.2 Undangan - Judul
- Keperluan
- Waktu/Tanggal
- Tempat
- Penjelasan Khusus
3.1.3 Wawancara - Tujuan
- Identifikasi Partisipan
- Daftar Pertanyaan
- Jawaban
- Penutup
3.1.4 Negosiasi - Orientasi
- Pengajuan
- Penawaran
- Persetujuan
- Penutup
3.2 EKSPOSITORI 3.2.1 Label - Judul
- Ilustrasi/gambar/visual
Tujuan Sosial: - Label rincian informasi tentang
menjelaskan atau Subjek
menganalisis proses - Garis yang menghubungkan
muncul atau terjadinya ilustrasi dengan labelnya
sesuatu.
3.2.2 Penjelasan/Eksplanasi - Judul
- Pernyataan umum
- Penjelasan
3.2.3 Pidato (persuasif) -
3.2..4 Tanggapan (kritis) - Evaluasi
- Deskripsi Teks
- Penegasan ulang
3.2.5 Tanggapan (pribadi) - Evaluasi
- Reaksi
3.2.6 Eksposisi/Argumentasi - Tesis
- Argumen
- Reiterasi (pernyataan ulang tesis
dengan pernyataan lain)
3.2.7 Diskusi - Permasalahan/isu
- Sudut pandang beberapa pihak
- Argumen mendukung
- Argumen menolak
- Simpulan
3.2.8 Reviu/Telaah - Deskripsi teks
- Isi
- Evaluasi
Secara skematis, relasi antara struktur teks akademik terdiri atas (a) judul; (b) pendahuluan;
(c) rumusan masalah; (d) tujuan; (d) tinjauan pustaka; (e) kerangka teori; (f) metode; (g) jadwal; (h)
daftar pustaka (Mahsun, 2014:40). Berdasarkan urutan tersebut, sebuah teks majemuk antara bagian
yang satu dengan yang lain haruslah memperlihatkan keterkaitan satu sama lain, yang membentuk
teks itu secara keseluruhan. Unsur yang mengikat antarbagian itulah yang disebut dengan unsur
pengikat teks.
Robert de Beaugrande dan Wolfgang Dresler (dalam Mahsun, 2014:40) mendefinisikan teks
sebagai sebuah peristiwa komunikatif yang harus memenuhi syarat-syarat: (a) kohesi, yaitu unsur
permukaan yang menunjukkan keterhubungan sintaksis teks; (b) koherensi, yaitu unsur semantik
tekstual penyusun makna sebuah teks; (c) intensionalitas, yang merujuk pada hal yang berhubungan
dengan sikap dan tujuan produksi teks; (d) akseptabilitas, yang merupakan cerminan intensionalitas
yang memungkinkan resipen-resipien mengakui sebuah teks dalam suatu situasi tertentu; (e)
informativitas merujuk pada bagaimana informaisi baru yang disampaikan itu distrukturkan dan
menggunakan piranti kohesi apa; (f) situasionalitas merujuk pada konstelasi pembicaraan dan situasi
tuturan yang berperan penting dalam memproduksi teks; dan (g) intertektualitas, yang mengacu pada
dua makna: pertama, merujuk pada keterkaitan suatu teks dengan teks sebelumnya atau teks yang
muncul secara bersamaan; kedua, merujuk pada adanya kreteria formal yang mengubungkan teks-
teks tertentu dengan teks-teks lainnya dalam genre atau jenis teks tertentu.
Teks yang masuk kategori teks majemuk/genre makro adalah teks-teks naskah akedemik,
seperti teks usulan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, artikel, dan abstrak. Teks
majemuk juga diklasifikasikan atas dua jenis yaitu teks majemuk yang faktual dan fiksional.
Termasuk ke dalam teks-teks kelompok faktual adalah proposal penelitian, skripsi, tesis, disertasi,
makalah, buku teks, dan lain-lain. Selanjutnya, teks majemuk yang bersifat fiksional misalnya novel.
96
Tukang Pijit Keliling √ Teks kesastraan ke 2 terdapat di halaman
140, berupa teks cerpen termasuk
kesastraan karena bersifat cerita.
Ibu √ Teks kesastraan ke 3 terdapat di halaman
149, berupa teks cerpen berjudul
termasuk kesastraan karena bersifat
cerita.
Berubah √ Teks kesastraan ke 4 terdapat di halaman
153, berupa teks cerpen termasuk
kesastraan karena bersifat cerita.
Kisah Kakek Penjual Tali Sepatu √ Teks kesastraan ke 5 terdapat di halaman
154, berupa teks cerpen termasuk
kesastraan karena bersifat cerita.
Tukang Sepatu dan Kurcaci √ Teks kesastraan ke 6 terdapat di halaman
157, berupa dongeng termasuk
kesastraan karena bersifat cerita.
- KSS : Kesastraan
Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa teks untuk materi kebahasaan jauh
lebih banyak sebanyak 36 materi (66,66%), sedangkan teks materi kesastraan sebanyak 18
(33,33%). Untuk selanjutnya, berikut ini rincian materi berdasarkan tema. Bidang ilmu dari
teks yang dipilih terdiri atas ilmu (1) biologi, (2) arsitek, (3) transportasi, (4) sastra, (5)
kesehatan, (6) pendidikan, (7) fisika, (8) geografi, dan (9) sosial. Hal tersebut menunjukkan
bahwa buku pelajaran “Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Terbitan
Erlangga:2013” telah merepresentasikan pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks untuk
Kurikulum 2013 dengan genre teks masuk kategori teks mikro atau tunggal.
Hal yang menjadi sangat penting untuk disampaikan adalah dalam menghasilkan teks
diperlukan data, informasi, atau fakta. Wujud data, informasi atau fakta yang diperlukan itu
sangat terkait dengan jenis teks yang akan dihasilkan (Mahsun, 2014:124). Sebagai contoh,
wujud data yang diperlukan untuk menyusun teks deskripsi berbeda dengan wujud data yang
diperlukan untuk menyusun teks cerita. Jika pada teks deskripsi memerlukan data, informasi,
atau fakta yang merupakan bagian atau unsur yang menjadi keberadaan, keadaan sesuatu
yang bersifat khusus, maka pada teks cerita, data, informasi, atau fakta yang diperlukan
menyangkut peristiwa yang dialami oleh seseorang yang digambarkan dari prespektif waktu,
tempat, akibat/komplikasi, serta cara mengatasi akibat yang ditimbulkan dari peristiwa
tersebut (resolusi). Perbedaan wujud data tersebut tidak lain disebabkan oleh perbedaan
fungsi atau tujuan sosial dari setiap aspek teks. Kata kuncinya adalah pembelajaran teks
dengan pendekatan ilmiah/saintifik, kata tanya: siapa, apa, kapan, dan di mana digunakan
untuk mengumpulkan data dalam rangka menyusun struktur”pengenalan” pada teks cerita.
Suatu penjelasan yang tidak digunakan dalam pendekatan pembelajaran yang menganut
paham linguistik struktural. Dalam pandangan linguistik struktural, satuan bahasa dijelaskan
terpisah dengan konteks sosial yang menjadi tujuan sosial pemakaian bahasa.
BAB III KESIMPULAN
A. SIMPULAN
Bahasa sepenuhnya milik manusia yang dibangun dan disempurnakan mengikuti
perubahan peradaban jaman. Bahasa manusia secara lahirian terikat pada dua bentuk
pengungkapan yaitu lisan dan tulis. Pengekspresian rasa, pikiran, emosi yang terikat dalam
tatanan norma sosial dan budaya manusia terakumulasi dalam bentuk teks. Teks selalu
ditemani oleh dua mitra sejati genre dan register. Kebermaknaan teks tersebut diimplikasikan
dalam tatanan formal pembelajaran Bahasa Indonesia yang diperkenalkan kepada seluruh
peserta didik, guna membedah, membidik dan memekakan cakrwala pengetahuannya.
Mahsun M.S. 2014. Teks dalam Pemebelajran Bahasa Indonesia (Kurikulum 2013). Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Nunan, David. 1988. Syllabus Desaign. Oxford: Oxford University Press. Rohmadi,
Muhammad dan Slamet Subiyantoro. 2009. Bunga Rampai Model-Model