MAKALAH KEL 7 Menyeleksi & Menyusun Bahan Ajar

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MENYELEKSI DAN MENYUSUN POKOK-POKOK MATERI BAHAN


AJAR BERBASIS TEKS PADA MATA PELAJARAN BAHASA
INDONESIA UNTUK SATUAN SMP DAN SMA
Mata Kuliah : Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Dan Sastra Indonesia
Dosen Pengampuh : Dr. Syahnan Daulay, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 7 :


1. Shinta Dewi Safira (2191111004)
2. Putri Ardiani Lubis (2191111005)
3. Nysa Maydina Siahaaan (2191111006)

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Pengembangan Bahan Ajar Bahasa dan Sastra Indonesia yang berjudul “Menyeleksi dan
Menyusun Pokok-pokok Materi Bahan Ajar Berbasis Teks pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
untuk Satuan SMP Dan SMA”.
Dengan makalah ini kami berharap bisa menambah wawasan para pembaca untuk
kedepannya, kami memahami bahwa makalah ini masih banyak kekurangan sehingga kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi lebih baik lagi.

Medan , November 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................................5
C. Tujuan Masalah.........................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013..............................................................6
B. Teks Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia............................................................................................8
a. Teks Tunggal (Genre Mikro)..............................................................................................................9
b. Teks Majemuk (Genre Makro).........................................................................................................13
C. Pendekatan Ilmiah dan Pembelajaran Teks.............................................................................................19
BAB III KESIMPULAN........................................................................................................................................21
A. SIMPULAN...........................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................22
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Capaian pembelajaran Bahasa Indonesia pada setiap multijenjang mulai pendidikan dasar
sampai dengan menengah berorientasi secara konsisten untuk meningkatkan keterampilan berbahasa
Indonesia peserta didik, baik secara lisan maupun tulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Suka tidak suka, mau tidak mau penguasaan keterampilan berbahasa masih menjadi
capaian utama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Bahkan sesungguhnya, capaian penguasaan
keterampilan berbahasa Indonesia tidak hanya terletak pada ranah pembelajaran bahasa Indonesia
itu sendiri, melainkan juga untuk mata pelajaran yang lainnya. Reperesentasi penguasaan
keterampilan berbahasa adalah kesanggupannya siswa berpikir secara sistematis yang selanjutnya
dapat diekspresikan secara produktif dalam kemahiran berbahasa.

Peremajaan rancang bangun pembelajaran Bahasa Indonesia selalu dilakukan beriringan


dengan berkesinambungan pada ranah pendidikan Indonesia melalui penyempurnaan kurikulum
demi kurikulum. Terhitung sudah tiga belas kali pendidikan Indonesia melakukan
penyempurnaan kurikulum. Tentu saja, warna pembelajaran Bahasa Indonesia menyesuaikan
dengan titipan konsep pembelajaran yang ditawarkan setipa kurikulum. Yang terdekat adalah ruh
dari paradigma Kurikulum 2004, Kurikulum 2006, dan sekarang Kurikulum 2013. Semua membawa
paradigma yang sama yaitu capaian kompetensi.

Pada ranah pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Kurikulum 2013, capaian pembelajaran
dilakukan melalui banyak pertimbangan. Di antaranya adalah secara empiris, beberapa hasil
penelitian seperti dalam tulisan Mahsun (2014) yaitu dari beberapa studi organisasi dunia misalnya
OECD melalui Programme for International Student Assesment (PISA), atau yang dilakukan
TIMMS dan PIRLS yang menggambarkan bahwa untuk bidang ilmu Matematika, IPA, dan Bahasa,
hanya 5% siswa di Indonesia yang mampu menjawab pertanyaan yang membutuhkan pikiran,
sedangkan sebagaian besar (95%) siswa hanya mampu samapi level menengah yaitu level yang
ditandai dengan kemampuan menjawab hapalan. Artinya, jika bahasa Indonesia salah satu fungsinya
membentuk pikiran manusia Indonesia, lalu mengapa kemampuan berpikir siswa Indonesia masih
rendah? Dengan kata lain, mengapa pembelajaran Bahasa Indonesia belum juga mampu membentuk
insan Indonesia yang memiliki kemampuan berpikir sistematis, terkontrol, empirik, dan kritis? Ada
apa dengan pembelajaran Bahasa Indonesia selama ini? Untuk menjawab hal tersebut, penulis lebih
banyak menjadikan buku “Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia” yang ditulis oleh Prof. Dr.
Mahsun, M.S. sebagai bahan rujukan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, makalah ini difokuskan pada menyeleksi dan menyusun
pokok-pokok materi bahan ajar berbasis teks pada mata pelajaran bahasa Indonesia untuk satuan
SMP dan SMA.

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan masalah pada makalah ini difokuskan
untuk menyeleksi dan menyusun pokok-pokok materi bahan ajar berbasis teks pada mata pelajaran
bahasa Indonesia untuk satuan SMP dan SMA.
BAB II PEMBAHASAN

A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013


Dalam ranah pembelajaran bahasa, pilar pembangun yang utama adalah ketepatan materi
pembelajaran, pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran, strategi
pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran yang dirancang oleh guru
berdasarkan kesesuaian kebutuhan. Kesemua itu diikat dalam satu dokumen yang biasa disebut
dengan kurikulum. Meskipun kurikulum sesungguhnya berupa paparan konsep yuridis, filosofis,
teoretis, dan empiris tetapi selanjutnya diterjemahkan dengan lebih operasional ke dalam silabus dan
rencana program pembelajaran. David Nunan, Direktur National Curriculum Resource Centre
Australia di Adelaide, menjelaskan kurikulum bahasa sebagai berikut.

Kurikulum adalah prinsip-prinsip dan prosedur-prosedur bagi perencanaan, implementasi,


evaluasi, dan pengelolaan suatu program pendidikan. Telaah/kajian kurikulum mencakup rancang
bangun silbaus (seleksi dan penggolongan isi) dan metodologi (pemilihan tugas-tugas dan kegiatan-
kegiatan pembelajaran), dan silabus adalah suatu spesifikasi atau perincian bahan yang akan
diajarkan dalam suatu program bahasa berikut susunan atau urutan yang akan diajarkan. Suatu
silabus dapat memuat semua atau sebagian dari unsur-unsur fonologi, tata bahasa, fungsi, nosi,
topik, tema, tugas. Yang dimaksud dengan nosi adalah konsep-konsep yang diekspresikan melalui
bahasa; contoh-contoh nosi/gagasan mencakup waktu; frekuensi,durasi; dan kausalitas
(Nunan,1988:158).

Berdasarkan definisi di atas nampak bahwa hakikat kurikulum terdiri atas maksud dan
tujuan, isi, proses, sumber daya, evaluasi, perencanaan, implementasi, dan pengelolaan. Sedangkan
kajian kurikulum terdiri atas rancang bangun silabus (analisis kebutuhan, latar tujuan;
pengembangan silabus; metode pengajaran bahan; dan evaluasi pengaruh-pengaruh prosedur
tersebut bagi kemampuan berbahasa pelajar); metodologi (pemilihan kegiatan-kegiatan
pembelajaran dan pemilihan/seleksi tugas-tugas pembelajaran); serta hakikat silabus (isi/bobot
bahan: tata bahasa, fungsi, dan nosi/ide; susunan urutan bahan: tugas, tema, topik; dan
spesifikasi/perincian bahan: fonologi, tata bahasa, dan tugas).

Dalam kerangka rancangan pembelajaran Bahasa Indonesia, dibentengi oleh warna silabus
bahasa di atas secara teoretis. Ragam silabus tersebut mewarnai materi teks Bahasa Indonesia.
Dalam konteks Kurikulum 2013, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan republik Indonesia, Prof. Dr.
Ir. H. Muhammad Nuh, D.E.A. menempatkan posisi bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu
pengetahuan, bahasa Indonesia tidak hanya menjadi sarana untuk mengomunikasikan ilmu
pengetahuan tetapi juga sebagai sarana untuk mengembangkan dan mentransmisikan ilmu
pengetahuan itu sendiri dari generasi ke generasi. Dalam pada itu, bahasa menjadi sarana untuk
berpikir (Mahsun,2014). Peran bahasa sebagai sebagai penghela ilmu pengetahuan tersebut tentu
bukan merupakan suatu kebetulan jika paradigm pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum
2013 diorientasikan pada pembelajaran berbasis teks baik pada jenjang pendidikan dasar, menengah,
sampai dengan perguruan tinggi.

Hanya saja bedanya, jenis teks yang diajarkan pada pendidikan dasar sampai pendidikan
menengah adalah teks langsung (kontinu) atau teks-teks tunggal atau genre mikro, sedangkan jenis
teks yang diajarkan pada perguruan tinggi adalah jenis teks tidak langsung (diskontinu) atau teks-
teks majemuk/genre makro.

Perancangan pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks selain keutamaan tersebut juga
memberi ruang pada peserta didik untuk mengembangkan berbagai jenis struktur berpikir, karena
setiap teks memiliki struktur berpikir yang berbeda satu sama lain. Semakin banyak jenis teks yang
dikuasai, maka semakin banyak struktur berpikir yang dikuasai peserta didik (Mahsun, 2014:95).
Khusus dalam Kurikulum 2013 perubahan mendasar terjadi pada paradigma penetapan satuan
kebahasaan yang menjadi basis materi pembelajaran. Perubahan pada materi tersebut, membawa
dampak pada perubahan metode pembelajaran. Adapun satuan bahasa yang menjadi basis
pembelajaran adalah teks. Jadi, pembelajaran bahasa dengan mempertimbangkan situasi pemakaian
bahasa itu sendiri. Secara lebih operasional, Mahsun (2014:96) memberikan analisis rinci melalui
Kompetensi Dasar (KD) berdasarkan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013 untuk kelas I dan IV,
seperti berikut ini.
Tabel 1 Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013

KURIKULUM 2006 KURIKULUM 2013


KD 2.3 : Mendeskripsikan benda-benda di KD 3.1 : Mengenal teks deskriptif tentang
sekitar dan fungsi anggota tubuh anggota tubuh dan panca indera....
dengan kalimat sederhana. KD 3.2 : Mengenal teks petunjuk/arahan
KD 4.2 : Menulis petunjuk untuk melakukan tentang perawatan tubuh serta
sesuatu atau penjelasan tentang cara pemelirahan kesehatan .....
membuat sesuatu.
Secara sekilas, jika dianalisis kedua pemakaian KD pada kedua kurikulum tidak ada
perbedaan. Sama-sama memfokuskan pada materi teks deskriptif dan teks petunjuk. Letak
perbedaannya adalah KD yang disusun dalam Kurikulum 2006 berdasarkan pandangan struktural
dengan linguistik sistemik fungsional. Hal yang berbeda terletak pada KD Kurikulum 2013 yang
sepenuhnya berbasis pada teks dengan struktur berpikir antarsatu teks dengan teks yang lainnya
berbeda, karena fungsi sosial yang diemban teks berbeda. Dengan kata lain, Kurikulum 2013
sepenuhnya mendasarkan diri pada pendekatan linguistik sistemik fungsional. Hal yang menjadi
dasar mengapa teks dijadikan basis dalam pembelajaran Kurikulum 2013 adalah (1) melalui teks
kemampuan berpikir siswa dapat dikembangkan; dan (2) materi pembelajaran berupa teks lebih
relevan dengan karakteristik Kurikulum 2013 yang menetapkan capaian kompetensi siswa yang
mencakupi ketiga ranah pendidikan: pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

B. Teks Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia


Teks dalam pembelajaran bahasa sesungguhnya bukan sesuatu yang baru. Hal itu sudah
menjadi bagian dari komponen pembelajaran bahasa secara terintegrasi. Bahasa tidak akan lepas
dari konteks dan teks. Dalam buku “Pembelajaran Keterampilan Berbahasa (Dengan Pendekatan
Komunikatif-Interaktif)” tulisan Prof. Dr. Syukur Ghazali, M.Pd. dengan mengutip banyak
pernyataan para pakar yang membahas tentang konsep pembelajaran bahasa yang berkaitan dengan
teks. Seperti menurut Omaggio (dalam Ghazali,2010:20) pada tingkat pemula tipe-tipe teks umum
harus terfokus pada ujaran-ujaran singkat yang diambil dari materi-materi yang sudah tidak asing
lagi (waktu, tanggal, cuaca, nomor, pakaian). Melalui teknik pengajaran, para siswa belajar
mengidentifikasi gagasan-gagasan utama dan kata-kata kunci dalam materi-materi yang sudah
mereka kenal. Pada tingkat lanjutan, perhatian harus terpusat pada teks-teks naratif sederhana dan
percakapan-percakapan singkat secara berhadaphadapan dalam dialek standar. Pada tingkat mahir,
isi materi meluas mencakup topik-topik yang bersifat faktual (peristiwa-peristiwa terkini, politik,
pendidikan, ekonomi, kuliah akademik, laporan dan deskripsi).

Sekarang, kita harus sama-sama memaknai teks dalam balutan Kurikulum 2013 secara
homogen. Teks merupakan jalan menuju pemahaman tentang bahasa. Itu sebabnya, teks merupakan
bahasa yang berfungsi atau bahasa yang sedang melaksnakan tugas tertentu dalam konteks situasi.
Semua contoh bahasa hidup yang mengambil bagian tertentu dalam konteks situasi disebut teks
(Halliday dalam Ruqaiyah, 1992:77). Batasan tersebut mengandung pengertian bahwa setiap
pemakaian bahasa memiliki tujuan. Tujuan yang dimaksudkan di sini tentu tujuan sosial, karena
bahasa tidak lain merupakan sarana untuk melaksanakan proses sosial. Selaras dengan hal tersebut,
maka teks didefinisikan sebagai satuan bahasa yang digunakan sebagai ungkapan suatu kegiatan
sosial baik secara lisan maupun tulis dengan struktur berpikir yang lengkap (Mahsun, 2014:1).
Selain itu, karena teks digunakan untukpernyataan suatu kegiatan sosial dengan struktur berpikir
yang lengkap, maka setiap teks memiliki struktur tersendiri dengan jenis yang berbeda pula.
Sekaitan dengan itu pula, membahas teks tidak akan lepas dari pembahasan genre dan
register. Genre merujuk pada nilai-nilai atau norma-norma kultural yang direalisasikan dalam suatu
proses sosial. Dengan demikian, genre dapat didefinisikan sebagai jenis teks yang berfungsi menjadi
rujukan agar suatu teks dapat dibuat lebih efektif, baik dari segi ketepatan tujuannya (tujuan sosial),
maupun ketepatan pemilihan dan penyusun elemen teks, dan ketepatan dalam penggunaan unsur tata
bahasanya. Register menyangkut pesan apa yang akan disampaikan (medan/field), kepada siapa
pesan itu ditujukan (pelibat/tenor), dan dalam format bahasa yang bagaimanakah pesan itu
disampaikan (sarana/mode). Melalui register inilah dapat ditentukan, misalnya format informasinya
disampaikan dalam genre tanggapan, dapat dikemas dalam berbagai pilihan kemasan teks iklan,
reviu, atau editorial/opini (Mahsun, 2014:3).

Secara umum, Mahsun (2014:15) memetakan teks dengan diklasifikasikan atas teks tunggal/
genre mikro dan teks majemuk / genre makro. Istilah tunggal dan majemuk yang disematkan pada
konsep teks tunggal dan teks majemuk beranalogi pada konsep tunggal dan majemuk dalam kalimat
tunggal dan kalimat majemuk. Dengan kata lain, teks majemuk merupakan sebuah teks kompleks
dengan struktur yang lebih besar dan tersegmentasi ke dalam bagianbagian yang dapat berupa bab,
subbab, atau seksi, subseksi. Selanjutnya agar lebih jelas, diberikan uraian berdasarkan kedua jenis
teks tersebut.

a. Teks Tunggal (Genre Mikro)


Bahasa hanya muncul dalam proses sosial. Beberapa proses sosial utama yang dilakukan melalui
tindakan berbahasa dapat berupa penggambaran, penjelasan, perintah, penyajian alasan-
alasan/argumen, dan penceritaan. Berdasarkan sudut pandang penceritaannya, maka genre atau
ragam teks tersebut dapat dipilah ke dalam dua kelompok besar, yaitu teks-teks yang termasuk
dalam genre sastra dan nonsastra. Sementara itu, teks-teks dalam kelompok genre sastra
dikategorikan ke dalam genre cerita, sedangkan teks-teks genre nonsastra dikelompokkan ke dalam
genre faktual dan genre tanggapan. Baik genre cerita maupun genre faktual dan genre tanggapan
masing-masing dikeompokkan ke dalam dua kelompok subgenre, yaitu (1) subgenre naratif dan
nonnaratif untuk kategori genre cerita; (2) subgenre laporan dan prosedural untuk kategori genre
faktual; dan (3) subgenre transaksional dan ekspositori untuk kategori genre tanggapan.

Selanjutnya , setiap subgenre tersebut memiliki tujuan sosial tersendiri yang masing-masing
mengejewantahkan diri dalam berbagai jenis teks. Berikut ini dijelaskan melalui tabel.
Tabel 2 Jenis Teks Berdasarkan Genrenya

I. Sastra/Penceritaan
SUBGENRE JENIS TEKS STRUKTUR TEKS
1.1. NARATIF 1.1.1 Penceritaan Ulang - Pengenalan/Orientasi
- Rekaman Kejadian
Tujuan Sosial: - Reorientasi (Opsional)
Menceritakan kejadian 1.1.2 Anekdot - Pengenalan/ Orientasi
- Masalah/Komplikasi
- Reaksi
1.1.3 Eksemplum - Pengenalan/Orientasi
- Insiden
- Interpretasi
1.1.3 Pengisahan

Tujuan Sosial: Menyelesaikan masalah dalam sebuah cerita.

1.1.4.1 Cerpen - Pengenalan/Orientasi


- Masalah/Komplikasi
- Pemecahan masalah/Resolusi
1.1.4.2 Novel - Pengenalan/Orientasi
- Masalah/Komplikasi
- Pemecahan masalah/Resolusi
1.1.4.3 Dongen - Pengenalan/Orientasi
- Masalah/Komplikasi
- Pemecahan masalah/Resolusi
1.1.4.4 Mite/Legenda - Pengenalan/Orientasi
- Masalah/Komplikasi
- Pemecahan masalah/Resolusi
1.1.4.5 Cerita petualang - Pengenalan/Orientasi
- Masalah/Komplikasi
- Pemecahan masalah/Resolusi
1.1.4.6 Cerita fantasi - Pengenalan/Orientasi
- Masalah/Komplikasi
. - Pemecahan masalah/Resolusi

1.1.4.7 Fabel - Pengenalan/Orientasi


- Masalah/Komplikasi
- Pemecahan masalah/Resolusi
1.1.4.8 Sejarah - Latar Belakang
- Rekaman Tahapan Kehidupan

1.1.4.9 Biografi/Otobiografi - Latar Belakang


- Rekaman Tahapan Kehidupan

1.2 NONNARATIF 1.2.1 Pantun - Sampiran


- Isi
Tujuan Sosial:
Mendeskripsikan 1.2.2 Syair - Sampiran
kejadian atau isu - Isi
1.2.3 Puisi Tidak terstruktur
1.2.4 Gurindam Tidak terstruktur

II. Faktual
SUBGENRE JENIS TEKS STRUKTUR TEKS
2.1. LAPORAN 2.1.1 Deskripsi - Pernyataan Umum
- Uraian Bagian-Bagian
Tujuan Sosial: 2.1.2 Laporan - Klasifikasi
Melaporkan - Uraian Bagian-Bagian
kejadian/isu atau
melaporkan secara 2.1.3 Laporan Informatif - Judul
umum tentang - Pengenalan: ciri fisik, sebutan lain
berbagai kelas benda - Deskripsi khusus: habitatnya,
makanan, dan fakta menarik
lainnya.
2.1.4 Laporan

Tujuan Sosial: Memberikan laporan tentang kajian terhadap


objek ilmiah yang dilakukan secara sistematis, terkontrol, empiris,
dan kritis atas tahapan pengumpulan, analisis, dan penyajian hasil
analisis data.

2.1.4.1 Skripsi - Judul


- Pendahuluan
- Pembahasan
- Simpulan
- Daftar Pustaka
2.1.4.2 Tesis - Judul
- Pendahuluan
- Pembahasan
- Simpulan
- Daftar Pustaka
2.1.4.3 Desertasi - Judul
- Pendahuluan
- Pembahasan
- Simpulan
- Daftar Pustaka
2.1.4.4 Laporan Hasil Penelitian - Judul
- Pendahuluan
- Pembahasan
- Simpulan
- Daftar Pustaka

2.1.5 Surat

2.1.5.1 Surat Dinas - Kop Lembaga


- Nomor Surat
- Hal
- Lampiran
- Waktu/Tanggal
- Alamat yang dituju
- Salam Pembuka
- Kalimat pembuka
- Isi
- Kalimat Penutup
- Jabatan
- Nama Pejabat
2.1.5.2 Surat Pribadi - Alamat yang dituju
- Waktu/tanggal
- Salam Pembuka
- isi
- Kalimat Penutup
- Salam penutup
- Pengirim
2.1.6 Berita - Headline
- By-line
Tujuan Sosial: Mencatat suatu - Isi
berita/informasi - Tail

2.1.7 Reviu/ Laporan Buku - Pengenalan/Orientasi


- Ringkasan
- Rekomendasi
2.2 ARAHAN/ 2.1.1 Prosedur/Arahan - Tujuan
PROSEDURAL - Alat yang digunakan
- langkah-langkah
Tujuan Sosial: - Pengamatan
mengarahkan atau - Simpulan
mengajarkan tentang
langkah-langkah yang 2.2.2 Penceritaan Prosedur - Tujuan
telah ditentukan. - Langkah-langkah
- Hasil
2.2.3 Panduan - Tujuan
- Deskripsi langkah-langkah
2.2.4 Perintah/Instruksi - Tujuan
- Deskripsi langkah-langkah
2.2.5 Protokoler - Tujuan
- Deskripsi
2.2.6 Resep - Tujuan
- Alat yang digunakan
- Langkah-langkah

III. Tanggapan
SUBGENRE JENIS TEKS STRUKTUR TEKS
3.1. TRANSAKSIONAL 3.1.1 Ucapan Terima Kasih - Identitas Kelompok yang Diwakili
- Tujuan Pidato
Tujuan Sosial: - Identitas Peserta
Menegosiasikan - Deskripsi isi
hubungan, informasi - Komentar personal
barang dan layanan - Dukungan
3.1.2 Undangan - Judul
- Keperluan
- Waktu/Tanggal
- Tempat
- Penjelasan Khusus
3.1.3 Wawancara - Tujuan
- Identifikasi Partisipan
- Daftar Pertanyaan
- Jawaban
- Penutup
3.1.4 Negosiasi - Orientasi
- Pengajuan
- Penawaran
- Persetujuan
- Penutup
3.2 EKSPOSITORI 3.2.1 Label - Judul
- Ilustrasi/gambar/visual
Tujuan Sosial: - Label rincian informasi tentang
menjelaskan atau Subjek
menganalisis proses - Garis yang menghubungkan
muncul atau terjadinya ilustrasi dengan labelnya
sesuatu.
3.2.2 Penjelasan/Eksplanasi - Judul
- Pernyataan umum
- Penjelasan
3.2.3 Pidato (persuasif) -
3.2..4 Tanggapan (kritis) - Evaluasi
- Deskripsi Teks
- Penegasan ulang
3.2.5 Tanggapan (pribadi) - Evaluasi
- Reaksi
3.2.6 Eksposisi/Argumentasi - Tesis
- Argumen
- Reiterasi (pernyataan ulang tesis
dengan pernyataan lain)
3.2.7 Diskusi - Permasalahan/isu
- Sudut pandang beberapa pihak
- Argumen mendukung
- Argumen menolak
- Simpulan
3.2.8 Reviu/Telaah - Deskripsi teks
- Isi
- Evaluasi

b. Teks Majemuk (Genre Makro)


Teks majemuk merupakan teks kompleks dengan struktur yang lebih besar dan tersegmentasi
ke dalam bagian-bagian yang dapat berupa bab, subbab, atau seksi, subseksi. Mahsun (2014:36)
menjelaskan dalam teks semacam ini tergabung beberapa jenis teks berkelanjutan (continous texts)
atau teks tunggal yang digunakan untuk mengisi bagian-bagian dari struktur teks tersebut. Dalam
penjelasan yang lain Titscher (dalam Mahsun,2014), menjelaskan bahwa antara struktur judul
dengan struktur lainnya harus memperhatikan keterkaitan yang padu baik dari segi permukaan
tekstual yaitu keterhubungan sintaksis teks atau disebut dengan istilah koherensi. Dengan adanya
kohesi dan koherensi antarbagian struktur itulah yang menyebabkan berbagai jenis teks tunggal
yang menjadi pengisi bagian-bagian teks majemuk tersebut terikat menjadi satu kesatuan yang padu
baik dari segi keterhubungan sintaksi maupun semantis.

Secara skematis, relasi antara struktur teks akademik terdiri atas (a) judul; (b) pendahuluan;
(c) rumusan masalah; (d) tujuan; (d) tinjauan pustaka; (e) kerangka teori; (f) metode; (g) jadwal; (h)
daftar pustaka (Mahsun, 2014:40). Berdasarkan urutan tersebut, sebuah teks majemuk antara bagian
yang satu dengan yang lain haruslah memperlihatkan keterkaitan satu sama lain, yang membentuk
teks itu secara keseluruhan. Unsur yang mengikat antarbagian itulah yang disebut dengan unsur
pengikat teks.

Robert de Beaugrande dan Wolfgang Dresler (dalam Mahsun, 2014:40) mendefinisikan teks
sebagai sebuah peristiwa komunikatif yang harus memenuhi syarat-syarat: (a) kohesi, yaitu unsur
permukaan yang menunjukkan keterhubungan sintaksis teks; (b) koherensi, yaitu unsur semantik
tekstual penyusun makna sebuah teks; (c) intensionalitas, yang merujuk pada hal yang berhubungan
dengan sikap dan tujuan produksi teks; (d) akseptabilitas, yang merupakan cerminan intensionalitas
yang memungkinkan resipen-resipien mengakui sebuah teks dalam suatu situasi tertentu; (e)
informativitas merujuk pada bagaimana informaisi baru yang disampaikan itu distrukturkan dan
menggunakan piranti kohesi apa; (f) situasionalitas merujuk pada konstelasi pembicaraan dan situasi
tuturan yang berperan penting dalam memproduksi teks; dan (g) intertektualitas, yang mengacu pada
dua makna: pertama, merujuk pada keterkaitan suatu teks dengan teks sebelumnya atau teks yang
muncul secara bersamaan; kedua, merujuk pada adanya kreteria formal yang mengubungkan teks-
teks tertentu dengan teks-teks lainnya dalam genre atau jenis teks tertentu.

Teks yang masuk kategori teks majemuk/genre makro adalah teks-teks naskah akedemik,
seperti teks usulan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, artikel, dan abstrak. Teks
majemuk juga diklasifikasikan atas dua jenis yaitu teks majemuk yang faktual dan fiksional.
Termasuk ke dalam teks-teks kelompok faktual adalah proposal penelitian, skripsi, tesis, disertasi,
makalah, buku teks, dan lain-lain. Selanjutnya, teks majemuk yang bersifat fiksional misalnya novel.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pola penyajian kegiatan pembelajaran berbasis


pendekatan saintifik dalam buku teks oleh Agustina dan Yunita (2015) bahwa dalam buku Mahir
Berbahasa Indonesia Kelas VII SMP/MTs diidentifikasi terdapat 54 teks. Teks tersebut terinci dalam
tabel di bawah ini.

Tabel 3Rincian Judul Teks Berdasarkan Materi Kebahasaan dan Kesastraan

BAB MATERI ANALISIS PENJELASAN


MATERI
KBH KSS
I Mengenal Lebih Dekat Hewan √ Teks kebahasaan pertama terdapat di
Reptil, Yuk! halaman 4, berupa teks hasil observasi
yang termasuk ke dalam kebahasaan
bersifat faktual.
Rumput Hias √ Teks kebahasaan kedua terdapat di
halaman 8, berupa teks hasil observasi
yang termasuk ke dalam kebahasaan
bersifat faktual.
Buaya Muara Milik Paeran √ Teks kebahasaan ketiga terdapat di
halaman 11, berupa teks hasil observasi
yang termasuk ke dalam kebahasaan
bersifat faktual.
Lalat Penyerang Tanaman √ Teks kebahasaan keempat terdapat di
halaman 15,berupa teks hasil observasi
yang termasuk ke dalam kebahasaan
bersifat faktual.
Laporan Hasil Observasi Terhadap √ Teks kebahasaan ke lima terdapat di
Percobaan halaman 16, berupa laporan hasil
pengamatan yang termasuk ke dalam
kebahasaan bersifat faktual.
Lalat Buah Mengganas, Petani, √ Teks kebahasaan keenam terdapat di
dan Jeruk Gagal Panen halaman 18, berupa teks hasil observasi
yang termasuk ke dalam kebahasaan
bersifat faktual.
Penggalan Teks Observasi √ Teks kebahasaan ketujuh terdapat di
halaman 21, berupa penggalan teks
observasi yang termasuk ke dalam
kebahasaan bersifat faktual.
Kerbau √ Teks kebahasaan kedelapan terdapat di
halaman 26, berupa teks hasil observasi
yang termasuk ke dalam kebahasaan
bersifat faktual.
Candi Borobudur √ Teks kebahasaan yang pertama terdapat
di halaman 39, berupa teks deskripsi
yang termasuk kedalam kebahasaan
bersifat faktual.
Rumah Adat Khas Indonesia √ Teks kebahasaan ke 2 terdapat di
halaman 40, berupa teks deskripsi yang
termasuk kedalam kebahasaan bersifat
faktual.
Brosur Wisata Borobudur √ Teks kebahasaan ke 3 terdapat di
halaman 47, berupa teks brosur yang
termasuk kedalam kebahasaan bersifat
tanggapan/argument.
Penggalan teks deskripsi yang √ Teks bahasa yang ke 4 terdapat di
mendeskripsikan bunga melati halaman 54, berupa teks deskripsi yang
termasuk kedalam kebahasaan bersifat
faktual.
Penggalan teks deskripsi yang √ Materi kebahasaan ke 5 terdapat di
mendeskripsikan tentang apel halaman 54, berupa teks deskripsi yang
wangling termasuk kedalam kebahasaan bersifat
faktual.
Penggalan teks deskripsi yang √ Teks kebahasaan ke 6 terdapat di
mendeskripsikan tentang sepeda halaman 55, berupa teks deskripsi yang
termasuk kedalam kebahasaan bersifat
faktual.
II Teks deskripsi tentang jerapah √ Teks kebahasaan ke 7 terdapat di
halaman 58, berupa teks deskripsi yang
termasuk kedalam kebahasaan bersifat
faktual.
Teks deskripsi tentang bunga √ Teks kebahasaan ke 8 terdapat di
raflesia halaman 58, berupa teks deskripsi yang
termasuk kedalam kebahasaan bersifat
faktual.
Teks deskripsi tentang rumah √ Teks kebahasaan ke 9 terdapat di
gadang halaman 58, berupa teks deskripsi yang
termasuk kedalam kebahasaan bersifat
faktual.
Teks deskripsi tentang pura di √ Teks kebahasaan ke 10 terdapat di
tanah lot. halaman 61, berupa teks deskripsi yang
termasuk kedalam kebahasaan bersifat
faktual.
Penggalan cerpen berjudul kursi √ Teks kesastraan pertama terdapat di
antic halaman 42, berupa teks deskripsi yang
termasuk ke dalam kesastraan karena
bersifat cerita.
Teks deskripsi tulisan yang ada di √ Teks kesastraan ke 2 terdapat di
karya sastra seperti novel dan halaman 43, berupa teks deskripsi yang
cerpen termasuk ke dalam kesastraan karena
bersifat cerita.
Teks deskripsi pengdataan latar √ Teks kesastraan ke 3 terdapat di halaman
yang terdapat dikarya sastra seperti 43, berupa teks deskripsi yang termasuk
novel dan cerpen ke dalam kesastraan karena bersifat
cerita.

Teks deskripsi pengdataan tokoh √ Teks kesastraan ke 4 terdapat di halaman


yang terdapat dikarya sastra seperti 48, berupa teks deskripsi yang termasuk
novel dan cerpen ke dalam kesastraan karena bersifat
cerita.

Teks deskripsi pengdataan orang √ Teks kesastraan ke 5 terdapat di halaman


yang terdapat dikarya sastra seperti 49, berupa teks deskripsi yang termasuk
novel dan cerpen ke dalam kesastraan karena bersifat
cerita.
Teks deskripsi pengdataan benda √ Teks kesastraan ke 6 terdapat di halaman
yang terdapat dikarya sastra seperti 51, berupa watak yang terdapat dikarya
novel dan cerpen sastra seperti novel dan cerpen

Teks deskripsi pengdataan tempat √ Teks kesastraan ke 7 terdapat di halaman


yang terdapat dikarya sastra seperti 51, berupa teks deskripsi yang termasuk
novel dan cerpen ke dalam kesastraan karena bersifat
cerita.

Teks deskripsi pengdataan √ Teks kesastraan ke 8 terdapat di berupa


teks deskripsi yang termasuk ke dalam
kesastraan karena bersifat cerita.
Dialog percakapan drama √ Teks kesastraan ke 9 terdapat di halaman
52, berupa berupa dialog percakapan
yang termasuk ke dalam kesastraan
karena bersifat cerita.
Pengdataan suasana yang terdapat √
dikarya sastra seperti novel dan Teks kesastraan ke 10 terdapat di
cerpen halaman 52, berupa teks deskripsi yang
terdapat di dalam cerpen atau novel
termasuk kesastraan karena bersifat
cerita.
Penggalan cerpen. √ Teks kesastraan ke 11 terdapat di
halaman 57, berupa teks deskripsi pada
cerpen yang termasuk kesastraan karena
bersifat cerita.
III Infeksi Mata Pada Anak √ Teks pertama terdapat dihalaman 73,
berupa teks eksposisi yang termasuk ke
dalam kebahasaan bersifat faktual dan
pendapat.
Tentang Batasan Mengkonsumsi √ Teks ke 2 terdapat di halaman 75, berupa
Garam teks eksposisi yang termasuk ke dalam
kebahasaan bersifat faktual dan
pendapat.
Pendidikan Keluarga, √ Teks ke 3 terdapat di halaman 76, berupa
teks eksposisi yang termasuk kedalam
kebahasaan bersifat faktual dan
pendapat.
Fungsi Jantung Manusia √ Teks 4 terdapat di halaman 83, berupa
teks eksposisi yang termasuk ke dalam
kebahasaan bersifat faktual dan
pendapat.
Pentingnya Menjaga Kesehatan √ Teks 5 terdapat di halaman 84, berupa
Gigi Anak Sejak Dini teks eksposisi yang termasuk ke dalam
kebahasaan bersifat faktual dan
pendapat.
Pentingnya Pendidikan √ Teks 6 terdapat di halaman 76, berupa
teks eksposisi yang termasuk ke dalam
kebahasaan bersifat faktual dan
pendapat.
Merawat Kulit Secara Alami √ Teks 7 terdapat di halaman 87, berupa
teks eksposisi yang termasuk kedalam
kebahasaan bersifat faktual dan
pendapat.
Mari Menyehatkan Kulit Dengan √ Teks 8 terdapat di halaman 87, berupa
Buah teks eksposisi yang termasuk kedalam
kebahasaan bersifat faktual dan
pendapat.
Menjadi Bijaksana Dengan √ Teks 9 terdapat di halaman 89, berupa
Menulis. teks eksposisi yang termasuk ke dalam
kebahasaan bersifat faktual dan
pendapat.
IV Bagaimana Terjadinya Siang Dan √ Teks pertama terdapat dihalaman 107,
Malam? berupa teks hasil eksplanasi yang
termasuk ke dalam kebahasaan bersifat
bersifat factual dan pendapat.
√ Teks kebahasaan ke 2 terdapat di
Proses Terjadinya Hujan halaman 109, berupa teks eksplanasi
yang termasuk ke dalam kebahasaan
bersifat bersifat factual dan pendapat.
Proses Terjadinya Hujan √ Teks kebahasaan ke 3 terdapat di
halaman 111, berupa teks eksplanasi
Gerhana Matahari Hibrid √ Teks kebahasaan ke 4 terdapat di
halaman 117, berupa teks eksplanasi
yang termasuk ke dalam kebahasaan
bersifat bersifat faktual dan pendapat.
Proses Terjadinya Erosi, √ Teks kebahasaan ke 5 terdapat di
halaman 119, berupa teks eksplanasi
yang termasuk ke dalam kebahasaan
bersifat bersifat faktual dan pendapat.
Proses Terbentuknya Kelompok √ Teks kebahasaan ke 6 terdapat di
Pergunjingan Dalam Interaksi halaman 119, berupa teks eksplanasi
Sosial yang termasuk k edalam kebahasaan
bersifat bersifat factual dan pendapat.
Tentang Erosi √ Teks kebahasaan ke 7 terdapat di
halaman 123, berupa teks eksplanasi
yang termasuk ke dalam kebahasaan
bersifat bersifat factual dan pendapat.
Gunung Berapi √ Teks kebahasaan ke 8 terdapat di
halaman 125, berupa teks eksplanasi
yang termasuk ke dalam kebahasaan
bersifat bersifat factual dan pendapat.
Proses Terjadinya Angina Putting √ Teks kebahasaan ke 9 terdapat di
Beliung halaman 109, berupa teks eksplanasi
yang termasuk ke dalam kebahasaan
bersifat bersifat factual dan pendapat.
V Upik dan Kue Strowberi √ Teks kesastraan pertama terdapat di
halaman 139, berupa teks cerpen
termasuk kesastraan karena bersifat
cerita.

96
Tukang Pijit Keliling √ Teks kesastraan ke 2 terdapat di halaman
140, berupa teks cerpen termasuk
kesastraan karena bersifat cerita.
Ibu √ Teks kesastraan ke 3 terdapat di halaman
149, berupa teks cerpen berjudul
termasuk kesastraan karena bersifat
cerita.
Berubah √ Teks kesastraan ke 4 terdapat di halaman
153, berupa teks cerpen termasuk
kesastraan karena bersifat cerita.
Kisah Kakek Penjual Tali Sepatu √ Teks kesastraan ke 5 terdapat di halaman
154, berupa teks cerpen termasuk
kesastraan karena bersifat cerita.
Tukang Sepatu dan Kurcaci √ Teks kesastraan ke 6 terdapat di halaman
157, berupa dongeng termasuk
kesastraan karena bersifat cerita.

Tertinggal. √ Teks kesastraan ke 7 terdapat di halaman


169, berupa teks cerpen termasuk
kesastraan karena bersifat cerita.
JUMLAH TOTAL 36 18 54
% 66,66 33,33 99,99
(Sumber: Buku “Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Terbitan Erlangga:2013”)

Keterangan: - KBH : Kebahasaan

- KSS : Kesastraan

Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa teks untuk materi kebahasaan jauh
lebih banyak sebanyak 36 materi (66,66%), sedangkan teks materi kesastraan sebanyak 18
(33,33%). Untuk selanjutnya, berikut ini rincian materi berdasarkan tema. Bidang ilmu dari
teks yang dipilih terdiri atas ilmu (1) biologi, (2) arsitek, (3) transportasi, (4) sastra, (5)
kesehatan, (6) pendidikan, (7) fisika, (8) geografi, dan (9) sosial. Hal tersebut menunjukkan
bahwa buku pelajaran “Mahir Berbahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Terbitan
Erlangga:2013” telah merepresentasikan pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks untuk
Kurikulum 2013 dengan genre teks masuk kategori teks mikro atau tunggal.

C. Pendekatan Ilmiah dan Pembelajaran Teks


Setelah di awal dibahas mengenai teks dan pembelajaran Bahasa Indonesia dalam
balutan Kurikulum 2013, tiba saatnya dipaparkan tentang salah satu kecirian dari pelaksanaan
Kurikulm 2013 yaitu digunakannya pendekatan saintifik (ilmiah) pada ranah pembelajaran
untuk multijenjang. Bagaimana pembelajaran teks menjadi sangat dekat dengan pendekatan
ilmiah? Pertanyaan tersebut yang perlu dijawab.

Hal yang menjadi sangat penting untuk disampaikan adalah dalam menghasilkan teks
diperlukan data, informasi, atau fakta. Wujud data, informasi atau fakta yang diperlukan itu
sangat terkait dengan jenis teks yang akan dihasilkan (Mahsun, 2014:124). Sebagai contoh,
wujud data yang diperlukan untuk menyusun teks deskripsi berbeda dengan wujud data yang
diperlukan untuk menyusun teks cerita. Jika pada teks deskripsi memerlukan data, informasi,
atau fakta yang merupakan bagian atau unsur yang menjadi keberadaan, keadaan sesuatu
yang bersifat khusus, maka pada teks cerita, data, informasi, atau fakta yang diperlukan
menyangkut peristiwa yang dialami oleh seseorang yang digambarkan dari prespektif waktu,
tempat, akibat/komplikasi, serta cara mengatasi akibat yang ditimbulkan dari peristiwa
tersebut (resolusi). Perbedaan wujud data tersebut tidak lain disebabkan oleh perbedaan
fungsi atau tujuan sosial dari setiap aspek teks. Kata kuncinya adalah pembelajaran teks
dengan pendekatan ilmiah/saintifik, kata tanya: siapa, apa, kapan, dan di mana digunakan
untuk mengumpulkan data dalam rangka menyusun struktur”pengenalan” pada teks cerita.
Suatu penjelasan yang tidak digunakan dalam pendekatan pembelajaran yang menganut
paham linguistik struktural. Dalam pandangan linguistik struktural, satuan bahasa dijelaskan
terpisah dengan konteks sosial yang menjadi tujuan sosial pemakaian bahasa.
BAB III KESIMPULAN

A. SIMPULAN
Bahasa sepenuhnya milik manusia yang dibangun dan disempurnakan mengikuti
perubahan peradaban jaman. Bahasa manusia secara lahirian terikat pada dua bentuk
pengungkapan yaitu lisan dan tulis. Pengekspresian rasa, pikiran, emosi yang terikat dalam
tatanan norma sosial dan budaya manusia terakumulasi dalam bentuk teks. Teks selalu
ditemani oleh dua mitra sejati genre dan register. Kebermaknaan teks tersebut diimplikasikan
dalam tatanan formal pembelajaran Bahasa Indonesia yang diperkenalkan kepada seluruh
peserta didik, guna membedah, membidik dan memekakan cakrwala pengetahuannya.

Pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks digunakan sebagai representasi dari


pelaksanaan Kurikulum 2013 yang mengusung pendekatan saintifik (ilmiah) sebagai dasar
proses pembelajarannya. Pembelajaran teks dalam studio Bahasa Indonesia bergaris lurus
dengan pendekatan ilmiah yang mengedepankan sisi kesistematisan, terkontrol, empiris, dan
kritis. Representasi dari hal itu, tereksplisitkan pada genre teks yang dibelajarkan terdiri atas
teks tunggal (mikro) dan teks majemuk (makro). Hal baik yang dapat diperoleh dari
pembelajaran Bahasa Indonesia berbasis teks ini adalah siswa akhirnya dapat berlatih untuk
berpikir metodologis, sebagai suatu kemampuan berpikir yang dibutuhkan pada masa yang
akan datang, siswa mampu mengembangkan kemampuan membaca pemahaman, serta
kemampuan menulis juga semakin berkembang dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Eka Sofia dan Yunita Fitri. 2015. Penyajian Kegiatan Pembelajaran Berbasis
Pendekatan Ilmiah (Saintific Approach) dalam Buku Teks Bahasa Indonesia (Kajian Telaah
Buku Teks). Universitas Lampung: FKIP.

Brown,Douglas. 1994. Teaching by Principles (An Interactive Approach to Language


Pedagogy). New Jersey:Prentice Hall regents.

Ghazali, Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa (Dengan Pendekatan


Komunikatif-Integratif). Bandung: Refika Aditama.

Mahsun M.S. 2014. Teks dalam Pemebelajran Bahasa Indonesia (Kurikulum 2013). Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.

Nunan, David. 1988. Syllabus Desaign. Oxford: Oxford University Press. Rohmadi,
Muhammad dan Slamet Subiyantoro. 2009. Bunga Rampai Model-Model

Anda mungkin juga menyukai