Harta Dalam Bejana
Harta Dalam Bejana
Harta Dalam Bejana
Jurusan : PAK
Mata Kuliah : Laporan Bacaan ( Harta dalam bejana ) Sejarah Gereja Umum
Dalam membuat laoran bacaan ini terdapat 406 halaman dan terbagi dalam 31 bagian di
dalamnya pada pembahasan .
PENDAHULUAN
MAKNA SEJARAH GEREJA
Dijelaskan tentang sejarah perkembangan gereja dan perubahan-perubahan yang terjadi
dalam gereja selama berdirinya gereja didunia ini. Yaitu tentang kisah pergumulan antara
Injil dengan bentuk-bentuk yang dipakai untuk mengungkapkan injil tersebut. Kata ’’gereja’’
melalui kata Protugis ”igreja’’;berasal dari kata Yunani ’’ekklesia’’. Bahasa lain dari kata
Yunani ’’gereja’’ yaitu ’’kurakion’’, ( rumah ) Tuhan’’. Inggeris ’’chruch” dan Belanda
’’ker’’ berasal dari kata Yunani itu. Ekklesia berarti mereka yang dipanggil. Gereja dapat
dibandingkan dengan pohon yang tumbuh dari suatu tunas yang kecil, kemudian lama
kelamaan menjadi batang yang besar, demikianlah dengan gereja. Banyak dahan, cabang, dan
ranting yang keluar dari batang itu yang berbeda-bea bentuk dan besar-besarnya. Begitu juga
halnya dengan gereja-gereja yang lahir dari jemaat pertama yang berlainan : dalam hal tata
gereja, tata kebaktian dasn ajaran. Tetapi semuanya irtu hidup bertakar dalam tanah yang
sama. Apa sebab dalam sejarah gereja telah timbul begitu banyak bentuk yang berlainan?
Yaitu lingkungan-lingkungan yang berbeda-beda menurut tempat dan zaman. Lain
masyarakat kota Atena. Lain masyarakat Indonesiasekarang daripada 400 tahun yang lalu.
Hal inilah yang menjadi sejarah pergumulan dan sejarah gereja mula sampai sekarang.
BAB I
1. Untuk mengerti seluk-beluk sejarah Gereja abad-abad pertaama harus meninjau terlebih
dahulu, di dalam lingkungan manakah injil mulai diberitakan.perkembangan yang terjadi
oleh sebab pergumulan antara injil dan lingkungan itu, masih mempengaruhi gereja
sampai sekarang.
Secara politis, Gereja lahir dan berkembang dibagi atas dua negara besar, yaitu
kekaisaran Romawi dan kerajaan partia. Kekaisaraan Romawi meliputi daerah-daerah
disekitar Laut Tengah, Kerajaan Partia/Persia meliputi wilayah Irsk dan Iryan yang sekarang.
Diseluruh daerah itu terdapat pula banyak penganut agama Yahudi. Di Mesopotamia agama
Babilonia, dengan kepercayaannya kepada pengaruh takdir atas kehidupan manusia, masih
hidup terus. Dan di daerah Iran terdapat agama Zoroaster, yang oleh raja-raja Persia setelah
tahun 225 sesudah Masehi dijadikan sebagai agama negara.
Dari sudut kebudayaan, yang paling menonjol yaitu kebudayaan Hellenisme.
Kebudayaan ini meneruskan kebudayaan Yunani dari zaman kejayaan kota Atena ( abad ke-5
dan ke-4 sM ). Kebudayaan ini bercampur dengan unsur-unsur yang berasal dari Asia Barat
( misalnya keyakinan bahwa raja-raja adalah anak-anak dewa-dewa. Sebagian besar asli dia
Asia Barat ini menolak kebudayan itu dengan menolak keras. Sebagaimana orang-orang
Yahudi, misalnya sangat membenci kebudayaan ’’kafir”. Tetapi terdapat pula orang Yahudi
yang berusaha untuk mengawinkan agama Yahudi dengan kebudayaan Hekkentis yang
gemilang ( Philo dari Aleksandria, sekitar th. 40 sesudah Masehi ).
2. Untuk mempelajari secara levih mendalam lingkungan yang didalamnya Gereja lahir dan
berkembang lebih dekat dengan lingkungan Yahudi dengan lingkungan Hellentis.
Lingkungan Yahudi-lah yang mempengaruhi Gereja dalam tahap pertama sejarahnya.
Dalam abad pertama sesudah Masehi bangsa Yahudi hidup berserak-serak, didalam
kekaisaraan Romawi dan di luar wilayahnya. Yang tinggal diPalestina hanya ada sejuta orang
merupakan krturunan orang-orang yang pernah diangkut kedalam pebuangan oleh raja-raja
asing misalnya Nebukanaezer dan nabi Babil.
3. Hubungan antar bangsa Yahudi dan bangsa-bangsa lain kurang baik. Tetapi orang-
orngYahudi mengharapkan kedatangan Mesias, yang akan membebaskan mereka dari
kekuasaan mereka dari orang-orang kafir.
4. Dalam keadaan bangsa Romawi,orang-orang Yahudi hanya merupakan minoritas saja.
Mayoritas penduduknya menganut agama-agama lain, yaitu kebudayaan Hallenisme.
Kedalam lingkungaan inilah gereja terjun masuk, ketika injil mulai dikabarkan kepadaa
orang-orang kafir ( Kis 11:20 ).
5. Pegangan serta harapan yang dicari orang itu ditawarkan dari tiga pihak :
1. Dari pihak macam-macam aliran kepercayaan yang menggantikan agama-agama
suku.
2. Dari pihak filsafaat
3. Dari pihak negara
a. Aliran aliran kepercayaan. Berbagai aliran kepercayaan menawarkan diri
untuk menawarkan diri untuk mengisi lowongan itu, misalnya agama Isis dan
Orisis dari Mesira, agama Cybele, dan Attis dari Asia Kecil, agama Mithras
dari Persia, dan agama Baal dari Siria. Ibadah kepada dewa-dewa ini bertolak
dari pergantian musim.
b. Filsafat. Filsafat Zaman Yunani-Romawi berusaha juga untuk memberi
pegangan baru kepada manusia yang terasing itu. Tetapi penganut-
penganutnya berusaha mengelakan kepercayaan dan tindakan agama-agama
misteri yang mereka anggap keterlaluan itu. Dan malah kaum filsuf mula-mula
tidak mau tahu tentang keselamatan yang harus datang dari luar. Ketenangan
batiniah merupakan keselamatan.
c. Negara Kaisar Augustus telah memulihkan perdamaian dinegara Romawi,
sesudah perang saudara yang setengah abad lamanya. Makanya besar rasa
terimakasih rakyat kepadanya. Mereka memandang Augustus sebagai
penyelamat dan mendirikan patung-patung dan kuil-kuiluntuk dia. Augustus
sendiri belum begitu percaya kepada keilahiaannya itu. Bahkan, kaisar-kaisar
disebut anak Allah, dan Tuhan. Kaisar dianggap membawa ketentraman dan
kesejahteraan bagi rakyatnya, asalkan rakyat itu menyembah dia, dengan
mengucaopkan kata-kata ’’Kaisar adalah Tuhan’’ dan membakar dupa didepan
patungnya. Dari itu penyembahan serupa itu diwajibkan bagi semua penduduk
diwilayah kekaisaran, kecuali bagi orang-orang Yahudi.
Sesudah melihat lingkungan yang ada didalamnya Gereja lahir dan mulai berkambang :
1. Perluasan gereja
2. Beberapa pola pemikiran yang terdapat dalam kekeristenan yang muda
3. Tata-gereja dan tata-kebaktian yang berlaku pada zaman itu.
Lama kelamaan gereja memahami bahwa ketaatan kepada hukum taurat tidak boleh dianggap
sebagai syarat mutlak untuk keselamatan.
Jemaat kristen pertama terdiri dari orang-orang Yahudi . Orang-orang Yahudi-kristen itu
tetap mengunjungi Bait Allah serta sinagoge dan menaati Hukum Taurat dengan setia. ( Kis
2:46, 3:1 ). Tetapi karena kemajuaan injil kedalam dunia orang-orang kafir itu menimbulakan
personal yang berat. Tetapi banyak orang Kristen-Yahudi yang tetap memperjuangkan
Hukum Taurat sebagai syarat keselamatan Perluasan. Gereja bertolak dari daerah Palestina-
siria. Dari sana injil dibawa masuk kedaerah-daerah kesebelah Barat, Timur dan seklatan.
Dalam parohan ke2 agama Kriasten sudahtersebar didaerah yang terbantang dari Eropah
Barat sampai Asia tengah.
Pengaruh agama Kriasten agaknya adalah paling besar di Asia Kecil sekitar tahun 112
ses. M. Salah satu pusat kekeristen disiria Timur dan Mesopotamia ialah Edessa. Abad ke2
kota ini merupakan negara yang merdeka yang paling kecil yang menjadi penyanga antara
Roma dan partia. Tahun 179 raja Edessa masuk kristen, sehingga Edessa merupakan agama
kristen yang mengabakan injil disebelah Timur ialah Addai.
Sekitar tahun 180 sesudah masehi, agama kristen sudah tersebar kedaerah yang
membentang dari Galilea ( Prancis ) di Barat sampai Arabia selatan dan Persia di Timur.
Orang-orang Krisren paling banyak terdapat di Mesopotania utara, Siria, Asia Kecil dan
Agama kristen sekarang ini sudah memeasuki berbagai lingkungan dan bahasa.
Mempengaruhi orang-orang kristen yang berasal daripadanya. Timbul berbagai cara untuk
mengungkapkan keselamatan yang diberikan oleh Allah didalam diri Yesus kristus. Ada 4
cara mengungkapkan iman yang ditentukan dalam kekeristenanabad ke-2 :
Didache (=pengajaran).tulisan yang terkanal dari zaman sersudah para rasul ialah kitab
Didach, ysng barangkali ditulis di Siria (100 sesudah masehi).
Surat-surat ignatius. Sekitar tahun 110, uskup Ignatius dari Antiokhia ditangkap oleh
pemerintahan Romawi. Ia di angkut ke Roma disana ia mati syaid.
Yustinus Martir. ( mati syaid di Roma sekitar tahunm 165). Ia adalah seorang filsiuf aliran
Platonisme.
Bardaisan. (154-222) adalah seorang bangsawan dari Eddesa. Ia masuk kristen pada umur 25
tahun, di didik dilingkungan agama sinkretistis yang tersebar luas di Asia Barat (1,5). Salah
satu unsur dalam agama campuran ialah astrologi ( ilmu nujum) dari Babilonia kuno.
Dalam hal tata-gereja terdapat beberapa bentuk yang berbeda-beda dalam gereja mula-muka
dalam abad ke-2 dihasilkan suatu pola yang seragam.
Dalam hal tata-gereja pafa PB,susunannya tidak sama di semua jemaat. Berita-berita tentang
jemaat-jemaat tertentu ( mis. Yerusalem) tidak banyak mendengar mengenai peranan angota-
anggota jemaat. Setiap jemaat terdapat sejumlah penantua (presbuteroi). Di antara merteka
dipilih penilik-penilik (episkopai) yang dibantu oleh diaken-diaken (diakononi). Penilik-
penilik memimpin kebaktian-kebaktian, sedangakan para diaken mengurus bantuan bagi
orang-orang miskin dan melayani daklam perajamuan kudus. Ketiga katehori ini dipilih
melalui pemilihan, untuk tugas yang tetap.
Pada abad pertama dan kedua, kebaktian jemaat dalam garis besarnya berlangsung seperti
sekarang ini. Jemaat-jemaat kristen muda ini pada umumnya belum mempunyai gedung-
gedung gereja. Anggota-anggotanya berkumpul dirumah salah seorang diantara mereka, atau
diruang lain yang sudah tersedia. Suatu gedung gereja untuk pertama kali didirikan dikota
Eddesa menjelang tahun 200. Sekitr tahun 150, Yustimus Martir menjelaskan jaklannya
kebaktian jemaat bagi yang bukan kristen. Ia berkata: Pada hari yang dinamakan Hari
Matahari, ada kumpulan di satu tempat bagi semua anggota dikota atau didistrik tertentu.
”Hari Matahari” itu adalah hari yang disebut hari Minggu ( Sunday ). Minggu beradal dari
kata Portugius ”Domingo”. Kata portugis ini berasal dari kata Latin ’’Dominus’’, yang berarti
Tuhan .
EKARISTI (perjamuan) dirayakan (pada sekitar hari Minggu). Roti dibawa kepada ketua,
dan anggur yang bercampur dengan air. Ia mengucapkan doa syukur ( Eucharistia dalam
bahasa Yuanani) lalu jemaat mengatakan Amin. Kemudian para diaken memberikan roti serta
anggur kepada para hadirin , dan menghantarkannya kepada anggota-anggota yang tidak
hadir. Tentang arti Ekarista, Yustinus berkata: hanya orang-orang percaya yang telah
menerima pembasuhan keampuan serta kelahiran kembali dan hidup sesuai ajaran kristus
boleh menerima makanan ini disebut Ekaristia.
Babtisan dilayankan dalam upacara tersendiri, diluar kebaktian umu. Sebagai persiapan,
calon baptisan harus berpuasa. Ia menyatakan imannya dengan rumusan tertentu ( yang
kemudian menjadi ”Pengakuan Iman Rasuli” ). Kemudian di babtiskan dengan di selamkan
(seluruh atau sebagian), tetapai kalau keluar air tidak cukup usai, anggota gereja yang baru itu
dibawa kedalam kumpulan jemaat. Pada abad ke-2, pembabtisan anak-anak ada, tetapi tidak
sering , karena kebanyakan orang keristen merasa bahwa dengan itu sakramen baptisan
dianggap enteng.
Disiplin gereja dipertahankan dengan ketat. Jika anggota jemaat berbuat dosa maka
dikucilkan dari jemaat. Dan selama abad ke-2 orang tidak diberi kesempatan untuk menyesal
dan kembali kedalam pangkuan Gereja dan kembali kedalam pangkuan Gereja kalau dosanya
termasuk yang berat (yaitu: murtad, pembunuhan, zinah).
BAB III
TANTANGAN GNOTIK DAN PERTAHANAN GEREJA
Perkembangan dalam hal organisasi gereja dipercepat oleh tantangan yang menghadapi
gereja dari pihak bidat, khusus bidat gnostik. Aliran yang ada dalam abad ke-2 menyebabkan
pergumulan dalam gereja, bagaimana Gereja mendirikan patokan buat menilai aliran itu.
Dalam abad-abad sekitar permulaan Tarikh Masehi, orang sudah bisa mengambil unsur-unsur
dari berbagai agama dan mencampurkannya (sinkretisme). Suasana sinkretisme ini secara
khusus terdapat di Asia Barat (Mesopotania, Siria) dan di Mesir. Dalam abad ke-2
menghasilkan beberapa aliran keagamaan yang secara bersamaan disebut Gnostik. Aliran ini
berusaha untuk menguasdai gereja dari dalam lalu merupakan mazbah-mazbah tersendiri.
Kata Gnostik berasal dari kata Yunani ” gnosis”=pengetahuan. Istilah ”Gnostik’’ khusus
dipakai sebagai sebutan bagi beberapa ”aliran kepercayaan”dalam abad ke-2. Salah satu
sistim Gnostik, yaitu sistim Valentinus.
Bagi Gereja, Gnostik merupakan tantangan yang berat. Yang bertolak belakang dengan azas-
azas iman kristen seperti yang dianaut oleh mayoritas jemaat-jemaat kristen.
Keadaan Gereja pada zaman itu (100-150 ses. Mas.). Ada dua segi yang perlu diberi perhatin:
a. Organisasi,
b.Kitabsuci
BAB IV
PENGHINAAN PENGANIYAAN DAN PENGHORMATAN
Kristen dikreksisaran Romawi selama dua setengah abad. Di dalamnya dapat dibedakan dua
tahap. Dalam tahap yang pertama, sampai kira-kira tahun 250, penghambatan bersifat
insidentil dan lokal yang mengambil inisiatip bukanlah pemerintah, melainkan rakyat.
Karena orang-orang krisren tidak diberi kesempatan unruk membela diri didepan hakim,
maka beberapa orang kristen yaqng terpelajar mengarang kitab-kitab pembelaan atau apologi.
Sekitar tahun 250 mulailah tahaop kedua dari penghambatan itu. Negara sendiri mengambil
inisiatip dan berusaha secara sistematis untuk memusnahkan agama kristen. Kaisar Decius
(250) dan kaisar Diocletianus ( 300 ) adalah musuh-musuh utama agama kristen. Sekitar
tahumn 250 jumlah orang kristen sudah agak besar, meskipun ada penghambatan. Mereka
tersebar di seluruh kekaisaran dan di luar pembatasannya, sampai-sampai di Persia dan India.
Yang paling banyak jumlahnya terdapat di Asia Barat, teristimewa di Asia Kecil dan di siria.
Mereka terutama tinggal di kota-kota dan pada umunya mereka adalah rakyat kecil. Tetapi
pada waktu itu juga sikap negara mulai menjadi lebih keras. Bahwa musuh-musuh
menyerangi batas-batas kekaisaran dimana-mana.
BAB V
IBADAH DALAM GEREJA LAMA
Dalam bab ini akan di lihat bagaiman kehidupan jemaat dalam Gereja Lama. Berlangsung
pada Hari Minggu di kota Roma pada tahun 251. Penduduk kota Roma yang menganut
agama kristen hanyalah 3%. Orang kristen tidak begitu di sukai dikota Roma.
Memasuki gereja kebaktian belum dimulai. Orang-orang yang masuk memnaru
persrembahannya diatas altar, sebagai korban persembahan nya kepada Allah. Kebaktian
dimulai dengan pembacaan Firman, dari surat-surat rasuli dulu, barulah dari PL, yang
berlangsung cukup lama. Kemudian menyanyikan suatu Mazmur. Tetapi tidak menggunakan
alat musik karen tidak pantas di pakai dalam kebaktian. Uskuyp memulai berkotbah, ia
mengatakan bahwa apa yang dimaksudkan Tuhan dalam perumpamaan itu ialah Gereja.
Gereja adalah ladang Tuhan.
BAB VI
PERTIKAIAN TENTANG TRINITAS DAN TENTANG KEDUA TABIAT KRISTUS
Soal Trinitas diputuskan pada konsili+konsili Nicea (325) dan Konstitantinopel (381); soal
kristologi pada konsili Chalcedon (451). persoalan mengenai Trinitas ialah bahwa ajaran
alkitab tentang Allah da Kristus tak boleh tidak harus ’’diterjemahkan” kedalam bentuk-
bentuk linkungan Yunani-Romawi. (band Pendahuluan). Polok persoalan mengenai kristologi
ialah bahwa dalam Alkitab dinyatakan dua hal mengenai Kristus yang tidak disejajarka n
secara logis pula. Yang pertama ialah: Kristus adalah benar-benar Allah/Tuhan. Yang kedua
ialah: Kristus adalah benar-benar manusia (band Mat 1:1, 4:2, Gal 4:4). Sama seperti jiwa,
begitu juga tubuh diciptakan oleh Allah. Maksud Allah ialah supaya tubuh dan jiwa itu kelak
diberi hidup yang kekal.
Persoalan tentang Trinitatis disusul dengan pertikaian tentang tabiat Kristus. Yang menjadi
persoalan ialah: bagaimana erat nya hubungan anatara kemanusiaan dan keilahian di dalam
diri kristus ini menjadi pokok pertikaian antara Nestorius dan Cryillus. Tetapi keputusan
yang diambil pada konsili Chalcedon (451) merupakan suatu jalan tengah. Persoalan
kristologi itu dipecahkan pada konsili chaledon (451). Seharusnya merupakan jalan tengah,
dan apa yang salah dalam ajaran kedua belah pihak ditolak. Kedua Tabiat Kristus, demikian
Uskup-uskup yang berkumpul pada konsili itu adalah tak terbagi, tak terpisah (melawan
Nestorius), tetapi juga tak bercampur,tak berubah (melawan kaum monofisif).
BAB VII
TIMBULNYA GEREJA BARAT: AMBROSIUS DAN AUGUSTINUS
Pada abad ke-4 mulailah nyata bahwa Gereja di bagian Barat Kekaisaran Romawi adalah lain
coraknya daripada Gereja daripada gereja bagian Timur. Di kemudian hari, perbedaan itu
mengakibatkan perpecahan antara dua bagian Gereja am itu, yang masih berlangsung sampai
terus. Bagian Timur merupakan Gereja otordoks-Timur. Di bagian Barat bertkembang Gereja
katolik Roma dan selanjutnya juga Gereja-gereja Protesatan. Gereja-gereja bercorak ”Timur”
ialah Gerja otordoks-Timur (a.l. Gereja Rasuli), dan Gereja-gereja Nestorian dan Monofisit
( VI, 7). Gereja-gereja yang bercorak ” Barat” ialah Gereja Katolik-Roma dan Gereja-gereja
Protestan. Jadi gereja-gereja Indonesia semua adalah ”Gereja-geraja Barat” dalam arti
rohani.
Augustinus adalah Bapa Gereja Barat yang paling masyhur. Kepribadian dan jalan hidupnya
yang di kenal oleh kitabnya yang bernama confessiones (pengakuan-pengakuan)
menceritakan tentang riwayat hidup sejak masa mudanya samapai pertobatannya. Ia lahir
pada tahun 345di kota Thagaste, Afrika Utara (sekarang di daerah perbatasan Aljaszair-
Tunisia). Bapaknya masih Kafir ketika ia lahir, tetapi ibunya, Monnica adalah seorang
kristren yang sungguh. Dalam rangka studinya itu Augustinus mempelajari Tulisan-tulisan
filsafat. Augustinus sekarang bertobat dengan sungguh-sungguh pada paskah tahun 387, jadi
dalam usia 33 tahun, ia dibabtiskan oleh Ambronius, beserta dengan anak nya, adeodatus
yang berumur 15 tahun. Theologi Augustinus, yang bersifat khas-Barat, dimuat dalam
tulisan-tulisannya yang ratusan jumlahnya. Theologi itu disusunnya dalam perbantahan dengn
pihak kaum Donatisa, dengan pelagius dan penganut agama kafir. Donatisme adalah bidat
yang terdapat khusus di Afrika.
Pelagius adalah seorang rahib dari Inggris pelajaran Pelagius ditolak oleh Gereja, tetapi
perkaranya tidak berakhir disitu. Masalah yang menyebabkan pecahnya Gerejabarat dalam
abad ke-16 (Reformasi, bab XIV-XVLL). Dalam karyanya “De Civitate Dei”, Augustinus
mengemukakan pandangan baru mengenal ”kerajan seribu tahun” (wahyu 20). Kebanyakan
orang kristen pada zaman Gereja Lama mengharap kerajaan itu terwujud dalam bentuk yang
nyata di bumi ini. Augustinus menafsirkan wahyu 20 itu dengan cara lain: Kerajaan Kristus
itu sudah mulai pada saat Ia bangkit dari antara orang mati dan pada saat lahirnya Gereja
Kristen. ”Orang-orang yang duduk di atas takhta” (Wahyu 20: 4) menurut Augustinus adalah
uskup-uskup yang mempuunyai kuasa untuk ”mengikat” dan ”melepaskan” (Matius 18:18).
BAB VIII
INJIL DIBAWA SAMPAI KE UJUNG ASIA
Gereja-gereja di Asia Tengah dan Timur zaman sekarang, karena baru lahir pada abad ke-20,
ke-19 atau paling-paling pada abad ke-16, biasanya disebut ”muda”. Tetapi di antaranya ada
yang satu yang sudah termasuk ”tua”, karena sudah ada pada abad ke-2. Itulah Gereja Irak
dan Iran yang kita sebutkan Gereja Nestorian. Jumlah anggotanya serkitar 50.000 jiwa.
Tetapi abad ke-4 sampai abad ke-14, Gereja inilah yang paling luas wilayahnya dan yang
paling berhasil usahanya untuk mengabarkan injil ke seluruh Asia. Keadaan politis dan
religius di Asia tidak begitu menguntungkan seperti di Eropah bagi penyaran agama Keristen.
Kekaisaran Romawi di Asia hanya meliputi daerah pnggiran di sebalah Barat: Palestian,
Siria, dan Asia kecil (Turki). Pada sekitar tahun 225 di sebalah Timur tapai-batas kekaisaran
itu terlatak di kerajaan Partia diganti dengan Persia. Sekitar tahun 100 ses.M. pun injil sudah
mulai tersiar ke daerah kerajaan Patria/persia. Tetapi sesudah tahun 313, orang-orang
Krisrewn di sini ditindas dengan hebat yang berlangsung selama tiga abad. Dari abad ke-6
samapai abad ke-13, Gereja Nestorian itu memainkan peranan penting dalam lingkungan
agama dan kebudayaan di Asia. Pusat-pusat kegiatan ini ialah sekolah Theologia di Nisisbis,
dan biara-biara yang tersebar di seluruh wilayah Gereja Nestorian.
Sekolah Nestorian Theologia di Nisibis didirikan sek. Tahun 300 dan berjalan terus samapai
sek. Th 1400 (psl 6). Jumlah mahasiswanya sampai 800 orang, mereka dilarang kawin, dan
hidup dalam asrama-asrama. Kebanyakan peminpin Gereja Nestorian, seperti uskup-uskup
dan kepala-kepala biara, merupakan tamatan sekolah ini. Kurikulumnya meliputi : tata-
bahasa Siria (yang penting sebagai dasar untik penafsiran Alkitab), Alkitab dan Linturgi.
Tetapi ada juga jurusan-jurusan filsafat dan ilmu kesehatan. Pengajaran dalam kedua jurusan
yang belakangan ini diberikan berdasarkan kitab-kitab yang diwariskan oleh guru-guru
Yunani yang besar dari Atena dan Aleksandria. Kegiatan p.L dalam Gereja Nestorian
meliputi seluruh Asia. Sebelum kedatangan Islam, orang-orang Kristen telah menyiarkan Injil
ke Arabia, Ke India, ke Asia Tengah dan malahan ke Tiongkok Penyiaran agama kristen itu
terutama berlangsung melalui jalan-jalan dagang. Pada abad ke-13, agama kristen sekali lagi
sempat meluas di Asia Timur. Tetapi segera sesuahnya Gereja Di Asia tertimpa oleh
bencana-bencana besar.
BAB IX
PERKABARAN IJIL DI EROPAH
Antar tahun 400 dan tahun 1000, keadaan Eropah dibidang politik dan agama mengalami
perubahan yang besar sekali. Kekaisaran Romawi di Barat runtuh, dan terbentuklah sejumlah
negara baru. Bangsa-bangsa German beragama politeis: agamaitu tidak lama bertahan
terhadap agama Kristen. Salah seorang pekabar Injil yang terkenal ialah Bonifatius. Sekitar
tahun 1000 itu juga, Eropah Timur dikeristenkan oleh utusan-utusan dari Konstantinopel,
demikianlah daerah yang luas itu enjadi sebagian wilayah GerejaOrtodoks-Timur. Bentuk-
bentuk lingkungan suku bangsa German dan Slav ikut menentukan cara yang dipakai dalam
usaha mengkristenkan mereka. pun, sesudah menjadi Kristen, mereka mengungkapkan
imannya yang baru dalam bentuk-bentuk lingkungan mereka sendiri, yang dalam beberapa
hal berlainan dengan bentuk-bentuk lingkungan Yunani-Romawi. Keadaan lingkunganitu
berpengaruh pula kepada kehidupan Gereja setelah pengkristenan. Masihberabad-abad
lamanya tidak cukup tersedia tenaga dan sarana untuk membangun jemaat kristen. Pengaruh
lingkungan nampak pula dalam cara orang-orang kristen yang baru itu menghayatji imannya.
Misalnya dalam mereka memandang Kristus. Bangsa German mengaggumi sifat kegagah
perkasaan. Jadi mula-mula mereka menyegani Kristus. Anak Allah sebagai seorang pahlawan
besar yang mengalahkan iblis. Cara percaya yang digambarkan di atas itu di temukan dalam
Heliand ( penebus ), berita injil bersajak yang disusun di Jerman Utara, sekitar tahun 850.
Barulah beberapa abad kemudian corak kesalehan itu berubah. Lingkungan suku bangsa-suku
bangsa German berpengaruh juga kepada bentuk organisasi Gereja. Dalam masyarakat
German, agama merupakan salah satu alat untuk menjamin kesejahteraan mereka . banyak
unsur kekafiran hidup terus setelah suku bangsa suku bangsa German masuk ke dalam
Gereja. Ada yang mula-mula ditolak oleh gereja tetapi yang kemudian harinya berhasil
mempengaruhi pandangan Gereja yang resmi.
BAB X
SEJARAH GEREJA DALAM WILAYAH YANG DIKUASAI ISLAM
Sesudah tahun 600 timbulah agama Islam di Arabia. Lalu dalam waktu kurang lebih daripada
satu abad, orang-orang Arab merebut wilayah Asia Barat dan Afrika Utara. Kebanyakan dari
penduduk wilayah itu orang-orang Kristen. Segera sesudah wafatnya Muhammad, sejak
tahun 632, orang-orang keluar dari negerinya menyerang kedua negara pembatasan dengan
Arabia, yaitu kerajaan Persia dan kerajaan Romawi-Timur. Dibagian Barat khalifat itu
penduduknya adalah orang Kristen semua: dibagian timur orang-orang kristen merupakan
mayoritas yang kuat. Kedudukan orang-orang kristen dibawah kekuasaan Arab adalah cukup
baik, walau mereka tidak mempunyai kebebasan penuh dalam hal beragama. Tetapi lama-
kelamaan jumlah anggota-angota Gereja menjadi merosot. Karen hukum negara adalah
hukum Islam, syaria, maka sullitlah bahwa golongan-golonagan Kristen langsung diurus oleh
pemerintah Khalifat. Dari mereka memberi diberi status dhimmi, yaitu suatu umat tersendiri,
yang dikepalai oleh peminpin kerohaniannya. Justru orang-orang Nestorianlah yang
mengantari kebudayaan Yunani-Romawi yang tinggi itu untuk orang-orang Arab. Mereka
menerima kebudayaan itu bersama dengan unaur-unsur kebudayaan Persia dan India,
sepanjang hal itu sesuai dengan azas-azas agama Islam, lalu memperkembangkannya lahi,
sehingga Khalifat Arab adalah salah satu negara yang paling maju pada zaman itu, setaraf
dengan kekaisaran Romawi-Timur dan banua Tiongkok. Sebaliknya sampai kurang lebih
1200 tahun Eropah Barat masih agak terbelakang. Salah satu daerah di amana agama kristen
paling cepat merosot ialah Semenanjung Arabia sendiri. Orang-orang kristen di Oman terus
masuk Islam. Yang di Arabia Utara dan di Yaman juga semakin berkurang jumlahnya.
Perang-perang salib ( 1050-1450). Mulai di Spanyol. Disitu perang tersebut merupakan
perang pembebasan; agama bukan faktor utama didalamnya. Kemudian orang-orang Eropah
Barat berpaling kepada usaha yang, pada hemat mereka, adalah jauh lebih mulia, yaitu
pembebasan Tahnah Suci, Palestin, dari kekuasaan orang-orang Islam. Di sini faktor agama
lebih tampil ke muka. Walaupun demikaian, dalam kedua babak inipun perang salib
bukanlah perang antara umat krisren dan umat Islam, melainkan perang antara Peranggi
dan Turki. Sekitar tahun 700,di Barat orang-orang Arab maju perangnya sampai ke spanyol,
dan di Timur sampai ke Asia kecil. Tetapi akhirnya bangsa-bangsa kristen dapat bertahan.
Dan sesudah tahun 950, ketika kekuasaan Arab mukai mundur kembali, penduduk spanyol
Utara dan kekaisaran Romawi-Timur mulai melancarkan serangan-serangan balasan.untuk
membebaskan daerah-daerah yang telah dijelajahi orang-orang Arab. Jadi perang salib ini
memmpunyai latar belakang agama.kekaisaran Romawi-Tinur dan Khalifat Arab telah
belajar untuk saling menghorati dan untuk memandang peperangan antara mereka sebagai
perkara yang tidak menyangkut agama. Sesudah menderita kesukaran yang luar biasa,
pasukan tentara dari Eropah Barat berhasil merebut kota Yerusalem dan daerah sekitarnya.
Dari tahun 1099 sampai tahun 1187 daerah merupakan kerajaan Yerusalem. Pada tahun
12w99 benteng yang terakhir di Palestina jatuh ke ke tangan Sultan Mesir. Hasil Perang Salib
sebetulnya negatif saja. Orang-orang Kristen Pribumi menderita, sama seperti tetangganya
yang Islam, karena peperangan yang terus-menerus itu. Pewperangan salib itu
mendatangakan perpecahan antara Gereja Eropah Barat dengan Gereja Otordoks-Timur.
Kekaisaran Romawi dirusuk orang-orang Barat, sehingga tak dapat lagi menahan serangan
orang-orang Turki. Mereka kemudian merebut Konstantinopel dan seluruh Eropah Tenggara.
BAB XI
SIKAP GEREJA BARAT MENGHADAPI DUNIA
Selama abad pertengahan, dalam hubungan Gereja Barat dengan dunia di sekitarnya dapap di
lihat diua sikap yang tampaknya bertentangan. Di satu pihak, Gereja ingin menguasai dunia
(hidup kenegaraan dan kemasyarakatan). Di pihak lain, banyak orang kristen yang menarik
diri dari dunia. Tetapi hanya satu pemikiran theologis yang menghasilkan kedua sikap itu.
Cita-cita Gereja Barat abad pertengahan, yaitu untuk menguasai dunia, yakni dengan negara
dan masyarakat. Mula-mula Gereja dikuasai negara (900-100). Tetapi Gereja melepaskan diri
dari ikatan itu (1000-1500). Tokoh-tokoh dari kedua belah pihak adalah paus Gregorius VII.
(1073-1085) dan kaisar Hendrik IV (1056-1106). Majelis Kardinal adalah suatu mmajelis
yang mula-mula beranggotakan 40-50 orang.Dikmudian hari jumlah itu diperluas, dan
pada zaman sekarang sudah mencapai 150 orang. Setiapkali seorang paus meninggal dunia,
maka berkumpul di Roma, Kurang dari satu gedun, dan tidak boleh keluar sebelum
memilih seorang paus baru. Beberapa orang kardinal bertindak jugasebagai “mentri”sri
paus.
BAB XII
THEOLOGI DAN KEPERCAYAAN ABAD PERTENGAHAN
Dapat dikatakan bahwa theologia dan kepercayaan abad pertengahan adalah hasil
suatu kompromi. Yaitu: a. Suatu kompromi antara ajaran alkitab dengan filsafat Yunani, b.
Suatu kompromi antara kesalehan yang bersifat alkitabiah dengan agama kafir (Yunani-
Romawi, German) yang tersebar di Eropah sdebelum datangnya agamak kristen(band I, IX).
Sesudah tahun 1000, orang-orang Eropah Barat mulai memperhatikan kembali karangan-
karangan filsafat Yuanani. Karangan itu terutama yang dari Pluto dan Aristoteles,
mengandung pemikiran yang berlainan denagn ajaran Gereja. Makanya, yang menjadicita-
cita theologia Abbad pertengahan ialah menyelaraskan ajaran Gereja itu dengan filsafat
Yunani. Aliran theologia itu disebutkan theologia Scholastik. Tokoh terkemuka dalam sejarah
Theologia scholastik ialah Thomas Aquino ( 1225-1274), seorang rahib anggota ordo
Dominikan. Ia berhasil menampung Azas-azas filsafat dalam suatu sistim Theologia yang
menyeluruh. Pola pemikirannya dapat dilihat dari cara ia membahas hubungan antara rahmat
Allah dan kemampuan manusia untuk berbuat baik.
BAB XIII
CARA-CARA KEPERCAYAAN LAINNYA. AKHIR ATAU PERTENGAHAN
Cara kepercayaan yang dianjurkan oleh Gereja Katolik-Roma pada abad pertengahan
berpusat pada lambang Gereja pada sakramen-sakranen yang dilayani oleh Gereja itu. Tetapi
selama masa itu terdapat pula orang yang tidak dipuaskan oleh corak kesalehan itu dan
mengemukakan cara-cara percaya yang lain.Gereja katolik-Roma ingin supaya kepercayaan
dan kesalehan orang-orang berkisar sekitar sakramen-sakramen dan Gereja selaku sarana-
sarana keselamatan. Ajaran Gereja yang diterima secara resmi, organisasi gereja, pun tata
ibadah pun mengungkapan kepercayaan dan kesalehan itu , tetapi selama abad pertengahan
ada pula orang-orang serta kelompok-kelompok yang menganut cara-cara percaya yang lain.
Terkadang mereka melancarkan keancaman terhadap ajaran dalam kehidupan Gereja,
terkadang mereka juga menyatakan keberatan terhadapnya. Dari sejumlah besar tokoh dan
kelompok. Intinya ialah keinginana agar jiwa mengalami dan merasai Allah secara langsung,
dan menyelinap di dalam Dia. Selaku orang kristen, ia tidak berani mencita-citakan begitu
saja persartuan manusia dengan Allah Ia mengajarkan bahwa jiwa harus mengarahkan
seluruh perhatiannya kepada Yesus Kristus yang sedang menderita sengsara itu. Maka jiwa
itu akan mencapai kesatuan dengan Kristus melalui tiga tahap. Yang pertama: bila melihat
Yesus Kristus, jiwa itu menyesali dosanya dan bertobat. Yang kedua: jiwa itu memikirkan
dan coba mencontoh kasih Kristus yang nampak dalam penderitaanNya. Dan yang ketiga
jiwa itu dilimpahi dengan kasih kristus dan dinyala-nyalakan olehNya, dalam kegiuran yang
tak terkalahkan. Sebenarnya, mistik adalah bertentangan dengan iman Kristen tetapi tokoh-
tokoh sepsrti Berhard dan eckhart dapat juga dianggap sebagai angota-anggota Gereja yang
setia, karena menyesuaikan mistik dengan ajaran Gereja, dan juga karena Gereja telah
menyesuaikan ajarannya dengan mistik. Yang menjadi soal adalah bahwa kaum mistik cukup
membedakan Khalik dari mahlik. Yang merupakan titik-tolak Wyclif dan Hus terhadap
ajaran dan tata-pemerintahan Gereja ialah justru Firman Allah, Alkitab. dari sebab itu mereka
suka disebut “printis-printis Reformasi”.
BAB XIV
LUTHER
Reformasi lahir dan berkembang di dalam lingkungan Gereja dan masyarakat Eropah Barat.
Lingkungan itu sempat mempengaruhi reformasi dalam banyak hal. Akan tetapi Reformasi
dicetuskan oleh hasil pergumulan yang berlangsung dalam kehidupan seorang rahib Jerman,
yaitu Marthin Luther. Martin Luther lahir dan dibesarkan dalam suatu keluarga yang setia
kepada Gereja Katolik-Roma. Pada umur 21 tahun (1505) luther memutuskan studinya dan
menjadi seorang rahib. Luther adalah seorang rahib yang paling seriuas. Ia menempuh jalan
keselamatan yang ditujukan oleh Gereja zamannya dengan sungguh-sungguhnya. Tetapi ia
mengalami bahwa jalan itu adalah jalan buntu. Akhirnya pada tahun 1514, Luther
menemukan jalan keluar dari kesusahannya itu. Jalan itu adalah pengertian baru tentang
perkataan-perkataan Paulus dalam Roma 1:16-17. Di tengah pergumulannya, Luther telah
bertemu dengan Allah yang ditemukannya di dalam Alkitab itu lain sifatNya daripada Allah
yang telah dikenalnya dalam ajaran Gereja. Luther telah menghayari hubungan antara Allah
dan manusia dengan cara yang baru. Penghayatan inilah yang menjadi titik-tolak maupun
pusat bagi gerakan Reformasi.
BAB XV
PERMUKLAAN PEMBAHARUAN GEREJA ( REFORMASI)
Yang menyebabkan timbul Pembendaharaan Gereja ialah perbedaan antara theologia serta
praktek Gereja dengan ajaran Alkitab seperti yang ditemukan oleh Luther. Tetapi peristiwa
yang membuat Reformasi itu mulai ialah penjualan surat-surat penghapusan siksa di Jerman
oleh Tetzel. Menentang ucapan-ucapan Tetzel, Luther ke-95 dalilnya. Dalil-dalil Luther
merupakan hasil pengalamannya sendiri. Dari sebab itu tulisan tsb. Dibaca dengan asyik oleh
orang banyak. Tetapi peminpin-peminpin Gereja di Roma menuduh Luther seorang penyesat.
Tetapi sebenarnya Luther merombak seluruh ajaran Gereja Abad Pertengahan, bilaia
mengatakan: “ bukan sakramen, tetapi imanlah yang menyelamatkan. Sementara itu gerakan
reformasi malin meluas. Dan luther sendiri makin sadar bahwa pengertiannya yang baru itu
akan mempunyai pengaruh atas seluruh ajaran dan tatagereja: makin banyak ia tolak unsur
dari theologia dan praktek Gereja Roma. Pada tahun 1520 Luther menerbitkan tiga tulisan
yang di dalamnya ia menguraikan pandangannya yang baru. Yang paling terkenal ialah
“kebebasan seorang kristen”, yang merupakan buku etika protestan yang pertama. Gereja
Roma dan Negara Jerman mengutuk dan mengucilkan Luther. Tetapi raja Friedrich yang
bijaksana tetap melindungi kita. Sesudah satu tahun, Luther kembali lagi ke Wittenberrg dan
meneruskan pekerjaan Reformasi. Sekarang ia mulai membaharui tata-kebaktian.
BAB XVI
ALIRAN-ALIRAN LAIN DI SAMPING REFORMASI AKHIR HIDUP LUTHER
Kekacauan yang ditimbulkan oleh permulaan Reformasi memberi leluasa bagi aliran-aliran
yang Abad Pertengahan ditindas oleh Gereja Roma. Dari jumlah kelompok-kelompok
“radikal” yang besar itu akan kita pilih dua untuk diuraikan. Yaitu Thomas Muenzer beserta
pengikut-pengikutnya, dan kaum Anabaptis. Pemikiran mistik Abad Pertengahan muncul
kembali di dalam diri Thomas Muenzer. Tetapi Muenzer mencampurkannya dengan ide-ide
yang menyebabkan suatu revolusi sosial. Thomas Muenzer (1419-1525) lahir di sebuah kota
kecil dekat Eisleben, dari suatu keluarga yang berada. Ia belajar theologi, dan menjadi ahli
yang terkanal dalam ilmu itu. Pada tahun 1520, dengan pengantaraan Luther, ia diangkat
menjadi seorang pengkotbah pada salah satu gereja di kota industri Zwickau. Pada zaman ini
ia seorang pengagum Luther. Tetapi di Zwickaw wataknya yang berkobar-kobar itu menjadi
menjadi nyata. Ia menghasut orang melawan iman-iman yang lain, dan akhirnya terjadi huru-
hara di antara kaum buruh kota itu. Muenzer harus melarikan diri ke luar negeri (1512).
Sekitar tahun 1525 terjadilah pemberontakan para petani di Jerman. Muenzer membenarkan
pemberontakan ini; Luther menolaknya. Akhirnya raja-raja Jerman menghancurkannya, dan
Muenzer ikut terbunuh. Peristiwa pemberontakan petani mempunyai akibat yang agak jauh
lebih bagi perkembangan Gereja-gereja Lutheran. Suatu kelompok yang agak lain daripada
kaum mistik itu ialah kelompok kaum Anababtis. Mereka ini menegaskan bahwa jemaat
krisren hanya boleh terdiri dari orang-orang percaya saja. Oleh karena itu mereka menolak
pembabtisan anak-anak. Sewaktu meletus pemberontakan para petani itu Luther merayakan
pernikahannya dengan katharina von Bora (1525). Dengan demikian ia menegaskan
protesnya terhadap larangan nikah (selibat) yang berlaku untuk kaum rohaniwan dalam
Gereja Roma. Selanjutnya Jerman Utara, skandinavia dan beberapa daerah lainnya memihak
kepada Refeormasi Luther. Tetapi di Eropah selatan dan wilayah Gereja Otordoks-Timur,
pengaruh Reformasi hampir tidak terasa.
BAB XVII
CALVIN
Luther adalah pelopor Reformasi, tepai di samping itu setiap daerah atau kota mempunyai
tokohnya sendiri, yang menyelenggarakan pembaharuan Gereja setempat. Yohanes Calvin
(1509-1564) adalah seorang sarjana hukum Prancis yang berminat kepada ilmu Theologia.
Sebab ia menjadi seorang pengikut luther ia di usir dari tanah airnya dan menjadi pendeta
kota Jenewa (Swis). Bapa calvin adalah seorng uskup di sana pada tahun 1536 (ia baru
berumur 26 tahun). Ia menyelesaikan kitanbnya yang berjudul pengajaran tentang agama
kristen, yang biasanya disebut institutio menurut nama latinnya yang disambut dengan
pembakaran resmi di Paris, bukanlah suatu buku ilmiah yang sulit semacam buku katekisasi
bagi anggota-anggota jemaat yang berminat sama seperti “katekismus Besar” dari Luther
(XVI,7). Dalam terbitan-terbitan yang selanjutnya, Calvin sangat memperluasnya, sehinggan
menjadi buku dogmatika protestan yang paling masyhu. Jemaat yang dilayani Calvin di
Starsbung adalah jemaat pengungsi dari Perancis yang terkaksa malirikan diri karena
penghambatan. Dengan sendirinya semangat jemaat itu adalah jauh berbeda dari semangat
orang-orang Jenewa, sehingga dapat diwujudkan suatu kehidupan jemaat yang suci. Sejak
tahun 1541, sampai kepada menunggalnya pada tahun 1654, Calvin tinggal lagi di Jenewa.
Disitu ia melamjutkan usaha-usahanya mengatur kehidupan jemaat. Ia: a. Menyusun surat
tata-gereja yang baru. Dan b. Ia berjuang terus menantang segala sesuatu yang menantang
segala sesuatu yang tidak sopan dalam jemaat, supaya Allah dihormati dalam seluruh
kehidupan kota.
BAB XVIII
KONTRA-REFORMASI TOLERANSI DAN INTOLERANSI
Ketika makin banyak daerah yang melepaskan diri dari Roma, maka peminpin Gereja Roma
mengerti bahwa tantangan yang hebat itu perlu dijawab besar-besaran. Jawaban Gereja itu
disebut: kontra-Reformasi. Ini mempunyai arti rangkap dua: kontra-reformasi adalah suatu
gerakan yang melawan pembaharuan gereja seperti yang diplopori oleh Luther. Tetapi
semenjak hal itu merupakan suatu pembaharuan Gereja Katolik-Roma sendiri tentu saja atas
dasar theologia Abad Pertengahan. Kontra reformasi itu mulai sekitar tahun 1540.
a. Pada tahun itu juga serikat Yesus didirikan.
b. Pada tahun 1542 puas mengatur kembali Inkwiswisi, pengadilan gerejani, yang bertugas
mengusut dan menghukum kaum penyesat.
c. Pada tahun 1545-1563 diadakan konsili Trente, yang menetapkan nama ajaran yang diakui
oleh Roma mana yang sesat.
Dengan demikian Gereja Roma mendapat pasukan penyempurnaan, lembaga pengadilan, dan
kepastian tentang apa yang di perjuangkannya. Pasukan penyempurnaan itu adalah anggota-
anggota Serikat Yesus. Serikat itu didirikan oleh Ignatius dari Loyola. Tujuan serikat Yesus
ialah : mengumpulkan seluruh dunia di dalam Gereja Kristus, yaitu Gereja katolik. Konsili
Trente menolak ajaraqn Reformasi dengan tidak menunjukan sedikit pun. Dengan demikian
siap-sedialah Gereja katolik untuk memberantas para “pemberontak”. Perjuangan
berlangsung salama satu-setengah abad (1550-1700). Hasilnya ialah bahwa Reformasi di
batasi, tetapi tidak bisa dimusnahkan. Begitulah pada abad ke-16 dan ke-17 intoleransi
merajalela di Eropah Barulah pada abad ke-18 penghambatan-penghambatan mereda.
BAB XIX
USAHA MISI KATOLIK-ROMA ABAD KE-16 DAN KE-17
Pada abad ke-16 perkabaran injil di Asia,yang telah macet itu, mulai ramai kembali. Hal itu
akibat dari, baik dari usaha-usaha bangsa-bangsa Eropah Selatan untuk menemukan jalan laut
ke Asia, maupun dari kegairahan baru yang dalam Gereja Katolik-Roma dibangkitkan oleh
kontra-reformasi. Yang pertana-tama memberitakan injil di Asia (dan Amerika) ialah
misionaris-misionaris katolik. Ada petrbedaan besar antara kesempatan-kesempatan dan hasil
misi di daerah-daerah jajahan Spanyol dengan yang terdapat daerah-daerah Portugis. Tetapi
mula-mula di mana-mana ada hubungan seerat-eratnya antara misi dengan kekuasaan bangsa
kulit putih. Sekitar tahun 1550, semangat kontra-reformasi mulai terasa dalam metode yaqng
diapakai oleh misi gereja. Sekarang yang menjadi penggerak misi bukanlah lagi negara
Spanyol/Portyugis, melainkan juga ordo-ordo, tetapi serikat Yesus. Mereka tidak begitu
bergantung lagi kepada kekuasaan bangsa kullit putih dan berani memasuki daerah-daerah
di luar wilayah jajahan kulit putih, misalnya Tiongkok, dan Jepang. Pada umumnya mereka
lebih bergairah juga daripada imam-imam yang di angkat oleh negara. Salah seorang pekabar
injil yang paling giat pada zaman itu ialah Fransiskus Xaverius (1506-1552). Beberapa
orang Yesuit lainnya merasa bahwa tidak cukup hanya menaruh simpati kepada orang-orang
pribumi itu, tetapi bahwa kwbudayaan dan agama harus dihormati. Begitulah pendapat
Matius Ricci (uc: Ritsyi) di Tiongkok (1600) dan de Nobili di India (1625). Indonesia pada
abad ke-16 termasuk wilayah pengaruh Portugis. Pekabaran injil mula-mula memperhatikan
disini corak umum, sama seperti yang dipaparkan di atas ini (pasal 2). Yaitu: a. Hubungan
yang antara pekabar injil dan kekuasaan bangsa kulit putih. B. Dangkalnya pengajaran
agama. C. Kesetiaan kepada agama kristen yang sering mengagumkan. Pada tahun 1570
pusat misi, yakni Maluku, ditimpa bencana yang hebat. Sultan Hairun dari Ternate dibunuh
dalam benteng portugis dengan penghianatan yang keji. Akibatnya ialah: banyak kampung
kristen di bakar. Dan dimana-mana serangan islam terhadap jemaat-jemaat Kriasten semakin
kuat, sehingga puluhan ribu orang menjadi murtad. Kedudukan misi semakin hari makin
sukar: orang-orang Portugis di benci, kehidupan rohani semakin memudar; jumlah orang
kristen berkurang, jumlah misionaris yang tinggal hanya sedikit dan mereka yang berani
tinggal, menderita sengsara. Makin surut kekuasaan Protugis, makin lenyaplah pula pengaruh
misi. Dengan demikian keadaan kekeristenan di Maluku, ketika pemerintahan Portugis di
Indonesia mulai di serang oleh Belanda. Orang-orang Belanda, yang beragama Protestan,
mengambil-alih jemaat-jemaat kristen, serhingga untuk dua abad lamanya misi katolik-Roma
tida bekerja di Indonesia, kecuali di kepulauan Flores dan di Timur.
BAB XX
SEJARAH GEREJA DI INDONESIA PADA ZAMAN V.O.C. (1596-1799)
Di Belanda pada masa itu agama Katolik-Roma sebagai agama resmi diganti dengan agama
Protestsn. Tetapi negara berusaha terus-menerus menguasai Gereja Protestan itu. Sejak tahun
1550 di Belanda terbentuk jemaat-jemaat Calvinis. Rajanya adalah raja Spayol, yang setia
kepada Roma maka orang-orang ditindas dengan keras. Akhirnya pecahlah pemberontakan.
Jadi ketika orsng-orang belanda datang ke Indonesia, ada perang berlangsung antara mereka
dengan Spanyol dan Portugal. Orang-orang Katolik-Roma tidak dianiaya; mereka boleh juga
berkumpul di rumah-rumah pribadi atau gedung-gedung gereja samaran. Di daerah-daerah
jajahan, polotik anti-katolik itu akan diteruskan. Dalam rangka peperangan melawan Spanyol
dan Portugal, orang-orang Belanda datang ke Indonesia, mereka mengambil-alih daerah yang
telah di kuasai portugal (1600). Orang-orang kristen di daerah iotu di jadikan Protestan.
Pandeta-pandeta yang datang ke Indonesia beberapa orang yang berbakat serta bersemangat.
Salah satu dari antara mereka adalah pendeta Sebastian Danckaerts (1618-1622 di Ambon,
1624-1634 di Jakarta). Ia pandai berkotbah dalam bahasa Melayu. Permulaan pekerjaan
Gereja di Jakarta dikenal dari laporan-laporsn tahunan yang panjang dari tangan Adriaan
Hulsebos (1616-1622) ia mebentuk majelis gereja yang pertama di kota itu. Kemudian
Gubernur-Jendral, yaitu Caon, mengutus dia ke Maluku untuk mengatur kehidupan gerejani
disana juga. Jakarta juga tempat tinggal pendeta Heurnius (1624-1632 di Saparua). Ia adalah
seorang yang sangat berbakat, dan ia pun sangat menyadari kewajiban Gereja untuk
mengabarkan injil kepada orang-orang yang bukan kristen. Penerjemmah Alkitab dalam
bahasa Melayu dengan cepat mendapat perhatian, tetapi pekerjaan belum selesai sesudah satu
abad lebih, yang pertama yanng berusaha menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Melayu
ialah pegawai-pegawai Kompeni anggota-anggota jemaat biasa. Frederik de Houtman.
Alkitab bahasa Merlayu adalah karya Melchior Leijdecker yang menduduki jabatan pendeta
di Batavia (1678-17010). Meskipun terdapat semangat dan usaha-usaha yang demikian,
namun keadaan Gereja adalah kurang baik. Kebijaksanaan V,C.O, terhadap gereja itu
mengakibatkan bahwa tenaga pendeta/pekabar injil adalah sangat kurang jumlahnya. Dan
hampir tidak ada usaha untuk mendidik orang-orang Indonesia menjadi peminpin-peminpin
rohani. Kekurangan akan pendeta ini berakibat fatal bagi Pembinaan jemaat-jemaat.
Pemberitaan Firman kurang terpelihara, dan pelayanan sakramen begitu jarang terjadi,
sehingga bisa menimbulkan alasan-alasan takhayul. Dibawah ini pernis keristen agama lama
hidup terus. Karena kepentingan Gereja terus mengalah terhadap kepentingan negara (V.O.C)
mereka pekabar injil kepada orang-orang yang bukan kristen tidak dapat berkembang juga.
“warisan” yang telah diperoleh dari misi katolik-Roma tidak bertambah banyak.
BAB XXI
GERAKAN-GERAKAN BARU DALAM GEREJA EROPAH
Reformasi abad ke-16 merupakan suatu riam dalam arusa sejarah Gereja. Tetapi sesudah itu
sejarah tersebut tidak berhenti. Ada lagi timbul gagasan-gagasan baru, muncul orang-orang
yang melancarkan gerakan-gerakan baru. Untuk mengerti sejarah Gereja Indonesia abad ke-
19 dan ke-20, maka perlulah kita memperhatikan apa yang terjadi di Eropah dan Amerika
sesudah pertengahan abad ke-17. Ada dua gerakan yang menarik perhatian pencerahan dan
Revival (Kebangunan). Pencerahan adalah suatu gerakan yang menyatakan bahwa dalam
segala hal tidak perlu manusia tunduk kepada kepercayaan atau keyakinan mana saja yang
dianjurkan kepadanya oleh Alkitab dan Gereja, atau oleh adat-istiadat yang ditueunkan turun-
temurun. Biarlah manusia hanya membenarkan dan menganut apa yang dapat di terima oleh
otaknya, apa yang “masuk di akalnya”. Gerakan perpecahan di mulai di Inggeris, dalam
p[arohan kedua abad ke-17. Lalu di siarkan oleh pengarang-pengarang Perancis, misalnya
Voltarie (1694-1779). Di Amerika, tokohnya yang utama ialah Tom Paine (1737-1809).
Perpecahan sangat berpengaruh dalam bidang kebudayaan dan kemasyarakatan Barat.
Misalnya di bidang politik. Di bidang agama, pencerahan sangat berpengaruh juga. Ia
memandang ajaran kristen se3bagai hal yang kolot saja dan menggantinya dengan suatu
“agama akali” atau “agama koadrati”. Akibat-akibat perncerahan anatara lain adalah :
timbulnya theologia modern, dan perpisahan Gereja dari negara. Pada abad ke-18 juga timbul
dalam gereja-gereja protestan suatu gerakan kebanguanan rohani. Di negara Belanda dan
Jeraman, gerakan itu disebut Piertisme; di Inggeris dan Amerika Revival. Baik pencerahan
maupun maupun theologia gerejanio yang resmi, dilawan oleh gerakan itu. Penganutnya
menanggap Gereja-gerej a sebagai “mati”. Pietisme dan Revival tidak suka akan Gereja-
Rakyat (Gereja suku) dan Gereja-negara. Gerakan Pietisme mulai sekitar tahun 1675 di
Jerman dan Belanda. Salah seorang tokohnya ialah Francke (1663-1727). Salah seorang
murid Francke ialah zinzendrof (1700-1760). Ia menjadi peminmpin jemaat Herrnhut, yang
sangat bergiat di bidang pekabaran Injil. Pelopor Revival di Inggris ialah Jhon Wesley
(1703-1791). Ia pun mengalami suatu pertobatan. Pada akhir hidupnya ia mendirikan Gereja
Metodist. Berkat usaha-usaha tokoh-tokoh Pietis dan Metodist maka gereja-gereja Protestan
mengalami suatu revival. Pengaruhnya terasa dibidang pekabaran Injil, di bidang
Oikomene dan di bidang sosial juga. Kebangunan rohani tidaklah terkait kepada tokoh-tokoh
Francke atau wesley saja, tidak hanya saja terbatas pada abad ke-18.
BAB XXI
SEJARAH GEREJA DI INDONESIA SESUDAH TAHUN 1799.
SEJARAH GEREJA PROTESTAN MALUKU
Sekitar tahun 1800, keadaan gereja di Indonesia adalah menyedihkan. Tetapi abad ke-19
adalah betul-betul “abad pekabaran Injil” bagi Indonesia juga. Dalam abad ke-19 dan pada
awal Abad ke-20, diletakkan dasar Gereja-gereja yang ada serkarang ini. Pemerintahan
Hindia-Belanda, yang mengambil-alih tugas-tugas VOC meneruskan kebijaksanaan VOC
terhadap Gereja. Gereja Protestan Indonesia di jadikan Gereja-negara. Dengan demikian
antara Gereja dengan negara terciptalah hubungan yang sama eratnya seperti pada zaman
VOC. Tetapi kerugiannya sama juga. Sama seperti pada zaman VOC, kegiatan Gereja keluar
di lumpuhkan. Dan kalangan pelayanan-pelayanan. Bukanlah gereja-gereja resmi, di
Indonesia maupun di Nederland, yang menjadi pendorong dalam usaha mengabarkan injil di
Indonesia, melainkan kalangan-kalangan orang yang dio jiwaqi oleh semangat
Revival/peitisme. Kalangan itu mendirikan beberapa lembaga pekabar injil, yang sejak tahun
1814 melaksanakan pekerjaan misioner di indonesia.
BAB XXII
SEJARAH GEREJA DI INDONESIA SESUDAH TAHUN 1799.
SEJARAH GEREJA PROTESTSN MALUKU
Sejarah tahun 1800, keadaan Gereja di Indonesia adalah menyedihkan. Tetapi abadke-19
adalah betul-betul “abad pekabaran injil”bagi Indonesia juga.dalam abadke-19dan awal abad
abad ke-20, diletakkanlah dasar Gereja-gerejan yang ada sekarang ini. Gereja-gereja dapat
digolongkan menjadi tiga golongan: Gereja-gereja negara, Gereja-gereja rakyat (hasil
pekerjaan Zending),dan Gereja-gereja minotaris (hasil pekerjaan Zending juga). Pemerintah
Hindia-Belanda, yang mengambil-alih tugas-tugas VOC meneruskan kebijaksanaan VOC
terhadap Gereja. Gereja Protestan Indonesia di jadikan Gereja-negara. Dengan demikian
antara gereja dengan negara terciptalah hubungan yang sama eratnya seperti zaman VOC.
Tetapi kerugiannya juga sama. Sama seperti pada zaman VOC, kegiatan Gereja luar di
lumpuhkan. Dan kalangan pelayanan-pelayanan gereja di masuki oleh suasana kepegawaian.
Bukanlan Gereja-gereja reswmi, di Indonesia maupun Nederland, yang menjadi pendorong
dalam usaha mengabarkan Injil di Indonesia, melainkan kalangan-kalangan orang yang di
jiwai oleh semangat Revival/Pietisme. Kalangan itu mendirikan beberapa lembaga pekabar
injil, yang sejak tahun 18 14 melaksanakan pekerjaan Misioner di Indonesia. Oleh karena
GPI kekurangan tenaga pendeta, maka Gereja-negara itu mengadakan kerjasama dengan
lembaga Zending NZG. Beberapa pekabar Injil utusan NZG diangkat menjadi pendeta atau
pendeta-bantu GPI. Salah seorang di antara mereka ialah Joshep Kam (1769-1833). Kam
diangkat menjadi pendeta kota ambon. Tetapi seluruh indonesia Timur menjadi parokinya,
wilayah pekerjaannya. Sama seperti diseluruh Indonesia, begitulah juga halnya di Maluku:
mutu kehidupan gerejani sangat merosot. Jasa Kam dalam memulihkan gereja di Maluku
adalah begitu besar, sehingga ia dijuluki gelar “Rasul Malulu”. Sembilan tahun sesudah Kam
meninggal dunia, kerjasama antara Gereja-gereja dengan Zending yang telah berhasil begitu
baik dihentikan oleh pemerintah. Tetapi akibat pekerjaan Kam dasn kawan-kawannya, sudah
tidak lagi ditiadakan. Sejak tahun 1850, orang-orang ambon ikut membawa injil keseliuruh
Indonesia Timur. Dalam abad ke-20 organisasi GPI dibaharui. Hubungan anatara Gereja itu
dengan negara dilepakan (1935-1950). Dan dibentuklah Gereja-gereja tersendiri: GMIM,
GPM, dan GTMIT. Pada tahun 1935 Gereja Protestan Maluku menjadi berdiri sendiri.
BAB XXIII
SEJARH GEREJA-GEREJA YANGLAHIR DARI PEKERJAAN ZENDING: HKBP
DAN GKJW
Samapai kepada abad ke-19, suku-suku Batak hidup terpencil. Gereja V.O.C. tidak
mengindahkan mereka. Dalam parohan abad ke-19, Islam mulai memasuki wilayah Batak.
Beberapa usaha untuk mengabarkan Injil di wilayah itu tidak berhasil. Akhirnya (1861),
tanah Batak menjadi lapangan kerja RMG. Tokoh utama dalam sejarah pekabar Injil di
tengah bangsa Batak ialah: Ludwig Ingwer Nommensen (1834-1918). Ia memilih daerah
Silindung sebagai pusat p.I. di Tapanuli (1864). Berkat dukungan seorang kepala suku
Bataki, yaitu Raja Pontas Lumbantobing. Ia berhasil mengatsasi kesulitan-kesulitan dan
bahaya-bahaya yang di hadapinya dalam tahun-tahun yang pertama. Tetapi sesudah itu Injil
menenangkan tanah Batak dengan pesat. Nommensen lahir dalam suatu keluarga yang miskin
di Jerman Utara. Ia mengtalami peristiwa pertobatan yang menjadikan dia seorang kristen
yang bergairah. Ia melamar RMG untuk dapat menjadi seorang pekabar Injil. Lalu ia dididik
di wisma RMG di Barmen, dan pada tahun 1861 ia berangkat ke Sumatera. Sesudah
perajalanan yang 142 hari lamanya ia tiba di Padang, dan di pekerjakan dalam wilayah
kekuasan Belanda. Tetapi ia tidak menyyetujui strarategi dari teman-temannya dan ketaantan
mereka terhadap laranagan pemerintah untuk masuk ke pandalaman. Is berminat menyiarkian
agama krisaten bukan dari pnggir, melainkan dari pusat Tapanuli. Dengan maksud itulah
pada permulaan tahun 1864 ia pindah ke Silindung. Oreang-orang kristen yang pertama kali
di kumpulkan oleh Nomensen dalam suatu kampung tersendiri, Huta Dame, sebab mereka
diusir dari kampung halamannay masing-masing. Kemudian pusat p.I. dipindahkan ke
Pearaja. Pada tahun 1874 di Silindung aa 700 orang kristen, tahun 1881 3500 orang, tahun
1891 10.000 orang. Pada tahuhn 1893 p.I. di mulai di pulau Samosir, 1903 di daerah
Simalungun, 1917 di daerah Pakpak. Dengan demikian, seluruh tanah Batak berada dalam
lingkungan pengaruh zending, sedangkan tahun 180.000 orang telah masuk kristen. Sejak
bekarja di Tapanuli, nommensen telah mementingkan pendidikan tenaga Batak sebagai guru-
guru dan guru-guru Injil. Ia pun membuka sekolah pendidikan pendeta yang pertama di
Indonesia (1883). Soal organisasi gereja diperhatikan juga: pada tahun 1881 ia menyusun
tata-gereja yang berlaku sampai tahun (1930). Sesudah perang dunia yang pertama, Gereja
Batak mulai berdiri sendiri. Proses itu selesai pada tahun194. Yang terbesar dalam Gereja
Batak adalah HKBP. Tetapi beberapa gereja lainnya memisahkan diri daripadanya. Pada
tahun 1816 Henry Van, sekertari salah satu lembaga p.I. Inggeris, menentukan tiga tujuan
yang harus diapai oleh suatu Gerej, agar Gereja itu betul-betul berdiri sendiri. Yaitu: self-
support, self-government, self-extension (menanggung biaya sendiri; memegang pemimpin
sendiri; mengabarkan injil sendiri). Permulaan sejarah Gereja Kristen Jawi Waten ditentuksn
oleh dua orang yang sangat berlainan coraknya:Bapa Emde dan Coolen.
BAB XXIV
BEBERAPA PERSOALAN UMUM DALAM SEJARAH GEREJA-GEREJA DI
INDONESIA
SEJARAH GEREJA-GEREJA DI INDONESIA SESUDAH 1942
Gereja-gereja di Indonesia pada abad ke-19 dan ke-20 beberapa persoalan yang dihadapi
pekabar Injil di seluruh Indonesia yaitu: a. Sikap pemerintahan Hindia Belanda terhadap p.I.
b. Hubungan antara Injil dengan kebudayaan Barat/pribumi. c. Kedewasaan gereja-gereja
yang lahir dari p.I. sikap pemerintahan Hindia-Belanda terhadap p.I. mempunyai dua muka.
Di situ pihak, pemerintah seringkali seringkali mempersulit atau sampai-sampai melarang
pekabaran Injil. Tetapi di lain pihak, terutama sesudahtahun 1900, pekabar p.I. itu
disokongnya, baik secara politis maupun, secara tidak langsung, dengan uang. Persoalan yang
juga di hadapai oleh Zending pada umumnya ialah hubungan antar injil dengan kebudayan
Eropah/pribumi. persoalan yang ketiga adalah seringkali gereja-gereja di Indonesia itu berdiri
sendiri sesudah berselang waktu yang lama sejak dimulainya pekabar Injil didaerahnya. Sama
seperti dalam tahun-tahun sebelum perang dunia II bangsa Indonesia lambat-laun
mempersiapkan diri untuk berdiri sendiri, begitulah juga halnya dsengan Gereja-gereja di
Indonesia. Proses itu dipercepat oleh pecahnya perang dan datangnya kemerdekaan
sesudahnya. Sesudah perang dunia, peristiwa-peristiwa politis tetap ikut menentukan
perkambangan Gereja di Indonesia.
BAB XXV
SEJARAH GEREJA KATOLIK-ROMA SESUDAH KONTRA-REFORMASI
Pada abad ke-16 Gereja Katolik-Roma menolak pembaharuan seperti yang dianjurkan oleh
Luther dan kawan-kawannya. Dalam zaman yang berikutnya sikap itu tidak berubah, yaiyu
Gereja tersebut terus memperkembangkan segi-segi ajarannya dalam tata-gerejanya yang
justru asing bagi seorang Protestan. Barulah sesudah tahun 1960, dengan diadakannya
Konsili Vatikanum II mulailah nampak sikap yang lebih terbuka. Misi, yaitu usaha pekabaran
injil dari pihak Gereja Katolik-Roma, yang telah begitu berkembang pada abad ke-16 dan ke-
17, sangat mundur pada abad ke-18. Kelemahan-kelemahan yang menyebabkan kemunduran
ini sama dengan kelemahan pekabar Injil dari pihak Protestan di Indonesia pada zama VOC.
Cukup lama waktunya sebelum misi mulai mengalihkan kepeminpinan kepada orang-orang
pribumi: di Asia sesudah tahun 1925, di Afrika barulah sesudah tahun 1950. Dan lebih lama
lagi sebelum hubungannya menjadi lebih baik sedikit dengan pekabar Injil Protestan dan
Gereja-gereja Protestan yang muda.
BAB XXVI
GEREJA-GEREJA TETANGGA
Sejarah pekabar Injil di Asia di plopori oleh Willam Carey (1761-1834). Carey “bapa
pekabar Injil moderen”, adalah seorang Baptis dari Inggeris. Ia seorang tukang sepatu yang
merangkap sebagai pendeta awam dan guru sekolah rakyat. Pada zaman jajahan Inggeris,
kecuali beberapa daerah-kantong yang dikuasai oleh Femark dan lain-lainnya. Pekabaran Injil
daereh Inggeris itu hampir tidak ada. Carey mel;etakkan dasar pekerjaan p.I. di sana dengan
menterjemahkan Alkitab ke dalam berbagai-bagai bahasa dan memikirkan metode-metode
yang baik di ikuti. Sama separti di Afrika dan di daerah-daerah Asia lainnya, juga India
hubungan antara agama kristen dengan kekuasaan serta kebudayaan Barat merupakan
persoalan. Tokoh-tokoh India, seperti Sadhu Sundar Singh berusaha memberikan suatu
bentuk khas India kepada Injil. Di Tiongkok, pekabaran Injil dimulai sesudah tabun 1840.
Salah seorang tokohnya ialah Hudson Taylor (1832-1905)
BAB XXVII
SEJARAH GEREJA-GEREJA KRISTEN DI AFRIKA
Agama kristen sudah menetap di Afrika Utara sejak abad ke-2. Tetapi sejak abad ke-7 hampir
seluruhnya didesar lagi Afriks disebelah selatan gurun Sahara. Namun sampai tahun 1800
kegiatan p.I. belum menghasilkan suatu gereja yang berdiri sendiri. Diantara pekabar Injil di
Afrika Barat sesudah tahun 1800, ada banyak bekas-bekas budak. Salah seorang bekas-budak
yang membawa agama kristen-kepada orang-orang sebangasanya ialah Samuel Crowther
(1810-1892). Setelah tahun 1880, hampir seluruh Afrika dijajah oleh negara-negara Eropah
Barat. Pada waktu yang sama, usaha penyiaran agama Kristen sampai ke pelosok-pelosok
Afrika.
BAB XXVIII
SEJARAH GEREJA DI AMAERIKA UTARA
Oleh karena sampai tahun 1783 Amerika Serikat merupakan jajahan Inggeris, maka untuk
mengerti sejarah Gereja daereh itu perlu diketahui sejarah Gereja di Inggeris. Di Inggeris,
pada abad ke-16 didirikanlah Gereja Anglikan, yang sangat erat hubungannya dengan
negara. Golongan-golongan minoritas, baik R.K merupakan Protestan, di tindasa.pada tahun
1534 raja Henry VII melepaskan Gereja Inggeris daripada kekuasaan paus. Dengan demikian
lahirlah Gereja Anglikan. Tata ibadahnya seperti bias, ajarannya misalnya tentang rahmat dan
dosa, atau tentang sakramen-sakramen, makin diperbaharui oleh teologi Protestan. Gereja
Anglikan adalah Gereja yang ajarannya bercorak protestan, tetapi yang mempunyai tata-
gereja yang episkopal protestan (II,5;III, 4). Raja Inggeris adalah merupakan kepalanya.
Banyak penganut dari golongan tertindas itu mengungsi ke Amerika, bersama dengan
anggota-anggota Gereja-gereja lainnya. Begitulah timbil suasana yang khas Amerika: ada
banyak Gereja yang bersaing secara hebat, tetapi yanbg belajar bersifat toleran satu sama
lain; tidak ada gereja yang dianakmaskan oleh negara, tetapi semua sama berbangsa karena
berdiri sendiri dan serba bebas dari ikatan dengan negara. Sama separti gereja Eropah,juga
Gereja-gereja yang di Amerika, mengalami kebangunan Rohani (Revival) pada abad ke-18.
Tokohnya yang terkemuka ialah Jonathan Edwards, yang berhasil memberi dasar theologia
yang kokoh kepada gerakan kebangunan itu. The Great Awakening melemah sesudah tahun
1750. Tetapi selanjutnya suasana revival itu menjadi salah satu ciri yang tetap dalam
kehidupan gerejani di Amerika dapat dibedakan tiga golongan kebangunan yang besar lagi,
yang masing-masing mempunyai seorang tokoh yang terkenal juga: yang kedua
1800(Finney), yang ketiga 1870 (Moody), dan keempat 1950 (Billy Graham). Pengaruh
kebangunan-kebanguanan Gereja-gereja pada umumnya jauh lebih besar di Amerika daripada
di Eropah. Tetapi kesatuan theologis yang telah di caapai oleh Edwards menjadi hikang.
Zaman kebangnan rohani yang kedua tidak mempunyai seorang theiologseperti Edwards,
yang tahu menggabungkan unsur-unsur yang tampaknya bertentangan. Akibatnya ialah
bahwa salam abad ke-19 dan ke-20 masyarakat Protestan di Amerika menjadi terpecah.
Muncullah dua aliran yang bertentangan dengan gigih, yaitu aliran liberal dan aliran
fundamentalis. Yang merupakan salah satu ciri khas kekeristenan di Amerika adalah juga
banyaknya sekta-sekta. Sekta yang agak jauh jaraknya daripada ajaran Kristen yang
tradisionali ialah gerakan Adventis dan, lebih jauh lagi, saksi-saksi Jehovah.
BAB XXIX
SEJARAH GEREJA EROPAH PADA ABAD KE-19 DN KE-20
Gereja-gereja di Eropah sampai abad ke-20 mendapat lebih banyak dukungan dan
penghormatan dari pihak pemerintah-pemerintah daripada di Amerika Serikat. Tetapi
sebaliknya, Gereja-gereja itu dihadapkan kepada tantangan yang lebih hebat dari pihak
masyarakat. Tantangan-tantangan itu adalah: perkembangan filsafat, dan perkembangan
sosialisme. Gereja di Eropah merupakan gereja-mayoritas di negaranya. Tetapi pada abad ke-
19 juga bangkitlah tantangan-tantangan yang hebat untuk Gerja dari pihak masyarakat umum.
Tantangan pertama ialah perkembangan pemikiran modern yang dengan semakin terbuka
menjauhi iman kristen.