Media Pembelajaran TUGAS INDIVIDU
Media Pembelajaran TUGAS INDIVIDU
Media Pembelajaran TUGAS INDIVIDU
Rombel :C
HIDUP RUKUN
Manusia adalah mahluk sosial yang membutuhkan interaksi antara sesama manusia. Sebagai makhluk
sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri. Maka dari itu dibutuhkan sikap toleransi sesama manusia untuk
membuat hidup bangsa Indonesia menjadi tentram, aman dan damai. Hidup rukun diajarkan sedari kecil
kepada anak, agar anak ketika sudah keluar dari lingkugan rumah dapat hidup rukun berinteraksi dengan
sesama. Peserta didik usia sekolah dasar di era dahulu dan sekarang cenderung berbeda. Siswa era dahulu
sebagian besar masih sering menerapkan budaya hidup rukun, gotong royong, cinta lingkungan dan
menerapkannya dikehidupan sehari-hari. Meskipun dewasa ini masih ada juga siswa yang sama dengan
siswa era dahulu dan disekolah sudah dididik untuk menanamkan sikap-sikap tersebut, dalam
penerapannya masih banyak yang acuh dan sebatas melakukannya disekolah saja. Maka dari itu tidak
hanya dari keluarga anak juga wajib diajarkan hidup rukun ketika sudah mulai memasuki usia sekolah.
Disekolah guru yang bertugas mengajarkan dari sikap,kebiasaan hingga dari aktifitas pembelajaran di
dalam kelas. Namun apa kita sudah paham betul hidup rukun itu seperti apa, kadang walaupun itu sudah
berlangsung lama diajarkan tapi tetap saja masih ada yang belum benar-benar menerapkan hidup rukun
dalam keseharian dan lingkungan sekitarnya.
Pembelajaran hidup rukun tidak hanya diajarkan melalui mata pelajaran kewarganegaraan (PPKN) tetapi
dapat melalui seluruh pembelajaran dengan menyelipkan sikap bagaimana hidup rukun itu sendiri kepada
anak dengan cara yang menarik. Guru sebagai fasilitator dalam kelas saat belajar, penting memberikan
penanaman karakter hidup rukun didalam kelas maupun diluar kelas. Hal ini juga dapat guru lakukan
dengan memberikan praktek pembelajaran berupa motivasi atau presepsi agar anak ingat pesan yang
ingin disampaikan guru. Penanaman karakter tidak hanya melalui praktek tapi dapat pula melalui literasi,
contohnya seperti membaca dongeng atau kisah yang sarat akan pesan moral dan edukasi yang baik
untuk usia anak-anak. Berikut salah satu contoh media yang bisa digunakan guru untuk mengajarkan
karakter hidup rukun untuk memudahkan guru menyampaikan pesan kepada anak.
Alat :
Air,
minyak sayur,
sabun cair.
Bahan :
Gelas ukur,
gelas kecil,
sendok.
Langkah Kegiatan untuk menanamkan karakter
1. Tuangkan air dalam gelas ukur atau gelas kecil kemudian tuangkan minyak dalam gelas tersebut.
2. Aduk perlahan-lahan campurkan minyak dan air dalam gelas tersebut dan biarkan anak-anak
mengamati lalu tanyakan pada mereka apa yang terjadi pada minyak dan air yang terjadi pada
minyak dan air dalam gelas tersebut.
3. Lakukan langkah 1 dan 2 kemudian tuangkanlarutan sabun cair.aduk ketiga larutan itu sebanyak
20 kali. Biarkan anak-anak mengamati lalu tanyakan apa yang terjadi dan mengapa hal itu
terjadi.
Air memiliki sifat tidak dapat bercampur dengan minyak. Air dan minyak memiliki sifat yang saling
bertentangan. Air sabun memiliki sifat merusak jaringan. Jadi, bila kita memasukkan sabun cair kedalam
campuran minyak dan air maka jaringan keduanya akan rusak. Akibatnya minyak dan air dapat
bercampur hingga menghasilkancampuran yang indah atau menyatukan keduanya. Anak-anak dapat
meniru sifat sabun yang mendamaikan minyak dan air. Melalui sabun maka minyak dan air dapat bersatu.
Jika ada teman yang bertengkar maka anak-anak harus mendamaikan. Seperti sabun yang mendamaikan
minyak dan air yang sebelumnya tidak dapat bersatu.
Dan setelah selesai melakukan percobaan sains sederhana kita juga dapat menjelaskan kepada
mereka dengan bahasa yang mudah mereka pahami. Dan jangan lupa menyampaikan pesan kepada
mereka. Misalnya:
· “Kita harus mempunyai sifat seperti sabun yang bisa berteman dengan siapa saja. Jangan seperti
minyak yang tidak mau bermain dengan air”
· “jadilah seperti sabun yang bisa menyatukan air dan minyak menjadi teman”
Setelah percobaan sains sederhana dan penanaman nilai-nilai karakter selesai. Sebaiknya kita para
pendidik atau orang tua mengajarkan anak-anak berdo’a, membersihkam tempat percobaan serta
merapikan peralatan. Dengan begitu kita dapat menanamkan karakter kecintaan kepada Tuhan Yang
Mahaesa, kedisiplinan, peduli lingkungan, tolong-menolong, kerjasama, dan gotong royong
Keluarga saya sangat rukun dan tidak ada pertengkaran antar sesama anggota keluarga. Saya sangat
senang melihat keluarga saya yang rukun. Dengan rasa senang dengan keluarga, saya merasa nyaman
untuk kegiatan apapun dirumah seperti, mengerjakan tugas, belajar, dll. Saya mempunyai kakak tetapi,
kakak saya sudah berumah tangga. Saya sangat sedih karena tidak ada yang mengajari saya belajar lagi.
Tetapi, masih ada orang tua saya yang sangat sayang sama saya. Saya harus bisa membahagiakan orang
tua saya. Agar orang tua saya semakin sayang sama saya.
Keluarga saya ingin saya lebih pandai dari pendidikan mereka dan saya giat belajar. Agar bisa
mewujudkan cita-cita saya. Saya sangat ingin menjadi seorang pramugari yang setiap hari terbang
kemana-mana. Karena saya ingin orang tua saya bahagia. Saya belajar dengan penuh semangat.
Suatu hari keluarga saya kehilangan sesuatu barang yang berharga. Yang dituduh adalah kakak saya
padahal semalam kakak saya masih lembur bekerja dan menginap di tempat dia bekerja. Dan ternyata
keluarga saya bertengkar dan tidak rukun lagi. Kakak saya beserta istri dan anak nya tidak tinggal
serumah dengan saya dan orang tua saya lagi. Sekarang rumah menjadi sepi, karena kepergian kakak
saya. Saya sangat sedih melihat keluarga saya yang rukun tiba-tiba menjadi bermusuhan.
Dengan keadaan keluarga saya yang sudah tidak rukun lagi. Prestasi saya menurun dan ini menjadi
pertengkaran lagi. Saya berusaha untuk menjelaskan penyebab menurunnya prestasi saya. Tetapi, orang
tua saya marah sama saya. Akhirnya saya pergi meninggalkan rumah dan meninggalkan selembar surat.
Saya lebih tenang dirumah kakak saya. Dan saya tinggal bersama kakak saya.
Orang tua saya mencari saya. Dan akhirnya orang tua saya bertemu dengan kakak saya. Dan kakak
saya memberi tahu kalau saya tinggal bersamanya. Saya dijemput oleh orang tua. Dan akhirnya orang tua
saya menyadari kesalahan mereka. Dan keluarga saya sekarang menjadi rukun lagi.
Saya sudah merasa nyaman lagi tinggal bersama kakak saya dan orang tua saya. Prestasi saya
semakin hari semakin naik. Dan orang tua saya bahagia kembali, melihat prestasi saya yang naik
kembali. Waktu ulangan akhir semester saya mendapat nilai diatas 90. Dan akhirnya saya mendapat
peringkat 1.
Keluarga saya sangat senang melihat nilai kemampuan saya. Dan akhirnya saya diajak pergi
mengunjungi tante di Kalimantan. Saya sangat senang tinggal di Kalimantan karena saya mempunyai
banyak teman di sana. Meskipun saya tidak paham jelas tentang bahasa yang mereka bicarakan. Selama
satu minggu saya dengan keluarga saya tinggal dirumah tante saya. Akhirnya saya pulang untuk
bersekolah kembali.
Sebelum saya masuk sekolah kembali saya membuat cerita tentang liburan kenaikan kelas itu dan
dikumpulkan pada hari ketika masuk kembali ke sekolah. Keluarga saya semakin rukun dan tidak ada
yang dipermasalahkan. Semakin hari saya semakin merasa nyaman berada di rumah. Dan saya ingin
mengajak keluarga berlibur ke Kalimantan kembali jika saya ujian nasional nya mendapat nila yang
tinggi dan kalau tidak tinggi akan berlibur didesa.
Waktu ulang tahun saya yang ke-9 tahun dirayakan bersama keluarga dari Kalimantan dan Kediri
serta keluarga saya didesa lainnya. Saya senang keluarga saya semua berkumpul untuk merayakan ulang
tahun saya. Saya mendapat hadiah banyak. Saya membagi hadiah saya ke ibu saya, karena berkat ibu
saya keluarga saya datang semua. Orang tua saya sangat bahagia melihat saya senang.
Ketika saya menjelang ujian nsional orang tua saya bertengkar karena masalah yang tidak jelas. Dan
saya mencoba untuk menanyakan , tetapi orang tua saya menuduh saya ikut campur urusan mereka. Saya
menjelaskan apa yang saya mau bicarakan. Saya membicarakan “sebaiknya ayah dan ibu jangan
bertengkar dulu karena saya akan melaksanakan ujian”.
Orang tua saya menanggapi keluhan saya. Dan akhirnya orang tua saya akrab kembali dan mencoba
untuk rukun. Tetapi hasil ujian saya tidak memuaskan dan tidak jelek.Tetapi lumayan karena saya
kurang belajar. Dan akhirnya orang tua saya menyekolahkan saya di SMP TAMAN PELAJAR.
Waktu SMP saya mencoba untuk memperbaiki sikap saya yang tadinya di SD sedikit malas. Dan
saya mencoba untuk membahagiakan orang tua saya. Orang tua saya tidak lagi sepenuhnya
menyayangiku karena ada adik saya. Dan saya hanya dibantu oleh kakak untuk mempelajari pelajaran
karena pelajarannya sangat sulit.
Saya ingin waktu SMP prestasi saya naik. Tetapi di situ banyak yang pintar, jadi saya mencoba
dengan sebisa kemampuan saya. Keluarga saya tetap mendukung meskipun saingannya banyak.
Keluarga saya memiliki keluhan ktena adik saya nakal. Karena orang tua saya sedih, saya hanya bisa
membantu, untuk sementara untuk dititipkan ke tante yang rumahnya dekat dengan keluarga saya. Saya
ingin sekali adik saya tidak nakal karena itu bisa menyusahkan keluarga saya.
Agar keluarga saya kembali senang saya harus memberi nilai terbaik waktu ulangan harian ini.
Akhirnya nilai saya lumayan baik. Dan pada ulangan akhir semester saya mendapat nilai lumayan tinggi
dan saya mendapat peringkat 4. Dan akhirnya orang tua saya bangga kepada saya dan senang kembali
meskipun adik tetep nakal.
Memiliki keluarga yang rukun itu menyenangkan karena apa yang kita inginkan pasti akan dituruti.
Saya sangat bangga dengan keluarga saya, karena meskipun ada pertengkaran disitu masih ada
kerukunan. Saya akan membahagiakan keluarga saya dan mewujudkan cita-cita saya dengan penuh
semangat.