Makalah MAKP Fungsional by Lisa

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

Kelompok :3

Mata Kuliah : KPDPK

Dosen : Kartini Abidin,S.Kep.,Ns.

MAKP (Model Fungsional)

DISUSUN OLEH:

Desriani (19.010)

Fitriani (19.013)

Masita Dihuma (19.018)

Reski Ramdani (19.023)

Siti Nurhalisa (19.027)

JURUSAN KEPERAWATAN

YAYASAN PENDIDIKAN MAKASSAR

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,

rahmat, dan hidayahnya hingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang

berjudul “MAKP Fungsional”. Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum

sempurna, hal ini disebabkan karena keterbatasan yang dimiliki oleh kami. Oleh

karena itu, kami memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan

dan kami dengan senang hati akan menerima saran dan kritik yang membangun

dari berbagai pihak demi penyempurnaan makalah ini.

Besar harapan kami agar makalah ini dapat diterima dan digunakan

dengan baik. Dan kami berharap semoga semua amal baik yang telah diberikan

senantiasa mendapatkan balasan dari Tuhan Yang Maha Esa.

Tim Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................5

A. Latar Belakang..............................................................................................5

B. Rumusan Masalah.........................................................................................6

C. Tujuan...........................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................8

A. Definisi MAKP.............................................................................................8

B. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dalam Perubahan MAKP.......................9

C. Metode Pengelolaan Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Profesiona.12

D. Definisi MAKP Fungsional........................................................................12

E. Kelebihan MAKP Fungsional.....................................................................13

F. Kekurangan MAKP Fungsional..................................................................14

BAB III PENUTUP...............................................................................................15

A. Kesimpulan.................................................................................................15

B. Saran............................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif

dalam menjalankan suatukegiatan di organisasi. Manajemen mencakup kegiatan

koordinasi dan supervisi terhadap staf,sarana dan prasarana dalam mencapai

tujuan. Manajemen keperawatan merupakan proses bekerjamelalui anggota staf

untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Proses

manajemenkeperawatan sejalan dengan keperawatan sebagai salah satu metode

pelaksanaan asuhankeperawatan secara profesional, sehingga diharapkan

keduanya saling menopang.Adanya tuntutan pengembangan pelayanan kesehatan

oleh masyarakat umum, termasuk didalamnya keperawatan, merupakan salah satu

faktor yang harus dicermati dan diperhatikan olehtenaga perawat, sehingga

perawat mampu berkiprah secara nyata dan diterima dalam

memberikansumbangsih bagi kemanusiaan sesuai ilmu dan kiat serta kewenangan

yang dimiliki. Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat

dalam pelayanan keperawatan adalahmelakukan manajemen keperawatan dengan

harapan adanya faktor kelola yang optimal mampumeningkatkan keefektifan

pembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasanklien

terhadap pelayanan keperawatan.Ruangan atau bangsal sebagai salah satu unit

terkecil pelayanan kesehatan merupakan tempat yangmemungkinkan bagi perawat

untuk menerapkan ilmu dan kiatnya secara optimal. Namun perludisadari, tanpa

tanpa adanya tata kelola yang memadai, kemauan, dan kemampuan yang kuat,
sertaperan aktif dari semua pihak, maka pelayanan keperawatan profesional

hanyalah akan menjadi teorisemata. Untuk itu, penulis tertarik untuk membahas

Salah satu Model Asuhan Keparawatan yaitu,Model Asuhan Keperawatan

Profesional Fungsional.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi MAKP?

2. Apa saja faktor-faktor ysng berhubungan dalam perubahan MAPK?

3. Bagaimana metode pengelolaan sistem pemberian asuhan keperawatan

professional?

4. Apa definisi MAPKfungsional?

5. Apa kelebihan MAKP fungsional?

6. Apa kekurangan MAKP fungsional?

C. Tujuan

1. Untuk memahami definisi MAKP.

2. Untuk megetahui faktor-faktor ysng berhubungan dalam perubahan

MAPK.

3. Untuk memahami metode pengelolaan sistem pemberian asuhan

keperawatan professional.

4. Untuk memahami definisi MAKP fungsional.

5. Untuk memahami kelebihan MAKP fungsional.

6. Untuk memahami kekurangan MAKP fungsional.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi MAKP

Model asuhan keperawatan professional (MAKP) adalah suatu sistem

(struktur, proses, nilai-nilai professional) yang memungkin perawat professional

mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menunjang

asuha tersebut. (Hoffart & Woods, 1996 dalam Huber, 2010).

Pengertian lain menyebutkan MAKP adalah salah satu metode pelayanan

keperawatan dari sistem, struktur, proses, dan nilai-nilai professional, yang

memfasilitasi perawat professional yang mempunyai kemampuan dan tanggung

jawab dalam mengatasi masalah keperawatan dan telah meghasilkan berbagai

jenjang produk keperawatan untuk pemberian asuhan keperawatan termasuk

lingkungan tempat asuhan keperawatan tersebut diberikan. (Sitorus & Yulia,

2005).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa model asuhan

keperawatan professional (MAKP) adalah suatu sistem (struktur, proses, dan

nilai-nilai professional) berupa metode pelayanan yang memfasilitasi perawat

profesional dengan kemampuan dan tanggung jawab yang dimiliki untuk

memberikan asuhan keperawatan termasuk tempat asuhan keperawatan itu

diberikan.
D. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dalam Perubahan MAKP

1. Kualitas pelayanan keperawatan


Setiap upaya untuk meningkatkan pelayanan keperawtan, kita selalu
berbicara mengenai kualitas. Kualitas diperlukan untuk :
a. Meningkatkan asuhan keperawatan kepada pasien atau konsumen
b. Menghasilkan keuntungan (pendapatan institusi)
c. Memepertahankan eksistensi institusi
d. Meningkatkan kepuasan kerja
e. Meningkatkan kepercayaan konsumen atau pelanggan
f. Menjalankan kegiatan sesuai aturan atau standar

2. Standar praktik keperawatan


Standar praktik keperawatan di Indonesia disusun oleh Depkes RI
(1995) yang terdiri dari beberapa standar.
Menurut JCHO: Joint Commmission on Accreditationof Health
care Organisation (1999:1 ; 4: 249-54) terdapat 8 standar tentang asuhan
keperawatan yang meliputi (Novuluri, 1999; 1; 4: 249-54):

a. Menghargai hak-hak pasien


b. Penerimaan pasien sewaktu pasien MRS
c. Observasi keadaan pasien
d. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
e. Asuhan pada tindakan non-operative dan administrative
f. Asuhan pada tindakan operasi dan prosedur invasive
g. Pendidikan pada pasien dan keluarga
h. Pemberian asuhan secara terus-menerus dan berkesinambungan
Standar intervensi keperawatan yang merupakan lingkup tindakan
keperawatan dalam pemenuhan dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasara
manusia (14 KDM dari Henderson)
a. Oksigen
b. Cairan dan elektrolit
c. Eliminasi
d. Keamanan
e. Kebersihan dan kenyamanan fisik
f. Istirahat dan tidur
g. Gerak dan jasmani\
h. Spiritual
i. Emosional
j. Komunikasi
k. Mencegah dan mengatasi risiko psikologis
l. Pengobatan dan membantu proses penyembuhan
m. Penyuluhan
n. Rehabilitasi

3. Model praktik
a. Praktik Keperawatan Rumah Sakit
Perawat professional (ners) mempunyai wewenang dan tanggung
jawab melaksanakan praktik keperawatan di rumah sakit dengan sikap
dan kemampuannya. Untuk itu perlu dikembangkan pengertian
praktek keperawatan rumah sakit dan dan lingkup cakupannya sebagai
bentuk keperawatn professional serta proses dan prosedur registrasi
dan legislasi keperawatan.
b. Praktik Keperawatan Rumah
Bentuk praktik keperawatan di rumah diletakkan pada pelaksanaan
pelayanan/asuhan keperawatansebagai kelanjutan dari pelayanan
rumah sakit. Dilakukan oleh perawat professional rumah sakit, atau
melalui pengikutsertaan perawat professional yang melakukan praktik
keperawatan berkelompok.
c. Praktik Keperawatan Berkelompok
Dengan pola yang diuraikan dalam pendekatan dan pelaksanaan
praktik keperawatn rumah sakit dan rumah, beberapa perawat
professional membuka praktik keperawatan selama 24 jam kepada
masyarakat yang memerlukan asuhan keperawatan untuk mengatasi
berbagai bentuk masalah keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat.
Bentuk praktik keperawatan ini dipandang perlu dimasa depan,
karena adanya pendapat rawat rumah sakit perlu dipersingkat
mengingat biaya perawatan di rumah sakit diperkirakan akan terus
meningkat.
d. Praktik Keperawatan Individual
Dengan pola dan pendekatan yang sama seperti yang diuraikan untuk
keperawatan ruamah sakit. Perawat profesional senior dan
berpengalaman secara sendiri/perorangan membuka praktik
keperawatan dalam jam praktik tertentu untuk member asuhan
keperawatan khususnya konsultasi dalam keperawatan bagi
masyarakat yang memerlukan. Banyak praktik keperawatan ini sangat
diperlukan oleh kelompok/golongan masyarakat yang tinggal jauh
terpencil dari fasilitas pelayanan kesehatan, khususnya yang
dikembangkan pemerintah.

4. Managerial grid
Fokus metode manajemen ini menekankan pada perilaku manajer
yang menekankan pada produksi dan manusia. Anggota kelompok adanya
komitmen yang tinggi dalam mencapai tujuan organisasi; kompetisi antar
anggota kelompok dapat dikurangi; dan komunikasi dan adanya
kebersamaan dapat ditingkatkan, sehingga akan dapat dicapai tujuan
organisasi yang optimal (Blake & Mouton, 1964 Dikutip Oleh Grant, A.B.
& Massey, V.H, 1999).

E. Metode Pengelolaan Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan


Profesional

Ada beberapa metode sistim pemberian asuhan keperawatan kepada


pasien. Dari beberapa metode yang ada, maka institusi pelayanan perlu
mempertimbangkan kesesuaian metode tersebut untuk diterapkan. Sehingga
perlu diantisipasi “ jangan merubah suatu system justru merubah
permasahannya” (Kurt Lewin, 1951 dikutip oleh Marquis & Huston, 1998).
Dasar pertimbangan penerapan metode system pemberian asuhan
keperawatan adalah:
1. Filosofi Institusi (Visi dan Misi Institusi).
2. Ekononis (cost effective).
3. Menambah kepuasan pasien, keluarga, dan masyarakat.
4. Menambah kepuasan kerja perawat karena dapat melaksanakan perannya
dengan baik.
5. Dapat diterapkannya proses keprawatan.
6. Terlaksannya komunikasi yang adekuat antara perawat dan tim kesehatan
lainnya.

F. Definisi MAKP Fungsional

Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan

keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu,

karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat, maka setiap perawat

hanya melakukan 1–2 jenis intervensi keperawatan kepada semua pasien di

bangsal.

Metode fungsional dilaksanakan berdasarkan orientasi tugas dari filosofi

keperawatan. Perawat melaksanakan tugas (tindakan) tertentu berdasarkan jadwal

kegiatan yang ada.

Seorang perawat bertanggung jawab kepada manajer perawat.

Perawat senior menyibukan diri dengan tugas manajerial, sedangkan


perawat pelaksana pada tindakan keperawatan. Penugasan yang dilakukan pada

model ini berdasarkan kriteria efisiensi, tugas didistribusikan berdasarkan tingkat

kemampuan masing-masing perawat dan dipilih perawat yang paling murah.

Kepala ruangan terlebih dahulu mengidentifikasm tingkat kesulitan tindakan,

selanjutnya ditetapkan perawat yang akan bertanggung jawab

mengerjakan tindakan yang dimaksud.

Menurut Arwani & Supriyatno (2005), metode fungsional ini efisien,

namun penugasan seperti ini tidak dapat memberikan kepuasan kepada pasien

maupun perawat. Keberhasilan asuhan keperawatan secara menyeluruh tidak bisa

dicapai dengan metode ini karena asuhan keperawatan yang diberikan kepada

pasien terpisah-pisah sesuai dengan tugas yang dibebankan kepada perawat. Di

samping itu, asuhan keperawatan yang diberikan tidak profesional yang

berdasarkan masalah pasien. Perawat senior cenderung akan sibuk dengan tugas-

tugas administrasi dan manajerial, sementara asuhan keperawatan kepada pasien

dipercayakan kepada perawat junior.

G. Kelebihan MAKP Fungsional

a. Efisien karena dapat menyelesaikan banyak pekerjaan dalam

waktu singkat dengan pembagian tugas yang jelas dan pengawasan yang

baik.

b. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga.

c. Perawat akan trampil untuk tugas pekerjaan tertentu saja.

d. Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai kerja.


e. Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang

berpengalaman untuk tugas sederhana.

f. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta

didik yang melakukan praktek untuk ketrampilan tertentu.

H. Kekurangan MAKP Fungsional

a. Pelayanan keperawatan terpisah-pisah atau tidak total sehingga kesulitan

dalam penerapan proses keperawatan.

b. Perawat cenderung meninggalkan klien setelah melakukan tugas

pekerjaan.

c. Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan

ketrampilan saja.

d. Tidak memberikan kepuasan pada pasien ataupun perawat lainnya.

e. Menurunkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat.

f. Hubungan perawat dan klien sulit terbentuk.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam model keperawatan metode fungsional, perawat akan melaporkan

tugas yang dikerjakannya kepada kepala ruangan dan kepala ruangan tersebut

bertanggung jawab dalam pembuatan laporan klien. Metode fungsional mungkin

efisien dalam menyelesaikan tugas-tugas apabila jumlah perawat sedikit, tetapi

klien tidak mendapatkan kepuasan asuhan yang diterimanya.

I. Saran

Dalam metode ini memang sangat efisien untuk menyelesaikan tugas

keperawatan namun alangkah baiknya untuk tindakan keperawatan pada pasien

dilakukan sebaik mungkin agar kebutuhan pasien terpenuhi.


DAFTAR PUSTAKA

http://ritanoviananurse.blogspot.com/2016/08/metode-pemberian-
keperawatan.html

https://dokumen.tips/documents/makalah-metode-fungsional.html

Anda mungkin juga menyukai