Tugas Kelompok Eksepsi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 22

NOTA KEBERATAN

(EKSEPSI)
Dalam Perkara Pidana
Atas Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum
No. Reg.Perk : 1251/Pid/2020/PN.Medan

Atas Nama Terdakwa


ZURAIDA HANUM

Diajukan oleh tim Penasehat Hukum:


MUZAKIR, S.H., CIL.

Disampaikan pada
Sidang Pengadilan Negeri Medan

Hari Selasa, 10 September 2020

DIDAKWA

• PRIMAIR : Perbuatan Tersangka melanggar sebagaimana diatur dan diancam


pidana dalam pasal Pasal 7 ayat (1) huruf d, Pasal 19 ayat (1), Pasal 20, Pasal 24
ayat (1), Pasal 107 ayat (1) KUHAP---------------
• SUBSIDAIR : Perbuatan terdakwa melanggar sebagaimana diatur dan diancam
pidana dalam pasal Pasal 7 ayat (1) huruf d, Pasal 19 ayat (1), Pasal 20, Pasal 24
ayat (1), Pasal 107 ayat (1) KUHAP.---------------

1
I. PENDAHULUAN

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudara Jaksa Penuntut Umum yang kami
hormati Saudara Terdakwa dan hadirin yang
kami hormati Serta Sidang yang kami
muliakan

------------Terlebih dahulu perkenankan kami selaku Tim Penasehat Hukum Terdakwa


berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 19 Maret 2020 bertindak untuk dan atas nama
terdakwa ZURAIDA HANUM, pada kesempatan ini kami memanjatkan segala puji dan syukur
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bahwa dengan ini kami selaku penasehat hukum terdakwa
menyampaikan terimakasih kepada majelis hakim atas kesempatan yang diberikan untuk
mengajukan Nota Keberatan (Eksepsi) terhadap Surat Dakwaan Penuntut Umum dalam perkara
atas nama ZURAIDA HANUM, Eksepsi ini kami sampaikan dengan pertimbangan bahwa ada
hal-hal yang prinsipal yang perlu kami sampaikan berkaitan demi tegaknya hukum, kebenaran
dan keadilan dan demi memastikan terpenuhinya keadilan yang menjadi Hak Asasi Manusia,
sebagaimana tercantum dalam Pasal 7 Deklarasi Universal HAM ( DUHAM ), Pasal 14 ( 1 )
Konvenan Hak Sipil dan Politik yang telah diratifikasi menjadi Undang- Undang No. 12 tahun
2005 tentang Pengesahan Internasional Convenant on Civel and Political Rights (Konvenan
Internasional Tentang Hak-hak Sipil dan Politik), pasal 27 (1), pasal 28 D (1) UUD 1945, pasal
7 dan pasal 8 TAP MPR No. XVII Tahun 1998 Tentang Hak Asasi Manusia, Pasal 17 Undang-
Undang No 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dimana semua orang adalah sama
dimuka hukum dan tanpa diskriminasi apapun serta berhak atas perlindungan hukum yang
sama.--------------

--------------Pengajuan Eksepsi atau keberatan ini juga didasarkan pada hak Terdakwa
sebagaimana diatur dalam Pasal 156 ayat (1) KUHAP yang mengatur sebagai berikut:
" Dalam hal Terdakwa atau penasihat hukum mengajukan keberatan bahwa Pengadilan
tidak berwenang mengadili perkara atau dakwaan tidak dapat diterima atau surat dakwaan
harus dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan oleh Jaksa Penuntut Umum untuk
menyatakan pendapatnya Hakim mempertimbangkan keberatan tersebut untuk selanjutnya
mengambil keputusan ".--------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------
2
-------------Pengajuan eksepsi yang kami buat ini, sama sekali tidak mengurangi rasa hormat kami
kepada Jaksa Penuntut Umum yang sedang melaksanakan fungsi dan juga pekerjaanya, serta juga
pengajuan eksepsi ini tidak semata – mata mencari kesalahan dari dakwaan jaksa penuntut umum
ataupun menyanggah secara apriori dari materi ataupun formal dakwaan yang dibuat oleh jaksa
penutut umum. Namun ada hal yang sangat fundamental untuk dapat diketahui Majelis Hakim dan
saudara Jaksa Penuntut Umum demi tegaknya keadilan sebagaimana semboyan yang selalu kita
junjung bersama selaku penegak hukum yakni Fiat Justitia Ruat Caelum-----------------------------
--------------------------------------

-----------------Dan juga Pengajuan eksepsi ini bukan untuk memperlambat jalanya proses
peradilan ini, sebagaimana disebutkan dalam Asas Trilogi peradilan. Namun sebagaimana
disebutkan diatas, bahwa pembuatan dari eksepsi ini mempunyai makna serta tujuan sebagai
Penyeimbang dari Surat Dakwaan yang disusun dan dibacakan dalam sidang. Kami selaku
penasihat hukum terdakwa percaya bahwa majelis hakim akan mempertimbangkan dan
mencermati segala masalah hukum tersebut, sehingga dalam keberatan ini kami mencoba
untuk menggugah hati nurani majelis hakim agar tidak semata – mata melihat permasalahan
ini dari kacamata atau sudut pandang yuridis atau hukum positif yang ada semata, namun
menekankan nilai nilai keadilan yang hidup didalam masyarakat yang tentunya dapat
meringankan hukuman terdakwa--------------------------------------------------------------------------
-------------

--------------Sebelum melangkah pada proses yang lebih jauh lagi maka perkenankan kami selaku
kuasa hukum untuk memberikan suatu adagium yang mungkin bisa dijadikan salah satu
pertimbangan majelis hakim yaitu “ dakwaan merupakan unsur penting hukum acara pidana karena
berdasarkan hal yang dimuat dalam surat itu hakim akan memeriksa surat itu “. ( Prof. Andi Hamzah, S.H
)------------------------
--------------Dalam hal ini maka Penuntut Umum selaku penyusun Surat Dakwaan harus
mengetahui dan memahami benar kronologi peristiwa yang menjadi fakta dakwaan, apakah
sudah cukup berdasar untuk dapat dilanjutkan ke tahap pengadilan ataukah fakta tersebut tidak
seharusnya diteruskan karena memang secara materiil bukan merupakan tindak pidana. Salah
satu fungsi hukum adalah menjamin agar tugas Negara untuk menjamin kesejahteraan rakyat
bisa terlaksana dengan baik dan mewujudkan keadilan yang seadil adilnya dan hukum menjadi
3
panglima untuk mewujudkan sebuah kebenaran dan keadilan. Melalui uraian ini kami mengajak
majelis hakim yang terhormat dan jaksa penunutut umum bisa melihat permasalahan secara
menyeluruh (komprehensif) dan tidak terburu-buru serta bijak, agar dapat sepenuhnya menilai
ulang ZURAIDA HANUM, sebagai terdakwa dalam perkara ini dan kami selaku kuasa hukum
juga memohon kepada Majelis Hakim dalam Perkara ini untuk memberikan keadilan hukum
yang seadil adilnya.----------------------------------------------------------------------------

II. KEBERATAN TERHADAP SURAT DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM

Majelis Hakim yang terhormat,


Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,
Terdakwa serta hadirin sidang yang kami
hormati, Serta sidang yang kami muliakan

----------------M. Yahya Harahap mengatakan bahwa “pada dasarnya alasan yang dapat dijadikan dasar hukum
mengajukan keberatan agar surat dakwaan dibatalkan, apabila surat dakwaan tidak memenuhi
ketentuan Pasal 143 atau melanggar ketentuan Pasal 144 ayat (2) dan (3) KUHAP”. (Pembahasan dan
penerapan KUHAP, pustaka Kartini, Jakarta, 1985, hlm. 663-664)--------------------------------------
-----------------

---------------Berdasarkan Surat Dakwaan yang disusun oleh Jaksa Penuntut Umum maka
menurut hemat kami ada beberapa hal yang perlu ditanggapi secara saksama mengingat di dalam
Surat dakwaan tersebut terdapat berbagai kejanggalan dan ketidakjelasan yang menyebabkan
kami mengajukan keberatan.----------

---------------Berdasarkan uraian di atas kami selaku Penasehat Hukum Terdakwa ingin


mengajukan keberatan terhadap Surat Dakwaan yang telah didakwakan oleh Jaksa Penuntut
Umum dengan alasan sebagai berikut :----------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------

III. PENANGKAPAN TIDAK BERDASARKAN KUHAP

Bahwa sebagaimana yang diuraikan oleh Jaksa Penuntut Umum didalam Surat Dakwaan Jaksa
Penuntut Umum menyatakan bahwa Terdakwa telah melarikan diri dikarenakan diketahui telah
membunuh yang diketahui oleh warga sekitar dan melaporkan kejadian tersebut kepada Pihak
Kepolisian di Polres Medan dan beberapa hari setelah itu Pihak Kepolisian datang ke rumah
4
Terdakwa dan Langsung membawa terdakwa ke Polres Medan dan dilakukan Penahanan dan apa
yang dilakukan oleh Pihak Kepolisian tersebut adalah sesuatu hal yang tidak benar karena
berdasarkan Pasal 18 ayat (1) KUHAP menyatakan :

- (1) Pelaksanaan tugas penangkapan dilakukan oleh petugas kepolisian negara Republik
Indonesia dengan memperlihatkan surat tugas serta memberikan kepada tersangka
surat perintah penangkapan yang mencantumkan identitas tersangka dan
menyebutkan alasan penangkapan serta uraian singkat perkara kejahatan yang
dipersangkakan serta tempat ia diperiksa.

Bahwa apa yang dilakukan oleh Pihak Kepolisian didalam Penagkapan sama sekali tidak
menunjukkan Surat Tugas dan Surat Perintah Penangkapan karena Terdakwa langsung didatangi
oleh Pihak Kepolisian dan langsung dibawa ke Polres Medan dan setelah itu Terdakwa langsung
ditahan oleh Pihak Kepolisian padahal sebagaimana yang kita ketahui secara bersama bahwa
apabila seseorang akan dijadikan Tersangka dan Terdakwa dikarekan adanya Laporan kejadian
tindak pidana hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah Pemanggilan Terlapor sebagai
saksi secara resmi terlebih dahulu dan setelah itu jika terpenuhi unsure tindak pidana dan 2 alat
bukti yang cukup maka seseorang tersebut baru dijadikan Tersangka dan dapat dilakukan
penahanan namun apa yang dilakukan oleh Pihak Kepolisian justru sebaliknya karena sejak awal
Terdakwa langsung ditangkap tanpa adanya Surat Tugas dan Perintah Penangkapan dan hal
tersebut merupakan bukti bahwa Penangkapan dan Penahanan Terdakwa sejak awal adalah
penahanan yang salah dan tidak berdasarkan KUHAP dan merupakan sebuah penyelundupan
hukum.

IV. TERDAKWA TIDAK DI DAMPINGI OLEH PENASEHAT HUKUM

Bahwa sebagaimana yang diuraikan oleh Jaksa Penuntut Umum bahwa apa yang dilakukan oleh
Terdakwa adalah tindak pidana yang diduga melakukan Tindak Pidana Pembunuhan
Berencana Yang Dilakukan Secara Bersama-Sama sebagaimana didakwakan dalam
dakwaan Primair melanggar Pasal 340 Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana, subsider
Pasal 338 Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana) dan yang harus majelis hakim ketahui juga
bahwa Terdakwa adalah orang yang sering disakiti oleh korban akibat perselingkuhan dan penelantaran
anak dan oleh karena itu maka sudah sepatutnya dan sewajarnya jika sejak awal Terdakwa harus di
damping oleh Penasehat Hukum sebagaimana yang diatur dalam Pasal 56 KUHAP yang menyatakan :

Dalam hal tersangka atau terdakwa disangka atau didakwa melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana mati atu ancaman pidana lima belas tahun atau lebih atau bagi
5
mereka yang tidak mampu yang diancam dengan pidana lima tahun atau lebih yang tidak
mempunyai penasihat hukum sendiri, pejabat yang bersangkutan pada semua tingkat
pemeriksaan dalam proses peradilan wajib menunjuk penasihat hukum bagi mereka.

Namun apa yang dilakukan oleh Pihak Kepolisian dan Kejaksaan justru melakukan hal yang
berbeda karena pada semua tingkat pemeriksaan yang harusnya didampingi oleh Penasehat
Hukum justru tidak dilakukan oleh Terdakwa dan artinya bahwa pada semua tingkat
Pemeriksaan yang dilakukan oleh Pihak Kepolisian dan Kejaksaan adalah pemeriksaan yang
tidak berdasarkan Hukum dan Hukum Acara didalam KUHAP sebagaimana yang diatur dalam
Pasa 56 KUHAP artinya Pemeriksaan yang dilakukan adalah Pemeriksaan yang tidak sah dan
berdasarkan hukum.

V. JAKSA SALAH DALAM MENERAPKAN HUKUM

BahwadenganhukumanmatibagiTerdakwaZuraidaHanum,Pengadilan Negeri Medan, telah


melanggar pasal 52 (1) dan pasal 57 (ayat) 1 U.U No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,
berbunyi :
Pasal 52 ayat (1), Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga, masyarakat dan
negara.
Pasal 57 ayat (1) berbunyi : Setiap anak berhak untuk dibesarkan, dipelihara, dirawat, dididik,
diarahkan dan dibimbing kehidupannya oleh orang tua atau walinya sampai dewasa sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dari fakta-fakta hukum yang diperoleh dari peridangan perkara aquo, terdakwa Zuraida Hanum
memiliki 2 (dua) orang anak yakni : Khanza Jauzahira Jamal binti Jamaluddin (7 tahun), anak
kandung alm.Jamaluddin atas perkawinannya dengan Terdakwa Zuraida Hanum dan Syakira
Rizahtun Nissa (14 tahun) anak kandung Terdakwa dan atau anak tiri Jamaluddin.

VI. SURAT DAKWAAN BERTENTANGAN DENGAN PASAL 55 KUHP

Bahwa sebagaimana dalam praktek hukum selama ini, kedudukan atau peran orang yang
melakukan perbuatan atau turut serta melakukan perbuatan dengan penganjur/pembujuk
secara diemetral sangat berbeda dan oleh karenanya seseorang tidak mungkin berkedudukan
atau mempunyai peran sebagai yang melakukan perbuatan atau turut serta melakukan
perbuatan dan sekaligus sebagai penganjur/pembujuk dan Jaksa Penuntut Umum juga
sama sekali tidak mengurai peran dari Terdakwa didalam melakukan tindak pidana.

Dan dalam dakwaannya Jaksa Penuntut Umum tidak jelas memposisikan peran terdakwa dalam
perbuatan yang didakwakannya apakah sebagai penebang kayu jati atau sebagai pengantar kayu,
6
Ketentuan ini sangat jelas dengan formula surat dakwaan yang mencantumkan ketentuan Pasal
55 KUHP namun tidak diketahui siapa yang menjadi pelaku perbuatan/terdakwa, siapa yang
turut serta/membantu melakukan tindak pidana dan siapa yang menganjurkan tindak pidana.

Berdasarkan hal tersebut, maka sangatlah patut dan layak untuk menyatakan Surat
dakwaan kabur, tidak jelas, tidak cermat, juga tidak lengkap sehingga Surat dakwaan
harus di batalkan.

VI. SURAT DAKWAAN OBSCUUR LIBEL (DAKWAAN KABUR)

------------Bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 143 ayat (2) huruf b dan ayat (3) KUHAP,
diatur surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum haruslah memenuhi syarat-syarat antara lain:---------
-----------------------------

a. Syarat formal yaitu


bahwa surat dakwaan harus menyebutkan identitas lengkap Terdakwa /Tersangka serta
bahwa surat dakwaan harus diberi tanggal dan ditandatangani oleh Jaksa Penuntut
Umum.
b. Syarat materiil
bahwa surat dakwaan harus memuat dan menyebutkan waktu, tempat delik dilakukan.
Kemudian surat dakwaan haruslah disusun secara cermat, jelas dan lengkap tentang
tindak pidana yang didakwakan.
c. Surat dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
huruf b batal demi hukum

-------------Dalam eksepsi kami ini, yang kami ajukan keberatan adalah menyangkut isi Surat
Dakwaan Jaksa Penuntut Umum, oleh karena itu berkaitan dengan persyaratan materiil
sebagaimana diharuskan Pasal 143 ayat (2) huruf b dan ayat (3 ) KUHAP, khususnya yang
mensyaratkan bahwa dakwaan haruslah disusun secara cermat, jelas dan lengkap tentang tindak
pidana yang didakwakan.------------------------------

------------Berkenaan dengan maksud ketentuan pasal 143 ayat (2) huruf b dan ayat (3) KUHAP
maka perkenankan kami untuk menyampaikan Nota Keberatan dan Eksepsi, karena Jaksa
Penuntut Umum kami anggap tidak cermat, jelas dan lengkap dalam membuat surat
dakwaan karena Jaksa Penuntut Umum tidak mengurai kronologis peristiwa hukum yang
sebenarnya -------------------------------------------------------------
7
Bahwa Majelis Hakim dalam memeriksa dan mengadili perkara, dalam pertimbangan hukumnya,
tidak mempertimbangkan secara cukup hal-hal yang menjadi pemicu sehingga timbulnya masalah
perbuatan melanggar hukum yang dilakukan pelaku dengan kawan-kawannya.
Pertimbangan hukum tidak berimbang tapi cenderung emosional, sehingga prinsip hukum dalam
mengadili perkara menjadi terabaikan, sebab :
1. Sebagai konsekwensi surat dakwaan dalam perkara ini yang disusun
secara dan bentuk delneming (Dakwaa Primer : Pasal 340 Jo. Pasal 55)

Bahwa apa yang disampaikan oleh Jaksa Penuntut Umum didalam Surat Dakwaan hanya
menyatakan bahwa terdakwa telah merencanakan pembunuhan di everyday cafe saja tanpa
menjelaskan secara detail dan Jaksa Penuntut Umum juga tidak menjelaskan apakah tempat
tersebut benar adanya tersebut dan oleh karena peristiwa tersebut Jaksa Penuntut Umum
mendakwa Terdakwa dengan pasal Pasal 7 ayat (1) huruf d, Pasal 19 ayat (1), Pasal 20, Pasal
24 ayat (1), Pasal 107 ayat
(1) KUHAP.

------------bahwa karena dakwaan jaksa penuntut umum yang tidak cermat, jelas dan lengkap
dalam membuat surat dakwaan karena Jaksa Penuntut Umum tidak menguraikan berperan
sebagai apa Terdakwa didalam melakukan Tindak Pidana Pembunuhan Berencana maka sudah
sepatutnya surat dakwaan jaksa penuntut dapat dikategorikan sebagai dakwaan yang bersifat
kabur dan tidak jelas (OBSCUUR LIBEL).

8
Berdasarkan berbagai Fakta yang telah kami uraikan diatas maka kami Penasehat Hukum
terdakwa ZURAIDA HANUM menyimpulkan bahwa Nota pembelaan dan Eksepsi Penasehat
Hukum adalah permohonan berdasarkan fakta dan kebenaran dan kami penasihat hukum
terdakwa mohon kepada Majelis Hakim yang Terhormat untuk mengambil putusan sebagai
berikut

1. Menerima keberatan (eksepsi) dari penasehat hukum ZURAIDA HANUM Menyatakan


surat dakwaan penuntut umum No. Reg.Perk : 1251/Pid/2020/PN.Medan sebagai dakwaan
yang dinyatakan batal demi hukum atau harus dibatalkan atau setidak-tidaknya tidak
diterima;
2. Menyatakan perkara aquo tidak diperiksa lebih lanjut;
3. Memulihkan harkat martabat dan nama baik ZURAIDA HANUM Membebankan biaya
perkara kepada negara;

Atau jika majelis hakim berpendapat lain mohon putusan seadil-adilnya (et aquo et bono),
Demikian Nota Keberatan dan Eksepsi kami bacakan dan di serahkan kepada Majelis Hakim
pada Hari Selasa 10 September 2020 di Pengadilan Negeri Medan.

Hormat Kami,
LAW OFFICE MUZAKIR & PARTNER

MUZAKIR, S.H., CIL.

9
NOTA KEBERATAN
(EKSEPSI)
Dalam Perkara Pidana
Atas Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum
No. Reg.Perk : 1251/Pid/2020/PN.Medan

Atas Nama Terdakwa


Z M. JEFRI PRATAMA, S.H.

Diajukan oleh tim Penasehat Hukum:

JUNIRWAN KURNIA,
SH.

Disampaikan pada
Sidang Pengadilan Negeri Medan

Hari Selasa, 10 September 2020

DIDAKWA

• PRIMAIR : Perbuatan Tersangka melanggar sebagaimana diatur dan diancam


pidana dalam pasal Pasal 7 ayat (1) huruf d, Pasal 19 ayat (1), Pasal 20, Pasal 24
ayat (1), Pasal 107 ayat (1) KUHAP---------------
• SUBSIDAIR : Perbuatan terdakwa melanggar sebagaimana diatur dan diancam
pidana dalam pasal Pasal 7 ayat (1) huruf d, Pasal 19 ayat (1), Pasal 20, Pasal 24
ayat (1), Pasal 107 ayat (1) KUHAP.---------------

1
VII. PENDAHULUAN

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Saudara Jaksa Penuntut Umum yang kami
hormati Saudara Terdakwa dan hadirin yang
kami hormati Serta Sidang yang kami
muliakan

------------Terlebih dahulu perkenankan kami selaku Tim Penasehat Hukum Terdakwa


berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 19 Maret 2020 bertindak untuk dan atas nama
terdakwa M.JEFRI PRATAMA,SH.Alias JEFRI, pada kesempatan ini kami memanjatkan
segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bahwa dengan ini kami selaku penasehat
hukum terdakwa menyampaikan terimakasih kepada majelis hakim atas kesempatan yang
diberikan untuk mengajukan Nota Keberatan (Eksepsi) terhadap Surat Dakwaan Penuntut Umum
dalam perkara atas nama M.JEFRI PRATAMA,SH.Alias JEFRI, Eksepsi ini kami sampaikan
dengan pertimbangan bahwa ada hal-hal yang prinsipal yang perlu kami sampaikan berkaitan
demi tegaknya hukum, kebenaran dan keadilan dan demi memastikan terpenuhinya keadilan
yang menjadi Hak Asasi Manusia, sebagaimana tercantum dalam Pasal 7 Deklarasi Universal
HAM ( DUHAM ), Pasal 14 ( 1 ) Konvenan Hak Sipil dan Politik yang telah diratifikasi menjadi
Undang- Undang No. 12 tahun 2005 tentang Pengesahan Internasional Convenant on Civel and
Political Rights (Konvenan Internasional Tentang Hak-hak Sipil dan Politik), pasal 27 (1), pasal
28 D (1) UUD 1945, pasal 7 dan pasal 8 TAP MPR No. XVII Tahun 1998 Tentang Hak Asasi
Manusia, Pasal 17 Undang-Undang No 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dimana
semua orang adalah sama dimuka hukum dan tanpa diskriminasi apapun serta berhak atas
perlindungan hukum yang sama.--------------

--------------Pengajuan Eksepsi atau keberatan ini juga didasarkan pada hak Terdakwa
sebagaimana diatur dalam Pasal 156 ayat (1) KUHAP yang mengatur sebagai berikut:
" Dalam hal Terdakwa atau penasihat hukum mengajukan keberatan bahwa Pengadilan
tidak berwenang mengadili perkara atau dakwaan tidak dapat diterima atau surat dakwaan
harus dibatalkan, maka setelah diberi kesempatan oleh Jaksa Penuntut Umum untuk
menyatakan pendapatnya Hakim mempertimbangkan keberatan tersebut untuk selanjutnya
mengambil keputusan ".--------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------
2
-------------Pengajuan eksepsi yang kami buat ini, sama sekali tidak mengurangi rasa hormat kami
kepada Jaksa Penuntut Umum yang sedang melaksanakan fungsi dan juga pekerjaanya, serta juga
pengajuan eksepsi ini tidak semata – mata mencari kesalahan dari dakwaan jaksa penuntut umum
ataupun menyanggah secara apriori dari materi ataupun formal dakwaan yang dibuat oleh jaksa
penutut umum. Namun ada hal yang sangat fundamental untuk dapat diketahui Majelis Hakim dan
saudara Jaksa Penuntut Umum demi tegaknya keadilan sebagaimana semboyan yang selalu kita
junjung bersama selaku penegak hukum yakni Fiat Justitia Ruat Caelum-----------------------------
--------------------------------------

-----------------Dan juga Pengajuan eksepsi ini bukan untuk memperlambat jalanya proses
peradilan ini, sebagaimana disebutkan dalam Asas Trilogi peradilan. Namun sebagaimana
disebutkan diatas, bahwa pembuatan dari eksepsi ini mempunyai makna serta tujuan sebagai
Penyeimbang dari Surat Dakwaan yang disusun dan dibacakan dalam sidang. Kami selaku
penasihat hukum terdakwa percaya bahwa majelis hakim akan mempertimbangkan dan
mencermati segala masalah hukum tersebut, sehingga dalam keberatan ini kami mencoba
untuk menggugah hati nurani majelis hakim agar tidak semata – mata melihat permasalahan
ini dari kacamata atau sudut pandang yuridis atau hukum positif yang ada semata, namun
menekankan nilai nilai keadilan yang hidup didalam masyarakat yang tentunya dapat
meringankan hukuman terdakwa--------------------------------------------------------------------------
-------------

--------------Sebelum melangkah pada proses yang lebih jauh lagi maka perkenankan kami selaku
kuasa hukum untuk memberikan suatu adagium yang mungkin bisa dijadikan salah satu
pertimbangan majelis hakim yaitu “ dakwaan merupakan unsur penting hukum acara pidana karena
berdasarkan hal yang dimuat dalam surat itu hakim akan memeriksa surat itu “. ( Prof. Andi Hamzah, S.H
)------------------------
--------------Dalam hal ini maka Penuntut Umum selaku penyusun Surat Dakwaan harus
mengetahui dan memahami benar kronologi peristiwa yang menjadi fakta dakwaan, apakah
sudah cukup berdasar untuk dapat dilanjutkan ke tahap pengadilan ataukah fakta tersebut tidak
seharusnya diteruskan karena memang secara materiil bukan merupakan tindak pidana. Salah
satu fungsi hukum adalah menjamin agar tugas Negara untuk menjamin kesejahteraan rakyat
bisa terlaksana dengan baik dan mewujudkan keadilan yang seadil adilnya dan hukum menjadi
3
panglima untuk mewujudkan sebuah kebenaran dan keadilan. Melalui uraian ini kami mengajak
majelis hakim yang terhormat dan jaksa penunutut umum bisa melihat permasalahan secara
menyeluruh (komprehensif) dan tidak terburu-buru serta bijak, agar dapat sepenuhnya menilai
ulang M.JEFRI PRATAMA,SH.Alias JEFRI, sebagai terdakwa dalam perkara ini dan kami
selaku kuasa hukum juga memohon kepada Majelis Hakim dalam Perkara ini untuk memberikan
keadilan hukum yang seadil adilnya.-------------------------------------------------------------------------
---

VIII. KEBERATAN TERHADAP SURAT DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM

Majelis Hakim yang terhormat,


Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati,
Terdakwa serta hadirin sidang yang kami
hormati, Serta sidang yang kami muliakan

----------------M. Yahya Harahap mengatakan bahwa “pada dasarnya alasan yang dapat dijadikan dasar hukum
mengajukan keberatan agar surat dakwaan dibatalkan, apabila surat dakwaan tidak memenuhi
ketentuan Pasal 143 atau melanggar ketentuan Pasal 144 ayat (2) dan (3) KUHAP”. (Pembahasan dan
penerapan KUHAP, pustaka Kartini, Jakarta, 1985, hlm. 663-664)--------------------------------------
-----------------

---------------Berdasarkan Surat Dakwaan yang disusun oleh Jaksa Penuntut Umum maka
menurut hemat kami ada beberapa hal yang perlu ditanggapi secara saksama mengingat di dalam
Surat dakwaan tersebut terdapat berbagai kejanggalan dan ketidakjelasan yang menyebabkan
kami mengajukan keberatan.----------

---------------Berdasarkan uraian di atas kami selaku Penasehat Hukum Terdakwa ingin


mengajukan keberatan terhadap Surat Dakwaan yang telah didakwakan oleh Jaksa Penuntut
Umum dengan alasan sebagai berikut :----------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------

IX. PENANGKAPAN TIDAK BERDASARKAN KUHAP

Bahwa sebagaimana yang diuraikan oleh Jaksa Penuntut Umum didalam Surat Dakwaan Jaksa
Penuntut Umum menyatakan bahwa Terdakwa telah melarikan diri dikarenakan diketahui telah
membunuh yang diketahui oleh warga sekitar dan melaporkan kejadian tersebut kepada Pihak
4
Kepolisian di Polres Medan dan beberapa hari setelah itu Pihak Kepolisian datang ke rumah
Terdakwa dan Langsung membawa terdakwa ke Polres Medan dan dilakukan Penahanan dan apa
yang dilakukan oleh Pihak Kepolisian tersebut adalah sesuatu hal yang tidak benar karena
berdasarkan Pasal 18 ayat (1) KUHAP menyatakan :

- (1) Pelaksanaan tugas penangkapan dilakukan oleh petugas kepolisian negara Republik
Indonesia dengan memperlihatkan surat tugas serta memberikan kepada tersangka
surat perintah penangkapan yang mencantumkan identitas tersangka dan
menyebutkan alasan penangkapan serta uraian singkat perkara kejahatan yang
dipersangkakan serta tempat ia diperiksa.

Bahwa apa yang dilakukan oleh Pihak Kepolisian didalam Penagkapan sama sekali tidak
menunjukkan Surat Tugas dan Surat Perintah Penangkapan karena Terdakwa langsung didatangi
oleh Pihak Kepolisian dan langsung dibawa ke Polres Medan dan setelah itu Terdakwa langsung
ditahan oleh Pihak Kepolisian padahal sebagaimana yang kita ketahui secara bersama bahwa
apabila seseorang akan dijadikan Tersangka dan Terdakwa dikarekan adanya Laporan kejadian
tindak pidana hal yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah Pemanggilan Terlapor sebagai
saksi secara resmi terlebih dahulu dan setelah itu jika terpenuhi unsure tindak pidana dan 2 alat
bukti yang cukup maka seseorang tersebut baru dijadikan Tersangka dan dapat dilakukan
penahanan namun apa yang dilakukan oleh Pihak Kepolisian justru sebaliknya karena sejak awal
Terdakwa langsung ditangkap tanpa adanya Surat Tugas dan Perintah Penangkapan dan hal
tersebut merupakan bukti bahwa Penangkapan dan Penahanan Terdakwa sejak awal adalah
penahanan yang salah dan tidak berdasarkan KUHAP dan merupakan sebuah penyelundupan
hukum.

X. TERDAKWA TIDAK DI DAMPINGI OLEH PENASEHAT HUKUM

Bahwa sebagaimana yang diuraikan oleh Jaksa Penuntut Umum bahwa apa yang dilakukan oleh
Terdakwa adalah tindak pidana yang diduga melakukan Tindak Pidana Pembunuhan
Berencana Yang Dilakukan Secara Bersama-Sama sebagaimana didakwakan dalam
dakwaan Primair melanggar Pasal 340 Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana, subsider
Pasal 338 Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana) dan yang harus majelis hakim ketahui juga
bahwa Terdakwa adalah orang yang sering disakiti oleh korban akibat perselingkuhan dan penelantaran
anak dan oleh karena itu maka sudah sepatutnya dan sewajarnya jika sejak awal Terdakwa harus di
damping oleh Penasehat Hukum sebagaimana yang diatur dalam Pasal 56 KUHAP yang menyatakan :

Dalam hal tersangka atau terdakwa disangka atau didakwa melakukan tindak pidana yang
5
diancam dengan pidana mati atu ancaman pidana lima belas tahun atau lebih atau bagi
mereka yang tidak mampu yang diancam dengan pidana lima tahun atau lebih yang tidak
mempunyai penasihat hukum sendiri, pejabat yang bersangkutan pada semua tingkat
pemeriksaan dalam proses peradilan wajib menunjuk penasihat hukum bagi mereka.

Namun apa yang dilakukan oleh Pihak Kepolisian dan Kejaksaan justru melakukan hal yang
berbeda karena pada semua tingkat pemeriksaan yang harusnya didampingi oleh Penasehat
Hukum justru tidak dilakukan oleh Terdakwa dan artinya bahwa pada semua tingkat
Pemeriksaan yang dilakukan oleh Pihak Kepolisian dan Kejaksaan adalah pemeriksaan yang
tidak berdasarkan Hukum dan Hukum Acara didalam KUHAP sebagaimana yang diatur dalam
Pasa 56 KUHAP artinya Pemeriksaan yang dilakukan adalah Pemeriksaan yang tidak sah dan
berdasarkan hukum.

XI. JAKSA SALAH DALAM MENERAPKAN HUKUM

Dalam pemeriksaan saksi , yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum, telah terjadi pelanggaran
hukum, sebab saksi-saksi yang diajukan dalam perkara ini, yaitu ibu kandung dan saudara kandung
dari para terdakwa. Ketentuan Pasal 168 KUHAP, ada kekecualian yang tidak dapat didengar
keterangannya sebagai saksi, yakni :
a. Keluarga sedarah atau semenda dalam garis lurus ke atas atau ke bawah sampai sampai derajat
ketiga dari Terdakwa atau secara bersama-sama sebagai Terdakwa.
b. Saudara dari Terdakwa atau yang bersama-sama sebagai Terdakwa, saudara ibu atau saudara
bapak, juga mereka yang mempunyai hubungan karena perkawinan dan anak-anak saudara
Terdakwa sampai derajat letiga ;
c. Suami atau istri Terdakwa meskipun sudah bercerai atau yang bersama-sama sebagai Terdakwa.
Yang menjadi sangat terjadi pelanggaran hukum dimana dalam perkara aquo para Terdakwanya 3
(tiga) orang (perkara yang displit (dipisah) dijadikan menjadi saksi timbal balik, seperti dalam
perkara Zuraida Hanum, saksi yang diajukan adalah Terdakwa/saksi M.Jepri Pratama, S.H dan
Terdakwa/saksi M.Zefri Fahlevi dan disumpah sebagai saksi dan sebaliknya, pada hal kedua saksi
tersebut sebagai teman sesama Terdakwa dalam suatu perbuatan pidana. Dengan cara demikian
dalam ilmu hukum pidana telah terjadi pelanggaran hukum dan terkesan pelanggaran hak asasi
menusia, sebab dengan cara demikian secara tidak terpisahkan pribadi para saksi dan para
terdakwa, seolah-olah para terdakwa disumpah, karena pada saat saksi ianya disumpah padahal
satu badan (“dia” saksi dan “dia” pula terdakwa) atas suatu perbuatan hukum yang dilakukan
secara bersama-sama.

XII. SURAT DAKWAAN BERTENTANGAN DENGAN PASAL 55 KUHP

Bahwa sebagaimana dalam praktek hukum selama ini, kedudukan atau peran orang yang
melakukan perbuatan atau turut serta melakukan perbuatan dengan penganjur/pembujuk
secara diemetral sangat berbeda dan oleh karenanya seseorang tidak mungkin berkedudukan
6
atau mempunyai peran sebagai yang melakukan perbuatan atau turut serta melakukan
perbuatan dan sekaligus sebagai penganjur/pembujuk dan Jaksa Penuntut Umum juga
sama sekali tidak mengurai peran dari Terdakwa didalam melakukan tindak pidana.

Dan dalam dakwaannya Jaksa Penuntut Umum tidak jelas memposisikan peran terdakwa dalam
perbuatan yang didakwakannya apakah sebagai penebang kayu jati atau sebagai pengantar kayu,
Ketentuan ini sangat jelas dengan formula surat dakwaan yang mencantumkan ketentuan Pasal
55 KUHP namun tidak diketahui siapa yang menjadi pelaku perbuatan/terdakwa, siapa yang
turut serta/membantu melakukan tindak pidana dan siapa yang menganjurkan tindak pidana.

Berdasarkan hal tersebut, maka sangatlah patut dan layak untuk menyatakan Surat
dakwaan kabur, tidak jelas, tidak cermat, juga tidak lengkap sehingga Surat dakwaan
harus di batalkan.

VI. SURAT DAKWAAN OBSCUUR LIBEL (DAKWAAN KABUR)

------------Bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 143 ayat (2) huruf b dan ayat (3) KUHAP,
diatur surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum haruslah memenuhi syarat-syarat antara lain:---------
-----------------------------

d. Syarat formal yaitu


bahwa surat dakwaan harus menyebutkan identitas lengkap Terdakwa /Tersangka serta
bahwa surat dakwaan harus diberi tanggal dan ditandatangani oleh Jaksa Penuntut
Umum.
e. Syarat materiil
bahwa surat dakwaan harus memuat dan menyebutkan waktu, tempat delik dilakukan.
Kemudian surat dakwaan haruslah disusun secara cermat, jelas dan lengkap tentang
tindak pidana yang didakwakan.
f. Surat dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
huruf b batal demi hukum

-------------Dalam eksepsi kami ini, yang kami ajukan keberatan adalah menyangkut isi Surat
Dakwaan Jaksa Penuntut Umum, oleh karena itu berkaitan dengan persyaratan materiil
sebagaimana diharuskan Pasal 143 ayat (2) huruf b dan ayat (3 ) KUHAP, khususnya yang
mensyaratkan bahwa dakwaan haruslah disusun secara cermat, jelas dan lengkap tentang tindak
pidana yang didakwakan.------------------------------
7
------------Berkenaan dengan maksud ketentuan pasal 143 ayat (2) huruf b dan ayat (3) KUHAP
maka perkenankan kami untuk menyampaikan Nota Keberatan dan Eksepsi, karena Jaksa
Penuntut Umum kami anggap tidak cermat, jelas dan lengkap dalam membuat surat
dakwaan karena Jaksa Penuntut Umum tidak mengurai kronologis peristiwa hukum yang
sebenarnya -------------------------------------------------------------

Bahwa Majelis Hakim dalam memeriksa dan mengadili perkara, dalam pertimbangan hukumnya,
tidak mempertimbangkan secara cukup hal-hal yang menjadi pemicu sehingga timbulnya masalah
perbuatan melanggar hukum yang dilakukan pelaku dengan kawan-kawannya.
Pertimbangan hukum tidak berimbang tapi cenderung emosional, sehingga prinsip hukum dalam
mengadili perkara menjadi terabaikan, sebab :
1. Sebagai konsekwensi surat dakwaan dalam perkara ini yang disusun
secara dan bentuk delneming (Dakwaa Primer : Pasal 340 Jo. Pasal 55)

Bahwa apa yang disampaikan oleh Jaksa Penuntut Umum didalam Surat Dakwaan hanya
menyatakan bahwa terdakwa telah merencanakan pembunuhan di everyday cafe saja tanpa
menjelaskan secara detail dan Jaksa Penuntut Umum juga tidak menjelaskan apakah tempat
tersebut benar adanya tersebut dan oleh karena peristiwa tersebut Jaksa Penuntut Umum
mendakwa Terdakwa dengan pasal Pasal 7 ayat (1) huruf d, Pasal 19 ayat (1), Pasal 20, Pasal
24 ayat (1), Pasal 107 ayat
(1) KUHAP.

------------bahwa karena dakwaan jaksa penuntut umum yang tidak cermat, jelas dan lengkap
dalam membuat surat dakwaan karena Jaksa Penuntut Umum tidak menguraikan berperan
sebagai apa Terdakwa didalam melakukan Tindak Pidana Pembunuhan Berencana maka sudah
sepatutnya surat dakwaan jaksa penuntut dapat dikategorikan sebagai dakwaan yang bersifat
kabur dan tidak jelas (OBSCUUR LIBEL).

8
Berdasarkan berbagai Fakta yang telah kami uraikan diatas maka kami Penasehat Hukum
terdakwa M.JEFRI PRATAMA,SH.Alias JEFRI menyimpulkan bahwa Nota pembelaan dan
Eksepsi Penasehat Hukum adalah permohonan berdasarkan fakta dan kebenaran dan kami
penasihat hukum terdakwa mohon kepada Majelis Hakim yang Terhormat untuk mengambil
putusan sebagai berikut

1. Menerima keberatan (eksepsi) dari penasehat hukum M.JEFRI PRATAMA,SH.Alias


JEFRI Menyatakan surat dakwaan penuntut umum No. Reg.Perk :
1251/Pid/2020/PN.Medan sebagai dakwaan yang dinyatakan batal demi hukum atau harus
dibatalkan atau setidak-tidaknya tidak diterima;
2. Menyatakan perkara aquo tidak diperiksa lebih lanjut;
3. Memulihkan harkat martabat dan nama baik M.JEFRI PRATAMA,SH.Alias JEFRI
Membebankan biaya perkara kepada negara;

Atau jika majelis hakim berpendapat lain mohon putusan seadil-adilnya (et aquo et bono),
Demikian Nota Keberatan dan Eksepsi kami bacakan dan di serahkan kepada Majelis Hakim
pada Hari Selasa 10 September 2020 di Pengadilan Negeri Medan.

Hormat Kami,
Kurniawan & Associates

JUNIRWAN KURNIA, SH.

9
10
11
12
13

Anda mungkin juga menyukai