Jagung Transgenik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

NAMA : A.A.

PUTU AGUNG WULANDARI SHRI


HANDAYANI
NIM : 18021076
KELAS : A3C (FARMASI KLINIS)

REKAYASA GENETIKA JAGUNG TRANSGENIK

A. Pengertian Rekayasa Genetika


Rekayasa genetika adalah aliran ilmu di mana suatu genom organisme dimodifikasi
dengan menggunakan teknik yang berbeda dalam bioteknologi. Teknik revolusioner ini
diciptakan oleh para ilmuwan untuk memodifikasi organisme menjadi sangat produktif
dan sangat toleran terhadap kondisi lingkungan yang tidak cocok dan dapat digunakan di
berbagai bidang penelitian. Gen membawa kode untuk semua kegiatan biologi yaitu
struktural dan fungsional dari suatu organisme. Konten gen dan fungsi gen berbeda dari
spesies ke spesies. Setelah fungsi yang tepat dari gen diidentifikasi dalam spesies, dapat
digunakan dalam rekayasa genetika dengan memodifikasi itu.
Keuntungan dari rekayasa genetik antara lain:
1. Tanaman hasil rekayasa genetik biasanya lebih tahan terhadap hama serta dapat
meningkatkan hasil panen.
2. Mamalia GMO seperti tikus dan kelinci digunakan dalam penelitian kesehatan.
3. Virus dimodifikasi secara genetik yang digunakan dalam terapi gen untuk
memberikan gen ke dalam tubuh manusia yang dapat menyembuhkan penyakit
manusia.
4. Insulin sintetis telah diproduksi dan digunakan dalam perawatan pasien diabetes
merupakan hasil dari rekayasa genetika.
Kerugian dari rekayasa genetik antara lain:
1. Keseimbangan ekosistem dapat terganggu karena dominasi GMO atas spesies alami.
2. Gangguan kesehatan akibat penggunaan hasil rekayasa genetika ialah reaksi alergis
yang sudah dapat dibuktikan
3. Peperangan bisa berbahaya karena senjata biologi diproduksi menggunakan rekayasa
genetika.
4. Penelitian telah membuktikan bahwa beberapa produk makanan mempertahankan
beberapa bahan genetik buatan yang akan menciptakan efek yang merugikan pada
kesehatan manusia.
B. Pengertian Tanaman Transgenik
Tanaman transgenik adalah tanaman yang
telah disisipi atau memiliki gen asing dari spesies
tanaman yang berbeda atau makhluk hidup
lainnya.Penggabungan gen asing ini bertujuan
untuk mendapatkan tanaman dengan sifat-sifat
yang diinginkan, Sebagian besar rekayasa atau
modifikasi sifat tanaman dilakukan untuk
mengatasi kebutuhan pangan penduduk dunia yang
semakin meningkat dan juga permasalahan kekurangan gizi manusiasehingga pembuatan
tanaman transgenik juga menjadi bagian dari pemuliaan tanaman. Contoh dari tanaman yang
dapat dicoba untuk teknologi ini adalah jagung.
Jagung merupakan sumber karbohidrat seperti layaknya padi dan gandum. Tanaman
ini juga merupakan salah satu makanan pokok. Jagung merupakan tanaman semusim
(annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus
merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian
antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa
diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Seperti padi,
beberapa varietas dapat menghasilkan anakan.

C. Cara Membuat Tanaman Transgenik


1) Melakukan identifikasi atau pencarian gen yang akan
menghasilkan sifat tertentu (sifat yang diinginkan).
2) Setelah gen yang diinginkan didapat maka dilakukan
perbanyakan gen yang disebut dengan istilah kloning
gen.
Pada tahapan kloning gen, DNA asing akan dimasukkan
ke dalam vektor kloning (agen pembawa DNA),
contohnya plasmid (DNA yang digunakan untuk
transfer gen). Kemudian, vektor kloning akan
dimasukkan ke dalam bakteri sehingga DNA dapat
diperbanyak seiring dengan perkembang biakan bakteri tersebut.
3) Apabila gen yang diinginkan telah diperbanyak dalam jumlah yang cukup maka akan
dilakukan transfer gen asing tersebut ke dalam sel tumbuhan yang berasal dari bagian
tertentu, salah satunya adalah bagian daun. Transfer gen ini dapat dilakukan untuk jagung
yaitu metode senjata gen.
Metode senjata gen atau penembakan mikro-proyektif. Metode ini sering digunakan
pada spesies jagung dan padi. Untuk melakukannya, digunakan senjata yang dapat
menembakkan mikro-proyektil berkecepatan tinggi ke dalam sel tanaman. Mikro-proyektil
tersebut akan mengantarkan DNA untuk masuk ke dalam sel tanaman. Penggunaan senjata
gen memberikan hasil yang bersih dan aman, meskipun ada kemungkinan terjadi
kerusakan sel selama penembakan berlangsung.
4) Setelah proses transfer DNA selesai, dilakukan seleksi sel daun untuk mendapatkan sel
yang berhasil disisipi gen asing. Hasil seleksi ditumbuhkan menjadi kalus (sekumpulan sel
yang belum terdiferensiasi) hingga nantinya terbentuk akar dan tunas. Apabila telah
terbentuk tanaman muda (plantlet), maka dapat dilakukan pemindahan ke tanah dan sifat
baru tanaman dapat diamati.

D. Dampak Tanaman Jagung Transgenik


Jagung Bt adalah jagung hasil rekayasa genetika yang telah disisipi gen dari
bakteri Bacillus thuringiensis. Gen yang diambil dari bakteri tersebut adalah gen penyandi
protein Bt (delta endotoksin) yang dapat membunuh larva hama lepidoptera. Hama tersebut
dapat mengurangi hasil panen jagung hingga 30%. Protein toksin  Bt mampu berikatan pada
dinding usus dan menyebabkan hama berhenti makan. Selanjutnya toksin menyebabkan
dinding usus pecah dan bakteri usus berpindah ke rongga tubuh dan berkembangbiak dalam
darah. Akibatnya, hama lepidoptera akan mati karena keracunan darah (septicaemia).
Salah satu jagung Bt yang beredar di Indonesia adalah Jagung PRG MON 89034.
Jagung PRG MON 89034 adalah produk generasi kedua dari perusahaan Monsanto yang
diklaim dikembangkan untuk memberikan aneka manfaat yang makin besar bagi
pengendalian hama serangga Lepidoptera pada jagung. Jagung PRG MON 89034
menghasilkan protein Cry1A.105 dan Cry2Ab2 hasil turunan Bacillus thuringiensis
(Bt), yang secara bersama-sama mengendalikan serangga-serangga lepidoptera dengan
spektrum yang lebih luas serta menawarkan sistem pengelolaan resistensi serangga yang
efektif.
E. Dampak Positif Jagung Transgenik :
1. Dapat mencegah terjadinya kerusakan yang ditimbulkan oleh hama penggerek batang
jagung tanpa menggunakan pestisida buatan pabrik.
2. Menurunkan biaya produksi dan ramah lingkungan.
3. Ketahanan tanaman terhadap jamur toksin dari Fusarium penyebab busuk tongkol.

F. Dampak Negatif Jagung Transgenik:


Berdasarkan hasil analisis mikotoksin, jagung Bt mempunyai kandungan fumonisin 1,5 ppm,
sedangkan jagung non-Bt mempunyai kadar yang lebih tinggi, mencapai 14,5 ppm (Fuller
1999). Fumonisin B 1 (FB1) merupakan jenis fumonisin yang paling banyak ditemui di alam
dan paling toksik atau beracun, karenanya diklasifikasikan sebagai senyawa karsinogen
(penyebab kanker).

G. Perkembangan Penelitian Jagung Transgenik Di Indonesia

Sampai saat ini belum banyak dilaporkan perkembangan jagung transgenic di


Indonesia. Namun Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya
Genetik Pertanian (BB Biogen) telah melakukan penelitian terhadap jagung Bt yang tahan
terhadap hama. Sejak 2006 BB Biogen melakukan penelitian transformasi gen transporter
nitrit (CsNitr-L) yang bertujuan meningkatkan efisiensi penggunaan N. Pemakaian pupuk N
pada jagung selama ini mengalami banyak kehilangan akibat adanya nitrifikasi, denitrifikasi,
penguapan, dan pencucian. Pada dasarnya pupuk N yang diserap tanaman hanya sekitar 50%,
sehingga terjadi inefisiensi. Jika gen CsNitr1-L diintroduksikan pada tanaman jagung,
diharapkan akan meningkatkan efisiensi pemupukan N dan adanya tambahan hara N pada
jagung akan meningkatkan hasil.
Mekanisme efisiensi N adalah berdasarkan alur biokimia dari asimilasi N-nitrat, di
mana sumber nitrat yang sedikit diserap oleh tanaman jagung nontransgenik akan dapat
dengan mudah digunakan oleh tanaman transgenik yang mengandung gen CsNitr1-L. Sumber
nitrat yang berlebihan bagi tanaman jagung dapat menyebabkan keracunan karena dalam
asimilasinya menghasilkan senyawa nitrit yang beracun. Hal ini mengakibatkan kapasitas
penyerapan nitrat oleh tanaman jagung menjadi rendah untuk melakukan keseimbangan
alamiah guna menghindari keracunan nitrit dalam sel plastid. Gen CsNitr1-L mampu
memindahkan dengan cepat nitrit dari plastid menuju sel kloroplas untuk diubah menjadi
sumber N amonium yang tersedia bagi pembentukan asam amino.
Dengan semakin banyaknya nitrit yang ditranspor ke kloroplas, maka pembentukan
asam amino sebagai bahan utama pembentukan protein akan semakin banyak dan tanaman
tumbuh lebih produktif. Perakitan tanaman transgenik dengan gen CsNitr1-L telah dilakukan
pada padi dan menghasilkan tanaman transgenik yang lebih sehat secara morfologis
dibandingkan dengan tanaman padi nontransgenik (Sustiprijatno 2006). Mengacu pada
pemenuhan kebutuhan jagung dalam negeri yang masih impor, peluang pengembangan
jagung transgenik masih terbuka luas. Dalam kaitan ini, beberapa kendala yang mencakup
sumber daya manusia, biaya, dan peralatan serta koordinasi dan kerja sama antarlembaga
terkait perlu mendapatkan perhatian untuk dicarikan jalan keluarnya.

Anda mungkin juga menyukai