BISMILLAH APRIL WISUDA Skripsi Naunha Revisi Setelah Skripsi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 104

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN MEKANISME

KOPING TERHADAP KUALITAS HIDUP PASIEN CKD


YANG MENJALANI HEMODIALISA

Skripsi

Oleh :
HARIATUN HASANAH
NIM : 30901602057

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2020
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG
Skripsi, Januari 2020

ABSTRAK
Hariatun Hasanah
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DAN MEKANISME KOPING
TERHADAP KUALITAS HIDUP PADA PASIEN CKD YANG
MENJALANI HEMODIALISA
Latar Belakang: Hemodialisis merupakan salah satu terapi yang menggantikan
sebagian kerja dari fungsi ginjal dalam mengeluarkan sisa hasil metabolisme dan
kelebihan cairan serta zat- zat yang tidak dibutuhkan tubuh melalui difusi dan
hemofiltrasi. Komplikasi dari pasien CKD yang menjalani hemodialisa seperti
kelebihan cairan, hipertensi, disfungsi seksual yang berdampak terhadap
menurunnya kualitas hidup. Kualitas hidup merupakan susunan yang
menggambarkan keberhasilan seorang yang bisa diukur melalui kehidupan
mereka. Pasien CKD yang menjalani hemodialisa memiliki koping yang berbeda
dalam menyikapi masalah yang dihadapi. Pada pasien CKD aspek tertinggi adalah
pada kepuasan individu atas dukungan yang diterima dari keluarga, teman,
maupun kerabat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan dukungan
keluarga dan mekanisme koping terhadap kualitas hidup pada pasien CKD yang
menjalani hemodialisa.
Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif korelatif dengan
pendekatan cross sectional. Jumlah responden sebanyak 86 pasien hemodialisa
yang diperoleh dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner dukungan keluarga, Ways Of Coping Scale untuk
mekanisme koping, WHO-QOOL BREEF untuk kualitas hidup. Data dukungan
keluarga, mekanisme koping, dan kualitaas hidup yang diperoleh diolah secara
statistik dengan menggunakan uji Chi Square.
Hasil: Berdasarkan hasil penelitian dukungan keluarga terhadap kualitas hidup
didapatkan p-value= 0,511 atau lebih besar dari 0,05 dan hubungan mekanisme
koping terhadap kualitas hidup, didapatkan p-value= 0,463 atau lebih besar dari
0,05.
Simpulan: Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dan mekanisme koping
terhadap kualitas hidup pada pasien CKD yang menjalani hemodialisa, karena
jumlah responden yang sedikit yaitu 86. Penelitian selanjutnya bisa dijadikan
pertimbangan untuk pengembangan model intervensi pasien CKD dengan memperhatikan
kualitas hidup pasien CKD yang menjalani hemodialisa.

Kata kunci: dukungan keluarga, mekanisme koping, dan kualitas hidup.


Daftar pustaka: 50 (2009-2018)
Nursing Science Study Program

FACULTY OF NURSING SCIENCE

ISLAMIC UNIVERSITY OF SULTAN AGUNG SEMARANG

Thesis, January 2020

ABSTRACT

Hariatun Hasanah

CORRELATION BETWEEN FAMILY SUPPORT, COPING


MECHANISMS, AND QUALITY OF LIFE IN PATIENTS
UNDERGOING HEMODIALYSIS
Background: Hemodialysis is one of the therapies that replaces part of the
work of kidney function in removing metabolic wastes and excess fluid and
substances that thedoes not need bodythrough diffusion and hemofiltration.
Complications from CKD patients who undergo hemodialysis such as excess
fluid, hypertension, sexual dysfunction that affect the declining quality of life.
Quality of life is an arrangement that illustrates a person's success that can be
measured through their lives. CKD patients who undergo hemodialysis have
different coping in addressing the problem at hand. In CKD patients the highest
aspect is individual satisfaction with the support received from family, friends
and relatives. The purpose of this study was to determine the relationship of
family support and coping mechanisms on quality of life in CKD patients
undergoing hemodialysis.
Method: This research is a descriptive correlative type of research
withapproach cross sectional. The number of respondents was 86 hemodialysis
patients obtained by purposive sampling technique. Data collection uses a
family support questionnaire, Ways Of Coping Scale for coping mechanisms,
WHO-QOOL BREEF for quality of life. Data on family support, coping
mechanisms, and quality of life obtained were processed statistically using
thetest Chi Square.
Results: Based on the results of the study, family support for quality of life
obtained p-value= 0.511 or greater than 0.05 and the relationship of coping
mechanisms to quality of life, obtained p-value= 0.463 or greater than 0.05.
Conclusion: There is no relationship between family support and coping
mechanisms on quality of life in CKD patients undergoing hemodialysis, due to
the small number of respondents which is 86. Further research can be taken into
consideration for the development of an intervention model of CKD patients by paying
attention to the quality of life of CKD patients undergoing hemodialysis.
Keywords: family support, coping mechanisms, and quality of life.
Bibliography: 50 (2009-2018).
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi robbal’alamin

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat

untuk memenuhi persyaratan mencapai sarjana keperawatan dengan segala

kerendahan hati penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan

terwujud tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu saya

ucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat :

1. Ir. Prabowo Setiyawan, M.T., Ph.D. selaku Rektor Universitas Islam

Sultan Agung Semarang

2. Iwan Ardian SKM. M. Kep. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Islam Sultan Agung

3. Ns. Indra Tri Astuti, M.Kep,Sp.Kep.An selaku Kaprodi S1 Keperawatan

Universitas Islam Sultan Agung

4. Ns. Retno Setyawati, Sp. KMB selaku pembimbing I yang telah sabar

meluangkan waktu serta tenaganya dalam memberikan bimbingan dan

memberikan ilmu serta nasehat yang bermanfaat dalam menyusun skripsi

ini.

5. Ns. Ahmad Ikhlasul Amal, MAN selaku pembimbing II yang telah

membuat saya antusias dalam membuat skripsi yang baik dan benar, serta

terimakasih karena sudah meluangkan waktu dan tenaganya.


6. Ns. Retno Setyawati., M.kep, Sp.KMB selaku dosen wali yang telah

memberikan arahan dari awal masuk kuliah sampai saya bisa seperti

sekarang, yang selalu memberikan motivasi dan nasehat kepada saya

sebagai mahasiswa yang jauh dari keluarga, sudah saya anggap seperti

ibu sendiri.

7. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Islam Sultan Agung Semarang yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan serta bantuan kepada penulis selama menempuh studi.

8. Kepada Orang Tua yang saya sayangi Bapak Hanan dan Ibu Heriah yang

telah memberikan do’a dan dukungan baik moril maupun material selama

perkuliahan.

9. Sahabat-sahabat saya Iswari, Ayu, Mila, Isti, Mira, Hanis,Windi, Iwan

Muliadi, Liza, Siti, Linda, Ulfa, Titin, Yunia, Indy, Nurul, Nanda, Puji

yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

10. Teman-teman satu bimbingan departemen keperawatan medikal bedah

Siti nurjannah, Nirmala, Nurul vibrianita.

11. Teman-teman angkatan 2016 Prodi S1 Ilmu Keperawatan Universitas

Islam Sultan Agung Semarang.

12. Semua pihak yang tidak dapat penulis tuliskan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

dari itu, penulis sangat membutuhkan saran dan kritik sebagai evaluasi bagi

penulis. Peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Semarang, 29 Januari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HGALAMAN JUDUL............................................................................................i
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME............Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PERSETUJUAN.................................Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN..................................Error! Bookmark not defined.
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN...................Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.........Error!
Bookmark not defined.
ABSTRAK.............................................................................................................vi
ABSTRACT..........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR........................................................................................viii
DAFTAR ISI..........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL................................................................................................xv
BAB 1......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1

B. Perumusan Masalah....................................................................................5

C. Tujuan Penelitian.........................................................................................5

1. Tujuan Umum......................................................................................5

2. Tujuan Khusus.....................................................................................5

D. Manfaat Penelitian.......................................................................................6

1. Profesi....................................................................................................6

2. Institusi...................................................................................................6

3. Masyarakat................................................................................................6

BAB II.....................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................7
1. Tinjauan Teori.............................................................................................7

A. Pengertian Hemodialisa..........................................................................7

B. Konsep dukungan keluarga..................................................................10

C. Konsep kualitas hidup..........................................................................12

D. Konsep Mekanisme Koping.................................................................13

II. KERANGKA TEORI................................................................................17

III. HIPOTESA.................................................................................................18

BAB III..................................................................................................................19
METODE PENELITIAN....................................................................................19
A. Kerangka Konsep.......................................................................................19

B. Variabel Penelitian.....................................................................................19

C. Jenis Dan Desain Penelitian......................................................................20

D. Populasi Dan Sampel Penelitian...............................................................20

1. Populasi................................................................................................20

2. Sampel..................................................................................................20

3. Tekhnik sampling.................................................................................22

E. Tempat Dan Waktu Penelitian..................................................................22

1. Tempat penelitian.................................................................................22

2. Waktu penelitian..................................................................................22

F. Definisi Operasional...................................................................................22

G. Instrument Atau Alat Pengumpulan Data................................................24

1. Instrumen penelitian.............................................................................24

2. Uji realibilitas.......................................................................................27

H. Metode Pengumpulan Data.......................................................................29


I. Rencana Analisa Data................................................................................30

1. Pengolahan Data...................................................................................30

2. Analisa Data.........................................................................................30

J. Etika Penelitian..........................................................................................31

1. Informend consent................................................................................31

2. Anonymity (tanpa nama).......................................................................31

3. Confidentiality......................................................................................32

4. Beneficence..........................................................................................32

BAB IV..................................................................................................................33
HASIL PENELITIAN.........................................................................................33
A. Analisa Univariat.......................................................................................33

1. Karakteristik Responden......................................................................33

2. Jenis kelamin........................................................................................34

3. Pendidikan terakhir...............................................................................35

4. Pekerjaan..............................................................................................35

5. Lama HD..............................................................................................36

6. Dukungan keluarga...............................................................................36

7. Mekanisme koping...............................................................................37

8. Kualitas hidup......................................................................................37

B. Analisa Bivariat..........................................................................................38

1. Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup...........................38

2. Hubungan antara mekanisme koping dengan kualitas hidup................39

BAB V....................................................................................................................40
PEMBAHASAN...................................................................................................40
A. Analisa Univariat.......................................................................................40
1. Usia......................................................................................................40

2. Jenis kelamin........................................................................................41

3. Pendidikan terakhir...............................................................................41

4. Pekerjaan..............................................................................................41

5. Lama hemodialisa.................................................................................42

6. Dukungan keluarga...............................................................................43

7. Mekanisme koping...............................................................................44

8. Kualitas hidup......................................................................................44

B. Analisa Bivariat..........................................................................................46

1. Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup...........................46

2. Hubungan mekanisme koping dengan kualitas hidup...........................47

C. Keterbatasan Penelitian.............................................................................48

D. Implikasi Keperawatan.............................................................................49

1. Implikasi terhadap institusi...................................................................49

2. Implikasi terhadap rumah sakit.............................................................49

BAB VI..................................................................................................................50
PENUTUP.............................................................................................................50
A. Simpulan.............................................................................................50

B. Saran...........................................................................................................52

1. Institusi.................................................................................................52

2. Rumah sakit..........................................................................................52

3. Pasien dan keluarga..............................................................................52

4. Peneliti selanjutnya...............................................................................52

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................54
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Di RSI


Sultan Agung Semarang...................................................................................................33
Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di
RSI Sultan Agung Semarang............................................................................................34
Tabel 4. 3 .Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Di RSI
Sultan Agung Semarang...................................................................................................35
Tabel 4. 4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Di RSI
Sultan Agung Semarang...................................................................................................35
Tabel 4. 5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Lama HD Di RSI
Sultan Agung Semarang...................................................................................................36
Tabel 4. 6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Dukungan Keluarga Di RSI
Sultan Agung Semarang...................................................................................................36
Tabel 4. 7 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Mekanisme Koping Di RSI
Sultan Agung Semarang...................................................................................................37
Tabel 4. 8 . Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan Kualitas Hidup Di Rsi Sultan
Agung Semarang..............................................................................................................37
Tabel 4. 9 Analisa Bivariat Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup Di
RSI Sultan Agung Semarang............................................................................................38
Tabel 4. 10 . Analisa Bivariat Hubungan Mekanisme Koping Dengan Kualitas Hidup Di
Rsi Sultan Agung Semarang............................................................................................39
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 . Surat balasan ijin survey............................................................................62


Lampiran 2 . Surat balasan ijin penelitian.......................................................................63
Lampiran 3 . Surat selesai penelitian...............................................................................64
Lampiran 4 Surat lolos uji etik........................................................................................65
Lampiran 5 Lembar Permohonan Menjadi Responden...................................................66
Lampiran 6 Surat kesanggupan menjadi responden.......................................................67
Lampiran 7 . Instrument penelitian.................................................................................68
Lampiran 8 Hasil perhitungan dengan spss.....................................................................78
Lampiran 9 Dokumentasi pengambilan data..................................................................83
Lampiran 10 . Daftar riwayat hidup.................................................................................84
Lampiran 11 Catatan hasil konsul/bimbingan.................................................................85
Lampiran 12 Jadwal kegiatan penelitian.........................................................................89
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hemodialisis (HD) merupakan prosedur medis untuk pasien yang telah

kehilangan fungsi ginjal baik sementara maupun permanen karena Chronic

Kidney Disease (CKD) (Centers For Diseae Control and Prevention, 2009).

Hemodialisis merupakan salah satu terapi yang menggantikan sebagian kerja

dari fungsi ginjal dalam mengeluarkan sisa hasil metabolisme dan kelebihan

cairan serta zat- zat yang tidak di butuhkan tubuh melalui difusi dan

hemofiltrasi (O`callaghan, 2009). Hemodialisa dilakukan dengan bantuan

mesin dialyzer, yang dimana tindakan hemodialisa dapat menurunkan risiko

kerusakan organ-organ vital akibat akumulasi zat toksik dalam sirkulasi.

Proses hemodialisa dapat dilakukan sebanyak 2 kali seminggu dan setiap kali

terapi memerlukan waktu paling sedikit 3 sampai 4 jam (Muttaqin & Sari,

2011).

United State Renal Data System (USRDS, 2015) lebih dari 10% orang

dewasa di Amerika Serikat mempunyai penyakit gagal ginjal kronik dan

kejadian gagal ginjal kronik meningkat setiap tahunnya. Di Amerika Serikat

jumlah pasien dengan penyakit gagal ginjal kronik yang menjalani terapi

hemodialisa sekitar 365.566 dari total pasien dialisis sebanyak 398.861.

Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS, 2018) menunjukkan

prevalensi pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di Indonesia

1
2

sebesar 19,3%. Prevalensi tertinggi di DKI Jakarta sebesar 38,7%, diikuti Bali

sebesar 35,5% dan DI Yogyakarta sebesar 33,8%. Sementara prevalensi di

Jawa Timur sebesar 20,5%, diikuti Jawa Barat sebesar 19,0% dan Jawa

Tengah 15,6%. Hemodialisis di Indonesia sudah ada sejak tahun 1970 dan

sampai sekarang, di indonesia pada tahun 2012 pasien yang menjalani

hemodialisa mengalami peningkatan sebanyak sebanyak 4268 orang

dibanding tahun sebelumnya (Internal Rate of Return, 2013). Sehingga hal ini

menjadi suatu perhatian khusus, karena CKD bisa menimbulkan beberapa

komplikasi seperti kelebihan cairan, hiperglikemia, hipertensi dan disfungsi

seksual yang berdampak terhadap menurunnya kualitas hidup dari berbagai

segi (Rahman, 2013).

Centers for desease Control and Prevention atau (CDC 2007 dalam

Smelthtzer, Bare, Hinkle, & Ceever, 2010), kualitas hidup adalah sebuah

konsep multidimensi yang luas yang biasanya mencakup evaluasi subjektif

dari kedua aspek positif dan negatif dalam kehidupan. Di dalam dunia

kesehatan pencegahan penyakit, Kualitas hidup merupakan susunan yang

menggambarkan keberhasilan seorang yang bisa diukur melalui kehidupan

mereka. Kualitas hidup biasanya dinilai dari kondisi fisiknya, psikologis,

hubungan sosial dan lingkungannya (WHOQOL Group, 2014). Menurut

Ibrahim (2009), aspek kualitas hidup tertinggi pada pasien CKD adalah pada

kepuasan individu atas dukungan yang diterima dari keluarga, teman, maupun

kerabat.
3

Dukungan keluarga merupakan perilaku yang ditujukan kepada pasien

yang sakit yang membutuhkan bantuan dan pertolongan baik dalam

peningkatan harga diri, pemberian keamanan, hingga pemecahan suatu

masalah yang dihadapi dalam rangka menjalani fungsi keluarga dimana

dukungan keluarga berpengaruh terhadap kesehatan mental penderita.

Dukungan keluarga terbagi atas dukungan penilaian, dukungan instrumental,

dukungan informasional, dan dukungan emosional (Bosworth 2009;

Friedman, 2010 ; Ratna 2010).

Pasien CKD yang melaksanakan hemodialisis mempunyai reaksi (koping)

disetiap pasien berbeda-beda yang terdapat pada penelitian (Ihdaniyati, 2009)

mengenai mekanisme koping pasien penyakit ginjal kronik didapat 16,7 %

responden melakukan koping maladaptive. Penelitian lainnya di Rumah Sakit

Prof. Dr. R.D Kandou Manado pada 59 responden yang menjalani

hemodialisa, sejumlah memiliki mekanisme koping yang maladaptif (Wurara,

2013). Mekanisme koping pasien adalah suatu proses yang bersifat aktif

dimana menggunakan sumber dari pribadi pasien yang akan menumbuhkan

perilaku baru yang bertujuan meningkatkan kekuatan dalam individu,

menurunkan komplikasi cemas ataupun stress didalam kehidupan,

(Azizah,2011).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yunianto (2018) menunjukkan

bahwa terdapat hubungan antara mekanisme koping dengan kualitas hidup

pasien hemodialisis (p value 0,041 < 0,05) dengan korelasi hubungan yang

lemah (r = 0,299). Penelitian ini didukung dengan hasil penelitian yang


4

menunjukkan bahwa responden yang mempunyai mekanisme koping adaptif

seluruhnya mempunyai kualitas hidup yang baik, sedangkan responden yang

mempunyai mekanisme koping maladaptif seluruhnya mempunyai kualitas

hidup yang buruk. Mekanisme koping dan kualitas hidup yang baik salah

satunya dipengarui oleh responden yang seluruhnya sudah menikah sehingga

semua responden memiliki dukungan keluarga yang sama. Penelitian dari

Anggeria (2016) menjelaskan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan

mekanisme koping dan kualitas hidup itu baik adalah dukungan keluarga,

dengan adanya dukungan dari keluarga yang utuh akan membuat responden

mempunyai semangat yang tinggi dan memiliki harapan untuk sembuh.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang di lakukan peneliti di ruang

hemodialisa dan Instalasi Rekam Medis RSI Sultan Agung Semarang pada

tahun 2019 pasien hemodialisa sebanyak 110 pasien yang menjalani

hemodialisa 2 kali bahkan 3 kali dalam seminggu. Peneliti juga melakukan

wawancara singkat terhadap 5 orang pasien yang menjalani hemodialisa. Dari

hasil wawancara didapatkan 2 dari 5 orang pasien mengatakan kurang

mendapatkan perhatian dari keluarganya dan merasa cemas dengan keadaan

yang dialaminya sekarang, dan 3 diantaranya mengatakan merasa bersalah

terhadap dirinya sendiri dan keluarganya sehingga memungkinkan pasien

yang menjalani hemodialisa menggunakan koping yang maladaptif.

Berdasarkan data tersebut, peneliti tertarik dalam meneliti hubungan

dukungan keluarga dan mekanisme koping terhadap kualitas hidup pada

pasien CKD yang menjalani hemodialisa.


5

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu hubungan dukungan keluarga dan mekanisme koping

terhadap kualitas hidup pada pasien CKD yang menjalani hemodialisa.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan dukungan keluarga dan mekanisme koping

terhadap kualitas hidup pada pasien CKD yang menjalani

hemodialisa.

2. Tujuan Khusus

a Mengidentifikasi karakteristik responden yaitu jenis kelamin,

usia, pekerjaan, lama hemodialisa dan pendidikan terakhir pada

pasien CKD yang menjalani hemodialisa.

b Mengidentifikasi dukungan keluarga pada pasien CKD yang

menjalani hemodialisa.

c Mengidentifikasi mekanisme koping pada pasien CKD yang

menjalani hemodialisa.

d Mengidentifikasi kualitas hidup pada pasien CKD yang

menjalani hemodialisa.

e Menganalisis hubungan antara dukungan keluarga dengan

kualitas hidup pasien CKD yang menjalani hemodialisa dan

mekanisme koping dengan kualitas hidup pasien CKD yang

menjalani hemodialisa.
6

D. Manfaat Penelitian

1. Profesi

Penelitian ini bisa sebagai refrensi tambahan profesi perawat

dalam bidang kesehatan tentang hubungan dukungan keluarga dan

mekanisme koping terhadap kualitas hidup pada pasien CKD yang

menjalani hemodialisa. Profesi perawat diharapkan juga bisa

mengembangkan riset sejenis dan kemudian menjadikan penelitian

ini sebagai salah satu rujukan untuk penelitian yang berikutnya.

2. Institusi

Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikannya dengan

menjadikan penelitian ini menjadi tambahan kepustakaan untuk

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung

Semarang.

3. Masyarakat

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi dan

menambah pengetahuan kepada masyarakat mengenai pasien CKD

yang menjalani hemodialisa.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan Teori

A. Pengertian Hemodialisa

a) Pengertian hemodialisa

Hemodialisis (HD) merupakan prosedur medis

untuk pasien yang telah kehilangan fungsi ginjal baik

sementara maupun permanen karena Chronic Kidney

Disease (CKD) (Centers For Diseae Control and

Prevention, 2009). Hemodialisis merupakan salah satu

terapi yang menggantikan sebagian kerja dari fungsi ginjal

dalam mengeluarkan sisa hasil metabolisme dan kelebihan

cairan serta zat- zat yang tidak di butuhkan tubuh melalui

difusi dan hemofiltrasi (O`callaghan, 2009). Hemodialisa

dilakukan dengan bantuan mesin dialyzer, yang dimana

tindakan hemodialisa dapat menurunkan risiko kerusakan

organ-organ vital akibat akumulasi zat toksik dalam

sirkulasi. Proses hemodialisa dapat dilakukan sebanyak 2

kali seminggu dan setiap kali terapi memerlukan waktu

paling sedikit 3 sampai 4 jam (Muttaqin & Sari, 2011).

b) Proses hemodialisis

Hemodialisa diterapkan menggunakan cara, darah di

alirkan didalam tabung ginjal buatan (dialiser) yang

7
8

berjumlah dua kompartemen yaitu darah dan dialisat yang

menjadi pembatasnya adalah selaput semipermeable

buatan. bagian dialiset dialiri pada cairan dialisat yang

didalam larutanya mengandung elekterolit yang sama

dengan serum normal yang tidak didalamya tidak

terkandung sisa dari metabolisme nitrogen. Darah pasien

dipompa dan dialirkan menuju darah, kemudian akan

berlangsung perbedaan meditasi antara cairan dialisis dan

darah. Pasien akan mendapaktan cairan dialisat sebanyak

120-150 liter setiap dialisat.

Air akan melalui pori-pori membran semipermeable

sehingga bisa menghambat elemen menggunakan berat

molekul ringan. Dilatasi memiliki dua jenis cairan

diantaranya asetat dan bikarbonat, Cairan asetat memiliki

sifat asam yang bisa menurunkan keahlian tubuh dalam

melakukan vasokontriksi yang diperlukan tubuh agar dapat

membenahi gangguan hemodinamik yang terjadi ketika

hemodialisis, Cairan bikarbonat memiliki sifat basa yang

bisa menetralkan asidosis yang berada pada pasien CKD

(Suwitra, 2014).

c) Komplikasi hemodialisa

Banyaknya komplikasi intradialisis bisa dialami

pasien yang melakukan terapi hemodialisa. Komplikasi


9

intradialisis ialah komplikasi umum terjadi pada pasien

yang menjalani hemodialisa. dampak umum yang dialami

ialah kekurangan darah, kram, mual dan muntah, headache,

nyeri dada dan punggung, gatal, demam bahkan menggigil.

Masalah lainnya mungkin yaitu hipertensi intradialisis dan

disequilibrum syndrom merupakan sekumpulan gejala tidak

berfungsinya serebral yang diantaranya sakit kepala,

pusing, mual, muntah, kejang, disorientasi sampai koma.

Komplikasi lebih lanjut yang di alami pasien hemodialisis

kronik yaitu aritmia, hemolisis, dan emboli udara (Rahardjo

et al, 2014). Ketika terapi HD dilakukan maka keadaan

psikologis pasien akan mengalami gangguan proses

berpikir dan konsentrasi serta gangguan dalam

berhubungan sosial (Desi, 2014).

d) Indikasi Hemodialisis

Hemodialisa gejalanya terhadap penderita dalam

kondisi akut membutuhkan pengobatan dialisis yang

sebentar dan pasien gagal ginjal tahapan penghujung

membutuhkan terapi yang panjang. Gejala hemodialisa

secara umum yang di derita oleh penderita ialah: kecepatan

filtrasi glomerulus kurang 15ml/menit, Hiperkalemia,

gagalnya terapi konservatif, Kadar ureum lebih dari 200

mg/dl, Kreatinin lebih dari 65 mEq/L, menumpukya cairan


10

dan anuria secara berlanjut yang lebih dari 5 kali (Smeltzer

et al. 2008 dalam Mardyaningsih, 2014).

B. Konsep dukungan keluarga

a) Pengertian

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, dan

penerimaan kepada anggota keluarga yang sedang dalam

keadaan sakit atau tidak. Anggota keluarga memperlihatkan

jika seseorang yang memiliki sifat saling medukung dan

ketika kita dalam masalah keluarga akan menolong dan

membantu ketika membutuhkan bantuan (Padila, 2012).

b) Jenis-jenis dukungan keluarga

1) Dukungan emosional

Dukungan emosional yaitu suatu dukungan

yang meliputi ekspresi cinta dan kasih sayang,

kepercayaan, dan perhatian lebih kepada orang lain,

mendengarkan dan didengar saat mengungkapkan

perasaan (saraha, 2013).

2) Dukung instrumental

Pada pasien hemodialisa dukungan

instrumental adalah suatu sumber pertolongan

efektif dan nyata. Bentuk dukungan instrumental

pada pasien yaitu keteraturan melaksanakan terapi,


11

kesehatan penderita dalam hal kebutuhan makan

dan minuman, istirahat dan kelelahan.

3) Dukungan informasional

Dukungan ini adalah memberikan informasi

yang bertujuan menambah pengetahuan seseorang

untuk mencari jalan keluar dari masalah yang di

hadapinya. Dukungan informasional yang di berikan

keluarga seperti nasehat, pengarahan, saran dan

feedback atau timbal balik mengenai bagaimana

seseorang bersikap saat menghadapi permasalahan

(saraha, 2013).

4) Dukungan penghargaan

Dukungan ini adalah suatu dukungan yang

datang melalui ekspresi penghagaan positif dan

memberikan semangat untuk orang lain, (saraha,

2013). Dukungan penghargaan dapat berupa

pemberian nilai atau apresiasi terhadap usaha yang

telah di lakukan, memberikan feedback mengenai

hasil yang di dapatkan untuk meningkatkan

kepercayaan dan kemampuan individu tersebut.


12

C. Konsep kualitas hidup

a) Pengertian

Kualitas hidup adalah salah satu tujuan yang ingin

dicapai untuk setiap orang sehingga kualitas hidup seorang

sejalan dengan tingkat kesejahteraan. Salah satu yang dapat

mempengaruhi kualitas hidup adalah derajat kesehatan. Jika

tingkat kesehatan pada seseorang tinggi dapat

mempengaruhi kualitas hidup seseorang akan semakin

meningkat (Nursalam, 2013). Kualitas hidup ialah susunan

untuk mendeskripsikan keberhasilan seseorang yang bisa

diamati dalam hidupan seseorang. Kualitas hidup yang

dinilai yaitu fisik, psikologis, hubungan sosial dan

lingkungannya (WHOQOL Group, 2014).

b) Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup

Avis (2005) dalam Riyanto (2011) mendeskripsikan

dua unsur yang dapat mempengaruhi kualitas hidup

diantaranya ialah: yang pertama ialah sosiodemografi yang

meliputi jenis kelamin, usia, ras, tingkat pendidikan,

pekerjaan dan status perkawinan. Yang kedua ialah medis

merupakan lama melakukan terapi hemodialisa, tingkatan

penyakit, dan penanganan medis yang sedang di lakukan.


13

c) Domain kualitas hidup

Menurut WHO (1996) dalam Nursalam (2013), ada

empat ranah yang diciptakan alat ukur yang dapat

mengetahui tingkat kualitas hidup. Setiap ranah diantaranya

yaitu: (1) fisik, (2) psikologis, (3) hubungan sosial, dan (4)

lingkungan.

D. Konsep Mekanisme Koping

a) Pengertian

Mekanisme koping pasien adalah proses dimana

seseorang menggunakan sumber pada yang ada pada diri

seseorang agar dapat menerapkan perilaku yang bertujuan

meningkatkan kekuatan seseorang, mengurangi kecemasan

dan setress didalam kehidupan. Adapun yang dilakukan

pasien untuk mengatasi persoalan baik secara adaptif

misalnya berbicara pada orang lain, bisa mengatasi

masalah, teknik relaksasi, aktivitas olahraga, dan lain

sebagainya adapun dengan maladaptif yaitu minum

alkohol, reaksi lambat atau berlebihan, menghindari dan

mencederai diri (Azizah, 2011).

b) Jenis-jenis mekanisme koping

1) Adaptif

Merupkan mekanisme yang positif, misalkan

perasaan cemas yang dialami seseorang bisa berubah,


14

pada cemas yang rendah, jadi mekanisme koping yang

digunakan berada pada keadaan normal.

2) Maladaptif

Jika cemas berubah dalam tingkatan sedang atau

lebih berat lagi maka cemas tersebut bisa dilawan

menggunakan 2 tipe mekanisme adalah reaksi atas

orientasi tugas (menyelesaikan masalah) dan

mekanisme pertahanan ego (tanpa kesadaran atau

pemikiran yang tidak rasional), mekanisme koping ini

termasuk masih menggunakan koping maladaptif atau

negatif.

Menurut Lazarus dan Folkman dalam Papalia (2011)

mekanisme koping memiliki dua jenis, yaitu:

1) Koping difokus pada masalah (Problem Focused Coping)

Koping berfokus pada masalah digunakan agar dapat

mengatasi masalah, dan dapat membuat keadaan

seseorang dalamkeadaan setabil dan membaik.

Jenis-jenis koping berfokus pada masalah, yaitu:

a) Keaktifan diri, merupakan usaha seseorang dalam

rangka untuk mengurangi stres menggunakan tindakan

secara langsung.
15

b) Kontrol diri, seseorang membatasi diri agar tidak

terburu-buru didalam melakukan sesuatu dan

mengontrol diri agar tidak terlibat dalam masalah.

c) Perencanaan, Menentukan cara agar dapat mengatasi

stress, dan memikirkan rencana untuk mengatasi

penyebab stress.

d) Isolasi, Seseorang tidak mau bersosialisasi dengan

lingkungannya dan dapat menghilangkan beban yang

sedang dihadapi.

e) Mencari dukungan sosial, seseorang mulai mencari

orang lain agar bisa bertukar cerita dan meluapkan

semua masalah yang sedang dihadapi yang bertujuan

agar masalah yang sedang dihadapi dapat diselesaikan.

2) Koping berfokus pada emosi (Emotion Focused Coping)

Koping berfokus pada emosi agar dapat mengatur

emosisupaya agar dapat memberikan dampak positif

terhadap fisik dan psikologisnya. Koping dimanfaatkan

disaat seseorang berfikir ketika sedikit yang bisa

dikerjakan untuk menghadapi masalah.

Bentuk mekanisme koping yang pusatnya berada di emosi

yaitu:
16

a) Penyangkalan (denial) adalah seseorang tidak

menerima atau mengakui terhadap masalah yang

sedang dialaminya.

b) Penerimaan diri, Keadaan seseorang yang berada

dikondisi tertekan sampai seseorang harus menghadapi

masalah tersebut.

c) Religius, tindakan dimana penyelesaian masalah

menggunakan ritual agama agar seseorang merasa lebih

tenang.

d) Proyeksi, Ketika seseorang mencari orang lain yang

akan disalahkan atas masalahnya.

e) Displacement, Reaksi seseorang kepada masalah yang

dialami dan menyalahkan orang lain


17

II. KERANGKA TEORI

Hemodialisa Komplikasi hemodialisa :

1.Komplikasi umum hipotensi, kram,


mual dan muntah, headache, nyeri
dada dan punggung, gatal, demam dan
menggigil.

2. Komplikasi lain yang terjadi yaitu


hipertensi intradialisis dan
disequilibrum syndrom merupakan
sekumpulan gejala disfungsi serebral
yaitu sakit kepala, pusing, mual,
muntah, disorientasi sampai koma.

Mekanisme koping Kualitas hidup


Dukungan keluarga

1. Adaptif

2. Maladaptif

Keterangan :

-------------- : tidak diteliti

: diteliti

Sumber : Desi (2014), Rahardjo et.,al (2014), Avis (2005) dalam Riyanto
(2011), saraha (2013).
18

III. HIPOTESA

Ha : ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap kualitas hidup

pada pasien CKD yang menjalani hemodialisa.

Ho : tidak ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap kualitas

hidup pada pasien CKD yang menjalani hemodialisa.

Ha : ada hubungan antara mekanisme koping terhadap kualitas hidup

pada pasien CKD yang menjalani hemodialisa.

Ho : tidak ada hubungan antara mekanisme koping terhadap kualitas

hidup pada pasien CKD yang menjalani hemodialisa.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Berdasarkan konsep teori yang sudah dijelaskan maka dapat dibuat

kerangka teori sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Dukungan
keluarga
Kualitas Hidup

Mekanisme
Koping

Keterangan :

: Area yang diteliti

: Ada hubungan

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek yang akan diteliti atau apa yang menjadi

titik perhatian pada suatu penelitian (Nursalam, 2017).

a Variabel bebas (independen) adalah variabel yang mempengaruhi

variabel terikat (Hidayat, 2014). Pada penelitian ini variabel

terikatnya yaitu dukungan keluarga dan mekanisme koping.

19
20

b Variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang di pengaruhi

variabel bebas (Hidayat, 2014). Pada penelitian ini variabel

bebasnya yaitu kualitas hidup.

C. Jenis Dan Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan strategi penelitian untuk

mengenali masalah sebelum rencana pengumpulan data akhir (Nursalam,

2011). Desain yang akan dipergunakan peneliti ini ialah deskriptif analitik

dengan pendekatan cross sectional.

D. Populasi Dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah semua objek penelitian atau objek yang akan

di teliti (Notoatmodjo, 2013). Populasi pada penelitian ini yaitu

semua pasien CKD yang menjalani Hemodialisa. Jumlah populasi

dalam penelitian ini sebanyak 110 pasien.

2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili

populasi (Notoatmodjo, 2013). Sampel pada penelitian ini adalah

pasien CKD yang menjalani hemodialisa di RSI Sultan Agung

Semarang. Adapun cara menghitung sampel dengan rumus :

N
n= 2
1+ N ( d)

N
n=
1+N ( d 2)
21

110
n=
1+110 ( 0,05 2)

110
n=
1+110 ( 0,0025 )

110
n=
1+0,275

110
n=
1,275

n= 86

Keterangan :

n : jumlah sampel

N : jumlah populasi

d : tingkat signifikan (0,05)

a Kriteria inklusi, yaitu kriteria yang harus dipenuhi setiap

populasi yang akan dijadikan sampel :

a) Responden yang menjalani hemodialisa 2 sampai 3

kali seminggu

b) Besedia menjadi responden

c) Responden yang kooperatif

b Kriteria Ekslusi, adalah kriteria yang tidak bisa menjadi

sample :

a) Pasien yang ketika dilakukan penelitian sedang

mengalami gejala seperti mual, muntah dan pusing

b) Pasien yang mempunyai gangguan penglihatan, dan

pendengaran.
22

3. Tekhnik sampling

Tekhnik sampling merupakan cara untuk menentukan

populasi agar bisa mewakili suatu populasi sehingga mendapatkan

sampel yang memiliki kriteria yang sesuai dengan keseluruhan

subjek yang ingin diteliti (Nursalam, 2017).

Sampel di ambil oleh peneliti dengan menggunakan

sampel non-probability yaitu tekhnik yang diterapkan untuk

mengambil sampel dimana tidak memberikan peluang yang sama

untuk setiap anggota populasi atau setiap unsur yang ditentukan

untuk menjadi sampel. Pengambilan sampel yang di pergunakan

ialah tekhnik purposive sampling yaitu dengan cara menentukan

kriteria yang akan dipilih menggunakan kriteria inklusi dan

eksklusi (Sugiyono, 2016).

E. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Tempat yang dipilih sebagai objek dalam penelitian adalah RSI

Sultan Agung Semarang.

2. Waktu penelitian

Penulisan karya ilmiah ini dimulai dibulan September 2019 sampai

dengan Januari 2020.

F. Definisi Operasional
23

Definisi operasional adalah mendeeskripsikan variabel

sacara terstruktur menurut karakteristik yang diamati, sehingga

memudahkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran

dengan teliti terhadap objek yang sudah ditetukan (Sugiyono,

2010).

Variabel Pengertian Cara ukur Hasil ukur Skala


Independen Dukungan Kuisioner Skor kurang Ordinal
: dukungan keluarga dukungan dari 20=
keluarga merupakan keluarga dalam rendah
sikap, bentuk Skor 21-39
tindakan, dan pengukuran sedang
penerimaan Favourable : Skor lebih
antara anggota 1= tidak pernah dari 40 =
keluarganya. 2= kadang- tinggi
kadang
3= sering
4= selalu
Pengukuran
Unfavourabel :
1= selalu
2= sering
3=kadang-
kadang
4= tidak pernah

Independen Mekanisme Kuisioner Skor


: koping pasien Mekanisme mengenai
Mekanisme adalah koping koping pada
koping langkah kuesioner yang pasien yang Nomina
dimana terdiri dari 20 menjalani l
individu pertanyaan hemodialisa
mampu berdasarkan dalam
menyelesaikan ways of coping rentang 0-
permasalahan scale by susan 40 kategori
yang sedang Folkman dan dilakukan
dihadapi agar diukur dengan berdasarkan
bisa mencapai skala likert perhitungan
tahap adaptasi. meliputi : hasil
1= tidak pernah kemampuan
2= kadang- koping ≥26
24

kadang maka
3= sering kemampuan
4= selalu koping yang
digunakan
adalah
koping
Adaptif.
Jika nilai
kemampuan
koping <26
maka
kemampuan
koping
Maladaptif
Dependen : Kualitas hidup Kuisioner Skor total Nomina
kualitas merupakan WHOQOL- pertanyaan l
hidup sesuatu yang BREEF berisi 26-130
menggambark 26 pertanyaan, 4 didapatkan
an domain range
keberhasilan sebagai
seorang berikut : 78-
individu yang 130 baik
dapat diukur 26-77 buruk
dari kehidupan
mereka.

G. Instrument Atau Alat Pengumpulan Data

1. Instrumen penelitian

Adalah alat yang berfungsi untuk pengumpulan data

(Nursalam 2013). Alat pengumpulan data pada penelitian ini

adalah kuisioner. Instrumen yang digunakan untuk mengukur pada

dukungan keluarga yaitu kuisioner dukungan keluarga dan untuk

mengukur mekanisme koping menggunakan kuisioner ways of

coping scale sedangkan untuk kualitas hidup adalah WHOQOL-

BREEF.
25

a) Kuisioner A, (dukungan keluarga) yang diteliti dengan

menggunakan alat kuesioner yang berupa sejumlah

pernyataan yang dibuat oleh Liandi (2011) yang

dimodifikasi oleh peneliti. Pernyataan dalam kuesioner

bersifat tertutup dengan jawaban yang sudah ditentukan,

pernyataan dalam kuesioner ini terdiri dari 16 item dengan

kategori : skor<20= rendah, skor 21-39= sedang,

skor>40=tinggi.

b) Kuisioner B, (ways of coping scale) by Susan Folkman dan

Richard Lazarus (Universsity of California, San Francisco).

Carver et al (1989) yang telah memodifikasi menjadi 20

butir pertanyaan dan kuesioner ini digunakan untuk

mengetahui kemampuan koping pada pasien hemodialisa

yang merupakan kuesioner yang diiambil dari penelitian

sebelumnya. Kuesioner ini juga telah dimodifikasi oleh

Suwaryanti (2014) berdasarkan pada Ways of coping scale

yang merupakan kuesioner baku. Kuesioner ini terdiri dari

pertanyaan Favourable dan Unfavourable. Pilihan jawaban

pada kuesioner Ways of Coping Scale meliputi tidak

pernah, kadang-kadang, sering dan selalu. Rentang

penilaian kemampuan koping yaitu 0-40 dengan kategori

>26 adalah Adaptif dan <26 adalah Maladaptif.


26

c) Kuisioner C, WHOQOL-BREEF ( WHO QUALITY OF

LIFE BREEF) kuesioner ini memiliki 26 pertanyaan dan

mempunyaui 4 domain yaitu 5 fungsional (fungsi fisik,

peran, emosional, kognitif dan sosial), tiga subskala gejala

(kelelahan, nyeri, dan mual atau muntah), subskala

kesehatan secara umum, dan 6 item dari jumlah dampak

keuangan yang dirasakan (Wan et al., 2012).

1. Uji validitas

Uji validitas yaitu syarat wajib bagi sebuah alat ukur agar bisa di

pergunakan untuk sebuah pengukuran (Dharma,2011). Instrumen

dinyatakan valid ketika nilai r hitung > r tabel pada taraf signifikan 5%

(Riyanto,2011).

a) Kuisioner A, dalam penelitian ini kuesioer dukungan

keluarga dilakukan uji validitas di RSUD Cilacap dengan

contoh sampel 15 menggunakan teknik korelasi Product

Moment. Pengujian dilakukan dengan melihat angka

koefisien korelasi (r) yang menyatakan hubungan antara

skor pernyataan dengan skor total (item-total correlation).

Hasilnya dibandingkan dengan r tabel menggunakan

Alpha=5%, sehingga r tabel dalam uji validitas ini sebesar

0,514. Jika r hitung>r tabel maka pernyataan dinyatakan

valid. Data 15 responden mempunyai hasil uji coba

validitas adalah 16 item pertanyaan di peroleh 14


27

pernyataan valid dan 2 tidak valid adalah soal nomer 9 dan

13, sehingga pernyataan 9 dan 13 diganti oleh peneliti.

b) Kuisioner B, kuisioner mekanisme koping yaitu Ways of

Coping Scale by Susan Folkman dan Richard Lazarus yang

telah dilakukan uji validitas dengan hasil kemampuan

koping sebesar 0,79.

c) Kuisioner C, bersumber dari WHOQOL-BREEF dalam

Septiwi (2011) telah diuji validitas dengan nilai r tabel =

30-2 = 28, sehingga didapatkan kemaknaan 5% dimana

nilai r tabel = 0,361. Penskoran nilai kualitas hidup yang

umum (item 1 dan 2) nilai r item total antara 0,565-0,711,

untuk kesehatan fisik (item 3-9) nilai r item total antara

0,438-0,796, Untuk psikologis (item 10-15) nilai r item

total berkisar 0,508-0,837, untuk sosial (item 16-18) nilai r

item total antaranya 0,751-0,866, dan domain lingkungan

(item 19-26) nilai r item total berkisar 0,466-0,866. Dari 26

item pernyataan yang diujikan semuanya memiliki nilai r ≥

0,361 sehingga semua item pernyataan dinyatakan valid.

2. Uji realibilitas

Uji reabilitas bertujuan untuk mengetahui konsistensi/ketetapan

sebuah instrumen (Sugiyono, 2014) suatu instrumen dikatan relabel

apabila nilai Alpha Cronbach lebih dari 0,6 dan bila nilai Alpha
28

Cronbach kurang dari 0,6 maka pertanyaan tidak reliabel

(Rahmahidayani, 2012).

a) Kuesioner A, instrument dianggap reliabel apabila nilai

Alpha Cronbach lebih dari 0,6. Setelah didapatkan angka

yang reliabilitas selanjutnya membandingkan harga

reliabilitas dengan r tabel, apabila hasil hitung kurang dari r

pada derajat kemaknaan dengan taraf signifikan 5%, maka

alat ukur dinyatakan valid. Didapatkan hasil reliabilitas

0,757 dapat disimpulkan bahwa uji reliabilitas kuesioner

dukungan keluarga termasuk kedalaman reliabilitas tinggi.

b) Kuesioner B, uji realibilitas pada kuisioner kemampuan

koping yang diadopsi dari kuesioner baku Ways of Coping

Scale, yang sudah diterjemahkan kedalam bahasa indonesia

dan sudah dilakukan uji validitas dan realibilitasnya oleh

peneliti sebelumnya yang dilaksanakan oleh Suwaryanti

(2014) uji realibilitas dengan jumlah 20 item pertanyaan

menunjukkan nilai Alpha Cronbach 0,609, maka dapat

dikatakan bahwa tingkat kelayakannya adalah moderat hal

ini dikarenakan nilai minimal uji realibitasnya adalah 0,60.

c) Kuesioner C, Dalam penelitian Septiwi (2011), kuesioner

kualitas hidup WHOQOL BREEF telah di uji menggunakan

metode, pada 30 pasien di RSU PKU Muhammadiyah

Gombang dengan rumus Alpha Cronbach. Uji reabilitas


29

terhadap instrumen kualitas hidup WHOQOL BREEF

menunjukkan nilai Alpha sebesar α=0,951 lebih besar dari r

tabel (0,361), dan semua item pernyataan dinyatakan

reliabel.

H. Metode Pengumpulan Data

Tekhnik pengumpulan data yang terdiri dari tahapan-tahapan berikut :

1. Peneliti meminta surat pengantar penelitian kepada pihak Fakultas

Ilmu Keperawatan

2. Peneliti meminta persetujuan dari Dekan Fakultas

3. Untuk melakukan penelitian, peneliti memberikan surat izin penelitian

dari Universitas Islam Sultan Agung Semarang yang telah disetujui

oleh Dekan Fakultas

4. Peneliti meminta izin untuk melakukan observasi pendahuluan

5. Peneliti menemui dan menjelaskan prosedur penelitian kepada

responden

6. Peneliti meminta untuk menjadi responden dengan mengisi inform

consent

7. Peneliti menjelaskan kepada responden tentang tata cara mengisi

kuisioner dan identitas responden. Pengisian identitas hanya


30

menggunakan inisial bertujuan untuk menjaga kerahasiaan data

responden.

8. Kemudian, peneliti membagikan kuisioner kepada responden untuk di

isi dan di lihat hasilnya supaya mengetahui karakteristik responden

(usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan dan lama hemodialisa)

9. Peneliti melakukan pengumpulan data yang telah diisi oleh responden,

untuk dilihat hasil skor kuisioner tersebut.

I. Rencana Analisa Data

1. Pengolahan Data

Langkah pengolahan dan analisa data yaitu :

a. Editing (pemeriksaan)

Proses edit yang dikerjakan saat data sudah lengkap dan

dilakukan pemeriksaan pada data dan memeriksakan

kesinambungan pada data.

b. Coding (pengkodean)

Dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam mengolah data,

dengan memberi kode tertentu jawaban (Pengkodean).

Pengkodeaan digunakan untuk memberi angka daftar halaman

pertanyaan, nomor pertanyaaan, nama variabel dan kode.

c. Entry data (memasukkan data)

Entry data adalah proses menyalin atau memasukkan data ke

media lain, komputer.

d. Tekhnik analisa data


31

Yaitu kegiatan pengecekan ulang apakah data yang

dimasukkan sudah benar atau belum.

2. Analisa Data

Analisa yang digunakan pada penelitian yaitu :

a. Analisis Univariat

Menurut (Dahlan,2011) ialah analisis yang dilakukan untuk

satu variabel atau pervariabel. Data hasil analisa dukungan

keluarga dengan karakteristik responden meliputi usia, jenis

kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan lama hemodialisa.

Data kategorik dalam penelitian ini yaitu dukungan keluarga ,

dan data numerik dalam penelitian ini mekanisme koping

dengan kualitas hidup.

b. Analisa bivariat

Merupakan analisis yang dilaksanakan untuk menganalisis

dua variabel. Analisa data bivariat dilakukan dengan seluruh

data tabulasi dan dianalisa dengan perangkat komputer. Data

yang terkumpul dianalisa terlebih dahulu. Analisa bivariat yang

dihubungkan yaitu dukungan keluarga dengan kualitas hidup,

dan mekanisme koping dengan kualitas hidup. Uji yang

digunakan yaitu uji Chi Square.

J. Etika Penelitian

1. Informed consent
32

Lembar persetujuan diberikan untuk setiap calon responden yang akan

diteliti dan memenuhi kriteria inklusi. Jika calon responden menolak,

maka peneliti tidak bisa memeriksa dan tetap menghormati hak yang

bersangkutan.

2. Anonymity (tanpa nama)

Suatu prosedur agar tidak mencantumkan nama responden, tapi

lembaran tersebut diberi kode.

3. Confidentiality

Kerahasiaan data responden dijamin peneliti, hanya kelompok data

tertentu akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4. Beneficence

Dalam penelitian, peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan

prosedur penelitian dan akan memberikan manfaat kepada responden

selama penelitian dengan mengisi kuesioner. Baik manfaat berupa

kesadaran (awareness) ataupun memberi suatu kebaikan yang akan

diterima responden.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan diurakan hasil penelitian hubungan dukungan keluarga

dan mekanisme koping terhadap kualitas hidup pada pasien CKD yang menjalani

hemodialisa di RSI Sultan Agung Semarang. Berdasarkan data yang didapatkan,

jumlah responden adalah 86 pasien yang melakukan hemodialisa di RSI Sultan

Agung Semarang. Pada bab ini akan diketahui hasil yang di dapat dari penelitian

yaitu meliputi karakteristik responden,dukungan keluarga,mekanisme koping dan

kualitas hidup.

A. Analisa Univariat
1. Karakteristik Responden

1. Usia
Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Umur Di RSI Sultan Agung Semarang

Usia Frekuensi Presentase (%)


17-25 2 2,3
26-35 5 5,8
36-45 13 15,1
46-55 44 51,2
56-65 22 25,6
jumlah 86 100,0

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat kita lihat bahwa responden

dengan rentan usia 17-25 tahun sebanyak 2 responden atau

sebesar (2,3%), usia dengan rentan 26-35 tahun sebanyak 5

responden atau sebesar (5,8%), usia dengan rentan 36-45 tahun

33
34

sebanyak 13 responden atau (15,1%), usia dengan rentan 46-55

tahun sebanyak 44 responden atau (51,2%), usia dengan rentan

56-65 tahun sebanyak 22 responden atau (25,6%). Dapat

disimpulkan bahwa responden dengan usia terbanyak pada

penelitian ini adalah 46-55 tahun yaitu sebanyak 44 responden

atau sebesar (51,2%) dari keseluruhan responden.

2. Jenis kelamin

Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Jenis Kelamin Di RSI Sultan Agung Semarang

Jenis kelamin Frekuensi Presentase(%)


Laki-laki 55 64,0
Perempuan 31 36,0
Jumlah 86 100,0

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 55 responden

atau sebesar (64,0%), dan responden berjenis perempuan

sebanyak 31 atau sebesar (36,0%).


35

3. Pendidikan terakhir
Tabel 4. 3 .Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan Di RSI Sultan Agung Semarang

Pendidikan frekuensi Presentase (%)


SD 34 39,5
SMP 15 17,4
SMA 24 27,9
Sarjana 10 11,6
Tidak sekolah 3 3,5
jumlah 86 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden berpendidikan SD sebanyak 34 atau sebesar

(39,5%) dan sebagian kecil responden tidak sekolah sebanyak

3 atau sebesar (3,5%).

4. Pekerjaan

Tabel 4. 4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Pekerjaan Di RSI Sultan Agung Semarang

Pekerjaan Frekuensi Presentase(%)


Swasta 13 15,1
Wiraswasta 31 36,0
Buruh 30 34,9
Tidak bekerja 12 14,0
jumlah 86 100,0

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan sebagian besar

responden bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 31 atau

sebesar (36,0%) dan sebagian kecil responden tidak bekerja

sebanyak 12 atau sebesar (14,0%).


36

5. Lama HD

Tabel 4. 5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden


Berdasarkan Lama HD Di RSI Sultan Agung Semarang

Lama HD Frekuensi Presentase


< 1 tahun 41 47,7
1-5 tahun 45 52,3
jumlah 86 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebagian

besar responden melakukan HD 1-5 tahun sebanyak 45

responden atau sebesar (52,3%). Dan sebagian kecil

responden melakukan HD <1 tahun sebanyak 41 responden

atau sebesar (47,7%).

6. Dukungan keluarga

Tabel 4. 6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan


Dukungan Keluarga Di RSI Sultan Agung Semarang

Dukungan keluarga Frekuensi Persentase (%)

Tinggi 18 20,9
Sedang 56 65,1
Rendah 12 14,0
Jumlah 86 100,0

Berdasarkan tabel 4.6 hasil penelitian menunjukkan bahwa

sebagian besar responden memiliki dukungan keluarga yang

sedang sebanyak 56 atau sekitar (65,1%) dan dukungan keluarga

yang rendah sebanyak 12 responden (14,0%).


37

7. Mekanisme koping

Tabel 4. 7 Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan


Mekanisme Koping Di RSI Sultan Agung Semarang

Mekanisme koping Frekuensi Presentase (%)


Adaptif 48 55,8
Maladaptif 38 44,2
jumlah 86 100,0

Berdasarkan tabel 4.7 hasil penelitian menunjukkan

sebagian besar responden memiliki mekanisme koping adaptif

sebanyak 48 atau sebesar (55,8%) dan mekanisme koping

maladaptif sebanyak 38 atau (44,2%).

8. Kualitas hidup

Tabel 4. 8 . Distribusi Frekuensi Karakteristik Berdasarkan


Kualitas Hidup Di Rsi Sultan Agung Semarang

Kualitas hidup Frekuensi Persentase(%)


Baik 59 68,8
Buruk 27 31,4
Jumlah 86 100,0

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa sebagian besar

responden memiliki kualitas hidup yang baik sebesar 59 atau

sebanyak (68,8%) dan kualitas hidup buruk sebesar 27 atau

sebanyak (31,4%).
38

B. Analisa Bivariat

1. Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup

Tabel 4. 9 Analisa Bivariat Hubungan Dukungan Keluarga Dengan


Kualitas Hidup Di RSI Sultan Agung Semarang

Dukunga Kualitas hidup Total P


keluarga
baik buruk value
Tinggi 14 (77,8%) 4 (22,2%) 18 (100,0%) 0,265
Sedang 39 (69,6%) 17 (30,4%) 56 (100,0%)
Kurang 6 (50,0%) 6 (50,0%) 12 (100,0%)
Total 59 (68,6%) 27 (31,4%) 86 (100,0%)

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa dukungan keluarga

yang sedang memiliki kualitas hidup baik sebanyak 39 responden (69,6%)

dan 17 responden memiliki kualitas hidup yang buruk (30,4%). Dari hasil

uji Chi Square dapat dilihat bahwa tidak adanya hubungan dukungan

keluarga dengan kualitas hidup responden dengan P value 0,265. Terdapat

1 cell ekspektasi < 5 sehingga dilakukan penggabungan cell menjadi 2

kategori yaitu tinggi dan sedang.

Dukungan Kualitas hidup Total P


keluarga
Baik buruk Value
Tinggi 25(42,4%) 9 (33,3%) 34 (39,5%) 0,511
Sedang 34 (57,6%) 18 (66,7%) 52(60,5%)
Total 59 (100,0%) 27 (100,0%) 86 (100,0%)
39

2. Hubungan antara mekanisme koping dengan kualitas hidup

Tabel 4. 10 . Analisa Bivariat Hubungan Mekanisme Koping Dengan


Kualitas Hidup Di Rsi Sultan Agung Semarang

Mekanisme Kualitas hidup Total P


koping
Baik buruk Value
Adaptif 35 (72,9%) 13 (27,1%) 48 (100,0%) 0,463
Maldaptif 24 (63,2%) 14 (36,8%) 38(100,0%)
Total 59 (68,6%) 27 (31,4%) 86 (100,0%)

Berdasarkan tabel 4.10 menunjukkan bahwa responden dengan

mekanisme koping adaptif, kualitas hidup baik sebanyak 35 responden

(72,9%) dan responden dengan kualitas hidup yang buruk sebanyak 13

responden (27,1%). Hasil uji Chi Square menunjukkan bahwa tidak

adanya hubungan antara mekanisme koping dengan kualitas hidup dengan

di dapatkan p value = 0,463


BAB V

PEMBAHASAN

Pembahasan penelitian pada bab ini dijelaskan dan di bandingkan dengan

penelitian yang didapatkan tentang hubungan dukungan keluarga dan mekanisme

koping terhadap kualitas hidup pada pasien CKD yang menjalani hemodialisa

dengan teori dan penelitian sebelumnya.

A. Analisa Univariat

1. Usia

Dalam penelitian ini menunjukan bahwa responden

terbanyak pada rentang 46-55 tahun sebanyak 44 responden

(51,2%).

Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh papalia

(2010), bahwa batasan usia dewasa awal yaitu 20-40 tahun, dewasa

menengah yaitu 41-65 tahun dan dewasa akhir yaitu >65 tahun

keatas dan dapat mempengaruhi motivasi mereka (Smeltzer &

Bare, dkk, 2012). Dari penelitian ini pasien CKD yang melakukan

hemodialisa sebagian besar adalah responden dengan kategori usia

dewasa, Ini disebabkan karena gaya hidup yang sering

mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung bahan

kimia dan juga bisa disebabkan karena mulai menurunnya fungsi

organ tubuh manusia. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Smeltzer & Bare (2009) mengatakan fungsi ginjal akan

40
41

mengalami perubahan ketika sudah bertambah usia. Perubahan ini

mencapai 50% dari fungsi ginjal secara normal. Seiring dengan

bertambahnya usia seseorang menjadi rentan terhadap penyakit

sistemik.

2. Jenis kelamin

Pada penelitian ini didapatkan jumlah responden berjenis

kelamin laki-laki sebanyak 55 responden (64,0%) dan responden

berjenis perempuan sebanyak 31 responden (36,0%). Penelitian

Sofiana (2011) mengatakan bahwa responden yang sering terkena

CKD adalah responden dengan berjenis kelamin laki-laki. Hal ini

dikarenakan laki-laki sering merokok, mengkonsumsi kopi dan lain

sebagainya.

3. Pendidikan terakhir

Penelitian ini juga menemukan data latar belakang

pendidikan terbanyak responden dalam menjalani hamodialisa

adalah responden berpendidikan SD sebanyak 34 (39,5%)

responden, SMA 24 (27,9%), SMP 15 (17,4%), Sarjana 10

(11,6%), Tidak Sekolah 3 (3,5%). Azwar (2015) mengatakan

tingginya pendidikan seseorang maka seseorang akan lebih positif

dalam pemahaman dan perilaku.

4. Pekerjaan

Pekerjaan terbanyak pada penelitian ini adalah dengan

pekerjaan wiraswasta 31 (36,0%). Wiraswasta merupakan


42

pekerjaan yang cukup berat yang dapat mempengaruhi kesehatan

pasien CKD. Oleh karena itu, pasien CKD yang berkerja sebagai

wiraswasta dianjurkan untuk lebih banyak beristirahat atau hanya

melakukan aktivitas ringan. Pada penelitian yang dilakukan oleh

Agustini (2010) pada pasien CKD yang menjalani hemodialisis di

RS Panti Rapih Yogyakarta, menunjukkan hal yang sama dimana

sebagian besar (68%) responden adalah wiraswasta.

5. Lama hemodialisa

Penelitian ini juga mendapatkan hasil lama responden

dalam menjalani hemodialisa yaitu 1-5 tahun sebanyak 45 (52,3%)

dan <1 tahun 41 (47,7%). Penelitian yang dilakukan oleh Dewi,

dkk (2015) mendapatkan adanya hubungan antara lama menjalani

hemodialisa dengan kualitas hidup. Hal tersebut juga dikuatkan

oleh penelitian yang dilakukan oleh Nurchayati (2011) dimana

didapatkan adanya hubungan antara lama waktu menjalani HD

dengan kualitas hidup dengan p-value=0,035 dan OR=2,637.

Semakin lama pasien menjalankan hemodialisa maka semakin

patuh pasien dalam menjalani terapi karena pasien telah mencapai

tahap menerima dan pasien juga telah mendapatkan informasi

tambahan tentang penyakitnya dan pentingnya terapi HD.

Penelitian Desita (2010) juga menyebutkan pasien yang telah lama

menjalani hemodialisa mengeluhkan permasalahan terkait

kesempatan beraktivitas yang dibatasi, biaya hemodialisa, dan


43

beban pembatasan asupan cairan dimana nantinya permasalahan

tersebut dapat berakibat kepada kualitas hidup pasien.

6. Dukungan keluarga

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah jumlah

dukungan keluarga terbanyak yaitu dukungan keluarga dengan

kategori sedang sebanyak 56 (65,1%), kategori rendah sebanyak 12

(14,0%). Berdasarkan pengamatan peneliti, rata-rata keluarga

pasien kurang memberi dukungan kepada pasien, seperti keluarga

hanya mengantarkan pasien dan tidak menemani pasien menunggu

antrian dan saat menjalani terapi hemodialisis. Akan tetapi ada juga

beberapa keluarga pasien mendampingi pasien menjalani terapi

hemodialisis hingga selesai dan memberikan dukungan emosional

seperti memberikan perhatian dan semangat kepada pasien.

Menurut Friedman (2010), tugas dan fungsi kesehatan keluarga

adalah, mengenal masalah kesehatan yang dialami keluarga,

membuat keputusan tindakan tentang masalah yang dihadapi,

melakukan perawatan pada anggota keluarga yang sakit,

menciptakan dan mempertahankan kondisi/suasana lingkungan,

sehingga menunjang kesehatan setiap anggota keluarga serta

mempertahankan hubungan (mempergunakan) fasilitas kesehatan

yang ada. Menurut Ratna (2010) dukungan dari keluarga

merupakan faktor penting seseorang ketika menghadapi masalah

(kesehatan) dan sebagai strategi preventif untuk mengurangi stress


44

dan pandangan hidup. Dukungan keluarga sangat diperlukan dalam

perawatan pasien, dapat membantu menurunkan kecemasan pasien,

meningkatkan semangat hidup dan komitmen pasien untuk tetap

menjalani pengobatan.

7. Mekanisme koping

Data yang di peroleh dari hasil penelitian ini adalah

responden yang memiliki koping adaptif sebanyak 48 (55,8%), dan

responden yang memiliki mekanisme koping maladaptif sebanyak

38 (44,2%). Menurut asumsi peneliti sebagian besar pasien

memiliki mekanisme koping adaptif dikarenakan pasien sudah

lama menjalani hemodialisa sehingga pasien sudah terbiasa dan

beradaptasi dengan proses hemodialisa sehingga pasien bisa

mengatasi masalahnya. Menurut Sunanto (2010) rentang waktu lama

menjalani hemodialisis pada pasien penyakit ginjal kronik sangat

berpengaruh terhadap keadaan dan kondisi pasien baik fisik maupun

psikisnya, semakin lama menjalani hemodialisis maka semakin adaptif

mekanisme koping pasien. Semakin lama pasien menjalani hemodialisis

artinya pasien semakin bisa beradaptasi dengan kondisinya dan dapat

mengantisipasi masalah yang ditimbulkan akibat hemodialisis yang

dijalani.

8. Kualitas hidup

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah

responden yang memiliki kualitas hidup baik sebanyak 59 (68,8%),

dan responden yang memiliki kualitas hidup buruk 27 (31,4%).


45

Dalam penelitian lama hemodialisa dapat mempengaruhi kualitas

hidup. Penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan

(Nurchayati,2011) yang mengatakan pasien yang menjalani

hemodialisa dengan waktu yang lama dapat membuat pasien

semakin sadar harus mengikuti proses hemodialisa jika tidak akan

menimbulkan dampak yang berbahaya bagi tubuh, sehingga

kualitas hidupnya baik. Hasil penelitian ini sama dengan hasil

penelitian Ibrahim (2009), menunjukkan bahwa 57,1% pasien yang

menjalani hemodialisis mempersepsikan kualitas hidupnya pada

tingkat rendah dengan kondisi fisik merasa kelelahan, kesakitan

dan sering gelisah, pada kondisi psikologis pasien tidak memiliki

motifasi untuk sembuh, secara hubungan sosial dan lingkungan

pasien menarik diri dari aktifitas di masyarakat. Sementara 42,9%

pasien yang menjalani hemodialisis mempersepsikan kualitas

hidupnya pada tingkat tinggi dengan kondisi fisik dapat tidur dan

istirahat dengan nyaman tidak merasa gelisah dan tidak mudah

kelelahan, pada aspek psikologis pasien masih memiliki motivasi

yang tinggi untuk sembuh dan hubungan social dan lingkungan

tidak terlalu berubah setelah menjalani hemodialisis karena pasien

masih dapat mengikuti kegiatan dimasyarakat seperti seperti wirid

dan arisan.
46

B. Analisa Bivariat

1. Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup

Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa tidak ada

hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup pasien

CKD yang menjalani hemodialisa dengan p-value= 0,511. Hasil

penelitian dari Sutini (2018) menunjukkan sebagian besar

responden (52,7%) memiliki presentase dukungan keluarga baik.

Sebagian besar (54,5%) memiliki presentase kualitas hidup rendah.

Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga

dengan kualitas hidup pasien yang menjalani hemodialisis

(p=0,522 α=0,05), Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak

terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga

dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani

hemodialisis. Karena kualitas hidup bersifat subyektifitas

ditentukan dari sudut pandang klien itu sendiri dan hanya dapat

diketahui dengan bertanya langsung kepada klien, selain itu ada

pula faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup.

Dukungan keluarga yang disebutkan oleh Suraha, Kanine,

dan Wowiling (2013) adalah meliputi dukungan keluarga dalam

bentuk sikap, tindakan, dan penerimaan keluarga terhadap

penderita yang sakit yang membutuhkan bantuan dan pertolongan

baik dalam peningkatan harga diri, pemberian keamanan maupun

pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Sihingga pasien


47

penyakit ginjal kronik membutuhkan dukungan keluarga dengan

bentuk yang menurut Friedman, (2010) terdiri atas dukungan

penilaian, dukungan instrumental, dukungan informasional, dan

dukungan emosional. Sedangkan dukungan keluarga

mempengaruhi kualitas hidup seseorang dimana dukungan

keluarga yang tinggi akan dapat berhasil mengatasi masalahnya

dibanding yang tidak mendapat dukungan keluarga (Kartika,

2010). Sedangkan Skevingtom dkk (2014) menjelaskan tentang

domain dalam kualitas hidup dimana terdapat 4 domain di

dalamnya yaitu : kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial dan

lingkungan.

2. Hubungan mekanisme koping dengan kualitas hidup

Pada penelitian ini didapatkan hasil mekanisme koping

sebagian besar adaptif 55,8% dan memiliki kualitas hidup yang

baik 68,8% dan kualitas hidup buruk sebesar 31,4% dan hasil uji

Chi Square didapatkan hasil p-value=0,463 yang berarti tidak ada

hubungan antara mekanisme koping dengan kualitas hidup pada

pasien CKD yang menjalani hemodialisa. Hasil penelitian ini tidak

sejalan dengan hasil penelitian Aldi Tri (2018) yang mengatakan

bahwa terdapat hubungan antara mekanisme koping dengan

kualitas hidup pasien hemodialisis (p value 0,041 < 0,05) dengan

korelasi hubungan yang lemah (r = 0,299). Hasil penelitian dari

Anggeria (2016) menjelaskan bahwa salah satu faktor yang


48

menyebabkan mekanisme koping dan kualitas hidup itu baik

adalah dukungan keluarga, dengan adanya dukungan dari keluarga

yang utuh akan membuat responden mempunyai semangat yang

tinggi dan memiliki harapan untuk sembuh.

Mekanisme koping menurut Adriyani (2013) merupakan

suatu usaha dalam bentuk apapun yang dilakukan seseorang dalam

menghadapi dan menanggulangi permasalahan atau setidaknya

berusaha melakukan sesuatu dengan tujuan agar dapat beradaptasi

dengan permasalahan tersebut sehingga dapat mengurangi atau

meminimalisir tekanan yang ada.

Bishop dalam (Rustina & Cahyati, 2012) mengatakan

bahwa strategi koping dapat disempurnakan dengan strategi yang

berbeda. Pada umumnya individu menggunakan strategi koping

Problem Focused Coping dan Emotion Focused Coping dalam

menghadapi situasi yang penuh setress.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang dapat mempengaruhi

hasil penelitian. Beberapa diantaranya adalah :

1. Peneliti hanya menggunakan 86 sample, sehingga hasil yang

didapatkan belum dapat di generalisasi secara luas.

2. Luas area yang di teliti masih sempit, hanya satu rumah sakit di

RSI Sultan Agung Semarang


49

D. Implikasi Keperawatan

1. Implikasi terhadap institusi

Hasil penelitian yang telah di lakukan didapatkan bahwa tidak

adanya hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dan

mekanisme koping terhadap kualitas hidup pada pasien CKD yang

menjalani hemodialisa.

2. Implikasi terhadap rumah sakit

Penelitian ini terdapat tidak adanya hubungan yang signifikan

antara dukungan keluarga dan mekanisme koping terhadap kualitas

hidup pada pasien CKD yang menjalani hemodialisa. dengan

adanya hasil penelitian ini tenaga kesehatan dapat mengkaji

sesuatu yang menyebabkan dukungan keluarga, mekanisme koping

dan kualitas hidup menjadi meningkat atau menurun, kemungkinan

disebabkan karena adanya faktor lain.

3. Implikasi bagi perkembangan ilmu keperawatan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan tidak

dijadikan sebagai bahan lanjutan untuk peneliti karena tidak

adanya hubungan antara ketiga variabel tersebut.


BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada bulan November 2019

diruang Hemodialisa RSI Sultan Agung Semarang dapat disimpulkan

bahwa :

1. Dari total 86 responden pasien yang menjalani hemodialisa di RSI

Sultan Agung Semarang hasil data demografinya adalah sebagai

berikut :

a Didapatkan data sebagian besar usia responden berada pada

rentang 46-55 tahun sebanyak 44 responden atau (51,2%),

dan usia responden yang sedikit 17-25 tahun sebanyak 2

responden atau sebesar (2,3%).

b Didapatkan responden terbanyak dengan berjenis kelamin

laki-laki sebanyak 55 responden atau sebesar (64,0%).

c Didapatkan bahwa responden yang tingkat pendidikan

terakhir paling banyak yaitu SD sebanyak 34 atau (39,5%)

responden.

d Didapatkan bahwa responden terbanyak yang bekerja

sebagai wiraswasta sebanyak 31 atau (36,0%).

50
51

e Didapatkan responden terbanyak dengan lama menjalani

hemodialisa yaitu 1-5 tahun sebanyak 45 responden

(52,3%).

2. Dari hasil penelitian tentang hubungan dukungan keluarga dan

mekanisme koping terhadap kualitas hidup pada pasien CKD yang

menjalani hemodialisa, dapat disimpulkan bahwa jumlah dukungan

keluarga dengan kategori sedang sebanyak 56 (65,1%), kategori

rendah sebanyak 12 (14,0%).

3. Dari hasil penelitian tentang hubungan dukungan keluarga dan

mekanisme koping terhadap kualitas hidup pada paien CKD yang

menjalani hemodialisa, dapat disimpulkan bahwa responden yang

memiliki mekanisme koping adaptif sebanyak 48 (55,8%), dan

responden yang memiliki mekanisme koping maladaptif sebanyak

38 (44,2%).

4. Dari hasil penelitian tentang hubungan dukungan keluarga dan

mekanisme koping terhadap kualitas hidup pada pasien CKD yang

menjalani hemodialisa, dapat disimpulkan bahwa responden yang

memiliki kualitas hidup baik sebanyak 59 (68,8%), dan responden

yang memiliki kualitas hidup buruk 27 (31,4%).

5. Hasil penelitian tentang hubungan dukungan keluarga terhadap

kualitas hidup pada pasien CKD yang menjalani hemodialisa,

didapatkan hasil dengan p-value= 0,511 atau lebih besar dari 0,05

dan hubungan mekanisme koping terhadap kualitas hidup pada


52

pasien CKD yang menjalani hemodialisa, didapatkan hasil dengan

p-value= 0,463 atau lebih besar dari 0,05.

B. Saran

1. Institusi

Untuk institusi dapat memberikan ilmu tentang dukungan keluarga

agar saat berada di lahan mahasiswa dapat mengedukasi

masyarakat maupun perawat atau tenaga kesehatan lainnya tentang

dukungan keluarga, mekanisme koping, dan kualitas hidup.

2. Rumah sakit

Untuk rumah sakit dapat ditingkat lagi layanan bagi pasien

hemodialisa, memberi edukasi kepada keluarga pasien maupun

pasien tentang dukungan keluarga, mekanisme koping dan kualitas

hidup.

3. Pasien dan keluarga

Untuk pasien dapat dimengerti pentingnya dukungan keluarga,

mekanisme koping dan kualitas hidup serta dapat meningkatkan

kualitas hidup pasien, sedangkan bagi keluarga dapat dimengerti

domain-domain kualitas hidup dan menerapkan dalam keluarga

untuk saling memberi dukungan.

4. Peneliti selanjutnya

Peneliti menyarankan agar peneliti selanjutnya menggunakan

sampel yang lebih banyak dengan cakupan tempat penelitian yang

lebih luas. Peneliti juga menyarankan untuk penelitian selanjutnya


53

agar dapat meneliti pengembangan model intervensi pasien CKD

dengan memperhatikan kualitas hidup pasien CKD yang menjalani

hemodialisa.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, R. (2013). Psikologi Sosial : Integrasi Pengetahuan Wahyu Dan

Pengetahuan Empirik. Jakarta: Rajawali pers.

A.I, I. (2009). hubungan tingkat kecemasan dengan mekanisme koping pada

pasien gagal ginjal kongestif di RSU pandan Arang Boyolali.

ejurnal.ac.id/pdf/download.

al, R. e. (2014). buku ajar ilmu penyakit dalam hemodialisis. Jakarta: departemen

ilmu penyakit dalam FKUI.

al, S. e. (2009). buku ajar keperawatan medikal bedah Brunner&Suddarth (Edisi

8 Volume 1). Jakarta : EGC.

al, S. e. (2014). the world organization's WHOQOL-BREF quality of life

assessment. Psychometric properties and result of the international field

trial A report from the WHOQOL Group.Quality of life Research, 13:299-

310.

Agustini, R. (2010). dampak dukungan keluarga dalam mempengaruhi kecemasan

pada pasien penderita gagal ginjal kronik di RS panti rapih Yogyakarta .

http://skripsiindonesia.com/kategori/skripsi/.

Aldi Tri, Y. (2018). mekanisme koping terhadap kualitas hidup pasien

hemodialisa. Semarang: UMS.

54
55

Ambari, P. K. (2010). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan

Keberfungsian Sosial pada Pasien Skizofrenia. Skripsi., Fakultas

Psikologi Universitas Dipenegoro.

Andriyani. (2013). coping stress pada wanita karier yang berkeluarga . Banda

Aceh: Fakultas dakwah dan komunikasi UIN .

Azizah., L. (2011). Keperawatan Jiwa (Aplikasi praktik klinik). Yogyakarta:

Graha Ilmu;.

Azwar, S. (2015). penyusunan skala psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka

Belajar.

Bosworth, H. (2009). Friends & Family Support Improve Heart Health.

Control, C. F. (2009). National Chronic Kidney Disease Fact Sheet 2014.

Division of Diabetes Translation National Center for Chronic Disease

Prevention and Health Promotion.

Dahlan, M. S. (2011). Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang

Kedokteran Dan Kesehatan seri 3 Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto.

Desi, A. (2014). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Depresi Pasien

Gagal Ginjal Kronik dengan Hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah

Yogyakarta. Yogyakarta: STIKES 'Aisyiyah.

Desita. (2010). pengaruh dukungan keluarga terhadap peningkatan kualitas hidup

pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUP.


56

Dewi, S. P. (2015). Hubungan lamanya hemodialisa dengan kualitas hidup pasien

gagal ginjal di RS PKU muhammadiyah yogyakarta.

http://digilib.unisayogya.ac.id/234/1/NasPub%20_Hubungan%20lamanya

%20HD%20dg%20Kualitas%20Hidup.pdf.

Dharma, K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Trans Info

Media.

Friedman, L. M. (2010). buku ajar keperawatan keluarga: riset, teori, praktik .

Jakarta: EGC.

Hidayat, A. A. (2014). Metodologi Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa

Data. Jakarta: Salemba Medika.

Ibrahim, K. (2009). quality of life of patients with chronic renal failur undergoing

hemodialysis. Bandung: Medikal Journal.

Liandi, R. (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pasien gagal

ginjal selama menjalani terapi hemodialisa di RSUD Zainoel Abidin

Banda Aceh. Jurnal ilmu keperawatan dan kebidanan , 1(9): 523-533.

Mardyaningsih, P. D. (2014). Kualitas Hidup Pada Penderita Gagal Ginjal Kronik

yang Menjalani Terapi Hemodialisis Di RSUD DR. Soediran Mangun

Sumarso Kabupaten Wonogiri.

http://www.kualitashiduppasienggk/hemodialisa,rsuddr.soedirman,

Diakses tanggal 20 April 2016Muttaqin, A. &. (2011). Asuhan

keperawatan gangguan sistem perkemihan. Jakarta: Salemba Medika .


57

Notoadmodjo, S. (2013). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2011). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 3. Jakarta:

Salemba Medika.

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba

Medika.

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 4 . Jakarta:

Salemba Medika.

Nurchayati. (2011). analisis faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup

pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di rumah sakit

islam fatimah cilacap dan rumah sakit umum daerah banyumas. Depok:

UI.

O`callaghan, C. (2009). At a glance sistem ginjal. (2 edision ed). (E Yasmine,

penerj.). Jakarta: Erlangga.

Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta :. Nuha Medika.

Papalia, D. E. (2010). Human Development (psikologi perkembangan) edisi

kesepuluhn. Jakarta : Kencana.

Papalia, D. O. (2011). Human development (psikologi perkembangan) 9th ed.

Jakarta: Kencana.

Ratna, W. (2010). sosiologi dan antropologi kesehatan. Yogyakarta: Puataka

Rihama.
58

return, i. r. (2013).

Riskesdas, R. K. (2018). Badan penelitian dan pengembangan kesehatan. Jakarta:

Departemen kesehatan republik indonesia.

Riyanto, W. (2011). hubungan antara penambahan berat badan di antara dua

waktu hemodialisis IWG terhadap kualitas hidup pasien penyakit ginjal

kronik yang menjalani terapi hemodialisis di unit RSUP Fatmawati

Jakarta. http://www.beratbadanantaraIWGdengankualitashidup,GGK,

Diakses tanggal 26 April 2016.

Septiwi. (2010). Hubungan antara Hubungan antara Hubungan antara

Hubungan antara Hubungan antara Hubungan antara Hubungan antara

Hubungan antara Hubungan antara adekuasi hemodialisis dengan

adekuasi hemodialisis dengan adekuasi hemodialisis dengan adekuasi

hemodialisis de. Jakarta: Universitas Indonesia.

Smeltzer, S. C. (2010). Brunner & Suddarth's textbook of medical surgical

nursing (12 th edition ed.). Philadelpia: Lippincott: Williams & Wilkins.

sofiana. (2011). analisis faktor yang berhubungan dengan kualitas hidup pasien

penyakit ginjal kronik yang menjalani hemodialisis di rumah sakit islam

fatimah cilacap dan rumah sakit umum daerah banyumas. Depok: UI.

Suryaningsih, M. S. (2013). hubungan dukungan keluarga dengan depresi pada

pasien gagal ginjal kronik di ruangan hemodialisa BLU RSUP Prof.Dr.RD

Kandao Manado.
59

Sutini. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga dengan kualitas hidup pasien

gagal ginjal kronik yang menjalani HD. Ponorogo: FIK universitas

Muhammadiyah Ponorogo.

Suwaryanti. (2014). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dan Mekanisme

Koping Pada Pasein Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis

Di RSUD Tugurejo Semarang.

Suwitra, K. (2014). hidup berkualitas dengan hemodialisis (cuci darah) reguler.

Denpasar: Udayana University press.

Saraha SM, K. E. (2013). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Depresi pada

Pasien Penyakit Ginjal Kronik di Ruangan Hemodialisa BLU RSUP Prof.

Dr. RD Kandou Manado. Ejournal Keperawatan, 1(1): 1-6.

Sugiyono. (2010). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung:

Alfabeta, CV.

Sugiyono. (2016). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014.). Metodologi Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, Dan R&D.

Bandung:: Alfabeta.

Suwitra, K. (2014). Penyakit ginjal kronik Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid II. Jakarta : Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, h.

2159-2165.
60

WHO. (2014). Global Status Report On Noncomunicable Disease (online).

http://www.who.int/nmh/publications/ncd-status-report-2014/en/.

Wurara, Y. (2013). Mekanisme koping pada pasien penyakit ginjal kronik yang

menjalani terapi hemodialisis di rumah sakit Prof. Dr.r.d Kandou

Manado.

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/2254/1811.
LAMPIRAN
Lampiran 1 . Surat balasan ijin survey
Lampiran 2 . Surat balasan ijin penelitian
Lampiran 3 . Surat selesai penelitian
Lampiran 4 Surat lolos uji etik
Lampiran 5 Lembar Permohonan Menjadi Responden

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada:
Yth
……………….

Yang bertanda tangan dibawah ini. Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan


Universitas Islam Sultan Agung Semarang :
Nama : Hariatun Hasanah
Nim : 30901602057
Bersama ini kami mengajukan permohonan kepada ibu untuk menjadi responden
dalam penelitian yang berjudul “ Hubungan dukungan keluarga dan mekanisme koping
terhadap kualitas hidup pada pasien CKD yang menjalani hemodialisa” Di Rsi Sultan
Agung Semarang. Jawaban yang diberikan terjamin kerahasiannya. Oleh karena itu kami
berharap memberikan jawaban sejujur-jujurnya.
Atas perhatian dan kerjasamanya untuk menjadi responden, kami mengucapkan
terimakasih.

Semarang, 29 Januari 2020


Peneliti

Hariatun hasanah
Lampiran 6 Surat kesanggupan menjadi responden

SURAT KESANGGUPAN MENJADI RESPONDEN


(Informed Consent)

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Dengan ini saya menyatakan, saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang
dilakukan oleh :
Nama : Hariatun Hasanah
NIM : 30901602057
Institusi Pendidikan : Program Studi S1 Keperawatan FIK UNISSULA Semarang
Demikian surat pernyataan kesanggupan ini saya buat dengan sukarela dan tanpa adanya
paksaan dari peneliti.

Semarang, 29 Januari 2020


Responden

( )
Lampiran 7 . Instrument penelitian

KUESIONER DUKUNGAN KELUARGA

A. Identitas Responden
Nama :
Tempat/tanggal lahir :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Alamat :
B. Petunjuk pengisian kuesioner
Berilah tanda (V) pada kolom jawaban yang sesuai dengan kondisi anda :
No Dukungan Selalu Sering Kadang- Tidak
kadang pernah
Dukungan emosional

1. Keluarga mendampingi pasien


dalam perawatan
2. Keluarga tetap memperhatikan
keadaan pasien selama pasien
sakit
3. Keluarga berusaha mendengarkan
setiap kali pasien mengeluh
4. Keluarga dengan ramah
membantu pasien untuk
memenuhi kebutuhan pasien
Dukungan instrumental

5. Keluarga menyediakan waktu dan


fasilitas jika pasien memerlukan
untuk keperluan pengobatan
6. Keluarga berperan aktif dalam
setiap pengobatan dan perawatan
7. Keluarga bersedia membiayai
perawatan dan pengobatan pasien
8. Keluarga mencarikan kebutuhan
sarana dan peralatan yang pasien
perlukan
Dukungan
informasi/pengetahuan
9. Keluarga tidak memberitau
mengenai hasil pemeriksaan
dokter
10. Keluarga mengingatkan pasien
untuk minum obat, latihan dan
makan
11. Keluarga memberikan informasi
pada pasien tentang hal-hal yang
bisa memperburuk penyakit
pasien.
12. Keluarga menjelaskan kepada
pasien setiap pasien bertanya hal-
hal yang tidak jelas tentang
penyakitnya.
Dukungan penghargaan

13. Keluarga memberi pujian ketika


pasien melakukan sesuai yang
dikatakan dokter
14. Keluarga berusaha
mensupport pasien dalam
15. pengobatan
Keluarga berusaha menghibur
pasien setiap kali pasien sedih
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

LEMBAR KUESIONER
KEMAMPUAN KOPING (WAYS OF COPING SCALE)

I. Identitas Responden
1. Usia :
2. Jenis Kelamin :
3. Pendidikan :
4. Pekerjaan :
5. Lama Hemodialisa : .….. Tahun ..…. Bulan

II. Kuesioner Kemampuan Koping Pada Pasien Hemodialisa


Cara Pengisian : Berikanlah tanda check list (√) pada kolom angka yang ada
disebelah kanan pada masing-masing butir pertanyaan dengan
pilihan yang sesuai dengan yang Anda alami.
Tidak Kadang
No Kemampuan Koping Sering Selalu
Pernah -kadang
1. Yakin bahwa keadaan kesehatan
saya akan baik-baik saja.
2. Percaya bahwa terapi hemodialisa
akan membantu memulihkan
keadaan saya.
3. Saya yakin bahwa Tuhan akan selalu
memberi kekuatan bagi saya.
4. Saya berdoa dan mendekatkan diri
kepada Tuhan.
5. Saya mencoba menemukan hikmah
dari kondisi saya saat ini.
6. Saya menceritakan masalah yang
saya hadapi dalam menjalani
hemodialisa dengan orang yang
menjalani terapi yang sama.
7. Saya menyembunyikan perasaan
Tidak Kadang
No Kemampuan Koping Sering Selalu
Pernah -kadang
sedih saya dan berusaha untuk tegar
dihadapan orang lain.
8. Saya membicarakan masalah yang
saya alami selama hemodialisa
kepada petugas kesehatan.
9. Saya berusaha untuk tetap tenang
dan santai saat menjalani terapi
hemodialisa.
10. Meminta dukungan dan bantuan dari
keluarga.
11. Saya berusaha membuat hemodialisa
yang merupakan kondisi sulit
menjadi mudah dan dapat diatasi.
12. Saya melakukan hal-hal yang masih
bisa saya lakukan untuk keluarga.
13. Saya menganggap pantangan-
pantangan terapi hemodialisa itu
adalah suatu yang baik.
14. Mengerjakan suatu hal untuk
mengatasi kecemasan meski tidak
yakin akan berhasil.
15. Saya mencari ketenangan dengan
relaksasi atau rekreasi.
16. Menyemangati diri sendiri karena
saya harus tetap tegar, tidak boleh
menyerah.
17. Saya tidak bisa menahan diri
terhadap hal-hal yang bertentangan
dengan terapi.
18. Menghilangkan stress dengan
banyak tidur.
19. Menerima hemodialisa sebagai suatu
hukuman dari Tuhan.
20. Saya menghadapi penyakit ini
dengan pasrah, melamun dan tidak
melakukan usaha apapun.
KUESIONER KUALITAS HIDUP

(WHOQOL-BREF)

Identitas Responden
Nama :
Tempat/tanggal lahir :
Jenis kelamin :
Pendidikan :
Alamat :

Pilihlah jawaban yang menurut anda paling sesuai. Jika anda


tidak yakin tentang jawaban yang akan anda berikan terhadap
pertanyaan yang diberikan, pikiran pertama yang muncul pada
benak anda seringkali merupakan jawaban yang terbaik. Dalam
pikiran anda segala standar hidup, harapan, kesenangan dan
perhatian anda. Kami akan bertanya apa yang anda pikirkan
tentang kehidupan anda.

San
Sangat Buruk Biasa-biasa Baik gat
buruk saja bai
k

1. Bagaimana menurut anda 1 2 3 4 5


kualitas hidup anda?

Sanga
Sangat Tdk Biasa-biasa Memu t
tdk memuas saja as- memu
memuas kan kan as-
kan kan
2. Seberapa puas anda terhadap
kesehatan anda? 1 2 3 4 5

Pertanyaan berikut adalah tentang seberapa sering anda telah


mengalami hal-hal berikut ini dalam empat minggu terakhir.

Tdk Dlm San Dlm


sama Sediki jumla gat jumlah
sekal t h seri berlebi
i sedan ng han
g
3. Seberapa jauh rasa sakit fisik
anda mencegah anda dalam 5 4 3 2 1
beraktivitas sesuai kebutuhan
anda?
4. Seberapa sering anda
membutuhkan terapi medis 5 4 3 2 1
untuk dpt berfungsi dlm
kehidupan sehari-hari anda?

5. Seberapa jauh anda menikmati 1 2 3 4 5


hidup anda?

6. Seberapa jauh anda merasa


hidup anda berarti? 1 2 3 4 5

7. Seberapa jauh anda mampu 1 2 3 4 5


berkonsentrasi?
8. Secara umum, seberapa aman
anda rasakan dlm kehidupan 1 2 3 4 5
anda sehari-hari?

9. Seberapa sehat lingkungan dimana


anda tinggal (berkaitan dgn sarana 1 2 3 4 5
dan prasarana)

Pertanyaan berikut ini adalah tentang seberapa penuh anda alami


hal-hal berikut ini dalam 4 minggu terakhir?
Tdk sama Sepenuhny
sekali Sedikit Sedang Seringka a
li dialami
10. Apakah anda memiliki 1 2 3 4 5
vitalitas yg cukup 2untuk
beraktivitas sehari ?

11. Apakah anda dapat 1 2 3 4 5


menerima penampilan
tubuh anda?

12. Apakah anda memiliki 1 2 3 4 5


cukup uang utk memenuhi
kebutuhan anda?

13. Seberapa jauh ketersediaan


informasi bagi kehidupan 1 2 3 4 5
anda dari hari ke hari?

14. Seberapa sering anda


memiliki kesempatan 1 2 3 4 5
untuk bersenang-
senang /rekreasi?

Sangat Buruk Biasa- Baik Sangat


buruk biasa baik
saja

15. Seberapa baik 1 2 3 4 5


kemampuan anda dalam
bergaul?
Sangat Tdk Biasa- Memuask Sanga
tdk memuas biasa an t
memuas kan saja memuas
kan kan
16. Seberapa puaskah anda 1 2 3 4 5
dg tidur anda?

17. Seberapa puaskah anda dg


kemampuan anda untuk
menampilkan aktivitas 1 2 3 4 5
kehidupan anda sehari-
hari?
18. Seberapa puaskah anda 1 2 3 4 5
dengan kemampuan anda
untuk bekerja?

19. Seberapa puaskah anda 1 2 3 4 5


terhadap diri anda?

20. Seberapa puaskah anda 1 2 3 4 5


dengan hubungan
personal / sosial anda?
21. Seberapa puaskah anda 1 2 3 4 5
dengan kehidupan
seksual anda?

22. Seberapa puaskah anda


dengan dukungan yg 1 2 3 4 5
anda peroleh dr teman
anda?
23. Seberapa puaskah anda
dengan kondisi tempat 1 2 3 4 5
anda tinggal saat ini?
24. Seberapa puaskah anda 1 2 3 4 5
dgn akses anda pd
layanan kesehatan?

25. Seberapa puaskah anda 1 2 3 4 5


dengan transportasi yg
hrs anda jalani?

Pertanyaan berikut merujuk pada seberapa sering anda merasakan


atau mengalami hal-hal berikut dalam empat minggu terakhir.
Tdk Jarang Cukup Sangat Selalu
pernah sering sering

26. Seberapa sering anda


memiliki perasaan negatif
seperti ‘feeling blue’ 5 4 3 2 1
(kesepian), putus asa,
cemas dan depresi?
Lampiran 8 Hasil perhitungan dengan spss

Frequencies
Statistics

usia jenis kelamin pendidikan pekerjaan

N Valid 86 86 86 86

Missing 0 0 0 0

Frequency Table
usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 17-25 2 2,3 2,3 2,3

26-35 5 5,8 5,8 8,1

36-45 13 15,1 15,1 23,3

46-55 44 51,2 51,2 74,4

56-65 22 25,6 25,6 100,0

Total 86 100,0 100,0

jenis kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki-laki 55 64,0 64,0 64,0

perempuan 31 36,0 36,0 100,0

Total 86 100,0 100,0

pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 34 39,5 39,5 39,5

SMP 15 17,4 17,4 57,0

SMA 24 27,9 27,9 84,9

SARJANA 10 11,6 11,6 96,5

TIDAK SEKOLAH 3 3,5 3,5 100,0

Total 86 100,0 100,0

pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SWASTA 13 15,1 15,1 15,1

WIRASWASTA 31 36,0 36,0 51,2


BURUH 30 34,9 34,9 86,0

TIDAK BEKERJA 12 14,0 14,0 100,0

Total 86 100,0 100,0

Statistics
lama hemodialisa

N Valid 86

Missing 0
Mean 1,52
Std. Deviation ,502
Minimum 1
Maximum 2

lama hemodialisa

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <1 tahun 41 47,7 47,7 47,7

1-5 tahun 45 52,3 52,3 100,0

Total 86 100,0 100,0

Frequencies
Statistics

dukungan mekanisme
keluarga koping kualitas hidup

N Valid 86 86 86

Missing 0 0 0

Frequency Table

dukungan keluarga

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tinggi 18 20,9 20,9 20,9

sedang 56 65,5 65,5 86,0

Rendah 12 14,0 14,0 100,0

Total 86 100,0 100,0

mekanisme koping

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Adaptif 48 55,8 55,8 55,8


Maladaptif 38 44,2 44,2 100,0

Total 86 100,0 100,0

kualitas hidup

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 59 68,6 68,6 68,6

buruk 27 31,4 31,4 100,0

Total 86 100,0 100,0

Crosstabs
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

dukungan keluarga * kualitas


86 100,0% 0 0,0% 86 100,0%
hidup

dukungan keluarga * kualitas hidup Crosstabulation

kualitas hidup

baik buruk Total

dukungan keluarga tinggi Count 14 4 18

Expected Count 12,3 5,7 18,0

% within dukungan keluarga 77,8% 22,2% 100,0%

sedang Count 39 17 56
Expected Count 38,4 17,6 56,0

% within dukungan keluarga 69,6% 30,4% 100,0%

rendah Count 6 6 12

Expected Count 8,2 3,8 12,0

% within dukungan keluarga 50,0% 50,0% 100,0%


Total Count 59 27 86

Expected Count 59,0 27,0 86,0

% within dukungan keluarga 68,6% 31,4% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)

Pearson Chi-Square dukungan keluarga *2,660


kualitas
a hidup Crosstabulation
2 ,265
Likelihood Ratio 2,566 2 ,277
Linear-by-Linear Association 2,340 1 ,126
N of Valid Cases 86

a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,77.
kualitas hidup

baik buruk Total

dukungan keluarga tinggi Count 14 4 18

Expected Count 12,3 5,7 18,0

% within dukungan keluarga 77,8% 22,2% 100,0%

sedang Count 45 23 68

Expected Count 46,7 21,3 68,0

% within dukungan keluarga 66,2% 33,8% 100,0%


Total Count 59 27 86

Expected Count 59,0 27,0 86,0

% within dukungan keluarga 68,6% 31,4% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square ,889 1 ,346
b
Continuity Correction ,432 1 ,511
Likelihood Ratio ,933 1 ,334
Fisher's Exact Test ,406 ,260
Linear-by-Linear
,879 1 ,348
Association
N of Valid Cases 86

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,65.
b. Computed only for a 2x2 table

Crosstabs
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

mekanisme koping * kualitas


86 100,0% 0 0,0% 86 100,0%
hidup

mekanisme koping * kualitas hidup Crosstabulation

kualitas hidup

baik buruk Total

mekanisme koping adaptif Count 35 13 48

Expected Count 32,9 15,1 48,0


% within mekanisme koping 72,9% 27,1% 100,0%

maladaptif Count 24 14 38

Expected Count 26,1 11,9 38,0

% within mekanisme koping 63,2% 36,8% 100,0%


Total Count 59 27 86

Expected Count 59,0 27,0 86,0

% within mekanisme koping 68,6% 31,4% 100,0%

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square ,938 1 ,333
b
Continuity Correction ,539 1 ,463
Likelihood Ratio ,935 1 ,334
Fisher's Exact Test ,359 ,231
Linear-by-Linear Association ,927 1 ,336
N of Valid Cases 86

a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,93.
b. Computed only for a 2x2 table

Lampiran 9 Dokumentasi pengambilan data


Lampiran 10 . Daftar riwayat hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Hariatun Hasanah

Tempat, Tanggal Lahir : Mataram, 26 April 1997

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat Rumah : Jl.Jendral Sudirman Gg Alor No.5A MataramNTB

Alamat Institusi : Jl. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang 50112 PO Box

1054/SM Indonesia

Riwayat Pendidikan

1. SD : SDN 11 MATARAM (2004-2010)

2. SMP : MTsN 2 MATARAM (2010-2013)

3. SMA : SMKN 8 MATARAM (2013-2016)

4. Pendidikan S1 : Universitas Islam Sultan Agung Semarang (2016 -

sekarang)
Lampiran 11 Catatan hasil konsul/bimbingan
Lampiran 12 Jadwal kegiatan penelitian
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

Juni - Desember 2019

N Kegiata Juni Juli Agustus September Oktober November Desember


o n 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4
Usulan
Tema
1
dan
Judul                                                            
Penyus
unan
2
Proposa
l                                                            
Pengum
pulan
Proposa
3
l ke
Fakulta
s                                                            
Ujian
4 Proposa
l                                                            
Revisi
5 Proposa
l                                                            
Pengam
6 bilan
Data                                    
Penyus
unan
7
Laporan
Hasil                                    
Pengum
pulan
Skripsi
8
ke
Fakulta
s                                    
Ujian
9
Hasil 1                                                            
Revisi
dan
Pengum
1
pulan
0
Hasil
Akhir
Skripsi                                                            

Anda mungkin juga menyukai