Koleksi Mata Uang Museum Daerah ... Sarah Nurulita
Koleksi Mata Uang Museum Daerah ... Sarah Nurulita
Koleksi Mata Uang Museum Daerah ... Sarah Nurulita
DIPULAU KALIMANTAN
Museum ini semula bernama Museum Borneo yang didirikan oleh Pemerintah Belanda
pada tahun 1907 di Banjarmasin. Akibat masuknya penjajahan Jepang, Museum Borneo
berakhir dan dilanjutkan pencetusannya oleh Gubernur Milono dengan didirikannya
Museum Kalimantan pada tanggal 22 Desember 1955. Separuh dari koleksi museum ini
merupakan kepunyaan Kiai Amir Hasan Bondan Kejawen sebagai salah satu Bapak
Pioneer Museum.
Museum ini berarsitektur rumah Banjar Bubungan Tinggi. Bangunannya terdiri dari dua
tingkat. Di tingkat pertama dipenuhi koleksi benda berupa replika peninggalan kejayaan
agama Hindu seperti sisa-sisa patung Nandi, replika Nandi, replika patung Dewa Syiwa
sebagai Batara Guru, pecahan patung Batara Guru, patahan Lingga, alas patung dan
replika Lingga Yoni. Semua benda ini berasal dari situs Candi Laras, sebuah candi
peninggalan kerajaan Hindu yang pernah berkuasa di Kalimantan Selatan ratusan tahun
lalu yang ditemukan di Kecamatan Candi Laras Selatan, Kabupaten Tapin, Kalimantan
Selatan. Menurut sejarahnya, candi ini dibangun pada 1300 masehi oleh Jimutawahana
yang merupakan keturunan Dapunta Hyang dari Kerajaan Sriwijaya yang berada di
Sumatera Selatan. Ada juga benda-benda peninggalan pra sejarah seperti peralatan
sehari-hari. Masuk lagi ke dalamnya, ada beragam senjata yang pernah digunakan oleh
rakyat Banjar untuk melawan penjajah Belanda. Di sisi lainnya, ada berbagai mata uang
kuno yang pernah digunakan di Kalimantan Selatan hingga mata uang rupiah yang berlaku
di masa pascakemerdekaan. Mata uang kuno tersebut memiliki beragam ukuran. Ada
yang kecil mungil, ada juga yang besar-besar. Semuanya berbentuk bulat. Ada yang di
tengahnya berlubang, ada juga yang tidak. Uang-uang tersebut sudah tampak usang
menandakan usianya sudah sangat tua. Lalu ada juga berbagai benda peninggalan
Kerajaan Banjar seperti replika kursi tahta Sultan Adam, seorang Raja Banjar yang
terkenal dalam sejarah kerajaan Islam tersebut.
Museum Provinsi Kalimantan Barat dirintis sejak tahun 1974 oleh Kantor Wilayah
Depdikbud Provinsi Kalimantan Barat melalui Proyek Rehabilitasi dan Perluasan
Permuseuman Kalimantan Barat. Fungsionalisasinya diresmikan pada tanggal 4 Oktober
1983 oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Depdikbud, sejak itu Museum Provinsi
Kalimantan Barat dibuka untuk umum.
Koleksi pada Museum Balanga Palangkaraya memiliki 10 Klasifikasi yaitu, Geologi, Biologi,
Ethnografi, Arkeologi, Historika, Numismatika/Heraldika, Filogika, Keramologika, Seni
Rupa dan Teknologi.
4. MUSEUM