Koleksi Mata Uang Museum Daerah ... Sarah Nurulita

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

KOLEKSI MATA UANG MUSEUM DAERAH

DIPULAU KALIMANTAN

1. MUSEUM LAMBUNG MANGKURAT ( KALIMANTAN SELATAN )

Museum ini semula bernama Museum Borneo yang didirikan oleh Pemerintah Belanda
pada tahun 1907 di Banjarmasin. Akibat masuknya penjajahan Jepang, Museum Borneo
berakhir dan dilanjutkan pencetusannya oleh Gubernur Milono dengan didirikannya
Museum Kalimantan pada tanggal 22 Desember 1955. Separuh dari koleksi museum ini
merupakan kepunyaan Kiai Amir Hasan Bondan Kejawen sebagai salah satu Bapak
Pioneer Museum.

Didahului dengan diselenggarakannya Konferensi Kebudayaan pada tahun 1957 di


Banjarmasin, yang sepuluh tahun kemudian (1967) diresmikan berdirinya kembali
museum yang diberi nama Museum Banjar. Museum Banjar berakhir dan koleksinya
dipindahkan ke Museum Lambung Mangkurat bertempat di Banjarbaru tepatnya di jalan
Jenderal Achmad Yani KM 35,5 Kelurahan Banjarbaru Utara. Museum Lambung
Mangkurat mulai dibangun pada tahun 1974 dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Daoed Joesoef pada tanggal 10 Januari 1979.

Museum ini berarsitektur rumah Banjar Bubungan Tinggi. Bangunannya terdiri dari dua
tingkat. Di tingkat pertama dipenuhi koleksi benda berupa replika peninggalan kejayaan
agama Hindu seperti sisa-sisa patung Nandi, replika Nandi, replika patung Dewa Syiwa
sebagai Batara Guru, pecahan patung Batara Guru, patahan Lingga, alas patung dan
replika Lingga Yoni. Semua benda ini berasal dari situs Candi Laras, sebuah candi
peninggalan kerajaan Hindu yang pernah berkuasa di Kalimantan Selatan ratusan tahun
lalu yang ditemukan di Kecamatan Candi Laras Selatan, Kabupaten Tapin, Kalimantan
Selatan. Menurut sejarahnya, candi ini dibangun pada 1300 masehi oleh Jimutawahana
yang merupakan keturunan Dapunta Hyang dari Kerajaan Sriwijaya yang berada di
Sumatera Selatan. Ada juga benda-benda peninggalan pra sejarah seperti peralatan
sehari-hari. Masuk lagi ke dalamnya, ada beragam senjata yang pernah digunakan oleh
rakyat Banjar untuk melawan penjajah Belanda. Di sisi lainnya, ada berbagai mata uang
kuno yang pernah digunakan di Kalimantan Selatan hingga mata uang rupiah yang berlaku
di masa pascakemerdekaan. Mata uang kuno tersebut memiliki beragam ukuran. Ada
yang kecil mungil, ada juga yang besar-besar. Semuanya berbentuk bulat. Ada yang di
tengahnya berlubang, ada juga yang tidak. Uang-uang tersebut sudah tampak usang
menandakan usianya sudah sangat tua. Lalu ada juga berbagai benda peninggalan
Kerajaan Banjar seperti replika kursi tahta Sultan Adam, seorang Raja Banjar yang
terkenal dalam sejarah kerajaan Islam tersebut.

2. MUSEUM NEGERI ( KALIMANTAN BARAT )

Museum Provinsi Kalimantan Barat dirintis sejak tahun 1974 oleh Kantor Wilayah
Depdikbud Provinsi Kalimantan Barat melalui Proyek Rehabilitasi dan Perluasan
Permuseuman Kalimantan Barat. Fungsionalisasinya diresmikan pada tanggal 4 Oktober
1983 oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Depdikbud, sejak itu Museum Provinsi
Kalimantan Barat dibuka untuk umum.

Museum ini menyimpan di antaranya koleksi Koleksi Geografika/Geologika berupa peta


dan jenis batu-batuan. Koleksi Biologika berupa tengkorak atau rangka manusia,
tumbuhan, dan binatang.
Koleksi Arkeologika berupa benda yang merupakan hasil peninggalan budaya sejak
masuknya budaya Barat seperti kapak perimbas (masa paleolitik), serpih dan mata panah
(masa mesolitik), beliung, kapak persegi dan gerabah (masa neolitik), manik-manik,
nekara (masa perundagian).
Koleksi Historika, benda-benda ini pernah digunakan untuk hal-hal yang berhubungan
dengan suatu peristiwa sejarah seperti negara, tokoh, dan kelompok yakni berupa
Pakaian Sultan Pontianak, Pistol VOC, dll. Koleksi Numismatika berupa mata uang. Koleksi
Heraldika berupa tanda jasa, mata uang, pangkat resmi, dan cap/stempel, dan
keramologika berupa tempayan, piring, mangkuk, sendok, dll. yang berasal dari China,
Vietnam, Jepang, Eropa, dan keramik lokal Singkawang. Selain menampilkan koleksi yang
ada di Ruangan Pameran Tetap I, Museum Provinsi Kalimantan Barat juga menampilkan
koleksi replika dan miniatur yang berada di plaza Jangkar kapal dagang asing.

3. MUSEUM BALANGA ( KALIMANTAN TENGAH )

Museum Negeri Provinsi Kalimantan Tengah "BALANGA" diresmikan pada 26 November


1990 oleh GBPH Poeger, Dirjen Kebudayaan Depdikbud waktu itu. Pembangunan
museum imi telah dirintis sejak tahun 1973 oleh Pemerintah Daerah Tingakt I Kalimantan
Tengah, dengan nama Museum Balanga. Pada waktu itu fungsi Museum masih sangat
terbatas dengan koleksi yang terbatas pula. Benda koleksi yang dikumpulkan pada waktu
itu kebanyakan dari jenis keramik, antara lain adalah tempayan (Bahasa Dayak Ngaju =
Balanga). Pada tahun 1977 Pemerintah Pusat melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan
Depdikbud melakukan studi kelayakan untuk mendirikan sebuah museum negeri provinsi
di Kalimantan Tengah. Sepuluh tahun kemudian (1987), melalui Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0754/0/1987, pemerintah menetapkan Museum
Balanga sebagai Museum Negeri Propinsi Kalimantan Tengah dibawah naungan
Direktorat Jenderal Kebudayaan Depdikbud. Kemudian sekarang berdiri dibawah naungan
Dinas Kebudayaan Dan Periwisata Provinsi Kalimantan Tengah.

Koleksi pada Museum Balanga Palangkaraya memiliki 10 Klasifikasi yaitu, Geologi, Biologi,
Ethnografi, Arkeologi, Historika, Numismatika/Heraldika, Filogika, Keramologika, Seni
Rupa dan Teknologi.

4. MUSEUM

Anda mungkin juga menyukai