BRYOPHYTA

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

BAB

BRYOPHYTA

A. Deskripsi Tumbuhan Lumut (Bryophyta)


Bryophyta berasal dari bahasa Yunani, “bryum” yang berarti lumut dan
“phyta” berarti tumbuhan. Kelompok tumbuhan nonvascular yang tidak
mempunyai pembuluh angkut yaitu xylem dan floem. Daun tumbuhan lumut
dapat berfotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan pioneer, yang
tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh sehingga lumut
dianggap sebagai tanaman yang hidup pertama di darat, dan juga tanaman sejati
pertama.1
Bryophyta adalah sebuah divisi tumbuhan yang jelas batasannya dan tidak
memiliki hubungan kekerabatan erat dengan tumbuhan lain dari kingdom
plantae. Sebagian besar bryophyta berukuran kecil, yang terkecil hampir tidak
tampak dengan bantuan lensa, sedangkan yang terbesar tidak pernah lebih dari 50
cm tingginya atau panjangnya. Lumut ini terdapat di pohon, batu, kayu, dan di
tanah pada setiap bagian dunia dan hampir semua habitat kecuali di laut.
Tumbuhan ini hidup subur pada lingkungan yang lembab dan banyak sekali
dijumpai, khususnya di hutanhutan tropic dan di tanah hutan daerah iklim sedang
yang lembab. Meskipun menyukai tempat yang lembab, bryophyta merupakan
tumbuhan darat, dan yang tumbuh di air tawar hanya merupakan adaptasi
sekunder terhadap kehidupan air. Sifat ini tercermin dari kenyataan bahwa
bryophyta air tetap mempertahankan sifat yang khas bagi tumbuhan darat, antara
lain sporanya mengandung kitin dan dipancarkan oleh angin.2
Perbedaan mendasar antara ganggang dengan lumut dan tumbuhan
berpumbuluh telah beradaptasi dengan lingkungan darat yang kering dengan
mempunyai organ reproduksi yaitu gametangium dan sporangium, selalu terdiri
1
Campbell, et all, Biologi Jilid 2, (Jakarta : Erlangga, 2012), hal. 179.
2
Loveless, Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 2, (Jakarta : Gramedia, 1989),
hal. 57
dari banyak sel dan dilindungi oleh lapisan sel-sel mandul, zigotnya berkembang
menjadi embrio dan tetap tinggal di dalamgametangium betina. Oleh karena itu,
lumut dan tumbuhan berpembuluh pada umumnya merupakan tumbuhan darat
tidak seperti ganggang yang kebanyakn aquatik. Lumut dapat dibedakan dari
tumbuhan berpembuluh terutama karena lumut (kecuali Polytrichales) tidak
mempunyai system pengangkut air dan makanan. Selain itu, lumut melekat pada
substrat dengan menggunakan rhizoid atau akar semu. Siklus hidup lumut dan
tumbuhan berpembuluh juga berbeda.3

B. Struktur Tumbuhan Lumut


Ukuran tumbuhan lumut relative kecil dan jarang ada yang mencapai 15 cm,
bahkan ada yang tingginya hanya beberapa millimeter saja. Bentuk tubuhnya
pipih seperti pita dan ada pula seperti batang dengan daun-daun kecil. Tumbuh
tegak atau mendatar pada substratnya dengan perantaraan rhizoid. Lumut
memiliki dua macam alat reproduksi, yaitu anterium yang menghasilkan
spermatozoid dan arkegonium yang menghasilkan ovum.
Tangkai anteridium disebut anteridiofor, sedangkan tangkai arkegonium
disebut arkegoniofor. Berdasarkan letak alat kelaminnya (gametangia), lumut
dibedakan menjadi dua golongan, yaitu lumut berumah satu, bila anteridium dan
arkegonium terletak pada satu individu dan lumut berumah dua, bila anteridium
dan arkegonium terletak pada individu yang berlainan.4

3
Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan, (Yogjakarta : UGM Press, 2005), hal. 69
4
Hasan dan Arriyanti, Mengenal Bryophyta (Lumut) di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango,
(Cibodas : Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, 2004), hal. 57.
Gambar Struktur Tumbuhan Lumut

Struktur tumbuhan lumut :


1. Batang
Apabila dilihat melintang akan tampak susunan sebagai berikut :
a. Selapis selkulit, beberapa sel di antaranya membentuk rhizoid epidermis.
b. Lapisan kulit dalam (korteks), silinder pusat yang terdiri sel-sel
parenkimatik yang memanjang untuk mengangkat air dan garam, belum
terdapat xylem dan floem.
c. Silinder pusat yang terdiri dari sel-sel parenkim yang memanjang dan
berfungsi sebagai jaringan pengangkut.

2. Daun
Tersusun atas satu lapis sel. Sel-sel daunnyakecil, sempit, panjang, dan
mengandung kloroplas yang tersusun seperti jala. Lumut hanya dapat tumbuh
memanjang tetapi tidak membesar, Karena tidak ada sel sekunder yang
berfungsi sebagai jaringan penyokong.
3. Rhizoid
Rhizoid terdiri dari selapis sel kadang dengan sekat yang tidak sempurna,
mebentuk seperti benang sebagai akar untuk melekat pada tempat tumbuhnya
dan menyerap garam-garam mineral.

4. Sporofit
Sporofit terdiri atas bagian-bagian :
a. Vaginula : kaki yang dilindungi oleh sisa arkegonium.
b. Setae : tangkai.
c. Apofisi : ujung setae yang membesar yang merupakan peralihan dari
tangkai dan sporangium.
d. Sporangium : kotak spora.
e. Kaliptra : tudung yang berasal dari arkegonium sebelah atas

5. Gametofit
Gametofit terdiri atas :
a. Anteridum (sel kelamin jantan) yang menghasilan sperma.
b. Arkegonium (sel kelamin betina) yang menghasilkan sel telur.5

C. Habitat Tumbuhan Lumut


Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan terrestrial yang hidup di lingkungan
yang lembab seperti pada tanah, pohon, batu, dinding dan celah-celah antar
bebatuan. Mesipun demikian, lumut tertentu khususnya lumut sejati (Bryopsida)
dapat bertahan hidup pada musim kering. Pertumbuhannya mengalami
peremajaan jika air tersedia kembali.6
Beberapa tumbuhan lumut dapat hidup di tempat sekunder seperti ditemukan
hidup di perairan (Riella, Riccia fluitans) dan beberapa yang lain hidup secara
5
Najmi Indah, Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah (Schizophyt, Thallophyta, Bryophyta,
Pteridophyta), (Jurusan Biologi : FMIPA IKIP PGRI Jember, 2009), hal. 47
6
Gembong Tjitrosoepomo, Taksonomi Tumbuhan, (Yogyakarta : UGM Press, 2005), hal. 75
epifit (beberapa lumut dari Jungermaniales) serta beberapa yang lain ditemukan
saprofit seperti lumut Buxbania dan lumut hati (Cryptothallus mirabilis)7

D. Siklus Hidup Tumbuhan Lumut


Lumut mengalami siklus hidup diplobiontik dengan pergantian generasi
heteromorfik. Kelompok tumbuhan ini menunjukkan pergiliran generasi
gametofit dan sporofit yang secara morfologi berbeda. Generasi yang dominan
adalah gametofit, sementara sporofitnya secara permanen melekat dan tergantung
pada gametofit. Generasi sporofit selama hidupnya mendapat makanan dari
gametofit.8

Gambar Metagenesis Tumbuhan Lumut

Siklus hidup tumbuhan lumut, sporofit menghasilkan spora yang akan


berkecambah menjadi protonema. Selanjutnya dari protonema akan muncul
gametofit. Generasi gametofit mempunyai satu set kromosom (haploid) dan
menghasilkan organ sex (gametangium) yang disebut arkegonium (betina) yang
menghasilkan sel telur dan anteridium (jantan) yang menghasilkan sperma
berflagella (anterezoid dan spermatozoid). Gametangium biasanya dilindungi

7
Bande Kumar, Botany Practical, (New Delhi India : Rastogi Publication, 2010), hal.167
8
Najmi Indah, Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah (Schizophyt, Thallophyta, Bryophyta,
Pteridophyta), (Jurusan Biologi : FMIPA IKIP PGRI Jember, 2009), hal. 49
oleh daun-daun khusus yang disebut bract (daun pelindung) atau oleh tipe
struktur pelindung lainnya.9
Gametangium jantan (anteridium) berbentuk bulat sedagkan betina
(arkegonium) berbentuk seperti botol dengan bagian lebar disebut perut dan
bagian yang sempit disebut leher. Gametangia jantan dan betina dapat dihasilkan
pada tanaman yang sama (monoceous) atau pada tanaman berbeda (dioceous).
Fertilisasi sel telur oleh anterezoid menghasilkan zigot dengan dua set
kromosom (diploid). Zigot merupakan awal generasi sporofit. Selanjutnya
pembelahan zigot membentuk sporofit dewasa yang terdiri dari kaki sebagai
pelekat pada gametofit, seta atau tangkai dan kapsul (sporangium) di bagian
ujungnya. Kapsul merupakan tempat dihasilkannya spora melalui meiosis.
Setelah spora masuk dan dibebaskan dari dalam kapsul berarti satu siklus hidup
telah lengkap.10

E. Klasifikasi Tumbuhan Lumut


Menurut Carl Von Linne (Latin : Carolus Linneus), tumbuhan lumut dibedakan
dalam tiga kelas yaitu, kelas Hepatica (lumut hati), kelas Musci (lumut daun) dan
Anthocerotae (lumut tanduk).
1. Kelas Hepatica (Lumut Hati)
Nama umum dan saintifik filum ini (dari kata latin Hepatica, hati) mengacu
pada gametofit yang berbentuk hati dari anggota-anggotanya, seperti
Marchantia. Tumbuhan ini merupakan suatu kelas kecil yang biasanya terdiri
atas tumbuhan berukuran relative kecil yang dapat melakukan fotosintesis,
meskipun selalu bersifat multiseluler dan tampak dengan mata. Beberapa
lumut hati, termasuk Marchantia, Ddisebut sebagai “taloid” karena
gametofitnya yang berbentuk pipih. Gametangia Marchantia terangkat di atas
gametofor yang terlihat seperti miniature pohon.11

9
Gradstein, Ecology of Bryophyta, (Bogor : Seameo Biotrop, 2003), hal. 95
10
Hasan dan Arriyanti, Mengenal Bryophyta (Lumut) di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango,
(Cibodas : Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, 2004), hal. 60.
11
Campbell Reece, dkk., Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2, (Jakarta : Erlangga, 2008), hal.174)
Lumut hati umumnya banyak ditemukan menempeldi bebatuan, tanah, atau
dinding tua yang lembab. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati
dan banyak lekukan. Tubuhnya memiliki struktur yang menyerupai akar,
batang dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang menganggap kelompok
lumut hati merupakan peralihan dari tumbuhan Thalophyta menuju
Cormophyta. Lumut hati mempunyai rhizoid yang berfungsi untuk menempel
dan menyerap zat-zat makanan. Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga
tampak seperti lobus pada hati. Berkembangbiak secara generative dengan
oogami, dan secara vegetative dengan fragmentasi, tunas, dan kuncup eram.
Lumut hati melekat pada substrat dengan rizoid uniseluler.
Reproduksi pada lumut hati terbagi atas dua, yaitu :
a. Reproduksi Aseksual
1) Fragmentasi
Pada saat bagian yang tua dari lembaran talus mati, bagian talus yang
muda berkembang dan kemudian terpisah-pisah membentuk beberapa
individu baru.

2) Pembentukan kuncup eram


Kuncup eram (gemma) merupakan struktur berbentuk lensa berukuran
kecil yang menonjol pada permukaan talus. Beberapa gemma dibentuk
dalam suatu struktur seperti cawan yang disebut gemma cup. Bila
gemma telah matang, air hujan akan membantu mematahkan serta
melepaskan cawan (gemma cup) tersebut dari talus serta menyebarkan
ke berbagai tempat. Gemma yang hanyut dan menemukan substrat yang
cocok akan berkembang membentuk gametofit melalui pembelahan
mitosis.

b. Reproduksi Seksual
Berbeda dengan perkembangbiakan aseksual yang terjadi melalui
pembelahan mitosis, perkembangbiakan seksual melibatkan peranan
gamet-gamet yang dibentuk melalui pembeahan mitosis gamet-gamet pada
tumbuhan lumut dihasilkan oleh struktur khusus. Gamet jantan dibentuk
dalam anteridium, sedangkan gamet betina dihasilkan oleh struktur
menyerupai botol yang disebut arkegonium. Beberapa anteridia didukung
oleh bangunan seperti payung yang disebut anteridiofor, sedangkan
kumpulan arkegonia terdapat pada suatu pendukung yang disebut
arkegoniofor. Bentuk arkegoniofor sangat mirip dengan anteridiofor,
namun pada bagian atap payung terdapat belahan-belahan yang dalam.
Marchantia termasuk tumbuhan berumah dua; talus tertentu hanya
membentuk anteridiofor, sedangkan arkegoniofor terdapat pada talus yang
berbeda.
Pada saat matang, setiap arkegonium menghasilkan sebuah sel telur,
sedangkan anteridium membentuk sel sperma berflagela dalam jumlah
sangat banyak. Percikan air hujan membantu melepaskan sel sperma dari
anteridium. Air hujan juga merupakan medium yang memungkinkan sel
sperma berenang menuju sel telur dalam arkegonium. Dengan bantuan air
hujan sel sperma dapat menempuh jarak sampai 0,5 m dari tempat asalnya.
Setelah sel sperma mecapai arkegonium masak serta bertemu dengan sel
telur terjadi proses fertiisasi. Zigot hasil fertilisasi selanjutnya akan
berkembang membentuk embrio multiseluler yang merupakan sporofit.
Gametofit menyediakan seluruh makanan serta air yang diperlukan dalam
tahap awal perkembangan sporofit muda tersebut.
Pada tahap berikutnya sel-sel sporofit mengalami diferensiasi. Suatu
struktur menyerupai knop pintu menancapkan sporofit pada jaringan
arkegoniofor. Struktur tersebut disebut kaki. Sporofit memiliki semacam
tangkai pendek tebal yang disebut seta. Bagian utama sporofit adalah suatu
kapsul yang merupakan tempat perkembangan spora. Selapis sel pada
bagian paling luar kapsul membentuk jaket pelindung yang merupakan
jaringan steril. Lapisan terluar tersebut menyelubungi sel-sel di bagian
dalam ini membelah secara mitosis hingga membentuk massa sel padat,
sel-sel ini dikenal dengan sporofit. Setiap sporofit selanjutnya mengalami
pembelahan meiosis menghasilkan empat sel haploid yang akan
berkembang menjadi spora.
Pada saat sporofit masak, terjadi robekan pada dinding kapsul sehingga
spora tersebar dengan bantuan angin. Pada kondisi yang sesuai spora
berkecambah membentuk gametofit. Dalam kehidupan tumbuhan lumut
generasi sporofit yang bersifat diploid akan dilanjutkan dengan generasi
gametofit yang bersifat hapoid. Hal ini biasa dikenal dengan pergiliran
keturunan.

2. Kelas Musci (Lumut Daun)


Kelompok ini memiliki daun semu yang disebut phyllid serta batang semu
yang disebut caulid. Gametofit pada lumut daun terdiri atas tiga fase
menyerupai benang yang disebut protonema, kuncup yang menempel pada
protonema serta gametofit dewasa berupa tumbuhan kecil tegak di atas tanah
dengan daun yang tersusun spiral mengelilingi batang. Protonema
berkembang dari spora yang berkecambah. Spora pada lumut mula-mula
bersifat dorman. Pada kondisi tersebut spora memiliki kandungan air serta laju
metabolisme yang rendah. Bila spora ini memperoleh air serta cahaya
matahari akan membengkak serta menjadi aktif. Cadangan makanan berupa
pati akan dirombak diikuti sintesis klorofil yang kemudian mengawali
prosesfotosintesis. Filament yang muncul dari spora yang membengkak
kemudian berkembang membentuk benang yang bercabang-cabang disebut
protonema.
Setelah beberapa minggu, sel-sel protonema tertentu mulai membelah
membentuk masa sel berukuran kecil disebut kuncup. Salah satu sel-sel
kuncup ini akan berkembang menjadi ujung batang (caulid) serta berperan
dalam pengendalian arah pembelahan selanjutnya, hingga membentuk caulid
yang dikelilingi phyllid. Setiap kuncup akan berkembang membentuk
tumbuhan gametofit dewasa. Rizoid yang merupakan sel-sel tak berwarna
muncul pada pangkal kuncup serta tumbuh kea rah bawah menancapkan
gametofit pada substrat tempat tumbhnya.pembentukan kuncup ini diatur oleh
sitokinin dan auksin.
Reproduksi pada Lumut daun Lumut daun dapat berkembang biak secara
aseksual maupun seksual. Perkembang-biakan aseksual terjadi melalui
beberapa cara :
1) Protonema membentuk kuncup-kuncup baru yang menyebar ke segala arah.
Dalam hal ini protonema dapat dianalogkan dengan stolon atau rhizom
yang menjalar kemudian membentuk individu-individu baru.
a) Potongan phillid yang jatuh di tempat yang sesuai dapat membentuk
protonema yang lebih lanjut akan menjadi kuncup serta berkembang
menjadi tanaman baru.
b) Rhizoid kadang-kadang mampu menghasilkan kuncup.
c) Struktur menyerupai lensa yang disebut gemma kadang-kadang
dihasilkan pada rhizoid, pada ujung atau permukaan phillid atau pada
struktur khusus seperti tangkai atau bahkan struktur mrnyerupai cawan
seperti pada lumut hati. Fungsi gemma sama seperti pada lumut hati, bila
terlepas dari tanaman induk tersebar ke tempat yang sesuai akan
berkembang membentuk gametofit.

Reproduksi seksual pada lumut daun melibatkan peranan gametofit jantan


dan gametofit betina. Gametofit dewasa membentuk gametangia pada ujung
caulid. Beberapa spesies lumut berumah dua. Tumbuhan penghasil anteridium
berbeda dengan penghasil arkhegonium berwarna hijau. Namun diantara
lumut daun dijumpai pula tumbuhan berumah satu di mana anteridium dan
arkegonium dihasilkan oleh individu yang sama. Anteridia berbentuk
memanjang, dengan selubung luar yang tersusun oleh sel-sel steril
mengandung kloroplas yang kemudian akan berubah menjadi jingga
kemerahan saat sperma matang. Anteridia dilindungi oleh rambut-rambut
multiseluler yang disebut paraphyses. Kelompok anteridia muncul pada
bagian ujung caulid tertentu, atau kadangkadang pada caulid yang juga
mendukung.arkhegonia.
Arkegonium memiliki struktur seperti botol, pada bagian dasar yang
menebal mengandung satu telur. Arkhegonia mempunyai tangkai yang
panjang. Pada saat arkhegonia masak bagian leher membuka membentuk
semacam saluran Sperma yang memiliki dua flagela berenang menuju sel telur
masak. Kehadiran sperma dirangsang oleh kandungan lemak dan sukrosa yang
dihasilkan oleh sel telur. Setelah sperma bertemu dengan sel telur terjadi
fertilisasi yang menghasilkan zigot yang bersifat diploid.
2) Sporofit
Generasi sporofit dalam siklus hidup lumut dimulai sejak terbentuknya
zigot hasil fertilisasi. Zigot ini kemudian berkembang membentuk embrio
dalam arkhegonium. Tahap ini terjadi bersamaaan dengan pembelahan selsel
pada bagian dasar arkhegonium yang bertujuan untuk menyediakan tempat
bagi perkembangan sporofit muda tersebut. Sel-sel pada bagian atas
arkhegonium juga melakukan pembelahan membentuk selubung pelindung
yang disebut kaliptra.
Embrio selanjutnya mengalami perkembangan membentuk sporofit dewasa
yang terdiri atas bagian kaki, seta serta kapsul. Bagian kaki merupakan
jaringan yang menembus dasar arkhegonium sehingga menghubungkan
sporofit dengan batang pada jaringan gametofit. Bagian ini berfungsi untuk
menyerap air, mineral serta nutrien lain dari gametofit. Seta merupakan
tangkai berukuran kecil yang muncul dari gametofit serta mendukung
sporangium yang disebut kapsul.
Kapsul merupakan suatu sporangium yang telah mulai berkembang
semenjak masih berada dalam jaringan pelindung kaliptra. Kapsul pada
sporofit masak pada umumnya berukuran antara 1 – 3 mm dengan diameter 2
– 16 mm. Tinggi sporofit termasuk setanya sekitar 10 mm. Lapisan sel terluar
dari kapsul membentuk selubung pelindung yang tersusun oleh selsel steril,
sementara sel-sel pada bagian paling dalam memanjang membentuk jaringan
steril yang disebut kolumela. Sel-sel sporogen dibentuk diantara selubung
kapsul dan kolumela. Sel-sel ini kemudian mengalami meiosis menghasilkan
spora haploid yang berjumlah sekitar 50 juta buah. Pada saat spora masak
kaliptra gugur sebagai kapsul menampakkan operkulum yang merupakan
bagian tutup dari kapsul. Pengerutan yang terjadi sebagai akibat pengeringan
menyebabkan bagian operculum membentuk ruas-ruas menyerupai gigi yang
disebut peristom.
Gigi peristom. sangat sensitif terhadap perubahan kelembaban lingkungan.
Pada saat kelembaban udara rendah gigi peristom. mengerut sehingga spora
terlepas dan tersebar dengan bantuan angin. Spora yang jatuh pada tempat
yang sesuai akan berkecambah membentuk protonema. Spora yang bersifat
haploid merupakan awal dari fase gametofit. Dalam kehidupan lumut terjadi
pergiliran keturunan dari fase gametofit dan fase sporofit.
Siklus Hidup Lumut Daun

3. Kelas Anthocerotae (Lumut Tanduk)


Perkembangan secara generative lumut tanduk yaitu dengan membentuk
anteridium dan arkegonium. Anteridium dan arkegonium yang telah terbentk
akan terkumpul disatu lekukan bagian atas talus. Proses perkembagbiakan
secara generative diawali dengan pembelahan zigot menjadi dua sel dengan
satu dinding pemisah melintang. Sel dibagian atas akan terus-menerus
membelah yang merupakan sporangium, dan diikuti oleh bagian bawah sel
yang terus membelah dan membentuk akar yang berfungsi sebagai alat
penghisap, sporogonium yang telah dewasa akan pecah yang menghasilkan
deretan sel-sel mandul yang membentuk jaringan dan biasa disebut dengan
kolumula yang diselubungi arkespora. Arkespora adalah sel jaringan yang
menghasilkan spora.
Proses perkembangbiakan lumut tanduk hampir sama seperti
perkembangbiakan pada lumut hati. Pada lumut tanduk hanya mempunyai
satu kloroplas. Perbedaan perkembangbiakan lumut hati dengan lumut tanduk
adalah pada sporofit lumut tanduk memiliki kapsul yang memnjang dan
tumbuh menyerupai tanduk dari ganetofit. Lumut tanduk memiliki kloroplas
tnggal yang berukuran besar, besar sporofit lumut tanduk melebihi kloroplas
tumbuhan lmut lainnya.

Siklus Hidup Lumut Tanduk


F. Integrasi Ayat Al-Qur’an
Pada Q.S. Al-Anbiyaa’ ayat 30

‫ض َكانَتَا َر ْتقًا فَفَتَ ْقنَاهُ َما ۖ َو َج َع ْلنَا ِمنَ ْال َما ِء‬
َ ْ‫ت َواأْل َر‬
ِ ‫أَ َولَ ْم يَ َر الَّ ِذينَ َكفَرُوا أَ َّن ال َّس َما َوا‬
َ‫ُك َّل َش ْي ٍء َح ٍّي ۖ أَفَاَل ي ُْؤ ِمنُون‬

Artinya: “Dan apakah orang-orang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit


dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya, dan daripada air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup.”

Soal asal kehidupan tidak menimbulkan keragu-raguan. Ayatdiatast dapat berarti


bahwa tiap-tiap benda hidup, diciptakan dari air sebagai bahan baku, atau tiap-
tiap benda hidup berasal dari air. Kedua arti tersebut di atas adalah sesuai
dengan Sains modern yang mengatakan bahwa kehidupan itu berasal dari air,
atau air itu adalah bahan pertama untuk membentuk sel hidup. Tanpa air tak akan
ada kehidupan. Jika seseorang berbicara tentang adanya kehidupan dalam suatu
planet, lebih dahulu ia bertanya apakah planet itu mengandung air cukup. Hasil-
hasil penyelidikan modern memungkinkan kita berpikir bahwa benda-benda
hidup yang paling kuno adalah termasuk didalamnya alam tumbuh-tumbuhan.
Bahwa telah lumut-lumut yang berasal daripada tanah-tanah yang tertua yang
diketahui manusia. Seperti kita ketahui lumut hidup membutuhkan air agar dapat
hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan, serta berkembangbiak
memperbanyak dirinya lewat reprosuksi. Air juga dibutuhkan oleh lumut dalam
membantu reproduksinya. Seperti hal nya air hujan yang membantu spora
menuju ke substrat yang cocok agar dapat berkembang menjadi kecambah dan
tumbuh.
Daftar pustaka

Campbell, et all. 2012. Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.


Loveless. 1989. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 2. Jakarta
: Gramedia.
Tjitrosoepomo Gembong. 2005. Taksonomi Tumbuhan. Yogjakarta : UGM Press.
Hasan dan Arriyanti. 2004. Mengenal Bryophyta (Lumut) di Taman Nasional
Gunung Gede Pangrango. Cibodas : Balai Taman Nasional Gunung Gede
Pangrango.
Najmi Indah. 2009. Taksonomi Tumbuhan Tingkat Rendah (Schizophyt,
Thallophyta, Bryophyta, Pteridophyta). Jember : Jurusan Biologi FMIPA
IKIP PGRI.
Kumar Bande. 2010. Botany Practical. New Delhi India : Rastogi Publication.
Gradstein. 2003. Ecology of Bryophyta. Bogor : Seameo Biotrop.

Anda mungkin juga menyukai