Tugas 11 Irba Kelompok

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 21

KEBUTUHAN AIR DAN POLA TANAM

untuk memenuhi tugas mata kuliah


IRIGASI & BANGUNAN AIR I

dosen pengampu: Mangambit J.S ST. MT.

Disusun Oleh, :

Imtihan Muhammad Isa (1831005)

Rezha Yuwanda Setiwan (1831009)

Raden Ilham Ramadhan Jatnika (1831014)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL (S-1)


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MANDALA
BANDUNG
2020
I. PENDAHULUAN
Lokasi penelitian di lakukan di daerah Tanjung Buka wilayah Desa Salim Batu (Kecamatan
Tanjung Palas Tengah) Kelurahan Tanjung Selor Timur dan Tanjung Palas Hilir, Kecamatan
Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan. Secara geografis lokasi kegiatan kurang lebih berada pada
posisi sebagai berikut :

02º 55‘ 00” LU – 03º 20’ 00” LU dan 117º 15’ 00” BT – 117º 21’ 00” BT

Evapotranspirasi (Eto)

Perhitungan evapotranspirasi menggunakan metode Persamaan Penmann Modifikasi (FAO) di


bulan Januari dengan data terukur temperatur (T rerata), kelembapan relatif (RH rerata),
kecepatan angin (U rerata), penyinaran matahari (n/N rerata) .

Contoh perhitungan Evapotranspirasi untuk bulan Januari adalah sebagai berikut :

Data terukur :

- Temperatur (T rerata) = 26,9 0C

- Kelembaban Relatif (RH rerata) = 84,50 %

- Penyinaran Matahari (n/N rerata) = 36,10 %

1. Mecari nilai ( Ea – Ed ) - Harga ea - T rerata = 26,9 0C - ea = 34,58 mbar - Harga ed = (ea x


RH rerata) / 100 = (34,58 x 84,50%) / 100 = 29,22 mbar

maka :

Harga ea – ed = 34,58 – 29,22

= 5,36 mbar
2. Mencari nilai F (u) Diketahui :

U = 3,91 Knot

Maka F (u) = 0,27 ( 1 + 0.01 x U ) = 0,27 ( 1 + 0.01 x 3.91 )

= 0,28 m/detik

3. Mencari nilai ( 1 – W ) dan W Diketahui :

T rerata = 26,90 0C

Maka :

Nilai W = 0,75 (pada tabel)

Nilai ( 1 –W ) = ( 1 – 0,75 )

= 0,25

4. Mencari nilai ( Rn ) Diketahui : Lokasi studi terletak pada koordinat 02º 55‘ 00” LU – 03º 20’
00” Lintang Utara dan 117º 15’ 00” – 117º 21’ 00” Bujur Timur.

Penyinaran matahari (n/N rerata) = 36,10 %

Maka :

Nilai Ra = 14,67 mm/hari

Rs = (0,25 + 0,5 x n/N) x Ra

= (0,25 + 0,5 x 36,10) 15,41

= 6,31 mbar

Rns = ( 1 – a ) Rs

= ( 1 – 0,25 ) 6,31

= 4,73 mm/hari
Albendo ( a ) = 0,25 terhadap perbandingan sinar matahari maksimum sebenarnya (n/N).

F (T) = 15,994.................................(Tabel PN. 1)

F (ed) = 0,34 – ( 0,04 x (ed^0.5)) = 0,051

F (n/N) = (0,1 + 0,9 x (n/N/100)) = 0,425

Maka :

Rn1 = F (T) x F (ed) x F (n/N)

= 15,994 x 0,051 x 0,425

= 0,345

Rns = (1-α) x Rs

= (1-0.25) x 6.316

= 4,737 mm/hari

Rn = Rns – Rn1

= 4,737 – 0,345

= 4,392 mm/hari

5. Mencari faktor koreksi ( C ) dalam perhitungan Penmann 3

6. Menghitung Eto

Eto = c [ W x Rn + (1-W) x f(u) x (ea-ed) ]

= 1,1[0,757x4,392+(1-0,757)x0,281x(34.586-52,294)]

= 1,1 [ 3,325+(0,243)x(4.968)]

= 1,1 [ 3,568 x 4,968 ]

= 1,1 [ 3,568] = 2,192 mm/hr


Jumlah hari dibulan Januari 31 hari , jadi untuk mengetahui Eto perbulan :

Eto x 31hari = 67,960 mm/hari/bulan.

Kebutuhan Air Untuk Penyiapan Lahan (LP)

Untuk Daerah Irigasi Rawa Salim Batu ditetapkan jangka waktu penyiapan lahan ( T ) 30 dan 45
hari, karena daerah irigasinya ditetapkan S = 250 mm dan S = 300 mm, sehingga diperoleh
kebutuhan air untuk penyiapan lahan ( LP ) adalah sebagai berikut

Pada bulan Januari :

 Menghitung evaporasi air terbuka (Eo) :

Eo = 1,1 x Eto

= 1,1 x 2.192

= 2,411 mm/hari

 Menghitung kebutuhan air untuk mengganti kehilanga akibat evaporasi dan perkolasi disawah
yang sudah di jenuhkan (M) :

M = Eo + P

= 2.411 + 3

= 5,411 mm/hari

 Lamanya penyiapan lahan selama 30 hari dan angka penjenuhan tanah digunakan 250 mm dan
300 mm.

k =MxT:S

= 5.411 x 30 : 250

= 0.649
k =MxT:S

= 5.411 x 30 : 300

= 0.541

 Lamanya penyiapan lahan selama 45 hari dan angka penjenuhan tanah digunakan 250 mm dan
300 mm.

k =MxT:S

= 5.411 x 45 : 250

= 0.974

k =MxT:S

= 5.411 x 45 : 300

= 0.812

 Kebutuhan air untuk penyiapan lahan (LP) untuk 30 hari dan angka kejenuhan 250 mm dan
300 mm.

LP = ( M x e^K ) / ( e ^K ) (mm/hari)

= (5.411x 2.718^0.649)/(2.718^0.649) – 1

= 11,331mm/hari

LP = ( M x e^K ) / ( e ^K ) (mm/hari

= (5.411x 2.718^0.541)/(2.718^0.541) – 1

= 12.951 mm/hari

 Kebutuhan air untuk penyiapan lahan (LP) untuk 45 hari dan angka kejenuhan 250mm dan
300mm.
LP = ( M x e^K ) / ( e ^K ) (mm/hari)

= (5.411x 2.718^0.974)/(2.718^0.974) – 1 = 8,694 mm/hari

LP = ( M x e^K ) / ( e ^K ) (mm/hari)

= (5.411x 2.718^0.812)/(2.718^0.812) – 1 = 9.735mm/hari

Jangka waktu penyiapan lahan (L.P) ditetapkan = 30 hari dan 45 hari

Keadaan topografi daerah irigasi (S) ditetapkan = 250 mm dan 300 mm

Kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi dan perkolasi

(Eo + P ) = 5,411 mm/hari

Maka : Nilai LP (kebutuhan air untuk penyiapan lahan)

30 hari S 250 = 11.331 mm/hari

S 300 = 12.950 mm/hari

45 hari S 250 = 8.694 mm/hari

S 300 =9.735 mm/hari

Curah Hujan Efektif

Curah hujan efektif adalah jumlah hujan selama periode tanaman dan hujan itu berguna untuk
memenuhi kebutuhan air tanaman (KAT). Jumlah curah efektif pada areal tanaman tergantung
pada intensitas hujan, topografi lahan, sistem pengolahan tanah serta tingkat pertumbuhan
tanaman (oldeman dan Syarifuddin, 1977 dalam Sari, N, Y, 2004).

Curah hujan efektif (Re) dapat dihitung secara empiris yaitu dinyatakan dengan.

 Curah hujan efektif untuk padi pada bulan Januari pada periode I dan II: Periode I :

Re = 0.7 x R80 : 15

= 0.7 x 117.75 : 15 = 5,495


Periode II :

Re = 0,7 x R80 : 15

= 0,7 x 115,55 : 15 = 5,39

Jadi, curah hujan efektif untuk padi pada bulan Januari pada periode I dan II adalah 5,495
mm/hari dan 5.392 mm/hari.:
Kebutuhan Air Irigasi

Koefisien Tanaman Padi dan Palawija

Penggantian Lapisan Air

Penggantian lapisan air (WLR) setinggi 50 mm dilakukan satu bulan setelah transplantasi
dan diberikan jangka waktu setengah bulan, jadi kebutuhan air tambahan 3,3 mm/hari. Jangka
waktu penyiapan lahan 45 hari, air irigasi diberikan secara terus menerus dan merata untuk
seluruh areal.

Efesiensi Irigasi ( e )

Sebelum air mengalir sampai ke petak-petak sawah, haruslah dialirkan dari sumber air
melewati saluran-saluran. Dalam pengaliran air, banyak terjadi kehilangan air yang disebabkan
oleh rembesan, eksploitasi, serta penguapan dari permukaan air.

Besarnya efisiensi irigasi diasumsikan sebagai berikut :

Jaringan tersier = 80 %

Jaringan sekunder = 90 %

Jaringan primer = 90 %

0,8 x 0,8 x 0,9 = 0,6485 ~ 0,65

Total efisiensi di pintu pengambilan = 65 % = 0,65


Perkolasi

Perkolasi adalah suatu proses bergeraknya air dari daerah tidak jenuh menuju permukaan air
tanah (daerah jenuh). Proses perkolasi antara lain dipengaruhi oleh tekstur tanah, permeabilitas
tanah, tebal lapisan tanah bagian atas dan letak permukaan air tanah. Karena tidak ada
penyelidikan perkolasi secara detail, maka dalam hal ini perkolasi di ambil 3 mm/hari.

Pola Tanam

Dengan keterbatasan persediaan air, pengaturan pola tanam perlu dilaksanakan untuk dapat
mengurangi banyaknya air yang diperlukan atau efisiensi pemakaian air irigasi dapat
ditingkatkan. Pola tanam adalah suatu sistem dalam menentukan jenis-jenis tanaman atau
penggiliran tanaman pada daerah tertentu yang disesuaikan dengan persediaan air yang ada dan
dilaksanakan sesuai dengan jadwal penanaman yang ditetapkan dalam periode musim hujan dan
musim kemarau.

Pengaturan pola tanam diperlukan untuk menghindari terjadinya ketidakseragaman tanaman,


pemberian air yang tidak terpusat pada suatu waktu, sehingga lebih merata dan dapat
dilaksanakan menurut jadwal yang telah ditentukan berdasarkan kenyataan yang ada (luas lahan,
jenis tanaman, umur pertumbuhan tanaman). Selain itu juga efisiensi irigasi tetap terjaga,
sehingga produksi tanaman dapat terus ditingkatkan.

Perhitungan Kebutuhan Air

Langkah-langkah perhitungan kebutuhan air irigasi :

Contoh perhitungan untuk bulan Oktober pada periode I

1. Penentuan Pola tanam Pola tanam yang ditentukan adalah padi-padi-palawija. Pola tanam
yang direncanakan dengan memperhatikan kebiasaan turunnya hujan dan ketersediaan air di
sungai. Kondisi cuaca juga sangat mempengaruhi pola tanam rencana, seperti kelembaban,
penyinaran matahari, kecepatan angin dan suhu. 2. Menetapkan evapotranspirasi tanaman acuan
(Eto untuk bulan Okt = 2.175 mm/hari 3. Perkolasi ( P ) ditetapkan 3 mm/hari. 4. Curah hujan
efektif (Re) tanaman padi = 1.198 mm/hari 5. Kebutuhan air untuk penyiapan lahan (LP) 6.
Menetapkan koefisien tanaman padi ( C ) Untuk : C1 = 1,0 C2 = 0,75 C3 = 0,50 Menghitung
rerata koefisien padi (kc) C1 + C2 + C3 = (1,0 + 1,1 + 1,05)/3 = 0.75

7. Evapotranspirasi tanaman

Mencari nilai Etc :

Etc = kc x Eto

= 0.75 x 2.175
= 2.036 mm/hari

8. Kebutuhan Air Irigasi di sawah

Mencari nilai NFR :

NFR = Etc + P + WLR – Re

= 2.036 + 3 + 0 – 1.198

= 3.838 mm/hari

9. Mencari debit air saluran primer, sekunder, dan tersier :

DR Primer = NFR / (8,64 x 0,65 )

= 3.838 / ( 5,616 )

= 0.683 liter/detik/ha

DR Sekunder = NFR / ( 8.64 x 0.72 )

= 3.838 / ( 6.221 )

= 0.617 liter/detik/ha

DR Tersier = NFR / ( 8,64 x 0,8 )

= 3.838 / ( 6.912)

= 0,555 liter/detik/ha

Jadi total keselurahan debit adalah 1,300 liter/detik/ha.

Perhitungan Dimensi Saluran

Debit Saluran

Debit saluran : Q = A.a

Dimana :

Q = Debit Rencana (l/dt)

A = Luas areal yang diairi (Ha)

DR = 2,640 l/dt/ha (kebutuhan air max)

a = Kebutuhan air disaluran = DR/e……i/dt/ha


e = Efisiensi irigasi

e. Sal. Primer = 90%

e. Sal. Sekunder = 90%

e. Sal. Tersier = 80%

a (sal.Tersier) = DR/e = 2.640/0,80 = 3,30 l/dt/ha

a (sal.Sekunder) = DR/e = 2,640/(0,80 x 0,90) = 3,60 l/dt/ha

a (sal.Primer) = DR/e = 2,640/(0,80 x 0,90x0,90) = 4,07 l/dt/ha

Perhitungan 1 :

Perhitungan rencana kebutuhan air untuk l Ha sawah pada saluran Primer

Kebutuhan air disaluran (a) = 4,07 lt/dt/ha

Luas daerah yang dialiri (A) = 1 Ha

Maka :

Q rencana = A x a

= 1 x 4,07

= 4,07 liter/detik

Q rencana = 0,0041 lt/detik

Jadi untuk 1 ha Q = 0,0041 m3/detik

Perhitungan 2 :

Perhitungan debit rencana saluran untuk saluran PRIMER

Kebutuhan air disaluran (a) = 4,07 lt/dt/ha

Kebutuhan air disaluran (A) = 428 Ha

Maka :

Q rencana = A x a

= 428 x 4,07

= 1741 l/dt
Q rencana = 0,0174 m3/detik

Perhitungan 3 :

Perhitungan debit rencana saluran untuk saluran SEKUNDER

Kebutuhan air disaluran (a) = 3,60 lt/dt/ha

Kebutuhan air disaluran (A) = 227 Ha

Maka :

Q rencana = A x a

= 227 x 3,60

= 817,2 l/dt

Q rencana = 0,0817 m3/detik

Perhitungan 4 :

Perhitungan debit rencana saluran untuk saluran TERSIER

Kebutuhan air disaluran (a) = 3,30 lt/dt/ha

Kebutuhan air disaluran (A) = 80 Ha

Maka :

Q rencana = A x a

= 80 x 3,30

= 264 l/dt

Q rencana = 0,00264 m3/detik

Dimensi Saluran Rumus Strickler :

v = k . R2/3 . l1/2

Q=A.a

A = bh + mh2 = h2 (n + m)

P=
R=

Perhitungan saluran Tersier :

Data Saluran Tersier

A = 80 Ha

I = 0,000802

brencana = 0,65 m

K = 35 ( pasangan tanah )

Perhitungan :

Coba h0 = 0,61 m

b = 0,65 m n = 0,65/0,61 = 1,06

= 0,65 m/dt

A0 =

h1 =

Coba h0 diulang- ulang sehingga h1 – h0 < 0,005

Jadi Dimensi Saluran Tersier adalah :

A = 80 ha

Q = 0,184 m3/dt

V = 0,246 m/dt

b = 0,65 m

h = 0,59 m
i = 0,000802

m=1:1

K = 35 ( pasangan tanah )

Tinggi jagaan 0,30 meter (disyaratkan)

Maka H = 0,894 meter ( tinggi air + tinggi jagaan )

Perhitungan saluran Primer :

Data Saluran Primer A

Data :

A = 428 Ha

i = 0,00054

brencana = 1 m

m = 1 : 1 ( pasangan tanah )

K = 35 ( pasangan tanah )

Untuk menghitung h dan b digunakan cara coba-coba

Perhitungan :

Coba h0 = 1 m

b =1m n=1/1=1

h1 =
Coba h0 diulang- ulang sehingga h1 – h0 < 0,005

Jadi Dimensi Saluran Induk Rs.l adalah :

A = 428 ha

Q = 1,215 m3/dt

V = 0,654 m/dt

b = 0,97 m

h = 0,96 m

i = 0,00054

m=1:1

K = 35 ( pasangan tanah )

Tinggi jagaan 0,75 meter (disyaratkan)

Maka H = 1,456 meter ( tinggi air + tinggi jagaan )

Perhitungan saluran Sekunder :

Data Saluran Sekunder B1 :

Data :

A = 227 Ha

i = 0,000585

brencana = 1 m

m = 1 : 1 ( pasangan tanah )

K = 35 ( pasangan tanah )

Untuk menghitung h dan b digunakan cara coba-coba

Perhitungan :

Coba h0 = 1 m

b =1m n=1/1=1
v0 =

A0 =

h1 =

Coba h0 diulang- ulang sehingga h1 – h0 < 0,005

Jadi Dimensi Saluran Induk Rs.l adalah :

A = 227 ha

Q = 0,58 m3/dt

V = 0,52 m/dt

b = 0,75 m

h = 0,74 m

i = 0,000585

m=1:1

K = 35 ( pasangan tanah )

Tinggi jagaan 0,75 meter (disyaratkan)

Maka H = 1,240 meter ( tinggi air + tinggi jagaan )

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

Setelah diselesaikannya penyusunan tugas irigasi dan bangunan air ini, yang meliputi teori dan
perhitungan tentang, evapotranspirasi, kebutuhan air untuk penyiapan lahan, curah hujan, efektif,
kebutuhan air irigasi dan rencana saluran , maka dapat kami simpulkan sebagai berikut :
1. Pola Tanam yang cocok untuk padi - palawija– padi adalah : Alternatif I = Padi = 1,501
lt/dt/ha

Palawija = 0,00 lt/dt/ha

Pada Perbandingan 6 macam Alternatif Pola Tanam , Pola tanam Alternatif I yang cocok untuk
memnuhi Kebutuhan pola tanam Padi dan Palawija , karena disesuaikan dengan Perhitungan
Kebutuhan Air dan Pola Tanam

2. Berdasarkan hasil perhitungan, kebutuhan air Irigasi untuk sawah

Kebutuhan Air Irigasi di sawah Mencari nilai NFR :

NFR = Etc + P + WLR – Re

= 2.036 + 3 + 0 – 1.198

= 3.838 mm/hari

debit air saluran primer, sekunder, dan tersier yang dibutuhkan masing-

masing saluran irihasi sebagai berikut

DR Primer = 0.683 liter/detik/ha

DR Sekunder = 0.617 liter/detik/ha

DR Tersier = 0,555 liter/detik/ha

Total Keseluruhan debit air saluran primer, sekunder, dan tersier

1.300 liter/detik/ha.

Dari rincian perhitungan Kebutuhan Air Irigasi di atas Air yang dibutuhkan untuk mengaliri
Daerah Rawa Salim Batu dapat memenuhi kebutuhan air tersebut

3. Dimensi saluran yang dibutuhkan :

a. Saluran Primer A = b = 0,97 m

h = 0,96 m

H = 1,456 m

b. Saluran Sekunder B1 = b = 0,75 m

h = 0,74 m

H = 1,240 m
c. Saluran Tersier C1 Kr = b = 0,65 m

h = 0,59 m

H = 0,894 m

d. Saluran Tersier C2 Kn = b = 0,60 m

h = 0,55 m

H = 0,854 m

e. Saluran Sekunder B2 = b = 0,85 m

h = 0,79 m

H = 1,286 m

f. Saluran Tersier C3 Kr = b = 0,65 m

h = 0,59 m

H = 0,894 m

g. Saluran Tersier C4 Kn = b = 0,65 m

h = 0,62 m

H = 0,920 m

h. Saluran Sekunder B3 = b = 0,90 m

h = 0,84 m

H = 1,340 m

i. Saluran Tersier C5 Kr = b = 0,65 m

h = 0,60 m

H = 0,896 m

j. Saluran Tersier C6 Kn = b = 0,65 m

h = 0,62 m

H = 0,920 m
SARAN

a. Pada mata kuliah ini akan lebih baik bila dilakukan tinjauan lapangan sehingga lebih
mengetahui sistim irigasi yang direncanakan dengan baik dan tidak, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan serta memperbaiki sistim jaringan irigasi yang ada.

b. Mengingat kompleksnya permasalahan dalam skripsi ini maka diharapkan ada penulis yang
terinspirasi untuk melanjutkan tulisan ini.

c. Mata kuliah irigasi dan bangunan air sebaiknya ditambah sks nya agar ilmu tentang irigasi dan
bangunan air dapat diterima seluruhnya dan dapat serap dengan baik, sehingga benar-benar
menghasilkan sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi tinggi.

Anda mungkin juga menyukai