Erica Nur Afifah - B 2 - Etnomedika

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

PERAWATAN DAN PENGOBATAN TRADITIONAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Ethnomedika Kebidanan

Disusun Oleh :

Erica Nur Afifah 205401446116

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada saya semua sehingga kelompok saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Tugas Individu 1 Ethnomedika
Kebidanan”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etnomedika
dalam program studi Sarjana Terapan Kebidanan Universitas Nasional.

Penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati saya berharap kepada semua pihak agar dapat memberi saran
dan kritik yang bersifat membangun untuk mendukung kesempurnaan makalah ini
serta saya harap makalah ini berguna dan bermanfaat bagi masyarakat yang
membacanya, khususnya bagi rekan-rekan mahasiswa. Atas perhatiannya saya
ucapkan terima kasih.

Bogor, Oktober 2020

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................1

DAFTAR ISI....................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................3

A. Latar Belakang.........................................................................................................3
B. Rumusan Masalah....................................................................................................4
C. Tujuan......................................................................................................................5

BAB II TINJAUAN TOERI...........................................................................................6


A. Definisi Pengobatan Tradsional...............................................................................6
B. Pengobatan Tradisional di Wilayah Setempat.........................................................7
1. Obat Tradisional untuk Remaja...........................................................................7
2. Obat Tradisional untuk Wanita Usia Subur.........................................................8
3. Obat Tradisional untuk Lansia..........................................................................14
C. Tradisi Kehamilan dan Persalinan di Wilayah Setempat ......................................17
1. Kehamilan..........................................................................................................17
2. Persalinan..........................................................................................................17

BAB III PEMBAHASAN..............................................................................................20


A. Obat Tradisional untuk Remaja.............................................................................20
B. Obat Tradisional untuk Wanita Usia Subur...........................................................20
C. Obat Tradisional untuk Lansia...............................................................................21

BAB IV PENUTUP........................................................................................................22
A. Kesimpulan ...........................................................................................................22
B. Saran.......................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................23

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi tinggi
dalam bidang pengobatan tradisional. Hal ini didukung oleh kondisi negara
Indonesia yang beriklim tropis dan mempunyai tanaman yang sangat beraneka
ragam. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
pengobatan cara nenek moyang atau pengobatan tradisional dengan menggunakan
obat-obatan herbal mulai kembali banyak diincar. Hal ini sesuai dengan Riset
Kesehatan Dasar tahun 2010 yang dilakukan Kementrian Kesehatan menunjukkan,
59,12 % penduduk pernah mengonsumsi jamu dan 95 % dari jumlah tersebut
mengakui manfaat ramuan tradisional untuk kesehatan.

Obat tradisional di Indonesia juga sangat besar perananya dalam pelayanan


kesehatan masyarakat di Indonesia dan sangat potensial untuk dikembangkan
Karena memang negara kita kaya akan tanaman obat-obatan. Namun, sayang
kekayaan alam tersebut tampaknya masih belum dimanfaatkan secara optimal
untuk kesehatan. Padahal saat ini biaya pengobatan modern cukup mahal ditambah
lagi dengan krisis ekonomi yang melanda bangsa ini belum sepenunya berakhir.
Hal tersebut di khawatirkan dapat membuat kemampuan masyarakat untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal semakin menurun. Penggunaan
obat tradisional di Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat. Obat-obatan
tradisional telah banyak digunakan oleh masyarakat sebagai alternatif pengobatan
selain obat kimia. Penggunaan obat tradisional juga masih banyak dikonsumsi oleh
kalangan remaja, wanita usia dan lanjut usia yang ada di daerahnya dan sesuai
budaya adat istiadat dari wilayah setempat.

3
Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman budaya.
Kebudayaan merupakan hasil cipta, rasa, karsa manusia yang menjadi sumber
kekayaan bagi bangsa Indonesia. Kebudayaan merupakan suatu kekayaan yang
sangat bernilai, karena selain merupakan ciri khas dari suatu daerah juga menjadi
lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerah.

Sunda merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia yang memiliki


kekayaan budaya yang beraneka ragam. Adat istiadat yang diwariskan leluhurnya
pada masyarakat sunda masih dipelihara dan dihormati. Tidak terkecuali adat
istiadat yang dilakukan berkaitan dalam periode reproduksi manusia, karena
periode ini dianggap sakral dan penting sebagai periode menyambut generasi
penerus keturunan sebuah keluarga dalam masyarakat. Adat istiadat selama
periode reproduksi dikenal memiliki upacara-upacara yang bersifat ritual adat
seperti: upacara adat masa kehamilan, masa kelahiran, masa nifas, masa bayi.
Upacara adat tersebut dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur dan mohon
kesejahteraan dan keselamatan lahir batin, dunia dan akhirat kepada Tuhan YME.
Disamping upacara adat, banyak juga tabu/larangan dari pendahulu masyarakat
sunda yang diwariskan untuk tidak dilakukann selama masa kehamilan, persalinan
dan nifas. Berbagai upacara adat dan kebiasaan/ritual masyarakat sunda tersebut
dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan anak baik langsung maupun tidak
langsung. Dari latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengetahui pengobatan
tradisional dan tradisi suku sunda khususnya yang ada di wilayah setempat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud pengobatan tradisional ?
2. Apa saja jenis pengobatan tradisional untuk remaja di wilayah setempat ?
3. Apa saja jenis pengobatan tradisional untuk wanita usia subur di wilayah
setempat ?

4
4. Apa saja jenis pengobatan tradisional untuk lansia di wilayah setempat ?
5. Apa saja tradisi kehamilan yang dilakukan oleh wilayah setempat ?
6. Apa saja tradisi persalinan yang dilakukan oleh wilayah setempat ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulisan ini bertujuan untuk megetahui pengobatan tradisional untuk remaja,
wanita usia subur, lansia dan juga mengetahui tradisi kehamilan dan persalinan
suku sunda.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian pengobatan tradisional ?
b. Mengetahui apa saja jenis pengobatan tradisional untuk remaja di wilayah
setempat ?
c. Mengetahui apa saja jenis pengobatan tradisional untuk wanita usia subur di
wilayah setempat ?
d. Mengetahui apa saja jenis pengobatan tradisional untuk lansia di wilayah
setempat ?
e. Mengetahui apa saja tradisi kehamilan yang dilakukan oleh wilayah
setempat ?
f. Mengetahui apa saja tradisi persalinan yang dilakukan oleh wilayah
setempat ?

5
BAB II
TINJUAN TEORI

A. Pengertian pengobatan Tradisional


Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-
temurun, berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau
kebiasaan setempat, baik bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut
penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan,
dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat,
baik harga maupun ketersediaannya. Bagian dari Obat tradisional yang bisa
dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan bunga.

Obat yang beredar sekarang ini tak lepas dari perkembangan obat di masa
lalu yang berawal dari coba-mencoba yang dilakukan oleh manusia purba, di sebut
empiris. Empiris berarti berdasarkan pengalaman dan disimpan serta
dikembangkan secara turun-temurun hingga muncul apa yang disebut Ilmu
Pengobatan Rakyat atau Pengobatan Tradisional.

Menurut Asmino (1995), pengobatan tradisional dibedakan mejadi dua, cara


penyembuhan tradisional (traditional healing) yang terdiri dari pijatan, kompres,
akupuntur dan lain sebagainya, obat tradisional (traditional drugs) yaitu dengan
menggunakan bahan-bahan yang telah tersedia dari alam seperti halnya tanaman,
hewan, sumber mineral/ garam- garam serta air. Obat tradisional ini terdiri dari
tiga jenis yaitu, terbuat dari sumber nabati yang diambil dari bagian-bagian
tumbuhan seperti buah, daun, kulit, batang dan sebagainya, obat yang diambil dari
sumber hewani seperti bagian kelenjar-kelenjar, tulang-tulang maupun dagingnya
dan obat tradisional yang diambil dari sumber mineral atau garam-garam yang bisa
didapatkan dari mata air yang keluar dari tanah. Dalam perkembangannya,
pengobatan tradisional itu sendiri dikategorikan kedalam salah satu cabang dari

6
pengobatan alternatif yang dapat pula didefinisikan sebagai cara pengobatan yang
dipilih oleh seseorang bila cara pengobatan konvensional tidak memberikan hasil
yang memuaskan.

B.Kebudayaan Sunda
Kebudayaan Sunda termasuk salah satu kebudayaan tertua di Nusantara dan
merupakan salah satu sumber kekayaan bangsa Indonesia yang dalam
perkembangannya perlu di lestarikan. Sistem kepercayaan spiritual tradisional
Sunda adalah Sunda Wiwitan yang mengajarkan keselarasan hidup dengan alam.
Kini, hampir sebagian besar masyarakat Sunda beragama Islam, namun ada
beberapa yang tidak beragama Islam, walaupun berbeda namun pada dasarnya
seluruh kehidupan di tujukan untuk kebaikan di alam semesta.
Kebudayaan Sunda memiliki ciri khas tertentu yang membedakannya dari
kebudayaan–kebudayaan lain. Secara umum masyarakat Jawa Barat atau Tatar
Sunda, dikenal sebagai masyarakat yang lembut, religius, dan sangat spiritual.
Kecenderungan ini tampak sebagaimana dalam pameo silih asih, silih asah dan
silih asuh; saling mengasihi (mengutamakan sifat welas asih), saling
menyempurnakan atau memperbaiki diri (melalui pendidikan dan berbagi ilmu),
dan saling melindungi (saling menjaga keselamatan). Selain itu Sunda juga
memiliki sejumlah nilai-nilai lain seperti kesopanan, rendah hati terhadap sesama,
hormat kepada yang lebih tua, dan menyayangi kepada yang lebih kecil. Pada
kebudayaan Sunda keseimbangan magis di pertahankan dengan cara melakukan
upacara-upacara adat sedangkan keseimbangan sosial masyarakat Sunda
melakukan gotong-royong untuk mempertahankannya.

C. Pengobatan Tradisional yang Ada di Wilayah Setempat

1. Pengobatan Tradisonal untuk Remaja

7
Keputihan dikalangan medis dikenal dengan istilah leukore atau flour
albus, yaitu keluarnya cairan dari vagina. Keputihan merupakan infeksi jamur
Candida pada genetalia perempuan dan disebabkan oleh organisme seperti ragi
yaitu Candida albicans. Dalam keadaan normal, vagina memproduksi cairan
yang berwarna bening, tidak berbau, tidak berwarna, jumlahnya tidak berlebih
dan tidak disertai gatal. Keputihan merupakan keluhan yang paling sering
ditemukan pada perempuan. Keputihan dapat terjadi pada keadaan yang normal
(fisiologis), namun dapat juga merupakan gejala dari suatu keluhan yang harus
diobati (patologis).
Keputihan terdiri dari dua jenis yaitu keputihan normal dan keputihan
yang tidak normal. Keputihan normal adalah apabila alat kelamin perempuan
(vagina) pada saat-saat tertentu mengeluarkan lendir, misalnya saat menjelang
dan sesuadah haid, hamil, sesudah melahirkan dan sedang mengalami
rangsangan seksual. Keputihan yang tidak normal terjadi apabila perempuan
mulai mengeluh karena vaginya terlau sering mengeluarkan lendir yang
berlebihan disertai bau amis, terasa pedih waktu buang air dan kadang disertai
rasa panas dan gatal.
Remaja putri umumnya bersifat kurang peduli dengan keputihan pada dirinya..
Padahal seharusnya remaja lebih waspada terhadap gejala keputihan. Khusus
untuk remaja putri, mereka harus mengetahui tentang keputihan dan
penyebabnya secara dini karena pada masa peralihan anak-anak ke masa remaja
dan dewasa terdapat perubahan-perubahan fisiologis wanita khususnya daerah
organ reproduksi dan dapat menjadi masalah pada remaja jika tidak mengetahui
permasalahan tersebut. Saat ini perkembangan pengobatan telah mengarah
kembali ke alam (back to nature) karena obat tradisional lebih aman dan tidak
menimbulkan efek samping. Salah satu tanaman yang telah lama digunakan
oleh masyaratkat setempat untuk mengobati keputihan tersebut adalah :
a) Daun Sirih
Kingdom : Plantae

8
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida

Ordo : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Piper
Species : Piper betle Linn
1) Kandungan Daun Sirh
Daun sirih mengandung berbagai elemen seperti Si, Cl, Zn, Mg, Ca,
dan K, yang menyebabkan daun sirih dapat digunakan untuk menetralkan
ketidakseimbangan metabolisme asam basa dalam tubuh manusia
(Periyanayagam,et al., 2014).
Kandungan dari daun sirih yaitu minyak atsiri, alkaloid, flavonoid,
fenol dan steroid (Mursito, 2003; Srisadono, 2008). Terdapat pula katekin
dan tannin yang termasuk senyawa polifenol (Damayanti, 2005). Flavonoid
juga memiliki aktivitas anti bakteri dengan membentuk senyawa kompleks
terhadap protein ekstraseluler bakteri sehingga mengganggu kinerja
membran sel bakteri..
Kandungan kimia utama yang memberikan ciri khas daun sirih adalah
minyak atsiri. Selain minyak atsiri, senyawa lain yang menentukan mutu
daun sirih adalah vitamin, asam organik, asam amino, gula, tanin, lemak,
pati, dan karbohidrat. Tanin dapat mengganggu permeabilitas sel dengan
cara mengerutkan dinding selnya. Hal ini dapat menyebabkan sel bakteri
mengalami gangguan pertumbuhan atau bahkan mati.
b. Manfaat Daun Sirih
Tanaman sirih merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat sebagai obat dari berbagai macam penyakit seperti sariawan,
bisul, jerawat, mencegah diare, TBC, mengatasi bau mulut, bau badan dan
mengobati keputihan.

9
c. Pembuatan Air rebusan Daun Siriih
Untuk menghilangkan keputihan dengan menggunakan daun sirih,
hanya perlu menyiapkan 3-4 lembar daun sirih. Kemudian rebus daun sirih
bersama dua gelas air selama 10-15 menit, hingga air rebusan berubah
warna dan daur sirih menjadi layu. Lalu, saring rebusan daun sirih dan
biarkan hingga suhunya normal kembali.

2.Pengobatan Tradisonal untuk Wanita Usia Subur


Nyeri menstruasi atau dysmenorrhea ialah keluhan ginekologi yang
diakibatkan karena ketidak-seimbangan hormon progesteron yang berada dalam
darah sehingga mengakibatkan timbulnya rasa nyeri dan yang paling sering
terjadi pada perempuan. Perempuan yang mengalami nyeri menstruasi biasanya
memproduksi prostaglandin 10 kali lebih banyak dibandingkan dengan
perempuan yang tidak mengalami nyeri menstruasi. Prostaglandin ini
menyebabkan meningkatnya kontraksi uterus yang menimbulkan rasa nyeri
pada saat menstruasi.
Nyeri menstruasi adalah nyeri perut yang berasal dai kram rahim yang
terjadi selama menstruasi. Biasanya timbul pada permulaan menstruasi dan
berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari hingga mencapai puncak nyeri.
Nyeri menstruasi terbagi menjadi nyeri menstruasi primer dan sekunder. Nyeri
menstruasi primer tidak didasari dengan kondisi patologis sedangkan nyeri
menstruasi sekunder merupakan nyeri menstruasi yang didasarkan pada kondisi
patologis seperti ditemukannya endometriosis atau kista ovarium
Beberapa perempuan yang mengalami nyeri menstruasi mengatasi serta
menyembuhkannya dengan mengkonsumsi obat-obatan anti nyeri secara
berkala. Namun sifat obat tersebut hanya menghilangkan rasa sakit dan akan

10
menimbulkan ketergantungan terhadap obat tersebut. Jika dikonsumsi dalam
jangka panjang dapat memberikan efek negatif bagi kesehatan. Nyeri
menstruasi sebenarnya merupakan masalah ginekologis yang paling umum
terjadi pada wanita remaja maupun dewasa, namun menjadikan suatu kondisi
yang merugikan bagi banyak wanita yang berpegaruh terhadap kualitas hidup
terkait kesehatan. Nyeri menstruasi terkadang menyebabkan wanita tidak dapat
beraktifitas secara normal dan dapat berdampak dari sisi ekonomi, karena
berhubungan dengan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian obat serta
perawatan medis.
Produk herbal atau jamu maupun fitofarmaka sudah menjadi pilihan
alternatif bagi perempuan untuk mengurangi nyeri menstruasi tanpa mendapat
efek samping (Kylenorton, 2010). Salah satu diantaranya adalah dengan minum
kunyit asam. Secara alamiah kunyit mengandung senyawa fenolik yang
dipercaya dapat digunakan sebagai antioksidan, analgetika, anti-mikroba, anti-
inflamasi dan dapat membersihkan darah.
a) Kunyit
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma domestica Val

Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu tanaman yang


banyak di budidayakan di Indonesia. Tanaman kunyit merupakan tanaman
yang banyak manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, selain sebagai
bumbu, obat-obatan dan kosmetik juga sebagai bahan industri. Kunyit telah

11
digunakan selama lebih dari 2500 tahun di India, kemungkinan pertama kali
digunakan sebagai pewarna dan obat. Kunyit banyak digunakan dalam
pengobatan Ayurveda, karena memiliki kualitas antiseptik dan antibakteri,
memiliki efek yang sama dengan fluoride untuk gigi, menyembuhkan
peradangan sendi, serta membantu masalah pencernaan dan depresi.

1) Kandungan Kunyit
Kandungan utama kunyit adalah kurkumin dan minyak atsiri yang
berfungsi untuk pengobatan hepatitis, antioksidan, gangguan pencernaan,
anti mikroba, anti kolesterol, anti HIV, anti tumor
(menginduksi apostosis), menghambat perkembangan sel tumor payudara,
menghambat ploriferasi sel tumor pada usus besar, anti invasi, anti
rheumatoid arthritis (reumatik), Diabetes melitus, Tifus, Usus buntu,
Disentri, Sakit keputihan, Haid tidak lancar, Perut mulas saat haid,
Memperlancar ASI, Amandel dan lainnya.
Kunyit memiliki sifat analgesik yang bisa mengurangi nyeri pada
berbagai bagian tubuh. Kandungan kurkumin pada kunyit akan
menghambat produksi prostaglandin, yaitu hormon yang menyebabkan
peradangan dan rasa nyeri. Senyawa yang terkandung dalam kunyit
(kurkumin dan minyak atsiri) mempunyai peranan sebagai antioksidan,
antitumor dan antikanker, antipikun, menurunkan kadar lemak dan
kolesterol dalam darah dan hati, antimikroba, antiseptic dan antiinflamasi
(Hartati & Balittro, 2013).
Kandungan kunyit lainnya adalah, desmetoksikumin sebanyak 10%
dan bisdesmetoksikurkumin sebanyak 1-5% dan zat- zat bermanfaat
lainnya seperti minyak atsiri yang terdiri dari Keton
sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%, zingibiren 25%, felandren, sabinen,
borneol dan sineil. Kunyit juga mengandung Lemak sebanyak 1-

12
3%, Karbohidrat sebanyak 3%, Protein 30%, Pati 8%, Vitamin C 45-55%,
dan garam-garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan kalsium.
2) Khasiat dan Manfaat Kunyit
Kunyit memiliki efek farmakologis seperti, melancarkan darah dan
vital energi, menghilangkan sumbatan peluruh haid, antiradang (anti–
inflamasi), mempermudah persalinan, antibakteri, memperlancar
pengeluaran empedu (kolagogum), peluruh kentut (carminative) dan
pelembab (astringent), haid tidak lancar, dismenore, sariawan,
menurunkan kolesterol, demam tifoid, obat luka, diare, sakit perut, dan
lainnya.
Terapi tradisional lain yang bisa digunakan dengan kunyit yaitu
asap dari rimpang kunyit jika dibakar dapat dihirup dan dapat mengurangi
hidung tersumbat. Pasta dari bunganya dapat digunakan sebagai obat
cacing, penyakit kulit, dan penyakit kelamin seperti gonorrhea.
Ramuan jamu kunyit asam (kunyit dan asam jawa) dengan gula
merah dapat menghilangkan bau keringat, dismenore, serta rasa nyeri
pada persendian tulang. Sedangkan rebusan rimpangnya dengan
campuran gula dan susu dapat sebagai pendingin dan obat hepatitis.
Parutan rimpang dengan campuran asam dan tawas juga dapat
dimanfaatkan untuk mengobati luka.
b) Asam Jawa
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Subfamili : Caesalpinioideae
Genus : Tamarindus
Species : Tamarindus indica L

13
1) Kandungan Asam Jawa
Kandungan yang terdapat pada asam jawa cukup banyak,
diantaranya yaitu kandungan tanin, saponin, seskuiterpen, alkaloid, dan
flobatamin. Selain itu daging buah asam jawa ini juga memiliki berbagai
kandungan asam, seperti asam tartrat, asam malat, asam sitrat, asam
suksinat, dan asam asetat. Kandungan asam tersebut mempunyai khasiat
sebagai laksatif (melancarkan buang air besar), melancarkan peredaran
darah, menghilangkan nyeri dan mendinginkan. Selain itu pada buahnya
juga terdapat kandungan kimia berupa vitamin A, zat gula, selulosa, dan
pectin. Sedangkan kandungan pada daun asam jawa mengandung
flavonoid.
2) Manfaat Asam Jawa
Asam jawa dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional yang
dipercaya untuk penyakit asma, batuk, demam, rematik, sakit perut,
alergi, sariawan, obat luka, bisul, bengkak disengat lebah, gigitan ular
berbisa, rambut rontok, jerawat, keputihan, dan juga nyeri haid. Daging
buah asam jawa dapat dimanfaatkan untuk melancarkan peredaran darah,
15 mendinginkan, dan berkhasiat sebagai laksatif (melancarkan buang air
besar). Selain itu daun asam jawa juga dapat menghilangkan rasa sakit
karena mengandung flavonoid, sebagai antiradang dan diaforetik
(membantu mengeluarkan keringat). Kandungan tannin, saponin,
sesquiterpenes, alkaloid dan phlobotamin dapat menenangkan kontraksi
rahim.

3. Pengobatan Tradisonal untuk Lansia


Hipertensi pada lansia adalah kondisi dimana tekanan sistolik 160 mmHg
keatas dan tekanan diastolik 90 mmHg keatas. Peningkatan tekanan darah
bukan merupakan bagian normal dari menua, insiden hipertensi pada lanjut usia
mempunyai prevalensi yang tinggi antara 60-80% pada usia di atas 65 tahun.

14
Hipertensi pada lansia ditandai dengan pembesaran pada pembuluh darah arteri
dan perifer, kecenderungan penurunan curah jantung, meningkatnya fluktuasi
tekanan darah yang dapat mengakibatkan disfungsi organ, seperti otak, jantung
dan ginjal.
Berbagai perubahan fisiologis akibat proses penuaan akan dialami oleh
lansia yang diantaranya adalah penurunan kemampuan jantung yang dapat
memicu terjadinya hipertensi. Bertambahnya usia membuat kesehatan menurun
sedikit demi sedikit. Pengelolaan hipertensi dapat dilakukan menggunakan
berbagai metode baik yang bersifat farmakologi dapat dilakukan dengan obat-
obatan moder maupun nonfarmakologi dapat dilakukan salah satunya dengan
menggunakan pengobatan herbal. Pemanfaatan herbal untuk pemeliharaan
kesehatan dan gangguan penyakit hingga saat ini sangat dibutuhkan dan perlu
dikembangkan, terutama dengan melonjaknya biaya pengobatan. Dengan
maraknya gerakan kembali ke alam (back to nature), kecenderungan
penggunaan bahan obat alam/herbal di dunia semakin meningkat.
a) Belimbing Wuluh
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Sub kingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Roidae
Ordo : Geraiales

Famili : Oxalidaceae (suku belimbing-belimbingan)


Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa bilimbi
1) Kandungan Belimbing Wuluh

15
Buah belimbing wuluh (Avverhoa bilimbi L) mengandung senyawa
kimia yaitu asam format, asam sitrat, asam askorbat (Vitamin C), saponin,
tanin, glukosid, flavonoid, dan beberapa mineral terutama kalsium dan
kalium dalam bentuk kalium sitrat dan kalium oksalat. Rasa asam
belimbing wuluh terutama ditentukan oleh asam sitrat . Asam sitrat adalah
zat padat kristalin yang sangat larut dalam air, tidak berhidrat pada suhu
550 dan melebur pada suhu 1600 . Ia merupakan asam tribasa, dan
karenanya menghasilkan tiga deret garam. Sitrat normal dari logam-logam
alkali mudah larut dalam air, sitrat logam lainnya larut sangat sedikit.
Kalium sendiri berfungsi untuk mengatur kontraksi dan relaksasi otot
jantung, sehingga pembuluh darah melebar, aliran darah lancar dan
tekanan darah menjadi normal.
2) Manfaat Belimbing Wuluh
Khasiat dan Manfaat Sifat kimiawinya rasa asam dan bersifat sejuk.
Berkhasiat menghilangkan rasa sakit, memperbanyak pengeluaran
empedu, anti radang, peluruh kencing, astrigen, mengobati hipertensi,
batuk rejan, sariawan, pegal linu, gondongan, rematik, jerawat, dan panus.
Manfaat buah belimbing wuluh digunakan untuk pembuatan acar, kari,
dan diawetkan dalam bentuk sirup. Buah belimbing wuluh ini juga
digunakan untuk membersihkan logam dan menghilangkan karat, dan
untuk ramuan berbagai macam obat tradisional (misalnya obat gangguan
kulit dan demam).
3) Proses Pengolahan Belimbing Wuluh
a) Buah belimbing wuluh dicuci dengan air bersih lalu dipotong-potong.
Kemudian rebus dengan tiga gelas air sampai tersisa satu gelas.
Setelah dingin, airnya disaring sebelum diminum setelah makan pagi.
b) Siapkan tiga buah belimbing wuluh dan biji srigading 25 gr yang
sudah dicuci bersih. Biji srigading ditumbuk halus. Masukkan ke
dalam panci berisi empat gelas air dan rebuslah bersama belimbing

16
wuluh. Dinginkan lalu saring sebelum diminum. Cukup diminum
segelas sehari.
c) Buah belimbing wuluh diparut, peras ambil airnya dan diminum sekali
sehari.

D. Tradisi pada Kehamilan dan Persalinan di Wilayah Setempat


1.Kehamilan
a. Upacara Mengandung Empat Bulan
Upacara mengandung empat bulan dilakukan sebagai pemberitahuan
kepada tetangga dan kerabat bahwa perempuan itu sudah betul-betul hamil,
karena pada usia kehamilan empat bulan itulah saat ditiupkannya roh pada
jabang bayi oleh Allah SWT. Biasanya pelaksanaan upacara mengandung
empat bulan ini mengundang pengajian untuk membacakan do’a selamat,
biasanya doa nurbuat dan doa lainnya agar bayinya mulus, sempurna, sehat,
dan selamat.

b.Upacara Mengandung Tujuh Bulan


Upacara mengandung tujuh bulan dilaksanakan agar bayi yang di
dalam kandungan dan ibu yang melahirkan akan selamat. Di dalam upacara
ini biasa diadakan pengajian biasanya membaca ayat-ayat Al-Quran surat
Yusuf, surat Lukman dan surat Maryam. Di samping itu dipersiapkan pula
peralatan untuk upacara memandikan ibu hamil dan yang utama adalah rujak
kanistren yang terdiri dari 7 macam buah-buahan. Ibu yang sedang hamil
tadi dimandikan oleh 7 orang keluarga dekat yang dipimpin seorang paraji
secara bergantian setiap guyuran dan dimandikan dengan air kembang 7
rupa.

2.Persalinan
a.Upacara Memelihara ari-ari/placenta

17
Upacara ini dipandang sebagai saudara bayi karena itu tidak boleh
dibuang sembarangan, tetapi harus diadakan upacara waktu menguburnya
atau menghanyutkannya ke sungai. Bersamaan dengan bayi dilahirkan, ari-
ari yang keluar biasanya dirawat dibersihkan dan dimasukan ke dalam
pendil, biasanya dikuburkan di halaman rumah atau dekat rumah. Ada juga
yang dihanyutkan ke sungai secara adat. Upacara penguburan ari-ari disertai
pembacaan doa selamat dan didekat kuburan ari-ari itu dinyalakan
cempor/pelita sampai tali pusat bayi lepas dari perutnya. Upacara
pemeliharaan tembuni dimaksudkan agar bayi itu selamat dan kelak menjadi
orang yang berbahagia.
b.Upacara aqiqah
Sebetulnya kata ekah berasal dari bahasa Arab, dari kata aqiqatun
“anak kandung”. Upacara aqiqah ialah upacara ungkapan rasa syukur telah
dikaruniai anak oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, dan mengharapkan anak itu
kelak menjadi orang yang saleh yang dapat menolong kedua orang tuanya
nanti di alam akhirat. Pada pelaksanaan upacara ini biasanya
diselenggarakan setelah bayi berusia 7 hari, atau 14 hari, dan boleh juga
setelah 21 hari. Perlengkapan yang harus disediakan adalah domba atau
kambing untuk disembelih, jika anak laki-laki dombanya harus dua (kecuali
bagi yang tidak mampu cukup seekor), dan jika anak perempuan hanya
seekor saja. Domba yang akan disembelih untuk upacara aqiqah itu harus
yang baik, yang memenuhi syarat untuk kurban. Selanjutnya domba itu
disembelih oleh ahlinya atau Ajengan dengan pembacaan doa selamat,
setelah itu dimasak dan dibagikan kepada saudara dan tetangga.
c.Upacara Cukuran/Marhaban
Upacara cukuran dimaksudkan untuk membersihkan atau menyucikan
rambut bayi dari segala macam najis. Upacara cukuran atau marhabaan juga
merupakan ungkapan syukuran atau terima kasih kepada Tuhan YME yang
telah mengkaruniakan seorang anak yang telah lahir dengan selamat.

18
Upacara cukuran dilaksanakan pada saat bayi berumur 40 hari. Pada
pelaksanaannya bayi dibaringkan di tengah-tengah para undangan disertai
perlengkapan bokor yang diisi air kembang 7 rupa dan gunting untuk
mencukur rambut bayi dan kelapa yang dikelilingi tusukan uang. Pada saat
itu mulailah para undangan berdo’a dan berjanji atau disebut marhaban atau
pupujian, yaitu memuji sifat-sifat nabi Muhammad saw. dan membacakan
doa yang mempunyai makna selamat lahir bathin dunia akhirat. Pada saat
marhaban itulah rambut bayi digunting sedikit oleh beberapa orang yang
berdoa pada saat itu.

19
BAB III
PEMBAHASAN

A. Obat Tradisional untuk Remaja


Beberapa perempuan yang mengalami keputihan biasanya menggunakan
daun sirih untuk mengurangi keputihan yang terjadi. Daun sirih mengandung
berbagai elemen seperti Si, Cl, Zn, Mg, Ca, dan K, yang menyebabkan daun sirih
dapat digunakan untuk menetralkan ketidakseimbangan metabolisme asam basa
dalam tubuh manusia.
Kandungan flavonoid dalam daun sirih juga memiliki aktivitas anti bakteri
dengan membentuk senyawa kompleks terhadap protein ekstraseluler bakteri
sehingga mengganggu kinerja membran sel bakteri, serta kandungan tanin yang
dapat menyebabkan sel bakteri mengalami gangguan pertumbuhan atau bahkan
mati.
Tanaman sirih merupakan tanaman yang banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat sebagai obat dari berbagai macam penyakit seperti sariawan, bisul,
jerawat, mencegah diare, TBC, mengatasi bau mulut, bau badan dan mengobati
keputihan.Biasanya masyarakat menggunakan air rebusan daun sirih untuk
menghilangkan keputihan
B. Obat Tradisional untuk Wanita Usia Subur
Beberapa WUS di beberapa daerah yang mengalami nyeri saat menstruasi
mengatasi serta menyembuhkannya dengan mengkonsumsi jamu kunyit asam.
Kunyit memiliki efek farmakologis seperti, melancarkan darah dan vital energi,
menghilangkan sumbatan peluruh haid, haid tidak lancar, serta dismenore.
Kunyit memiliki sifat analgesik yang bisa mengurangi nyeri pada berbagai
bagian tubuh. Kandungan kurkumin pada kunyit akan menghambat produksi
prostaglandin, yaitu hormon yang menyebabkan peradangan dan rasa
nyeri. Senyawa yang terkandung dalam kunyit (kurkumin dan minyak atsiri)
mempunyai peranan sebagai antioksidan, antitumor dan antikanker, antipikun,

20
menurunkan kadar lemak dan kolesterol dalam darah dan hati, antimikroba,
antiseptic dan antiinflamasi.
Untuk daging buah asam jawa dapat dimanfaatkan untuk melancarkan
peredaran darah dan nyeri haid. Kandungan yang terdapat pada asam jawa cukup
banyak, diantaranya yaitu kandungan tanin, saponin, seskuiterpen, alkaloid, dan
flobatamin. Selain itu daging buah asam jawa ini juga memiliki berbagai
kandungan asam, seperti asam tartrat, asam malat, asam sitrat, asam suksinat, dan
asam asetat. Kandungan asam tersebut mempunyai khasiat sebagai laksatif
(melancarkan buang air besar), melancarkan peredaran darah, dan menghilangkan
nyeri. Ramuan jamu kunyit asam (kunyit dan asam jawa) dengan gula merah
dapat menghilangkan bau keringat, dismenore, serta rasa nyeri pada persendian
tulang.

C. Obat Tradisional untuk Lansia


Belimbing wuluh biasa dimanfaatkan untuk mengobati hipertensi pada
lansia. Khasiat dan Manfaat Sifat kimiawinya rasa asam dan bersifat sejuk.
Berkhasiat menghilangkan rasa sakit, memperbanyak pengeluaran empedu, anti
radang, peluruh kencing, astrigen, mengobati hipertensi, batuk rejan, sariawan,
pegal linu, gondongan, rematik, jerawat, dan panu.
Buah belimbing wuluh mengandung senyawa kimia yaitu asam format, asam
sitrat, asam askorbat (Vitamin C), saponin, tanin, glukosid, flavonoid, dan
beberapa mineral terutama kalsium dan kalium dalam bentuk kalium sitrat dan
kalium oksalat. Rasa asam belimbing wuluh terutama ditentukan oleh asam sitrat.
Kalium sendiri berfungsi untuk mengatur kontraksi dan relaksasi otot jantung,
sehingga pembuluh darah melebar, aliran darah lancar dan tekanan darah menjadi
normal.

21
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengobatan cara nenek moyang atau pengobatan tradisional dengan
menggunakan obat-obatan herbal sampai sekarang masih banyak digunakan
karena sebagai alternatif pengobatan selain obat kimia dan penggunaan obat-obat
tradisional juga masih banyak dikonsumsi oleh kalangan remaja, wanita usia dan
lanjut usia yang ada di wilayah setempat.
Selain masih banyak pengunaan obat tradisional ternyata tradisi untuk
kehamilan dan persalinan juga masih banyak digunakan diwilayah setempat.
Tradisi ini sudah dilaksanakan dari zaman nenek moyang dulu dan hingga kini
upacara ini terus dilaksanakan untuk terus melestarikan kebudayaan Sunda yang
sudah ada dan sebagaian sudah meninggalkan mitos-mitos kehamilan dan
persalinan zaman dulu dan sebagiannya yang mempertahankannya. Harapan-
harapan muncul terhadap bayi dalam kandungan, agar mampu menjadi generasi
yang handal dikemudian hari, disamping mereka juga mengharapkan keselamatan
terhadap ibu dan janin yang dikandungnya dan kelancaran saat persalinannya.

B. Saran
Obat tradisional yang digunakan sebelum digunakan sebaiknya lebih
diperhatikan kandungan-kandungannya dan cara pengolahannya agar terjamin
mutu terhadap khasiatnya dan untuk masyarakat sekitar yang masih mempercayai
mitos-mitos sebaiknya harus diperhatikan agar tidak membahayakan atau
mengganggu kesehatan ibu dan janinnya atau bayi yang akan dilahirkannya.

22
DAFTAR PUSTAKA

1. Dhewayani IN. Efektifitas infusa daun sirih merah (Piper crocatum) terhadap
pertumbuhan Candida albicans. Karya ilmiah FKG Universitas Airlangga,
Surabaya; 2012.
2. 2. Hartati SY, Balittro. Khasiat kunyit sebagai obat tradisional dan manfaat
lainnya. WPPTI. 2013;19(2):6-9.
3. Djauhariya, Endjo. Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Tanaman Obat Potensial.
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Pengembangan Teknologi TRO.
2003; 15(1) : 1-16.
4. Kaphle S, Hancock H, Newman LA. Childbirth traditions and cultural perceptions
of safety in Nepal: critical spaces to ensure the survival of mothers and newborns
in remote mountain villages. Midwifery. 2013:1173-81.
5. Agus Y, Horiuchi S, Porter SE. Rural Indonesia women’s traditional beliefs about
antenatal care. Biomedcen. 2012. 5:589

23

Anda mungkin juga menyukai