Kelompok 1 - Krim Minyak Zaitun - 3 FA 2

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 36

KRIM MINYAK ZAITUN

KELOMPOK 1 - 3FA2
Hasan Almuiz 11181072
Wahyu Maulana 11180149
Intan Novita 11181074
Wahyudin 11181050
Megawati Nababan 11181076
Yuyun Wahyuningsih 11181052
Mia Meliana Grandisa 11181077
Ari Andika Firmasyah 11181059
Mutya Leviana Putri 11181084
Devi Anggita Trisafitri 11181064
Nina Nirmala 11181087
Ditha Octaviana 11181067
Octaviani Artha 11181092
Faizal Hilfiana Wahid 11181068
Gita Fadilah Octariani 11181240
I. Tujuan Praktikum

1. Mengetahui cara pembuatan sediaan krim


2. Mengetahui Teknik evaluasi dari sediaan krim
II. Regulasi Sediaan
Menurut Menteri Kesehatan RI No. 445/MenKes/PerMenKes/1998
adalah sebagai berikut:

“Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk


digunakan pada bagian luar badan (epidermis, rambut, kuku, bibir,
dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga mulut, untuk
membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan,
melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau
badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan suatu penyakit”.
III. Preformulasi
A . Zat Aktif
Minyak Zaitun (FI IV Hal 630)
Pemerian : Minyak,berwarna kuning pucat atau kuning kehijauan terang, bau dan rasa
khas lemah dengan rasa ikutan agak pedas
Kelarutan : Sukar larut dalam etanol; bercampur dengan eter, dengan kloroform dan
dengan karbon disulfida
Fungsi : Sebagai basis
Stabilitas : Saat didinginkan, minyak zaitun menjadi keruh sekitar 10 derajat Celcius, dan
menjadi massa seperti mentega pada 0 derajat celcius
Inkompatibilitas : Minyak zaitun bisa diserap oleh alkali hidroksida. karena mengandung
proposi tinggi asam lemak tak jenuh,minyak zaitun rentan terhadap
oksidasi dan tidak sesuai dengan zat pengoksidasi
B. Zat Tambahan
1. Emulgid (HOPE Hal 685)
Pemerian : Berupa cairan lilin berwarna putih atau hampir putih, hampir tidak berwarna,
tidak berasa, dan bau khas.
Kelarutan : Bebas larut dalam propelan aerosol, kloroform dan hidrokarbon, cukup larut
dalam etanol (95%), larut dalam bagian eter dan tidak dapat larut dalam air
Fungsi : pengemulsi
Stabilitas : Stabil dan dapat disimpan dalam wadah yang tertutup baik, dalam keadaan
dingin dan tempat yang kering
Inkompatibilitas : Ketidak campuran dengan tannin, fenol, dan senyawa fenol dan
benzokain. dapat mengurangi kemampuan antibakteri dan senyawa
ammonium
2. Gliserin (FI IV Hal 413 & HOPE 2003, Hal 257)
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa manis; hanya boleh
berbau khas lemah (tajam atau tidak enak).
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak larut dalam
kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan dalam minyak
menguap
Fungsi : Zat Tambahan
Stabilitas : Bersifat Higroskopik; netral terhadap lakmus
Inkompatibilitas : Gliserin tidak meledak jika dicampur dengan agen oksidator
kuat seperti kromiom trioksida pottasium klorat atau kalium
permanganate
3. Metil Paraben / Nipagin (FI IV Hal 551 & HOPE ed 6, Hal 441)
Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur; tidak berbau atau berbau
khas lemah; mempunyai rasa sedikit terbakar
Kelarutan : Sukar larut dalam air, dalam benzena dan dalam karbon tetraklorida;
mudah larut dalam etanol dan dalam eter
Fungsi : Pengawet antimikroba
pH : 3-6
Stabilitas : Larutan metil paraben pada pH 3-6 dapat disterilkan dengan autoklaf
disterilkan pada suhu 120 derajat celcius selama 20 menit tanpa
pengurangan
Inkompatibilitas : Aktivasi anti mikroba dari nipagin 1 golongan autoklaf yang lain
sangat dapat mengurangi efektivitas dari \surfaktan teknik seperti
polysorbase 80
4. Natrium Metabisulfit (FI IV Hal 596 & HOPE ed 6, Hal 654)
Pemerian : Hablur putih atau serbuk hablur putih kekuningan, berbau dioksida
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam gliserin; sukar larut dalam etanol larut dalam
etanol dan dalam eter
Fungsi : Antioksidan
pH : 3,5-5,0
Stabilitas : Teroksidasi dengan lambat menjadi natrium sulfat saat terpapar udara dan
dalam kondisi lembab. Di dalam air Natrium Metabisulfit segera berubah
menjadi ion sodium (Na+) dan bisulfit (HSO3-). Larutan Natrium Metabisulfit
akan terdekomposisi dengan paparan udara dan khususnya dengan pemanasan
Inkompatibilitas : Akan bereaksi dengan obat simpatomimetik, derivat orto- dan
para-hidroksibensil alkohol, epinefrin, kloramfenikol, larutan cisplatin, dan
fenil merkuri asetat
5. Aqua Destilata (FI III Hal 96 & HOPE Hal 112)
Pemerian : Cairan tidak berwarna/jernih, tidak berasa dan tidak berbau
Kelarutan : Dapat bercampur dengan beberapa pelarut polar
Fungsi : Pelarut beberapa zat tambahan
pH larutan : Antara 5 dan 7
Stabilitas : Stabil pada semua bentuk seperti panas, dingin dan uap
Inkompatibilitas : Dalam formula pharmaceutical air dapat bereaksi dengan
obat dan zat tambahan lainnya yang dapat dengan mudah
terhidrolisis dengan adanya suhu yang tinggi
IV. TINJAUAN FARMAKOLOGI ZAT AKTIF
1. Indikasi : Mengencangkan kulit wajah, mengecilkan pori-pori,
menghaluskan kulit, mengatasi kulit kering dan
menyembuhkan jerawat.

2. Efek Samping : Aplikasi topikal jarang berakibat reaksi alergi pada kulit

3. Mekanisme Kerja : Minyak Zaitun mirip dengan minyak alami yang


diproduksi oleh kulit, sehingga Minyak Zaitun dapat
mencegah kekeringan pada kulit

4. Dosis : Dioleskan 2x sehari pada wajah yang bersih dan pijat memutar
secara perlahan
V.FARMAKOKINETIK ZAT AKTIF
Minyak zaitun mengandung zat antioksidan dan
antiinflamasi yang dapat melawan radikal bebas dan
mengurangi peradangan yang mempengaruhi
kerutan dan kekencangan kulit.
VI. FARMAKODINAMIK ZAT AKTIF
Minyak Zaitun mirip dengan minyak alami yang
diproduksi oleh kulit sehingga mudah diserap dengan
baik kedalam kulit.
VII. SPESIALIT OBAT
● Nama generik : -
● Nama dagang : Cream Zaitun Aliefa
VIII. FORMULASI UMUM

a. Zat aktif

b. Zat tambahan :

● Stabilizing agent
● Antioksidan
● Pengawet
● Pelarut
● Pengemulsi
IX. FORMULASI KHUSUS
a. Zat aktif : Minyak zaitun

b. Zat tambahan :

- Stabilizing agent : Gliserin

- Antioksidan : Na . Metabisulfit

- Pengawet : Metil paraben

- Pelarut : Aquadest

- Pengemulsi : Emulgid
X. ALASAN PEMILIHAN FORMULASI KHUSUS
1. Zat aktif (Minyak Zaitun/Olive oil). Digunakan sebagai pelembab.

2. Pengawet (Metil Paraben/Nipagin). Sediaan emulsi memerlukan bahan antimikroba karena


fase air mempermudah pertumbuhan mikroorganisme. Sehingga fungsi dari pengawet
antimikroba yaitu dapat mengurangi kontaminasi mikroorganisme, dengan kadar
0,015-0,2%

3. Humektan dan stabilizer agent (Gliserin). untuk menjaga kestabilan dan penguapan air
dari sediaan dan mengabsorbsi kelembaban dari lingkungan.

4. Antioksidan (Natrium Metabisulfit). Mencegah oksidasi dan bau tengik dari minyak, dengan
kadar 0.01% - 1%.

5. Pengemulsi (Emulgid). Digunakan untuk melindungi zat muatan koloid agar tidak
mengalami koagulasi (pengendapan).

6. Pelarut digunakan sebagai untuk melarutkan zat. Aquadest tidak berasa, bebas dari iritasi
dan kerusakan aktivitas farmakologi membuatnya ideal untuk digunakan
XI. PENIMBANGAN BAHAN

KOMPOSISI BAHAN 50 gram

Minyak Zaitun 12% 12/100 x 50 gr = 6 gram

Emulgid 20% 20/100 x 50 gr = 10 gram

Gliserin 8% 8/100 x 50 gr = 4 gram

Metil Paraben 0,2% 0,2/100 x 50 gr = 0,1 gram

Na. Metabisulfit 0,6% 0,6/100 x 50 gr = 0,3 gram

Aquadest ad 50 gram
XII. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT B. BAHAN
- Cawan petri - Minyak zaitun 6 gram
- Beaker glass - Emulgid 10 gram
- Spatel - Gliserin 4 gram
- Batang pengaduk - Metil Paraben 100 mg
- Pipet - Na-metabisulfit 300 mg
- Neraca analitik - Aquadest ad 50 Gram
- Kaca arloji
- Cawan penguap
- Sendok tanduk
- Homogenizer Overhead stirrer
XIII.Prosedur Pembuatan
XIV. Prosedur Evaluasi
1. Uji Organoleptis
2. Uji pH (Uji pH dengan menggunakan pH meter)
Uji pH dengan indikator pH
3. Uji Viskositas

Viskositas = Skala yang terbaca x Faktor spindle


4. Uji Homogenitas Krim
5. Uji Daya Sebar
6. Uji Daya Lekat
XV. RANCANGAN KEMASAN
A. KEMASAN PRIMER
B. KEMASAN SEKUNDER
C. LEAFLET
XV. RANCANGAN KEMASAN
D. PENJELASAN TENTANG DATA YANG TERCANTUM DALAM KEMASAN

Nomor Registrasi : NA18200200071

1. NA= kode produk benua asia & dalam negeri.


2. 18 = kode negara indonesia.
3. 20 = kode izin tahun 2020.
4. 02 = kode kelompok produk.
5. 00071 = nomor notifikasi registrasi.
Nomor Batch : 200205
Mfg. Date :JULI 2020
Exp. Date : JULI 2022
XVI. DATA PENGAMATAN
No Evaluasi Hasil

- Warna : Putih
1 Organoleptis
- Bau : Minyak zaitun

2 ph 6

4 Viskositas 24,333 mPa.s

Tidak ada partikel / terhomogen dengan


3 Homogenitas
baik

5 Daya serap 5,4 cm

6 Daya lekat 13,32 detik


XVII. PEMBAHASAN
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung satu atau
lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai ( mengandung air tidak
kurang dari 60%). Menurut Farmakope Indonesia IV , Krim adalah bentuk sediaan setengah
padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang
sesuai.
Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan sediaan krim minyak zaitun. Tujuan
dilakukan nya praktikum ini yaitu untuk mengetahui formula dan cara pembuatan krim minyak
zaitun serta pengujian evaluasi pada sediaan krim minyak zaitun. Keuntungan sediaan dibuat
krim yaitu praktis, mudah menyebar rata , mudah dicuci dengan air tanpa menimbulkan bekas.
Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuat krim minyak zaitun yaitu minyak zaitun, emulgid ,
gliserin, metil paraben, natrium merabisulfit dan aquadest. Disini minyak zaitun memiliki peran
sebagai zat aktif. Hal yang paling penting dalam pembuatan krim yaitu adanya emulsifier.
Emulsifier atau zat pengemulsi adalah zat untuk membantu menjaga kestabilan emulsi minyak
dan air. Pada formula ini yang berperan sebagai emulsifier yaitu emulgid.
XVII. PEMBAHASAN
Di dalam sediaan krim perlu ditambahkan nya zat pengawet. Zat pengawet adalah bahan
yang ditambahkan dengan tujuan menghambat atau mencegah tumbuhnya mikroorganisme.
Pengawet yang digunakan yaitu metil paraben . Gliserin berfungsi untuk meningkatkan stabilitas
pada sediaan. Natrium metabisulfit berfungsi sebagai antioksidan untuk mencegah ketengikan
akibat oksidasi oleh cahaya pada minyak tak jenuh. Aquades digunakan sebagai pelarut.
Setelah itu dilakukan pembuatan krim minyak zaitun dan dilakukan uji evaluasi. Uji evaluasi
yang dilakukan yaitu uji organoleptis, uji pH, uji viskositas, uji homogenitas, uji daya serap dan uji
lekat.
Uji yang pertama dilakukan yaitu uji organoleptis meliputi warna dan bau. Hasil yang
diperoleh yaitu krim minyak zaitun memiliki warna putih dan bau minyak zaitun. uji kedua yang
dilakukan yaitu uji pH, Uji Ph digunakan untuk melihat kesesuaian derajat keasaman formula
sediaan krim agar dapat diaplikasikan pada kulit. Pada uji ph di dapatkan nilai pH 6, sehingga
bersifat asam lemah. pH ini masih masuk pada kisaran pH normal kulit yaitu 4,5-6,5 (Osol, 1975)
sehingga diharapkan sediaan krim tersebut tidak mengiritasi.
XVII. PEMBAHASAN
Uji viskositas dilakukan untuk mengatuhi kekentalan sediaan krim. Viskositas dalam
sediaan krim merupakan tahanan dari suatu sediaan untuk mengalir, semakin besar tahanannya
maka viskoitas semakin besar. Hasil viskositas yang diperoleh yaitu 24,333 mPa.s .

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah semua zat sudah tercampur
merata. Diperoleh hasil tidak ada partikel atau terhomogenkan dengan baik menandakan
sediaan tersebut baik.
Uji daya serap dilakukan untuk mengetahui kemampuan krim dalam menyerap air dimana krim
maksimal jika krim sudah tidak mampu menyerap air lagi. Hasil daya serap yang diperoleh yaitu
5,4 cm .

Uji daya lekat bertujuan mengetahui kemampuan sediaan krim untuk melekat
dipermukaan kulit ketika digunakan. Semakin lama daya lekat krim melekat dikulit, maka zat aktif
yang terabsorbsi semakin besar. Hasil daya lekat yang diperoleh yaitu 13,32 detik.
XVIII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, maka pada pembuatan/formulasi
krim minyak zaitun ini dapat disimpulkan bahwa :
-Bahan aktif yang digunakan adalah minyak zaitun 12%
-Hasil uji evaluasi sediaan yang telah dilakukan menghasilkan :
*)Uji organoleptik berwarna putih dan bau khas minyak zaitun
*)Uji pH memiliki pH 6
*)Hasil uji viskositas yang diperoleh sebesar 24,333 mPa.s
*)Sediaan memiliki homogenitas yang baik, tidak ada partikel yang tidak terhomogenkan
*)Hasil uji daya serap yang di peroleh sebesar 5,4 cm.
*)Hasil uji daya lekat yang diperoleh yaitu 13,32 detik.
XIX. DAFTAR PUSTAKA
1. Anief. 2006. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta. Gadjah Mada University press.
2. Depkes RI.1995.Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta:Depkes RI
3. Osol, A.H., 1975, Remingtons Pharmaceutical Science, 15th Edition,
EASTON, Pennsylvania
4. Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Diterjemahkan oleh S.N.
Soewandhi. Edisi V. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai