Modul Makesta

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 40

BUKU MATERI MASA KESETIAAN ANGGOTA (MAKESTA)

IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA DAN IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL


KABUPATEN PURBALINGGA - JAWA TENGAH
Masa Khidmat 2019 - 2021

Penyusun :
Tim Kaderisasi
PC IPNU - IPPNU Kab. Purbalingga
Masa Khidmat 2019 - 2021

Editor :
Imron Wahyudin

Desain Cover :
M. Syafi’i

Desain Lay Out :


Purbalingga Student Cyber (PSC)
Media Pelajar Purbalingga

Diterbitkan oleh :
Pimpinan Cabang
Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama - Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama
Kabupaten Purbalingga

Kantor :
Gedung PCNU Lantai 2
Jl. DI Panjaitan No. 61 Purbalingga Kab. Purbalingga Kode Pos 53311

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
Pengantar PC IPNU - IPPNU Kabupaten Purbalingga
Puji Syukur kita haturkan atas limpahan karuniaNYA sehingga dalam kesempatan ini, kami dapat
menerbitkan salah satu modul penting didalam proses kaderisasi IPNU - IPPNU, sholawat dan salam
khusus tersanjungkan pada pemimpin umat muslim dunia beliau baginda nabi Muhammad SAW.
Berbicara kaderisasi IPNU - IPPNU di Kabupaten Purbalingga, kita sudah dalam tahapan meningkatkan
Kualitas Sumber Daya Manusia, pasalnya perihal jumlah adalah sebuah keharusan bagi jam’iyah
Nahdlatul Ulama. Tugas kita sebagai Badan Otonom termuda di Nahdlatul Ulama adalah meneguhkan,
menjaga dan menjamin keutuhan anggota IPNU - IPPNU di Kabupaten Purbalingga, baik segi idiologi,
akidah dan akhlak. Produk terbaik yang bisa kita tunjukan kepada khalayak umum ialah akhlakul karimah
yang tertanam dalam sanubari setiap anggota dan itu dibentuk dari mulai kita mengikuti jenjang
kaderisasi pertama yaitu Masa Kesetiaan Anggot (MAKESTA).
Tujuan Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA) adalah meningkatkan pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta pembekalan untuk hidup mandiri dalam masyarakat, untuk mensukseskan tujuan makesta
diperlukan penguatan idiologi, moral dan karakter dari pimpinan yang menyelenggarakannya. Makesta
dipersiapkan untuk membentuk generasi yang berkualitas, bukan hanya untuk kepentingan individu tetapi
untuk masyarakat secara keseluruhan, sehingga seluruh anggota baru IPNU IPPNU dapat menjadi
anggota yang produktif, kreatif, mandiri dan gigih dalam berorganisasi serta cakap dalam beradaptasi di
lingkungan masyarakat.
Melihat realita yang ada dalam proses kaderisasi di setiap pimpinan, terdapat beberapa tujuan yang belum
tercapai maksimal, sehingga dalam setiap kesempatan kami terus melakukan evaluasi agar kedepan
proses kaderisasi dapat mencapai tujuan yang maksimal, kami menyimpulan bahwa Purbalingga
membutuhkan standar kaderisasi yang jitu, mudah difahami dan mudah diterapkan.
Modul ini disajikan dengan harapan dapat membantu seluruh anggota IPNU - IPPNU demi kemajuan
IPNU - IPPNU dimasa yang akan datang, modul ini disusun dengan mengacu pada buku pedoman
kaderisasi Pimpinan Pusat agar dapat dipahami dan dipelajari secara mandiri.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu terbitnya modul
Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA) Pimpinan Cabang IPNU IPPNU Purbalingga semoga menjadikan
amal jariyah yang tak pernah terputus, terkhusus kepada seluruh angota ipnu ippnu kabupaten selamat
datang semangat melakukan proses terbaik dalam ber IPNU - IPPNU,., waktu mudamu adalah waktu
emas yang wajib engkau investasikan dalam belajar dan engkau terapkan dalam perjuangan nyata serta
menumbuhkan ketaqwaan pada alloh SWT.

Salam Belajar, berjuang Bertaqwa

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
Pengantar PCNU Purbalingga

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
Pengantar PC LP Ma’arif NU Purbalingga

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
DAFTAR ISI :

1. Cover

2. Kata Pengantar PC IPNU - IPPNU Kabupaten Purbalingga

2
3. Kata Pengantar PCNU Kabupaten Purbalingga

3
4. Kata Pengantar PC LP Ma’arif NU Kabupaten Purbalingga

4
5. Daftar Isi

5
6. Silabus Materi Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)

6
7. Materi Ahlusunnah Wal Jamaah

7
8. Materi Nahdlatul Ulama

9
9. Materi Amaliah Nahdlatul Ulama

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
13
10. Materi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama

19
11. Materi Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama

21
12. Materi Indonesia

24
13. Materi Organisasi

27
14. Soal Pretest

30
15. Kisi - kisi uji sertifikat

31
16. Struktur PC IPNU Kab. Purbalingga masa khidmat 2019 - 2021

32
17. Struktur PC IPPNU Kab. Purbalingga masa khidmat 2019 - 2021

33

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
SILABUS MATERI
Jenjang Kaderisasi : MAKESTA (Masa Kesetiaan Anggota)
Penyelenggara : PR, PK atau PAC (Rakernas, BAB IX: p. 25/ a.2)

Deskripsi Makesta
Makesta adalah pendidikan kader jenjang awal dalam sistem kaderisasi IPNU/IPPNU yang dimaksudkan
untuk mencetak dan menjadi pintu masuk menjadi anggota IPNU/IPPNU Lulus dibuktikan dengan
Sertifikat dan KTA (PO- 2016 BAB I: p. 1/a.21). Selain itu, makesta juga diorientasikan untuk melakukan
idiologisasi calon anggota (PO-2016, BAB IX: p. 25/ a.1)

Indikator Capaian Pelatihan


Karena diorientasikan sebagai rekrutmen anggota IPNU/IPPNU baru, maka makesta didesain agar para
anggota mempunyai pengalaman dan pemahaman mengenai ideologi dasar ahlu sunnah wal jamaah, serta
pengenalan awal tentang ke-NU-an dan ke-IPNU/IPPNU-an dan keIndonesiaan. Selain itu, melalui
makesta para peserta juga diarahkan agar memiliki kompetensi dasar tentang kepemimpinan dan
organisasi sebagai modal awal meniti karis keorganisasian lebih lanjut, melalui jenjang kaderisasi yang
lebih tinggi.

Materi Pokok Pembahasan Pengalaman Pembelajaran Waktu


a. Pengertian dasar Aswaja a. Mendiskusikan makna dan pengertian aswaja
b. Prinsip-prinsip sikap Islam Aswaja b. Merespon kondisi di kehidupan sehari-hari
ke-Aswaja- (tawasuth, tasamuh, tawazun tentang penerapan sikap aswaja 60 - 90
an I dan amar ma’ruf nahi mungkar) c. Menghafalkan tokoh- tokoh penting aswaja an- menit
c. Tokoh Aswaja An-Nahdliyah nahdliyah
a. Sejarah kelahiran NU dan a. Menghafal sejarah kelahiran NU (tokoh, tempat,
perkembangannya (konteks lokal waktu dan latar belakang)
dan nasional) b. Menghafal dan memahami makna lambang, 60 - 90
ke-NU-an I b. Bentukdan sistem organisasi NU stuktur dan perangkat UN menit
( makna lambang, tujuan, struktur, c. Menghafal tokoh-
perangkat ) dan tokoh NU tokoh berpengaruh dalam tubuh Nahdlatul
Ulama
a. Sejarah kelahiran IPNU a. Mengkaji sejarah berdirinya IPNU
b. PD-PRT (Visi, Misi, Tujuan dan b. Menghafal dan memahami sifat, azas, isi dan 60 - 90
Ke - IPNU- Makna Logo IPNU)
an I lambang organisasi menit
c. Mars IPNU dan Syubbanul Wathon
c. Menghafalkan mars IPNU dan Syubbanul Waton

a. Sejarah kelahiran IPPNU a. Mengkaji sejarah berdirinya IPPNU


b. PD-PRT (Visi, Misi, Tujuan dan b. Menghafal dan memahami sifat, azas, isi dan 60 - 90
Ke - IPPNU- Makna Logo IPNU)
an I lambang organisasi menit
c. Mars IPPNU dan Syubbanul Wathon
c. Menghafalkan mars IPNU dan Syubbanul Waton

ke- a. Sejarah kemerdekaan Indonesia a. Mengkaji sejarah kemerdekaan indonesia 60 - 90


Indonesia- b. Peran Ulama NU dalam merebut b. Mengidentifikasi atau memetakan peran menit
an I kemerdekaan Indonesia ulama NU dalam kemerdekaan Indonesia
a. Tradisi NU, Pengertian dan a. Menelaah atau mengkaji tradisi- tradisi NU
Tradisi dasar hukumnya (qunut, tarawih 20, (dalil dan alasan) 60 - 90
Keagamaan adzan 2 kali dlm jum’atan) b. Menginventarisir manfaat-manfaat tradisi menit
NU b. Manfaat (fadhillah) dan kegamaan NU
penerapannya
a. Pengertian Organisasi a. Mendiskusikan pengertian, manfaat dan fungsi
Ke - 60 - 90
b. Manfaat dan Fungsi organisasi organisasi
Organisasi- menit
c. Jenis-jenis organisasi b. Membedakan jenis dan unsur organisasi
an
d. Unsur-unsur organisasi

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
AHLU SUNNAH WAL JAMAAH (ASWAJA)
Pokok Pembahasan : 1. Pengertian dasar Aswaja
2. Tokoh Aswaja An-Nahdliyah
3. Prinsip-prinsip sikap Islam Aswaja (tawasuth, tasamuh, tawazun dan amar
ma’ruf nahi mungkar)

PENGERTIAN ASWAJA
Secara etimologi kata Ahli Sunnah Wal Jama’ah terdiri dari tiga kata, yaitu: ahli (pengikut), sunnah
(jalan, tempat berlalu, ajaran) dan jama’ah (kumpul, kompak). Dalam pandangan lain kata sunah
terkadang dipersamakan dengan “Tarekat” (jalan, ajaran) namun pada prinsipnya keduanya memiliki
perdeaan, di mana sunah lebih menunjukkan pada apa – apa yang dinukil dari Rasulullah sedangkan
tarekat bersumber dari pada syaikh. Sunah itu sendiri secara lughot/ bahasa diartikan sebagai “Al
thoriqoh mutlaqon khoirun au syarron min sanna sunnatan hasanatan au sayyiatan”.
Dengan demikian maka aswaja menurut bahasa diartikan sebagai pengikut/jalan kebenaran di dalam
agama yang harus dilewati/ditempuh karena telah disepakati kebenarannya oleh para mujtahid (ahlu al-
haq). Rumusan ini dari ahlul hadits menyatakan bahwa sunnah adalah nabi Muhammad SAW. Sebagai
kebalikan dari bid’ah dan jama’ah adalah kesepakatan para ahlul haq/mujtahid. Sebagaimana dinyatakan:
(Assunnah hia sunnatu Muhammadain, dliddu al bid’ati wa al jama’ah mujama’atu ahlu al haqqi wa ‘in
qollu, wa al furqotu mujama’atu ahli al batili wa ‘in katsaru).
Pernyataan di atas sejalan dengan pernyataan sahabat Ali as. ketika ditanya oleh Ibnu Kuwa’ tentang
pengertian Ahli Sunnah Wal Jama’ah. Beliau mengatakan bahwa sunnah-sunnah nabi dan bid’ah adalah
sesuatu yang keluar dari sunah, sedangkan jama’ah adalah kelompoknya pendapat para ahli kebenaran
walaupun sedikit, sedangkan firqoh adalah kompaknya pendapat para ahli kebatilan walaupun banyak
jumlahnya.
Atas dasar bahwa Aswaja merupakan kerangka paham yang berdasarkan kepada pernyataan nabi tentang
Islam yang benar yaitu: ma ana wa ashabi yakni, Islam sebagaimana dicontohkan Rosulullah dan para
sahabatnya maka kalangan NU merumuskan ajaran Aswaja sebagai sebuah ajaran keagamaan yang
mendasar pada sumber Islam, yaitu Al-Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas. Rumusan Aswaja ini bukan
berarti membangun agama baru namun lebih sebagai upaya penyelamat umat manusia dari
kesesatan/bid’ah, sebagai hingga tetap dalam bingkai Islam sebagaimana dicontohkan oleh nabi.
Aswaja ialah golongan yang tetap dan tidak menyimpang dari Rosulullah SAW dan para sahabatnya.
Golongan ini satu pendapat di dalam masalah aqidah (usuluddin) dan hanya sedikit perbedaan pendapat di
dalam masalah syari’at (furu’uddin), namun tidak terjadi saling menganggap fasiq dan sesat terhadap
yang lain. Para ulama memberi batasan sederhana untuk memudahkan pengertian, bahwa Aswaja ialah
golongan masalah aqidah mengikuti madzhab Imam Abul Hasan Al Asy’ari (260 – 324 H) dan Imam
Abu Manshur Al Maturidi (wafat: 333 H). ini tidak berarti, bahwa kedua Imam terseut adalah yang
menciptakan pertama kali ajaran aqidah Aswaja namun kedua-duanya hanyalah mengkodifikasikannya
sesuai dengan sunah Rasulullah SAW dan thoriqoh para sahabat. Bahkan Al Asy’ari dalam hal ini banyak
mendasarkan pada masalah – masalah aqidah yang telah lebih dahulu dituangkan oleh Imam Malik dan
Imam Syafi’I di dalam bermadzhabnya, juga Imam Al-Maturidi mendasarkan kepada aqidah pada
madzhab Imam Abu Hanifah.
Adapun di dalam masalah syari’ah, aswaja menurut para ulama pada akhir-akhir ini adalah yang
mengikuti madzhab Imam Abu Hanifah (80 – 150 H), Imam Malik (91 – 179 H), Imam As Syafi’I (150 –
204 H), dan Imam Ahmad bin Hambal (164 – 241H). keempat imam tersebut di dalam berijtihad

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
menyimpilkan hukum menggunakan dalil-dalil Al Qur’an, Hadits, Ijma’, Qiyas. Imam Ibnu Sholeh
meriwayatkan adanya Ijma’, bahwa tidak boleh mengikuti lain empat medzhab tersebut, karena hanya
empat madzhab itulah yang dapat dikodifikasi secara utuh dan lengkap serta diriwayatkan secara berturut-
turut dengan silsilah sanad yang langsung sampai kepada ulama’ muta’akhirin.
Adapun tentang perkembangan Aswaja di Indonesia, kiranya dapat dilihat dari sudut pengalaman ajaran
Islam oleh masyarakat Indonesia terutama di jawa. Kalau diamati secara lebih jauh, dapat diduga bahwa
aswaja sudah cukup lama berkembang di Indonesia, bahkan bersamaan dengan masuknya Islam di
Indonesia. Para wali penyebar Islam di Indonesia menunjukkan bahwa ajaran - ajaran yang beliau ajarkan
itu menurut Aswaja. Ulama - ulama setelah para wali, misalnya KH. Nawawi Banten (1813 - 1897 H),
KH. Khotib Minangkabau dan ulama - ulama pesantren menjelang abad 19 hingga sekarang, semuanya di
dalam pengembangan ajaran agama aswajadi Indonesia mempunyai andil yang cukup besar, sehingga
budaya Indonesia utamanya di jawa adalah aswaja. Rumusan aswaja ini dapat diperinci lagi sebagai
berikut: Bahwa pengikut Aswaja di dalam memahami agama dari sumber-sumbernya tersebut
menggunakan pendekatan:
a. Di bidang aqidah mengikuti paham Aswaja yang dipelopori oleh Imam Al Asy’ari dan Al
Maturidi.
b. Di idang fiqih pendekatan salah satu empat madzhab (Abu Hanifah, Al Asyafi’I, Maliki dan Al
Hambal)
c. Di bidang tasawuf mengikuti antara lain Imam Al Junaidi al baghdadi, Imam Al Ghozali dan
Imam - imam lainnya yang masih dalam satu sistem pemikiran (seperti: Abdul Qodir Al Jaelani,
Syuhrawardi, Ma’ruf Al Kharkhi, Bahaudin Al Naqsabandi dan lain-lainnya).
Rumusan Aswaja di atas, di Indonesia telah dilaksanakan secara konsekuen oleh NU sebagai suatu ikhtiar
untuk membentuk kepribadian bangsa yang bersifat sunni. Sikap-sikap yang ditekankan adalah: Tawasut
(moderat), I’tidal (selaras), Tasamuh (toleran), Tawazun (seimbang) dan Amar Ma’ruf nahi Munkar
(fungsi kontrol, korektif, saran dan kritik).
Dalam sikap tawasut diharapkan menjadi umat/kelompok yang menjadi panutan, bertindak lurus, adil dan
selalu menghindari sikap ekstrim. Dengan tasamuh diharapkan menyadari kehidupan yang heterogen,
menyadari perbedaan pendapat baik dalam masalah furu’ atau lainnya yang bernuansa ikhtilaf. Dengan
tawazun, diharapkan menjadi kelompok yang memiliki keseimbangan, baik dalam pengabdiannya
terhadap Allah, manusia dan lingkungannya, serta pandai menyelaraskan kepentingan masa lalu, kini dan
mendatang. Ini berarti menghargai sejarah dan berwawasan kedepan. Sementara Amar Ma’ruf Nahi
Munkar, membuktikan perlunya kepekaan sosial, untuk memotivasi perbuatan baik dan mencegah semua
bentuk kejahatan atau semua yang menjerumuskan dan merendahkan nilai-nilai kemanusiaan.
Sikap-sikap di atas merupakan nilai-nilai yang ditawarkan kepada bangsa Indonesia sgar mampu hidup di
tengah-tengah gempuran globalisasi – westernisasi, dan tetap hidup dalam bingkai Islam asal (Aswaja),
melalui penegakan akhlakul karimah dengan penuh rasa persahabatan, baik Islamiyah, Wathaniyah
maupun Basyariyah.

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
NAHDLATUL ULAMA (NU)
Pokok Pembahasan : 1. Sejarah kelahiran NU dan perkembangan ya (lokal dan nasional)
2. Bentuk dan sistem organisasi NU ( makna lambang, tujuan, struktur,
perangkat )
3. Tokoh - tokoh Nahdlatul Ulama

1. LATAR BELAKANG BERDIRINYA NADLATUL ‘ULAMA


Jam’iyah Nahdlatul Ulama berdiri pada tanggal 16 Rajab 1344 H., bertepatan dengan 31 Januari 1926
M. di Surabaya.Pendirinya adalah KH. Wahab Hasbullah, KH. Hasyim Asy’ari, KH. Bisri Jombang,
KH. Ridwan Semarang dll.
Latar belakang berdirinya Nahdlatul Ulama, tidak bisa dilepaskan dari keadaan Umat Islam Indonesia
saat itu, hal ini dapat dilihat dari dua sisi.Pertama, Umat Islam Indonesia pada saat itu sedang berada
dalam cengkraman kaum penjaja Belanda, sehingga ketentraman umat Islam dalam menjalankan
ibadah banyak terganggu, sebab hak-hak mereka dirampas oleh kaum penjajah. Kedua, munculnya
gerakan pembaruan Islam yang berfaham wahabi, dengan menentang tradisi umat Islam yang sudah
sejak lama ada di Indonesia, sebagai warisan dari para wali. Mereka beranggapan bahwa keislaman
masayarakat Nusantara waktu itu belum sempurna, karen penuh dengan praktek-praktek tahayul,
bid’ah dan khurafat. Tuduhan syirik pun tak jarang dialamatkan pada umat islam Indonesia yang
berpegang pada tradisi. Bukan hanya itu, mereka juga telah membentuk kekuatan melalui pendirian
organisasi-organisasi yang berfaham Wahabi.
Selain kedua faktor yang terjadi di Indonesia tadi, ada juga faktor internasional, yaitu; kebijakan Raja
Abdul Aziz bin Suud (Saudi Arabia) yang mematenkan satu faham keagamaan saja, yaitu wahabi,
dengan melakukan pelarangan bermadzab, larangan berziarah ke makam Syuhada’ dan makam
Rosulullah (Bahkan mereka bermaksud menghancurkan kubah hijau makan Rosulullah SAW di
Madinah), berdoa, bertawasul dilarang keras, tidak boleh membc sholawat Dalailul Khoirot sebab
kesemuanya dipandang sirik dan bid’ah. Parahnya lagi, Raja ini bermaksud mengadakan Muktamar
Khilafah untuk mengukuhkan dirinya, menggantikan daulah Usmaniyah, sebagai pusat kekuasaan
Islam.Umat Islam dari seluruh dunia diundang, termasuk juga Indonesia.
Delegasi Indonesia diwakili oleh tokoh Syarikat Islam, Muhammadiyah dan dari kalangan
Pesantren.Namun dari kalangan Pesantren, ditolak, sebab tidak mewakili organisasi. Padahal kalangan
Pesantren sangat berkepentingan dalam muktamar itu, mereka akan mengusulkan kepada raja Suud,
agar memberikan kebebasan dalam bermadzhab. Olah karena itu, KH. Wahab Hasbullah,
mengumpulkan tokoh-tokoh Pesantren se-Jawa dan Madura, yang menghasilkan keputusan untuk
membentuk komite Hijaz sebagai utusan resmi dari kalangan Pesantren.
KH.Hasyim Asyari menyarankan agar Komite Hijaz ini tidak hanya untuk sekedar urusan Muktamar
saja, tetapi dikembangkan menjadi organisasi permanen untuk memperjuangkan dan melestarikan

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
ajaran Islam Ahlus-sunnah wal-jama’ah. Akhirnya usulan tersebut dispakati oleh para ulama yang
hadir dalam pertemuan tersebut dengan suara bulat, dan dibentuklah Jam’iyah Nahdlatul Ulama, pada
tanggal 16 Rajab 1344 H. atau 31 Januari 1926 M.
Dengan demikian, Organisasi NU ini, berdiri untuk mempertahankan ajaran Islam Ahlus-sunnah wal-
jama’ah yang mengakui dan mengikuti madzhab, juga sebagai bentuk perlawanan terhadap kaum
kolonial Belanda dalam perjuangan kemerdekaan.
Selain itu, berdirinya NU merupakan ujung dari perjalanan dan perkembangan gagasan yang muncul di
kalangan para kyai. Seab, sebelum lahir Nahdlatul Ulama, terlebih dahulu muncul organisasi para
pedagang yang bernama Nahdlatut Tujjar (tahun 1918), kelompok diskusi Tashwirul Afkar (1922) dan
gerakan pendidikan Nahdlatul Wathan.
2. BENTUK DAN SISTEM ORGANISASI NAHDLOTUL ULAMA
A. Tujuan Nahdlatul Ulama
Dalam pasal 5 Anggaran Dasar Nahdlatul Ulama dikatakan bahwa : “ Tujuan Nahdlatul Ulama
adalah berlakunya ajaran Islam yang menganut faham Ahlus-Sunnah wal-Jama’ah dan menurut
salah satu dari madzhab empat untuk terwujudnya tatanan masyarakat yang demokratis dan
berkeadilan demi kemaslahata dan kesejahteraan umat”.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka Nahdlatul Ulama melaksanakan ikhtiar-ikhtiar sebagai
berikut :
1. Dibidang Agama, dengan mengupayakan terlaksananya ajaran ahlus-sunah wal-jamaah dan
menurut madzhab empat, dengan melaksanakan dakwah islamiyah dan amar ma’ruf nahi
munkar.
2. Dibidang Pendidikan, pengajaran dan kebudayaan. Mengupayakan terwujudnya pendidikan,
pengajaran dan pengembangan kebudayaan yang sesuai dengan ajaran Islam untuk membina
umat.
3. Dibidang Sosial. Mengupayakan kesejahteraan lahir-batin rakyat Indonesia.
4. Dibidang Ekonomi. Mengusahakan pembangunan ekonomi untuk pemerataan kesempatan
berusaha dan menikmati pemangunan, dengan penguatan ekonomi kerakyatan..
5. Mengembangkan usaha-usaha lain yang bermanfaat bagi masyarakat banyak guna terwujudnya
khaira umma.
B. Struktur keorganisasian Nahdlatul ‘Ulama
Struktur organisasi Nahdlatul Ulama terdiri dari :
1. Pengurus Besar, Berkedudukan di ibukota Negara
2. Pengurus Wilayah, berkdudukan di ibukota propinsi
3. Pengurus Cabang, berkdudukan di ibukota kabupaten/kota
4. Pengurus cabang istimewa, berkedudukan di luar negeri

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
5. Pengurus Majlis Wakil cabang, berkedudukan di ibukota kecamatan
6. Pengurus Ranting, berkedudukan di ibukota kelurahan
Adapun, kepengurusan Nahdlatul ulama terdiri dari :
1. Mustasyar : Penasehat yang terdapat di tiap tingkat kepengurusan (kecuali tingkat ranting)
2. Syuriyah : Pimpinan tertinggi Nahdlatul Ulama
3. Tanfidziah : Pelaksana kebijakan organisasi
C. Perangkat Organisasi Nahdlatul Ulama’
Perangkat organisasi Nahdlatul ‘Ulama terdiri atas:
1. Lembaga
Adalah perangkat departemen organisasi Nahdlotul Ulama’ yang berfungsi sebagai pelaksana
kebijakan Nahdlotul Ulama’, khususnya yang berkaitan dengan bidang tertentu. Lembaga-
lembaga tersebut adalah :
a. Lembaga Dakwah Nahdlotul Ulama’(LDNU) bertuigas melaksanakan kebijakan Nahdlotul
Ulama’ dibidang penyiaran agama islam Ahlussunah Wal Jama’ah.
b. Lembaga pendidikan Ma’arif Nahdlotul Ulama’ (LP. MA”ARIF. NU) bertugas
melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama’ dibidang pendidikan dan pengajaran, baik
formal maupun non formal selain pondok pesantren.
c. Lembaga Sosial Mabarot Nahdlotul Ulama’ (LS MABAROT NU) bertugas melaksanakan
kebijakan Nahdlotul Ulama’ di bidang sosial dan kesehatan.
d. Lembaga Perekonomian Nahdlotul Ulama’ (LP. NU) bertugas melaksanakan kebijakan
Nahdlotul Ulama’ di bidang pengembangan ekonomi warga Nahdlotul Ulama’.
e. Robithoh Ma’had (RMI) bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama’ di bidang
pengembangan pondok pesantren.
f. Lembaga Kemasyarakatan Keluarga Nahdlotul Ulama’ (LKKNU) bertugas melaksanakan
kebijakan Nahdlotul Ulama’ di bidang kemaslahatan keluarga, kependidikan dan lingkungan
hidup.
g. Lembaga Tamir Masjid Indonesia (LTMI) bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlotul
Ulama’ di bidang pengembangan dan kemakmuran masjid.
h. Lembaga kajian dan pengembangan sumber daya manusia (LAKPESDAM) bertugas
melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama’ dalam bidang kajian dan pengembangan sumber
daya manusia.
i. Lembaga Seni Budaya Nahdlotul Ulama’ (LESBUMI NU) bertugas melajsanakan kebijakan
Nahdlotul Ulama’ di bidang seni dan budaya.
j. Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlotul Ulama’ (LPBH NU) bertugas
melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama’ di bidang Penyuluhan dan bantuan hokum.

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
Jamiatul Quro’wal hiuffad bertugas melaksanakan kebijakan Nahdlotul Ulama’ di bidang
pengembangan seni baca dan metode pengajaran dan hafalan Al Qur’an.
2. Lajnah
Adalah perangkat organisasi Nahdlotul Ulama’ untuk melaksanakan program Nahdlotul
Ulama’ yang memerlukan penanganan khusus.
a. Lajnah Falaqiyah bertugas mengurus masalah hisab dan ru’yah.
b. Lajnah Ta’lif Wanafsir bertugas di bidang penerjemahan, penyusunan dan penyebaran
kitab-kitab menurut faham Ahlussunah Wal Jama’ah.
c. Lajnah Auqof bertugas menghimpun dan mengelola tanah serta bangunan yang diwakafkan
kepada Nahdlotul Ulama’.
d. Lajnah Waqof Infaq dan Shodaqoh bertugas menghimpun, mengelola dan mentasarufkan
zakat, infaq, dan shodaqoh.
Lajnah Bahtsul Masail Diniyah, bertugas menghimpun, membahas dan memecahkan masalah
maudzuiyah dan waqiiyah yang harus segera mendapat kepastian hokum.
3. Badan Otonom
Adalah perangkat organisasi Nahdlotul Ulama’ yang berfungsi membantu melaksanakan
kebijakan Nahdlotul ULlama’, khususnya yang berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu
yang beranggotakan perseorangan.
a. Jam’iyah ahli thoriqoh mu’tabaroh annahdiyah, badan otonom yang menghimpun pengikut
aliran thoriqoh yang Mukhtabar di lingkungan Nahdlotul Ulama’.
b. Muslimat Nahdlotul Ulama’ (Mulimat NU) menghimpun anggota perenpuan Nahdlotul
Ulama’.
c. Fatayat Nahdlotul Ulama’ (Fatayat NU) menghimpun anggota perempuan muda Nahdlotul
Ulama’.
d. Gerakan Pemuda Ansor (GP ANSOR) menghimpun anggota pemuda Nahdlotul Ulama’
e. Ikatan Pelajar Nahdlotul Ulama’ (IPNU) menghimpun pelajar, santri, dan mahasiswa laki-
laki.
f. Ikatan Pelajar Putri Nahdlotul Ulama’ (IPPNU) menghimpun pelajar, santri dan mahasiswa
perempuan.
g. Ikatan Sarjana Nahdlotul Ulama’ (ISNU) menghimpun para sarjana dan kaum intelektual di
kalangan Nahdlotul Ulama’.
h. Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU), menghimpun guru professional di kalangan
Nahdlatul Ulama
i. Pagar Nusa menghimpun para anggota Nahdlotul Ulama’dalam bidang bela diri pencak
silat.

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)
21
AMALIAH NAHDLATUL ULAMA (NU)
Pokok Pembahasan : 1. Tradisi Nahdlatul Ulama : Pengertian dan dasar hukumnya (qunut, tarawih 20, adzan
2 kali dalamm jum’atan)\
2. Manfaat (fadhillah) dan penerapannya
Drs. KH. Muhammad Muhsin
A. PENGERTIAN
Amaliyah Nahdliyah adalah amal perbuatan lahir, baik yang berhubungan dengan Ibadah,
Mu’amalah maupun Akhlaq; yang biasa dilakukan oleh kaum Nahdliyyin, bisa jadi secara formal
warga Jam’iyyah Nahdlatul Ulama atau bukan.
Nahdlatul Ulama memperjuangkan berlakunya Ajaran Islam ala Ahlussunnah wal Jama’ah, oleh
karena itu menurut NU, cara berfikir dan bentindak, cara bertheologi maupun beramal, yang benar
didasarkan pada Ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah. Menurut NU, Islam adalah ahlussunnah
wal jama’ah, maka kaum nahdliyyin tidak mendasarkan perbuatannya kecuali pada ahlusunnah wal
jama’ah.
Secara praktis, amaliyah ahlussunnah wal jama’ah NU di dasarkan pada cara bertheologi menurut
madzhab theologi Al-Asy’ary dan Al-Maturidy, dalam bidang fiqh mengikuti salah satu madzhab
empat, yaitu : Hanafy, Maliky, Syafi;y dan Hambaly; serta mengamalkan tasawuf sesuai dengan cara
tasawuf Imam al-Junaid al-Baghdady dan Imam Al-Ghazaly.

B.      JENIS-JENIS AMALIYAH NAHDLIYAH


Secara garis besar, amaliyah nahdliyah dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
3. Ushul
a. Beraqidah Islamiyah yang meyakini, bahwa :
1. Rukun Iman ada 6
2. Allah adalah Maha Esa
3. Allah mempunyai sifat wajib sebanyak 20, sifat mukhal 20 dan sifat jaiz 1.
Allah mempunyai asma’ berjumlah 99 yang dikenal dengan sebutan asma’ul husna
b. Beribadah dengan baik yang dibangun atas Rukun Islam yang 5, yaitu : Mengucapkan dua
kalimah syahadat, menunaikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan ramadlan,
serta naik haji ke Baitullah bagi yang mampu.
c. Membangun senedi-sendi aqidah dan melakukan ibadah dengan benar serta sebaik-baiknya,
seolah-olah setiap saat melihat Allah atau sekurang-kurangnya selalu merasa diawasi oleh
Allah SWT.
4. Furu’
Hal yang menyangkut tentang furu’ ini bagi NU sangatlah banyak, yang meliputi amalan-amalan
wajib, sunnah, mustahab serta hal-hal yang berhubungan dengan “Fadlail”, semisal :
a. Membaca do’a qunut dalam shalat shubuh, dan dalam shalat witir pada paruh akhir bulan
ramadlan.
b. Berbakti kepada orang tua serta menghormati orang sholih, tidak terbatas ketika mereka
masih hidup di dunia;
c. Mendo’akan orang yang sudah meninggal dunia;
d. Berjama’ah dalam dzikir dan berdo’a.
e. Melakukan Tawasshul dan Tabarruk.
Untuk selanjutnya, dalam makalah ini akan banyak dibahas hal-hal yang berhubungan dengan masalah-
masalah furu’ karena dalam masalah ini yang sering terjadi perbedaan pendapat antara NU dan orang
lain, disebabkan karena dalilnya yang tidak qad’iy, sering terjadi perbedaan pendapat mengenai dalil atau
tentang pemahaman maksud kandungannya.

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
‫‪B. PIJAKAN METODOLOGIS AMALIYAH NAHDLIYAH‬‬
‫‪Secara metodologis, amaliyah nahdliyah didasarkan pada sumber-sumber hukum Islam, yaitu :‬‬
‫‪1. Al-Qur’an‬‬
‫‪2. Al-Hadits‬‬
‫‪3. Al-Ijma’ dan‬‬
‫‪4. Al-Ijtihad.‬‬
‫‪Penggunaan dalil-dalil tersebut dipahami dengan baik dan benar melalui cara pemahaman‬‬
‫‪bermadzhab, persis sebagaimana disampaikan oleh Syekh Mohammad Nawawi Al-Jawi, sebagai‬‬
‫‪berikut :‬‬
‫والمجتهد المطلق هو من يقدر على استنباط األحكام من األدل;;ة‪ ،‬ومجته;;د الم;;ذهب ه;;و ال;;ذي يق;;در‬
‫على االس;;تنباط من قواع;;د إمام;;ه‪ ;:‬ك;;المزني والب;;ويطي‪ ،‬ومجته;;د الفت;;وى من يق;;در على ال;;ترجيح‬
‫لبعض أق;;وال إمام;;ه على بعض‪ :‬ك;;النووي وال;;رافعي ال ك;;الرملي وابن حج;;ر ألنهم;;ا مقل;;دان فق;;ط‪،‬‬
‫ويجب على من لم يكن فيه أهلية االجته;;اد المطل;;ق أن يقل;;د في الف;;روع واح;;داً من األئم;ة; األربع;;ة‬
‫المشهورين‪ ،‬وهم‪ :‬اإلمام الشافعي واإلمام أبو حنيفة‪ ،‬واإلمام مالك‪ ،‬واإلمام أحم;;د بن حنب;;ل رض;;ي‬
‫هللا عنهم‪ ،‬والدليل على ذلك قوله تعالى‪" :‬فاسألوا أهل الذكر إن كنتم ال تعلمون" (األنبـياء‪ :‬اآلي;;ة‬
‫‪ )7‬فأوجب هللا السؤال على من لم يعلم‪ ،‬ويلزم عليه األخذ بق;;ول الع;;الم وذل;;ك تقلي;;د ل;;ه‪ ،‬وال يج;;وز‬
‫تقليد غير هؤالء األربعة من باقي المجتهدين في الفروع‪ ،‬مثل اإلمام س;;فيان الث;;وري‪ ،‬وس;;فيان بن‬
‫عيـينة‪ ،‬وعب;;د ال;;رحمن بن عم;;ر األوزاعي‪ ،‬وال يج;;وز أيض;ا ً تقلي;;د واح;;د من أك;;ابر الص;;حابة ألن‬
‫مذاهبهم لم تضبط ولم تد ّون‪ ،‬وأما من فيه أهلية االجتهاد المطلق فإن;;ه يح;;رم علي;;ه التقلي;;د‪ ،‬ويجب‬
‫على من لم يكن فيه األهلية أن يقلد في األصول‪ :‬أي العقائد لإلمام أبـي الحسن األش;;عري أو اإلم;;ام‬
‫أبـي منصور الماتريدي‪ ،‬لكن إيمان المقلد مختلف فيه بالنس;;بة; إلى أحك;;ام اآلخ;;رة‪ ،‬أم;;ا ب;;النظر إلى‬
‫أحكام الدنيا فيكفيه اإلقرار فقط‪ ،‬واألصح أن المقلد مؤمن عاص إن قدر على النظ;;ر‪ ،‬وغ;;ير ع;;اص‬
‫إن لم يقدر‪ ،‬ثم إن جزم بقول الغير جزما ً قويا ً بحيث لو رج;;ع المقل;;د ب;;الفتح لم يرج;;ع ه;;و كف;;اه في‬
‫اإليمان‪ ،‬لكنه عاص بترك النظر إن كان فيه أهلية النظر‪ .‬وإن لم يجزم بقول الغ;ير جزم;ا ً قوي;ا ً ب;أن‬
‫كان جازماً‪ ،‬لكن لو رجع المقلد بالفتح لرجع هو لم يكفه في اإليم;;ان‪ ،‬ويجب على من ذك;;ر أن يقل;;د‬
‫في علم التص ّوف إماما ً من أئمة التص ّوف كالجنيد‪ ،‬وهو اإلمام س;;عيد بن محم;;د أب;;و القاس;;م الجني;;د‬
‫سيد الص;;وفية علم;ا ً وعمالً رض;ي هللا عن;ه‪ .‬والحاص;;ل أن اإلم;ام الش;افعي ونح;;وه ه;;داة األ ّم;ة في‬
‫الف;;روع‪ ،‬واإلم;;ام األش;;عري‪ ،‬ونح;;وه ه;;داة األ ّم;;ة في األص;;ول‪ ،‬والجني;;د ونح;;وه ه;;داة األ ّم;;ة في‬
‫التص ّوف‪ ،‬فجزاهم هللا خيراً‪ ،‬ونفعنا بهم آمين‪.‬‬
‫‪Perlu diketahui, bahwa para ulama mujtahid sebagaimamja dijelaskan di atas, dalam masalah akidah‬‬
‫‪tidak ada yang mendasarkan kepada dalil yang tidak qad’iy, baik wurud maupun dalalahnya, terhadap‬‬
‫‪masalah furu’ sepanjang berkaitan dengan ibadah pastilah berpedoman kepada dalil yang shahih,‬‬
‫‪sedangkan dalam masalah fadlailil a’mal, barulah mengambil dari hadits dlaif, dengan syarat-syarat‬‬
‫‪yang ketat.‬‬

‫‪D.     BEBERAPA AMALIYAH YANG SERING MENJADI TITIK PERSELISIHAN‬‬


‫‪1. Do’a qunut‬‬
‫‪a. Hukum‬‬
‫‪Do’a qunut dalam shalat shubuh dan dalam shalat witir pada paruh akhir bulan ramadlan,‬‬
‫‪hukumnya sunnah ab’ad, apabila tertinggal disunnahkan melakukan sujud sahwi.‬‬

‫)‪Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA‬‬


‫‪21‬‬
‫‪b.‬‬ ‫‪Dasar‬‬
‫ص;لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي; ِه‬ ‫سو ُل هَّللا ِ َ‬ ‫س قَا َل قَنَتَ َر ُ‬ ‫سلِ ٌم َح َّدثَنَا ِهشَا ٌم َح َّدثَنَا قَتَا َدةُ عَنْ أَنَ ٍ‬ ‫‪َ - ۳۷۸٠     )1‬ح َّدثَنَا ُم ْ‬
‫ب (ص;;حيح البخ;;اري ‪ :‬ج ‪ / ١٢‬ص ‪٤۹‬‬ ‫وع يَ ْدعُو َعلَى أَ ْحيَا ٍء ِمنْ ا ْل َع َر ِ‬ ‫الر ُك ِ‬ ‫سلَّ َم َ‬
‫ش ْه ًرا بَ ْع َد ُّ‬ ‫َو َ‬
‫‪)٢‬‬
‫سلَّ َم قَنَتَ بَ ْع َد ال َّر ْك َع ِة‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫سلَ َمةَ أَنَّ أَبَا ُه َر ْي َرةَ َح َّدثَ ُه ْم أَنَّ النَّبِ َّي َ‬ ‫‪ - ١٠۸۳     )2‬عَنْ أَبِي َ‬
‫ج ا ْل َولِي ; َد بْنَ ا ْل َولِي ; ِد اللَّ ُه َّم‬‫س ِم َع هَّللا ُ ِل َمنْ َح ِم َدهُ يَقُو ُل ِفي قُنُوتِ ِه اللَّ ُه َّم أَ ْن ِ‬ ‫ش ْه ًرا إِ َذا قَا َل َ‬ ‫صاَل ٍة َ‬ ‫فِي َ‬
‫َض َعفِينَ ِمنْ ا ْل ُم ْؤ ِمنِينَ اللَّ ُه َّم‬ ‫ست ْ‬ ‫اش بْنَ أَبِي َربِي َعةَ اللَّ ُه َّم نَ ِّج ا ْل ُم ْ‬ ‫َام اللَّ ُه َّم نَ ِّج َعيَّ َ‬ ‫سلَ َمةَ بْنَ ِهش ٍ‬ ‫نَ ِّج َ‬
‫سفَ (ص;;حيح; مس;;لم ‪ :‬ج ‪/ ۳‬‬ ‫سنِي يُو ُ‬ ‫سنِينَ َك ِ‬ ‫اج َع ْل َها َعلَ ْي ِه ْم ِ‬
‫ض َر اللَّ ُه َّم ْ‬ ‫ش ُد ْد َو ْطأَتَ َك َعلَى ُم َ‬ ‫ا ْ‬
‫ص ‪)٤۳٤‬‬
‫ص ;اَل ِة‬ ‫س ;لَّ َم فِي َ‬ ‫ص ;لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ; ِه َو َ‬ ‫س ;و ُل هَّللا ِ َ‬ ‫س َه ; ْل قَنَتَ َر ُ‬ ‫‪ - ١٠۸٦     )3‬عَنْ ُم َح َّم ٍد قَ;;ا َل قُ ْلتُ أِل َنَ ٍ‬
‫سي ًرا (صحيح مسلم ‪( -‬ج ‪ / ۳‬ص ‪)٤۳۷‬‬ ‫الر ُك ِ‬
‫وع يَ ِ‬ ‫ح قَا َل نَ َع ْم بَ ْع َد ُّ‬‫الص ْب ِ‬
‫ُّ‬
‫س;نُ بْنُ َعلِ ٍّي‬ ‫;ريَ َم عَنْ أَبِي ا ْل َح; ْو َرا ِء قَ;;ا َل قَ;;ا َل ا ْل َح َ‬ ‫ق عَنْ بُ َر ْي ِد ْب ِن أَبِي َم; ْ‬ ‫س َح َ‬ ‫‪ ١٢١٤     )4‬عَنْ أَبِي إِ ْ‬
‫ت أَقُ;;ولُ ُهنَّ فِي ا ْل; ِو ْت ِر قَ;;ا َل ابْنُ‬ ‫س;لَّ َم َكلِ َم;;ا ٍ‬ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫سو ُل هَّللا ِ َ‬ ‫ض َي هَّللا ُ َع ْن ُه َما َعلَّ َمنِي َر ُ‬ ‫َر ِ‬
‫ت ا ْل ِو ْت ِر اللَّ ُه َّم ا ْه ِدنِي فِي َمنْ َه َديْتَ َوعَافِنِي فِي َمنْ َع;;افَيْتَ َوتَ; َولَّنِي فِي َمنْ تَ; َولَّيْتَ‬ ‫س فِي قُنُو ِ‬ ‫َج َّوا ٍ‬
‫ض;ى َعلَ ْي; َك َوإِنَّهُ اَل يَ; ِذ ُّل َمنْ‬ ‫ض;ي َواَل يُ ْق َ‬ ‫ض;يْتَ إِنَّكَ تَ ْق ِ‬ ‫ش; َّر َم;;ا قَ َ‬ ‫َوبَا ِركْ لِي فِي َم;;ا أَ ْعطَيْتَ َوقِنِي َ‬
‫ار ْكتَ َربَّنَا َوتَ َعالَيْتَ (سنن أبي داود ‪ :‬ج ‪ / ٤‬ص ‪)٢١٠‬‬ ‫َوالَيْتَ َواَل يَ ِع ُّز َمنْ عَا َديْتَ تَبَ َ‬

‫‪2. Tahlil untuk orang yang telah meninggal‬‬


‫‪Inti dari pada amaliyyah tahlil adalah :‬‬
‫‪a. Berdo’a untuk orang yang sudah meninggal dunia, baik oleh anaknya sendiri maupun oleh orang‬‬
‫‪lain, hal ini terdapat tuntunan yang jelas dari Nabi SAW.‬‬
‫صلَّى َعلَى َجنَ;;ا َز ٍة‬ ‫سلَّ َم َ‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫سو َل هَّللا ِ َ‬ ‫س ِم ْعتُ َر ُ‬ ‫ف ْب ِن َمالِ ٍك قَا َل َ‬ ‫)‪ - ١۹۵۷     ‬عَنْ ع َْو ِ‬
‫س; ْلهُ بِ َم;;ا ٍء‬ ‫ْ‬
‫س; ْع ُمد َْخلَ;هُ َواغ ِ‬ ‫َ‬
‫ار َح ْمهُ َواعْفُ َع ْنهُ َوعَافِ ِه َوأ ْك ِر ْم نُ ُزلَ;هُ َو َو ِّ‬ ‫يَقُو ُل اللَّ ُه َّم ا ْغفِ ْر لَهُ َو ْ‬
‫س َوأَ ْب ِد ْلهُ دَا ًرا َخ ْي;; ًرا ِمنْ دَا ِر ِه‬ ‫ض ِمنْ ال َّدنَ ِ‬ ‫ب اأْل َ ْبيَ ُ‬ ‫ج َوبَ َر ٍد َونَقِّ ِه ِمنْ ا ْل َخطَايَا َك َما يُنَقَّى الثَّ ْو ُ‬‫َوثَ ْل ٍ‬
‫اب النَّا ِر‪( .‬س;;نن‬ ‫اب ا ْلقَ ْب;; ِر َوعَ;; َذ َ‬ ‫زَو ًج;; ا َخ ْي;; ًرا ِمنْ ز َْو ِج;; ِه َوقِ;; ِه عَ;; َذ َ‬ ‫َوأَ ْهاًل َخ ْي;; ًرا ِمنْ أَ ْهلِ;; ِه َو ْ‬
‫النسائي ‪ :‬ج ‪ / ۷‬ص ‪)۸٤‬‬
‫ت‬‫;ر َغ ِمنْ َد ْف ِن ا ْل َميِّ ِ‬
‫سلَّ َم إِ َذا فَ; َ‬ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َ‬‫‪ - ٢۸٠٤     )2‬عَنْ ُع ْث َمانَ ْب ِن َعفَّانَ قَا َل َكانَ النَّبِ ُّي َ‬
‫س;أ َ ُل‪( .‬س;;نن أبي داود ‪ :‬ج‬ ‫ت فَإِنَّهُ اآْل نَ يُ ْ‬ ‫سلُوا لَهُ بِ;;التَّ ْثبِي ِ‬‫ستَ ْغفِ ُروا أِل َ ِخي ُك ْم َو َ‬
‫َوقَفَ َعلَ ْي ِه فَقَا َل ا ْ‬
‫‪ / ۹‬ص ‪)٢٤‬‬

‫‪b. Menghadiahkan pahala amal kebendaan; hal ini ada dalil yang jelas dari Rasulullah SAW.‬‬
‫س;;;و َل هَّللا ِ إِنَّ أُ ِّمي تُ;;; ُوفِّيَتْ أَفَيَ ْنفَ ُع َه;;;ا إِنْ‬
‫س أَنَّ َر ُجاًل قَ;;;ا َل يَ;;;ا َر ُ‬‫‪ - ٦٠۵‬عَنْ ِع ْك ِر َم;;; ةَ عَنْ ا ْب ِن َعبَّا ٍ‬
‫َص َّد ْقتُ بِ ِه َع ْن َها‪( .‬سنن الترمذي ‪( .‬ج‬ ‫ش ِهدُكَ أَنِّي قَ ْد ت َ‬‫ص َّد ْقتُ َع ْن َها قَا َل نَ َع ْم قَا َل فَإِنَّ ِلي َم ْخ َرفًا فَأ ُ ْ‬
‫تَ َ‬
‫‪ /۳‬ص ‪)۸۳‬‬
‫;‪c. Menghadiahkan pahala amal badaniyyah, seperti bacaan al-Qur’an, shalat dan sebagainya‬‬
‫الشرح الكبير البن قدامة (ج ‪ / 2‬ص ‪)425‬‬

‫)‪Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA‬‬


‫‪21‬‬
‫وقد روي عن النبي صلى هللا عليه وسلم انه قال " من زار قبر والدي;;ه أو أح;;دهما فق;;رأ عن;;ده أو‬
‫عندهما (يس) غفر له " مسئلة ‪( :‬وأي قربة فعلها وجعل ثوابها للميت المسلم نفعه ذلك)‪.‬‬
‫حاشية رد المحتار (البن عابدين الحنفى) ‪( -‬ج ‪ / 2‬ص ‪)263‬‬
‫لم;;ا ورد‪ :‬من دخ;;ل المق;;ابر فق;;رأ س;;ورة يس خف;;ف هللا عنهم يومئ;;ذ‪ ،‬وك;;ان ل;;ه بع;;دد من فيه;;ا‬
‫حس;;;نات‪.‬وفي ش;;;رح اللب;;;اب‪ :‬ويق;;;رأ من الق;;;رآن م;;;ا تيس;;;ر ل;;;ه من الفاتح;;;ة وأول البق;;;رة إلى‬
‫"المفلحون" وآية الكرسي (البقرة‪" )522 :‬وآمن الرسول" (البقرة‪ )582 :‬وسورة يس وتبارك‬
‫الملك وسورة التكاثر واالخالص اثني عشر مرة أو عشرا أو سبعا أو ثالثا ثم يقول‪ :‬اللهم أوص;;ل‬
‫ثواب ما قرأناه إلى فالن أو إليهم اهـ‪.‬‬
‫‪d. Berdo’a secara berjama’ah, hal ini terdapat tuntunan dari Sabda Nabi SAW.‬‬
‫سلَّ َم ‪ ،‬يَقُو ُل ‪ " :‬ال يَ ْجتَ ِم;; ُع‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َ‬
‫سو َل هَّللا ِ َ‬
‫س ِم ْعتُ َر ُ‬ ‫سلَ َمةَ ا ْلفِ ْه ِر ِّ‬
‫ي ‪ ,‬قَا َل َ‬ ‫ب بن َم ْ‬ ‫عَنْ َحبِي ِ‬
‫سائِ ُر ُه ْم إِال أ َجابَ ُه ُم هَّللا ُ "‪( .‬المعجم الكبير للطبراني ‪ :‬ج ‪ / ٤‬ص ‪)١٢‬‬ ‫َ‬ ‫ض ُه ْم َويُ َؤ ِّمنُ َ‬ ‫َمألٌ فَيَ ْدعُو بَ ْع ُ‬
‫‪       ‬‬

‫‪3. Talqin Mayit‬‬


‫‪Sering terjadi perbedan pendapat tentang talqin mayit, apakah dilakukan sebelum seseorang meninggal‬‬
‫‪dunia, atau dilakukan setelah seseorang meninggal atau pada keduanya. Talqin mayit sebelum‬‬
‫‪meninggal tidak terjadi perbedaan pendapat, karena didasarkan hadits Riwayat Muslim, sedangkan‬‬
‫‪talqin mayit setelah meninggal, terdapat perbedaan pendapat.‬‬

‫‪Talqin sebelum meninggal, didasarkan pada hadits :‬‬

‫صحيح مسلم ‪( -‬ج ‪ / 4‬ص ‪)473‬‬


‫سلَّ َم لَقِّنُوا َم ْوتَا ُك ْم الَ إِلَهَ إِالَّ هَّللا ُ‪.‬‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫‪ - 1524‬عَنْ أَبِي ُه َر ْي َرةَ قَا َل قَا َل َر ُ‬
‫سو ُل هَّللا ِ َ‬
‫‪Talqin setelah dikubur, didasarkan pada sebuah hadits riwayat At-Tobrony dalam kitab Al-Mu’jam al-‬‬
‫‪Kabir :‬‬

‫اص ;نَ ُعوا بِي‬ ‫ع‪ ،‬فَقَا َل‪ :‬إِ َذا أَنَ;;ا ُمتُّ ‪ ،‬فَ ْ‬ ‫ش ِهدْتُ أَبَا أُ َما َمةَ َو ُه َو ِفي النَّ ْز ِ‬ ‫ي‪ ،‬قَا َل‪َ :‬‬ ‫س ِعي ِد بن َع ْب ِد هَّللا ِ األَ ْو ِد ِّ‬ ‫عَنْ َ‬
‫س;لَّ َم‪،‬‬
‫ص;لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي; ِه َو َ‬ ‫سو ُل هَّللا ِ َ‬ ‫نصنَ َع بِ َم ْوتَانَا‪ ،‬أَ َم َرنَا َر ُ‬‫سلَّ َم أَنْ ْ‬ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫سو ُل هَّللا ِ َ‬ ‫َك َما أَ َم َرنَا َر ُ‬
‫اب َعلَى قَ ْب ِر ِه‪ ،‬فَ ْليَقُ ْم أَ َح ُد ُك ْم َعلَى َر ْأ ِ‬
‫س قَ ْب ِر ِه‪ ،‬ثُ َّم لِيَقُ ْل‪ :‬يَا‬ ‫س َّو ْيت ُِم التُّ َر َ‬‫فَقَا َل‪":‬إِ َذا َماتَ أَ َح ٌد ِمنْ إِ ْخ َوانِ ُك ْم‪ ،‬فَ َ‬
‫ستَ ِوي; قَا ِع; دًا‪ ،‬ثُ َّم يَقُ;;و ُل‪ :‬يَ;;ا‬ ‫يب‪ ،‬ثُ َّم يَقُو ُل‪ :‬يَا فُالنَ بن فُالنَةَ‪ ،‬فَإِنَّهُ يَ ْ‬ ‫س َم ُعهُ; َوال يُ ِج ُ‬ ‫فُالنَ بن فُالنَةَ‪ ،‬فَإِنَّهُ يَ ْ‬
‫;ر َم;ا َخ; َر ْجتَ َعلَ ْي; ِه ِمنَ‬ ‫َش; ُع ُرونَ ‪ ،‬فَ ْليَقُ; ْل‪ْ :‬اذ ُك ْ‬ ‫ش ْدنَا َر ِح َم َك هَّللا ُ‪َ ،‬ولَ ِكنْ ال ت ْ‬ ‫فُالنَ بن فُالنَةَ‪ ،‬فَإِنَّهُ يَقُو ُل‪ :‬أَ ْر ِ‬
‫الم ِدينً;;ا‪،‬‬‫س; ِ‬ ‫ض;يتَ بِاهَّلل ِ َربًّ;;ا‪َ ،‬وبِا ِإل ْ‬ ‫س;ولُهُ‪َ ،‬وأَنَّ َك َر ِ‬ ‫ش َها َدةَ أَنْ ال إِلَ;هَ إِال هَّللا ُ‪َ ،‬وأَنَّ ُم َح َّمدًا َع ْب; ُدهُ َو َر ُ‬ ‫ال ُّد ْنيَا َ‬
‫ق بن;;ا َم;;ا‬ ‫صا ِحبِ ِه‪َ ،‬ويَقُو ُل‪ :‬ا ْنطَلِ ْ‬ ‫آن إِ َما ًما‪ ،‬فَإِنَّ ُم ْن َك ًرا َونَ ِكي ًرا يَأْ ُخ ُذ َو ِ‬
‫اح ٌد ِم ْن ُه ْما بِيَ ِد َ‬ ‫َوبِ ُم َح َّم ٍد نَبِيًّا‪َ ،‬وبِا ْلقُ ْر ِ‬
‫س;و َل هَّللا ِ‪ ،‬فَ;إِنْ لَ ْم يَ ْع; ِرفْ‬‫يجهُ دُونَ ُه َما"‪ ،‬فَقَ;;ا َل َر ُج; ٌل‪ :‬يَ;;ا َر ُ‬ ‫نَ ْق ُع ُد ِع ْن َد َمنْ قَ ْد لُقِّنَ ُح َّجتَهُ‪ ،‬فَيَ ُكونُ هَّللا ُ َح ِج َ‬
‫سبُهُ إِلَى َح َّوا َء‪ ،‬يَا فُالنَ بن َح َّوا َء"‪ (.‬المعجم الكبير للطبراني ‪ :‬ج ‪ / 7‬ص ‪)286‬‬ ‫أُ َّمهُ؟ قَا َل‪":‬فَيَ ْن ُ‬
‫‪      ‬‬

‫‪4. Shalat Hajat dan Shakat Tasbih‬‬


‫‪Shalat hajat adalah shalat yang dilakukan ketika seseorang menginginkan mendapatkan sesuatu‬‬
‫‪keberhasilah. Pada umumnya warga nahdliyyin mengamalkan shalat ini, baik dilakukan pada siang‬‬
‫‪hari maupun malam hari.‬‬
‫‪Siapapun tidak perlu ragu untuk menjalankan shalat hajat, karena dalilnya jelas. Adapun tentang‬‬
‫‪kaifiyyah, tidak selengkapnya dijelaskan oleh beliau Rasulullah SAW. tidak sebagaimana penjelasan‬‬
‫‪beliau tentang shalat tasbih.‬‬
‫‪a.         Hadits tentang shalat hajat :‬‬

‫)‪Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA‬‬


‫‪21‬‬
‫الس; ْه ِم ُّي و َح; َّدثَنَا‬ ‫ي َح; َّدثَنَا َع ْب; ُد هَّللا ِ ْبنُ بَ ْك; ٍر َّ‬ ‫سى ْب ِن يَ ِزي َد ا ْلبَ ْغ; َدا ِد ُّ‬ ‫‪َ - ٤٤١‬ح َّدثَنَا َعلِ ُّي ْبنُ ِعي َ‬
‫َع ْب ُد هَّللا ِ ْبنُ ُمنِي ٍر عَنْ َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن بَ ْك ٍر عَنْ فَائِ ; ِد ْب ِن َع ْب; ِد ال ; َّر ْح َم ِن عَنْ َع ْب; ِد هَّللا ِ ْب ِن أَبِي أَ ْوفَى‬
‫اجةٌ أَ ْو إِلَى أَ َح ٍد ِمنْ بَنِي آ َد َم‬ ‫سلَّ َم َمنْ َكانَتْ لَهُ إِلَى هَّللا ِ َح َ‬ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫سو ُل هَّللا ِ َ‬ ‫قَا َل قَا َل َر ُ‬
‫ص ;لَّى هَّللا ُ‬ ‫ص ; ِّل َعلَى النَّبِ ِّي َ‬ ‫ص ِّل َر ْك َعتَ ْي ِن ثُ َّم ِليُ ْث ِن َعلَى هَّللا ِ َو ْليُ َ‬ ‫ضو َء ثُ َّم لِيُ َ‬‫سنْ ا ْل ُو ُ‬ ‫ضأْ فَ ْليُ ْح ِ‬ ‫فَ ْليَتَ َو َّ‬
‫ب‬ ‫يم ا ْل َح ْم; ُد هَّلِل ِ َر ِّ‬‫ش ا ْل َع ِظ ِ‬
‫ب ا ْل َع ْر ِ‬
‫ان هَّللا ِ َر ِّ‬
‫س ْب َح َ‬‫سلَّ َم ثُ َّم لِيَقُ ْل اَل إِلَهَ إِاَّل هَّللا ُ ا ْل َحلِي ُم ا ْل َك ِري ُم ُ‬
‫َعلَ ْي ِه َو َ‬
‫ساَل َمةَ ِمنْ ُك;; ِّل إِ ْث ٍم‬ ‫ت َر ْح َمتِ َك َو َع َزائِ َم َم ْغفِ َرتِ َك َوا ْل َغنِي َمةَ ِمنْ ُك ِّل بِ ٍّر َوال َّ‬ ‫سأَلُ َك ُمو ِجبَا ِ‬ ‫ين أَ ْ‬ ‫ا ْل َعالَ ِم َ‬
‫ض; ْيتَ َها يَ;;ا أَ ْر َح َم‬ ‫ض;ا إِاَّل قَ َ‬ ‫اج; ةً ِه َي لَ;;كَ ِر ً‬ ‫اَل تَ َد ْع لِي َذ ْنبًا إِاَّل َغفَ ْرتَهُ َواَل َه ًّم;;ا إِاَّل فَ َّر ْجتَ;هُ َواَل َح َ‬
‫ين‪( .‬سنن الترمذي ‪ :‬ج ‪ / 2‬ص ‪)296‬‬ ‫ال َّرا ِح ِم َ‬
‫‪Hadits tentang shalat hajat :‬‬
‫س ْب ِن َع ْب ; ِد‬ ‫س ;لَّ َم قَ;;ا َل لِ ْل َعبَّا ِ‬‫ص ;لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ; ِه َو َ‬ ‫س ;و َل هَّللا ِ َ‬ ‫س أَنَّ َر ُ‬ ‫‪ - ١١۵‬عَنْ ِع ْك ِر َم; ةَ عَنْ ا ْب ِن َعبَّا ٍ‬
‫ص;;ا ٍل إِ َذا أَ ْنتَ فَ َع ْلتَ‬ ‫ش َر ِخ َ‬ ‫اس يَا َع َّماهُ أَالَ أُ ْع ِطي َك أَالَ أَ ْمنَ ُح َك أَالَ أَ ْحبُو َك أَالَ أَ ْف َع ُل بِكَ َع ْ‬ ‫ب يَا َعبَّ ُ‬ ‫ا ْل ُمطَّلِ ِ‬
‫س; َّرهُ َو َعاَل نِيَتَ;هُ;‬ ‫ص; ِغي َرهُ َو َكبِ;ي َرهُ ِ‬ ‫َذلِكَ َغفَ َر هَّللا ُ لَ َك َذ ْنبَ َك أَ َّولَهُ َوآ ِخ َرهُ قَ ِدي َمهُ َو َح ِديثَهُ َخطَ;أَهُ َو َع ْم; َدهُ َ‬
‫س;و َرةً فَ;إ ِ َذا فَ; َر ْغتَ ِمنْ‬ ‫ب َو ُ‬ ‫;رأُ فِي ُك; ِّل َر ْك َع; ٍة فَاتِ َح; ةَ ا ْل ِكتَ;;ا ِ‬ ‫ت تَ ْق; َ‬‫ُصلِّ َي أَ ْربَ َع َر َك َع;;ا ٍ‬
‫صا ٍل أَنْ ت َ‬ ‫َعش َْر ِخ َ‬
‫س‬ ‫س ; ْب َحانَ هَّللا ِ َوا ْل َح ْم; ُد هَّلِل ِ َوالَ إِلَ ;هَ إِالَّ هَّللا ُ َوهَّللا ُ أَ ْكبَ ; ُر َخ ْم َ‬ ‫;را َء ِة فِي أَ َّو ِل َر ْك َع ; ٍة َوأَ ْنتَ قَ;;ائِ ٌم قُ ْلتَ ُ‬ ‫ا ْلقِ; َ‬
‫َش; ًرا ثُ َّم‬ ‫;وع فَتَقُولُ َه;;ا ع ْ‬ ‫الر ُك; ِ‬ ‫س; َك ِمنْ ُّ‬ ‫َش; ًرا ثُ َّم ت َْرفَ; ُع َر ْأ َ‬
‫َعش َْرةَ َم َّرةً ثُ َّم ت َْر َك ُع فَتَقُولُ َه;;ا َوأَ ْنتَ َرا ِك; ٌع ع ْ‬
‫َس; ُج ُد‬ ‫َش; ًرا ثُ َّم ت ْ‬
‫الس; ُجو ِد فَتَقُولُ َه;ا ع ْ‬ ‫س;كَ ِمنْ ُّ‬ ‫َش; ًرا ثُ َّم ت َْرفَ; ُع َر ْأ َ‬ ‫سا ِج ٌد ع ْ‬ ‫سا ِجدًا فَتَقُولُ َها َوأَ ْنتَ َ‬ ‫تَ ْه ِوي َ‬
‫س; ْب ُعونَ فِي ُك; ِّل َر ْك َع; ٍة تَ ْف َع; ُل َذلِ; َك فِي‬ ‫س َو َ‬ ‫ش ًرا فَ; َذلِكَ َخ ْم ٌ‬ ‫س َك فَتَقُولُ َها َع ْ‬ ‫ش ًرا ثُ َّم ت َْرفَ ُع َر ْأ َ‬‫فَتَقُولُ َها َع ْ‬
‫ُصلِّيَ َها فِي ُك ِّل يَ ْو ٍم َم َّرةً فَا ْف َع ْل فَإِنْ لَ ْم تَ ْف َع ْل فَفِي ُك ِّل ُج ُم َع; ٍة َم; َّرةً فَ;إِنْ‬ ‫ستَطَعْتَ أَنْ ت َ‬ ‫ت إِنْ ا ْ‬ ‫أَ ْربَ ِع َر َك َعا ٍ‬
‫سنَ ٍة َم; َّرةً فَ;إِنْ لَ ْم تَ ْف َع; ْل فَفِي ُع ُم; ِركَ َم; َّرةً‪( .‬س;;نن‬ ‫ش ْه ٍر َم َّرةً فَإِنْ لَ ْم تَ ْف َع ْل فَفِي ُك ِّل َ‬ ‫لَ ْم تَ ْف َع ْل فَفِي ُك ِّل َ‬
‫أبي داود ‪ :‬ج ‪ / 4‬ص ‪)59‬‬
‫‪5. Ziarah Qubur, Tawassul dan Tabarruk‬‬
‫‪Tawassul adalah memohon kepada Allah SWT, dengan menyebutkan seseorang yang dipandang‬‬
‫‪mempunyai kedekatan dengan-Nya atau menyebutkan sesuatu amal kebajikan, yang diyakini, bahwa‬‬
‫‪amal tersebut diridlai oleh-Nya. Sedangkan tabarruk adalah memohon kepada Allah dengan berharap,‬‬
‫‪bahwa Allah melimpahkan barokah-Nya kepada pemohon, sebagaimana Allah telah memberian‬‬
‫‪barokah terhadap benda-benda tertentu atau kalimat-kalimat tertentu.‬‬
‫‪a. Tawassul dan Ziarah Qubur‬‬
‫‪Amaliyah tawassul didasarkan kepada hadits Riwayat sayyidina Umar bin Khotthob RA :‬‬

‫ض; َي هَّللا ُ َع ْن;هُ َك;;انَ‬ ‫ب َر ِ‬ ‫;ر بْنَ ا ْل َخطَّا ِ‬ ‫;ك أَنَّ ُع َم; َ‬ ‫س ْب ِن َمالِ; ٍ‬ ‫س عَنْ أَنَ ِ‬ ‫‪ - 954‬عَنْ ثُ َما َمةَ ْب ِن َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن أَنَ ٍ‬
‫س ُ;ل‬ ‫سقِينَا َوإِنَّا نَتَ َو َّ‬ ‫س ُل إِلَ ْيكَ بِنَبِيِّنَا فَتَ ْ‬ ‫ب فَقَا َل اللَّ ُه َّم إِنَّا ُكنَّا نَتَ َو َّ‬‫س ْب ِن َع ْب ِد ا ْل ُمطَّلِ ِ‬‫سقَى بِا ْل َعبَّا ِ‬ ‫ستَ ْ‬ ‫إِ َذا قَ َحطُوا ا ْ‬
‫سقَ ْونَ ‪ (.‬صحيح البخاري ‪ :‬ج ‪ / 4‬ص ‪)99‬‬ ‫سقِنَا قَا َل فَيُ ْ‬ ‫إِلَ ْيكَ بِ َع ِّم نَبِيِّنَا فَا ْ‬
‫اح َها‬ ‫سلَّ َم نَ َهى عَنْ ِزيَا َر ِة ا ْلقُبُو ِر ‪ ،‬ثُ َّم أَبَ َ‬ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫ار ِة ا ْلقُبُو ِر ؛ َوقَ ْد َكانَ النَّبِ ُّي َ‬ ‫سنَّةَ فِي ِزيَ َ‬ ‫يُبَيِّنَ ال ُّ‬
‫َ‬
‫الس;ال ُم ‪ُ " :‬ك ْنت نَ َه ْيتُ ُك ْم عَنْ ِزيَ;;ا َر ِة ا ْلقُبُ;;و ِر أال فَ ُزو ُرو َه;;ا " َوفِي ِر َوايَ; ٍة‬ ‫صالةُ َو َّ‬ ‫بَ ْع َد َذلِكَ فَقَا َل َعلَ ْي ِه ال َّ‬
‫ت ‪َ .‬و أَنْ‬ ‫;و ِ‬ ‫ساَل ُم فَائِ َدةَ ِزيَا َر ِة ا ْلقُبُو ِر تَ; ْ;ذ ِك َرةَ ا ْل َم; ْ‬ ‫صاَل ةُ َوال َّ‬ ‫أُ ْخ َرى " فَإِنَّ َها تُ َذ ِّك ُر ا ْل َم ْوتَ " فَ َج َع َل َعلَ ْي ِه ال َّ‬
‫ت َر ِح َم هَّللا ُ‬ ‫س ;لِ َما ِ‬‫س;لِ ِمينَ ‪َ ،‬وا ْل ُم ْ‬ ‫ت ‪َ ،‬وا ْل ُم ْ‬ ‫;ؤ ِمنِينَ ‪َ ،‬وا ْل ُم ْؤ ِمنَ;;ا ِ‬ ‫ساَل ُم َعلَ ْي ُك ْم أَ ْه َل ال ِّديَا ِر ِمنْ ا ْل ُم; ْ‬
‫يَقُو َل ‪ " :‬ال َّ‬
‫سأ َ ُل هَّللا َ لَنَا َولَ ُك ْم ا ْل َعافِيَةَ " ثُ َّم يَقُ;;و ُل ‪:‬‬ ‫ستَأْ ِخ ِرينَ َوإِنَّا إنْ شَا َء هَّللا ُ بِ ُك ْم اَل ِحقُونَ أَ ْ‬ ‫ستَ ْق ِد ِمينَ ِمنَّا ‪َ ،‬وا ْل ُم ْ‬ ‫ا ْل ُم ْ‬
‫االجتِ َها ُد لَ ُه ْم فِي ال ُّدعَا ِء ‪ ،‬فَ;;إِنَّ ُه ْم‬ ‫صو ُد ْ‬ ‫س ٌع ‪َ ،‬وا ْل َم ْق ُ‬ ‫صتَ فَ َوا ِ‬ ‫" اللَّ ُه َّم ا ْغفِ ْر لَنَا َولَ ُه ْم " َو َما ِزدْتَ ‪ ،‬أَ ْو نَقَ ْ‬

‫)‪Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA‬‬


‫‪21‬‬
‫ستَ ْقبِلُهُ بِ َو ْج ِه; ِه‪ .‬الم;;دخل ‪( -‬ج ‪/ 1‬‬ ‫اع أَ ْع َمالِ ِه ْم ‪ ،‬ثُ َّم يَ ْجلِ ُ‬
‫س فِي قِ ْبلَ ِة ا ْل َميِّ ِ‬
‫ت َويَ ْ‬ ‫أَ ْح َو ُج النَّا ِ‬
‫س لِ َذلِ َك اِل ْنقِطَ ِ‬
‫ص ‪)386‬‬

‫)‪Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA‬‬


‫‪21‬‬
‫‪b. Tabarruk‬‬

‫قال مالك‪ :‬ال ب;;أس بتعلي;;ق الكتب ال;;تى فيه;;ا أس;;ماء هللا ع;;ز وج;;ل على أعن;;اق المرض;;ى على وج;;ه‬
‫التبرك بها إذا لم يرد معلقها بتعليقها مدافعة العين‪( .‬تفسير القرطبي ‪( -‬ج ‪ / 10‬ص ‪)319‬‬
‫”‪6. Membaca shalawat dengan “sayyidina‬‬
‫‪Membaca shalawat dengan menggunakan “sayyidina” bukanlah sesuatu yang salah, karena Rasulullah‬‬
‫‪sendiri mengatakan “Ana Sayyidu Waladi Adama”, sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat‬‬
‫‪Imam Muslim :‬‬
‫;و َم ا ْلقِيَا َم; ِة َوأَ َّو ُل‬ ‫سلَّ َم أَنَا َ‬
‫س;يِّ ُد َولَ; ِد آ َد َم يَ; ْ‬ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َ‬ ‫‪ -٤٢٢۳‬عن أَبى ه َُر ْي َرةَ قَا َل قَا َل َر ُ‬
‫سو ُل هَّللا ِ َ‬
‫شفَّ ٍع‪( .‬صحيح مسلم ‪ :‬ج ‪ / 11‬ص ‪)383‬‬ ‫ق َع ْنهُ ا ْلقَ ْب ُر َوأَ َّو ُل شَافِ ٍع َوأَ َّو ُل ُم َ‬ ‫ش ُّ‬‫َمنْ يَ ْن َ‬
‫ع إِلَ ْي; ِه فِي النَّ َوائِب‬ ‫ق قَ ْومه فِي ا ْل َخ ْير ‪َ ،‬وقَا َل َغ ْيره ‪ُ :‬ه ; َو الَّ ِذي يُ ْف; َز ُ‬ ‫سيِّد ه َُو الَّ ِذي يَفُو ُ‬ ‫ي ‪ :‬ال َّ‬ ‫قَا َل ا ْل َه َر ِو ُّ‬
‫ص ;لَّى هَّللا َعلَ ْي; ِه‬ ‫الش ;دَائِد ‪ ،‬فَيَقُ;;و ُم بِ;;أ َ ْم ِر ِه ْم ‪َ ،‬ويَت ََح َّم ُل َع ْن ُه ْم َم َك;;ا ِرهه ْم ‪َ ،‬ويَ ; ْدفَ ُع َها َع ْن ُه ْم ‪َ .‬وأَ َّما قَ ْول;;ه َ‬ ‫َو َّ‬
‫;وم ا ْلقِيَا َم;;ة يَ ْظ َه; ُر‬ ‫ب التَّ ْقيِي;;د أَنَّ فِي يَ; ْ‬ ‫س;بَ ُ‬ ‫سيِّده ْم فِي ال ُّد ْنيَا َواآْل ِخ َرة ‪ ،‬فَ َ‬ ‫سلَّ َم ‪ ( :‬يَ ْوم ا ْلقِيَا َمة ) َم َع أَنَّهُ َ‬ ‫َو َ‬
‫ف ال; ُّد ْنيَا فَقَ; ْد نَا َز َع; هُ َذلِ; َك ِفي َه;;ا ُملُ;;و ُك‬ ‫س ْؤدُده لِ ُك ِّل أَ َح ٍد ‪َ ،‬واَل يَ ْبقَى ُمنَا ِزع ‪َ ،‬واَل ُم َعانِد ‪َ ،‬ونَ ْحوه ‪ ،‬بِ ِخاَل ِ‬ ‫ُ‬
‫ش ِر ِكينَ ‪( .‬شرح النووي على مسلم ‪ :‬ج ‪ / 7‬ص ‪)473‬‬ ‫ا ْل ُكفار َو ُز َع َماء ال ُم ْ‬
‫ْ‬ ‫َّ‬
‫‪7. Membaca “Kabiraw” dalam do’a iftitah‬‬
‫سلَّ َم إِ ْذ قَا َل َر ُج ٌل ِمنْ ا ْلقَ ْو ِم‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َ‬
‫سو ِل هَّللا ِ َ‬ ‫صلِّي َم َع َر ُ‬ ‫‪ - ۹٤۳‬عَنْ ا ْب ِن ُع َم َر قَا َل بَ ْينَ َما نَ ْحنُ نُ َ‬
‫س;لَّ َم َمنْ‬
‫ص;لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي; ِه َو َ‬ ‫س;و ُل هَّللا ِ َ‬‫صياًل فَقَا َل َر ُ‬ ‫س ْب َحانَ هَّللا ِ بُ ْك َرةً َوأَ ِ‬
‫هَّللا ُ أَ ْكبَ ُر َكبِي ًرا َوا ْل َح ْم ُد هَّلِل ِ َكثِي ًرا َو ُ‬
‫س َما ِء‪ .‬قَا َل‬ ‫اب ال َّ‬‫سو َل هَّللا ِ قَا َل َع ِج ْبتُ لَ َها فُتِ َحتْ لَ َها أَ ْب َو ُ‬ ‫ا ْلقَائِ ُل َكلِ َمةَ َك َذا َو َك َذا قَا َل َر ُج ٌل ِمنْ ا ْلقَ ْو ِم أَنَا يَا َر ُ‬
‫سلَّ َم يَقُو ُل َذلِكَ‪ (.‬صحيح مسلم ‪ :‬ج ‪/ 3‬‬ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َ‬
‫سو َل هَّللا ِ َ‬ ‫س ِم ْعتُ َر ُ‬‫ابْنُ ُع َم َر فَ َما ت ََر ْكتُ ُهنَّ ُم ْن ُذ َ‬
‫ص ‪)267‬‬

‫)‪Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA‬‬


‫‪21‬‬
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA (IPNU)
Pokok Pembahasan : 1. Sejarah kelahiran IPNU
2. PD-PRT (sifat, fungsi, azas, aqidah, misi, struktur dan lambang organisasi)
3. Mars IPNU dan Syubbanul Wathon

SEJARAH KELAHIRAN IPNU


Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (disingkat IPNU) adalah badan otonom Nahldlatul Ulama yang berfungsi
membantu melaksanakan kebijakan NU pada segmen pelajar dan santri putra. IPNU didirikan
di Semarang pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H/ 24 Pebruari 1954, yaitu pada Konbes LP Ma’arif
NU. Pendiri IPNU adalah M. Shufyan Cholil (mahasiswa UGM), H. Musthafa (Solo), dan Abdul Ghony
Farida (Semarang).
Ketua Umum Pertama IPNU adalah M. Tholhah Mansoer yang terpilih dalam Konferensi Segi Lima yang
diselenggarakan di Solo pada 30 April - 1 Mei 1954 dengan melibatkan perwakilan dari Yogyakarta,
Semarang, Semarang, Solo, Jombang, dan Kediri.
Sejarah organisasi keterpelajaran NU yang selanjutnya disepakati menjadi IPNU
NO
NAMA TEMPAT TAHUN
.
1. Tsamrotul Mustafidin Surabaya 1936
2. Persatuan Santri Nahdlotul Ulama (PERSANU) Surabaya 1939
3. Persatuan Murid NU Malang 1941
4. Ikatan Murid Nahdlotul Ulama (IMNU) Malang 1945
5. IJMAUTTOLABIAH Madura 1945
6. Ikatan Mubaligh Nadlatul Ulama Semarang 1950
7. Persatuan Pelajar NU (PERPANU) Kediri 1953
8. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPENU) Bangil 1953
9. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Medan 1954

PDPRT IPNU (Visi, Misi, Tujuan dan Makna Logo IPNU)


1. Visi IPNU
Visi IPNU adalah terbentuknya pelajar bangsa yang bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, berakhlak
mulia dan berwawasan kebangsaan serta bertanggung jawab atas tegak dan terlaksananya syari’at
Islam menurut faham ahlussunnah wal jama’ah yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.

2. Misi IPNU
a. Menghimpun dan membina pelajar Nahdlatul Ulama dalam satu wadah organisasi
b. Mempersiapkan kader-kader intelektual sebagai penerus perjuangan bangsa
c. Mengusahakan tercapainya tujuan organisasi dengan menyusun landasan program perjuangan
sesuai dengan perkembangan masyarakat (maslahah al-ammah), guna terwujudnya khaira ummah
d. Mengusahakan jalinan komunikasi dan kerjasama program dengan pihak lain selama tidak
merugikan organisasi.

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
3. Fungsi IPNU
Fungsi IPNU dalam kehidupan pelajar antara lain sebagai :
a. Wadah perjuangan pelajar Nahdlatul Ulama dalam pendidikan dan kepelajaran.
b. Wadah pengkaderan pelajar Nahdlatul Ulama untuk mempersiapkan kader-kader bangsa dan
kepemimpinan Nahdlatul Ulama
c. Wadah penguatan pelajar Nahdlatul Ulama dalam melaksanakan dan mengembangkan Islam
ahlussunah wal-Jamaah untuk melanjutkan semangat, jiwa dan nilai-nilai nahdliyah
d. Wadah komunikasi pelajar Nahdlatul Ulama untuk memperkokoh ukhuwah nahdliyah, islamiyah,
insaniyah dan wathoniyah.

4. Tujuan IPNU
Dalam melaksanakan organisasi, IPNU memiliki tujuan, diantaranya ialah :
a. Terbentuknya Pelajar Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT yang berilmu dan berakhlakul
karimah
b. Terbentuknya Pelajar yang mampu melaksanakan syariat islam ahlusunnah wal jamaah an
nahdliyah
c. Terbentuknya kader Islam yang berwawasan kebangsaan dan cinta tanah air
d. Terbentuknya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
yang diridhoi Allah SWT.

5. Makna Logo IPNU

NO BENTUK MAKNA
1. Lingkaran Kontinyuitas/ terus menerus / istiqomah
2. Warna Dasar Hijau tua Subur
3. Kuning Melingkar Hikmah dan Cita – cita yang tinggi
4. Warna Putih Suci
5. 9 Bintang Melambangkan Keluarga Nahdlatul Ulama
6. 1 Bintang Besar Melambangkan Rasulullah
Melambangkan Khulafaur rasyidin (Abu
7. 4 Kanan dan Kiri atas Bakar Ashidiq, Umar bin Khotob, Utsman
bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib )
Melambangkan Madzhab empat (Imam
4 Kanan dan Kiri
8. Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i dan
bawah
Imam Hambali )
9. IPNU Menunjukan nama organisasi
Titik diantara tulisan
10. Islam, Iman, Ikhsan
IPNU
11. Bintang bersudut lima Rukun Islam
12. Enam Strip Rukun Iman
Dua Kitab dibawah
13. Al - Qur’an dan al – Hadits
bintang
Bulu Angsa bersilang Perpaduan (sintesis) ilmu agama dan ilmu
14.
dibawah kitab umum

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA (IPPNU)
Pokok Pembahasan : 1. Sejarah kelahiran IPPNU
2. PD-PRT (sifat, fungsi, azas, aqidah, misi, struktur dan lambang organisasi)
3. Mars IPPNU dan Syubbanul Wathon

SEJARAH KELAHIRAN IPNU


Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (disingkat IPPNU) adalah badan otonom Nahldlatul Ulama yang
berfungsi membantu melaksanakan kebijakan Nahdlatul Ulama pada segmen pelajar putri dan santri putri.
Awal mula didirikannya organisasi ini ialah untuk melakukan pembinaan dan pengkaderan terhadap
remaja putri Nahdlatul Ulama yang masih duduk di bangku sekolah/madrasah tingkat menengah dan
tingkat atas serta santri putri yang statusnya setaraf dengan sekolah-sekolah tersebut.
Melihat pentingnya pembinaan tersebut, akhirnya pada tanggal 2 Maret 1955/ 8 Rajab 1374 H di Malang
Jawa Timur atas berbagai pertimbangan akhirnya IPPNU didirikan dengan kepanjangan Ikatan Pelajar
Putri Nahdlatul Ulamayang dirintis oleh Umroh Tholhah Mansur, Zanifah dan Mahmudah.
PDPRT IPPNU (Visi, Misi, Tujuan dan Makna Logo IPPNU)
1. Visi IPPNU
Terbentuknya kesempurnaan Pelajar Putri Indonesia yang bertakwa, berakhlaqul karimah, berilmu,
dan berwawasan kebangsaan.
2. Misi IPPNU
a. Membangun kader NU yang berkualitas, berakhlaqul karimah, bersikap demokratis dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
b. Mengembangkan wacana dan kualitas sumber dya kader menuju terciptanya kesetaraan gender.
c. Membentuk kader yang dinamis, kreatif, dan inovatif.
3. Fungsi IPNU
Fungsi IPPNU dalam kehidupan pelajar antara lain sebagai :
a. Wadah perjuangan pelajar putri Nahdlatul Ulama dalam pendidikan dan kepelajaran.
b. Wadah pengkaderan pelajar putri Nahdlatul Ulama untuk mempersiapkan kader-kader bangsa dan
kepemimpinan Nahdlatul Ulama
c. Wadah penguatan pelajar putri Nahdlatul Ulama dalam melaksanakan dan mengembangkan Islam
ahlussunah wal-Jamaah untuk melanjutkan semangat, jiwa dan nilai-nilai nahdliyah
d. Wadah komunikasi pelajar putri Nahdlatul Ulama untuk memperkokoh ukhuwah nahdliyah,
islamiyah, insaniyah dan wathoniyah.
4. Tujuan IPPNU
Dalam melaksanakan organisasi, IPPNU memiliki tujuan, diantaranya ialah :
a. Terbentuknya Pelajar Putri Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT yang berilmu dan
berakhlakul karimah
b. Terbentuknya Pelajar Putri yang mampu melaksanakan syariat islam ahlusunnah wal jamaah an
nahdliyah
c. Terbentuknya kader Islam yang berwawasan kebangsaan dan cinta tanah air
d. Terbentuknya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
yang diridhoi Allah SWT.

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
5. Makna Logo IPPNU

NO BENTUK MAKNA
1. Segitiga Islam, Iman dan Ikhsan
2. Warna Dasar Hijau tua Kebenaran, Kesuburan dan dinamis
3. Kuning Kejayaan atau hikmah yang tinggi
4. 2 Garis tepi Kalimat syahadat
5. 9 Bintang Melambangkan Keluarga Nahdlatul Ulama
6. 1 Bintang Besar Melambangkan Rasulullah
Melambangkan Khulafaur rasyidin (Abu
7. 4 Kanan Bakar Ashidiq, Umar bin Khotob, Utsman
bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib )
Melambangkan Madzhab empat (Imam
8. 4 Kiri bawah Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i dan
Imam Hambali )
9. IPPNU Menunjukan nama organisasi
Titik diantara tulisan
10. Rukum Islam
IPPNU berjumalah 5
Dua Kitab dibawah
11. Al - Qur’an dan al – Hadits
bintang
Bulu Angsa bersilang aktif menulis dan membaca untuk
12.
dibawah kitab menambah wacana berfikir
perempuan yang dengan kebersihan pikiran
13. Dua Bunga Melati dan kesucian hatinya memadukan dua unsur
ilmu pengetahuan umum dan agama

.
IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA (IPNU) DAN IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA (IPPNU)

A. Struktur Organisasi IPNU - IPPNU


PP : Pimpinan Pusat untuk tingkat nasional
PW : Pimpinan Wilayah untuk tingkat propinsi
PC : Pimpinan Cabang untuk tingkat kabupaten/kota atau daerah yang disamakan dengan :
kabupaten/kota.
PCI : Pimpinan Cabang Istimewa untuk luar negeri
PAC : Pimpinan Anak Cabang untuk tingkat kecamatan, disingkat PAC.
PR : Pimpinan Ranting untuk tingkat desa atau kelurahan dan sejenisnya
PAR : Pimpinan Anak Ranting untuk tingkat Dusun atau gabungan beberapa RT dan RW
PK : Pimpinan Komisariat untuk lembaga pendidikan
PKPT : Pimpinan Komisariat untuk lembaga pendidikan di Perguruan Tinggi

B. Permusyawaratan IPNU - IPPNU


PP : Kongres, Kongres Luar Biasa, Rapat Kerja Nasional
PW : Konferensi Wilayah, Konferensi Wilayah Luar Biasa, Rapat Kerja Wilayah
PC : Konferensi Cabang, Konferensi Cabang Luar Biasa, Rapat Kerja Cabang
PAC : Konferensi Anak Cabang, Konferensi Anak Cabang Luar Biasa, Rapat Kerja Anak :
Cabang
PR : Konferensi Ranting, Rapat Anggota Luar Biasa, Rapat Kerja Anggota

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
Syubbanul Wathon (Cinta Tanah Air)
‫يا َ لَ ْل َوطَ ْن يا َ لَ ْل َوطَن يا َ لَ ْل َوطَ ْن‬ Pusaka Hati Wahai Tanah Airku
Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon Ya Lal Cintamu dalam Imanku
Wathon Jangan Halangkan Nasibmu
ْ ‫حُبُّ ْال َوطَ ْن ِمنَ ْا ِإلي َم‬
‫ان‬ Bangkitlah Hai Bangsaku
Hubbul Wathon minal Iman Pusaka Hati Wahai Tanah Airku
‫َوالَتَ ُك ْن ِمنَ ْال ِحرْ ما َ ْن‬ Cintamu dalam Imanku
Wala Takun minal Hirman Jangan Halangkan Nasibmu
‫ أَ ْه َل ْال َوطَ ْن‬i‫اِ ْنهَض ُوا‬ Bangkitlah Hai Bangsaku
Inhadlu Alal Wathon
Indonesia Negeriku
‫ بِالَدى‬iَ‫اِندُوني ِْسيا‬ Engkau Panji Martabatku
Indonesia Biladi Siapa Datang Mengancammu
َ ‫أَ ْنتَ ُع ْنواَنُ ْالفَخَاما‬ Kan Binasa di bawah durimu
Anta ‘Unwanul Fakhoma
َ ‫ُكلُّ َم ْن يَأْتِ ْيكَ يَوْ ما‬ Karya: KH. Abdul Wahab Chasbullah (1934)
Kullu May Ya’tika Yauma (Ijazah KH. Maemon Zubair Tahun 2012)
َ ‫طَا ِمحا ً يَ ْل‬
‫ق ِحما َ ًما‬
Thomihay Yalqo Himama

Mars IPNU Mars IPPNU

Wahai pelajar Indonesia Sirnalah gelap terbitlah terang


Siapkanlah barisanmu Mentari timur sudah bercahya
Bertekat bulat bersatu Ayunkan langkah pukul genderang
Di bawah kibaran panji IPNU Segala rintangan mundur semua
Wahai pelajar islam yang setia Tiada laut sedalam iman
Kembangkanlah agamamu Tiada gunung setinggi cita
Dalam Negara Indonesia Sujud kepala kepada tuhan
Tanah air yang ku cinta Tegak kepala lawan derita
Dengan berpedoman kita belajar Dimalam yang sepi dipagi yang terang
Berjuang serta bertakwa Hatiku teguh bagimu ikatan
Kita bina watak nusa dan bangsa Dimalam yang hening dihati membakar
Tuk kejayaan masa depan Hatiku penuh bagimu pertiwi
Bersatu wahai pelajar islam jaya Mekar seribu bunga ditaman
Tunaikanlah kewajiban yang mulya Mekar cintaku pada ikatan
Ayo maju pantang mundur Ilmu kucari amal kuberi
Dengan rahmat tuhan kita perjuangkan Untuk agama bangsa dan negeri
Ayo maju pantang mundur
Pasti tercapai adil makmur

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)
21
INDONESIA
Pokok Pembahasan : 1. Sejarah kemerdekaan Indonesia
2. Peran Ulama NU dalam merebut kemerdekaan Indonesia

SEJARAH LENGKAP TENTANG KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA


Proklamasi Kemerdekaan Indonesia terjadi pada tahun 1945 bertepatan ketika di bulan Ramadhan tahun
1365 H. Tepatnya terjadi pada hari Jum’at, tanggal 17 Agustus 1945. Begitu besar arti dan makna
Kemerdekaan Indonesia terdahap kelangsungan pembangunan Indonesia. Hanya saja sepertinya banyak
yang melupakan mengenai sejarah kemerdekaan Bangsa Indonesia ini yang telah banyak menguras
korban jiwa dan harta benda pada jaman kemerdakaan dahulu yang dilakukan oleh para pahlawan bangsa
Indonesia tercinta ini.
Untuk mengingatkan kembali proses proklamasi dan juga kemerdekaan, marilah kita sedikit banyak
belajar mengenai sejarah berdirinya bangsa Indonesia. Dimulai dengan tanggal 6 Agustus 1945 ketika
Bom itu mengguncang kota Nagasaki dan kemudian di tanggal 9 Agustus giliran kota di Jepang dan
Amerika Serikat. Dan peristiwa pemboman hirosima Nagasaki ini menjadi pertanda menyerahnya Jepang
kepada Amerika dan juga sekutunya.
Kemudian di hari BPUPKI ini akan berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia) untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal
9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah
kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk
memproklamasikan kemerdekaannya.

Sejarah peristiwa menjelang Kemerdekaan Republik Indonesia


1. Tanggal 6 Agustus tahun 1945
Sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang dan Amerika Serikat yang mulai
menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau Dokuritsu Junbi Cosakai, berganti nama
menjadi PPKI ( Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang disebut sebagai Dokuritsu Junbi
Inkai dalam bahasa Jepang, untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan
Indonesia.
2. Tanggal 7 Agustus tahun 1945
Pada sidang BPUPKI  nama ini diganti menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
3. Tanggal 9 Agustus tahun 1945
Soekarno, Hatta dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk bertemu Marsekal
Terauchi. Mereka juga dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran tetapi Jepang
juga menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
4. Tanggal 10 Agustus tahun 1945
Sementara itu, di Indonesia, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat radio bahwa Jepang telah
menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah bersiap-siap untuk memproklamasikan
kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaan yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Syahrir
memberitahukan kepada penyair Chairil Anwar tentang jatuhnya bom atom di Nagasaki dan Jepang
telah menerima ultimatum dari Sekutu untuk menyerah. Setelah itu Syahrir juga mengetahui hal itu
melalui siaran radio luar negeri, yang ketika itu terlarang. Berita ini kemudian tersebar di lingkungan
para pemuda terutama para pendukung Syahrir.
5. Tanggal 11 Agustus tahun 1945
Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno Hatta dan
Radjiman bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia dapat dilaksanakan dalam beberapa hari.
6. Tanggal 14 Agustus tahun 1945
Saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat (250 km di sebelah timur laut dari
Saigon), Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena
menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu busuk Jepang, karena Jepang setiap saat menyerah
kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro
dengan Jepang. Hatta menceritakan kepada Sjahrir tentang hasil pertemuan di Dalat.
Sementara itu Syahrir menyiapkan pengikutnya yang bakal berdemonstrasi untuk menghadapi bala
tentara Jepang dalam hal yang akan menggunakan kekerasan. Syahrir telah menyusun teks proklamasi
dan telah dikirimkan ke seluruh Jawa untuk dicetak dan dibagi-bagikan. Soekarno belum yakin bahwa
Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan
pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum
siap, Soekarno mengingatkan kepada Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan
kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
7. Tanggal 15 Agustus tahun 1945
Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia
karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Belanda. Setelah
mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer
Jepang (Gunsei) untuk memperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi
kantor tersebut kosong.
Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Maeda, di Jalan
Imam Bonjol. Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan
mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menunggu instruksi
dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempersiapkan pertemuan Panitia

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 malam 16 Agustus keesokan harinya di
kantor Jalan Pejambon No 2. Setelah itu membicarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan
UUD sebelumnya disiapkan Hatta.
8. Tanggal 16 Agustus tahun 1945
Gejolak tekanan yang menghendaki pengambil ahli kekuasaan oleh Indonesia makin memuncak
dilancarkan para pengikut Syahrir. Pada siang hari mereka juga berkumpul di rumah Hatta, dan
sekitar pukul 10 malam di rumah Soekarno. Ada Sekitar 15 pemuda menuntut Soekarno segera
memproklamasikan kemerdekaan melalui radio, yang disusul pengambil alihan kekuasaan. Mereka
juga menolak rencana PPKI untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 16
Agustus.

PERAN ULAMA DALAM MEREBUT KEMERDEKAAN RI


Peran Ulama dan umat islam menjelang kemerdekaan Republik Indonesia ditandai dengan keterlibatan
Tokoh tokoh Umat Islam dalam BPUPKI dan PPKI, mereka mendesak presiden Soekarno agar segera
memproklamasikan kemerdekaan, walaupun pada saat itu sedikit terjadinya konflik antara kaum muda
dan kaum tua menyangkut hari dan tanggal pembacaan proklamasi.  akan tetapi, dalam permasalahaan
tersebut Sokarno meminta pendapat dan keputusan dari ulama. Berikut wawancara singkat Wartawan
Tabloid Gema Baiturrahman, Indra Kariadi dengan Azwar, AG, S.Pd, alumni FKIP Sejarah Unsyiah.
Sejarah Umat Islam dalam memerdekakan Indonesia
Umat Islam dan ulama mempunyai peran sangat penting dalam memperjuangkan kemerdekaa Indonesia.
Hal ini bisa dilihat bagaimna gerakan yang dibangun Umat Islam ketika pra kemerdekaan atau lebih
disebut era pergerakan Nasional. Kita bisa dilihat dengan munculnya berbagai macam Organisasi yang
notabene-nya Islam seperti Serikat Islam, Muhammadiyah dan NU, tujuannya tetap satu yakni, untuk
memperjuangkan kemerdekaan dari penjahan Belanda. Selanjutnya, organisasi itu kemudian juga jadi
pelopor atau terlibat lansung dalam Sumpah pemuda pada 28 Oktober 1928.
Satu lagi, saat pasukan NICA-Belanda ingin masuk lagi ke Indonesia atau disebut sebagai Agresi Militerr
Belanda II.  Lagi-lagi, Sokarno mengrim Utusan ke tebu Ireng untuk menemuai Pimpinan Pesantren yang
tidak lain adalah Rais Akbar PBNU Yaitu KH Hasyim Asy’ari untuk meminta Fatwa tantang Hukum
membela dan Mempertahankan Bangsa dari Penjajahan sihingga pada tanggal 21 Oktober 1945 KH
Hasyim Asy’ari Memanggil semua Ulama-ulama yang ada di Pulau Jawa dan Madura menggelar rapat
Besar di Surabaya tepatnya di kantor PB ANO (Pengurus Besar Anshor Nahdlatul Oelama).
Hasil keputusan rapat itulah yang melahirkan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 Bahwa melawan
penjajah dan mempertahankan tanah Air meripakan Fardhu Ain yang apabila maninggal dalam
peperangan tersebut adalah Syuhada, keputusan itu juga di bawa dan dibahas dalam rapat MASJUMI,

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
maka Keputusan Resolusi Jihad merupakan keputusan Umat Islam bersama Sehingga Resolusi jihad ini
menggema dan Memcahkan perang Rakyat Indonesia untuk kembali melawan penjahan Belanda
ORGANISASI
Pokok Pembahasan : 1. Pengertian Organisasi
2. Manfaat dan Fungsi organisasi
3. Jenis dab unsur organisasi

DEFINISI ORGANISASI
Secara etimologi Organisasi berasal dari kata organ yaitu struktur atau susunan tubuh yang terdiri dari
kepala, badan dan kaki. Secara terminologi Organisasi adalah perkumpulan dua orang atau lebih yang
memeiliki tujuan tertentu. James D. Mooney mengemukakan bahwa ”Organisasi adalah bentuk setiap
perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.”

MANFAAT ORGANISASI
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena di pengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan
misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksisten kelompok orang tersebut terhadap masyarakat.
Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat
sekitar, karena memberikan kontribusi seperti pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat
senagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran ataupun manfaat-manfaat tertentu.
Kita tahu bahwa era modern atau bisa disebut era globalisasi merupakan sebuah era dimana tempat bukan
lagi penghambat/penghalang kita untuk mendapatkan informasi. Informasi bisa kita dapat dengan sangat
mudah di era ini. Tapi tidak semua informasi itu bagus. Banyak sekali informasi yang tidak
diinformasikan. Contohnya video-video yang tidak layak untuk ditonton, dan masih banyak lagi. Dengan
ikut organisasi bukan tidak mungkin kita bisa menyaring, memilih, mengambil mana info yang baik
dan yang tidak.
Generasi muda saat ini sudah hanyut dalam lautan dunia maya. Sudah menjad pemandangan biasa
bahewa anak muda sekarang lebih suka menggunakan sosial media seperti facebook, twitter, instagram,
youtube dan lainnya sibandingkan dengan berkumpul langsung untuk melakukan suatu proses sosial
secara nyata, ini berarti media sosial menjadi musuh besar bagi organisasi yang mana dapat memutus tali
silaturahim antar manusia, karena dalam sebuah organisasi salah satu manfaatnya yaitu dapat mengenal
berbagai macam orang dengan karakter yang berbeda yaitu di dalam dalam sebuah wadah organisasi.
Bicara tentang manfaat dari organisasi bisa kita lihat ketika kita sudah terjun langsung di organisasi.
Misalkan saja ada sebungkus obat sakit kepala, ketika kita sedang sakit kepala dan hanya diam saja
memandangnya obat tersebut apakah kita bisa merasakan manfaat dari obat tersebut? Berbeda lagi jika
kita segera mengambil obat tersebut dan meminumnya, pasti kita dapat merasakan manfaatnya. Seperti

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
halnya dalam berorganisasi, ketika kita sudah terjun ke dalamnya pasti kita dapat merasakan sendiri
menilai sendiri manfaatnya yang begitu banyak bagi diri kita.

Dari pengalaman saya (penulis) yang sudah pernah berkecimpuk di organisasi dan manfaat yang sudah
saya dapatkan diantaranya yaitu:
a. Dapat mengubah mental
b. Banyak teman
c. Mengembangkan skill
d. Disiplin
e. Tambah wawasan
f. Terkenal
g. Mampu menyelesaikan masalah

UNSUR-UNSUR ORGANISASI
Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang, ada kerjasama, ada tujuan bersama.
Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri sendiri, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan sehingga
merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Adapun unsur-unsur organisasi secara terperinci adalah:
a. Man
Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan sering disebut dengan istilah
pegawai atau semua anggota personel yang terdiri dari pemimpin tertinggi atau sering disebut sebagai
ketua, dan para pimpinan yang menaungi unit-unit tertentu sesuai dengan fungsinya masing-masing.
b. Kerjasama
Kerjasama merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang dilakukan secara
bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua anggota atau semua warga
yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administrator, manager, dan pekerja, secara
bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi.
c. Tujuan bersama
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa yang akan
dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan.
Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui prosedur, program, pola,
kebijaksanaan, strategi, anggaran, dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.
d. Peralatan

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
Unsur yang ke empat adalah peralatan yang terdiri dari semua sarana, berupa materi, mesin-mesin,
uang, dan barang modal lainnya, (gedung, tanah, bangunan, kantor).
e. Lingkungan
Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi. Termasuk dalam unsur
lingkungan, antara lain:
Tempat atau lokasi sangat erat hubungannya dengan masalah komunikasi dan transportasi yang harus
dilakukan oleh organisasi.
Wilayah operasi yang dijadikan sasara kegiatan organisasi. Wilayah operasi dibedakan menjadi:
1) Wilayah kegiatan, yang menyangkut jenis kegiatan atau macam kegiatan apa saja yang boleh
dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi
2) Wilayah Jangkauan, atau wilayah geografis atau wilayah teritorial, menyangkut wilayah atau
daerah operasi organisasi
3) Wilayah personil, menyangkut semua pihak orang-orang, badan-badan yang mempunyai
hubungan dan kepentingan organisasi.
4) Wilayah kewenangan atau kekuasaan, menyangkut semua urusan, persoalan, kewajiban, tugas,
tanggungjawab dan kebijaksanaan yang harus dilakukan dalam batas-batas tertentu yang tidak
boleh dilampaui sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

JENIS-JENIS ORGANISASI BERDASARKAN SIFAT


Ada beberapa pendapat yang mengemukakan jenis-jenis organisasi, diantaranya yang berpendapat bahwa
organisasi terbagi menjadi
a. Organisasi formal
yaitu kumpulan dari dua rang atau lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara
sadar, serta dengan hubungan kerja yang rasional. Contoh: Perseroan Terbatas (PT), Sekolah, Negara
dan lain sebagainya.
b. Organisasi informal
Adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang terlibat pada aktifitas serta tujuan bersama yang
tidak disadari, dan terbentuk karena hubungan bersifat pribadi, antara lain kesamaan minat atau
hobby dll. contoh: arisan ibu-ibu sekampung, belajar bersama anak-anak SD dan lain-lain.

JENIS-JENIS ORGANISASI BERDASARKAN KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT


a. Organisasi politik
b. Organisasi keagamaan
c. Organisasi kemasyarakatan (sosial)

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
d. Organisasi pendidikan/pelajar
e. Organisasi kesehatan
f. Dan lainnya

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
SOAL PRE TEST

1. Apa yang anda fahami tentang perjuangan ulama NU dalam merebut kemerdekaan.
2. Apa yang anda ketahui tentang ipnu ippnu.
3. Apa yang anda ketahui tetang organisasi keagamaan.
4. Ceritakan sejarah berdirinya organisasi NU.
5. Kepanjangan dari aswaja adalah.
6. Sebutkan Badan Ontom NU.
7. Sebutkan pimpinan yang ada dalam IPNU IPPNU.
8. Tulislah mars ipnu dan ippnu.
9. Apa yang anda ketahui tetang indonesia saat ini.
10. Sebutkan Organisasi apa yang sudah anda ikuti.

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
KISI - KISI SOAL POST TEST

SOAL BOBOT
NO MATERI INDIKATOR SOAL PILIHAN NILAI
ISAI
GANDA
a. Pengertian Aswaja secara Bahasa dan istilah
b. Memahami sikap Islam Aswaja (tawasuth, tasamuh,
tawazun dan amar ma’ruf nahi mungkar)
1 ASWAJA c. Contoh sikap Islam Aswaja 5 1 100
d. Tokoh Aswaja
e. Klasifikasi Tokoh Aswaja sesuai dengan bidang
keilmuan yang dimiliki
a. Sejarah Kelahiran Nahdlatul Ulama
b. Pengertian Nahdlatul Ulama
NAHDLATUL c. Klasifikasi Struktur Nahdlatul Ulama
2 5 1 100
ULAMA d. Memahami Badan Otonom (BANOM) Nahdlatul
Ulama
e. Memahami Makna disetiap lambing dalam logo NU
a. Memahami berbagai Tradisi Nahdlatul Ulama
AMALIAH b. Pengertian dalam setiap tradisi Nahdlatul Ulama
3 NAHDLATUL c. Manfaat dalam setiap tradisi Nahdlatul Ulama 100
ULAMA d. Dasar hukum tradisi Nahdlatul Ulama
e. Ciri Khas Tradisi Nahdlatul Ulama
a. Sejarah kelahiran IPNU/IPPNU
b. Proses perkembangan IPNU dan IPPNU
c. Memahami Filosofi disetiap Komponan Lambang
4 IPNU - IPPNU 5 1 100
IPNU/IPPNU dan Hafal Mars IPNU/IPPNU
d. Struktur Organisasi
e. Permusyawaratan Organisasi
a. Sejarah kemerdekaan Indonesia
b. Proses kemerdekaan Indonesia
c. Pahlawan Indonesia
5 INDONESIA 5 1 100
d. Tokoh NU yang berperan dalam merebut
kemerdekaan
e. Bentuk peran NU dalam merebut Kemerdekaan
a. Pengertian Organisasi
b. Manfaat dan Fungsi organisasi
6 ORGANISASI c. Jenis-jenis organisasi 5 1 100
d. Unsur-unsur organisasi
e. Contoh Organisasi

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
SUSUNAN PENGURUS
PIMPINAN CABANG IKATAN PELAJAR NAHDLATUL ULAMA
KABUPATEN PURBALINGGA - JAWA TENGAH
MASA KHIDMAT 2019 – 2021

PELINDUNG : Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Purbalingga


: KH. Achmadi Nurkholis
(Rois Syuriyah PCNU Kabupaten Purbalingga)
: H. A. Muhdzir, S.Ag., MM
(Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Purbalingga)

PEMBINA : 1. K. H. Roghib Abdurrahman


2. K. H. Akhmad Khotib
3. H. Muhtamil, S.Ag
4. K. H. Basyir Fadlulloh, M.Pd.I
5. Sudiono, S.Pd.I,M.Pd.I
6. H. Farkhan Widodo, S.T. M.T
7. H. Mukhlis, S.Ag
8. Akhmad Muntako. S.Kom. I
9. Ulil Arham, S. E
10. Wagino Abdul Manaf, S.Pd
11. Agus Sukoco
12. Sakhirin, S.Pd
13. Rochmat Mualim, S.Pd.I
14. Khayat Nur Iman, S.Pd

BADAN PENGURUS HARIAN


Ketua : Azis Aneko Putro
Wakil Ketua : Nurkholis
Wakil Ketua : Rizatul Arifin
Wakil Ketua : Aziz Fakhruridlo
Sekretaris : Imron Wahyudin
Wakil Sekretaris : Reza Alfian
Wakil Sekretaris : Nasukron
Wakil Sekretaris : Viqi Nur Afriyanto
Bendahara : Khoerul Irfan Prasetyo
Wakil Bendahara : Farkhan Nur Efendi
Wakil Bendahara : Bahar Kamaludin
Wakil Bendahara : Jean Iftitachs

DEPARTEMEN – DEPARTEMEN :
Departemen Organisasi
1. Fatih Sidqi Annabil
2. Seful Anwar
3. Budi Sutrisno
4. Musalim

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
Departemen Kaderisasi
1. Chafid Purwo Saroso
2. Galih Kurniawan
3. Yusuf Maulidin
4. Nur Bilal Abdullah Syamsul Ridho
Departemen Jaringan Pesantren Sekolah
1. Nur Rofiq Jailani
2. M. Syafi’i
3. Liza Dian Hidayat
4. Luqman Adi Prasetyo
Departemen Dakwah
1. Yusuf Hidayatullah
2. Alwi Mubarok
3. Saeful Rohman
4. Wildan Jamaludin
Departemen Olahraga, Seni dan Budaya
1. Doni Purnomo
2. Afdani
3. Hasan Romadhoni
4. Dani Ramadhan

LEMBAGA – LEMBAGA
1) Lembaga Pers dan Penerbitan
Direktur : Andriyran Nur Fauzi
Sekretaris : Rizki Arsyansyah Rinjani
Anggota : Fadhil Arif
: Soderi
2) Lembaga Anti Narkoba
Direktur : Latif Hidayat
Sekretaris : Sahal Yabani Rohman
Anggota : Akmal Fatah Rifa'i
: Irham Mustofa
: Adi Setiawan
3) Lembaga Ekonomi, Kewirausahaan dan Koperasi (LEKAS)
Direktur : M. Saefurokhman Ali
Sekretaris : Cahya Dwi Isnanto
Anggota : Supriyanto Sangking Perkasa
: Kian Angger Saputro
: M. Wildan Fauzbika
4) Lembaga Corp Brigade Pembangunan (CBP)
DEWAN KOORDINASI CABANG
Komandan Cabang : A’rof Nur Ikhsan
Biro Adminitrasi : Rizki Setiawan
Biro Logistik : Ayub Nurhuda
Biro Diklat : Imam Ma’ruufah
Biro Kemanusiaan : Saiful Kahfi

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
SUSUNAN PENGURUS
PIMPINAN CABANG IKATAN PELAJAR PUTRI NAHDLATUL ULAMA
KABUPATEN PURBALINGGA - JAWA TENGAH
MASA BAKTI 2019 – 2021

PELINDUNG : Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Purbalingga


: K.H. Achmadi Nurkholis
(Rois Syuriyah PCNU Kabupaten Purbalingga)
: H. A. Muhdzir, S.Ag., MM
(Ketua Tanfidziyah PCNU Kab/Kota Kabupaten Purbalingga)
PEMBINA : 1. Hj. Chamdiyatun
2. Agustinah Zahrah, SH
3. Dra. Dartini
4. Siti Mutmainah, S. Ag
5. Uswatun Chasanah
6. Hj. Atinah Chasanah
7. Uni Munawaroh, S.Pd. I
8. Istiqomah
9. Mamdudatun Afriani
PENGURUS HARIAN
Ketua : Oktriana Fadilah
Wakil Ketua I : Sri Umiati
Wakil Ketua II : Khotimatun Amalia
Wakil Ketua III : Iqnaul Umami Ashidiqi
Sekretaris : Hertianti Rukmana
Wakil Sekretaris I : Leni Safitri
Wakil Sekretaris II : Ainun Ningamatul Bida
Wakil Sekretaris III : Indri Susanti
Bendahara : Asriyati
Wakil Bendahara I : Laela Safitri
Wakil Bendahara II : Nur Rohmah Sri Rezeki
Wakil Bendahara III : Uswatun Khasanah

DEPARTEMEN – DEPARTEMEN :
A. Departemen Pendidikan dan Pengkaderan
Koordinator : Tamara Nur Hapsari
Anggota : 1. Nofita Sufiyani
2. Erliastuti
3. Fitria Soefiyani
4. Anisa Utami Ningtias

B. Departemen Pengembangan Organisasi


Koordinator : Chayatul Laeli
Anggota : 1. Anisa Tuti Lestari
2. Putri Trianingsih
3. Diyan Hera Prasanti

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21
C. Departemen Jaringan Pesantren dan Komisariat
Koordinator : Siti Amanah
Anggota : 1. Fatkhurokhmah
2. Isvina Unaizahroya
3. Angelina Pepidani
D. Departemen Jaringan Komunikasi dan Informatika
Kordinator : Eti Yuliana
Anggota : 1. Tania Rahayu
2. Sholekhatus Salamah
3. Tri Amalia Fadilah
E. Departemen Olahraga dan Budaya
Koordinator : Marlina Akbar
Anggota : 1. Bela Anjani Setianingsih
2. Mbajeng Refi Arini
3. Dwi Sefri Dianti
F. Departemen Dakwah dan Sosial Kemasyarakatan
Koordinator : Sefti Nur Azizah
Anggota : 1. Julianti
2. Dona Safitri
3. Lilis Munjiatin

LEMBAGA – LEMBAGA
A. Lembaga Ekonomi dan Wirausahaan
Koordinator : Nurul Lailathul Khikmah
Anggota : 1. Nuzulia Eka Saputri
2. Fatikhah Purbaningsih
3. Sasa Nurhana
B. Badan Konseling dan Pelajar
Koordinator : Silvina Mawaddah Muhlisoh
Anggota : 1. Ismi Baqiatus Sallamah
2. Arifa Anashifa Faza
3. Mila Lindiawati
C. KPP
Komandan : Reny Maemun Mufazah
Anggota : 1. Jatiya Ajeng Devi S.
2. Siti Nur Dani
3. Priyatin
4. Sofi Fajriyah

Modul Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA)


21

Anda mungkin juga menyukai