Kelompok 4 - Uji Netralisasi Toksin - 3C
Kelompok 4 - Uji Netralisasi Toksin - 3C
Kelompok 4 - Uji Netralisasi Toksin - 3C
Oleh
Kelas 3C
Kelompok 4 :
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
PRODI D-III TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
TAHUN AJARAN 2021/ 2022
A. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Dasar Teori
Infeksi bakteri Gram negatif dapat menyebabkan pengeluaran endotoksin yang akan
menstimulasi makrofag. Stimulasi yang berlebihan terhadap makrofag akan menghasilkan
sejumlah sitokin seperti IL-1, IL-6 dan TNF. Proses ini akan memacu terjadinya reaksi
peradangan yang menyebabkan kerusakan sel, hipotensi, aktivasi sistem koagulasi, gagal
organ multipel dan berakhir dengan kematian. Antibodi yang mengandung reseptor
sitokin dan antagonisnya, berperan dalam menghilangkan sejumlah sitokin dalam
sirkulasi dan mencegah sitokin berikatan pada sel target. Antibodi yang beredar dalam
sirkulasi akan menetralisasi molekul antifagositik dan eksotoksin lainnya yang diproduksi
bakteri.
Mekanisme netralisasi antibodi terhadap bakteri terjadi melalui dua cara. Pertama,
melalui kombinasi antibodi di dekat lokasi biologi aktif infeksi yaitu secara langsung
menghambat reaksi toksin dengan sel target. Kedua, melalui kombinasi antibodi yang
terletak jauh dari lokasi biologi aktif infeksi yaitu dengan mengubah konformasi alosterik
toksin agar tidak dapat bereaksi dengan sel target. Dengan ikatan kompleks bersama
antibodi, toksin tidak dapat berdifusi sehingga rawan terhadap fagositosis, terutama bila
ukuran kompleks membesar karena deposisi komplemen pada permukaan bakteri akan
semakin bertambah.
b. Contoh Penelitian
Uji Potensi Netralisasi dari IgY
Potensi netralisasi dari IgY asal kuning telur ditentukan dengan mengukur
daya proteksinya pada mencit untuk mencegah gejala tetanus. Daya proteksi dari IgY
anti tetanus dibandingkan dengan ATS standar dari efek dosis paralitik (LpllO) toksin
tetanus. Mencit dengan berat badan 17 g sampai 22 g digunakan dalam penelitian ini.
Toksin tetanus yang dipakai adalah toksin tetanus standar dari WHO. Sediaan
antitoksin tetanus standar diencerkan dengan larutan NaCl fisiologis sehingga
kandungan antitoksin tetanus standar dalam larutan adalah 1 IUlml. Sediaan sampel
uji (IgY antitetanus) diencerkan dengan NaCl fisiologis sampai konsentrasinya
mencapai sekitar 1 IUIml. Toksin tetanus standar diencerkan dengan pengenceran
toksin PBS sampai konsentrasinya mencapai 0.4 IU/ml.
Hasil Penelitian :
Potensi IgY dalam menetralisasi toksin tetanus ditentukan dengan metode Spearman-
Karber. Dalam metode ini, kemampuan IgY untuk melindungi mencit dari toksin
tetanus dilihat dari kemampuan mencit untuk tetap hidup dan tidak menunjukkan
gejala sakit khas tetanus, seperti kaki pincang, dan punggung bengkok sampai hari
kelima setelah penyuntikan bahan uji.
Berdasarkan perhitungan Spearman-Karber diperoleh nilai potensi IgY anti tetanus
sebesar 35 IU/ml. Potensi ini 50% lebih rendah dari titer yang didapat pada
penghitungan hasil ekstraksi. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor fisik selama
proses ekstraksi sampai ke proses purifikasi.
C. PENUTUP
a. Kesipulan
Immunoassay adalah tes atau uji yang digunakan untuk mengukur adanya
antigenatau antibodi pada sampel (spesimen bilogikal). Immunoassay dapat
digunakan mendeteksianalyte yang ingin diukur. Analyte merupakan sesuatu yg
diukur dengan tes laboratoriumdapat berupa Ag atau Ab dalam serum. Tujuan
immunoassay adalah untuk mendiagnosasuatu penyakit, mengukur aktivitas
komponen imun dalam tubuh (komplemen, fagositosis, dst). Prinsip immunoassay
adalah reaksi ikatan spesifik Ab-Ag yang membentuk kompleksAg-Ab. Untuk
deteksi Antigen digunakan Antibodi (monoklonal ataupun polikonal ) sehingga
membentuk kompleks Imun (Ag-Ab). Kompleks imun dapat diukur secara
kualitatifatau kuantitatif.
Salah satu contoh uji netralisasi toksin adalah Uji ASTO/ ASO dimana pengujian
atau pemeriksaan ini merupakan salah satu jenis pemeriksaan imunoserologi yang
bertujuan untuk mendeteksi arah Stertolysin O pada serum dengan cara pemurnian
kualitatif. Prinsip dari pemeriksaan ini adalah pencampuran antara suspensi latex
dengan serum yang kadarnya ditingkatkan, lalu kemudian terjadilah aglutinasi yang
terjadi dalam waktu 2 menit.
DAFTAR PUSTAKA