2.3 Commonrail Engine Contro System
2.3 Commonrail Engine Contro System
2.3 Commonrail Engine Contro System
OUTLINE SYSTEM
A. Karakteristik Sistem
a. Commonrail sistem menggunakan tipe ruang akumulasi
Fuel injector
yang disebut rail untuk menyimpan bahan bakar bertekanan,
dan injektor yang memiliki solenoid valve yang dikontrol
secara elektronik untuk menginjeksikan bahan bakar
bertekanan ke dalam silinder.
Fuel rail b. Karena ECM mengontrol sistem injeksi (termasuk tekanan
injeksi, rate injeksi, dan waktu injeksi),sistem injeksi tidak
terpengaruh oleh kecepatan atau beban mesin.
c. Ini memastikan tekanan injeksi yang stabil setiap saat,
terutama dalam rentang putaran engine yang rendah, dan
secara dramatis menurunkan jumlah asap hitam yang
biasanya dipancarkan oleh mesin diesel selama start-up dan
akselerasi.
Fuel supply pump
d. Akibatnya, emisi gas buang lebih bersih dan berkurang,
dan output daya yang lebih tinggi tercapai.
Commonrail sistem dikembangkan terutama untuk mengatasi regulasi
gas buang untuk mesin diesel, dan ditujukan untuk :
1. Peningkatan irit bahan bakar;
2. Pengurangan kebisingan; dan
3. Output daya tinggi.
a Kontrol Tekanan Injeksi
• Memungkinkan injeksi tekanan tinggi bahkan pada
kecepatan mesin rendah.
• Mengoptimalkan kendali untuk meminimalkan partikel
dan emisi NOx.b. Kontrol
FUEL SYSTEM
6 Sistem bahan bakar common rail terdiri dari dua bagian
4 5
tekanan bahan bakar:, bagian low pressure antara fuel
tank dan fuel supply pump dan bagian high-pressure antara
2
fuel supply pump dan fuel injectors.
Bahan bakar dialirkan dari fuel tank melalui a feed pump
dan kemudian dipompa kedalam fuel rail oleh plunger,
semuanya adalah komponen dibagian dalam fuel supply
3 pump. Tekanan tinggi (high pressure) diatur oleh ECM
7 menggunakan fuel rail pressure (FRP) regulator
berdasarkan atas nilai dari FRP sensor yang dipasangkan
pada fuel rail
1 8
11
9
10
1. Fuel tank Fuel filter Fuel injectors
2. Fuel supply pump Fuel rail ECM
3. Pressure limiter valve CMP sensor
4. FRP sensor CKP sensor
5. Various sensor inputs
6.
FUEL SUPPLY PUMP
12 11 10
9
8 fuel supply pump adalah jantung sistem injeksi bahan bakar
elektronik jenis common rail. fuel supply pump dipasang di
7
6 lokasi yang sama dengan pompa jenis injeksi konvensional,
13
yang berputar pada rasio 1 : 1 fuel supply pump dengan
kecepatan poros engkol. Fuel Rail Pressure (FRP) dan Fuel
14
Temperatur (FT) sensor adalah bagian dari fuel supply pump
5
4 assembly. Bahan bakar diambil dari tangki bahan bakar
melalui fuel supply pump dengan menggunakan feed pump
jenis trochoid internal. feed pump ini memompa bahan bakar
ke dalam ruang 2-plunger. Bahan bakar ke dalam ruang ini
diatur oleh FRP regulator yang dikontrol oleh arus yang dikirim
3
5
1
7 8
Type HP3
1. Driveshaft
Gear ratio to crankshaft 0.5 2. Ring cam
3. Pump body
Counterclockwise as viewed from 4. Plunger
Rotational direction 4
drive side 5. Feed pump
Feed pump Trochoid type 6. Inlet filter
7. Regulating valve
Plunger diameter (mm/ in) x number 8.5/ 0.33 x 2 8. FT sensor
9. FRP regulator
Plunger lift (mm/ in) 8.8/ 0.35
FRP regulator type Normally open
2 Fuel Feed Pump
Feed pump tipe trochoid, yang terintegrasi dalam fuel supply
pump, menarik bahan bakar dari tangki bahan bakar dan
1
menyalurkannya ke dua plunger melalui filter dan FRP
regulator . Feed pump didorong oleh drive shaft. Dengan rotasi
4
rotor bagian dalam, feed pump menarik bahan bakar dari inlet
port dan memompanya keluar melalui outlet port. Hal ini
Ring Cam dilakukan sesuai dengan ruang yang naik dan turun dengan
Plunger A pergerakan rotor ke luar dan ke dalam.
Plunger B
3
Feed pump
6 7 9
3
5
8 10
4
1 2
1. FRP regulator
7 9
2. Suction valve
3. Delivery valve
4. Eccentric cam
5. Ring cam
6. Plunger A TDC (compression completed)
7. Plunger B BDC (intake completed)
8. Plunger A beginning of intake
9. Plunger B beginning of compression
10. Plunger A BDC (intake completed)
11. Plunger B TDC (compression completed)
12 10 12. Plunger A beginning of compression
13. Plunger B beginning of intake
0° 90°180°270°360°
Key groove
Plunger A
13 11
Plunger B
ECM INPUTS & OUTPUTS
Penting!
Simbol "!" Memperingatkan Anda akan bahaya sengatan listrik. Untuk m
Berbagai nomor part ECM diset sesuai dengan jenis atau
spesifikasi mesin
Notice!
Jika ECM diganti, konten berikut HARUS diprogram ke dalam ECM baru.
Nomor identifikasi kendaraan (VIN)
Fuel injector ID Code Data (30, 0 - 9 atau A - F karakter untuk setiap fuel injekt
ECM COMMUNICATION
Komunikasi dengan Scan Tool
CAN communication (SAE J1939) (250 kbps)
CAN communication (ISO CAN) (500 kbps) ECM berkomunikasi dengan scan tool melalui controller area
Keyword communication
net work (ISO CAN). ECM memiliki terminal resistor CAN, dan
ECM terminal resistor CAN lainnya dipasang secara terpisah di
dekat IP cluster.
DRM
• Engine speed signal (ECM⇒ IP cluster)
• Vehicle speed signal (ECM⇒ IP cluster)
• Engine coolant temperature signal (ECM⇒ IP cluster)
• Warning/indicator illumination request signal
(ECM⇒ IP cluster)
• Engine parameters for data recording
function (ECM⇒DRM)
3.6V Ini berarti bus driven; CAN High kira-kira. 3,6 volt dan
CAN Low adalah sekitar. 1,6 volt. Sekitar ada beda
tegangan 2 volt.
2.6V
Batas tegangan baterai dan sirkuit ignition feed dapat diamati pada scan tool.
Battery voltage
ECM MAIN
SBF AM2 (30A)
10A fuse
ECM relay
21 40 2 5 24 1 3 4 81 43 62
ECM
ECM
main Battery Ignition Power Case Signal
relay voltage voltage ground ground ground
control
SENSOR VOLTAGE
ECM
ECM menyediakan tegangan referensi 5 volt melalui sirkuit
Ref. 1
CKP sensor referensi 1, 2, 3, 4 dan 5 ke sensor. Sirkuit referensi 5 volt
PTO throttle
position sensor antara 2 dan 5 di bus bersama di dalam ECM. Oleh karena itu,
Boost pressure sensor kondisi hubung singkat pada satu rangkaian referensi sensor 5
volt dapat mempengaruhi seluruh rangkaian referensi 5 volt 2
Idle up sensor
dan 5.
Intake throttle
Ref. 3
FRP sensor
ol Data Displays-
ara masuk yang dihitung dapat diamati pada scan tool oleh unit “ ゜ C” atau “ ゜ F“. Tegangan output juga dapat diamati pada scan tool. Parameter data fisik "° C" atau "°
-Scan Tool Data Displays-
Total Intake
Connected Airwiring
to engine Temperature dalam hal Over temperature, parameter pada scan tool menunjukkan juml
ECM
5 Volt Ref
Signal Voltage
unit “ ゜ C" atau " ゜ F". Tegangan output juga dapat diamati
pada scan tool.Parameter data fisik “ ゜C" atau “ ゜F" akan
diperbaiki ke nilai default ketika DTC diset berkaitan dengan
ECT sensor open circuit atau shot circuit. Untuk
mendiagnosis DTC ini, amati “Volts” dalam tampilan data.
Engine Coolant Temperature Gauge
ECM mengirimkan data suhu pendingin engine ke IP cluster melalui CAN
Gaugelink
angleBerdasarkan data yang dikirim dari ECM, IP cluster menampilkan suhu pendingin
Position ゜C / ゜F
(°)
engine saat ini dengan
a 125 / 257 80
gauge.Ketika suhu pendingin mesin antara 78 hingga 106 ゜ C
b 120 / 248 72.5
(172 hingga 223 ゜ F), jarum pengukur menunjukkan hampir
c 106 / 223 38.0
tengah seperti yang ditunjukkan posisi "c, d".Lampu peringatan
d 78 / 172 38.0
overheat pada IP cluster dinyalakan oleh suhu pengaturan
e 55 / 131 9.0
awal dalam IP cluster. Ketika suhu pendingin mesin lebih tinggi
f 50 / 122 0
dari 120 ゜ C (248 ゜ F), jarum pengukur mencapai zona merah
dan meng ON kan lampu peringatan overheat, dan alarm nada
berdering.
Notice!
Jika engine coolant temperature terdeteksi oleh ECT sensor pada engine control system lebih tinggi dari 110 ゜ C (230 ゜ F) se
t diamati pada scan tool dengan unit "kpa" atau "psi". Tegangan output juga dapat diamati pada scan tool.Parameter data fisik "kpa" atau "psi" akan diperbaiki ke nilai default k
4.5
Output (Volts)
0.5
28 188
2.5V
Sensor 1
0.5V
0% 100%
Pedal position (%)
IDLE UP SENSOR
Sensor idle up mengontrol kecepatan idle (hingga 1600 RPM)
selama pemanasan dan dipasang di panel dash samping
pengemudi. Sensor ini hanya aktif ketika posisi roda gigi posisi
netral. Ketika tuas pemilih dipindahkan ke posisi lain, sinyal
sensor diabaikan. ECM menerima sinyal idle up dari sensor
idle up dan mengontrol kuantitas injeksi bahan bakar.
Notice!
Idling control knob mempunyai area operasi 300 derajat. Jangan coba memutar knob mel
Output (Volts)
2.0
1.0
0.0
Full counterclockw iseFull clockw ise
Turning angle
CRANKSHAFT POSITION (CKP) SENSOR
Sensor CKP terletak di flywheel housing. Rotor sensor
dipasang pada flywheel. Ini memiliki 56 spasi 6 ° terpisah dan
bagian 30 ° terbuka. Bagian span open ini mendeteksi titik
mati atas (TDC). Sensor CKP adalah sensor tipe resistensi
magnet (MRE), yang menghasilkan pulsa sinyal gelombang
persegi. Mendeteksi bagian open span dari sensor CKP dan
satu proyeksi referensi dari sensor camshaft position (CMP),
ECM menentukan TDC kompresi silinder # 1 untuk
memastikan berkorelasi satu sama lain.
Notice!
Jika CKP sensor signal pulse hilang saat running, engine
Flywheel
akan stop.
6°
Crankshaft position
(CKP) sensor 30°
CAMSHAFT POSITION (CMP) SENSOR
Sensor CMP dipasang pada kepala silinder di bagian belakang
gigi camshaft. Sensor CMP mendeteksi total lima proyeksi per
satu putaran mesin (empat proyeksi diatur secara merata
setiap 90 ° dan satu proyeksi 15 derajat referensi pada
permukaan roda camshaft). CMP sensor adalah tipe sensor
elemen resistensi magnet (MRE), yang menghasilkan pulsa
sinyal gelombang persegi
Notice!
Jika CMP sensor signal pulse hilang saat running, engine
akan beroperasi dengan normal. Jika CMP sensor signal
pulse tidak ada saat start-up, engine tidak akan hidup.
1. Camshaft gear
2. Rotating direction
3. CMP sensor
180 ゜ CA Bentuk gelombang pada gambar menunjukkan hubungan
90 ゜ CA 90 ゜ CA pulsa CMP sensor (CH1) dan pulsa sensor CKP (CH2). ECM
mendeteksi 112 pulsa sensor CKP (56 x 2) dan 5 CMP sensor
pulsa per 2 rotasi crankshaft (720 ゜ CA). Kedua rotor sensor
terhubung mekanis. Oleh karena itu, hubungan setiap pulsa
selalu konstan.
Notice!
CH1 0V Jika CKP sensor signal pulses dan CMP sensor signal pulses tidak sinkron seperti timing set, DTC
CH2 0V
CH1 0V
CH2 0V
30 ゜ CA 6 ゜ CA
VEHICLE SPEED SENSOR (VSS)
VSS digunakan oleh ECM, speedometer dan perangkat lain,
yang menghasilkan sinyal kecepatan dari kecepatan rotasi
output shaft transmisi . VSS menggunakan hall effect element.
Yang berinteraksi dengan medan magnet yang diciptakan oleh
magnet yang berputar dan menghasilkan sinyal pulsa
gelombang persegi. ECM menghitung kecepatan kendaraan
oleh VSS dan menggunakan nilai ini untuk mengontrol
exhaust brake dan kontrol lain yang diperlukan signal input
kecepatan kendaraan.
Output
FUEL RAIL PRESSURE (FRP) REGULATOR
ECM mengontrol duti ratio 200 Hz dari FRP regulator
regulator tipe linier, untuk mengontrol kuantitas bahan
bakar yang disuplai ke high pressure plunger. Karena
hanya kuantitas bahan bakar yang diperlukan untuk
mencapai target tekanan rel, maka beban drive dari supply
pump dikurangi.
Ketika arus mengalir ke FRP regulator, gaya elektromotif
variabel dibuat sesuai dengan duty ratio, menggerakkan
plunger solenoid dan mengubah pembukaan saluran bahan
bakar , dengan demikian mengatur kuantitas bahan bakar.
Dengan FRP regulator OFF, return spring meregang,
membuka penuh saluran bahan bakar dan mensuplai
bahan bakar ke plunger (asupan jumlah penuh dan debit
kuantitas penuh). Dengan memutar FRP regulator ON /
OFF, bahan bakar disuplai dalam jumlah yang sesuai
-Scan Tool Data Displays- dengan duty ratio aktuasi, dan bahan bakar dibuang oleh
FRP regulator feedback current dapat diamati pada scan tool plunger.
dengan unit “mA”. FRP regulator command duty ratio dapat juga diamati pada scan tool.
tarting saat FRP regulator harness connector atau ECM harness connector tidak terhubung . Bahan bakar dengan juma penuh dikirirm ke
2 2
1 1
3 3
4 4
5 6
3
3
6 4
5 4 1. High pressure plunger
2. Feed pump
3. FRP regulator
4. Solenoid plunger
5. Large valve opening (large suction quantity)
6. Small valve opening (small suction quantity)
FUEL TEMPERATURE (FT) SENSOR
FT sensor terpasang pada fuel supply pump. FT sensor adalah
sebuah thermistor type sensor dan mengukur temperature
pada bahan bakar yang masuk ke fuel supply pump. Sensor
mempunyai signal circuit dan low reference circuit. Ketika fuel
temperature dingin, sensor resistance tinggi dan ECM
mendeteksi tegangan tinggi pada signal circuit. Ketika fuel
temperature naik, sensor resistance menurun dan ECM
mendeteksi tegangan rendah pada signal circuit. ECM
menggunakan signal voltage ini untuk mengkompensasi fuel
injection control.
Notice!
Valve
Jika pressure limiter valve dioperasikan beberapa kali, terbuka tekanan turun atau bahan bakar bocor dan bisa m
Valve body
Valve guide
Spring
Housing
From fuel rail
To return pipe
FUEL RAIL PRESSURE (FRP) SENSOR
Notice!
Jika injectors sulit dilepas saat membongkar engine, lepas dengan menggunakan special t
Notice!
Mengganti fuel injector HARUS diprogram . Jika mengganti ECM, ID codes HARUS juga diprogram ke E
Measurement @ ID Code (Flow Rate)
high pressure range
2 figur pertama artinya engine code. 20 figures beriktnya
Fuel injection quantity (mm3/st)
P4-3 artinya jumlah kuatitas injeksi bahan bakar offset pada sepuluh
P3-2 correction points. 2 figures terakhir artinya checksum code
P2-3 Measurement @ mid. pada 22 figures.
pressure range
P4-2 Notice!
P3-1 Engine code “86” mengidentifikasi model mesin yang ditetapkan hanya injector. JANGAN bingung dengan engin
P2-2
Measurement @
P4-1 low pressure
P1-2 range
P2-1
P1-1
SAMPLE
1) Tidak Injeksi
Non Injection State Injection State Injection End Two way valve (TWV) menutup outlet orifice dengan
9 tekanan spring, saat tidak ada aliran arus dari Engine
1 Control Module (ECM) ke solenoid. Pada saat itu
2 tekanan bahan bakar yang bekerja ke bagian ujung
3
nozzle sama dengan tekanan bahan bakar yang
4
bekerja ke control chamber melalui inlet orifice.
Drive current Drive current Drive current
Perlawanan tekanan pada bagian ini menyebabkan
tekanan pada permukaan bagian atas piston +
tekanan nozzle spring mengalahkan tekanan pada
5
Pressure in control chamber Pressure in control chamber
Pressure in control chamber bagian ujung nozzle, dengan begitu nozzle didorong
6 ke arah bawah untuk menutup lubang injeksi.
Cylinder #1 fuel injector Cylinder #4 fuel injector Cylinder #3 fuel injector Cylinder #2 fuel injector
Cylinder #1 fuel injector control Cylinder #4 fuel injector control Cylinder #3 fuel injector control Cylinder #2 fuel injector control
-Scan Tool Actuator Test-
Untuk memeriksa fuel injector dari tersumbat, Injector Cutoff
Test atau Injector Forced Drive adalah cocok
Tujuan Injector Cutoff Test adalah untuk memeriksa apakah fuel injector
Tujuan Injector Forced Drive untuk memeriksa apakah fuel injector beke
FUEL INJECTION SYSTEM CONTROL
ECM
Fuel Injection Quantity Control
Kontrol ini menentukan kuantitas injeksi bahan bakar dengan
Accelerator pedal position Basic Fuel Rate
Engine speed Coolant temperature menambahkan temperatur cairan pendingin, suhu bahan bakar,
Intake air temperature suhu udara masuk, tekanan barometrik dan koreksi lainnya
Fuel temperature
Barometric pressure sebagai dasar fuel rate yang dihitung oleh ECM berdasarkan
Correction Other switch signals kondisi operasi mesin (kecepatan engine, penekanan pedal
Cylinder by cylinder correction
gas dan boost pressure). Fuel rate yang lebih banyak
Fuel rail pressure menunjukkan bahwa beban mesin meningkat saat pedal
akselerator ditekan pada kecepatan engine konstan.
Dikombinasikan dengan injeksi bahan bakar tekanan tinggi
Correction
yang dikabutkan, kontrol ini meningkatkan gas buang dan
memastikan konsumsi bahan bakar yang tepat. Dibandingkan
dengan governor mekanik konvensional, electronik control
system memberikan tingkat kebebasan yang lebih tinggi dari
Determining Determining kontrol kuantitas injeksi bahan bakar, sehingga menghadirkan
FRP fuel injector
regulator ON/ ON/ OFF respons akselerator yang tinggi (perasaan akselerasi dan
Off time time & start of perasaan menekan).
injection
Pada saat mesin dinyalakan (setelah ignition kunci kontak
diputar ke posisi START untuk menghidupkan mesin, sampai
kunci kontak dikembalikan ke posisi ON), kuantitas injeksi
bahan bakar optimal dikontrol berdasarkan informasi dari
putaran mesin dan suhu cairan pendingin. Pada suhu rendah,
kuantitas injeksi bahan bakar meningkat. Ketika mesin
dihidupkan sepenuhnya, mode kuantitas yang ditingkatkan ini
dibatalkan dan mode berjalan normal dipulihkan.
#1 cylinder #3 cylinder #4 cylinder #2 cylinder
Idle Vibration Control
Kontrol dibuat untuk mengurangi getaran mesin yang
Crankshaft speed
Crank angle
-Scan Tool Data Displays-
Correction (compensation) rate pada setiap cylinder dapat dilihat pada scan tool. Saat compensation rate negative, fuel injection quantity pada cylinder dikuran
Notice!
Jika cylinder yang terlalu tinggi atau rendah compensation ratenya, dapat mengindikasikan kerusakan pada fuel injector, atau silinde
PREHEATING (GLOW) CONTROL SYSTEM
GLOW CONTROL SYSTEM
Glow control system terdiri dari ECM, glow relay, glow plugr
dan lampu indikator glow plug. Glow control system paling
efektif dioperasikan ketika suhu pendingin mesin rendah, yang
memungkinkan start mesin lebih mudah. Jika kunci kontak
diputar ON ketika pendingin mesin rendah, ECM menyalakan
lampu indikator glow plug dan MENGAKTIFKAN glow plug
melalui relay glow. Setelah waktu yang tetap berlalu, ECM
mematikan lampu indikator glow plug dan glow plug. Lampu
indikator glow plug menyala antara 0,5 detik hingga 4 detik
tergantung pada suhu cairan pendingin engine. Setelah fase
glow, glow plug tetap berenergi untuk waktu yang ditetapkan
dengan menjalankan mesin.
IP cluster
Glow
GLOW PLUG
Battery voltage
Glow plug indicator lamp
ECM
Ignition switch
Glow plug indicator lamp control
10 18 37
A B
est-
aust brake solenoid valve circuit, Exhaust Brake test cocok. Tujuan test ini untuk memeriksa apakah exhaust brake relay solenoid bekerja saat diperintahkan ON. Kerusakan circu
C
Saat memeriksa pisik exhaust brake valve, lepas rubber hose
dari diaphragm chamber dan di beri tekanan negative
menggunakan vacuum pressure gauge. Pastikan valve harus
bergerak dengan smooth saat -66.7 - -93.3 kPa (-500 - -700
mmHg) diberikan.
INTAKE THROTTLE VALVE
A
Section A - A
Katup throttle intake dipasang pada intake manifold inlet. ECM
mengontrol penutup katup throttle intake dengan mengendalikan
motor DC berdasarkan kondisi mesin berputar. Motor DC dikontrol
berdasarkan sinyal pulse width modulation (PWM) yang dikirim dari
ECM. duty ratio 1 kHz berubah 0% ke persentase yang sesuai
Operating angle 83°
adalah kontrol sudut penutupan katup (= kontrol jumlah aliran udara
φ65 masuk). Untuk menutup katup, duty ratio signal dinaikkan. Untuk
membuka katup, duty ratio signal menjadi kecil. Ketika ignition
switch dimatikan, intake throttle valve akan sepenuhnya tertutup
untuk menutup udara masuk, kemudian terbuka penuh (biasanya
A
tipe terbuka).Posisi katup intake throttle terdeteksi oleh sensor
sensor, dan diteruskan ke ECM. Sensor posisi memberikan sinyal ke
ECM pada sirkuit sinyal, yang relatif terhadap perubahan posisi
5 katup.
7
7
8
43 13 3
Notice!
Intake throttle valve macet akan menyebabkan DTC P0638 muncul
Throttle valve Ball bearing DC motor Throttle gear
Valve shaft Return spring Intermediate gear Position sensor
NEUTRAL SWITCH
Neutral switch dipasang pada transmission gearshift control
box. Ketika posisi gigi di posisi netral, switch tehubung
(released) dan switch signal dikirim ke exhaust brake control
relay. Ketika posisi gigi selan neutral, switch terbuka (pressed)
dan switch signal tidak dikirim.
2
1
1. Not used
9. Not used
2. Not used
10. Not used
3. Not used
11. Not used
4. Connected to ground
12. Diagnostic request switch (ECM)
5. Connected to ground
13. Not used
6. CAN high (ISO CAN)
14. CAN low (ISO CAN)
7. Keyword serial data communication
15. Not used
8. Not used
16. Battery voltage
Bagaimana Membaca “Blinking” Diagnostic Trouble Code
Bagaimana membaca Blinking Diagnostic Trouble Code
1. Hubungkan DLC pins No. 12 dan No. 4.
2. Putar kunci kontak ke posisi ON, dengan mesin OFF.
3. Baca jumlah berapa kali kedipan lampu check engine.
Jika tidak ada DTC yang disimpan Code “1”, mengindikasikan
kode display dimulai, dan akan ditunjukan berulang. JIka ada
DTC yang disimpan
Trouble code yang disimpan akan ditampilkan sebanyak 3 kali.
Jika ada lebih dari satu trouble code yang disimpan, DTC
tersebut akan ditampilkan sesuai dengan urutan DTC yang
Example: stored DTC 23 Unit: sec.
2nd digit number 1st digit number memiliki angka terkecil sebanyak 3 kali untuk setiap DTC.
23
Setelah satu putaran ditampilkan, kode akan terus ditampilkan
1.21.20. 0. 0.
3 3 3
mulai dengan kode 23. Hal ini akan terus itampilkan jika terminal
ON DLC dihubungkan.
OF F
Example:DTC225 stored
3rd digit number 2nd digit number 1st digit number
225
0. 0.1.21.20. 0. 0. 0. 0.
3 33 3 3 3 3
ON
OF F
INTERMEDIATE TRAINING
DTC
Tujuan dari mode ini untuk menampilkan dan menghapus kode
problem yang tersimpai di ECM.
Data Display
Tujuan mode ini untuk memonitor terus data parameters. Nilai
arus actual pada sensor dan signal semua penting, solenoid
commands dalam system ditunjukkan melalui mode ini.
"Quick Snap" atau "Snapshot" mengijinkan anda untuk melihat
parameters dalam kronologi lainnya.
Actuator Test
Tujuan mode ini untuk memriksa kerja yang benar pada
electronic system actuators. Menggunakan menu actuator test
dapat test status setiap actuator dan sensor terkait .
Khususnya saat DTC tidak dapat terdeteksi, keslahan circuit
dapat didiagnosa dengan testing. Bahkan saat DTC terdeteksi ,
test circuit menggunakan menu ini dapat membantu
deskriminasi antara masalah mekanis dan masaah elektrik.
Programming
Tujuan mode ini untuk program fuel injector ID code atau VIN
ke dalam ECM jika fuel injector atau ECM diganti .
Special Function
Tujuan mode ini untuk mereset fuel supply pump learning value
dan untuk menghapus EEPROM error di ECM. Ketika fuel
supply pump diganti , lakukan "Fuel Supply Pump Learn
Resetting". "EEPROM Error Clear" digunakan di diagnostic
procedure pada DTC P1621.
Module Information
Tujuan mode ini untuk membaca ECM information seperti
nomor shoftware yang deprogram saat ini dan nomor calibrasi.
6
INTERMEDIATE TRAINING
DIAGNOSTIC TROUBLE CODE (DTC) TYPE DEFINITIONS Conditions for Clearing the MIL/ DTC - Type A
Action Taken When the DTC Sets - Type A • ECM meng OFF kan MIL setelah 1 ignition cycle saat diagnostic
berjalan dan tidak ada kesalahan.
• ECM akan menyalakan Lampu malfunction indicator (MIL) saat
• DTC terhapus saat diagnostic bejalan dan tidak ada kesalahan.
diganostic bekerja dan terjadi kesalahan.
• History DTC akan terhapus setelah 40 siklus pemanasan mesin, dan
• ECM merekam kondisi kerja pada saat kesalahan diagnosa terjadi.
jika tidak ada kesalahan yang dilaporkan.setelah ECM mematikan MIL
ECM menyimpan informasi ini pada Freeze Frame/ Failure Records.
• Gunakan scan tool untuk menghapus MIL dan DTC.
1 driving cycle 2 driving cycles 3 driving cycles 4 driving cycles 5 driving cycles 6 driving cycles
ON
ECM main relay
status OFF
Run
Engine status Crank
Not Run
Failed
Fail status
Not Failed
Present
DTC status
Not Present
ON
MIL status
OFF
Action Taken When the DTC Sets - Type B Conditions for Clearing the MIL/ DTC - Type B
• ECM menyalakan MIL pada siklus mengemudi kedua berturut- • ECM mematikan MIL setelah 1 siklus pengapian ketika
turut ketika diagnostik berjalan dan gagal. diagnostik berjalan dan tidak gagal.
• ECM mencatat kondisi pengoperasian pada saat diagnostik • DTC saat ini akan hilang ketika diagnostik berjalan dan berlalu.
gagal. Saat pertama kali diagnostik gagal, ECM menyimpan
• Histori DTC membersihkan setelah 40 siklus pemanasan
informasi ini dalam Failur Records. Jika laporan diagnostik
berturut-turut, jika tidak ada kegagalan yang dilaporkan
kegagalan pada siklus mengemudi kedua berturut-turut, ECM
setelah ECM memaika MIL
mencatat kondisi operasi pada saat kegagalan dan menyimpan
• Gunakan scan tools untuk menghapus MIL dan DTC.
informasi ini di Freeze Frame dan memperbarui Failure
records.
ON
ECM main relay
status
OFF
Failed
Fail status
Not Failed
ON
MIL status
OFF
INTERMEDIATE TRAINING
Action Taken When the DTC Sets - Type D Conditions for Clearing the DTC - Type D
• ECM tidak akan menyalakan MIL. • DTC saat ini tidak ada saat diagnostic berjalan dan berlalu .
• ECM merekam kondisi operasi pada saat diagnostic fails. • History DTC terhapus setelah 40 siklus warm-up berturut turut
ECM menyimpan informasi ini dalam Failure Records. ijika tidak ada kerusakan yang terrekam.
• Gunakan scan tool untuk menghapus DTC.
ON
ECM main relay
status OFF
Run
Engine status Crank
Not Run
Failed
Fail status
Not Failed
Present
DTC status
Not Present
ON
MIL status
OFF
6
INTERMEDIATE TRAINING
DTC P0335 (Flash Code 15) DTC P0340 (Kode Flash 14)
Deskripsi Sirkuit
Deskripsi Sirkuit
Sensor posisi camshaft (CMP) dipasang di kepala silinder di
Sensor posisi Crankshaft (CKP) lokasi di housing . Ada 56 notches
bagian belakang gigi camshaft. Itu Sensor CMP mendeteksi
spasi 6 ° dan 30 ° celah terbuka (open span). Bagian span
total lima proyeksi per satu siklus mesin (empat proyeksi
terbuka ini memungkinkan untuk mendeteksi top dead center
disusun secara merata setiap 90 ° dan satu proyeksi
(TDC). Sensor CKP adalah sensor tipe magnetic resistance
referensi pada roda gigi camshaft permukaan). Sensor CMP
element (MRE), yang menghasilkan gelombang persegi sinyal
adalah resistensi magnetis
pulsa. Sensor ini memiliki sirkuit berikut.
sensor tipe elemen (MRE), yang menghasilkan persegi
• sirkuit referensi 5 volt
sinyal gelombang pulsa. Sensor memiliki yang berikut ini
• Sirkuit low reference
sirkuit.
• sirkuit sinyal sensor CKP
• sirkuit referensi 5 volt
ECM memonitor pulsa sinyal sensor CKP dan posisi camshaft
• Sirkuit referensi Low
(CMP) untuk memastikan keduanya berkorelasi satu sama lain.
• Sirkuit sinyal sensor CMP
Jika ECM menerima sejumlah pulsa sinyal sensor CMP tanpa
ECM memonitor kedua posisi poros engkol (CKP) sensor
pulsa sinyal sensor CKP, DTC ini akan ditetapkan.
dan sinyal sinyal sensor CMP untuk memastikan mereka
jumlah pulsa sinyal sensor CKP tanpa CMP sinyal sensor
pulsa, DTC ini akan diatur
Kondisi untuk Menjalankan DTC
• DTC P0016, P0336, P0340 dan P0341 tidak set. Kondisi untuk Menjalankan DTC
• Igmition switch ON. • DTC P0016, P0335, P0336 dan P0341 tidak set.
• Pulsa sinyal sensor CMP terdeteksi. • Ignition Swtch ON.
DTC P0087 (Flash Code 225) A Fuel Rail /System Pressure Too Low Penjelasan
Sistem bahan bakar common rail terdiri dari dua bagian
tekanan bahan bakar: bagian low pressure antara fuel
Fuel rail pressure (MPa/ psi)
tank dan fuel supply pump dan bagian high-pressure
Pressure limiter valve opening area
220/ antara fuel supply pump dan fuel injectors.
32,00
0 Fuel dikirimkan dari fuel tank melalui feed pump dan
170 /
24,60Actual pressure kemudian dipompa masuk kedalam fuel rail oleh
0
Desired pressure plungers, semuanya adalah komponen dibagian dalam
fuel supply pump. Tekanan tinggi (high pressure) diatur
oleh ECM menggunakan fuel rail pressure (FRP)
regulator berdasarkan atas nilai dari FRP sensor yang
(2
trips)
dipasangkan pada fuel rail. Pada saat terjadi over
pressure pada fuel rail, sebuah pressure limiter valve
Time
yang dipasangkan pada fuel rail akan terbuka untuk
menurunkan tekanan yang berlebihan (over pressure)
dan mengembalikan bahan bakar ke fuel tank. Jika ECM
mendeteksi fuel rail pressure menjadi sangat tinggi,
kemudian berkurang dengan cepat, DTC ini akan muncul
dan mengindikasikan terjadi tekanan berlebihan, yang
mana akan mengaktifkan pressure limiter valve.
Kondisi untuk menjalankan DTC
• DTC P0192, P0193, P060B dan P0651 tidak muncul.
• Ignition switch di ON.
• Mesin berputar.
Kondisi untuk memunculkan DTC
• ECM mendeteksi pressure limiter valve bekerja dengan over pressure (tekanan lebih dari 170 Mpa [24,600 psi]) didalam
fuel rail.
Bantuan Diagnosa
• FRP regulator terkadang macet dan dapat mengakibatkan fuel pressure menjadi cukup tinggi untuk dapat membuka
pressure limiter valve.
• Nilai FRP sensor yang tidak sesuai dapat memunculkan DTC ini. FRP Sensor pada scan tool dapat terbaca 0.9 sampai 1.0
volt dengan ignition switch ON dan mesin OFF setelah mesin berhenti berputar sedikitnya selama 2 menit.
Penjelasan
Fuel rail pressure (MPa/ psi)
Sistem bahan bakar common rail terdiri dari dua bagian
tekanan bahan bakar: bagian low pressure antara fuel tank
dan fuel supply pump dan bagian high-pressure antara fuel
supply pump dan fuel injectors.
(2 trips)
Bahan bakar dialirkan dari fuel tank melalui a feed pump
Actual pressure
dan kemudian dipompa kedalam fuel rail oleh plunger,
semuanya adalah komponen dibagian dalam fuel supply
pump. Tekanan tinggi (high pressure) diatur oleh ECM
More than 40/ 5,800 menggunakan fuel rail pressure (FRP) regulator
berdasarkan atas nilai dari FRP sensor yang dipasangkan
Desired pressure
pada fuel rail. Jika ECM mendeteksi fuel pressure pada
Kondisi untuk menjalankan DTC
tekanan tertentu lebih tinggi daripada tekanan yang
• DTC P0091, P0092, P0192, P0193, P060B, P0651,
Time P0201 - P0206,
diinginkan, DTC ini akan muncul.
P1261, P1262, P2146 dan P2149 tidak dimunculkan.
• Tegangan Battery antara 18 sampai 32 volts.
• Ignition switch diposisi ON.
• Mesin berputar.
Bantuan diagnosa
• FRP regulator yang terkadang macet dan dapat mengakibatkan
fuel pressure menjadi cukup tinggi untuk dapat memunculkan
DTC ini.
• Nilai FRP sensor yang tidak sesuai dapat memunculkan DTC ini.
FRP Sensor pada scan tool harus terbaca 0.9 sampai 1.0 volt
dengan kondisi ignition switch ON and engine OFF setelah mesin
berhenti berputar sekurangnya 2 menit.
DTC P0182 or P0183 (Flash Code 211) Aksi yang diambil saat DTC muncul
Fuel Temperature Sensor Circuit Low (P0182) • ECM menyalakan MIL saat diagnostic bekerja dan terjadi
Fuel Temperature Sensor Circuit High kesalahan. Lihat ke penjelasan DTC aksi yang diambil saat
(P0183) Penjelasan Circuit DTC Type A muncul.
Fuel temperature (FT) sensor dipasangkan ke fuel supply pump. • ECM menggunakan nilai pengganti FRP.
FT sensor adalah sebuah variable resistor dan dia mengukur • ECM membatasi jumlah fuel injection
temperature dari bahan bakar yang masuk ke fuel supply pump. • ECM menghambat pre injection.
Sensor memiliki signal circuit dan low reference circuit. ECM • ECM menghambat EGR control.
memberikan tegangan 5 volts ke signal circuit dan ground untuk • ECM menghambat cruise control.
low reference circuit. Saat FT sensor dalam keadaan dingin,
sensor resistance adalah tinggi. Saat fuel temperature naik,
sensor resistance akan turun. Dengan hambatan sensor yang Aksi yang diambil saat DTC muncul
tinggi, ECM mendeteksi tegangan yang tinggi pada signal circuit. • ECM menyalakan MIL saat diagnostic bekerja dan terjadi
Dengan hambatan sensor yang lebih rendah, ECM mendeteksi kesalahan. Lihat ke penjelasan DTC aksi yang diambil saat
tegangan yang rendah pada signal circuit. Jika ECM mendeteksi DTC Type A muncul.
signal voltage terlalu rendah atau terlalu tinggi, DTC P0182 atau • ECM menggunakan nilai pengganti FT.
P0183 akan muncul.
Bantuan diagnosa
Kondisi untuk menjalankan DTC • Sebelum men-start mesin dalam keadaan dingin, FT sensor
• DTCs P060B dan P0697 tidak muncul. dan engine coolant temperature (ECT) sensor, temperatur
• Tegangan battery antara 18 sampai 32 volt. harus relative dekat satu sama lain.
• Ignition switch posisi ON. • Jika kondisinya kadang-kadang terjadi, lihat kondisi kadang-
• Mesin berputar lebih dari 3 menit. (DTC P0183) kadang terjadi pada bagian ini.
• Gunakan Temperature vs. Resistance table untuk mengetes FT
Kondisi untuk memunculkan DTC sensor pada beberapa variasi level temperature untuk
mengevaluasi kemungkinan sensornya abnormal. Sensor
• ECM mendeteksi tegangan signal FT sensor kurang dari 0.1
abnormal dapat mengakibatkan kemampuan kerjanya menurun.
volt selama 3 detik. (DTC P0182)
• ECM mendeteksi tegangan signal FT sensor lebih dari 4.85
volt selama 3 detik. (DTC P0183)
DTC P0192 or P0193 (Flash Code 245)
Fuel Rail Pressure Sensor Circuit Low (P0192)
Fuel Rail Pressure Sensor Circuit High (P0193)
Bantuan Diagnosa
Penjelasan Sirkuit • Jika ditemukan kondisi kadang-kadang terjadi, lihat kondisi
Fuel rail pressure (FRP) sensor dipasangkan pada fuel rail dan kadang-kadang terjadi pada bagian ini.
mendeteksi tekanan bahan bakar didalam fuel rail, tekanan • Interfensi Electromagnetic dapat mengakibatkan kondisi
dikonversi kedalam voltage signal, dan signal dikirimkan ke masalah kadang-kadang terjadi.
ECM. Sensor memiliki rangkaian sebagai berikut.
• 5 volts reference circuit
• Low reference circuit
• FRP sensor signal circuit
ECM memonitor tegangan signal FRP sensor. Tekanan tinggi
fuel rail menjadikan teganan signal tinggi dan selama tekanan
rendah menjadikan tegangan signal rendah. ECM
mengkalkulasi aktual tekanan fuel rail (fuel pressure) dari
tegangan signal dan hasilnya digunakan untuk mengontrol fuel
injection dan tugas kontrol lainnya. Jika ECM mendeteksi
tegangan signal terlalu rendah atau tinggi, DTC P0192 atau
P0193 akan muncul.
Kondisi menjalankan DTC
• DTC P060B dan P0651 tidak muncul.
• Tegangan Battery antara 18 sampai 32 volts.
• Ignition switch posisi ON.
Catatan: DTC ini hampir sama seperti mengindikasikan tidak ada tekanan bahan bakar.
Karena kebocoran bahan bakar pada bagian high pressure. Periksa kebocoran bahan bakar pada bagian high pressure antara fuel
supply pump dan fuel injector pertama.
Catatan: Jika tangki bahan bakar kosong atau mendekati kosong, udara
Dapat masuk kedalam system bahan bakar. Dengan udara yang ada didalam fuel system, aliran yang lambat dari bahan bakar yang
masuk kedalam supply pump terhambat dan DTC ini akan dapat muncul. Lakukan bleeding system bahan bakar setelah mengisi
kembali bahan bakar.
SERVICING
MENGGANTI ECM
Menarik data Fuel Injector ID Code denagn ECM tidak
Ikuti langkah A - D prosedur untuk menganti dan memprogram berkomunikasi
ECM.
Jika scan tool tidak dapat berkomunikasi, fuel injector ID codes harus di
record dari label yang dipasang pabrik pada cylinder head cover atau
A. Upload fuel injector ID codes dari ECM lama.
masing masing fuel injector ID plate.
B. Ganti ECM lama dengan ECM baru.
C. Program yang di upload
pertama adalah fuel injector ID Recording from the label on
codes, lalu
Notice! program vehicle cylinder head cover
identification
Only performnumber (VIN) ke if the fuel injectors are not being replaced in the past.
this procedure
dalam ECM.
D. Lakukan prosedur fuel
supply pump relearn dengan
mengikuti engine idle dalam
neutral hingga suhu operasi
normal tercapai.
SAMPLE
Recording from each fuel injector B. Removal and Installation
1. Lepas cylinder head cover. Secara pisik lepas ECM lama dan pasang ECM baru.
2. Catat 24 figures dari setiap fuel injector ID code.
C. Programming Fuel Injector ID Codes and VIN
1. Pasang scan tool.
2. Turn ON ignition, dengan engine OFF.
Notice!
When retrieving the Fuel Injector ID Code Data with a Non-
communicating ECM, go to Step 5 after performing Program Injector ID
Code.