Modul KDPK Sofia Materi 1234
Modul KDPK Sofia Materi 1234
Modul KDPK Sofia Materi 1234
DASAR PRAKTIK
KEBIDANAN (KDPK)
Shofia Az-zahra
NIM: P07524419111
K e l a s : DI V 2 C k e b i d a n a n M e d a n
P o l i t e k n i k K e s e h a t a n K em e n k e s R I M e d a n
P r o d i D- I V K e b i d an a n M e d a n
TA 2020/2021
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
KATA PENGANTAR
Penyusun
2
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................I
DAFTAR ISI.................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan........................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
Evaluasi formatif.............................................................................................................50
Kunci jawaban.................................................................................................................54
3.1 Kesimpulan................................................................................................................53
3.2 Saran..........................................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................55
3
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat,Tujuan dan Petunjuk Belajar
Deskripsi Singkat
Kewaspadaan Universal yaitu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh
seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi dan didasarkan pada
prinsip bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan penyakit, baik berasal
dari pasien maupun petugas kesehatan. Perawat sebagai petugas kesehatan yang memberikan
pelayanan keperawatan dan melakukan prosedur keperawatan baik yang invansive maupun
non invansive untuk memenuhi kebutuhan passion akan kontak langsung dengan darah atau
cairan tubuh pasien. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan,yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya
keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang berikan oleh bidan
sesuaidengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkankesehatan ibu
dan anak dalam ragka tercapainya keluarga berkwalitas.
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Tujuan Pencegahan Infeksi (PI) adalah melindungi ibu, BBL, keluarga, penolong persalinan
dan tenaga kesehatan lain sehingga mengurangi infeksi karena bakteri, Virus, dan Jamur. PI
juga bertujuan untuk menurunkan resiko penularan penyakit berbahaya ( hepatitis, HIV/AIDS
).
4
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
TujuanPembelajaran
1. Mengetahui apa itu Sejarah pelaksanaan kewaspadaan universal?
2. Mengetahui bagaimana pengenalan lingkungan dalam pelayanan kebidanan?
3. Mengetahui pengertian patient safety?
4. Mengetahui prinsip pencegahan infeksi?
5. Mengetahui Pemrosesan instrumen, sarung tangan dan peralatan lainnya?
6. Mengetahui apa itu infeksi nosokomial?
PetunjukBelajar
Bacalah doa terlebih dahulu sesuai dengan ,keyakinanmu agar diberikan kemudahan
dalam mempelajari materi ini.
Bacalah materi ini dengan seksama, sehingga isi materi ini dapat dipahami dengan
baik.
Buat dan isilah rencana pembelajaran yang terdapat dalam modul agar dapat
mengkonsultasikannya apabila mendapat kesulitan.
Kerjakan lembar kegiatan siswa yang sudah disediakan dengan sungguh-sungguh.
5
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
IndikatorPembelajaran
1. Apa pengertian kewaspadaan baku?
2. Apa prinsip pencegahan infeksi?
3. Apa itu patient safety?
4. Apa itu infeksi?
5. Apa itu pengolahan sampah?
6
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
Uraian Materi
7
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
memelihara sarana agar selalu siap dipakai dan dapat dipakai selama mungkin. Secara rinci
kewajiban dan tanggung jawab tersebut meliputi a) bertanggung jawab melaksanakan dan
menjaga keselamatan kerja di lingkungannya, wajib mematuhi instruksi yang diberikan
dalam rangka kesehatan dan keselamatan kerja, dan membantu mempertahankan lingkungan
bersih dan aman b) mengetahui kebijakan dan menerapkan prosedur kerja, pencegahan
infeksi, dan mematuhi dalam pekerjaan sehari–hari c) tenaga kesehatan yang menderita
penyakit yang dapat meningkatkan resiko penularan infeksi baik dari dirinya kepada pasien
atau sebaliknya sebaiknya tidak merawat pasien secara langsung d) bagi tenaga kesehatan
yang mengidap HIV positif (Depkes, 2003). Tenaga kesehatan yang berada di dalam area
seperti ruang operasi, instalasi gawat darurat dan laboratorium sangat rentan dan memiliki
resiko tinggi untuk terekspose pada penularan penyakit akibat infeksi virus atau bakteri. Di
antara 35 juta tenaga kesehatan di seluruh dunia, terdapat sekitar 3 juta tenaga kesehatan yang
mengalami infeksi virus akibat luka pada jaringan kulit (per cutaneous) setiap tahunnya,
dengan kriteria sebanyak 2 juta tenaga kesehatan terinfeksi oleh virus HBV, 0,9 juta tenaga
kesehatan terinfeksi virus HCV dan 170.000 tenaga kesehatan terinfeksi virus HIV. Dimana
akibat infeksi virus tersebut, sebanyak 15.000 tenaga kesehatan menderita penyakit Hepatitits
C, 70.000 tenaga kesehatan menderita penyakit Hepatitis B dan sebanyak 1.000 tenaga
kesehatan menderita penyakit AIDS dan perlu diketahui pula, lebih dari 90% kasus infeksi ini
terjadi di negara berkembang. Penyebaran dan penularan penyakit terhadap tenaga kesehatan
sebenarnya dapat dicegah dan strategi untuk melindungi para tenaga kesehatan dari paparan
virus berbahaya adalah meliputi implementasi mengenai tindakan kewaspadaan universal,
pemberian vaksin Hepatitis B dan kemampuan serta kesadaran diri sendiri untuk melindungi
diri dari paparan infeksi virus (WHO, 2010).
Menurut Kusman, dkk, (2007) di Amerika Serikat pada tahun 2001 terdapat 57 kasus
tenaga kesehatan yang terinfeksi HIV akibat resiko pekerjaan. Dari 57 kasus tersebut, 24
kasus diantaranya dialami oleh perawat. Di Indonesia, walaupun belum terdapat data yang
pasti, namun jika melihat pengendalian infeksi di rumah sakit yang masih lemah, maka resiko
penularan infeksi termasuk HIV terhadap perawat bisa dikatakan masih cukup tinggi
(Kusman dkk, 2007). Salah satu cara untuk mengendalikan penyebaran infeksi di rumah sakit
adalah dengan tindakan Universal Precautions. Penerapan standar Universal Precautions
penting untuk mengurangi resiko penularan mikroorganisme yang berasal dari sumber infeksi
yang diketahui dan tidak diketahui (Nursalam, 2007). Pencegahan infeksi nosokomial di
rumah sakit dapat dilakukan melalui pelaksanaan program universal precaution atau tindakan
– tindakan aseptis dan antiseptis yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, baik
8
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
9
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
Karena akan sulit untuk mengetahui apakah pasien terinfeksi atau tidak, petugas
layanan kesehatan harus menerapkan kewaspadaan universal secara penuh dalam hubungan
dengan semua pasien, dengan melakukan tindakan berikut:
Cuci tangan setelah berhubungan dengan pasienatau setelah membuka sarung tangan.
Segera cuci tangan setelah ada hubungan dengan cairan tubuh.
Menggunakan sarung tangan bila mungkin ada hubungan dengan cairan tubuh.
Menggunakan masker dan kacamata pelindung jika kemungkinan terdapat percikan
cairan tubuh.
Buang jarum suntik dan alat tajam lain secara aman (yang sekali pakai, tidak boleh
dipakai ulang).
Bersihkan tumapahan cairan tubuh dengan bahan yang cocok.
Patuhi standar sterilisasi alat medis.
Tangani semua bahan yang tercemar dengan cairan tubuh sesuai dengan prosedur.
Buang limbah sesuai dengan prosedur.
Penerapan Kewaspadaan Universal (Universal Precaution) didasarkan pada keyakinan
bahwa darah dan cairan tubuh sangat potensial menularkan penyakit, baik yang
berasal dari pasien maupun petugas kesehatan. Prosedur Kewaspadaan Universal ini
juga dapat dianggap sebagai pendukung progran K3 bagi petugas kesehatan.
Dengan menerapkan KU, setiap petugas kesehatan akan terlindung secara maksimal
dari kemungkinan terkena infeksi penyakit yang ditularkan melalui darah/cairan
tubuh, baik dari kasus yang terdiagnosis maupun yang tidak terdiagnosis.
10
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
dan mahasiswa untuk mencuci tangannya dengan larutan klorin sebelum memeriksakan ibu
tersebut. Setelah aturan ini diterapkan, angka kematian menurun menjadi serupa dengan
bangsal yang dilayani oleh bidan.
Dengan masalah infeksi nosokomial menjadi semakin jelas, dicari kebijakan baru
untuk menguranginya. Solusi pertama pada 1877 adalah mendirikan rumah sakit khusus
untuk penyakit menular. Pengenalan sarung tangan lateks pada 1887 membantu mengurangi
penularan. Tetapi dengan peningkatan mortalitas (angka kematian) di 1960-an, Departemen
Kesehatan di Amerika Serikat pada tahu 1970 mengeluarkan kebijakan untuk mengisolasikan
semua pasien yang diketahui tertular infeksi menular. Namun kebijakan ini kurang berhasil
serta menimbulkan banyak masalah lain. Perhatian pada masalah ini menjadi semakin tinggi
dengan munculnya HIV pada 1985, kebijakan kewaspadaan universal dikenalkan pada 1985.
Sesuai dengan kebijakan ini yang dikembangkan pada 1970, semua pasien yang diketahui
terinfeksi penyakit menular melalui tes wajib diisolasi. Kebijakan ini menentukan tujuh
kategori isolasi berdasarkan sifat infeksinya (daya menular, ganas, dll.). Kewaspadaan khusus
(sarung tangan dsb.) dengan tingkat yang ditentukan oleh kategori hanya dipakai untuk
pasien ini.
12
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
Sejak AIDS diketahui, kebijakan baru yang bernama kewaspadaan universal (KU)
dikembangkan. Kebijakan ini menganggap bahwa setiap darah dan cairan tertentu lain dapat
mengandung infeksi, tidak memandang status sumbernya. Lagipula, semua alat medis harus
dianggap sebagai sumber penularan, dan penularan dapat terjadi pada setiap layanan
kesehatan, termasuk layanan kesehatan gigi dan persalinan, pada setiap tingkat (klinik dan
puskesmas sampai dengan rumah sakit rujukan).
Harus ditekankan bahwa kewaspadaan universal dibutuhkan tidak hanya untuk
melindungi terhadap penularan HIV tetapi yang tidak kalah penting terhadap infeksi lain
yang dapat parah dan sebetulnya lebih mudah menular, misalnya virus Hepatitis B dan C.
Petugas layanan kesehatan harus menerapkan kewaspadaan universal secara penuh dalam
hubungan dengan semua pasien. Kita biasanya menganggap cairan yang dapat menular HIV
sebagai darah, cairan kelamin dan ASI saja. Namun ada cairan lain yang dapat mengandung
kuman lain, dan dalam sarana kesehatan, lebih banyak cairan tubuh biasanya tersentuh.
Contohnya, walaupun tinja tidak mengandung HIV, cairan berikut mengandung banyak
kuman lain nanah, cairan ketuban, cairan limfa, ekskreta (air seni, tinja).
13
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, yang
diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang
berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai
dengan kewenangan yang diberikan dengan meksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak
dalam rangka tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera.
Sasaran pelayanan kebidanan adalah individu, keluarga dan masyarakat yang meliputi
upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan.
Layanan kebidanan dapat dibedakan menjadi :
a). Layanan kebidanan primer adalah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi
tanggungjawab bidan.
b). Layanan kebidanan kolaborasi adalah layanan yang dilakukan oleh bidan sebagai
anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari
sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.
14
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
c). Layanan kebidanan rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka
rujukan ke system pelayanan yang lenih tinggi atau sebaliknya yaitu yang dilakukan oleh
bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan rujukan
yang dilakukan oleh bidan ke tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan lain secara horizontal
maupun vertikal atau ke profesi kesehatan lainnya. Layanan kebidanan yang tepat akan
meningkatkan keamanan dan kesejahteraan ibu dan bayi.
a. Pengertian Patient safety
Menurut Supari tahun 2005, patient safety adalah bebas dari cidera aksidental atau
menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis dan kesalahan pengobatan.
Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk : assesment resiko, identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan belajar dari insident dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
meminimalkan timbulnya resiko. Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya dilakukan (DepKes RI, 2006).
15
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang Keselamatan pasien, “dorong staf anda untuk
melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana & mengapa kejadian itu timbul”
7. Cegah cedera melalui implementasi sistem Keselamatan pasien, “Gunakan informasi yang
ada tentang kejadian/masalah untuk melakukan perubahan pada sistem.
18
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
a. Pengertian
Infeksi adalah invasi dari mikroorganisme patogen yang masuk dan berkembang biak
di dalam tubuh dan menyebabkan sakit, dapat menimbulkan gejala klinis maupun tidak
(asymptomatis). Upaya pencegahan infeksi adalah usaha yang dilakukan untuk menghindari
masuknya mikrooganisme ke dalam jaringan tubuh, sehingga dapat terhindar dari penyakit
infeksi.
Pencegahan infeksi sering megandalkan adanya barier antara penjamu dan agen.
Upaya “pemutusan rantai” ini dapat dianggap sebagai barier protektif. Yang dimaksud
dengan barier protektif adalah proses-proses fisik, mekanik, atau kimia yang membantu
mencegah penularan infeksi dari klien satu ke klien lainnya, petugas klinik ke klien atau
sebaliknya karena kurangnya tindak pencegahan infeksi atau dari alat kesehatan yang
terkontaminasi.
Teknik asepsis atau aseptic adalah istilah umum yang digunakan dalam asuhan
kesehatan untuk menggambarkan segala upaya yang dilakukan untuk mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi.
Tujuan asepsis adalah untuk mengurangi atau menghilangkan sejumlah mikroorganisme baik
yang terdapat pada permukaan bend
a hidup (kulit, jaringan) maupun benda-benda mati (alat kesehatan) hingga mencapai taraf
yang aman.
Antisepsis adalah pencegahan infeksi dengan membunuh atau menghambat
pertumbuhan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya. Dekontaminasi
adalah proses yang dilakukan agar benda mati dapat disentuh oleh petugas kesehatan
secara aman, terutama petugas pembersih alat kesehatan sebelum proses pencucian
dilakukan.
Pencucian adalah proses secara fisik yang meghilangkan darah, cairan tubuh atau
benda asing lainnya seperti debu atau kotoran yang terlihat di kulit atau alat
kesehatan.
Disinfeksi adalah suatu proses yang menghilangkan sebagian besar mikroorganisme
19
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
dari alat kesehatan. Disinfeksi tingkat tinggi (DTT) dapat dilakukan melalui
pemanasan atau penggunaan bahan-bahan kimia, menghilangkan seluruh
mikroorganisme, kecuali beberapa endospora bakteri.
Sterilisasi adalah suatu proses yang dapat membunuh seluruh mikroorganisme
termasuk endospora bakteri pada alat kesehatan.
1. Bakteri
Bakteri merupakan penyebab terbanyak dari infeksi. Ratusan spesies bakteri dapat
menyebabkan penyakit pada tubuh manusia dan dapat hidup didalamnya, bakteri bisa masuk
melalui udara, air, tanah, makanan, cairan dan jaringan tubuh dan benda mati lainnya.
2. Virus
Virus terutama berisi asam nukleat (nucleic acid), karenanya harus masuk dalam sel hidup
untuk diproduksi.
3. Fungi
Fungi terdiri dari ragi dan jamur.
4. Parasit
Parasit hidup dalam organisme hidup lain, termasuk kelompok parasit adalah protozoa,
cacing dan arthropoda.
c. Tujuan
Tujuan tindakan pencegahan infeksi antara lain:
a. Mencegah terjadinya infeksi silang antara pasien dan petugas.
b. Menangani peralatan / instrumen medis yang dipakai pada saat tindakan dengan prosedur
yang benar
c. Mengelola sampah dan limbah yang dihasilkan saat proses persalinan dengan tepat.
20
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
a. Setiap individu dianggap dapat menularkan penyakit, karena infeksi ada yang bersifat
asymptomatik atau tidak ada gejala.
b. Setiap individu dianggap dapat terkena infeksi
c. Setiap benda maupun peralatan yang sudah dipakai pada saat melakukan tindakan
dianggap sudah terkontaminasi sehingga perlu dicuci hama kembali secara benar.
d. Jika belum yakin dengan proses aseptik terhadap lingkungan maupun peralatan yang
terkontaminasi maka dianggap masih terkontaminasi.
e. Resiko infeksi akan selalu ada dan tidak dapat dihilangkan, tapi dapat diminimalisir dengan
mengikuti prosedur pencegahan infeksi secara benar.
Pencegahan infeksi membantu semua petugas pelayanan kesehatan rumah sakit dan
klinik, untuk memahami prinsip-prinsip dasar pencegahan infeksi, termasuk siklus
penyebaran penyakit dan konsep-konsep lainnya yang penting. Pencegahan infeksi
merupakan bagian terpenting dalam dan dari setiap komponen perawatan BBL. Pencegahan
yang dilakukan antara lain adalah imunisasi maternal (tetanus, rubella, varisela, hepatitis B).
Dengan demikian risiko infeksi bayi baru lahir dapat di minimalkan.
Tujuan Pencegahan Infeksi (PI) adalah melindungi ibu, BBL, keluarga, penolong
persalinan dan tenaga kesehatan lain sehingga mengurangi infeksi karena bakteri, Virus, dan
Jamur. PI juga bertujuan untuk menurunkan resiko penularan penyakit berbahaya ( hepatitis,
HIV/AIDS ).
21
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
KEWASPADAAN BAKU
Komponen Utama :
1. Cuci tangan
- Setelah menyentuh darah, duh tubuh, sekresi, ekskresi, dan bahan terkontaminasi
- Segera setelah melepas sarung tangan
22
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
23
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
2. Apabila dikehendaki efek antimikroba (misalnya sebelum suatu tindakan invasif atau
kontak dengan pasien yang rentan seperti pasien AIDS atau bayi baru lahir)
penggosok tangan berbasis alkohol tanpa air harus digunakan.
3. Di area beresiko tinggi, seperti ruang bedah dan ICU atau unit transplantasi, langkah-
langkah penggosokan tangan dengan menggunakan sikat lunak atau spon dalam
waktu singkat (setidaknya 2 menit) dapat menggantikan penggosokan keras dengan
sikat kasar selama 6-10 menit.
4. Untuk petugas yang sering mencuci tangan tangannya (30 kali atau lebih per shift),
pelumas tangan dan krim harus disediakan agar dapat mengurangi iritasi kulit.
Kesehatan dan kebersihan tangan dapat dilakukan dengna kegiatan cuci tangan rutin
(dengan atau tanpa bahan antiseptik) ataupun penggosok tangan antiseptik dan
penggosok tangan bedah dengna mmpergunakan bahan dasar alkohol tanpa air.
Tujuan dan cara untuk melakukannya masing-masing agak berbeda.
24
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
Cuci Tangan
Tujuan cuci tangan adalah menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari
permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara. Cucu tangan dengan
sabun biasa dan air sama efektifnya dengna cuci tangan menggunakan sabun anti mikrobial
(Pereira, Lee dan Wade 1990).
Cuci tangan sebaiknya dilakukan sebelum :
1. Memeriksa (kontak langsung) dengan psien; dan
2. Memakai sarung tangan bedah steril atau DTT sebelum pembedahan atau sarung
tangan pemeriksaan untuk tidakan rutin, seperti pemeriksaan panggul.
1. Basahi tangan dan tuangkan atau oleskan produk sabun di telapan tangan.
2. Tangkupkan kedua telapak tangan dan gosokkan produk sabun yang telah dituangkan.
3. Letakkan telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri dengan jari yang terjalin dan
ulangi untuk sebaliknya.
4. Letakkan telapak tangan kanan ke telapak tangan kiri dengan jari saling terkait.
5. Tangan kanan dan kiri saling menggenggam dan jari bertautan agar sabun mengenai kuku
dan pangkal jari.
6. Gosok ibu jari kiri dengan menggunakan tangan kanan dan sebaliknya.
25
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
7. Gosokkan jari-jari tangan kanan yang tergenggam di telapak tangan kiri dan sebaliknya.
Lalu bilas dengan air mengalir sampai bersih dan keringkan.
Sarung tangan
Walaupun telah berulang kali terbukti sangant efektif mencegah kontaminasi pada
tangan petugas kesehatan (Tenosis, dkk, 2001), sarung tangan tidak dapat menggantikan
perlunya cuci tangan. Sarung tangan lateks kualitas terbaikpun mungkin mempunyai
kerusakan kecil yang tidak tampak. Selain itu, sarung tangan juga dapat robek sehingga
tangan dapat terkontaminasi sewaktu melepaskan sarung tangan (Bagg, Jenkins, Barker 1990;
Davis 2001).
Jenis sarung tangan :
1. Sarung tangan bedah, dipakai sewaktu melakukan tindakan invasif atau pembendahan.
2. Sarung tangan pemeriksaan, dipakai untuk melindungi petugas kesehatan sewaktu
melakukan pemeriksaan atau pekerjaan rutin.
3. Sarung tangan rumah tangga, dipakai sewaktu memroses peralatan, menangani bahan-
bahan terkontaminasi, dan sewaktu membersihkan permukaan terkontaminasi
26
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
Alat Perlindungan Diri (APD) merupakan hal penting dalam pencegahan infeksi, pada
saat melakukan pertolongan persalinan berikut adalah APD yang harus disediakan di ruang
persalinan dan harus digunakan.
Celemek
Digunaakan untuk melindungi pakaian petugas dari percikan darah dan cairan tubuh
lainnya, biasanya berbahan plastik dan berbentuk seperti rompi terbalik.
Sepatu Boot
Sepatu yang digunakan umumnya berbahan karet atau plastik yang kedap air dan
mudah dibersihkan. Digunakan dari ujung sampai setinggi betis. Digunakan untuk
melindungi kaki dari darah atau cairan tubuh yang tercecer di lantai, atau benda tajam
yang terjatuh. Tidak disarankan menggunakan sandal karena tidak menutup seluruh
kaki.
Sarung Tangan
Petugas diharuskan menggunakan sarung tangan yaitu sebelum kontak dengan cairan
tubuh pasien, sebelum melakukan pemeriksaan dalam, membersihkan sampah yang
terkontaminasi.
Kacamata
Digunakan untuk melindungi mata dari percikan darah atau cairan tubuh. Umumnya
terbuat dari bahan plastik yang jernih. Ada bentuk kacamata yang menyatu dengan
pelindung muka.
Masker
Digunakan untuk menghindari penularan mikroorganisme melalui udara saat
berbicara dengan pasien, batuk maupun bersin. Selain itu dapat mencegah percikan
darah atau cairan tubuh masuk ke mulut dan hidung. Saat menggunakan masker harus
menutupi hidung, mulut dan dagu.
Penutup Kepala
27
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
PILIHAN ANTISEPTIK
Sabun dan air bersih dapat menghilangkan kotoran dan benda lainnya seprti
mikroorganisme sementara dari permukaan kulit, sebaliknya larutan antiseptik bisa
membunuh atau menghambat hampir semua mikroorganisme sementara dan mikroorganisme
menetap, termasuk bakteri vegetatif dan virus. Antiseptik digunakan untk menghilangkan
mikroorganisme tanpa menyebabkan rusaknya atau teritasinya kulit atau selaput lendir
(mukosa) ketika ia digunakan. Selain itu, beberapa larutan antiseptik mempunyai efek residu,
artinya proses penghancuran terus berlanjut selama satu waktu setelelah diberikan pada kulit
atau selaput lendir.
Banyak sekali bahan kimia yang memenuhi syarat sebagai antiseptik. Tabel 6-1 berisi
daftar beberapa larutan antiseptik yang dianjurkan, aktivitas mikrobiologi dan
kemampuannya. (Sistem pengelompokan yang digunakan adalah baik, sedang, buruk dan
nihil). Antiseptik yang paling sering digunakan adalah klorheksidin glukonat, yang terdapat
dalam Hibitane Hibiscrub, dan iodofor terdapat dalam Betadine, dan Wescodyne. Tidak
terdapat dalam daftar Tabel 6-1 adalah Savlon, yang mengandung klorheksidin dan tersedia
di seluruh belahan dunia, karena banyak dijual sebagai larutan konsentrat yang diencerkan
28
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
dengan air dan di banyak negara konsentrat yang diencerkan dengan air dan di banyak negara
konsentrat ini digunakan kurang dari 1%, yang berarti sangat rendah dan tidak efektif.
PENGGUNAAN ANTISEPTIK
Kebersihan Tangan
Sabun antikuman atau deterjen tidak lagi efektif dibandingkan sabun biasa dan air
bersih untuk mengurangi risiko infeksi saat digunakan untuk cuci tangan, meski kualitas
airnya bagus. Misalnya, air yang mengandung sejumlah partikel (membuat air menjadi keruh)
atau terkontaminasi, tidak boleh digunakan untuk membasuh tangan sebelum pembedahan.
Lebih lagi, sabun antikuman berharga mahal dan gampang mengiritasi kulit dibandingkan
dengan sabun biasa. Instruksi yang lebih rinci untuk cuci tangan bedah menggunakan cairan
antiseptik ataupun penggosok tangan antiseptik.
Instruksi:
Langkah 1 : Dilarang mencukur rambut di sekitar lokasi operasi. Pencukuran bisa
meningkatkan risiko infeksi 5-10 kali karena goresan kecil di kulit bisa mengakibatkan
tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme (Nichols 1991; Seropian dan Reynolds 1971).
Apabila rambut harus dipotong, gunting rambut yang berdekatan dengan permukaan kulit
dengan menggunakan gunting sebelum pembedahan berlangsung.
Langkah 2 : Tanyakan kepada pasien mengenai reaksi alergi (misal pemberian yodium)
sebelum memilih larutan antiseptik.
Langkah 3 : Apabila kulit atau daerah bagian luar kelamin tidak bersih, bersihkan dengan
sabun dan basuh dengan air bersih kemudian keringkan daerah tersebut sebelum diberi
antiseptik.
Langkah 4 : Gunakan cunam kering dan didisinfeksi tingkat tinggi (DTT), kapas serta
kain kasa baru direndam dalam larutan antiseptik, dan bersihkan tangan secara menyeluruh.
Kerjakan di luar lokasi operasi kurang lebih beberapa sentimeter. (Gerakan memutar dari
pusat membantu mencegah rekontaminasi daerah operasi terhadap bakteri kulit lokal).
29
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
Langkah 5 : Biarkan antiseptik bekerja efektif untuk beberapa saat sebelum prosedur
dimulai. Contoh, saat iodofor digunakan biarkan selama 2 menit atau tunggu sampai kulit
menjadi kering sebelum dilanjutkan, sebab iodin bebas (bahan aktif) dilepaskan secara
perlahan.
· Kecuali hanya tersedia dalam jumlah kecil, tuangkan antiseptik ke dalam tempat kecil
yang bisa digunakan kembali untuk pemakaian sehari-hari. Hal ini untuk melindungi p
enguapan dan kontaminasi. Pastikan nama larutan yang benar ditempel pada tempatnya setiap
kali akan diisi. Jangan menyimpan kain kasa atau kapas dalam larutan antiseptik karena dapat
menimbulkan kontaminasi.
· Buatlah jadwal yang teratur untuk menyiapkan larutan baru dan membersihkan tempat
yang dapat digunakan kembali. (Larutan bisa meningkatkan risiko saat terkontaminasi setelah
disimpan selama 1 minggu). Jangan “mengisi ulang” dispenser antiseptik.
· Cuci tempat yang bisa dipakai kembali secara menyeluruh dengan sabun dan air bersih,
bersihkan dengan air mendidih apabila ada dan keringkan sebelum diisi kembali.
· Beri tanggal setiap tempat antiseptik yang akan digunakan kembali, setelah dicuci,
dikeringkan dan diisi.
· Konsentrat larutan antiseptik (yang belum diencerkan) harus disimpan dalam daerah
yang sejuk dan gelap. Jangan terkena sinar matahari langsung atau panas yang berlebihan
(misal di atas rak dalam bangunan beratap seng).
30
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
Pengelolahan Sampah
Menurut Depkes Republik Indonesia berbagai jenis buangan yang dihasilkan rumah
sakit dan unit-unit pelayanan kesehatan yang mana dapat membahayakan dan menimbulkan
gangguan kesehataan bagi pengunjung , masyarakat terutama petugas yang menanganinya
disebutsebagailimbahklinis. Limbah klinis berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi,
veterinary, farmasi atau yang sejenisnya serta limbah ayng dihasilkan rumah sakit pada saat
dilakukan perawatan, pengobatan atau penelitian.
Macam-macam Limbah
Berdasarkan potensi bahaya yang ditimbulkannya limbah klinis dapat digolongkan
dalam limbah benda tajam, infeksius, jaringan tubuh, citotoksik, farmasi, kimia, radio aktif
danlimbahplastik.
b. Limbah Infeksius
Limbah infeksius meliputi limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan
isolasi penyakit menular serta limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan
mikrobiologi dari poliklinik, ruang perawatan dan ruang isolasi penyakit menular. Yang
termasuk limbah jenis ini antara lain : sampah mikrobiologis, produk sarah manusia, benda
tajam, bangkai binatang terkontaminasi, bagian tubuh, sprei, limbah raung isolasi, limbah
pembedahan, limbah unit dialisis dan peralatan terkontaminasi ( medical waste ).
c. Limbah Jaringan Tubuh
Limbah jaringan tubuh meliputi jaringan tubuh, organ, anggota badan, placenta, darah
dan cairan tubuh lain yang dibuang saat pembedahan dan autopsi. Limbah jaringan tubuh
31
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
tidak memerlukan pengesahan penguburan dan hendaknya dikemas khusus, diberi label dan
dibuang ke incinerator.
d. Limbah Citotoksik
Limbah citotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi
dengan obat citotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi citotoksik.
Limbah yang terdapat limbah citotoksik didalamnya harus dibakar dalam incinerator dengan
suhu diatas 1000oc
e. Limbah Farmasi
Limbah farmasi berasal dari : obat-obatan kadaluwarsa, obat-obatan yang terbuang
karena batch tidak memenuhi spesifikasi atau telah terkontaminasi, obat-obatan yang
terbuang atau dikembalikan oleh pasien, obat-obatan yang sudah tidak dipakai lagi karena
tidak diperlukan dan limbah hasil produksi obat-obatan.
f. Limbah Kimia
Limbah kimia dihasilkan dari penggunaan kimia dalam tindakan medis, vetenary,
laboratorium, proses sterilisasi dan riset. Limbah kimia juga meliputi limbah farmasi dan
limbah citotoksik
g. Limbah Radio Aktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal
dari penggunaan medis atau riset radionucleida. Asal limbah ini antara lain dari tindakan
kedokteran nuklir, radioimmunoassay dan bakteriologis yang daapt berupa padat, cair dan
gas.
h. Limbah Plastik
Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik, rumah sakit dan sarana
pelayanan kesehatan lain seperti barang-barang dissposable yang terbuat dari plastik dan juga
pelapis peralatan dan perlengkapan medis.
sampah, pengurangan volume dengan perlakuan pemisahan limbah B3 dan non B3 serta
menghindari penggunaan bahan kimia B3, pengemasan dan pemberian label yang jelas dari
berbagai jenis sampah untuk efisiensi biaya, petugas dan pembuangan.
b. Penampungan
Penampungan sampah ini wadah yang memiliki sifat kuat, tidak mudah bocor atau
berlumut, terhindar dari sobek atau pecah, mempunyai tutup dan tidak overload.
Penampungan dalam pengelolaan sampah medis dilakukan perlakuan standarisasi kantong
dan kontainer seperti dengan menggunakan kantong yang bermacam warna seperti telah
ditetapkan dalam Permenkes RI no. 986/Men.Kes/Per/1992 dimana kantong berwarna kuning
dengan lambang biohazard untuk sampah infeksius, kantong berwarna ungu dengan simbol
citotoksik untuk limbah citotoksik, kantong berwarna merah dengan simbol radioaktif untuk
limbah radioaktif dan kantong berwarna hitam dengan tulisan “domestik”
c. Pengangkutan
Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan intenal dan eksternal.
Pengangkutan internal berawal dari titik penampungan awal ke tempat pembuangan atau ke
incinerator (pengolahan on-site). Dalam pengangkutan internal biasanya digunakan kereta
dorong sebagai yang sudah diberi label, dan dibersihkan secara berkala serta petugas
pelaksana dilengkapi dengan alat proteksi dan pakaian kerja khusus.
Pengangkutan eksternal yaitu pengangkutan sampah medis ketempat pembuangan di luar
(off-site). Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat dan harus
dipatuhi petugas yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk memenuhi peraturan angkutan
lokal. Sampah medis diangkut dalam kontainer khusus, harus kuat dan tidak bocor.
33
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
Pemrosesan alat adalah salah satu cara untuk menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme berbahaya penyebab penyakit dari peralatan kesehatan yang sudah terpakai.
Pemrosesan alat juga dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh kuman pada
alat – alat medis. Pemrosesan alat dilakukan dengan menggunakan bahan desinfektan melalui
cara dekontaminasi, mencuci atau membilas, dan sterilisasi.
1. Dekontaminasi
Pencucian adalah sebuah cara yang efektif untuk menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme pada peralatan dan instrument yang kotor atau sudah digunakan. Baik
34
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
seterilisasi maupun desinfeksi tingkat tinggi menjadi kurang efektif tanpa proses pencucian
sebelumnya.jika benda – benda yang terkontaminasi tidak dapat dicuci segera setelah
didekontaminasi,bilas peralatan dengan air untuk mencegah korosi dan menghilangkan
bahan – bahan organic,lalu cuci dengan seksama secepat mungkin.
1. sarung tangan karet yang tebal atau sarung tangan rumah tangga dari lateks
5. air bersih
DDT adalah cara efektif untuk membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dari
peralatan, sterilisasi tidak selalu memungkinkan dan tidak selalu praktis. DTT bisa
dijangkau dengan cara merebus, mengukus atau secara kimiawi. Ini dapat menghilangkan
semua organisme kecuali beberapa bakteri endospora sebesar 95%.
Merebus merupakan cara efektif dan praktis untuk DTT. Perebusan dalam air
selama 20 menit setelah mendidih, dimana semua alat jika mungkin harus terendam semua,
ditutup rapat dan dibiarkan mendidih serta berputar.
35
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
Setelah sarung tangan didekontaminasi dan dicuci maka sarung tangan siap DTT
dengan uap tanpa diberi talk.
36
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
10. Ulangi langkah tersebut hingga nampan tersebut berisi sarung tangan susun diatas
panci perebus yang kosong.
11. Biarkan sarung tangan kering dengan diangin- anginkan di dalam panci sampai 4 – 6
jam.
12. Jika sarung tangan tidak akan segera dipakai,setelah kering gunakan pinset DTT
untuk memindahkan sarung tangan. Letakkan sarung tangan dalam wadah DTT lalu tutup
rapat.
1. Letakkan peralatan kering yang sudah didekontaminasi dan dicuci dalam wadah yang
sudah berisi laruta kimia.
2. Pastikan bahwa peralatan terendam semua dalam larutan.
3. Rendam selama 20 menit.
4. Catat lama waktu perendaman
5. Bilas peralatan dengan air matang dan angin – anginkan di wadah DTT yang
berpenutup
6. Setelah kering peralatan dapat digunakan atau disimpan dalam wadah DTT yang
bersih.
Sterilisasi
37
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
Prosedur kerja:
Cara sterilisasi:
Nosokomial berasal dari bahasa Yunani, dari kata nosos yang artinya penyakit dan
komeo yang artinya merawat. Nosokomion berarti tempat untuk merawat/rumah sakit. Jadi,
infeksi nososkomial dapat diartikan sebagai infeksi yang terjadi di rumah sakit. Infeksi
Nosokomial adalah infeksi silang yang terjadi pada perawat atau pasien saat dilakukan
perawatan di rumah sakit.
38
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
Penderita yang sedang dalam proses asuhan perawatan di rumah sakit, baik dengan
penyakit dasar tunggal maupun penderita dengan penyakit dasar lebih dari satu, secara umum
keadaan umumnya tidak/kurang baik, sehingga daya tahan tubuh menurun. Hal ini akan
mempermudah terjadinya infeksi silang karena kuman-kuman, virus dan sebagainya akan
masuk ke dalam tubuh penderita yang sedang dalam proses asuhan keperawatan dengan
mudah. Infeksi yang terjadi pada setiap penderita yang sedang dalam proses asuhan
keperawatan ini disebut infeksi nosokomial.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit atau dalam sistem
pelayanan kesehatan yang berasal di sumber pelayanan kesehatan, baik melalui pasien,
petugas kesehatan, pengunjung, maupun sumber lainnya.
Sumber Infeksi Nosokomial
Beberapa sumber penyebab terjadinya infeksi nosokomial adalah :
1. Pasien.
Pasien merupakan unsur pertama yang dapat menyebabkan infeksi kepada pasien
lainnya, petugas kesehatan, pengunjung, atau benda dan alat kesehatan lainnya.
2. Petugas Kesehatan.
Petugas kesehatan dapat menyebabkan infeksi melalui kontak langsung, yang dapat
menularkan berbagai kuman ke tempat lain.
3. Pengunjung.
Pengunjung dapat menyebarkan infeksi yang didapat dari luar ke dalam lingkungan
rumah sakit, atau sebaliknya, yang didapat dari dalam rumah sakit ke luar rumah sakit.
4. Sumber Lain.
Sumber lain yang dimaksud disini adalah lingkungan rumah sakit yang meliputi
lingkungan umum atau kondisi kebersihan rumah sakit, atau alat yang ada di rumah sakit
yang dibawa oleh pengunjung atau petugas kesehatan kepada pasien, dan sebaliknya.
Terdapat beberapa prosedur dan tindakan pencegahan infeksi nosokomial. Tindakan ini
merupakan seperangkat tindakan yang didesain untuk membantu meminimalkan resiko
terpapar material infeksius seperti darah dan cairan tubuh lain dari pasien kepada tenaga
kesehatan atau sebaliknya. Menurut Zarkasih, pencegahan infeksi didasarkan pada asumsi
39
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
bahwa seluruh komponen darah dan cairan tubuh mempunyai potensi menimbulkan infeksi
baik dari pasien ke tenaga kesehatan atau sebaliknya. Kunci pencegahan infeksi pada fasilitas
pelayanan kesehatan adalah mengikuti prinsip pemeliharaan hygene yang baik, kebersihan
dan kesterilan dengan lima standar penerapan yaitu:
Konsep Isolasi
Isolasi yaitu pemisahan penderita atau pemisahan orang atau binatang yang terinfeksi
selama masa inkubasi dengan kondisi tertentu untuk mencegah atau mengurangi terjadinya
penularan baik langsung maupun tidak langsung dari orang atau binatang yang rentan.
Sebaliknya, karantina adalah tindakan yang dilakukan untuk membatasi ruang gerak orang
yang sehat yang di duga telah kontak dengan penderita penyakit menular tertentu.
40
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
b) Ruang Isolasi Bertekanan Positif
41
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
Pada ruang isolasi bertekanan positif udara di dalam ruang isolasi lebih tinggi dibandingkan
udara luar sehingga mennyebabkan terjadi perpindahan udara dari dalam ke luar ruang
isolasi. Hal ini mengakibatkan tidak akan ada udara luar yang masuk ke ruangan isolasi
sehingga udara ruang isolasi tidak terkontaminasi oleh udara luar. Ruang isolasi bertekanan
positif ini digunakan untuk penyakit-penyakit immuno deficiency seperti HIV AIDS atau
pasien-pasien transplantasi sum sum tulang. Untuk memperoleh udara di ruang isolasi
sehingga menghasilkan tekanan positif di ruang isolasi digunakan udara luar yang
sebelumnya telah disterilisasi terlebih dahulu.
dibutuhkan masker khusus tipe respirasi dibutuhkan bagi mereka yang masuk ke ruangan
perawatan, lab jas diperlukan untuk mencegah kontaminasi pada pakaian dan sarung tangan
atidak diperlukan.
5. Kehati-hatian terhadap penyakit Enterie
Untuk penyakit-penyakit infeksi yang ditularkan langsung atau tidak langsung melalui
tinja. Sebagai tambahan terhadap hal-hal pokok yang diperlukan, perlu disediakan ruangan
khusus bagi penderita yang hygiene perorangannya rendah. Masker tidak diperlukan jika ada
kecenderungan terjadi soiling dan sarung tangan diperlukan jika menyentuh bahan-bahan
yang terkontaminasi.
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah infeksi yang terjadi sepanjang saluran kemih,
terutama masuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu organisme (Corwin, 2001 : 480).
Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah suatu tanda umum yang ditunjukkan pada manifestasi
bakteri pada saluran kemih (Engram, 1998 : 121). Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah
berkembangnya mikroorganisme di dalam saluran kemih yang dalam keadaan normal tidak
mengandung bakteri, virus/mikroorganisme lain.
Pencegahan
Munumlah banyak cairan (dianjurkan untuk minum minimal 8 gelas air putih sehari).
Segera buang air kecil sebelum dan sesudah melakukan hubungan seksual.
Jika membersihkan kotoran, bersihkan dari arah depan ke belakang, agar kotoran dari
dubur tidak masuk ke salam saluran kemih.
Periksa air seni secara rutin selama kehamilan. Dengan pemeriksaan tersebut akan
dpaat segera diketahui apakah anda terinfeksi atau tidak
Jangan terlalu lama menahan keinginan buang air kecil
2. Tempat pembedahan
43
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
Untuk mengurangi resiko infeksi nosokomial tempat pembedahan, harus dilakukan
tindakan-tindakan secara sistematis dan realistis dengan kesadaran bahwa resiko ini
dipengaruhi oleh karakteristik pasien, jenis dan lama operasi, staf pelayanan kesehatan, dan
lingkungan rumah sakit.
Secara teori, mengurangi resiko kelihatannya sederhana dan murah dan murah, terutama
jika dibandingkan dengan ongkos akibat infeksi sendiri. Namun dalam praktiknya, hal ini
membutuhkan tanggung jawab dari seluruh lapisan sistem pelayanan kesehatan yang
memerlukan pemahaman dan kesadaran yang tinggi untuk dapat melaksakan hal ini.
Penggunaan peralatan intravaskular (IV) tidak dapat dihindari pada pelayanan rumah
sakit atau instansi kesehatan lainnya kepada pasien, dimana tujuannya yaitu : Untuk
mengganti dan mempertahankan keseimbangan cairan serta elektrolit tubuh, sebagai akses
pemberian obat, kemoterapi dan tranfusi darah serta produk darah, memberikan parenteral
nutriens dan pra dan pasca bedah sesuai program.
Penggunaan IV yang tidak sesuai dengan prosedur yang baik dan benar menjadi salah
satu penyebab komplikasi seperti : infeksi lokal atau sistemik termasuk septik
thrombophleblitis, endocarditis, infeksi aliran darah yang diakibatkan oleh terinfeksinya
bagian tubuh tertentu karena kateter yang terkolonisasi
Infeksi Aliran Darah Primer (IADP) adalah infeksi yang timbul tanpa ada organ atau
jaringan lain yang dicurigai sebagai sumber infeksi. Infeksi ini , sering digunakan sebagai
44
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
salah satu sumber data digunakan untuk mengendalikan infeksi nosokomial (IN) di rumah
sakit.
45
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
46
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
Pengertian Perilaku Pencegahan Diare Perilaku Pencegahan Diare yaitu tindakan yang
dilakukan seseorang untuk mencegah terjadinya diare. Diare diartikan sebagai buang air besar
(defekasi) dengan feses yang berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), dengan
demikian kandungan air pada feses lebih banyak daripada biasanya (Priyanto & Lestari,
2009). Diare adalah keluarnya tinja air dan elektrolit yang hebat. Volume tinja pada bayi
lebih dari 15 g/Kg/24 jam. Diare pada balita umur 3 tahun volume tinja sudah sama dengan
volume orang dewasa yaitu sekitar 200 g/24 jam (Behrman, 2010). Diare adalah kondisi
dimana terjadi frekuensi defekasi yang tidak biasa (lebih dari 3 kali sehari), juga perubahan
dalam jumlah konsistensi (feses cair). Hal ini biasanya berkaitan dengan dorongan, rasa tidak
nyaman pada area perineal, inkontinensia, atau kombinasi dari faktor sekresi intestinal,
perubahan penyerapan mukosa dan peningkatan motilitas (Baughman, dkk, 2010).
47
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
C. Pencegahan
Pencegahan diare menurut pedoman tatalaksana Diare Kemenkes RI (2015) adalah sebagai
berikut:
a. Pemberian ASI eksklusif
ASI eksklusif mempunyai khasiat preventif secara imunologik dengan adanya
antibodi dan zat-zat lain yang dikandungnya. ASI eksklusif diberikan pada umur 0-6
bulan. ASI eksklusif turut memberikan perlindungan terhadap diare pada bayi yang baru
lahir. Kolostrum mengandung zat antibodi yang berguna bagi daya tahan tubuh bayi.
Pemberian ASI eksklusif mempunyai daya lindung 4 kali lebih besar terhadap diare
daripada pemberian ASI yang disertai dengan susu botol. Flora usus pada bayi-bayi yang
disusui mencegah tumbuhnya bakteri penyebab diare (Kemenkes RI, 2015).
b. Pemberian Makanan Pendamping ASI
Makanan pendamping ASI diberikan setelah bayi usia 4-6 bulan. Berikan makanan
yang bergizi, bersih dan aman untuk mulai menyapih. Pada usia 6-9 bulan bayi mulai
diberikan makanan pendamping ASI berupa makanan lumat 2 kali sehari (bubur, sayur
dan buah yang dicincang halus). Anak berusia 9-12 bulan mulai dikenalkan dengan
makanan lembek (nasi tim, nasi lembek). Anak berusia 12-24 bulan anak dikenalkan
dengan makanan keluarga yang lunak dengan porsi setengah makanan orang dewasa
setiap kali makan.
c. Menggunakan air bersih yang cukup
Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur fecal-oral
mereka dapat ditularkan dengan memasukkan kedalam mulut, cairan atau benda yang
tercemar dengan tinja misalnya air minum, jari-jari tangan, makanan yang disiapkan
dalam panci yang dicuci dengan air tercemar. Masyarakat yang terjangkau oleh
penyediaan air yang benar-benar bersih mempunyai risiko menderita diare lebih kecil
dibandingkan dengan masyarakat yang tidak mendapatkan air bersih. Masyarakat dapat
mengurangi risiko terhadap serangan diare yaitu dengan menggunakan air yang bersih
dan melindungi air tersebut dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpanan
di rumah. Sumber air bersih yaitu air yang tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.
Mengambil dan menyimpan air dalam tempat yang bersih dan tertutup. Memelihara atau
menjaga sumber air dari pencemaran oleh binatang, anak-anak, dan sumber pengotoran.
Jarak antara sumber air minum dengan sumber pengotoran seperti septictank, tempat
pembuangan sampah dan air limbah lebih dari 10 meter. Minum menggunakan air yang
48
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
direbus dan mencuci semua peralatan masak dan makan dengan air yang bersih dan
cukup (Kemenkes RI, 2015).
d. Mencuci tangan
Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan yang penting dalam
penularan kuman diare adalah mencuci tangan. Mencuci tangan dengan air mengalir dan
sabun, terutama sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum
menyiapkan makanan, sebelum menyuapi makanan anak dan sebelum makan,
mempunyai dampak dalam kejadian diare (Kemenkes RI, 2015).
e. Membuang tinja bayi dengan benar
Tinja penderita atau orang sehat yang mengandung kuman bila mengeluarkan tinja
akan mencemari lingkungan terutama air, untuk itu sebaiknya membuang tinja terutama
tinja bayi di jamban.
49
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
Evaluasi Formatif
1. Karena akan sulit untuk mengetahui apakah pasien terinfeksi atau tidak, petugas
layanan kesehatan harus menerapkan kewaspadaan universal secara penuh dalam
hubungan dengan semua pasien, dengan melakukan tindakan berikut, kecuali?
a. Cuci tangan setelah berhubungan dengan pasienatau setelah membuka sarung
tangan.
b. Segera cuci tangan setelah ada hubungan dengan cairan tubuh.
c. Menggunakan sarung tangan bila mungkin ada hubungan dengan cairan tubuh.
d. Menggunakan masker dan kacamata pelindung jika kemungkinan terdapat
percikan cairan tubuh.
e. Tidak membuang jarum suntik dan alat tajam lain secara aman (yang
sekali pakai, boleh dipakai ulang).
2. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang berikan oleh bidan sesuaidengan
kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkankesehatan ibu dan anak
dalam ragka tercapainya keluarga berkwalitas, bahagia dan sejahtera. sasaran
pelayanan kebidanan adalah : individu, keluarga dan masyarakat yang meliputi upaya
preventif atau disebut?
a. Penyembuhan
b. Pelayanan
c. Pencegahan
d. Peningkatan
e. Pemulihan
50
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
3. Infeksi yang timbul tanpa ada organ atau jaringan lain yang dicurigai sebagai sumber
infeksi, sering digunakan sebagai salah satu sumber data digunakan untuk
mengendalikan infeksi nosokomial (IN) di rumah sakit disebut?
a. Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
b. Infeksi Tempat Pembedahan (ITP)
c. Infeksi saluran kemih (ISK)
d. Pasient Safety
e. Infeksi Nosokomial
4. infeksi silang yang terjadi pada perawat atau pasien saat dilakukan perawatan di
rumah sakit adalah ?
a. Infeksi Aliran Darah Primer (IADP)
b. Pencegahan infeksi
c. Infeksi Nosokomial
d. Infeksi saluran kemih
e. APD
6. Didasarkan pada keyakinan bahwa darah dan cairan tubuh sangat potensial
menularkan penyakit, baik yang berasal dari pasien maupun petugas kesehatan.
Prosedur Kewaspadaan Universal ini juga dapat dianggap sebagai pendukung progran
K3 bagi petugas kesehatan merupakan pengertian dari?
a. Penerapan Kewaspadaan Universal (Universal Precaution)
b. Pencegahan infeksi saluran kemih (ISK)
51
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
8. Perilaku Pencegahan Diare Perilaku Pencegahan Diare yaitu tindakan yang dilakukan
seseorang untuk mencegah terjadinya diare. Berikut ini Pencegahan diare menurut
pedoman tatalaksana Diare Kemenkes RI (2015) adalah, kecuali?
a. Pemberian ASI eksklusif
b. Pemberian Makanan Pendamping ASI
c. Imunisasi sesuai usia balita
d. Tidak membuang tinja bayi dengan benar
e. Mencuci tangan
9. Bidan telah selesai melakukan injeksi pada pasien. Selanjutnya semua bahan yang
telah digunakan dilakukan dekontaminasi dengan merendam kedalam larutan klorin.
Berapakah persentase larutan klorin yang digunakan bidan pada kasus tersebut?
a. 0.2 %
b. 1%
c. 5%
d. 0.5%
e. 0,2%
10. Limbah yang meliputi organ, anggota badan, placenta, darah dan cairan tubuh lain
52
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
53
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
Kunci Jawaban
1. E
2. C
3. A
4. C
5. E
6. A
7. D
8. D
9. D
10. B
54
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
Kesimpulan
A. kesimpulan
Kewaspadaan umum (universal precaution) merupakan salah satu upaya pengendalian
infeksi di rumah sakit yang oleh Departemen Kesehatan telah dikembangkan sejak tahun
1980. Dalam perkembangannya program pengendalian infeksi nosokomial (INNOS)
dikendalikan oleh Sub-Direktorat Surveilans dibawah direktorat yang sama. Mulai tahun
2001 Depkes RI telah memasukkan pengendalian infeksi nosokomial sebagai salah satu tolak
ukur akreditasi rumah sakit dimana termasuk didalamnya adalah penerapan kewaspadaan
universal (Depkes, 2003).
petugas layanan kesehatan harus menerapkan kewaspadaan universal secara penuh
dalam hubungan dengan semua pasien, dengan melakukan tindakan berikut:
Cuci tangan setelah berhubungan dengan pasienatau setelah membuka sarung tangan.
Segera cuci tangan setelah ada hubungan dengan cairan tubuh.
Menggunakan sarung tangan bila mungkin ada hubungan dengan cairan tubuh.
Menggunakan masker dan kacamata pelindung jika kemungkinan terdapat percikan
cairan tubuh.
Buang jarum suntik dan alat tajam lain secara aman (yang sekali pakai, tidak boleh
dipakai ulang).
Bersihkan tumapahan cairan tubuh dengan bahan yang cocok.
Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang berikan oleh bidan sesuaidengan
kewenangan yang diberikannya dengan maksud meningkatkankesehatan ibu dan anak dalam
55
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
ragka tercapainya keluarga berkwalitas, bahagia dan sejahtera. sasaran pelayanan kebidanan
adalah : individu, keluarga dan masyarakat yang meliputi upaya :
Promotif (peningkatan)
Preventif (pencegahan)
Kuratif(penyembuhan)
Rehabilitatif(pemulihan)
Upaya pencegahan infeksi adalah usaha yang dilakukan untuk menghindari masuknya
mikrooganisme ke dalam jaringan tubuh, sehingga dapat terhindar dari penyakit infeksi.
Tujuan tindakan pencegahan infeksi antara lain:
a. Mencegah terjadinya infeksi silang antara pasien dan petugas.
b. Menangani peralatan / instrumen medis yang dipakai pada saat tindakan dengan prosedur
yang benar
c. Mengelola sampah dan limbah yang dihasilkan saat proses persalinan dengan tepat.
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Pemrosesan alat adalah salah satu cara untuk menghilangkan sebagian besar
mikroorganisme berbahaya penyebab penyakit dari peralatan kesehatan yang sudah terpakai.
Dekontaminasi adalah langkah pertama dalam menangani peralatan,
perlengkapan,sarung tangan, dan benda – benda lainnya yang terkontaminasi.
Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk kehidupan
mikroba yang dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun kimiawi.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit atau dalam sistem
pelayanan kesehatan yang berasal di sumber pelayanan kesehatan, baik melalui pasien,
petugas kesehatan, pengunjung, maupun sumber lainnya.
Perilaku Pencegahan Diare Perilaku Pencegahan Diare yaitu tindakan yang dilakukan
seseorang untuk mencegah terjadinya diare.
56
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
REFERECES
57
2020
Keterampilan Dasar Praktek Kebidanan
58