LP Dan LK (2) Kartika Fitrianingsih
LP Dan LK (2) Kartika Fitrianingsih
LP Dan LK (2) Kartika Fitrianingsih
A. Masalah Utama
Ganguan persepsi sensori : halusinasi.
B. Proses Terjadinya Masalah
1. Pengertian
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca
indra tanda ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu
persepsi melalui panca indra tanpa stimullus eksteren : persepsi palsu. (Prabowo,
2014 : 129)
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsnagan eksternal (dunia luar). Klien
memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau
rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara
padahal tidak ada orang yang berbicara.(Kusumawati & Hartono, 2012:102)
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien mengalamai
perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaaan atau penghiduan. Klien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada. (Damaiyanti, 2012: 53)
2. Etiologi
Yang menjadi penyebab atau sebagai triger munculnya halusinasi antara lain
klien menarik diri dan harga diri rendah dan menarik diri. Akibat rendahnya diri
dan kurangnya keterampilan berhubungan sosial klien menjadi menarik diri
lingkungan. Dampak selanjutnya klien akan lebih terfokus pada dirinya. Stimulus
internal menjadi lebih dominan dibandingkan stimulus eksternal. Klien lama
kelamaan kehiangan kemampuan membedakan stimulus internal dengan stimulus
eksternal. Kondisi ini muncul terjadinya halusinasi.
3. Tanda dan Gejala
Perilaku paisen yang berkaitan dengan halusinasi adalah sebagai berikut:
a) Bicara, senyum, dan ketawa sendiri
b) Menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, dan respon verba
lambat
1
c) Menarik diri dari orang lain,dan berusaha untuk menghindari diri dari orang
lain
d) Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan keadaan yang tidak nyata
e) Terjadi peningkatan denyut ajntung, pernapasan dan tekanan darah
f) Perhatian dengan lingkunganyang kurang atau hanya beberapa detik dan
berkonsentrasi dengan pengalaman sensorinya.
g) Curiga, bermusuhan,merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya)
dan takut
h) Sulit berhubungan dengan orang lain
i) Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung,jengkel dan marah
j) Tidak mampu mengikuti perintah
k) Tampak tremor dan berkeringat, perilaku panik, agitasi dan kataton.
(Prabowo, 2014: 133-134)
4. Macam-macam Halusinasi
Haluinasi terdiri dari beberapa jenis, dengan karakteristik tertentu,
diantaranya:
a. Halusinasi Pendengaran ( akustik, audiotorik)
Gangguan stimulus dimana pasien mendengar suara-suara terutama suara-
suara orang, biasanya pasien mendengar suara orang yang sedang
membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk
melakukan sesuatu.
b. Halusinasi Pengihatan (visual)
Stimulus visual dalam bentuk beragam seperti bentuk pencaran cahaya,
gambaraan geometrik, gambar kartun dan/ atau panorama yang luas dan
komplesk. Bayangan bias bisa menyenangkan atau menakutkan.
c. Halusinasi Penghidu (Olfaktori)
Gangguan stimulus pada penghidu, yamg ditandai dengan adanya bau
busuk, amis, dan bau yang menjijikan seperti : darah, urine atau feses.
Kadang-kadang terhidu bau harum. Biasnya berhubungan dengan stroke,
tumor, kejang dan dementia.
d. Halusinasi Peraba (Taktil, Kinaestatik)
Gangguan stimulus yang ditandai dengan adanya sara sakit atau tidak enak
tanpa stimulus yang terlihat. Contoh merasakan sensasi listrik datang dari
tanah, benda mati atau orang lain.
2
e. Halusinasi Pengecap (Gustatorik)
Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk,
amis, dan menjijikkan.
f. Halusinasi sinestetik
Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti
darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau
pembentukan urine. (Yosep Iyus, 2007: 130)
g. Halusinasi Viseral
Timbulnya perasaan tertentu di dalam tubuhnya.
1) Depersonalisasi adalah perasaan aneh pada dirinya bahwa pribadinya
sudah tidak seperti biasanya lagi serta tidak sesuai dengan kenyataan
yang ada. Sering pada skizofrenia dan sindrom obus parietalis.
Misalnya sering merasa dirinya terpecah dua.
2) Derelisasi adalah suatu perasaan aneh tentang lingkungan yang tidak
sesuai dengan kenyataan. Misalnya perasaan segala suatu yang
dialaminya seperti dalam mimpi. (Damaiyanti, 2012 : 55-56)
5. Rentang Respon
Persepsi mengacu pada identifikasi dan interprestasi awal dari suatu
stimulus berdasarkan informasi yang diterima melalui panca indra. Respon
neurobiologis sepanjang rentang sehat sakit berkisar dari adaptif pikiran logis,
persepsi akurat, emosi konsisten, dan perilaku sesuai sampai dengan respon
maladaptif yang meliputi delusi, halusinasi, dan isolasi sosial. Rentang respon
dapat digambarkan sebagai berikut:
Rentang Respon Neurobiologist
Respon adaptif
Respon
Maladatif
Pikiran logis Pikiran kadang menyimpang kelainan pikiran
Persepsi akurat Ilusi Halusinasi
Emosi konsisten Reaksi emosional Ketidakmampuan
Perilaku sesuai Perilaku tidak lazim Emosi
Hubunngan social Mengalami
Ketidakteraturan menarik diri
Tahapan terjadinya halusinasi terdiri dari 4 fase dan setiap fase memiliki
karakteristik yang berdeda yaitu:
3
a. Fase I
Pasien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian, rasa
bersalah dan takut serta mencoba berfokus pada pikiran yang
menyenangkan untuk meredakan ansietas. Di sini pasien tersenyum atau
tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan lidah tanpa suara, pergerakan
mata yang cepat, diam dan asyik sendiri.
b. Fase II
Pengalaman sensori menjijikan dan menakutkan. Pasien mulai lepas
kendali dan mencoba untuk mengambil jarak dirinya dengan sumber
dipersepsikan. Disini terjadi peningkatan tanda-tanda sistem saraf otonom
akibat ansietas seperti peningkatan tanda-tanda vital ( denyut jantung,
pernapasan, dan tekanan darah), asyik dengan pengalaman sensori dan
kehilangan kemampuan untuk membedakan halusinasi dengan reaita.
c. Fase III
Pasien berhenti menghentikan perlawanan terhadap halusinasi dan
menyerah pada halusinasi tersebut. Di sini pasien sukar berhubungan
dengan orang ain, berkeringat, tremor, tidak mampu mematuhi perintah
dari orang ain dan berada dalam kondisi yang sangat menegangkan
terutamajika akan berhubungan dengan orang lain.
d. Fase IV
Pengalaman sensori menjadi mengancam jika pasien mengikuti perintah
halusinasi. Di sni terjadi perikalu kekerasan, agitasi, menarik diri, tidak
mampu berespon terhadap perintah yang komplek dan tidak mampu
berespon lebih dari 1 orang. Kondisi pasien sangan membahayakan.
( Prabowo, 2014: 130-131).
6. Akibat
Akibat dari hausinasi adalah resiko mencederai diri, orang lain dan ingkungan. Ini
diakibatkan karena pasien berada di bawah halusinasinya yang meminta dia untuk
melakuka sesuatu hal diluar kesadarannya.( Prabowo, 2014: 134)
7. Mekanisme Koping
a. Regresi : menjadi malas beraktivitas sehari-hari
b. Proyeksi : menjeslaskan perubahan suatu persepsi dengan berusaha untuk
mengaliskan tanggung jawab kepada orang lain
4
c. Menarik diri : sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimuus
internal. (Prabowo, 2014 :134)
C. Faktor Presdisposisi
1) Faktor Perkembangan
Tugas perkembangan pasien terganggu misalnya rendahnya kontrol dan
kehangatan keluarga menyebabkan pasien tidak mampu mandiri sejak kecil,
mudah frustasi, hilangnya percaya diri dan lebih rentan terhadap stress.
2) Faktor Sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima di ingkungannya sejak bayi akan
merasa disingkirkan, kesepian, dan tidak percaya pada lingkungannya.
3) Faktor Biokimia
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa. Adanya stress yang
berlebih dialami seseorang maka di dalam tubuh akan dihasilkan zat yang
dapat bersifat halusinogenik neurokimia. Akibat stress berkepanjangan
menyebabakan teraktivasinya neutransmitter otak.
4) Faktor Psikologi
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus pada
penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada ketidakmampuan pasien
dalam mengambil keputusan yang tepat demi masa depannya. Pasien lebih
memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam nyataa menuju alam hayal
5) Faktor Genetik dan Pola Asuh
Penelitian menunjukkan bahwa anak sehat yang diasuh oleh orang tua
skizofrenia cenderung mengalamai skizofrenia. Hasil studi menunjukkan
bahwa faktor keluarga menunjukkan hubungan yang sangat berpengaruh
padapenyakit ini. (Prabowo, 2014: 132-133)
D. Faktor Presipitasi
1) Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus
yang diterima oleh otak untuk diinterprestasikan.
2) Stress Lingkungan
Ambang toleransi terhadap tress yang berinteraksi terhadap stresosor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
5
3) Sumber Koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menamggapi stress.
(Prabowo, 2014 : 133)
4) Perilaku
Respons klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, perasaan
tidak aman, gelisah, dan bingung, perilaku menarik diri, kurang perhatian,
tidak mampu mengambil keputusan serta tidak dapat membedakan nyata dan
tidak.
a) Dimensi fisik
Halusianasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti
kelelahan yang luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga
delirium, intoksikasi alkohol dan kesulitan untuk tidur dalamwaktu yang
lama.
b) Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat
diatasi merupakan penyebab halusianasi itu terjadi, isi dari halusinasi dapat
berupa peritah memaksa dan menakutkan. Klien tidak sanggup lagi
menentang perintah tersebut hingga dengan kondisi tersebut klien berbuat
sesuatu terhadap ketakutan tersebut.
c) Dimensi intelektual
Dalam dimensi intelektual ini menerangkan bahwa individu dengan
halusinasi akan memperlihatkan adanya penurunan fungsi ego. Pada
awalnya halusinasi merupakan usha dari ego sendiri untuk melawan
impuls yang menekan, namun merupakan suatu hal yang menimbulkan
kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh perhatian klien dan tak jarang
akan mengotrol semua perilaku klien.
d) Dimensi sosial
Klien mengalami gangguan interaksi sosial dalam fase awal dan
comforting, klien menganggap bahwa hidup bersosialisasi dialam nyata
sangat membahayakan. Klien asyik dengan dengan halusinasinya, seolah-
olah ia merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi
sosial, kontrol diri dan harga diri yang tidak didapatkan dalam dunia nyata.
Isi halusinasi dijadikan kontrol oleh individu tersebut, sehingga jika
perintah halusinasiberupa ancaman, dirinya atau orang lain individu
6
cenderung keperawatan klien dengan mengupayakan suatu proses interkasi
yang menimbulkan pengalaman interpersonal yang memuaskan, serta
mengusahakan klien tidak menyendiri sehingga klien selalu berinteraksi
dengan lingkungannya dan halusinasi tidak berlangsung.
e) Dimensi spiritual
Secara spiritualklien halusinasi mulai dengan kehampaan hidup, rutinitas,
tidak bermakna, hilangnya aktivitas ibadah dan jarang berupaya secara
spiritual untuk menyucikan diri, irama sirkardiannya terganggu.
(Damaiyanti, 2012 : 57-58)
E. Pohon Masalah
Resiko perilaku kekerasan effect
Cor Problem
Perubahan sensori persepsi
7
- Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit,
memukul diri sendiri/orang lain.
- Ekspresimarahsaatmembicarakan orang, pandangantajam.
- Merusak dan melempar barang-barang.
b. Perubahan sensori perseptual : halusinasi
Data Subjektif :
- Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan
dengan stimulus nyata
- Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
- Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
- Klien merasa makan sesuatu
- Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
- Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
- Klien ingin memukul/melempar barang-barang
Data Objektif :
- Klien berbicara dan tertawa sendiri
- Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
- Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
- Disorientasi
c. Isolasi sosial : menarik diri
Data Subyektif :
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap
diri sendiri.
Data Obyektif :
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis, Ekspresi
sedih, Komunikasi verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin pada
saat tidur, Menolak berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan.
G. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko Perilaku kekerasan
2. Halusinasi
8
3. Isolasi sosial
H. Rencana Tindakan Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
9
dan perhatian
kebutuhan
dasar klien
10
membantu klien
3. Diskusikan dengan
klien :
Situasi yang
menimbulkan/tida
k menimbulkan
halusinasi
Waktu dan
frekuensi
terjadinya
halusinasi (pagi,
siang, sore,
malam)
4. Diskusikan dengan
klien apa yang
dirasakan jika terjadi
halusinasi (marah,
takut, sedih, senang)
beri kesempatan klien
mengungkapkan
perasaannya
11
3.Klien dapat 3. Diskusikan cara baru menentukan
memilih cara untuk rencana
mengatasi memutus/mengontrol intervensi
halusinasi timbulnya halusinasi: 4. Memberikan
seperti yang Katakan “ saya informasi dan
telah tidak mau alternative cara
didiskusikan dengar” mengatasi
dengan klien Menemui orang halusinasi
4.Klien dapat lain 5. Member
melaksanakan Membuat kesempatan
cara yang dipilih jadwal kegiatan pada klien
untuk sehari-hari untuk memilih
mengendalikan Meminta cara mengatasi
halusinasinya keluarga/teman/ halusinasinya
5.Klien dapat perawat untuk 6. Meningkatkan
mengikuti TAK menyapa jika rasa peracaya
dilatih
6. Evaluasi hasilnya
dan beri pujian jika
berhasil
7. Anjurkan klien
mengikuti TAK,
orientasi, realita,
12
stimulasi persepsi
13
terkontrol, dan
resiko
mencederai diri
atau orang lain
14
dengan sensori tersenyum diri, jelaskan tujuan hubungan salig
harga diri persepsi: 2. Mau interaksi, ciptakan percaya antara
rendah halusinasi berkenalan lingkungan yang klien dan perawat
TUK 1: 3. Ada kontak tenang, buat
Klien dapat mata kesepakatan dengan
membina 4. Bersedia jelas tentang topik,
hubungan menceritakan tempat dan waktu.
saling perasaan 2. Beri perhatian dan
Percaya 5. Bersedia penghaargaan:
mengungkapk temani klien walau
an masalah tidak menjawab.
3. Dengarkan dengan
empati: beri
kesempatan bicara,
jangan terburu-buru,
tunjukkan bahwa
perawat mengikuti
pembicaraan klien.
15
4. Berikan pujian 3. Meningkatkan
terhadap kemampuan harga diri
klien mengungkapkan klien
perasaannya sehingga
berani bergaul
dengan
lingkungan
sosialnya
TUK 3: Klien dapat 1. Kaji pengetahuan klien 1. Meningkatkan
Klien dapat menyebutkan tentang manfaat dan pengetehuan
menyebutkan keuntungan keuntungan klien terkait
keuntungan berhubungan berhubungan dengan perlunya
berhubungan dengan orang lain, orang lain berhubungan
dengan orang misalnya: 2. Beri kesempatan dengan oran
lain dan - Banyak teman kepada klien untuk lain
kerugian tidak - Tidak mengungkapkan 2. Untuk
berhubungan kesepian perasaan tentang mengetahui
dengan orang - Bisa diskusi keuntungan tingkat
lain - Saling berhubungan dengan pemahaman
16
tentang kerugian bila
tidak berhubungan
dengan orang lain
4. Beri kesempatan
kepada klien untuk
mengungkapkan
perasaan dengan orang
lain
5. Diskusikan bersama
klien tentang kerugian
tidak berhubungan
dengan orang lain
6. Beri reinforcement
positif terhadap
kemampuan
mengungkapkan
perasaan tentang
kerugian tidak
berhubungan dengan
orang lain
17
3. Beri reinforcement berhubungan
positif terhadap sehingga
keberhasilan yang telah perlu dilatih
dicapai secara
4. Bantu klien untuk bertahap
mengevaluasi manfaat dalam
berhubungan berhubungan
5. Diskusikan jadwal dengan orang
harian yang dilakukan lain
bersama klien dalam 3. Membantu
mengisi waktu klien dalam
6. Motivasi klien untuk mempertahan
mengikuti kegiatan kan hubungan
ruangan interpersonal
7. Beri reinforcement 4. Berikan
positif atas kegiatan pujian untuk
klien dalam kegiatan meningkatkan
ruangan harga diri
klien
TUK 5: Klien mampu 1. Dorong klien untuk 1. Untuk
Klien dapat mengungkapkan mengungkapkan mengetahui
mengungkapka perasaanya setelah perasaannya bila informasi atau
n perasaannya berhubungan berhubungan dengan data terkait
setelah dengan orang lain orang lain perasaan klien
berhubungan untuk : diri sendiri, 2. Diskusikan dengan klien berhubungan
dengan orang orang lain dan tentang perasaan dengan orang
lain lingkungan manfaat berhubungan lain
dengan orang lain 2. Berdiskusi
3. Beri reinforcement dengan klien
positif atas kemampuan untuk
klien mengungkapkan mengetahui
perasaan manfaat data perasaan
berhubungan dengan klien terhadap
oranglain manfaat
18
berhubungan
dengan orang
lain
3. Berikan pujian
untuk
meningkatkan
harga diri
TUK 6: Keluarga dapat: 1. Bina hubungan saling 1. Mengidentifkas
Klien dapat - Menjelaskanc percaya dengan i hambatan
memberdayaka ara merawat keluarga : yang dirasakan
n sistem klien menarik Salam, klien
pendukung diri perkenalan diri 2. Untuk
atau keluarga - Mampu Jelaskan tujuan mengetahui
mengungkapk Buat kontrak sejauh mana
an rasa puas Eksplorasi hubungan klien
dalam perasaan klien dengan
merawat diri 2. Diskusikan dengan keluarga
Perilaku meningkatkan
19
3. Dorong anggota n interaksi
keluarga untuk dengan
memberikan dukungan lingkungannya
kepada klien untuk 6. Meningkatkan
berkomunikasi dengan rasa percaya
orang lain diri pada
4. Anjurkan anggota keluarga dan
keluarga secara rutin merasa
dan bergantian diperhatikan
menjenguk klien
minimal satu kali
seminggu
5. Beri reinforcement
positif positif atas hal-
hal yang telah dicapai
oleh keluar
I. Evaluasi
Evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang sudah anjda lakukan untuk pasien
halusinasi adalah sebagai berikut:
1. Pasien mempercayai kepada perawat
2. Pasien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada obyeknya dan merupakan
masalah yang harus diatasi
3. Pasien dapat mengontrol halusinasi
4. Keluarga mampu merawat pasien dirumah, ditandai dengan hal berikut:
a. Keluarga mampu menjelaskan masalah halusinasi yang dialami oleh pasien
b. Keluarga mampu menjelaskan cara merawat pasien di rumah
c. Keluarga mampu memperagakan cara bersikap terhadap pasien
d. Keluarga mampu menjelaskan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan
untuk mengatasi masalah pasien
20
e. Keluarga melaporkan keberhasilannya merawat pasien
21
"Keluarga yang kehilangan orang yang dicintai, tanpa bisa mengucapkan selamat
tinggal merupakan kelompok yang sangat berpotensi terjadinya gangguan kesehatan
mental," umbuhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Eko Prabowo. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Iyus, Y. (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT refika Aditama.
Mukhripah Damayanti, Iskandar . (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung:
Refika Aditama.
Sundeen, S. A. (1998). Keperawatan Jiwa Edisi III. Jakarta: EGC.
Wijayaningsih, K. s. (2015). Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa.
Jakarta Timur: TIM.
Stuart GW, Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta : EGC, 1995
22
23
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
PENDENGARAN DAN PENGLIHATAN
1. Pertemuan : Pertama
2. Kondisi Klien :
S : Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan, dan suka berbicara, suka melihat
temannya dan anaknya
O : Klien nampak bicara sendiri, ketawa sendiri
2. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Pendengaran dan
Penglihatan
3. Tujuan Keperawatan :
a Membina hubungan saling percaya dengan klien
b Mengidentifikasi halusinasi dan mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan
menghardik
4. Tindakan Keperawatan :
- Bina hubungan saling percaya dengan klien
- SP 1 :
1. Identifikasi jenis halusinasi klien
2. Identifikasi isi halusinasi klien
3. Identifikasi waktu halusinasi klien
4. Identifikasi frekuensi halusinasi klien
5. Identifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
6. Identifikasi respon klien terhadap halusinasi
7. Ajarkan klien cara menghardik halusinasi
8. Anjurkan klien memasukkan kegiatan menghardik halusinasi ke dalam jadwal
kegiatan harian.
1
A. FASE ORIENTASI :
1. Salam Terapeutik :
Selamat pagi Pak, perkenalkan nama saya Kartika Fitrianingsih, saya biasa dipanggil
Kartika, saya yang akan merawat bapak selama di sini, nama Bapak siapa? Suka
dipanggil siapa?
2. Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada sore hari ini? Apa yang terjadi di
rumah sehingga bisa sampai kesini atau alasan bapak diawa kesini kenapa?
3. Kontrak :
Topik : Bagimana kalau kita berbincang masalah kesehatan bapak?
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau masih kurang bisa kita
tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang depan?
B. FASE KERJA
1. Apa yang bapak rasakan saat ini?
2. Apa yang dikatakan dalam suara-suara yang bapak dengar?
3. Kapan bapak terakhir mendengar suara-suara dan melihat itu?
4. Berapa kali sehari/sering suara-suara dan bayangan itu muncul/terdengar?
5. Apa yang bapak lakukan jika suara-suara dan bayangan itu muncul? Bagaimana
perasaan bapak saat mendengar suara-suara dan melihat itu?
6. Baiklah bapak saya akan mengajari bapak bagaimana caranya untuk
menghardik/mengusir suara-suara dan bayangan itu?
7. Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara dan bayangan itu, bapak
usahakan untuk mengahrdik seperti cara yang sudah saya ajarkan tadi.
C. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien subyektif : Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-
bincang?
Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : Tolong bapak sekarang
menceritakan ulang apa yang sudah kita bicarakan tadi?
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan) : Baiklah, tolong bapak sekali lagi nanti kalau masih mendengar suara-
suara dan melihat itu, bapak usahakan untuk mengahrdik seperti cara yang sudah
saya ajarkan tadi. Nanti saya akan memasukkan ke dalam jadwal harian bapak.
2
3. Kontrak yang akan datang :
Topik : Kita akan berbincang-bincang lagi tentang cara mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap?
Waktu : Bagaimana kalau besok pagi setelah kegiatan senam pagi?
Tempat : Bagaimana kalau di ruang depan saja?
3
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
PENDENGARAN
1. Pertemuan : Kedua
2. Kondisi Klien :
S : Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan, kode, hanya dia yang mendengar,
suara datang pada saat waktu duhur dan sore sebelum magrib, pasien marah-marah
O : Klien nampak bicara sendiri, ngaji diatas bad sendiri, sering terlentang diatas tempat
tidur
3. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Pendengaran dan
Penglihatan
4. Tujuan Khusus :
Klien dapat mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
5. Tindakan Keperawatan :
- Pertahankan hubungan saling percaya dengan klien
- SP II :
1)Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
2)Ajarkan cara mengontrol halusinasi dgn bercakap-cakap
3)Anjurkan klien memasukkan kegiatan bercakap-cakap halusinasi ke dalam jadwal
kegiatan harian.
A. FASE ORIENTASI :
1. Salam Terapeutik : Selamat pagi Pak H, masih ingat dengan nama saya?
2. Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada pagi hari ini? Apa yang pak H
rasakan saat ini? Apakah masih mendengar suara kodenya? Jam berapa? Waktu pak
H sedang apa? Lantas apa kemarin saat halusinasinya muncul, pak H sudah berusaha
untuk menghardik?
3. Kontrak : (Sesuai kesepakatan pertemuan sebelumnya)
Topik : Sekarang kita akan belajar cara mengontrol dgn bercakap-cakap?
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau masih kurang bisa kita
tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang depan saja?
4
B. FASE KERJA
1. Mengajarkan cara bercakap-cakap dengan orang lain
2. Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak usahakan untuk
bercakap-cakap dengan teman sebelahnya atau menghardik seperti cara yang sudah
saya ajarkan kemarin ya.
C. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien subyektif : Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-
bincang?
Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : Tolong bapak sekarang
menceritakan ulang apa yang sudah kita bicarakan tadi?
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan) : Baiklah, tolong bapak sekali lagi nanti kalau masih mendengar suara-
suara dan melihat bayangan itu, bapak usahakan untuk bercakap-cakap dengan orang
lain seperti cara yang sudah saya ajarkan tadi. Nanti saya akan memasukkan ke
dalam jadwal harian bapak.
3. Kontrak yang akan datang :
Topik : Kita akan berbincang-bincang lagi tentang cara mengontrol halusinasi
dengan melakukan kegiatan
Waktu : Bagaimana kalau besok sebelum makan siang?
Tempat : Bagaimana kalau tetap di ruang depan?
5
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
PENDENGARAN
1. Pertemuan : Ketiga
2. Kondisi Klien :
S : Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan, kode, hanya dia yang mendengar,
suara datang pada saat waktu duhur dan sore sebelum magrib, pasien marah-marah
O : Klien nampak bicara sendiri, ngaji diatas bad sendiri, sering terlentang diatas tempat
tidur
3. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Pendengaran dan
Penglihatan
4. Tujuan Khusus :
Klien dapat mengontrol halusinasi dengan berkegiatan
5. Tindakan Keperawatan :
- Pertahankan hubungan saling percaya dengan klien
- SP III:
1) Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan berkegiatan
3) Anjurkan klien memasukkan kegiatan bercakap-cakap halusinasi ke dalam jadwal
kegiatan harian.
A. FASE ORIENTASI :
1. Salam Terapeutik : Selamat pagi Pak H, masih ingat dengan nama saya (tergantung
respon klien saat menyapa kita)?
2. Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada pagi hari ini? Apa yang pak H rasakan
saat ini? Apakah masih mendengar suara-suara kodenya? Jam berapa? Waktu pak H
sedang apa? Lantas apa kemarin saat halusinasinya muncul, apa pak H sudah berusaha
untuk mengontrol dengan salah satu cara yang sudah saya ajarkan kemarin?
3. Kontrak : (Sesuai kesepakatan pertemuan sebelumnya)
Topik : Sekarang kita akan belajar cara mengontrol dengan berkegiatan?
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau masih kurang bisa kita
tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang depan saja?
6
B. FASE KERJA
1. Mengajarkan cara berkegiatan dengan orang lain
2. Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak usahakan
untuk berkegiatan atau seperti cara-cara yang sudah saya ajarkan kemarin.
C. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi klien subyektif :Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-
bincang?
b. Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : Tolong bapak sekarang
Menceritakan ulang apa yang sudah kita bicarakan tadi?
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan) : Baiklah, tolong bapak sekali lagi nanti kalau masih mendengar suara-
suara dan bayangan itu, bapak usahakan untuk bercakap-cakap dengan orang lain
seperti cara yang sudah saya ajarkan tadi. Nanti saya akan memasukkan ke dalam
jadwal harian bapak.
3. Kontrak yang akan datang :
a. Topik : Kita akan berbincang-bincang lagi tentang cara benar minum obat
b. Waktu :Bagaimana kalau besok sesudah makan pagi?
c. Tempat :Bagaimana kalau tetap di ruang depan?
7
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
PENDENGARAN
1. Pertemuan : Keempat
2. Kondisi Klien :
S : Klien mengatakan mendengar bisikan-bisikan, merusak barang dan mengamuk
O : Klien nampak mondar-mandir, senyum-senyum sendiri dan bicara sendiri
3. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Pendengaran dan
penglihatan
4. Tujuan Khusus :
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik dan teratur
5. Tindakan Keperawatan :
- Pertahankan hubungan saling percaya dengan klien
- SP IV :
1) Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan meminum obat
A. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik : Selamat pagi Pak H, masih ingat dengan nama saya (tergantung
respon klien saat menyapa kita)?
2. Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada pagi hari ini pak? Apa yang pak H
rasakan saat ini? Apakah masih mendengar suara-suara kodenya? Jam berapa? Waktu
pak H sedang apa? Lantas apa kemarin saat halusinasinya muncul, apa pak H sudah
berusaha untuk mengontrol dengan salah satu cara yang sudah saya ajarkan?
3. Kontrak : (Sesuai kesepakatan pertemuan sebelumnya)
Topik : Sekarang kita akan belajar cara meminum obat ya?
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau masih kurang bisa kita
tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang depan saja?
B. FASE KERJA
Mengajarkan cara berkegiatan dengan orang lain
Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak usahakan untuk
berkegiatan atau seperti cara-cara yang sudah saya ajarkan kemarin dan rutin
meminum obat.
8
C. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi klien subyektif :Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-
bincang?
b. Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : Tolong bapak sekarang
menceritakan ulang apa yang sudah kita bicarakan tadi?
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan) : Baiklah, tolong bapak sekali lagi nanti kalau masih mendengar suara-
suara dan melihat bayangan itu, bapak usahakan untuk mengendalikan seperti cara-
cara yang sudah saya ajarkan kemarin. Nanti saya akan memasukkan ke dalam jadwal
harian bapak.
3. Kontrak yang akan datang :
a. Topik : Tergantung kondisi dan situasi klien
b. Waktu :Bagaimana kalau besok sebelum makan siang?
c. Tempat :Bagaimana kalau tetap di ruang depan?
9
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.H
DENGAN HALUSINASI
DI PANTI GRAMESIA CIREBON
I. IDENTITAS KLIEN
Nama/Inisial : Tn.H
Umur : 36 Tahun
Jenis Kelamin :L
Alamat : Desa Kertasari Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon
No. CM : 629
Informan : Pasien
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal Pengkajian : 04 Januari 2021
II. ALASAN MASUK
Pasien mengatakan dulu sering marah-marah, mengalami sakit berat, ada masalah
dengan keluarga, pasien mengatakan dianggap menyukai adiknya dan dipukul oleh
kakaknya, pasien mengatakan selama sakit tidur dimana saja, pasien mengatakan
sempat mengurung diri dikamar karena sedih pernah dirampok sampai habis semua dan
dikamar tidak ngelakuin apa-apa, pasien mengatakan dulu sering mendengar suara
bisikan orang dan melihat hantu, pasien mengatakan pernah diusir dari rumah. Pasien
mengatakan dikroyok oleh orang jahat diiket jadi dulu mudah marah-marah.
III. FAKTOR PRESIPITASI/ RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 04 Januari 2021, pasien mengatakan
sudah disini sekitar 1 tahun yang lalu. Pasien mengatakan sering mendengar suara
dikamar, dan suka ngobrol dengan temannya dikamar, pasien mengatakan ngobrol
dengan temannya saat saya tidak tidur, dan ngobrol dengan anaknya saat siang jam
13.00 WIB setelah makan didepan dekat pintu masuk. Pasien mengatakan anaknya
banyak ratusan dan masih kecil-kecil, pasien juga mengatakan temannya ada dibawah
tempat tidur sedang tiduran. Pasien mengatakan jarang melakukan kebersihan diri,
1
pasien mengatakan hanya sering sikat gigi setiap hari, pasien mengatakan jarang mandi
dan keramas. Saat dilakukan pengkajian lebih lanjut pasien tampak berbicara sendiri,
ketawa sendiri, dan pasien tampak kebingungan, pasien tampak bisa berbicara dengan
yang lain setelah makan saat ngerokok, pasien sering diam dikamar berbicara sendiri.
Pasien tampak hanya cuci muka saja tidak mandi, keramas, pasien tampak jarang
mengganti pakaian, dan pasien tampak sering menggaruk bagian badannya. Pasien
tampak diam saja dan mau berinteraksi ketika diajak saja, berbicara menunduk, saat
bicara pasien tampak jari pasien bergerak terus.
IV. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa masa lalu ?
- Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya
- Berhasil Kurang berhasil - Tidak berhasil
Ada - Tidak
Kalau ada :
Hubungan keluarga Gejala Riwayat Pengobatan/perawatan
Kakak Sering marah-marah Rawat Jalan
2
Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan?
Pasien mengatakan pengalaman yang tidak menyenangkan saat dirumah
merasa ditolak sama keluarga pasien merasa kecewa, dan pasien mengatakan
kakaknya suka jahat sering kasar, sehingga pasien mengatakan dulu suka marah-
marah. Pasien mengatakan pernah dikamar saja mengurung diri tidak melakukan
apa-apa karena merasa sedih setelah dirampok dan ada masalah keluarga, pasien
mengatakan suka ngobrol sama temannya yang bisa buat tenang dikamar dan pernah
diusir dari rumah. Pasien juga mengatakan bahwa dirinya ada yang ngeroyok dan
disiksa oleh orang jahat.
Masalah keperawatan : Harga diri rendah, isolasi sosial, dan halusinasi pendengaran
dan penglihatan.
V. PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital : TD : 130/90 mmHg
N : 98 x/menit
S : Tidak ada data
P : 24 x/menit
Ukuran : BB : 60 kg TB: 173 cm
Jelaskan : Pasien mengatakan tidak ada keluhan fisik, dan pasien mengatakan merasa
sehat
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan dalam fisik pasien
3
VI. PSIKOSOSIAL X : Meninggal
1. Genogram
: Perempuan
: Laki-laki
36 : Klien
X
36 :
2. Konsep diri
a. Gambaran Diri/Citra Tubuh
Pasien mengatakan bagian tubuh yang disukai adalah bagian lengan karena
merasa paling kuat, dan tidak ada bagian tubuh yang tidak disukai.
b. Identitas diri
Pasien mengatakan sangat senang dirinya sebagai laki-laki karena dulu pernah
bekerja dan memberikan uang kepada ibunya.
c. Peran
Pasien mengatakan saat dirumah sebelum sakit merasa puas sebagai anak yang
bisa membahagiakan orang tuanya, dan pasien mengatakan saat sakit pasien
mengikuti semua kegiatan yang ada seperti senam dan TAK.
d. Ideal Diri
Pasien mengatakan ingin segera pulang dan dijemput oleh ibunya, berkumpul
dengan keluarga, dan ingin bekerja lagi.
e. Harga Diri
4
Pasien mengatakan merasa sedih dulu pernah dirampok, dan diusir dari rumah.
Pasien sedih karena tidak dapat menjalankan perannya sebagai anak membantu
dan membahagiakan ibunya, pasien mengatakan malu dan tidak percaya diri.
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/orang terdekat
Pasien mengatakan orang yang paling berarti adalah ibu dan keponakannya.
Pasien megatakan suka dan senang melihat keponakannya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyakat
Pasien mengatakan kadang-kadang mengikuti kegiatan kelompok yang ada di
masyarakat.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan merasa tidak ada hambatan saat berkomunikasi dengan orang
lain dan ada hambatan dalam berhubungan dengan keluarganya karena ada
masalah keluarga dan pasien mengatakan sempat diusir
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah dalam hubungan dengan orang lain
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan beragama islam
b. Kegiatan ibadah/menjalankan keyakinan
Pasien mengatakan suka melakukan ibadah shalat selama di panti, dan pasien
tampak selalu mengikuti kegiatan shalat berjamaah selama di panti
Masalah keperawatan : Tidak terdapat adanya masalah keperawatan spritual
pada pasien
VII.STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasa
Jelaskan : Pasien berpenampilan kurang rapi, kusut, pasien jarang mengganti
pakaian, pasien tampak jarang mandi, keramas dan hanya cuci muka, pasien tampak
sering menggaruk badannya.
5
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri
2. Pembicaraan
Cepat Inkoheren
Keras Lambat
Gagap Membisu
Jelaskan : Saat dilakukan komunikasi dengan pasien tampak kurang kooperatif,
pembicaraan lambat dan suara pelan, dan pasien terkadang suka
menunduk
Masalah keperawatan : Hambatan komunikasi verbal
3. Aktivitas motorik
Lesu Gelisah
Tik Tremor
Tegang Agitasi
Grimasem Kompulsif
Jelaskan : Saat berkomunikasi tangan pasien tampak sedikit bergetar saat
menjulurkan tangan dan pasien tampak lesu dan kebingungan.
Masalah keperawatan : Masih terdapat adanya trauma
4. Alam perasaan
Sedih Putus asa
Ketakutan Gembira berlebihan
Khawatir
Jelaskan : Pasien mengatakan sedih ingin bertemu dengan ibu dan keponakannya,
pasien juga mengatakan merasa takut kalau ketemu orang jahat, dan ketemu
kakaknya. Pasien megatakan kalau ada yang ngajak ngobrol harus izin dulu ke
temannya.
Masalah keperawatan : Halusinasi pendengaran dan penglihatan
5. Afek
Datar Labil
Tumpul Tidak sesuai
Jelaskan : pasien tampak tidak ada perubahan roman muka pada saat diajak bercanda
atau diberi stimulus yang menyedihkan.
Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
6
Bermusuhan Kontak mata (-)
Tidak kooperatif Defensif
Mudah tersinggung Curiga
Jelaskan : Pasien tampak kurang kooperatif dan saat diajak ngobrol pasien tampak
tidak mau menatap lawan bicara.
Masalah keperawatan :Hambatan Interaksi Sosial, isolasi sosial
7. Persepsi
Halusinasi
Pendengaran Penghidu
Pengecapan Perabaan
Penglihatan
Jelaskan : Pasien mengatakan masih mendengar bisikan orang, pasien mengatakan
sering ngobrol dan melihat temannya dibawah tempat tidur, pasien juga
mengatakan suka ngobrol dengan anaknya di depan dekat parkiran,
pasien tampak berbicara sendiri dan ketawa sendiri.
Masalah keperawatan : Halusinasi Pendengaran dan penglihatan
8. Proses pikir
Sirkumtansial Tangensial
Flight of ideas Blocking
Pengulangan pembicaraan Kehilangan asosiasi
Jelaskan : Pasien tampak selalu bercerita dan mengatakan sesuatu secara berbelit-
belit, dan pasien selalu membicarakan hal yang tidak logis dan menyebutkan usianya
ratusan.
Masalah keperawatan : Gangguan proses pikir
9. Isi pikir
Obsesi Ide yang terkait
Depersonalisasi Hipokondria
Fobia Pikiran magis
Jelaskan : Pasien mengatakan bahwa dirinya merasa takut ketemu dengan orang
jahat dan kakaknya.
Masalah keperawatan : Ketakutan
7
Waham
Agama Sisip Pikir
Nihilistik Kebesaran
Somatik Siar Pikir
Curiga Kontrol Pikir
Jelaskan : Pasien tidak ada masalah dalam isi pikirnya , hanya sering berbicara tidak
logis dan merasa ketakutan
Masalah keperawatan : Tidak mengalami waham
Disorientasi
Waktu Tempat Orang
Jelaskan :Tingkat kesadaran pasien tampak normal, bingung dan kacau. Pasien tidak
mengalami disorientasi, pasien mengatakan waktu yang sesuai, tempat di panti, dan
mengenal orang.
Masalah keperawatan : Gangguan tingkat kesadaran
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini
Konfabulasi
Jelaskan : Pasien masih tampak bisa memngingat memorinya dari masa lalu dan
masa sekarang
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah memori pada pasien
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : Pasien tampak cukup berkonsentrasi saat berkomunikasi, kurang
kooperatif diajak berkomunikasi dan mampu berhitung dari 1-10 dengan
benar
8
Masalah keperawatan: Tidak ada masalah dalam tingkat konsentrasi dan berhitung
pasien
13. Kemampuan penilain
Gangguan ringan Gangguan bermakna
Jelaskan : Pasien tampak masih mempunyai kemampuan dalam menilai sesuatu
Masalah keperawatan : Tidak ada gangguan dalam kemampuan menilai sesuatu
14. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal di luar dirinya
Jelaskan : Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak mengalami gangguan jiwa, dan
pasien mengatakan dirinya hanya mengalami emosi dan sakit berat.
Masalah keperawatan :
2. BAB/BAK
3. Mandi
4. Berpakaian/berhias
9
6. Penggunaan obat
Bantuan minimal Bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan lanjutan ……
System pendukung ……
8. Aktifitas di dalam rumah
Ya Tidak
Mempersiapkan makanan
Menjaga kerapihan rumah
Mencuci pakaian
Mengatur keuangan
10
X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok : Pasien mengatakan tidak memiliki
masalah dengan dukungan kelompok,
pasien mengatakan sebelum sakit
diterima baik oleh warga disekitar,
tetapi dirumah pasien merasa kecewa
dan takut dengan kakaknya yang suka
marah-marah.
Masalah berhubungan dengan lingkungan : Pasien mengatakan tidak ada
masalah hubungan dengan
lingkungannya dan masyarakat disekitar
rumahnya.
Masalah dengan pendidikan : pasien mengatakan mersa puas karena telah
mengejar paket C sehingga lulus SLTA dan
pernah mondok.
Masalah dengan pekerjaan : Pasien mengatakan sebelum sakit dia merasa puas
bekerja sebagai wirausaha toko makanan, setelah
sakit toko harus tutup dan pasien ingin merintis
dari awal lagi.
Masalah dengan perumahan : Pasien mengatakan merasa kecewa tinggal
dirumah, karena ada masalah keluarga dan
kakaknya yang tidak suka membuat dirinya
mudah emosi dan pasien mengatakan pernah
diusir dari rumah.
Masalah ekonomi : Pasien mengatakan sekarang sudah tidak bisa mencari uang
lagi dan hanya menunggu ibunya.
Masalah dengan pelayanan kesehatan : Pasien mengatakan puas dan senang
dengan pengobatan yang dilakukan di
rumah sakit atau di panti ini
Masalah lainnya :
11
Penyakit jiwa : Pasien mengatakan tidak mengalami sakit jiwa
Faktor presipitasi : Pasien mengatakan dulu suka marah-marah karena ada
masalah keluarga dan pasien merasa kecewa serta takut
dengan kakaknya yang suka jahat dan marah-marah.
Pasien mengatakan pernah diusir dan mengurung diri
dikamar. Pasien mengatakan senang kalau ngobrol
dengan temannya dan anaknya dikamar.
Koping : Pasien mengatakan kalau sudah kecewa pasien mudah
marah dan emosi serta mengurung
diri.
Sistem pendukung : Pasien mengatakan ibunya yang selalu
mendukungnya
Penyakit Fisik : Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit fisik
Obat-obatan : Pasien mengatakan tidak mengetahui obat-oabatan
yang diminumnya
Lainnya
Masalah Keperawatan : Kurangnya Pengetahuan Pasien
XII.ASPEK MEDIK
Diagnose Medik : Skizofernia
Terapi Medis :
1. Holaperidol 0,5 mg 1 – 0 - 1
2. Vit B 50 mg 1-0-1
3. Heksimer 200 mg 1 – 0- 1
4. B complex 1 – 0 - 1
12
Gangguan sensori persepsi (Halusinasi Pendengaran)
Isolasi sosial
Analisa Data
DATA MASALAH
13
Tanda vital :
Td : 130/90 mmhg
N : 98 x/menit
S : tidak ada data
P : 24 x/menit
2. DS : Defisit Perawatan Diri (Kebersihan Diri)
Pasien mengatakan selama sakit
tidur dimana saja
Pasien mengatakan sempat
mengurung diri dikamar karena
sedih dan dikamar tidak ngelakuin
apa-apa
Pasien mengatakan pernah diusir
dari rumah
Pasien mengatakan jarang
melakukan kebersihan diri
Pasien mengatakan hanya sering
sikat gigi setiap hari
Pasien mengatakan jarang mandi
dan keramas
Do:
Pasien sering diam dikamar
berbicara sendiri.
Pasien tampak hanya cuci muka
saja tidak mandi, keramas
Pasien tampak jarang mengganti
pakaian
pasien tampak sering menggaruk
bagian badannya.
Pasien tampak diam saja dan mau
berinteraksi ketika diajak saja,
Berbicara menunduk,
saat bicara pasien tampak jari
pasien bergerak terus
Tanda vital :
Td : 130/90 mmhg
N : 98 x/menit
S : tidak ada data
P : 24 x/menit
14
Tujuan Krietria Hasil Tindakan
keperawatan
1. 05 Januari Gangguan Tujuan Setelah Bina hubungan Dengan
2021 Sensori dan Umum : dilakukan 2 kali saling percaya pasien
Persepsi : Klien tidak pertemuan dengan klien percaya sama
Halusinasi mencederai diharapka klien 1) Sapa klien perawat
Pendengara diri sendiri, dengan kriteria dengan ramah maka pasien
n dan orang lain, hasil: baik verbal akan
penglihatan dan Klien maupun non mengutaraka
berhubunga lingkungan membalas verbal n semua
n dengan Tujuan sapaan peawat 2) Perkenalkan diri perasaan dan
menarik diri Khusus SP1: Ekspresi dengan sopan kejadian
Klien dapat wajah 3) Tanyakan nama yang
membina bersahabat dan lengkap klien dan dialaminya.
hubungan senang nama panggilan Lakukan SP
saling Ada kontak kesukaan klien 1 untuk:
percaya, mata dan mau 4) Jelaskan maksud 1) Untuk
mengidentifi berjabat dan tujuan mengetahui
kasi tangan berinteraksi jenis
halusinasi, Klie mau 5) Berikan halusinasi
dan duduk kesempatan klien yang terjadi
mengontrol berdampingan mengungkapkan pada pasien
halusinasi dengan perasaanya 2) Untuk
dengan perawat, 6) Dengarkan mengetahui
menghardik Klien mau ungkapan klien isi pikir dan
mengutarakan dengan empati untuk
masalah yang Lakukan tindakan mengidentifi
dihadapi SP 1: kasi
Klien dapat 1) Identifikasi jenis intervensi
mengidentifik halusinasi klien yang akan
asi kapan, 2) Identifikasi isi dilakukan
frekuensi, halusinasi klien 3) Untuk
situasi saat 3) Identifikasi mengetahui
terjadinya waktu halusinasi waktu kapan
halusinasi klien terjadinya
Klien dapat 4) Identifikasi halusinasi
mengungkapk frekuensi 4) Untuk
an perasaan halusinasi klien mengetahui
saat halusinasi 5) Identifikasi berapa kali
situasi yang pasien
Klien dapat
menimbulkan mengalami
menyebutkan
halusinasi halusinasi
apa yang harus
6) Identifikasi 5) Agar tau
dilakukan
respon klien tindakan apa
untuk
terhadap yang harus
mengendalika
halusinasi dilakukan
n halusinasi
7) Ajarkan klien sesuai situasi
cara menghardik yang dapat
halusinasi menimbulka
8) Anjurkan klien n halusinasi
15
memasukkan 6) Agar
kegiatan mengetahui
menghardik respon klien
halusinasi ke terhadap
dalam jadwal halusinasi
kegiatan harian. 7) Untuk
mencegah
dan
mengontrol
terjadinya
halusinasi
8) Untuk
mengontrol
klien
terhadap
halusinasi
yang
dialaminya.
Tujuan SP 2: Setelah - Pertahankan Agar pasien
Klien dapat dilakukan 3 kali hubungan saling tidak tertutup
mengontrol pertemuan percaya dengan dan mau
halusinasi diharapka klien klien terbuka
dengan dengan kriteria - SP II : dengan
bercakap- hasil: 1) Evaluasi jadwal perawat
cakap dengan Kriteria kegiatan harian Lakukan SP
hasil: klien 2 agar:
Klien dapat 2) Ajarkan cara 1) Untuk
menyebutkan mengontrol mengetahui
dan halusinasi dengan apakah
mengontrol bercakap-cakap jadwal
apa yang 3) Anjurkan klien kegiatan
harus memasukkan harian klien
dilakukannya kegiatan dilakukan
untuk bercakap-cakap atau tidak
mengendalik halusinasi ke 2) Untuk
an dalam jadwal mencegah
halusinasinya kegiatan harian. dan
Klien dapat mengontrol
menimbulka halusinasi
n cara baru datang
untuk 3) Agar klien
mengontrol mampu
halusinasinya mencegah
Klien dapat dan mau
memilih cara bersosialisasi
mengatasi dengan klien
halusinasi lain
16
mengontrol pertemuan percaya dengan dan mau
halusinasi diharapka klien klien terbuka
dengan dengan kriteria - SP III: dengan
berkegiatan hasil: 1) Evaluasi jadwal perawat
Klien dapat kegiatan harian Lakukan SP
menyebutkan klien III agar:
dan 2) Ajarkan cara 1) Untuk
mengontrol mengontrol mengetahui
apa yang halusinasi dengan apakah
harus berkegiatan jadwal
dilakukannya 3) Anjurkan klien kegiatan
untuk memasukkan harian klien
mengendalik kegiatan yang dilakukan
an disukainya ke atau tidak
halusinasinya dalam jadwal 2) Agar klien
Klien dapat kegiatan harian dapat
menimbulka menghindari
n cara baru halusinasi
untuk dengan sibuk
mengontrol berkegiatan
halusinasinya yang
Klien dapat disukainya
memilih cara 3) Agar klien
berkegiatan dapat
untuk mengontrol
mengatasi halusinasi
halusinasi dengan cara
berkegiatan
17
obat konsultasi tahu terkait
dengan obat
yang
diminumnya
4) Agar klien
mau minum
obat dan tahu
efek dari
tidak minum
obat tanpa
konsultasi
18
mempunyai
kegiatan
dalam
keseharian
dan untuk
menjaga
kebersihan
diri
19
halusinasi tangan pasien tampak tidak
6) Mengajarkan klien bisa diam
cara menghardik A: Halusinasi penglihatan dan
halusinasi pendengaran
7) Menganjurkan klien P:
memasukkan kegiatan Lakukan tindakan SP 1:
menghardik 1) Identifikasi waktu halusinasi
halusinasi ke dalam klien
jadwal kegiatan 2) Identifikasi frekuensi
harian. halusinasi klien
3) Identifikasi situasi yang
menimbulkan halusinasi
4) Identifikasi respon klien
terhadap halusinasi
Lakukan tindakan SP II:
1)Evaluasi jadwal kegiatan
harian klien dari pagi sampai
siang dan cara mengontrol
halusinasi dengan
menghardik
2)Ajarkan cara mengontrol
halusinasi dengan bercakap-
cakap dengan teman lainnya
3)Ajurkan klien memasukkan
kegiatan bercakap-cakap
halusinasi ke dalam jadwal
kegiatan harian.
I:
Melakukan tindakan SP 1:
1) Mengidentifikasi waktu
halusinasi klien
2) Mengidentifikasi frekuensi
halusinasi klien
3) Mengidentifikasi situasi yang
menimbulkan halusinasi
4) Mengidentifikasi respon
klien terhadap halusinasi
Melakukan tindakan SP II:
1)Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian klien dari pagi sampai
siang dan cara mengontrol
halusinasi dengan
menghardik
2)Mengajarkan cara mengontrol
halusinasi dengan bercakap-
cakap dengan teman lainnya
3)Mengajurkan klien
memasukkan kegiatan
bercakap-cakap halusinasi ke
dalam jadwal kegiatan
20
harian.
E: Masalah belum teratasi
Pasien masih berbicara
sendiri dan tersenyum
sendiri
Pasien masih kurang
kooperatif dan percaya
R: Intervensi dilanjutkan dan
lakukan SP II
Rabu, 06 Gangguan Mempertahankan S:
Januari 2021 Sensori dan hubungan saling Pasien mulai tampak
13.45 WIB Persepsi : percaya dengan klien kooperatif dan percaya
Halusinasi Melakukan SP 1 : dengan perawat
Pendengaran 1) Mengidentifikasi Pasien mengatakan hari ini
dan waktu halusinasi klien masih ngobrol dengan
penglihatan 2) Mengidentifikasi temannya dan anaknya di
berhubungan frekuensi halusinasi depan dekat parkiran
dengan klien pasien mengatakan ngobrol
menarik diri 3) Mengidentifikasi sama anaknya setelah makan
situasi yang siang saat ngerokok
menimbulkan Pasien mengatakan suka
halusinasi ngobrol macam-macam kaya
4) Mengidentifikasi teman ke teman dan anak
respon klien terhadap sama ayahnya
halusinasi Pasien mengatakan mampu
Melakukan SP II : menghardik
1) Mengevaluasi jadwal Pasien mengatakan bisa
kegiatan harian klien bercakap-cakap dengan klien
dari pagi sampai siang lain
dan cara mengontrol O:
halusinasi dengan Pasien tampak masih terlihat
menghardik tenang dan kebingungan
2) Mengajarkan cara Pasien tampak bisa
mengontrol halusinasi melakukan menghardik dan
dengan bercakap- bercakap-cakap
cakap dengan teman Pasien tampak masih sering
lainnya berbicara sendiri dan
3) Menganjurkan klien tersenyum sendiri
memasukkan kegiatan
Berbicara masih lambat dan
bercakap-cakap
kurang kooperatif
halusinasi ke dalam
Pasien tampak sering
jadwal kegiatan
dikamar saja
harian.
Saat berkomunikasi jari
tangan pasien tampak tidak
bisa diam
A : Halusinasi pendengaran dan
penglihatan
P:
lakukan SP 1:
21
1) identifikasi waktu
halusinasi klien
2) identifikasi frekuensi
halusinasi klien
3) identifikasi situasi yang
menimbulkan halusinasi
4) identifikasi respon klien
terhadap halusinasi
lakukan SP II:
1) Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian klien dari
pagi sampai siang dan cara
mengontrol halusinasi
dengan menghardik
2) Mengajarkan cara
mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap
dengan teman lainnya
3) Menganjurkan klien
memasukkan kegiatan
bercakap-cakap halusinasi
ke dalam jadwal kegiatan
harian.
I:
Melakukan SP 1:
1) Mengidentifikasi waktu
halusinasi klien
2) Mengidentifikasi frekuensi
halusinasi klien
3) Mengidentifikasi situasi
yang menimbulkan
halusinasi
4) Mengidentifikasi respon
klien terhadap halusinasi
Melakukan SP II:
1) Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian klien dari
pagi sampai siang dan cara
mengontrol halusinasi
dengan menghardik
2) Mengajarkan cara
mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap
dengan teman lainnya
3) Menganjurkan klien
memasukkan kegiatan
bercakap-cakap halusinasi
ke dalam jadwal kegiatan
harian.
E : Masalah belum teratasi
22
Pasien masih berbicara
sendiri dan tersenyum
sendiri
Pasien mulai kooperatif dan
percaya
R : Intervensi dilanjutkan dan
lanjutkan SP 1 dan II
Kamis. 07 Gangguan Mempertahankan S:
Januari 2021 Sensori dan hubungan saling Pasien mengatakan hari
14.20 WIB Persepsi : percaya dengan klien ini masih sering ngobrol
Halusinasi Melakukan SP 1: dengan temannya
Pendengaran 1) Mengidentifikasi dibawah tempat tidur
dan waktu halusinasi klien dan anaknya di depan
penglihatan 2) Mengidentifikasi dekat parkiran
berhubungan frekuensi halusinasi Pasien mengatakan
dengan klien hanya dia yang bisa
menarik diri 3) Mengidentifikasi melihatnya
situasi yang pasien mengatakan kalau
menimbulkan ngobrol sama teman soal
halusinasi kehidupan dan biasanya
4) Mengidentifikasi siang atau sore hari
respon klien terhadap Pasien mengatakan
halusinasi mampu menghardik
Melakukan SP II: Pasien mengatakan
4) Mengevaluasi jadwal sudah bisa bercakap-
kegiatan harian klien cakap dengan yang lain
dari pagi sampai siang O:
dan cara mengontrol Pasien tampak terlihat
halusinasi dengan tenang dan kebingungan
menghardik Pasien tampak bisa
5) Mengajarkan cara melakukan menghardik
mengontrol halusinasi Pasien tampak mampu
dengan bercakap- bercakap-cakap dengan
cakap dengan teman yang lain
lainnya Pasien tampak sering
6)Menganjurkan klien berbicara sendiri dan
memasukkan kegiatan tersenyum sendiri
bercakap-cakap
Berbicara masih lambat
halusinasi ke dalam
Pasien tampak sudah
jadwal kegiatan
mulai keluar tidak
harian.
dikamar saja
Saat berkomunikasi jari
tangan pasien tampak
tidak bisa diam
A : Halusinasi Pendengaran dan
penglihatan
P : Intervensi dilanjutkan SP 1
dan SP IV dan SP III:
Lakukan SP 1:
23
1) Identifikasi waktu
halusinasi klien
2) Identifikasi frekuensi
halusinasi klien
lakukan SP IV :
1) Evaluasi jadwal kegiatan
harian klien
2) Diskusikan dengan klien
tentang dosis, frekuensi,
dan manfaat minum obat
3) Diskusikan akibat berhenti
obat-obatan tanpa
konsultasi
Lakukan SP III:
1) Evaluasi jadwal kegiatan
harian klien dan cara
mengontrol klien dengan
menghardik dan bercakap-
cakap
2) Ajarkan cara mengontrol
halusinasi dengan
berkegiatan dengan
melakukan kegiatan
membereskan tempat tidur
dan pakaian yang dibawa
3) Anjurkan klien
memasukkan kegiatan yang
disukainya ke dalam jadwal
kegiatan harian
I:
Meakukan SP 1:
1) Megidentifikasi waktu
halusinasi klien
2) Mengidentifikasi frekuensi
halusinasi klien
Melakukan SP IV :
1) Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian klien
2) Mendiskusikan dengan
klien tentang dosis,
frekuensi, dan manfaat
minum obat
3) Mendiskusikan akibat
berhenti obat-obatan tanpa
konsultasi
Melakukan SP III:
1) Mengevaluasi jadwal
kegiatan harian klien dan
cara mengontrol klien
dengan menghardik dan
24
bercakap-cakap
2) Megajarkan cara
mengontrol halusinasi
dengan berkegiatan dengan
melakukan kegiatan
membereskan tempat tidur
dan pakaian yang dibawa
3) Meganjurkan klien
memasukkan kegiatan yang
disukainya ke dalam jadwal
kegiatan harian
E : Masalah belum teratasi
Pasien belum mendengar
suara seperti burung
Pasien mulai kooperatif
dan percaya
R : Intervensi dilanjutkan dan
lanjutkan SP 1 dan SP III dan SP
IV
25
kegiatan yang O:
disukainya ke dalam Pasien tampak terlihat
jadwal kegiatan tenang
harian Pasien tampak bisa
melakukan menghardik
Pasien tampak masih
berbicara sendiri dan
tersenyum sendiri
Pasien tampak mau
bercakap-cakap dengan klien
lain
Pasien tampak mengetahui
manfaat dan akibat tidak
minum obat
Pasien melakukan kegiatan
mencuci pakaian
Pasien mulai kooperatif
Saat berkomunikasi jari
tangan pasien tampak tidak
bisa diam
A : Halusinasi Pendengaran dan
penglihatan
P : Intervensi dilanjutkan SP 1
dan SP IV:
Lakukan SP 1:
1) Identifikasi waktu halusinasi
klien
2) Identifikasi frekuensi
halusinasi klien
3) Identifikasi situasi yang
menimbulkan halusinasi
4) Identifikasi respon klien
terhadap halusinasi
I:
Melakukan SP 1:
1) Mengidentifikasi waktu
halusinasi klien
2) Mengidentifikasi frekuensi
halusinasi klien
3) Mengidentifikasi situasi yang
menimbulkan halusinasi
4) Mengidentifikasi respon
klien terhadap halusinasi
E : Masalah belum teratasi
Pasien masih berbicara
sendiri dan tersenyum
sendiri
Pasien mulai kooperatif dan
percaya
26
R : Intervensi dilanjutkan ke SP
1
2. Selasa,05 Defisit Melakukan SP 1 : S:
Januari 2021 perawatan Membina hubungan Pasien mau menyebutkan
16.00 WIB diri saling percaya dengan nama dan nama kesukaan
berhubungan klien panggilannya
dengan 1) Menyapa klien Pasien mengungkapkan
menarik diri dengan ramah baik perasaannya alasan dibawa
verbal maupun non ke panti karena merasa sakit
verbal berat, suka marah-marah,
2) Memperkenalkan diri dan pasien dianggap suka
dengan sopan berbicara sendiri
3) Menanyakan nama Pasien mengatakan merasa
lengkap klien dan sedih dan takut karena
nama panggilan orang jahat yang pernah
kesukaan klien mengkroyoknya dan takut
4) Menjelaskan maksud dengan kakaknya yang suka
dan tujuan marah-marah dan
berinteraksi memukulnya
5) Memberikan Pasien mengatakan pernah
kesempatan klien mengurung diri dirumah
mengungkapkan tidak melakukan apa-apa
perasaanya Pasien mengatakan selama
6) Mendengarkan sakit tidak pernah mandi
ungkapan klien dan suka tidur dimana saja
dengan empati O:
Pasien tampak kebingungan
Pasien kurang kooperatif
bicara lambat dan pelan
Pasien tampak bau dan
tidak rapih’
Pasien tampak jarang
mengganti pakaian dan
mandi
Pasien tampak sering
menggaruk badannya
A: Defisit perawatan diri
(kebersihan diri)
P:
Intervensi dilanjutkan
pertahankan hubungan saling
percaya
lakukan SP 1:
identifikasi kebutuhan
kebersihan diri klien
I:
Mempertahankan hubungan
saling percaya
Melakukan SP 1:
27
Mengidentifikasi kebutuhan
kebersihan diri klien
E: Klien tampak kurang
kooperatif dan kebingungan
R: Intervensi dilanjutkan SP 1
Rabu, 06 Defisit Mempertahankan S:
Januari 2021 perawatan hubungan saling Pasien mengatakan belum
14.25 WIB diri percaya mandi
(kebersihan Melakukan SP 1: Pasien mengatakan hanya
diri) 1) Mengidentifikasi cuci muka saja dan sikat gigi
berhubungan kebutuhan kebersihan Pasien mengatakan selama di
dengan diri klien panti jarang keramas
menarik diri O:
Pasien tampak tidak rapih
dan bau
Pasien tampak jarang
melakukan mandi
Pasien tampak tidak pernah
mengganti pakaian
Pasien tampak sering
menggatuk badannya
A: Defisit perawatan diri
(kebersihan diri)
P : Intervensi dilanjutkan
pertahankan hubungan saling
percaya dengan klien
lakukan SP 1
1) identifikasi kebutuhan
kbersihan diri klien
2) jelaskan pentingnya
kebersihan diri
3) Ajarkan klien
mempraktikkan perawatan
diri : mandi, gosok gigi,
keramas, dan mengganti
pakaian
I:
Mempertahankan hubungan
saling percaya dengan klien
Melakukan SP 1
1) Mengidentifikasi kebutuhan
kbersihan diri klien
2) Menjelaskan pentingnya
kebersihan diri
3) Mengajarkan klien
mempraktikkan perawatan
diri : mandi, gosok gigi,
keramas, dan mengganti
pakaian
28
E : klien mulai kooperatif dan
klien masih tampak kebingungan
R : Intervensi dilanjutkan dan SP
1
Kamis, 07 Defisit Mempertahankan S:
Januari 2021 perawatan hubungan saling Pasien mengatakan sudah
14.20 diri percaya dengan klien mencuci muka dan mandinya
(Kebersihan Melakukan SP 1 nanti sore
diri) 4) Mengidentifikasi Pasien mengatakan hari ini
berhubungan kebutuhan kbersihan hanya cuci muka saja dan
dengan diri klien sikat gigi
menarik diri 5) Menjelaskan Pasien mengatakan selama di
pentingnya panti jarang keramas
kebersihan diri Pasie mengatakan
6) Ajarkan klien mengetahui manfaat mandi
mempraktikkan agar sehat bersih dan tidak
perawatan diri : bau
mandi, gosok gigi, O:
keramas, dan Pasien tampak tidak rapih
mengganti pakaian dan bau
Pasien masih tampak jarang
melakukan mandi
Pasien mau mengganti
pakaian
Pasien tampak sering
menggatuk badannya
A: Defisit perawatan diri
(kebersihan diri)
P : Intervensi dilanjutkan
Pertahankan hubungan saling
percaya
Mlakukan SP 1 :
1) Jelaskan pentingnya
perawatan diri yang baik
2) Ajarkan klien mepraktikkan
perawatan diri : mandi,
gosok gigi, keramas, dan
penggunaan pakaian
3) Bantu klien mempraktikkan
cara perawatan diri
4) Ajarkan klien memasukan
kegiatan perawatan diri
secara mandiri di dalam
jadwal kegiatan harian
I:
Mempertahankan hubungan
saling percaya
Melakukan SP 1 :
1) Menjelaskan pentingnya
29
perawatan diri yang baik
2) Mengajarkan klien
mepraktikkan perawatan
diri : mandi, gosok gigi,
keramas, dan penggunaan
pakaian
3) Membantu klien
mempraktikkan cara
perawatan diri
4) Mengajarkan klien
memasukan kegiatan
perawatan diri secara
mandiri di dalam jadwal
kegiatan harian
E : Pasien mulai kooperatif dan
tampak sudah mau mengerti
pentingnya kebersihan diri
R : Intervensi dilanjutkan SP 1
Jumat, 08 Defisit Mempertahankan S:
januari 2021 perawatan hubungan saling Pasien mengatakan sudah
10.15 WIB diri percaya mencuci muka dan mau
(Kebersihan Melakukan SP 1 : mandi
diri) 5) Menjelaskan Pasien mengatakan sudah
berhubungan pentingnya sikat gigi waktu bangun tidur
dengan perawatan diri yang Pasien mengatakan selama di
menarik diri baik panti jarang keramas
6) Mengajarkan klien Pasie mengatakan
mepraktikkan mengetahui manfaat mandi
perawatan diri : agar sehat bersih dan tidak
mandi, gosok gigi, bau
keramas, dan O:
penggunaan pakaian Pasien tampak segar
7) Membantu klien Pasien hari ini tampak
mempraktikkan cara melakukan cuci muka dan
perawatan diri sikat gigi
8) Mengajarkan klien Pasien mau mengganti
memasukan kegiatan pakaian dan mencuci pakaian
perawatan diri kotornya
secara mandiri di Pasien masih tampak sering
dalam jadwal menggaruk badannya
kegiatan harian A: Defisit perawatan diri
(kebersihan diri)
P : Intervensi dilanjutkan
Pertahankan hubungan saling
percaya
Mlakukan SP 1 :
1) Jelaskan pentingnya
perawatan diri yang baik
2) Ajarkan klien mepraktikkan
30
perawatan diri : mandi, gosok
gigi, keramas, dan
penggunaan pakaian
3) Bantu klien mempraktikkan
cara perawatan diri
4) Ajarkan klien memasukan
kegiatan perawatan diri
secara mandiri di dalam
jadwal kegiatan harian
I:
Mempertahankan hubungan
saling percaya
Melakukan SP 1 :
1) Menjelaskan pentingnya
perawatan diri yang baik
2) Mengajarkan klien
mepraktikkan perawatan
diri : mandi, gosok gigi,
keramas, dan penggunaan
pakaian
3) Membantu klien
mempraktikkan cara
perawatan diri
4) Mengajarkan klien
memasukan kegiatan
perawatan diri secara mandiri
di dalam jadwal kegiatan
harian
E : Pasien mulai kooperatif dan
tampak sudah mau mengerti
pentingnya kebersihan diri dan
mau mengganti pakaian
R : Intervensi dilanjutkan SP 1
31