Mekanisme Pertukaran Gas
Mekanisme Pertukaran Gas
Mekanisme Pertukaran Gas
Mekanisme Pertukaran Gas pada dasarnya proses pertukaran gas terjadi di paru - paru tepatnya di
aveolus dan melibatkan hemoglobin yang terdapat dalam sel-sel darah merah.
Otot-otot respirasi menyebabkan ventilasi paru dengan jalan menekan dan mengembangkan paru
secara bergantian yang berarti menyebabkan tekanan di dalam paru menjadi sedikit lebih rendah
dibandingkan dengan tekanan udara atrnosfer, yaitu sekitar 1mmHg; ini akan
menyebabkan udara mengalir ke dalam paru.
Selama ekspirasi biasa tekanan intraalveolar naik, sekitar +1mmHg di atas tekanan udara atmosfer
yang menyebabkan udara mengalir keluar dari paru, betapa kecilnya tekanan yang diperlukan
untuk mengalirkan udara keluar masuk paru
dalam keadaan normal, jika mengalami penyakit paru tekanan meqiadi besar.
Seseorang yang mengusahakan ekspirasi maksimal sementara glotis tertutup, maka tekanan intra
alveolar dapat naik sampai setinggi +140 mmHg pada lelaki,vang sehat dan kuat, sementara pada
usaha inspirasi yang maksimal tekanan ini dapat
turun sampai serendah -100mmHg.
Perbedaan kedalaman O2 dan CO2 di jaringan mempengaruhi transpor gas-gas melewati dinding
alveolus, molekul O2 berdifusi lebih cepat dari pada molekul CO2 karena massanya lebih kecil.
Apabila terdapat penyakit yang menyebabkan dinding alveolus menebal transport O2
akan lebih terganggu dibandingkan dengan transport CO2.
Saat kita bernapas normal, pasokan udara segar tidak mencapai alveolus yang masih
terisi oleh udara pengap dari napas sebelumnya karena konsentrasinya yang lebih tinggi, O2 segar
dengan cepat berdifusi melewati udara pengap untuk mencapai permukaan alveolus. Oksigen
larut di dinding alveolus yang lembab dan terus berdifusi ke dalarn darah kapiler sampai PO2:
darah sama dengan PO2 di alveolus, proses ini berlangsung dalam waktu kurang dari 0,5 detik.
Darah hanya dapat mengangkut sedikit O2 dalam bentuk terlarut sebagian besar O2 untuk sel
diangkut dengan terikat secara kimiawi ke hemoglobin (Hb) di sel darah
merah, setiap sel darah merah dapat mengangkut sekitar sejuta molekul O2.
Molekul oksigen berikatan secara ringan dan reversibel dengan Hb bila PO2 tinggi seperti di dalam
kapiler paru Oksigen berikatan dengaa hemoglobin, tetapi bila PO2 rendah seperti dalam kapiler
jaringan oksigen di lepaskan dari hemoglobin.
PO2 dalam udara alveoli 104 mmHg sementara PO2 dalam darah venosa 40 mmHg, sehingga ada
perbedaan tekanan partial oksigen sekitar 64 mmHg, dengan demikian terjadilah difusi oksigen dari
udara alveoli ke darah kapiler paru begitu cepat, difusi oksigen dari udara alveoli ke darah kapiler.
Pertukaran gas di tingkat kapiler paru dan kapiler jaringan berlangsung secara
difusi pasif sederhana O2 dan CO2 menuruni gradien tekanan parsial. Peristiwa difusi
merupakan peristiwa pasif yang tidak memerlukan energi ekstra. Tidak terdapat
mekanisme transport aktif dalam pertukaran gas-gas ini. Suatu tekanan yang
ditimbulkan secara independen atau tersendiri oleh masing-masing gas dalam suatu
campuran gas disebut tekanan parsial gas.
1
Dalam Hukum Dalton disebutkan bahwa total tekanan suatu campuran gas
adalah sama dengan jumlah tekanan parsial dari masing-masing bagian gas.
Sebagai contoh, udara yang kita hirup merupakan campuran gas, terdiri dari Nitrogen (N2)
79%, Oksigen (O2) 21%, dan 1% terdiri dari uap air (H2O), karbondioksida (CO2) dan
gas lain-lain. Berdasarkan hal tersebut maka 79% dari tekanan atmosfer 760 mmHg
(sekitar 600 mmHg) ditimbulkan oleh molekul N2, begitu juga dengan oksigen yaitu
21% dari tekanan atmosfer (sekitar 160 mmHg) ditimbulkan oleh molekul O2 di
udara. Untuk tekanan udara atmosfer dapat dituliskan sebagai PN2 + PO2 + PH2O +
PCO2 + Pgaslain = 760 mmHg.
Saat udara atmosfer memasuki jalan napas yang lembab, maka segera udara
tersebut akan jenuh oleh H2O. Pada suhu tubuh tekanan parsial H2O sekitar 47
mmHg. Sehingga masing-masing gas dalam campuran gas udara atmosfer akan
“diencerkan” oleh tekanan uap air kemudian tekanannya akan menurun, dengan kata
lain tekanan campuran gas berubah menjadi 713 mmHg dalam saluran napas. Maka
dapat diperkirakan dalam udara lembab PN2 sekitar 563 mmHg dan PO2 150
mmHg.2,7Pada akhir inspirasi, kurang 15% udara di alveolus adalah udara segar
karena udara yang masuk selain mengalami pelembaban juga bercampur dengan
udara sisa ekspirasi sebelumnya dan udara di dead space paru. Akibat dari
pelembaban dan pertukaran udara alveolus yang rendah maka PO2 di alveolus rerata
adalah 100 mmHg.
Pada CO2 terjadi situasi serupa tetapi berkebalikan dengan O2 pada jalur
napas. Alveoli mengandung lebih banyak CO2 dan lebih sedikit O2 dibanding udara
atmosfer akibat produksi CO2 sebagai sisa metabolisme. Di kapiler paru CO2
berdifusi menuruni gradien tekanannya dari darah ke alveoli, maka sewaktu di alveoli
konsentrasi CO2 di alveoli ditambahkan dengan konsentrasi CO2 yang terkandung
dalam udara inspirasi sehingga tekanannya pun meningkat. Seperti halnya PO2, PCO2
di alveoli juga relatif tetap tetapi dengan nilai yang berbeda yaitu 40 mmHg.2
Kelarutan gas dalam cairan dijelaskan dalam Hukum Henry. Dalam Hukum
Henry disebutkan bahwa, pada temperatur konstansemakin besar tekanan parsial
suatu gas dan semakin besar tingkat kelarutanya maka semakin banyak gas yang
terlarut dalam cairan tubuh. Ini berarti perbedaan tekanan parsial yang tinggi akan
2
memudahkan kelarutan suatu gas.
Gradien PCO2 memiliki arah yang berlawanan, yaitu darah yang memasuki
kapiler paru memiliki PCO2 lebih tinggi (46 mmHg) dibandingkan PCO2 di alveolus (40
mmHg), sehingga terjadi difusi CO2 dari darah ke dalam alveolus sampai tidak ada
lagi gradien tekanan parsial. Setelah meninggalkan kapiler kembali ke sirkulasi, darah
kini memiliki PCO2 sebesar 40 mmHg. Secara sistemik dapat dikatakan bahwa pada
darah arteri terdapat PO2 sebesar 100 mmHg dan PCO2 sebesar 40 mmHg, sedangkan
pada vena terdapat PO2 sebesar 40 mmHg dan PCO2 sebesar 46 mmHg.
Persentase gas utama pernapasan dalam udara yang keluar masuk paru-paru :
3
Oksigen (O2) 20,95 13,8 16,4
Karbon 0,04 5,5 4,0
dioksida
(CO2)
Pertukaran udara berlangsung di dalam avelous dan pembuluh darah yang
mengelilinginya. Gas oksigen dan karbon dioksida akan berdifusi melalui sel-sel yang
menyusun dinding avelous dan kapiler darah. Udara aveolus mengandung zat oksigen
yang lebih tinggi dan karbon dioksida lebih rendah dari pada gas di dalam darah
pembuluh kapiler. Oleh karena itu molekul cenderung berpindah dari konsentrasi yang
lebih tinggi ke rendah, maka oksigen berdifusi dari udara aveolus ke dalam darah, dan
karbon dioksida akan berdifusi dari pembuluh darah ke avelous.
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/fd128069bba9e3b3cdd40a4d80ffa59f.pdf
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JKS/article/download/3509/3262
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/e8f8ecb514f99bf18b3ca98d18561035.pdf