Konseling Rasional Emotif (KOREM)

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

A.

PENGANTAR KONSELING RASIONAL EMOTIF

Teori Rasional Emotif diperkenalkan tahun 1995 oleh Albert Ellis yang
lahir pada tanggal 27 September 1913 di Pittsburgh, Pennsylvania, yang
kemudian dibesarkan di New York. Ellis adalah alumni dari City University of
New York dalam bidang Bussiness Administration dan setelah itu baru
mengikuti pendidikan psikologi klinis pada tahun 1942 di Columbia
University dan memperoleh gelar doktornya pada tahun 1947. Setelah
mendapatkan gelar doktornya, Ellis bekerja sebagai psikolog-klinis di New
Jersey State Diagnostic Center, Menlo Park. Setahun kemudian, ia
menggabungkan diri dengan New Jersey Departement of Institution and
Agencie di Trenton. Bersamaan dengan jabatan-jabatannya, Ellis mempunyai
praktik pribadi yang dilakukan sejak tahun 1943, mengkhususkan diri pada
psikoterapi dan konseling perkawinan. Elli juga merupakan seorang
Psikoanalisis yang merasakan bahwa pendekatan psikoanalisis tidak efisien.
Sebagai seorang ilmuwan dan pengarang, ia sangat produktif dalam menulis
buku dan artikel. Salah satu karyanya yang terkenal yang berhubungan dengan
teknik pendekatannya adalah Reason and Emotion in Psychotherapy (1962).
Terapi rasional-emotif menurut Ellis mendasarkan pada konsep bahwa
berpikir dan berperasaan saling berkaitan, namun dalam pendekatannya lebih
menitikberatkan pada pikiran daripada ekspresi emosi seseorang.

B. ASUMSI DASAR TENTANG MANUSIA

Pandangan Ellis tentang manusia yaitu sebagai berikut:


1. Manusia adalah pribadi unik, rasional, dan tidak rasional. Bilamana
manusia berpikir dan bertindak rasional, ia akan mampu bertindak efektif
dan merasa bahagia
2. Hambatan emosi atau hambatan psikologis, adalah akibat dari cara
berpikir yang tidak rasional, tidak logis. Emosi menyertai pikiran dan ini
mengakibatkan pikirannya tidak rasional
3. Pikiran tidak rasional berakar pada hal-hal yang tidak logis yang dipelajari
sejak awal, sesuatu yang terjadi secara biologis diperoleh dari orangtua
dan dari lingkungan budayanya. Dalam perkembangannya, seorang anak
yang mengetahui atau mempelajari sesuatu yang baik, akan
mengembangkan kehidupan emosinya yang positif (misalnya cinta atau
kegembiraan). Sebaliknya, jika diberitahukan atau diketahui bahwa
sesuatu tidak baik atau tidak boleh dilakukan, maka terbentuk
perkemangan emosi yang negative (misalnya sakit, marah atau depresi)
4. Manusia berpikir dengan menggunakan simbol dan bahasa. Individu yang
terhambat akan terus mempertahankan keadaannya yang terhambat dan
pikirannya yang tidak logis dengan melakukan verbalisasi internal tentang
pikiran yang tidak rasional
5. Berlanjutnya hambatan emosi adalah akibat dari verbalisasi diri; bukan
terjadi oleh pengaruh dari luar, melainkan dari pengamatan dan sikapnya
terhadap suatu kejadian.
6. Manusia memiliki sumber yang luas dan bebas untuk mengaktualisasikan
kemampuan-kemampuannya dan dapat mengubah tujuan pribadi maupun
sosialnya. Manusia merupakan makhluk yang unik dan memiliki kekuatan
untuk memahami keterbatasannya.

C. TEORI KEPRIBADIAN

1. Perkembangan kepribadian
a. Manusia tercipta dengan:
1) Dorongan yang kuat untuk mempertahankan diri dan memuaskan
diri
2) Kemampuan untuk self-destruction, hedonis buta dan menolak
aktualisasi diri
b. Individu sangat mudah dipengaruhi orang lain. Keadaan seperti
terlebih lagi terjadi pada masa anak-anak
2. Mekanisme tingkah laku
a. Berkenaan dengan suatu kejadian atau peristiwa (A) yang diikuti oleh
perasaan tidak enak (P) individu memiliki 2 kemungkinan (B) yaitu
berpikir rasional atau tidak rasional
b. Ciri irrational belief (iB), yaitu:
1) Tidak dapat dibuktikan
2) Menimbulkan perasaan tidak enak (seperti kecemasan) yang
sebenarnya tidak perlu
3) Menghalangi individu kembali ke kejadian awal dan
mengubahnya.

D. TEORI A B C D E

Berikut penjelasan mengenai teori A B C D E:


1. Activating Event (A); merupakan kejadian di luar diri individu atau hal
yang terjadi dalam hidup yang memunculkan respon seseorang.
Contohnya, dia menghina saya.
2. Beliefs (B); Ellis menyatakan bahwa setiap kali sesuatu terjadi, seseorang
membentuk keyakinan tentang kejadian tersebut dan kepercayaan yang
terbentuk menyebabkan seseorang merasa, bertindak, dan berpikir secara
rasional (rB) atau secara tidak rasional (iB). Contohnya, dia menghinda
saya, jadi saya harus menjadi orang yang buruk.
3. Consequence (C); konsekuensi yang diperoleh dari kejadian (A) berupa
perasaan, tindakan, dan pikiran. Contohnya, saya marah karena dia
menghina saya.
4. Disputing (D); proses ini di mana konselor membantu klien belajar untuk
membantah pikiran irrasional klien. Konselor harus belajar untuk
membantah pikiran irrasional dasar yang klien miliki dan harus berlatih
melakukan hal tersebut sebelum menggunakan REBT
5. Effect (E); di mana klien telah berubah perasaan, tindakan, dan pikiran
mereka dengan mengubah cara berpikir mereka.
E. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN SALAH SUAI

Perkembangan kepribadian salah suai dapat terjadi apabila:


1. Permasalahan emosional hampir selalu terkait dengan perhatian individu
yang terlalu besar terhadap apa yang dikatakan orang lain terhadap dirinya
2. Individu yang mengalami perasaan tidak enak, ia dapat:
a. Rasional; berbuat realistic agar kejadian itu tidak berulang
b. Tidak rasional; meyakinkan diri sendiri akan adanya sejumlah belief
yang sebenarnya tidak rasional, dengan demikian terjadi masalah
3. iB mencengkram individu:
a. ia membiarkan situasi yang tidak menyenangkan itu berlangsung,
meskipun ia tidak menyukainya
b. iB itu tidaklah memalukan atau terlalu jelek, meskipun tidak
mengenakkan atau tidak berguna
c. ia memainkan “peranan Tuhan” dengan menyatakan “Kalau saya mau,
tentu saya bisa, dan kalau saya tidak mau, ya tidak akan terjadi”.
d. iB berkehendak mengontrol dunia dan orang tidak dapat
melakukannya dianggap sebagai orang bodoh atau tidak berguna
4. iB sering mendapat penguatan sepanjang perkembangan individu. Persaan
tidak berdaya anak/individu menjadi pangkal perkembangan Ib

F. TUJUAN KONSELING

1. Tujuan umum
Tujuan umum dari pendekatan KOREM yaitu mengubah
pemikiran klien yang tidak logis/irrasional yang melatarbelakangi
ketakutan/kecemasan, dan menggantinya dengan pemikiran yang rasional
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari KOREM yaitu menumbuhkan beberapa hal pada
diri klien yang meliputi:
a. Minat diri (self-interest); memberi kemungkinan kepada klien untuk
menata kembali persepsinya terhadap dirinya sendiri
b. Minat sosial (social-interest); manusia jarang hidup sendiri dan mereka
suka hidup secara efektif dengan orang lain (kelompok)
c. Arahan diri (self-direction); klien harus menghadapi kenyataan
hidupnya dengan tanggung jawab sendiri dan bukannya selalu
bergantung pada orang lain
d. Toleransi (tolerance); membangkitkan rasa toleransi terhadap orang
lain meskipun ia bersalah dan tidak menghukum
e. Fleksibilitas (flexibility); orang yang sehat adalah fleksibel dalam ide-
idenya, terbuka untuk berubah dan pandangannya tidak fanatic
f. Penerimaan dari ketidaktentuan (acceptance of uncertancy); individu
yang matang emosinya bersedia menerima kenyataan di dunia ini
bahwa segala sesuatu mungkin terjadi
g. Komitmen (commitment); individu yang sehat mempunyai kapasitas
untuk amat terpikat dalam sesuatu di luar dirinya
h. Berpikir ilmiah (scientific thinking); membawa klien untuk berpikir
rasional dan objektif terhadap diri sendiri dan orang lain
i. Penerimaan diri (self-acceptance); membawa klien untuk menerima
keadaan diri sendiri, terhadap kemampuan dan kenyataan diri sendiri
dengan gembira dan senang
j. Mengambil resiko (risk-taking); orang yang emosinya sehat cenderung
untuk menjadi petualang
k. Menerima kenyataan bukan khayalan (non-utopianism); individu yang
matang dan sehat emosinya menerima kenyataan dan tidak pernah
mencapai keadaan utopia

G. KARAKTERISTIK KOREM

Adapun beberapa karakteristik KOREM, yaitu:


1. Aktif – Direktif. Artinya bahwa dalam hubungan konseling, konselor
harus lebih aktif membantu mengarahkan klien dalam menghadapi dan
memecahkan masalahnya
2. Kognitif – Eksperiensial; artinya bahwa hubungan yang dibentuk berfokus
pada aspek kognitif dari klien dan berintikan pemecahan masalah yang
rasional
3. Emotif – Eksperiensial; artinya bahwa hubungan konseling yang
dikembangkan juga memfokuskan pada aspek emosi klien dengan
mempelajari sumber-sumber gangguan emosional, sekaligus membongkar
akar-akar keyakinan yang keliru yang mendasari gangguan tersebut
4. Behavioristik; artinya bahwa hubungan konseling yang dikembangkan
hendaknya menyentuh dan mendorong terjadinya perubahan tingkah laku
klien

H. KEKUATAN DAN KELEMAHAN KOREM

1. Kekuatan KOREM
a. Menawarkan dimensi kognitif dan menantang klien untuk meneliti
rasionalitas dari keputusan yang telah diambil serta nilai yang anut
b. Memberikan penekanan untuk mengaktifkan pemahaman yang didapat
oleh klien sehingga klien akan langsung mampu mempraktekkan
perilaku baru mereka
c. Menekankan pada praktek terapeutik yang komprehensif dan eklektiik
d. Mengajarkan klien cara-cara mereka bisa melakukan terapi sendiri
tanpa intervensi langsung dari terapis
2. Kelemahan KOREM
a. Tidak menekankan kepada masa lalu sehingga dalam proses terapeutik
ada hal-hal yang tidak diperhatikan
b. Kurang melakukan pembangunan hubungan antara klien dengan
terapis sehingga klien udah diintimidasi oleh konfrontasi cepat terapis
c. Klien mudah terbias oleh kekuatan dan wewenang terapis
d. Kurang memperhatikan faktor ketidaksadaran dan pertahanan ego
SOAL-SOAL

1. Pelopor teori REBT adalah…


a. Sigmund Freud
b. Erik Erikson
c. Albert Ellis
d. Gordon W. Allport
Jawab : C
2. Berikut yang termasuk padangan REBT tentang manusia adalah….
a. Makhluk unik, rasional dan tidak rasional
b. Makhluk yang memeliki perasaan inferior
c. Makhluk yang memiliki dorongan
d. Makhluk yang terdiri dari tiga state ego
Jawab: A
3. Teori yang digunakan dalam REBT adalah…
a. Teori ego strength
b. Teori mekanisme pertahanan ego
c. Teori ABCDE
d. Teori id, ego, dan superego
Jawab: C
4. Tujuan dari KOREM adalah….
a. Mengubah perasaan irrasional klien menjadi rasional
b. Menganalisis transaksi yang terjadi pada klien
c. Menganalisis id, ego dan superego yang ada pada diri klien
d. Mengubah tingkah laku klien yang tidak sesuai dengan aturan masyarakat
Jawab: A
5. Munculnya keyakinan yang salah dalam diri individu akibat pengamatan dan
persepsinya terhadap kejadian yang terjadi di luar diri individu disebut…
a. Mekanisme pertahanan ego
b. Ego false
c. Belief false
d. Irrational belief
Jawab: D
KEPUSTAKAAN

Prayitno. 1998. Konseling Pancawaskita. Padang: FIP UNP.


Singgih D. Gunarsa. 2007. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.
Taufik. 2009. Model-model Konseling. Padang: FIP UNP.
TUGAS XII
MODEL-MODEL KONSELING

TENTANG
KONSELING RASIONAL EMOTIF (KOREM)

OLEH

AHMAD BUNAYYA IRSANDEF


1204848

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015

Anda mungkin juga menyukai