LP Dan Askep Stroke
LP Dan Askep Stroke
LP Dan Askep Stroke
Disusun oleh :
Wisnu Aji Nugroho
(202003049)
Pembimbing Akademik
Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan
karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan
Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan defisit neurologis
mendadak sebagai akibat iskemia dan hemoragi sirkulasi saraf otak (Sudoyo Aru).
Istilah stroke biasanya digunakan secara spesifik untuk menjelaskan infark serebrum [
1.1.2. Etiologi
menyebabkan aliran darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti. 80% stroke
penggumpalan.
b. Stroke Hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah
otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi.
(ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi
Jenis kelamin : pria lebih sering ditemukan menderita stroke dibandingkan wanita.
Usia : Makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke.
- Hipertensi
- Penyekit jantung
- Kolestrol tinggi
- Obesitas
- Diabetes melitus
- Polisetemia
- Stress emosional
3. Kebiasaan Hidup
- Merokok
- Alkohol
- Obat-obatan terlarang
5. Gangguan penglihatan
9. Vertigo
Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi dan besarnya pembuluh
darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral terhadap area yang disuplai oleh pembuluh
darah yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin lambat atau cepat)
pada gangguan lokal (thrombus, emboli, perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh
dapat berasal dari flak arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area yang stenosis,
dimana aliran darah akan lambat atau terjadi turbulensi. Thrombus dapat pecah dari
mengakibatkan; iskemia jaringan otak yang disuplai oleh pembuluh darah yang
bersangkutan dan edema dan kongesti disekitar area. Area edema ini menyebabkan
disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu sendiri. Edema dapat berkurang
biasanya tidak fatal, jikatidak terjadi perdarahan masif. Oklusi pada pembuluh darah
serebral oleh embolus menyebabkan edema dan nekrosis diikuti thrombosis. Jika
terjadi septik infeksi akan meluas pada dinding pembuluh darah maka akan terjadi
abses atau ensefalitis, atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang
menyebabkan perdarahan cerebral, jika aneurisma pecah atau ruptur. Perdarahan pada
otak lebih disebabkan oleh ruptur arteriosklerotik dan hipertensi pembuluh darah.
penyakit cerebro vaskuler, karena perdarahan yang luas terjadi destruksi massa otak,
serebral dapat reversibel untuk jangka waktu 4-6 menit.Perubahan irreversibel bila
anoksia lebih dari 10 menit. Anoksia serebral dapat terjadi oleh karena gangguan yang
Disfungsi N.II
(optikus) Kerusakan N.I (olfaktorius), Kerusakan neurocerebrospinal
N.II (optikus, N.IV N.VII (facial), N.IX Disfungsi N.XI
(troklearis), N.XII (hipoglosus) (glossofaringeus) (assesoris)
Penurunan aliran
darah Perubahan ketajaman Kelemahan pada
Control otot facial/oral satu/keempat anggota
sensori penciuman,
Penurunan kemampuan menjadi lemah tubuh
penglihatan dan pengecap
retina untuk menangkap
obyek/bayangan Ketidakmampuan bicara
Ketidak mampuan Hemiparese/ plegi
menghirup, melihat, kanan dan kiri
Kebutaan mengecap Kerusakan artikulasi tidak
dapat bebicara (disatria)
Resiko jatuh Ganguan perubahan
presepsi sensori Hambatan Tirah baring lama
Kerusakan komunikasi
mobilitas fisik
verbal
Penurunan fungsi N.XI (vagus) Luka dekubitus
Kerusakan
integritas kulit
Proses menelan tidak efektif
awal.
2) Infark miokard
3) Emboli paru: cenderung terjadi 7-14 hari pasca stroke, seringkali pada
3) Embolisme serebral
1) Hipertensi
2) Kejang
6) Malnutrisi
sebagai berikut :
1. Laboratorium
lipid)
Waktu protrombin
APTT
Kadar fibrinogen
D-dimer
INR
Viskositas plasma
2. Angiografi serebral
3. Lumbal pungsi
4. CT scan.
henatoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, dan posisinya
5. MRI
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS,
1. Keluhan utama
gejala kelumpuhan separoh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.
5. Pengkajian Fokus:
a) Aktivitas/istirahat:
tidur.
b) Sirkulasi
c) IntegritasEgo.
d) Eliminasi
usus menghilang.
e) Makanan/cairan:
tenggorokan, dysfagia.
f) Neuro Sensori
g) Nyaman/nyeri
otak/muka
h) Respirasi
i) Interaksi social
Tindakan
Observasi
Edukasi
B. STATUS KESEHATAN
1. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan pada kaki sebelah kiri susah untuk digerakkan
2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Pada saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan kaki sebelah kiri sulit
untuk digerakkan. Cucu pasien mengatakan sakit stroke sudah 5tahun
sehingga pasien menggunakan alat bantu kruk sehari-hari untuk berjalan.
Cucu pasien mengatakan terakhir berobat pada bulan desember 2020 di
dokter praktek mandiri dan mengkonsumsi obat hipertensi saat tekanan
darah tinggi.
3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit hipertensi
2. B2 (BLOOD)
4. B4 (BLADDER)
-Inspeksi : Tidak ada pembesaran kandung kemih, tidak ada lesi, tidak terpasang kateter,
warna kuning,BAK 6-7kali perhari.
-Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kandung kemih
5. B5 (BOWEL)
-Inspeksi :mukosa bibir lembab, wajah tidak simetris/sedikit miring, tidak ada gangguan
menelan, porsi makan 1 porsi habis, frekuensi 2-3x sehari, bentuk abdomen simetris, tidak ada
bekas luka.
-Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar
-Perkusi : timpani
-Auskultasi : bising usus 6x/mnt
6. B6 (BONE)
-Inspeksi : warna kulit sawo matang, ada odema pada punggung kaki kiri, tidak ada lesi, tidak
ada kelumpuhan, tidak ada dekubitus, tonus otot
5 5
3 2
Jenis 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Berpakaian √
Mandi √
Toileting √
Berjalan √
IV. TERAPI
Amlodipine
ANALISA DATA
Defisit energi 5 5
3 2
Lemah
DAFTAR DIAGNOSIS
W
I
1 Gangguan Mobilisasi Fisik (D.0054) S
N
U
W
2 Intoleransi Aktivitas (D.0056) I
S
N
U
INTERVENSI KEPERAWATAN
5 5
3 2
2. Terapeutik
- Melibatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam meningkatkan
pergerakan
3. Edukasi
- Menganjurkan mobilisasi
sederhana yang harus dilakukan (mis.
Duduk di tempat tidur, duduk di sisi
tempat tidur, pindah dari tempat tidur
ke kursi)
17-1-21 Intoleransi 1. Observasi
Pukul Aktivitas - Memonitor lokasi dan W
10.00 I
ketidaknyamanan selama melakukan
WIB S
aktivitas N
U
Kekuatan otot
5 5
3 2
Terdapat oedama pada punggung
kaki sebelah kiri
2. Terapeutik
- Melakukan latihan rentang gerak
pasif dan atau aktif
3. Edukasi
- Menganjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
18-1-21 Gangguan 1. Observasi W
Pukul Mobilisasi - Memonitor kondisi umum selama I
10.00 Fisik S
melakukan mobilisasi
WIB N
TD : 140/100mmHg U
N: 84x/mnt
RR : 20x/mnt
Kekuatan otot
5 5
3 2
2. Terapeutik
- Melibatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam meningkatkan
pergerakan
3. Edukasi
- Menganjurkan mobilisasi
sederhana yang harus dilakukan (mis.
Duduk di tempat tidur, duduk di sisi
tempat tidur, pindah dari tempat tidur
ke kursi)
1. Observasi
18-1-21 Intoleransi - Memonitor lokasi dan
Pukul Aktivitas
ketidaknyamanan selama melakukan
10.00 W
WIB aktivitas I
S
Kekuatan otot N
U
5 5
3 2
Terdapat oedama pada punggung
kaki sebelah kiri
2. Terapeutik
- Melakukan latihan rentang gerak
pasif dan atau aktif
3. Edukasi
- Menganjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
19-1-21 Gangguan 1. Observasi
Pukul Mobilisasi - Memonitor kondisi umum selama W
10.00 Fisik I
melakukan mobilisasi
WIB S
TD : 120/90mmHg N
N: 80x/mnt U
RR : 20x/mnt
Kekuatan otot
5 5
3 2
2. Terapeutik
- Melibatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam meningkatkan
pergerakan
3. Edukasi
- Menganjurkan mobilisasi
sederhana yang harus dilakukan (mis.
Duduk di tempat tidur, duduk di sisi
tempat tidur, pindah dari tempat tidur
ke kursi)
19-1-21 Intoleransi 1. Observasi
Pukul Aktivitas - Memonitor lokasi dan W
10.00 I
ketidaknyamanan selama melakukan
WIB S
aktivitas N
U
Kekuatan otot
5 5
3 2
Terdapat oedama pada punggung
kaki sebelah kiri
2. Terapeutik
- Melakukan latihan rentang gerak
pasif dan atau aktif
3. Edukasi
- Menganjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
EVALUASI KEPERAWATAN
3 2