RKS Uks 5 81 Madidir
RKS Uks 5 81 Madidir
RKS Uks 5 81 Madidir
Ruang Lingkup Pekerjaan yang dilaksanakan Pembangunan 1 Ruang Unit Kesehatan Sekolah
SDN Inpres 5/81 Madidir adalah sebagai berikut :
Lingkungan pekerjaan swakelola sekolah dasar antara lain meliputi :
a. Pekerjaan persiapan
b. Pekerjaan galian dan urugan
c. Pekerjaan pondasi
d. Pekerjaan beton
e. Pekerjaan rangka atap dan penutup atap
f. Pekerjaan pasangan dinding dan plesteran
g. Pekerjaan kusen, pintu dan jendela
h. Pekerjaan penggantung, pengunci dan kaca
i. Pekerjaan langit-langit / politer
j. Pekerjaan lantai
k. Pekerjaan pengecatan / politer
l. Pekerjaan instalasi listrik
m. Pekerjaan finishing
n. Pengadaan / rehabilitasi meubelair
2. PERSYARATAN TEKNIS
Bangunan sekolah adalah salah satu fasilitas umum yang harus memiliki tingkat keamanan
yang tinggi dan memiliki usia pemakaian minimum 20 tahun. Untuk memenuhi persyaratan
tersebut, dalam pelaksanaan swakelola Dana Alokasi Khusus (DAK) sekolah dasar harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Acuan pedoman revitalisasi bangunan
Swakelola DAK sekolah dasar mengacu pada permendiknas nomor 24 tahun 2007 tentang
standar sarana dan prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA, pembakuan
bangunan dan perabot sekolah dasar yang diterbitkan oleh direktur jenderal pendidikan
dasar dan menengah tahun 2004, dan pedoman teknis rumah dan bangunan gedung tahan
gempa, metode dan cara perbaikan konstruksi yang dikeluarkan oleh ditjen cipta karya
tahun 2006.
b. Acuan prototype bangunan SD
Mengacu kepada contoh gambar yang ada didalam lampiran
c. Acuan pedoman pekerjaan dan pemakaian bahan
Peratuaran teknis bangunan yang digunakan dalam revitalisasi sekolah dasar adalah
peraturan-peraturan tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan
Dan tambahannya :
1) Tata cara perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung, SNI-03-1727-1989;
2) Petunjuk perencanaan penanggulangan longsoran SNI 03-1962-1990;
3) Peraturan umum instalasi listrik (PUIL) SNI 04-0225-2000;
4) Pedoman plumbing Indonesia (PPI), SNI 03-6481-2000;
5) Tatacara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SNI 03-2847-2002;
6) Tatacara perhitungan struktur baja untuk bangunan gedung SNI 03-1729-2002;
7) Peraturan perencanaan kayu struktur SNI-T-02-2003;
8) Tatacara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung,SNI 03-1726-2003;
9) Permendiknas nomor 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk
SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA;
10) Peraturan umum keselamatan kerja dari departemen tenaga kerja; dan
11) Peraturan dan ketentuan lain yang berlaku diwilayah Indonesia.
d. Pelaksanaan pekerjaan
1.) Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan pada intinya adalah kegiatan mengkoordinasikan dan menyiapkan
segala sesuatu yang berkaitan dengan keseluruhan pekerjaan revitalisasi sekolah
dasar.
Pekerjaan persiapan antara lain adalah :
a.) Pembersihan lahan; meliputi penebangan pohon, pembuangan sampah dan hal-hal
yang tidak diperlukan untuk pekerjaan.
b.) Pengkuran lahan; meliputi penentuan batas lokasi, kemiringan tanah
c.) Penyediaan air kerja; dilakukan untuk menyediakan air untuk pelaksanaan
pekerjaan.
d.) Mempersiapkan los/area kerja untuk fabrikasi komponen ( mis: kosen,pintu,rangka
besi/baja, dll).
e.) Membuat atau menentukan ruang untuk gudang sebagai tempat penyimpanan
bahan material dan peralatan kerja.
f.) Melakukan pengukuran dan pemasangan bouwplank (rambu-rambu) jika ada
pekerjaan ini.
g.) Mempersiapkan format-format untuk mengendalikan, mengevaluasi, dan
melaporkan pelaksanaan pekerjaan.
h.) Mempersiapkan gambar kerja, RAB, dan jadwal kerja.
i.) Membuat dokumentasi pekerjaan mulai tahap awal sampai akhir, baik keseluruhan
hasil pelaksanaan pekerjaan maupun setiap jenis/masing-masing bagian
pekerjaan.
2.) Pekerjaan Galian / Urugan
Meliputi penggalian tanah untuk pondasi batu kali/batu belah dan atau pondasi beton
dan pekerjaan lain yang memerlukan penggalian tanah, dan pengurungan kembali
galian di sisi pondasi
Penggalian untuk pondasi dilakukan sampai kedalaman mencapai lapisan tanah
cadas/keras ( Gambar 1 ) atau sekurang-kurangnya sesuai dengan gambar rencana
kerja yang dibuat.
Pengurungan kembali galian yang tebalnya lebih dari 20cm harus dilaksanakan selapis
demi selapis ( setiap ± 10cm ) dan setiap lapisan harus dipadatkan menggunakan
mesin pemadat (Compactor ) atau dikerjakan secara manual sehingga tidak terjadi
penurunan tanah yang dapat mengakibatkan kerusakan pada pondasi, seperti pondasi
patah/putus, pondasi menggantung ataupun kerusakan pada lantai bangunan. Jika ada
pengurugan lain selain pengurugan pada pondasi bangunan. Jika ada pengurugan lain
selain pengurugan pada kondisi seperti pengurugan lantai, dilakukan seperti halnya
pengurugan untuk pondasi ( ada proses pemadatan )
Pemasangan usuk dan reng hendaknya pada jarak yang sesuai dengan
kebutuhan. Masing-masing jenis penutup atap memiliki ukuran yang berbeda
sehingga penggunaan ukuran kayu, baik kuda-kuda, nok dan gording serta
jarak usuk dan reng harus menyesuaikan.
Dinding pada umumnya terbuat dari pasangan batu bata, namun pada daerah tertentu
dimungkinkan dapat dibuat dari bahan lain yang terdapat disekitar lokasi pelaksanaan,
misalnya dari papan kayu atau bahan yang lainnya (misalnya batako,hollow block, dll).
Pada dasarnya apapun bahan/material yang digunakan untuk pembuatan dinding semaksimal
mungkin dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna ruang tersebut. Disamping
itu karena bangunan tersebut digunakan untuk kegiatan belajar, maka hendaknya diupayakan
dinding dapat meredam suara sehingga tidak menimbulkan kebisingan yang dapat menggangu
aktifitas pada masing-masing ruang kelas.
Untuk memperoleh penerangan alami bangunan yang cukup baik disyaratkan luas jendela
minimal 20% dari luas lantai, sedangkan luas ventilasi disyaratkan 6% sampai dengan 10% dari
luas lantai agar dapat diperoleh sirkulasi udara yang cukup baik.
Desain jendela, ketinggian ambang bawah jendela pada sisi selasar bangunan harus dibuat/
dipasang pada ketinggian tertentu dari muka lantai ruang kelas agar siswa tidak kehilangan
konsentrasi ( siswa tidakdapat melihat keluar ruang ketika duduk dibangku), sedangkan ketinggian
ambang bawah jendela pada sisi dindingyang tidak berbatasan dengan selasar dibuat/dipasang
untuk memungkinkan ruang kelas mendapatkan intensitas cahaya lebih banyak.
Tata letak pintu harus mempertimbangkan arah intensitas cahaya yang paling tinggi yang masuk
kedalam ruang kelas.
Daun pintu dibuat panil dengan tebal slimaran 4 cm (bahan dasar kayu 4/12 atau 4/15 sebelum
diketam/dihaluskan) dan isian panil tebal 3 cm (bahan dasar kayu 3/10, 3/15, 3/25 atau 3/30
sebelum diketam/dihaluskan) dengan lebar minimal 90 cm untuk pintu berdaun ganda (dua)
(Gambar 5), tinggi minimal 200 cm.
a) Lingkup pekerjaan ; pembuatan dan pemasangan kusen, daun pintu, daun jendela.
b) Bahan yang digunakan ; kayu dengan kelas kuat dan kelas awet II dan tidak cacat serta
kering dan cukup tua, kaca.
c) Lingkup pekerjaan ;
(1) Kusen :
Kayu harus utuh dan tidak cacat, dilindung/dihindari dari hujan dan pekerjaan
lain yang akan menyebabkan cacat.
Sambungan-sambungan kayu, baik untuk kusen maupun untuk daun pintu dan
jendela dibuat sambungan lubang dan pen dan dikunci dengan nagel
( pantek/pen)
Bekas pemakuan harus ditutup dengan bahan penutup (dempul kayu) agar rapid
an hindari terlalu banyak pemakuan pada permukaan kayu.
Ambang batas bawah jendela pada dinding dibagian sisi selasar harus dipasang
pada ketinggian yang tidak memungkinkan konsentrasi belajar dalam ruangan
terganggu karena dapat melihat keluar.
Pada sisi lain ambang batas bawah jendela dipasang pada ketinggian yang
memungkinkan pencahayaan yang lebih besar.
Untuk memperoleh ikatan yang kuat terhadap dinding, kusen pintu harus diberi
angkur dari besi 10 mm sebanyak yang diperlukan ( minimal 6 angkur, 3
dipasang pada tiang kusen disekitar engsel pintu dan 3 lagi ditiang kusen
sebarangnya).
(2) Pekerjaan daun pintu dan jendela
Sebelum pemasangan, daun pintu dan jendela harus disimpan pada ruang
dengan sirkulasi udara baik, tidak terkena cahaya langsung dan terlindungdari
kerusakan dan kelembaban.
Semua kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku sudutnya.
Harus memperhatikan sambungannya siku/sudut untuk rangka kayu dan penguat
lainnya sehingga kekuatannya terjamin.
Seluruh daun pintu dari papan kayu panil/solid, kecuali untuk ruangan kamar
mandi.
Daun jendela dapat dibuka keluar dengan pemasangan engseldibagian ambang
atas
Sambungan-sambungan kayu, baik untuk kusen maupun untuk daun pintu dan
jendela dibuat sambungan lubang dan pen dikunci dengan nagel ( pantek/pen)
sehingga diperoleh sambungan yang kuat.
Semua pekerjaan kayu yang dicat, harus dimeni dan diplamir terlebih dahulu. Pengecatan
dilakukan dengan pelapisan lebih dari satu kali sehingga diperoleh hasil yang baik, rapi, halus dan
rata.
Daun Pintu Panil
Lantai bangunan pada umumnya berada pada permukaan tanah yang dilapisi penutup lantai,
dengan bahan penutup berupa beton rabat ( beton tanpa tulangan),
Plester semen PC, tegel, keramik atau bahan lainnya seperti papan kayu.
Jika menggunakan keramik, bagian dalam dapat berupa keramik putih polos yang tidak terlalu
memantulkan cahaya, tidak licin dan tidak berkesan licin, sedangkan untuk bagian luarnya dapat
menggunakan keramik dofdengan warna yang lebih gelap, tidak licindan tidak terkesan licin.
Pemilihan warna keramik sebaiknya diserasikan dengan warna dinding atau warna cat/politer
sehingga secara keseluruhan dapat menampilkan sebuah bangunan yang serasi, indah, dan
menarik.
Sekeliling ruangan/bangunan dipasang minimal rabat beton, atau sesuai gambar, pada bagian
tanah yang bersebelahan dengan dinding ruangan dan teras untuk memberikan penguatan
permukaan tanah dari kikisan air dan untuk memberikan kebersihan serta keindahan lingkungan
sekitar bangunan.
a) Lingkup pekerjaan ; pemadatan tanah, pembuatan lantai kerja, pemasangan lantai dan plint.
b) Bahan yang digunakan ; keramik lantai, PC/semen, pasir pasang, pasir beton, semen
warna/grouting, atau lantai papan kayu kelas kuat II dengan tebal minimal 2 cm.
c) Penjelasan pekerjaan :
Pemilihan warna cat harus mempertimbangkan keserasian dengan lingkungan sekolah yang ada
dan factor kelelahan mata akibat pantulan cahaya yang terang dari permukaan yang dicat,
terutama untuk penggunaan cat didalam ruangan kelas.
a) Lingkup pekerjaan ; pengecatan dinding, plafond, lisplank. Pengecatan/politer kusen, daun
pintu dan jendela, ventilasi.
b) Bahan yang digunakan ; plamur tembok, plamur kayu, cat tembok, cat kayu/besi, atau politer
kayu dengan kualitas baikdan memiliki tingkat keawetan yang cukup.
c) Penjelasan pekerjaan :
(1) Pengecatan dinding / plafond
Sebelum dilakukan pengecatan, permukaan dindingdiplamur secara rata dan
halus. Diplamur sampai pori-pori permukaan tertutup rapat.
Pengecatan dinding dilakukan setelah penutup lafond terpasang.
Pengecatan dinding harus merata, berwarna sama dan tidak mengelupas ketika
sudah kering.
Pengecatan pada plafond dimulai dengan membersihkan permukaan plafond dan
memberi plamur secara merata. Setelah diplamur plafond dicat secara merata
dengan warna sama dan tidak boleh mengelupas setelah kering.
(2) Pengecatan kayu dan besi
Sebelum dicat, kayu harus dimeni terlebih dahulu dengan pengecatan minimal 2
(dua) kali dan dengan warna sama.
Urutan pengecatan kusen baru adalah pertama 2(dua) kali pengecatan meni
kayu/cat dasar, kedua 1(satu) kali mengisi pori-pori kayu dengan plamur kayu,
ketiga menghaluskan dengan kertas gosok/amplas secara merata, terakhir
mengecat kayu secara merata minimal 2 (dua) kali.
Jika pekerjaan menggunakan politer maka urutan pelaksanaan adalah pertama
menutupi lubang-lubang pada permukaan kayu dengan dempul, kedua
menghaluskan dengan amplas, ketiga pengelapan dengan kain kompon
(compound), terakhir pemolesan dengan politer secara merata, halus dan tidak
kusam atau luntur.
12). Pekerjaan Instalasi Listrik
Pekerjaan instalasi listrik dalam ruanagan terkait dengan aspek penerangan atau tata cahaya
khususnya penerangan buatan. Secara umum pencahayaan harus memiliki intensitas yang
merata sehingga penempatan titik lampu harus mempertimbangkan penyebaran cahaya lampu
pada bidang kerja, kemudahan pemeliharaan dan penggantian elemen yang rusak.
Untuk pekerjaan instalasi listrik harus dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian tentang
instalasi listrik. Pada prinsipnya pemasangan instalasi listrik harus memenuhi persyaratan teknis
dan semua bahan yang digunakan hendaknya berkwalitas baik sehingga dapat berfunsi dengan
baik dalam waktu yang cukup lama.
a) Lingkup pekerjaan ; adalah seluruh sistem kelistrikan secara lengkap sehingga instalasi dapat
bekerja dengan sempurna dan aman.
b) Bahan yang digunakan ; kabel daya tegangan rendah, stop kontak, saklar, lampu, bahan
isolasi, armature dan junction box (jika pemasangan baru). Kabel yang digunakan memiliki
standar industry Indonesia (SII) atau standar PLN.
c) Penjelasan pekerjaan
Semua kabel distribusi ditanam dalam tembok dan berada dalam pipa conduit PVC
yang disesuaikan dengan ukuran.
Tidak diperkenankan ada pencabangan atau sambungan kecuali pencabangan
connectornya menggunakan konduktor dan pada outlet/kontak penghubung.
Stop kontak yang dipakai adalah stop kontak satu phasa rating 250 volt, yang
dipasang rata dinding dan pada ketinggian kurang lebih 150 cm dari permukaan lantai
atau pada posisi yang tidak mudah dijangkau siswa. Sangat disarankan
menggunakan stop kontak yang berpengaman.
Saklar bertipe pemasangan rata dinding dengan rating 250 volt, dapat berupa saklar
double atau tunggal. Saklar ditempatkan dekat pintu dipasang pada ketinggian kurang
lebih 150 cm diatas permukaan lantai.
13). Pekerjaan Finishing
Pekerjaan finishing meliputi pekerjaan anatara lain : pengecatan dinding, pengecatan plafond,
pengecatan pintu dan jendela, pengecatan lisplank. Sedangkan pekerjaan perapihan pada
dasarnya merupakan penyempurnaan atau perapihan pekerjaan yang telah selesai namun masih
diperlukan penyempurnaan. Sebagai contoh, misalnya terdapat pintu yang tidak dapat
dibuka/tutup dengan sempurna; jika terdapat cat yang masih kurang rata, plesteran retak-retak,
dan sebagainya. Pedoman teknis bahan dan pekerjaan sesuai dengan peraturan (SII) yang
berlaku.
menteri pendidikan dan kebudayaan Nomor 24 tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana
untuk SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA dan mempertimbangkan pembakuan bangunan, dan perabot
sekolah dasar yang diterbitkan oleh direktur jenderal pendidikan dasar dan menengah tahun 2004
(lampiran 30).
P L T
NO JENIS PERABOT KET
(cm) (cm) (cm)
1 Meja siswa tunggal 60 55 65 - 71
2 Meja siswa ganda 120 55 65 – 71
3 Meja guru 75 60 73
4 Kursi siswa 38 38 40
5 Kursi guru 45 40 43
6 Papan tulis gantung/dinding 240 120
7 White board standar 240 120
8 Papan Jadwal 60 40
9 Papan absensi 60 40
10 Papan piket 80 60
11 Almari ruang kelas 70-80 40-60 180
2) Sambungan menggunakan konstruksi lubang dan pen yang diperkuat dengan pasak
dan lem kayu,
3) Finishing menggunakan politer dengan warna yang serasi.
Mengetahui,
Kepala SDN Inpres 5/81 Madidir