Teorema Pythagoras
Teorema Pythagoras
Teorema Pythagoras
MATEMATIK
A
Disusun Oleh :
Anda Nurdianda, S.Pd
TEOREMA PYTHAGORAS
Tujuan Pembelajaran
D a E
a c
C b A
Langkah Pembuktian
Luas trapesium ACDE
1 1 1
L= t(Jumlah sisi sejajar) = (a + b)(a + b) = (a2 + 2ab + b2) ..........(i)
2 2 2
Luas trapesium dapat dicari dengan menjumlahkan luas segitiga ACB, BDE, dan EBA. Setelah
membuktikan ABC BDE dan 1 2, dapat ditunjukkan bahwa ABE adalah siku-siku.
Mengapa? Karena ketiga segitiga tersebut memiliki sudut siku-siku, maka luasnya adalah
1
L(ACB) = ab
2
1
L(BDE) = ab
2
1 2
L(BEA) = c
2
2
1 2 1 2
(a + 2ab + b2) = ab + c
2 2
a2 + 2ab + b2 = 2ab + c2
a2 + b2 = c2 (Terbukti)
Dari analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa hubungan panjang sisi-sisi segitiga yang panjang
sisi-sisinya a, b dan c tersebut dianamakan Teorema Pythagoras.
Teorema Pythagoras :
“Pada segitiga siku-siku, jumlah kuadrat sisi siku-sikunya sama dengan kuadrat sisi
miringnya”.
C
a2 = b2 + c 2
a
b2 = a 2 – c 2
b
c 2 = a2 – b 2
A c B
Contoh
3
Contoh 3
4
Jenis Segitiga
Jika dalam suatu segitiga dengan panjang sisi a, b dan c dan a merupakan sisi terpanjang
maka jenis-jenis segitiga itu adalah :
Contoh :
Tripel Pythagoras
Tripel Pythagoras adalah tiga buah bilangan asli yang memenuhi Teorema Pythagoras.
5
B. Menentukan Hubungan Antar Sisi Pada Segitiga Siku-Siku Khusus
Teorema pythagoras dapat digunakan untuk meakukan penyelidikan terhadap sifat menarik dari
segitiga khusus atau istimewa seperti segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga siku-siku yang
besar sudutnya 30o – 60o – 90o. Dalam sub bab ini kita akan menemukan hubungan antar
panjang sisi pada segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga siku-siku yang besar sudutnya 30 o –
60o – 90o.
Pada pembelajaran kelas VII Semester 1 yang lalu, anda telah mempelajari bagaimana melukis
sudut-sudut istimewa dengan menggunakan jangka dan penggaris bukan? Berapakah besar
sudut-sudut istimewa itu?
Pada segitiga siku-siku khusus dengan salah satu sudutnya istimewa terdapat perbandingan
perbandingan diantara sisi-sisinya. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh soal berikut!
Contoh 1 :
6
ED = 5 cm
c. perbandingan kedua sisi siku-siku adalah 1 : 1
Kesimpulanya :
Berdasarkan poin a) dan b) maka dapat disimpulkan bahwa perbandingan panjang sisi siku-
sikunya yaitu 1 : 1 dan besar sudut DEF adalah 45o – 90o – 45o .
d. Berdasarkan panjang siku-siku dan besar sudut pada segitiga EFD maka segitiga DEF disebut
segitiga siku-siku khusus sama kaki.
Contoh 2 :
Perhatikan gambar di samping ini! P
Segitiga PQR siku-siku di Q dan R = 30 o
10 cm
Panjang sisi-sisi QR = 5 √ 3 cm, RP = 10 cm maka Q R
a. Tentukan besar P! 5 √ 3 cm
b. Tentukan panjang sisi PQ !
c. Bandingkan panjang sisi di depan sudut 300 dengan hipotenusa PQR
d. Kesimpulan apa yang dapat Anda peroleh ?
Penyelesaian:
a. Besar P = 180o - Q - R
= 180o - 90o - 30o
= 60o
b. Panjang PQ
PQ 2 = PR 2 - QR 2
2
= 102 - (5 √ 3)
= 100 – 75
PQ 2 = 25
PQ = 5 cm
c. Perbandingan panjang sisi di depan sudut 300 dengan hipotenusa PQR adalah 1 : 2
d. Kesimpulannya :
Berdasarkan perbandingan panjang sisi di depan sudut 300 dengan hipotenusa PQR nya 1 :
2 maka segitiga PQR disebut segitiga siku-siku khusus yang besar sudutnya 30o – 60o –
90o.
7
Contoh 1 :
Rumah pak Widodo berlantai dua seperti gambar di bawah ini.
Jika alas tangga terletak 2 m dari tembok dan tinggi tembok 4,5 m, maka berapakah panjang
tangga yang 4,5 m yang harus dibuat?
Penyelesaian :
Panjang tangga = √ 4,52 +22
= √ 24,25
≈ 4, 92 m
Jadi, panjang tangga rumah pak Widodo yang 4,5 m yang harus dibuat adalah √ 24,25m ≈ 4, 92
m
Contoh 2:
Pak Budi mempunyai kebun berbentuk segitiga dengan panjang sisi–sisinya adalah 8 m,
15 m, dan 17 m, maka
a) berbentuk segitiga apakah kebun pak Budi ?
b) dapatkah kamu menentukan luas kebun pak Budi ?
Penyelesaian :
a) 172 = 289 152 = 225 82 = 64
Karena 172 = 152 + 82 , maka ketiga bilangan tersebut memenuhi tripel pythagoras. Segitiga
tersebut adalah segitiga siku-siku.
b. Dapat, yaitu
1
luas kebun pak Budi = ( 8 x 15 )
2
= 60 m2
Jadi, segitiga tersebut luasnya adalah 60 cm2.
Contoh 3 :
Seorang anak mempunyai tinggi badan 150 cm. Ia berdiri 12 m dari tiang bendera. Jika jarak
antara kepala anak tersebut dengan puncak tiang bendera adalah 13 m, maka hitunglah tinggi
tiang bendera tersebut!
Penyelesaian :
8
Pada contoh soal di atas jika kita gambarkan adalah sebagai berikut
12 m
Gambar 1 Gambar 2
Untuk menghitung tinggi tiang bendera, langkah yang pertama harus dihitung dulu nilai x. Nilai
x dapat dicari dengan memperhatikan Gambar 2, maka
x = √ 132−122
= √ 169−144
= √ 25
=5m
Jadi, tinggi tiang bendera dapat diperoleh
5 m + 1,5 m = 6,5 m
LATIHAN:
1. Diketahui KLM siku-siku di L, jika panjang hipotenusa KLM adalah 20 cm dan MKL =
300 , tentukan luas segitiga KLM !
4. Pesawat tim SAR berhasil menemukan lokasi kecelakaan helikopter yang jatuh di daerah A.
Lokasi tersebut ditemukan setelah terbang 25 km ke arah Barat Laut dari bandara, kemudian
membelok ke Selatan sejauh 18 km. Berapa kilometerkah jarak lokasi kecelakaan dari
bandara?
9
5. Sebuah kuda-kuda atap rumah berbentuk segitiga sama kaki dengan panjang kaki – kakinya
10 meter dan panjang alasnya 16 meter seperti tampak pada gambar di bawah ini !
10 m 10 m
16 m
Bila seluruh rangka kuda-kuda tersebut terbuat dari kayu dan harga kayu Rp. 45.000,00
untuk tiap 4 meter, berapakah biaya untuk membuat kuda-kuda atap tersebut?
10
b. Besar P dan R ?
Penyelesaian :
2
a. Panjang PR = 72 +(7 √ 3)
√
= √ 49+147
= √ 169= 14 cm
b. Karena telah didapat panjang PR = 14 cm(poin a) dan perbandingan panjang sisi di depan
sudut R dengan hipotenusa PQR adalah 1 : 2, maka besar R = 30o.
Jadi, besar P = 180o - Q - R
= 180o - 90o - 30o
= 60o
10 m 10 m 10 m
A D B D 8m B
16 m
11
Panjang CD =√ 102−8 2
= √ 100−64
= √ 36
=6m
Karena sisi CD dari ADC dan sisi CD dari BDC berimpit, maka panjang CD hanya
dihitunng sekali.
Sehingga panjang kuda-kuda atap rumah berbentuk segitiga sama kaki tersebut panjang AB
+ panjang BC + panjang CA + panjang CD = 10 + 16 + 10 + 6
= 42 m
Harga kayu Rp. 45.000,00 untuk tiap 4 meter, maka harga per-meter adalah Rp. 11.250. Jadi,
biaya untuk membuat kuda-kuda atap tersebut adalah
42 x Rp. 11.250 = Rp. 472.500
RANGKUMAN
Pada segitiga siku-siku, sisi dihadapan sudut siku-siku disebut sisi miring atau juga disebut
hipotenusa.
Teorema Pythagoras: “Pada segitiga siku-siku, jumlah kuadrat sisi siku-sikunya sama
dengan kuadrat sisi miringnya”.
Jika a, b dan c panjang sisi-sisi suatu segitiga siku-siku dengan a, b dan c bilangan asli, maka
a, b, c disebut bilangan Tripel Pythagoras.
Jika a, b dan c panjang sisi-sisi suatu segitiga yang memenuhi persamaan a2 + b2 = c2 dengan
c adalah sisi terpanjang, maka segitiga tersebut adalah segitiga siku-siku.
Jika a, b dan c panjang sisi-sisi suatu segitiga dengan c sisi terpanjang tetapi a, b dan c tidak
memenuhi bilangan Tripel Pythagoras, terdapat dua kemungkinan bentuk segitiga :
− Jika a2 + b2 < c2, maka ΔABC segitiga tumpul
− Jika a2 + b2 > c2, maka ΔABC segitiga lancip.
12
Daftar Pustaka
- Wisnu Siwi Satiti. 2012. Web Based Lesson: Pythagorean Theorem
- Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Buku Guru Matematika SMP
Kelas VIII Kurikulum 2013, Teorema Pythagoras, Cetakan ke-1, 2014 Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.
- Sukino, Wilson Simangunsong: 1994, Matematika SLTP, jilid 2A, Erlangga, Jakarta.
13