Materi Kontruksi Bahan Tekstil
Materi Kontruksi Bahan Tekstil
Materi Kontruksi Bahan Tekstil
Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karuniaNya, sehingga kami dapat menyusun bahan ajar modul interaktif dan
modul manual. Adapun modul manual terdiri atas bidang-bidang dan
program-program keahlian kejuruan yang berkembang di dunia kerja baik instansi
maupun perusahaan. Tahun Anggaran 2005 telah dibuat sebanyak 300 modul
manual terdiri atas 9 (sembilan) bidang keahlian dan 32 (tiga puluh dua) program
keahlian yaitu: Bisnis dan Manajemen (Administrasi Perkantoran dan
Akuntansi), Pertanian (Agroindustri pangan dan nonpangan, Budidaya Tanaman,
Budidaya Ternak Ruminansia, Pengendalian Mutu), Seni Rupa dan Kriya (Kriya
Kayu, Kriya Keramik, Kriya Kulit, Kriya Logam Kriya Tekstil), Tata Busan, Teknik
Bangunan (Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Baja dan Alumunium, Teknik
Konstruksi Batu Beton, Tekni Industri Kayu), Teknik Elektronika (Teknik Audio
Vidio, Teknik Elektronika Industri), Teknik Listrik (Pemanfaatan Energi Listrik,
Teknik Distribusi, Teknik Pembangkit Ketenagalistrik-kan), Teknik Mesin
(Mekanik Otomotif, Pengecoran Logam, Teknik Bodi Otomotif, Teknik Gambar
Mesin, Teknik Pembentukan, Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri, Teknik
Pemesinan), Teknologi Informasi dan Komunikasi (Multimedia, Rekayasa
Perangkat Lunak, Teknik Komputer dan Jaringan), dan program Normatif Bahasa
Indonesia.
Modul ini disusun mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI), Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Edisi 2004 dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis kompetensi (Competency
Based Training/CBT). Diharapkan modul-modul ini digunakan sebagai sumber
belajar pokok peserta pendidikan dan pelatihan (Diklat) Kejuruan khususnya SMK
dalam mencapai standar kompetensi kerja yang diharapkan dunia kerja.
Penyusunan modul dilakukan oleh para tenaga ahli kejuruan dibidangnya terdiri
atas para Guru SMK, para Widyaiswara Pusat Pengembangan Penataran Guru
(PPPG) lingkup Kejuruan dengan para nara sumber dari berbagai perguruan
Tinggi, para praktisi Balai Latihan dan Pengembangan Teknologi (BLPT) dan
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 1
unsure dunia usaha dan industri (DU/DI), dan berbagai sumber referensi yang
digunakan baik dari dalam dan luar negri. Modul dilakukan melalui beberapa tahap
pengerjaan termasuk validasi dan uji coba kepada para peserta Diklat/Siswa di
beberapa SMK.
Semoga modul ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya peserta Diklat SMK
atau praktisi yang sedang mengembangkan bahan ajar modul SMK.
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 2
DAFTAR ISI
Halaman
● KATA PENGANTAR i
● DAFTAR ISI iii
● DAFTAR GAMBAR vi
● DAFTAR TABEL viii
● DAFTAR BAGAN/SKEMA ix
● PETA KEDUDUKAN MODUL x
● KETERANGAN PETA KEDUDUKAN MODUL xi
● MEKANISME PEMELAJARAN xv
● GLOSARY xvi
BAB. I PENDAHULUAN
A. Deskripsi 1
B. Prasyarat 1
C. Petunjuk Penggunaan Modul 2
D. Tujuan Akhir 4
E. Kompetensi 5
F. Cek Kemampuan 11
BAB. II PEMELAJARAN
A. Rencana Belajar Peserta Diklat 13
B. Kegiatan Belajar 16
Kegiatan Pemelajaran 1. 16
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 16
b. Uraian Materi 16
c. Rangkuman 59
d. Tugas 59
e. Tes Formatif 59
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 3
f. Kunci Jawaban 61
g. Lembar Kerja 63
Kegiatan Pemelajaran 2. 65
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran 65
b. Uraian Materi 65
c. Rangkuman 90
d. Tugas 90
e. Tes Formatif 91
f. Kunci Jawaban 91
g. Lembar Kerja 92
Kegiatan Pemelajaran 3. 94
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
...…………………………….. 94
b. Uraian Materi
........................................................... 94
c. Rangkuman 107
d. Tugas
107
e. Tes Formatif 107
f. Kunci Jawaban 108
g. Lembar Kerja 110
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 4
e. Tes Formatif ............................................................
114
f. Kunci Jawaban ......................................................... 114
g. Lembar Kerja ........................................................... 116
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 5
DAFTAR GAMBAR
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 6
NO. HAL KETERANGAN GAMBAR
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 7
DAFTAR TABEL
1. ix Tabel Glosary
2. x Keterangan Peta Kedudukan Modul
3. 4 Tabel Kompetensi
4. 8 Tabel Cek Kemampuan
5. 9 Tabel Rencana Kegiatan Belajar Peserta Diklat
6. 27 Tabel Kain Berdasarkan Berat Kain
7. 56 Tabel Nama Tekstik Untuk Pembuatan Busana dan
Denah Rumah Tangga
8. 63 Tabel Isian Tugas
9. 66 Tabel Cara Pemeliharaan Bahan Tekstil
Berdasarkan Asal Serat
10. 70 Tabel Bahan Pembersih Noda dan Cara
Mempergunakannya
11. 88 Tabel Tugas
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 8
DAFTAR BAGAN/SKEMA
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 9
PETA KEDUDUKAN MODUL
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 10
KETERANGAN PETA
KEDUDUKAN MODUL
MATA
NO. KODE MODUL JUDUL MODUL
DIKLAT/KOMPETENSI
Memberikan
Memberikan Pelayanan
39.BUS.C-m.CC.01. pelayanan secara
1. Secara Prima Kepada
A.001 prima kepada
Pelanggan
pelanggan
Melakukan
Melakukan Pekerjaan
39.BUS.C-m.CC.02. Pekerjaan Dalam
2. Dalam Lingkungan Sosial
A.001 Lingkungan Sosial
yang Beragam
yang Beragam
Mengikuti Prosedur Mengikuti prosedur
Kesehatan, Keselamatan, 39.BUS.C-m.CC.03. K3 di bidang
3.
dan Keamanan dalam A.001 busana
Bekerja
39.BUS.C-m.FDR.0 Dasar-dasar
4. Menggambar Busana
4.A.001 menggambar
Dasar-dasar
39.BUS.C-m.FDR.0
Menggambar
4.A.002
Busana
39.BUS.C-m.FRES. Teknik
5. Melakukan pengepresan
13.A.001 Pengepresan
39.BUS.C-m.SEW.1 Pengoperasian Alat
6. Menjahit dengan mesin 4.A.001 Menjahit
MATA
NO. KODE MODUL JUDUL MODUL
DIKLAT/KOMPETENSI
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001
11
39.BUS.C-m.SEW.1
Teknologi Menjahit
4.A.002
39.BUS.C-m.SEW.1 Teknik Menjahit
4.A.003 Busana Anak
39.BUS.C-m.SEW.1 Teknik Menjahit
4.A.004 Busana Wanita
39.BUS.C-m.SEW.1 Teknik Menjahit
4.A.005 Busana Pria
39.BUS.C-m.SEW.1 Teknik Menjahit
4.A.006 Busana Tailoring
39.BUS.C-m.MR.19 Pemeliharaan Alat
7. Memelihara alat jahit
.A.001 Menjahit
39.BUS.C-m.SEW.1 Teknik
Menyelesaikan busana
8. 5.A.001 Penyelesaian
dengan jahitan tangan
Busana
Membuat Hiasan pada 39.BUS.C-m.SEW.1 Desain Hiasan
9.
busana 6.A.001 Busana
39.BUS.C-m.SEW.1 Dasar Menghias
6.A.002 Kain
39.BUS.C-m.SEW.1
Teknik Dasar Bordir
6.A.003
39.BUS.C-m.SEW.1
Lekapan Benang
6.A.004
39.BUS.C-m.SEW.1
6.A.005 Sulaman Putih
MATA
NO. KODE MODUL JUDUL MODUL
DIKLAT/KOMPETENSI
39.BUS.C-m.SEW.1
Lekapan Burci
6.A.006
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001
12
39.BUS.C-m.SEW.1
Sulaman Fantasi
6.A.007
39.BUS.C-m.SEW.1
Variasi Bordir
6.A.008
Melakukan penyelesaian 39.BUS.C-m.FNS.1 Pelabelan
10.
akhir busana 7.A.001
39.BUS.C-m.FNS.1
Pengemasan
7.A.002
Memilih/membeli 39.BUS.C-m.MAT Pengetahuan
11.
Bahan baku busana .11.A.001 Bahan Tekstil
39.BUS.C-m.MAT.1 Pengetahuan
1.A.002 Bahan Pelapis
39.BUS.C-m.MAT.1 Pengetahuan
1.A.003 bahan Pelengkap
39.BUS.C-m.MAT.1 Teknik Merancang
1.A.004 Bahan
39.BUS.C-m.CUT.1 Teknik Memotong
12. Memotong bahan
2.A.001 (Cutting)
Mengukur tubuh Teknik Mengambil
39.BUS.C-m.PAT.0
13. pelanggan sesuai desain Ukuran Badan
6.A.001
Pola Dasar
Membuat Pola busana 39.BUS.C-m.PAT.0
14. Konstruksi
dengan teknik konstruksi 7.A.001
MATA
NO. KODE MODUL JUDUL MODUL
DIKLAT/KOMPETENSI
39.BUS.C-m.PAT.0 Pecah Pola Busana
7.A.002 Anak
39.BUS.C-m.PAT.0 Pecah Pola Busana
7.A.003 Wanita
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001
13
39.BUS.C-m.PAT.0 Pecah Pola Busana
7.A.004 Pria
Membuat pola busana 39.BUS.C-m.PAT.0 Pola Celana di Atas
15.
konstruksi di atas kain 8.A.001 kain
39.BUS.C-m.PAT.0 Pola Kemeja di
8.A.002 Atas Kain
Membuat Pola busana 39.BUS.C-m.PAT.0 Pola Kombinasi
16.
teknik kombinasi 9.A.001
Membuat pola dasar 39.BUS.C-m.PAT.1 Pola Dasar Secara
17.
dengan teknik d
rapping 0.A.001 Drapping
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001
14
MEKANISME PEMELAJARAN
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001
15
GLOSARY
ISTILAH KETERANGAN
Barang Nyamu Lenan rumah tangga barang-barang yang dibuat dari
kain dan keperluan rumah tangga. Misalnya: taplak
meja, sapu tangan, seprei, dan lain-lain
Benang lusi Benang yang direntangkan sejajar dengan tepi kain
Benang pakan Benang yang melintang mengisi rentangan benang lusi
Body (size) Ukuran-ukuran yang mengikuti ukuran tubuh
Bonding Proses menggabungkan dua atau lebih bahan dengan
menggunakan bahan rajutan atau bahan tenunan
longgar dilatarbelakangi bahan pelapis yang ringan
Casual Pakaian sehari-hari
Course Satu deretan sengkelit rajut ke arah lebar kain
Crochet Salah satu teknik membuat kain dengan cara mengait
benang
Drape Jatuhnya bahan/kain ketika bahan dibentang/digantung
Fashion fabric Bahan utama yang diperlukan dalam pembuatan
busana dan lenan rumah tangga
Felting Suatu proses dimana kelembapan panas dan tekanan
diterapkan pada serat pendek
Fusing Serupa felting tapi menggunakan suatu campuran
perekat untuk menahan serat
Grain line Arah serat pada pola yang berfungsi untuk meletakkan
bahan searah dengan serat bahan
Kain Pleat Semacam hiasan pakaian yang berupa lipit-lipit yang
sama besar dengan jarak yang sama dan searah.
Knitted Proses pemuatan kain dengan cara dirajut
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001
16
Laken Salah satu bahan tekstil yang dihasilkan dari teknik
kempa
Lingerie Pakaian dalam (pattycoat, camisol, underyork)
Lining Bahan pelapis terakhir yang langsung bersentuhan
dengan kulit
Non woven Bahan tekstil yang proses pembuatannya tidak dengan
cara ditenun
Patchwork Teknik menambal perca menjadi selembar kain
Pintal Penggabungan antara serat yang satu dengan serat
yang lain dengan cara dipilin
Press body Pakaian yang dibuat mengikuti bentuk tubuh tanpa
terganggu gerakan tubuh
Tekstil Adalah bahan baku busana yang dibuat dari berbagai
macam serat baik yang ditenun (Woven) maupun
bukan tenun (Non Woven)
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001
17
BAB. I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
busana
B. Prasyarat
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 1
C. Petunjuk Penggunaan Modul
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 2
i. Agar benar-benar mahir di dalam memilih bahan tekstil, Anda
perlu melakukan latihan secara berulang-ulang dengan
mencoba mencocokkan antara gambar desain dengan bahan
tekstil.
j. Perlengkapan yang perlu Anda persiapkan:
- Bermacam-macam bahan tekstil.
- Bermacam-macam perca bahan tekstil dengan ukuran
8 x 10 cm.
- Bermacam-macam gambar desain berdasarkan kesempatan
pemakaian.
1. Peran Fasilitator
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 3
D. Tujuan Akhir
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 4
E. Kompetensi
A B C D E F G
LEVEL KOMPETENSI KUNCI
1 2 1 1 1 - -
1. Mampu memberikan saran/petunjuk dalam memilih membeli bahan yang cocok/sesuai dengan desain
pemesan
2. Mampu mengikuti perkembangan/kemajuan industri kecil.
3. Memiliki cita rasa yang tinggi dalam memilih bahan-bahan pelengkap yang sesuai dengan desain dan selera
pemesan.
KONDISI KERJA 4. Kemampuan menghitung jumlah bahan utama dan bahan pelengkap yang dibutuhkan.
5. Kemampuan membedakan efek kain seperti:
● Jenis serat kain (katun, wool, poliester)
● Konstruksi serat (tenunan, rajutan, hasil kempa dan lain-lain)
● Penyempurnaan (finishing) kilau, berbulu, licin, kaku
6. Pekerjaan dilakukan dengan mengikuti peraturan K3 No. 1 Th 1970
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 5
7. Bahan pelengkap mencakup: rits, kancing, bantal bahu, gesper, renda, mote, payet, bisban, aplikasi, vuring,
lapisan-lapisan kantong.
8. Pengadaan bahan dapat diperoleh dari pemesan itu sendiri atau disiapkan oleh pembuat busana.
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 6
2. Mengidentifikasi ● Desain ● Identifikasi jenis ● Cermat dalam ● Menjelaskan cara ● Mengidentifikasi
jenis bahan diidentifi-kasi bahan utama memilih bahan mengidentifikasi bahan utama
utama (fashion berdasarkan waktu utama sesuai jenis bahan sesuai desain
fabric) pema-kaian, umur, desain utama
kesempatan,
postur tubuh si
pemakai/ pemesan
● Jenis kain dipilih
berdasarkan
desain busana dan
pesanan
● Corak dan efek
kain dipilih sesuai
kriteria
berdasarkan
desain dan
pesanan/
pelanggan
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 7
3. Mengidentifikasi ● Jenis kain furing ● Identifikasi jenis ● Teliti dalam ● Menjelaskan cara ● Menentukan
jenis bahan (lining) dipilih bahan pelapis mennetukan mengidentifikasi bahan pelapis
pelapis sesuai jenis bahan bahan pelapis jenis bahan sesuai dengan
utama sesuai dengan pelapis bahan utama
● Warna kain furing desain
(lining) dipilih
sesuai jenis bahan
utama dan desain
● Kain pelapis
diperiksa apakah
layak (compatible)
untuk digunakan
sesuai desain
● Kondisi kain
diperiksa bila
terjadi cacat
dilakukan tindakan
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 8
4. Menentukan ● Bahan pelengkap ● Penentuan ● Cermat dalam ● Menjelaskan cara ● Menentukan
bahan rits, kancing, bahan menyerasikan menentukan bahan pelengkap
pelengkap bantal bahu, pelengkap bahan pelengkap bahan pelengkap
benang dan dengan bahan
lain-lain dipilih utama sesuai
sesuai dengan desain
desain dan warna
bahan
● Jumlah bahan
pelengkap yang
diperlukan
disediakan sesuai
dengan kebutuhan
5. Menyusun ● Bahan baku utama ● Merancang ● Teliti dalam ● Menjelaskan cara ● Membuat
rencana belanja dirancang sesuai rencana belanja merencanakan menyusun rencana belanja
dengan kebutuhan harga/belanja rencana belanja
● Bahan pelengkap
dirancang sesuai
dengan kebutuhan
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 9
● Daftar rencana
belanja dikoreksi
dan diparaf oleh
bagian yang
berwenang
● Daftar rencana
belanja diajukan
pada bagian
keuangan
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 10
F. Cek Kemampuan
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 11
11. Apakah Anda mampu membuat
kesekapatan dengan pelanggan untuk
bahan tekstil yang cocok?
12. Apakah Anda mampu melakukan
pembelian bahan baku sesuai dengan
desain dan pemesan?
Catatan Guru : 1.
2.
3.
Kesimpulan :
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 12
BAB. II
PEMELAJARAN
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 13
2. 6) Penyelidikan bahan
tekstil
2 Lab.
Faktor-faktor yang Busana
mempe-ngaruhi
pemilihan bahan tekstil
1) Unsur-unsur Desain
Pada Bahan Tekstil
● Warna
● Corak 4 Lab.
● jatuhnya bahan Busana
● tekstur
2) Pemilihan Bahan
Tekstil
● Kegunaan
● Karakteristik 2 Lab.
Penanganan Busana
● model
● Lebar Kain
3) Kriteria Pemilihan
Bahan Tekstil
Dengan
Memper-hatikan
Faktor-faktor
Mendesain Busana
● Usia Lab.
3. ● kesempatan 2 Busana
pemakaian Lab.
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 14
4. ● waktu pemakaian 6 Busana
● postur tubuh
● warna kulit
● dan kepribadian.
Pemeliharaan bahan
tekstil
Merencanakan persiapan
pemilihan atau
pembelian bahan baku
5. 1) Merencanakan 2 R. Teori
persiapan,
pemilihan/pembelian
bahan baku
2) Cara membeli bahan
tekstil
3) Membuat
kesepakatan dengan
pelanggan
Evaluasi
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 15
Kegiatan Belajar
Kegiatan Belajar 1.
a. Tujuan Kegiatan Pemelajaran
b. Uraian Materi
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 16
1) Pengenalan Bahan Tekstil
a) Bahan Utama
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 17
2) Melengkapi/Menghias, antara lain;
(a) Macam-Macam Kancing
(b) Macam-Macam Pita
(c) Macam-Macam Renda
(d) Macam-Macam Benang
(e) Macam-Macam Bahan Aplikasi
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 18
Bagan Penggolongan Serat Tekstil
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 19
Konstruksi Bahan Tekstil
a) Tenunan (Woven)
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 20
bagian tengah kain. Lebar pinggir kain bervariasi seAndar
0,5 cm sampai 1 cm. Hal ini bertujuan untuk menguatkan
kain dan melindungi benang-benang supaya tidak mudah
bertiras.
Selalu pastikan bahwa benang-benang pakan ada
pada sudut yang tepat pada tepi kain (selvage). Hal ini
menunjukkan bahwa bahan terletak pada lajurnya atau
sesuai dengan arah serat (grain line) suatu hal yang harus
dipertimbangkan ketika Anda memotong bahan.
Kekencangan dari suatu tenunan tergantung pada
jumlah benang-benang lusi dan benang-benang pakan
dalam setiap 1 cm2. Hal ini biasa disebut dengan Tetal Kain.
Banyaknya benang lusi per 1 cm dan benang pakan per 1
cm masing-masing disebut dengan tetal lusi dan tetal pakan.
Konstruksi tenunan dibedakan berdasarkan silang
tenunan, yaitu silang dasar dan silang dasar yang divariasi.
Ada tiga macam silang dasar, yaitu s ilang polos, silang
kepar, dan silang satin. Dalam perkembangannya ada
bermacam silang tenunan tetap pada dasarnya merupakan
variasi dari ketiga silang dasar tersebut, kecuali untuk
tenunan yang berpola (patterned).
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 21
Karena persilangan antara benang-benang pakan
dan lusi pada silang polos paling banyak jika
dibandingkan dengan silang yang lain, maka silang polos
adalah tenunan paling kuat. Selain kuat anyaman polos
mudah diberi desain, misalnya permukaan dicap, dibatik,
disulam dan lain sebagainya. Beberapa tenunan dengan
anyaman polos yang terkenal adalah kain muslin, mori,
nansook, voile, organdi, blaco dan sebagainya.
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 22
dicap. Kain kepar tidak mudah kotor karena kotoran
hanya cenderung menempel pada permukaan garis
kepar.
Beberapa tenunan dengan silang kepar antara lain
drill, jeans, denim, gabardin dan sebagainya.
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 23
Konstruksi Contoh Bahan
b) Rajutan (Knitted)
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 24
(wale) adalah satu deretan sengkelit ke arah panjang kain
yang dalam pembuatannya dibentuk oleh sebuah jarum.
Sedangkan deret sengkelit (course) adalah satu deretan
sengkelit rajut ke arah lebar kain.
Konstruksi kain rajut berbeda dengan kain tenun,
maka sifat-sifatnya pun berbeda pula. Kain rajut pada
umumnya mulur dan daya elastisitasnya lebih tinggi daripada
kain tenun, sehingga kain rajut cocok untuk pakaian-pakaian
yang berukuran tubuh (body size) dan mengikuti bentuk
tubuh tanpa mengganggu gerakan tubuh (press body). Hal
ini disebabkan karena adanya lengkungan sengkelit pada
kain rajut dapat mudah tertarik ke segala arah.
Kelemahan dari rajutan adalah apabila sehelai
benangnya putus maka akan mudah menjalar melepaskan
sengkelit lainnya, sehingga lubang kain menjadi bertambah
besar. Tetapi dengan perkembangan teknologi di bidang
rajut, telah banyak dibuat kain rajut yang kokoh seperti kain
tenun tanpa mengurangi elastisitasnya.
Konstruksi bahan rajutan bermacam, diantaranya
adalah sebagai berikut.
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 25
(1) Kain Rajut Rata/Polos (Plain Single Jersey)
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 26
Konstruksi Contoh Bahan
c) Anyaman
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 27
Anyaman bukanlah suatu hasil tenunan, tetapi dibuat
dari satu susunan benang yang disilangkan miring dari kiri
ke kanan dan kembali lagi. Anyaman ini bisa dikerjakan
dengan tangan ataupun mesin.
d) Buhul
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 28
Salah satu teknik membuat kain adalah membuat
buhul atau simpul. Contoh dari buhul adalah macrame dan
filet. Teknik macrame berasal dari Arab. Pada mulanya
hanya berupa simpul-simpul yang sederhana, tetapi
kemudian berkembang dengan variasi antara simpul-simpul
tersebut dan menghasilkan motif yang bermacam-macam.
Buhul terdiri dari dua kali simpul, yang pertama disebut
setengah buhul. Kedua, setengah buhul lagi yang
menguatkan ikatan setengah buhul pertama sehingga tidak
terlepas. Motif buhul bisa merupakan garis-garis horisontal,
vertikal dan diagonal. Dari rangkaian buhul tersebut dapat
dihasilkan bermacam-macam barang kerajinan dan aksesori
busana, seperti tas, ikat pinggang, rompi (vest),
syal/selendang dan sebagainya.
e) Kaitan
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 29
Teknik membuat kain yang lain adalah mengait dan
hasilnya dinamakan c rochet (kaitan). Kaitan dibuat dari
benang kait, misalnya benang wol, benang akrilik, benang
katun, benang nilon maupun jerami (raffia) dan lainnya.
Mengait menggunakan jarum kait (haak-pen/Belanda,
Crochet n
eedle/Inggris) dari ukuran kecil sampai besar,
disesuaikan dengan benang yang dipergunakan. Jarum kait
yang kecil (jarum bernomor kecil) dipakai benang yang kecil
(halus). Benang yang besar menggunakan jarum kait yang
besar (jarum bernomor besar).
Nomor jarum kait ukuran standar internasional adalah
dari 0.60 sampai dengan 7.00. Contoh hasil kaitan ialah blus,
vest (rompi), selendang, taplak meja, seprei, tas, topi, dan
lainnya.
Ada bermacam-macam kaitan antara lain:
● Kaitan Biasa
● Kaitan Tunisia
● Kaitan Irish
● Kaitan Amerika
● Kaitan Renda
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 30
sehingga merupakan suatu rangkaian kaitan yang
dibentuk menjadi benda kaitan, seperti taplak meja,
selendang, dan lainnya.
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 31
Kaitan Tunisia atau kaitan afghan biasanya menggunakan
benang yang kasar dan memakai jarum yang besar,
panjang, dan rata. Kaitan Tunisia menghasilkan kaitan
yang rata, padat, dan bertepi. Bahan yang dihasilkan
oleh kaitan Tunisia kelihatan agak seperti rajutan (knit),
jika Anda kurang teliti kadangkala susah membedakan
antara hasil rajutan atau kaitan (crochet).
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 32
(3) Kaitan Irish
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 33
Gambar 2.12 Kaitan Amerika
(5) Kaitan Renda Jepitan Rambut (Hair-pin Crochet)
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 34
Gambar 2.13 Kaitan Renda Jepitan Rambut (Hair-pin Crochet)
f) Renda
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 35
Gambar 2.14 Kain renda (lace)
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 36
g) Kempa
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 37
Netting dan b
raiding adalah teknik-teknik lama,
kedua-duanya dipergunakan dalam pembuatan renda (lace).
Fusing, bonding, laminating adalah pengembangan
secara modern yang menggunakan Adhesives (perekat)
untuk saling mengisi serat-serat yang pendek atau bahan
yang direkatkan/dilem bersamaan.
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 38
2. Menengah Kain Cambridge
(medium) Kain Mori
Kain Gingham
Kain Chambray
Kain Blacu
Kain Tetoron
Satin
Kain Arrow
Gishkin
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 39
untuk mengubah penampilan, pegangan, dan daya guna/fungsi
dari bahan-bahan tersebut.
a. Penyempurnaan penampilan bahan dapat berupa pewarnaan
yang sama dan merata pada seluruh permukaan bahan
(pencelupan), atau pewarnaan satu warna atau lebih pada
tempat-tempat tertentu pada permukaan bahan (pencapan).
Permukaan bisa menjadi mengkilap, berkerut-kerut, atau
lainnya.
b. Penyempurnaan pada pegangan bahan dapat berupa
pegangannya menjadi lemas, penuh, kaku, atau lainnya.
c. Penyempurnaan daya guna bahan berupa beberapa sifat
khusus, misalnya bahan menjadi tidak kusut, tidak tembus
air, tidak tembus udara, tahan api, dan sebagainya.
Hasil dari proses penyempurnaan tekstil ada yang
bersifat sementara, artinya dengan sekali atau dua kali
pencucian akan hilang, dan ada yang bersifat permanen artinya
baru hilang setelah berkali-kali dicuci.
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 40
di-merser, benang jahit, bahan pelapis ( lining/voering), dan
sebagainya.
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 41
yang terkandung dalam serat, sehingga bahan menjadi
putih bersih. Proses pengelantangan dilakukan apabila:
● Bahan yang dikehendaki berwarna putih bersih,
misalnya kain putih, pakaian putih, kain seprai,
sarung bantal, dan sebagainya.
b) Penyempurnaan Tambahan
(1) Mengalander
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 42
digunakan untuk menghasilkan corak pada permukaan
kain). Setiap jenis penyetrikaan akan memberikan hasil
yang berbeda.
(2) Memerser
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 43
Untuk membuat kain berbulu, diperlukan syarat-syarat
tertentu yang meliputi:
● Benang pakan dibuat dari serat panjang
● Antihan benang pakan sekecil mungkin
● Kain harus lunak
Proses menggaru bulu dilakukan dalam pembuatan kain
selimut, flanel, dan sebagainya.
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 44
(5) Mengempa
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 45
penyempurnaan dengan resin, juga untuk kain
campuran selulosa dengan serat buatan. Kain serat
sintetik tidak memerlukan penyempurnaan tahan
kusut karena sifat-sifat dari serat sintetik sudah anti
kusut.
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 46
(c) Penyempurnaan tahan air dan tolak air
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 47
terbakar dan memberikan letikan api setelah api
padam. Konstruksi kain yang tebal dengan
anyaman-anyaman terbuka akan terbakar dengan
cepat, sedangkan kain berbulu akan terbakar bulunya
terlebih dahulu, baru kainnya.
Penyempurnaan tahan api dilakukan dengan cara
merendam sambil diperas (impregnasi) dalam larutan
yang mengandung borak, natrium silikat, atau
lainnya. Zat-zat ini mempunyai titik leleh yang rendah
sehingga dengan adanya api, garam tersebut akan
segera meleleh dan menutupi kain sebagai suatu
lapisan seperti gelas yang tidak dapat terbakar
dengan segera, karena zat-zat tersebut menghasilkan
suatu gas yang tidak dapat terbakar sewaktu
pemanasan.
(7) Menstabilisasi
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 48
ke bentuk semula. Adanya pengerjaan S
tentering
dapat diketahui dengan adanya bekas lubang-lubang
jarum atau bekas jepitan pada pinggir kain.
Kain yang mudah mulur, misalnya kain rajut (knit),
dengan permukaan berkerut-kerut seperti kain k rep
atau kain yang menghendaki pegangan lembut, pada
umumnya tidak dikeringkan dengan mesin stenter,
tetapi dengan mesin pengering sengkelit (lup) untuk
menstabilkannya.
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 49
5) Penyelidikan Bahan Tekstil
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 50
(3) Kehalusan serat
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 51
Serat wol berdaya serap sampai 40% tetapi belum terasa
basah, daya serap serat sutra sampai 30%, linen 20%
kapas 8,5%.
Bila usaha mencari asal serat tekstil belum ditemukan
dengan cara memerhatikan serat-seratnya, dapat
dilakukan dengan mempergunakan bantuan alat
mikroskop. Tiap-tiap serabut kalau diperbesar 100 x akan
menunjukkan bermacam-macam gambaran penampang
serat-seratnya baik gambar penampang melintang
ataupun membujur dari setiap serat tekstilnya.
● Cara memutuskan benang. Apabila berasal dari serat
kapas, benang mudah diputus karena berserat
pendek. Serat linen benangnya sukar diputus. Serat
wol bersifat lentur, bila diputus akan memanjang
dulu/elastis, ujung benang seperti spiral (berombak).
Serat sutra juga bersifat lentur, ujung benangnya
halus dan tidak berumbai. Serat rayon mudah putus,
dan ujung benang bercabang.
● Cara lain untuk mengetahui asal serat adalah dengan
menggunakan bahan kimia, yaitu sebagai berikut.
tumbuh-tumbuhan.
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 52
b) Penyelidikan Dengan Uji Pembakaran
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 53
(3) Asetat dan sintetis
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 54
Pengamatan dengan meraba ada 2 macam, yaitu:
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 55
kekuatan serat dan makin rendah mulurnya.
Cara mengetahui tingkat daya mulur (%) bahan tekstil
dengan menggunakan ujicoba sebagai berikut:
Keterangan:
k1 = Kain sebelum ditarik
k2 = Kain sesudah ditarik
Contoh:
Bahan ukur sebelum ditarik 5 cm dan sesudah ditarik
menjadi 8 cm. Berapakah daya mulurnya?
Rumus:
= 0,6%
Jadi daya mulur kain tersebut adalah 0,6%.
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 56
Cara mengetahui tingkat daya serap bahan tekstil adalah
dengan menggunakan ujicoba memasukkan kain ke
dalam air. Kemudian menggunakan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
s3 = volume air sebelum dimasuki kain
s2 = volume air sesudah kain diangkat dengan pinset
Contoh:
Bahan ukur dengan ukuran 30$cm x 20 cm dengan
berap kain$ringan dimasukkan dalam air (80 ml).
sewaktu diangkat dengan pinset tersisa075 ml.
Berapakah daya serapnya?
Rumus:
= 0,06%
Jadi daya serap kain tersebut adalah 0,06%.
(3) Daya`susut (sanforized)
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 57
rendam kain tersebut didalam air sabun selama ± 30
menit. Kemudian cek kembali ukuran Anda, jika tetap
berarti kain tidak susut. Jika ada perubahan, untuk
menghitung daya susutnya dapat mempergunakan
rumus sebagai berikut:
Keterangan:
t1 = panjang kain sebelum direndam
t2 = panjang kain sebelum direndam
(Rumus ini berlaku untuk panjang d
an lebar k ain).
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 58
● Bandingkan dengan yang sudah direncam dengan
bahan yang tidak direndam.
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 59
c. Rangkuman
d. Tugas
e. Test Formatif
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 60
2. Apakah yang dimaksud dengan bahan utama?
3. Jelaskan penggolongan serat tekstil yang berasal dari alam!
4. Jelaskan istilah penyempurnaan di bawah ini!
d. Mercerized
e. Sanforized
f. Fast colour
5. Jelaskan ciri-ciri dari uji coba pembakaran serat yang berasal
dari:
a. Serat protein
b. Serat selulosa
c. Serat buatan
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 61
f. Kunci Jawaban
● Mercerized
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 62
● Sanforized
● Fast colour
● Serat-serat protein
● Serat-serat selulosa
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 63
meninggalkan butiran seperti plastik, sisanya hanya bulu
kapas ringan.
● Asetat dan sintetis
g. Lembar Kerja
1) Alat
- Korek api
- Alat tulis
- Gelas ukur
- Pinset
- Lilin
- Macam-macam tekstil dengan berbagai asal serat
- Seterika
2) Bahan
- Perca kain
- Kertas
- Detergent
- Air
3) Keselamatan kerja
a) Pastikan lingkungan kerja Anda bebas dari bahan yang
mudah terbakar.
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 64
b) Lebih aman jika Anda melakukan uji pembakaran di luar
ruangan.
c) Hati-hati dalam mengerjakan tugas.
d) Bersihkan kembali alat dan lingkungan kerja Anda.
4) Langkah kerja
a) Bagi secara kelompok menjadi lima kelompok.
b) Siapkan alat dan bahan untuk uji coba:
Uji pembakaran
Daya mulur
Daya serat
Daya susut
Daya luntur
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 65
Kegiatan Belajar 2.
b. Uraian Materi
S
etelah Anda mempelajari dan mengenal bahan tekstil, langkah
selanjutnya adalah menerapkan pengetahuan tersebut dalam
memilih bahan tekstil untuk membuat busana yang sesuai dengan
keinginan konsumen. Agar dapat memilih bahan yang tepat perlu
memperhatikan faktor-faktor berikut.
- Unsur-unsur desain pada bahan tekstil
- Pemilihan bahan tekstil (kegunaan, kesempatan, karakteristik
penanganan, model dan lebar kain)
- Kriteria pemilihan bahan tekstil dengan memperhatikan
faktor-faktor mendesain busana.
a) Warna
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 66
(1) Membuat lebih indah
(2) Mempunyai arti tertentu
(3) Mempengaruhi suasana/keadaan si pemakai
Misalnya:
● Kesempatan belanja siang hari hindarilah warna yang
menyolok.
● Untuk busana tidur dan busana bayi pilihlah warna
yang lembut.
● Busana pesta malam sebaiknya berwarna menyolok,
cerah ataupun gelap.
● Suasana ke tempat duka sebaiknya pilih warna gelap.
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 67
(4) Sesuaikan warna busana dengan warna kulit dan rambut
(1) Corak
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 68
(1) Searah
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 69
Gambar 2.17 Pola-pola motif searah
(2) Corak dua arah
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 70
Jatuhnya Bahan
(1) Kaku
(3) Lembut
(4) Melangsai
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 71
(5) Ringan/melayang
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 72
2) Pemilihan Bahan Tekstil (Kegunaan, Karakteristik
Penanganan, Desain dan Lebar Kain)
a) Kegunaan
(1) Pakaian
b) Karakteristik Penanganan
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 73
(2) Karakteristik bahan waktu dipakai. Apakah bahan cepat
kusut, mudah kena noda atau keringat, mudah terbakar.
(3) Karakteristik bahan waktu dicuci. Apakah luntur, mudah
berubah bentuk, apakah bahan itu susut, apakah bahan
itu menjadi lemas setelah dicuci.
(4) Karakteristik bahan waktu disetrika. Dilihat dari asal
bahan apakah bahan itu perlu disetrika dengan suhu
sedang atau panas, harus dipres atau harus pakai kain
pelapis.
c) Desain
Untuk memperoleh busana yang sesuai dengan
desain diperlukan pemilihan bahan tekstil yang tepat. Macam
desain busana yang terdapat dalam majalah mode dapat
dikelompokkan menjadi desain suai (lurus), berkerut,
berlipit, klok (lingkaran), draperi dan pias.
Untuk memperoleh hasil busana sesuai dengan desain
diperlukan pemilihan bahan tekstil yang tepat. Satu desain
busana dibuat dengan bahan yang berbeda, hasilnya pun
akan berbeda.
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 74
Gambar 2.19 Busana desain sama dengan berat berbeda
Setelah jelas hal-hal yang perlu diperhatikan dari
suatu bahan, langkah selanjutnya adalah menerapkan dalam
pemilihan bahan.
d) Lebar Kain
a) Usia
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 75
- Remaja (13-17 tahun)
- Dewasa atau tua (di atas 17 tahun)
b) Kesempatan Pemakaian
c) Waktu Pemakaian
d) Postur Tubuh
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 76
tubuh yang tidak ideal, maka memilih bahan tekstil harus
disesuaikan dengan postur atau bentuk tubuh. Apakah tinggi
kurus, pendek kurus, tinggi besar, atau pendek gemuk.
(1) Bentuk badan tinggi kurus
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 77
(2) Bentuk badan pendek kurus
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 78
Gambar 2.22 Bentuk Tubuh Tinggi Besar
(4) Bentuk badan pendek gemuk
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 79
Gambar 2.23 Bentuk tubuh pendek gemuk
e) Warna Kulit
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 80
f) Kepribadian
(1) Orang yang sifatnya lincah akan lebih serasi jika memilih
bahan tekstil dengan warna-warna yang terang/
menyala.
(2) Orang yang pendiam, kalem, tenang akan lebih sesuai
dengan warna-warna yang redup/gelap.
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 81
Contoh Nama Bahan Tekstil untuk Pembuatan Busana dan Lenan
Rumah Tangga
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 82
23. Flanelette Busana bayi
24. Bordir Blus, bebe dan kebaya
25. Brocade Kebaya, busana pesta
26. Kanstof Kebaya, busana pesta
27. Lace (Renda) Kebaya, busana pesta
28. Trico Busana santai, busana OR
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 83
Contoh-contoh Pemilihan Bahan Sesuai Dengan Desain
Katun adalah suatu bahan yang selalu berubah-ubah atau tidak tetap,
sehingga sifat penampilannya pun susah untuk diketahui, tetapi katun
tenunan memperlihatkan sifat sebagai:
● suatu bahan yang kaku
● suatu bahan yang bertekstur kusam
● suatu bahan yang terasa kuat
Katun adalah
bahan yang paling
ekonomis dari
segala bahan
alami, sehingga
kebanyakan tipe
katun pada
kenyataannya
100% memiliki
serat katun. Ada
suatu trend yang
populer bagi
pabrik-pabrik
tekstil untuk
mencampur bahan
katun dengan
poliester, hal ini
akan memberikan
suatu bahan yang
berpenampilan
serupa katun
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 84
dengan perbaikan
daya lentingnya.
Oleh karena ada komponen sintetisnya, maka akan berpengaruh juga
terhadap pemilihan jenis benang jahit, serta temperatur setrika, dan
tentu saja cara pemeliharaan atau pencu-ciannya.
Kemungkinan Penggunaannya
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 85
Gambar 2.25 Desain yang sesuai untuk bahan linen
Kemungkinan Penggunaannya
Tipe bahan linen yang gemersik akan menarik bagi para perancang
busana untuk mendapatkan setelan t ailored, celana (pant), rok bawah
(skirt), celana pendek (shorts). Sedangkan bahan linen yang lebih
halus cocok untuk atasan (blus) dan gaun (dress) yang anggun.
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 86
Tipe bahan wol jarang yang
mengandung 100% wol, karena
harganya yang tinggi. Pembeli
mengagumi kehangatan yang
luar biasa dan kecantikan dari
bahan wol tersebut, tetapi
beberapa orang bisa menjadi
alergi pada tekturnya yang
berbulu.
Campuran bahan pada pabrik
tekstil telah sukses membuat
bahan wol tiruan dengan biaya
produk yang sedikit sehingga
diperoleh permintaan yang lebih
besar.
Kemungkinan Penggunaannya
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 87
(4) Bahan Sutera
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 88
Kemungkinan Penggunaannya
Tipe bahan sutra yang lembut dan halus sering kali dipilih oleh para
perancang untuk gaun-gaun, blus, kemeja, busana malam ( evening
dress), busana-busana anggun, bahkan juga busana tidur yang
mewah.
Tipe bahan sutra mentah/kasar jika dibuat busana tailored harian akan
kelihatan sangat bagus sekali karena memiliki kilapan yang lebih
buram daripada bahan sutra yang halus.
Tipe bahan sutra brocade dianjurkan penggunaannya untuk rompi
(vest), jas malam, dan kemeja pesta.
Kemungkinan Penggunaannya
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 89
● Bahan rajut yang lebih kuat dan berat diperuntukkan bagi
model-model yang lebih tailored. Bahkan, rajutan yang dinamakan
ribbing mempunyai kapasitas daya lekat lebih besar, yang cocok
dan bagus untuk gaun-gaun ketat, bando penutup kepala
(bandana), celana ketat melekat, dan rok mini.
● Bahan rajut s uper stretch seperti bahan lycra a
dalah suatu pilihan
yang nyata untuk pakaian renang (swim-wear) dan pakaian
aerobic.
● Bahan rajut f leecy knits yang berbulu kapas bagus untuk setelan
pakaian joging dan kemeja sweter.
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 90
(5) Bahan Manik-manik (Beaded), Palyet (Pailette/Sequin) atau Bahan
Metalik
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 91
Gambar 2.29 Desain yang sesuai untuk bahan manik-manik
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 92
c. Rangkuman
d. Tugas
Bentuk
Gambar Tubuh & Jenis Bahan
No. Kesempatan
Desain Warna Kulit yang Sesuai
Pemakai
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 93
e. Test Formatif
f. Kunci Jawaban
● Pendek gemuk
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 94
Hati-hati menggunakan corak kotak-kotak sedang atau
manis.
tebal.
g. Lembar Kerja
1) Alat
- Penggaris
- Penggunting kain
- Alat-alat tulis
2) Bahan
- Gambar desain dari majalah atau tabloid
- Kertas HVS 80 gram
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 95
- Lem putih (untuk kertas dan kain)
3) Keselamatan kerja
a) Pastikan lingkungan kerja Anda bebas dari bahan yang
mudah tergunting.
b) Hati-hati dalam melaksanakan setiap langkah kerja.
c) Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
4) Langkah kerja
a) Pilihlah gambar desain yang Anda kehendaki.
b) Ukur dan gunting sesuai dengan ukuran yang Anda
kehendaki.
c) Ukur dan gunting perca bahan yang sesuai.
d) Susunlah gambar Anda dengan penataan yang baik
sehingga mudah untuk dipahami.
e) Bersihkan kembali dari setiap sisa bahan.
f) Merapikan kembali alat dan bahan yang dipergunakan.
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 96
Kegiatan Belajar 3.
b. Uraian Materi
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 97
- Batist - Tidak tahan - Jemurlah dengan
- Organdi jamur bagian buruk
- Drill - Mudah terbakar berada di luar
- Denim - Jangan
- Osford menyimpan kain
- Pique dalam keadaan
- Corduroy lembab
- Yoryu
- Krep
- Dsb.
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 98
4. Serat buah - Lembut, licin, Perawatan sama
- Kapuk tidak elastis seperti serat biji
- Tidak higroskopis
tapi bersifat
higinis
- Mudah terbakar
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 99
kurang kuat di atas kain putih
dalam keadaan supaya cepat
basah kering.
- Halus dan - Bilas dan
lembut digantung di
- Tidak tahan tempat yang
asam pekat, teduh
panas tinggi dan - Disetrika dengan
obat kelantang temperatur hangat
chlor
- Tahan ngengat
sehingga mudah
dalam
penyimpanan
No Macam Kain, Kapas, Lenan Rayon Sutera Sintetis Wol & Kain Tak
. Noda Tahan/
Dapat dicuci
1 Balpoint Noda ditaburi garam, dituangi air Seperti Seperti Seperti rayon Kain perca dicelupkan
mendidih. Setelah noda hilang direndam kapas, rayon dalam larutan borax (1
dala larutan borax dan air panas (1 sdm tetapi sdm dalam ¼ l air),
borax + ¼ l air) selama 30 menit. dituangi diperas, digosokkan
Dicuci dan dibilas air pada noda beberapa
hangat, kali, kemudian
bukan air dikeringkan
mendidih
2 Buah-buah Noda direndam dalam larutan borax dan Seperti Seperti Seperti rayon Noda dilumuri gliserin
an air suam (1/2 sdt borax + 2 l air) kapas kapas dibiarkan. Sisa gliserin
selama ½ - 1 jam atau dalam bongo, dibersihkan dengan
kemu-dian dicuci tetra, dibiarkan kering.
3 Cat Noda dikikis dengan kerta tebal atau Seperti Seperti Seperti kapas Seperti kapas tanpa
bambu. Sisa noda dibersihkan denan kapas kapas jangan dibilas
perca/kapas yang dibasahi dengan memper-gunaka
Modul 39.BUS.C-m.MAT.11A.001 103
bensin, terpentin atau minyak tanah. n bensin tetapi
Diulangi beberapa kali sampai bersih, minyak
kemudian dicuci tanah/terpentin
4 Cat bibir Noda digosok dengan gliserin atau Seperti Seperti Seperti kapas Seperti kapas tidak
Ready go, kemudian dicuci kapas kapas dicuci
5 Kelunturan ● Noda direncam dalam campuran air Seperti Seperti Seperti kapas Diseka dengan kain
warna panas + spiritus dan beberapa tetes kapas kapas perca/kapas yang
amonia (1 l air panas 1 l spiritus + dibasahi dengan jellow
beberapa tetes amonia) + 30 menit. go atau Color goi.
Kemudian noda dicuci Diseka dengan lap
● Noda digosok dengan kapas yang basan dan dikeringkan
dipakai dengan Color go atau jellow
go, kemudian cicuci
6 Tinta Rendam noda dengan air cuka sampai Seperti Seperti Seperti kapas Seperti kapas, tidak
bersih baru dicuci. Dapat juga noda kapas kapas dicuci biarkan spiritus
digosok dengan kapas yang dibasahi menguap.
dengan tar go sampai bersih. Kain
dicuci. Bila terjadi noda karat.
Simbol Pengertian
- Sebelum melakukan pencucian perhatikan gambar
ini. Angka-angka yang tertera misal: 60°C, 30°C,
menunjukkan suhu air. Artinya cucian bisa dicuci
menggunakan air dengan suhu 60°C, 30°C.
Contoh:
● Pada label menunjukkan angka 100°C, artinya
pakaian boleh dicuci dengan tangan atau mesin
dengan suhu tersebut untuk menghilang-kan
kotoran yang sangat melekat (misal: baju
bengkel/pakaian rumah petugas rumah
sakit-antiseptik)
Tanda pencucian yang disilang memberi tanda
kepada Anda bahwa busana atau lenan rumah
tangga tersebut tidak bisa dicuci menggunakan
air, berarti harus dibersihkan dengan cara yang
lain, misalnya di-dry cleaning.
Penyetrikaan
Dry Cleaning
Pengeringan
Obat Pemutih
Disetrika uap
Tahan cuci
Tahan air
Tidak boleh dipiuh (diperas)
c. Rangkuman
d. Tugas
e. Test Formatif
meresap.
● Wol
Wol dicuci dengan sabun lama dalam air hangat (± 39oC)
lembab
2. Yang harus dilakukan adalah:
Rendam noda dengan air cuka sampai bersih baru dicuci. Dapat
juga noda digosok dengan kapas yang dibasahi dengan tar go
sampai bersih. Kain dicuci.
3. Simbol Pemeliharaan
Disetrika uap
Tahan cuci
Tahan air
1) Alat
- Penggaris
- Alat-alat tulis
2) Bahan
- Label bahan dan label pakaian jadi
- Kertas HVS 80 gram
- Lem putih (untuk kertas dan kain)
3) Keselamatan kerja
a) Pastikan lingkungan kerja Anda bersih/bebas dari kotor.
b) Hati-hati dalam melaksanakan setiap langkah kerja.
c) Gunakan alat sesuai dengan fungsinya.
4) Langkah kerja
a) Buat tabel berdasarkan jenis label.
b) Tempelkan label sesuai dengan jenisnya.
c) Jelaskan arti pada masing-masing label pada bagian
keterangan.
d) Kemasi kembali alat yang sudah Anda gunakan.
b. Uraian Materi
− Termin 2. Melakukan
pengepasan (fitting)
d. Tugas
e. Test Formatif
f. Kunci Jawaban
g. Lembar Kerja
1) Alat
- Alat-alat tulis
- Alat mendesain
- Buku mode blad
2) Bahan
- Contoh bahan-bahan tekstil
- Kertas HVS 80 gram
3) Keselamatan kerja
a) Pastikan lingkungan kerja Anda bersih.
4) Langkah kerja
a) Susun skenario dan pilih pelaku yang sesuai.
b) Susun ruangan sesuai skrip.
c) Lakukan sosiodrama di depan teman-teman Anda.
d) Kemasi dan kembalikan semua alat yang sudah Anda
pergunakan.
A. Evaluasi
1. Soal
10. Salah satu bahan di bawah ini berasal dari serat daun, yaitu:
a. blacu
b. baris
c. oxford
d. serat nanas
e. conduray
2. Kunci Jawaban
a. Pilihan Ganda
1. E 6. C
2. A 7. A
3. D 8. A
4. D 9. E
5. E 10. D
Kelebihan Kekurangan
I. Motif Searah
1. Busana nampak 2. Boros dalam penggunaan
menarik, karena motif bahan karena tidak bisa
tertentu bisa dibolak-balik teknik
memberikan efek meletakannya.
tertentu yang sesuai
dengan yang
dikehendaki
II. Motif Dua Arah
1. Irit dalam 2. Kesan yang ditimbulkan
penggunaan bahan karena motif, tidak
memberikan kesan yang
istimewa
Bentuk Jenis
Gambar Tubuh dan Bahan
No. Kesempatan
Desain Warna yang
Kulit Cocok
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
B. Format Penilaian
PEDOMAN PENILAIAN
Skor Skor
No. Aspek Penilaian Keterangan
Maksimal Perolehan
1 2 3 4 5
I. Perencanaan
Persiapan alat 5
Persiapan desain, 5
bahan utama.
Sub total 10
II. Membuat Rencana
Kerja
Persiapan desain 5
dan bahan utama
Macam-macam 5
bentuk tubuh
Sub total 10
III. Proses (Sistematika
dan Cara Kerja)
Cara membuat 10
koleksi
Cara menentukan 10
tata letak
Kelengkapan bahan 10
desain dan bahan
utama
Sub total 30
IV. Kualitas Produk Kerja
Pelengkap
4.1 Kebutuhan bahan 10
sesuai bahan utama
4.2 Hasil koleksi
memenuhi unsur 10
estetika
Jafar, Aisyah. P
emilihan Bahan Tekstil Untuk Pembuatan Busana.
Jakarta: PPPGK.