Kel 6 Makalah Tes Diagnostik

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

TES DIAGNOSTIK

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh Kelompok 6

Kristianti Fadeilla Putri P1337424420045


Meidian Karima P1337424420064
Dewi Karunia Widhia P1337424420166
Suci Retno Wulan P1337424420202

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT karena limpahan
rahmat serta anugerah dari-Nya kami kelompok 6 mampu untuk menyelesaikan
tugas makalah yang diberikan oleh ....................... dengan judul "Tes Diagnostik”
sebagai penugasan mata kuliah epideminologi dalam prodi kebidanan yang
merupakan bagian penting dalam proses belajar mengajar dalam memberikan teori
perkuliahan epideminologi.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
agung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak
yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah
ini hingga selesai. Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya
makalah yang telah kami buat ini mampu memberikan informasi yang manfaat
kepada setiap pembacanya.

Semarang, 15 Agustus 2020

ii
DAFTAR ISI

COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah1
1.3 Tujuan 1
1.4 Manfaat 2
BAB II TINJAUAN TEORI 3
2.1 Pengertian Tes Diagnostik 3
2.2 Persiapan Dan Tujuan Pemeriksaan Tes Diagnostik 4
2.3 Keefektifan Pemeriksaan Tes Diagnostik 7
BAB III PENUTUP 11
3.1 Kesimpulan 11
3.2 Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemeriksaan laboratorium merupakan suatu proses multiphase:
mengidentifikasi kebutuhan dari pemeriksaan, permintaan pemeriksaan,
sentral suplai/permintaan laboratorium, persiapan pemeriksaan fisik dan
edukasi pasien dan keluarga, pengumpulan, pemberian label dan
penyimpanan specimen, serta pendidikan kesehatan (Kee, 2012).
Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan yang sering
dilakukan untuk kepentingan klinik. Tujuan pemeriksaan laborat yaitu
untuk skrining suatu penyakit, menegakkan diagnostik penyakit,
oemberian pengobatan, evaluasi hasiil pengobatan dan pemantauan
pengobatan (Kemenkes RI, 2010).
Proses pemeriksaan laboratorium harus diperhatikan dalam tahap-
tahapan pemeriksaan mulai dari pre analitik, analitik, dan post analitik
agar mendapat hasil pemerikasaan yang tepat akurat sesuai dengan
kondisi pasien. Berdasarkan kondisi tersebut, penulis ingin melakukan
pembelajaran mengenai pemeriksaan diagnostik untuk menambah
wawasan pengetahuan bagi penulis dan pembaca.

1.2 Rumusn Masalah


Apakah penjelasan dari pemeriksaan diagnostik dalam kesehatan?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui lebih lanjut pemeriksaan diagnostik dalam kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian pemeriksaan tes diagnostik
b. Mengetahui persiapan dan tujuan pemeriksaan tes diagnostik
c. Mengetahui keefektifan pemeriksaan tes diagnostik

1
1.4 Manfaat
Penulis diharapkan dapat menambah referensi dan pengetahuan bagi teman
sejawat dan tenaga kesehatan mengenai gambaran pemeriksaan tes
diagnostik

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian
Test diagnostik adalah sebuah cara (alat) untuk menentukan apakah
seseorang menderita penyakit atau tidak, berdasar adanya tanda dan gejala
pada orang tersebut. Test skrining adalah sebuah cara untuk mengetahui
atau mengidentikfikasi apakah seseorang yang masih asimtomatik
menderita suatu penyakit atau tidak. Tanpa skrining, diagnosis suatu
penyakit hanya bisa ditegakkan setelah muncul tanda dan gejala, padahal
sebuah penyakit telah ada jauh sebelum tanda dan gejala muncul yang
sebenarnya dapat diketahui kalau kita bersedia melakukan skrining. Waktu
antara
kemungkinan terdeteksi secara awal lewat skrining dan deteksi kemudian
setelah munculnya tanda dan gejala disebut “detectable pre-clinical phase”
atau DPCP. Jika sebuah penyakit dapat diketahui pada masa DPCP maka
treatment bisa dilakukan lebih awal dan outcome nya pun lebih baik.
Test diagnostik dilakukan setekah seseorang dinyatakan positif pada tes
skrining untuk menegakkan diagnostiksecara lebih pasti (definitif).
Beberapa contoh test skrining adalah :
a. Pap’s smear da IVA test untuk kanker seviks
b. Pemeriksaan gula darah puasa untuk deabetes
c. Tekanan okular untuk glaukoma
d. Darah dalam feses untuk kanker kolon
e. Mamografi untuk kanker payudara
Tes skrining dilakukan dan barmanfaat untuk :
a. Penyakit serius (misal kanker serviks, hipertensi, dll).
b. Treatment dilakukan sebelum tanda dan gejala muncul hasilnya lebih
efektif dibanding bila dilakukan setelah tanda dan gejala muncul
c. Bila prevalensi penyakit dalam DPCP relatif tinggi

3
2.2 Persiapan dan Tujuan Tes Diagnostik
a. Persiapan Pemeriksaa Diagnostik
1) Persiapan Pemeriksaan Diagnostik
Hasil suatu pemeriksan laboratorium sangat penting dalam
membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta
menentukan pragnosa, karena itu perlu diketahui factor ysng
mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium (Ambarwati,2010)
Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil
laboratorium yaitu :
a)  Pra instrumentasi
Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi :
1. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir
Pengisian formulir dilakukan secara lengkap, hal ini penting
untuk tertukarnya  hasil ataupun dapat membantu intepretasi
hasil terutama pada pasien yang mendapat pengobatan khusus
dan jangka panjang.
2. Persiapan Penderita
a. Puasa
Dua jam setelah makan sebanyak kira- kira 800 kalori
akan mengakibatkan peningkatan volume plasma.
b. Obat
Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan
hematology misalnya : asam folat, vit B12 dll.
c. Waktu Pengambilan
Bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari
terutama pada pasien rawat inap.
d. Posisi Pengambilan
Posis berbaring kemudian berdiri dapat mengurangi
volume plasma       10%.

4
2) Interpretasi Data
a) Menentukan aspek positif klien
Jika klien memerlukan standar kriteria kesehatan, perawat
kemudian menyimpulkan bahwa klien memiliki aspek positif
tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan atau membantu
memecahkan masalah klien yang dihadapi.
b) Menentukan masalah klien
Jika klien tidak memenuhi standar kriteria maka klien tersebut
mengalami keterbatasan dalam aspek kesehatannya dan
memerlukan pertolongan.
c) Menentukan masalah klien yang pernah dialami
Perawat dapat menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh klien tidak
mampu untuk melawan infeksi tersebut.
d) Menentukan keputusan
Penentuan keputusan didasarkan pada jenis masalah yang
ditemukan. Tidak ditemukan masalah kesehatan tetapi perlu
peningkatan status dan fungsi kesehatan
e) Masalah yang akan muncul
Mengumpulkan data yang lengkap untuk lebih mengidentifikasi
masalah- masalah yang akan muncul.
f) Masalah kalaboratif
Berkonsuktasi dengan tenaga kesehatan lain professional yang
kompeten dan berkalaborasi untuk penyelesaian masalah tersebut.
g) Validasi Data
Validasi data yang telah diperoleh agar akurat dan dilakukan
bersama klien, keluarga dan masyarakat. Validasi dilakukan dengan
mengerjakan pertanyaan dan pernyataan yang reflektif kepada klien/
keluarga tentang kejelasan  interpretasi data.

5
b. Pada tes laboratorium penentu diagnostik mempunyai tujuan sebagai
berikut :
1. Menyaring berbagai penyakit dan mengarahkan tes ke penyakit
tertentu, misalnya dengan urinalisasi ditemukan bilirubin dan
utobilin positif yang berarti ikterus, maka tes selanjutnya adalah
untuk melihat gangguan faal hati.
2. Menegakkan atau menyingkirkan diagnosis misalnya anemia,
malaria, tbc, diabetes militus (DM).
3. Memastikan diagnosis dari diagnosis dugaan, misalnya tifoid,
hepatitis B, HIV
4. Memasukkan/ mengeluarkan dari diagnosis diferensial,
misalnya : pasien dengan panas, tifoid, malaria, demam berdarah
dengue (DBD).
5. Menentukan beratnya penyakit, misalnya : hepatitis, infeksi
saluran kemih
6. Menentukan tahap penyakit, misalnya penyakit kronik, TBC
paru, sirosis, hepatitis
7. Menyaring penyakit dalam seleksi calon donor darah
8. Membantu menentukan rawat inap, misalnya : observasi tifoid,
observasi leukemia
9. Membantu dalam menentukan terapi atau pengelolaan dan
pengendalian penyakit, misalnya : leukemia, diabetes
10. Membantu ketepatan terapi, misalnya : tes kepekaan kuman
terhadap antimikroba
11. Memonitor terapi misalnya tes HbA1c pada diabetes, tes widal
pada tifoid
12. Menghindari kesalahan terapi dan pemborosan obat setelah
ditemukan diagnosa
13. Membantu mengikuti perjalanan penyakit, misalnya : diabetes,
hepatitis

6
14. Membantu menentukan pemulangan pasien rawat inap, misalnya
: bila hasil tes- tes laboratorium kembali normal
15. Memprediksi atau menentukan prognosis penyakit, misalnya :
displidemia dengan penyakit jantung koroner, kanker dan
kematian
16. Mebantu dalam bidang kedokteran kehakiman, misalnya : tes
untuk membuktikan perkosaan
17. Mengetahui status kesehatan umum (general check up)

2.3 Keefektivitas tes laboratorium


Tes laboratorium untuk mendapatkan keefektivitasan harus teliti, tepat,
sensitif, spesifik, cepat dan tidak mahal serta dapat membedakan pasien
dengan orang normal. Namun karena keterbatasan pengetahuan, teknologi
dan biaya, keadaan ideal tersebut tak selalu terpengaruhi. Penjelasan
syarat- syarat keadaan diantaranya sebagai berikut :
a. Presisi atau teliti berarti kemampuan untuk mendapatkan nilai yang
hampir sama pada tes berulang- ulang dengan metode yang sama,
namun teliti belum tentu akurat
b. Akurat atau tepat berarti kemampuan untuk mendapatkan nilai benar
yang diinginkan, tetapi untuk mencapainya mungkin membutuhkan
waktu yang lama dan mahal
c. Cepat berarti tidak memerlukan waktu yang lama dan segera diketahui
oleh tokter yang merawat
d. Spesitif kemampuan menentukan substansi pada kadar terkecil yang
diperiksa. Tes dengan sensitifitas tinggi sangat dipilih namun karena
nilai normalnya sangat rendah misalnya enzim dan hormon, atau
tinggi misalnya darah samar, dalam klinik lebih dipilih tes yang dapat
menentukan nilai abnormal. Misalnya guajac test untuk menentukan
darah sama dalam faces lebih dipilih daripada benzidin atau
ortotolidin tes yang lebih sensitif. Dalam keadaan normal kedua tes
terakhir dapat positif karena ± 3 cc darah samar terdapat dalam feses,

7
dengankan tes yang pertama positif dalam keadaan abnormal saja. Tes
laju endap darah dan CRP sensitif untuk perubahan abnormal tetapi
tidak spesifik untuk penyakit tertentu.
e. Spesifik berarti kemampuan mendeteksi substansi yang ada pada
penyakit yang diperiksa dan tidak menentukan substansi yang lain
misalnya TPHA (Treponema Palidum Hemaglutination Assay).
Secara teoritis spesifitas sebaiknya 100% hingga tidak ada positif
palsu. Contoh tes sputum untuk diagnosis tuberkulosis dengan
pewarnaan Zienh! Nielsen, biakan Lowenstein Jensen dan Polymerase
Chain Reaction (PCR) untuk tbc paru spesifitasnya 100% dan 98%.
Tes yang baik adalah bila spesifisitas dan sensitivitasnya 100% atau
mendekati 100%
f. Tidak mahal dan tidak sulit artinya dapat dimanfaatkan oleh banyak
laboratorium dan orang/ penderita yang memerlukan tes laboratorium
g. Pada umumnya untuk tes sering diperlukan tes sensitif, cepat dan
tidak mahal, sedangkan untuk diagnosis pasti diperlukan tes spesifik
yang biasanya lebih mahal
h. Ketepatan pemanfaatan tes laboratorium untuk mendapatkan
diagnostik akurat dan cepat akan menghemat pembiayaan, baik untuk
diagnostis, terapi mampu lama rawat inap
i. Prosedur dan metode tes laboratorium harus baku dan benar hasilnya
j. Tes baru dan hasil tes segera dikomunikasikan kepada dokter
pelanggan
k. Hasil tes dapat dipengaruhi oleh terapi, makanan dan minuman,
kegiatan fisik atau perubahan pola hidup sebelum tes
l. Tes laboratorium adalah oenunjang dan atau penentu diagnosis di
samping anamnesis, pemeriksaan fisik, radiologi, EKG, EEG, dan
pemeriksaan khusus lainnya
m. Tes laboratorium memerlukan kontrol kualitas baik intralab, interlab,
maupun ekstralab. Program kontrol adalah laboratorium (intralab)
ialah program pemantapan mutu, pengecekan dengan nilai buku,

8
penggunaan metode, alat, reagen dan prosedur yang benar untuk
melihat ketelitian, keakuratan, sensitifitas dan spesifitas pemeriksaan
hingga menghasilkan hasil yang secara klinis dapat dipercaya.
Program kontrol kualitas interlab dapat dilakukan antara laboratorium
dan ekstralab yaitu program pemantapan mutu yang dikoordinasikan
oleh Departemen Kesehatan atau perkumpulan Profesi, misalnya
perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik sehingga hasil- hasil
laboratorium tersebut dapat dipercaya kebenarannya. Hasil yang baik
juga menunjukkan mutu laboratorium tersebut baik, termasuk semua
yang berkaitan dengan tes yaitu dokter, teknisi, model, reagensia,
peralatan dan sarana lainnya. Di pihak lai mutu laboratorium klinik
yang baik akan menunjukkan kepercayaan dokter terhadap hasil tes
laboratorium tersebut.
Keefektivitas pemeriksaan berarti ketepatan memilih tes
laboratorium dan kebenaran hasilnya dalam waktu cepat yang semuanya
akan mendukung diagnosis. Untuk efektivitas pemeriksaan tersebut
biasanya dokter memilih jenis tes yaitu :
a. Tes saring
Tes sering adalah tes untuk menyaring ada atau tidak adanya penyakit
yang biasanya hasilnya cepat, sensitif dan tidak mahal. Contoh tes
saring :
1) Urinalisis untuk menyaring diabetes militus, ikterus dan infeksi
saluran kemih
2) Kadar glukosa sewaktu tinggi mungkin diabetes melitus, sesudah
makan (hiperglkemia alimenter), hipertiroidisme atau sindrom
cushing
3) Tes laju endapan dapah, Hb, jumlah eritrosit, leukosit, trombosit,
waktu perdarahan adalah contoh tes hematologi untuk menyaring
adanya kelainan hematologi misalnya perubahan jumlah
komponen darah yang mengarah ke infeksi atau radang

9
b. Tes saring dan penunjang atau tes saring ganda serta tes diagnosis
Tes saring dan penunjang, atau tes saring ganda adalah kelompok tes
untuk menyaring ada atau tidak adanya penyakit, misalnya
pemeriksaan darah lengkap dengan Cobas Micros, urinalisis dengan
Miditron dan beberapa parameter kimia seperti glukosa, kolesterol
total, kolesterol HDL, trigleserid dengan Cobas Mira. Tes saring
ganda berguna untuk :
1) Menentukan kesehatan umum atau status kesehatan
2) Penyaringan penyakit, kadang- kadang sekaligus sebagai diagnosis
misalnya Technicon, Cobas atau Coulter untuk leukemia dan
anemia
3) Memonitor pengobatan
4) Memilih tes laboratorium lainnya untuk didiagnosis
5) Menentukan nilai normal pada suatu populasi
c. Tes diagnosis adalah tes yang hasilnya menentukan penyakit misalnya
FTA Abs (Fluoresce Treponema Antibody Absorbence) untuk
syphisus, telur ankylostoma untuk ankylostomiasis. Tes diagnosis
harus tinggi spesifitasnya namun perlu evaluasi klinik misalnya
ankylostomiasis mungkin disertai anemia berat atau ringan. Tes
diagnnosis harus :
1) Mempunyai spesifitas tinggi, misalnya tes darah tebal untuk
parasit malaria
2) Dapat dilakukan beberapa tes misalnya glukosa darah dan tes
toleransi glukosa untuk diabetes militus

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka penulis
dapat mengambil kesimpulan bahwa pemeriksaan diagnostik adalah
masalah kesehatan aktual dan potensial dimana berdasarkan pendidikan
dan pengalamannya, tenaga kesehatan mampu dan mempunyai
kewenangan standar praktik serta kode etik yang berlaku di Indonesia

3.2 Saran
Penulis menyarankan agar petugas kesehatan dapat bekerja
prodesional dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seseorang
perawat yang ideal dan bertanggung jawab. Sehingga pasien dapat
merasakan kepuasan atas asuhan yang diberikan

11
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati Eny Ratna. 2010. Pemeriksaan Diagnostik. Diunduh 15 Agustus


2020. Tersedia pada http://eny ratna ambarwati.blogspot.com/2010 /
02/pemeriksaan diagnostic : html

Kee, J.L. 2014. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik.


Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Kemenkes RI. 2010. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 1792 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pemeriksaan Kimia
Klinik. Jakarta: Kemenkes RI

Penulis Staff. 2017. Tes Diagnostik (Diagnistic Test). Diunduh 15 Agustus


2020. Tersedia pada http://obgin-ugm.com/tes-diagnostik-diagnostic-
test/

12

Anda mungkin juga menyukai