RINGKASAN BAB 1 SUB C 1 Kasus Pelanggaran Hak Warga Negara

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 2

RINGKASAN BAB 1 SUB C

C. Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran


Kewajiban Warga Negara
a. 1. Penyebab Terjadinya Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga
Negara
1. Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga negara tidak dapat menikmati atau
memperoleh haknya sebagaimana yang ditetapkan oleh undang-undang.
2. Pelanggaran hak warga negara merupakan akibat dari adanya pelalaian atau
pengingkaran terhadap kewajiban baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun oleh
warga negara sendiri.
3. Contoh pelanggaran hak warga negara : Misalnya, kemiskinan yang masih menimpa
sebagian masyarakat Indonesia. Hal itu dapat disebabkan program pembangunan tidak
berjalan sebagaimana mestinya. Atau, bisa juga disebabkan oleh perilaku warga negara
sendiri yang tidak mempunyai keterampilan sehingga kesulitan mendapatkan pekerjaan
yang layak.
4. Pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara di antaranya disebabkan
oleh faktor-faktor berikut:
a. Faktor dari dalam
1) Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri.
Sikap ini akan menyebabkan seseorang selalu menuntut haknya, sementara
kewajibannya sering diabaikan.
2) Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara.
Hal ini akan menyebabkan pelaku pelanggaran berbuat seenaknya. tidak mau tahu
bahwa orang lain pun mempunyai hak yang harus dihormati
3) Sikap tidak toleran.
Sikap ini akan menyebabkan munculnya saling tidak menghargai dan tidak
menghormati atas kedudukan atau keberadaan orang lain.
b. Faktor dari luar
1) Penyalahgunaan kekuasaan baik kekuasaan pemerintah maupun bentuk-bentuk
kekuasaan lain yang terdapat di dalam masyarakat. Para pengusaha yang tidak
memperdulikan hak-hak buruhnya jelas melanggar hak warga negara.
2) Ketidaktegasan aparat penegak hukum.
Penyelesaian kasus pelanggaran yang tidak tuntas akan menjadi pemicu bagi
munculnya kasus-kasus lain. Para pelaku cenderung mengulangi perbuatannya,
dikarenakan mereka tidak menerima sanksi yang tegas atas perbuatannya itu.
3) Penyalahgunaan teknologi.
Kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh yang positif, tetapi bisa juga
memberikan pengaruh negatif bahkan dapat memicu timbulnya kejahatan. Anda
tentunya pernah mendengar terjadinya kasus penculikan yang berawal dari
pertemanan dalam jejaring sosial.

2. Kasus Pelanggaran Hak Warga Negara

Pelanggaran terhadap hak warga negara bisa kita lihat dari kondisi yang saat ini terjadi
misalnya sebagai berikut.
a. Proses penegakan hukum masih belum optimal dilakukan, misalnya masih
terjadi kasus salah tangkap, perbedaan perlakuan oknum aparat penegak hukum terhadap
para pelanggar hukum dengan dasar kekayaan atau jabatan masih terjadi, dan
sebagainya. Hal itu merupakan bukti bahwa amanat Pasal 27 ayat (1) UUD NRI Tahun
1945 yang menyatakan “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya” belum sepenuhnya dilaksanakan.
b. Saat ini, tingkat kemiskinan dan angka pengangguran di negara kita masih
cukup tinggi, padahal Pasal 27 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945 mengamanatkan bahwa
“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan”.
c. Makin merebaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia seperti
pembunuhan, pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, dan sebagainya. Padahal,
Pasal 28A–28J UUD NRI Tahun 1945 menjamin keberadaan Hak Asasi Manusia.
d. Masih terjadinya tindak kekerasan mengatasnamakan agama, misalnya
penyerangan tempat peribadatan, padahal Pasal 29 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945
menegaskan bahwa “negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu”.
e. cukup tinggi mengindikasikan belum terlaksana secara sepenuhnya amanat
Pasal 31 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “setiap warga negara
berhak mendapat pendidikan”.
f. Pelanggaran hak cipta, misalnya peredaran VCD/DVD bajakan, perilaku plagiat
dalam membuat sebuah karya dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai