Laporan Pendahuluan Dan Strategi Gangguan Citra Tubuh
Laporan Pendahuluan Dan Strategi Gangguan Citra Tubuh
Laporan Pendahuluan Dan Strategi Gangguan Citra Tubuh
Pada tahun 2028 menghasilkan perawat yang unggul dalam penerapan ketrampilan
keperawatan lansia berbasis IPTEK keperawatan.
Disusun oleh :
Kelompok 2 / 2 Reguler A
JURUSAN KEPERAWATAN
2020
Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan
Gangguan Citra Tubuh
POHON MASALAH
4. Evaluasi Keperawatan
Setelah melakukan tindakan keperawatan. Langkah selanjutnya adalah
melakukan evaluasi keperawatan. Keberhasilan tindakan keperawatan pada pasien
dengan gangguan citra tubuh tampak dari kemampuan pasien untuk:
c. Meminta bantuan keluarga dan perawat untuk melihat dan menyentuh bagian
tubuh secara bertahap
5. Pendokumentasian
Langkah terakhir dari asuhan keperawatan adalah melakukan dokumentasi
asuhan keperawatan. Dokumentasi dilakukan pada setiap tahap proses keperawatan
yang meliputi dokumentasi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
implementasi tindakan keperawatan, dan evaluasi.
TAHAP ORIENTASI
Perawat : “ Selamat pagi, perkenalkan, nama saya perawat Dita Kartika , panggil
saja perawat Dita. mahasiswa keperawatan dari Poltekkes Jakarta III. Saya
datang untuk merawat mbak. Nama mbak siapa? Senang di panggil apa?”
Pasien : “Nama saya Erna Lestari. Panggil saja erna sus.”
Perawat : “Bagaimana perasaan mbak hari ini? Bagaimana penyembuhan
lukanya?”
Pasien : “Alhamdulillah baik sus. Dalam proses penyembuhan sekarang sus.”
Perawat : “Syukurlah mbak. Bagaimana kalau kita berbincang bincang perasaan
terhadap kaki mbak yg mengalami gangguan?” (perhatikan data-data
tentang gangguan citra tubuh)
Pasien : “Iya sus. Silahkan.”
Perawat : “Untuk waktunya bagaimana kalau 30 menit? Mau di mana kita
berbincang bincang?”
Pasien : “Baiklah sus. Mungkin di ruangan tamu saja sus.”
Perawat : “Baiklah mbak.”
TAHAP KERJA
Perawat : “Bagaimana perasaan mbak terhadap kaki mbak yang sudah mulai
sembuh? Apa harapan mbak untuk penyembuhan ini?”
Pasien : “Alhamdulillah mbak saya bersyukur karena kaki saya yang membaik
walaupun saya pribadi merasa sedih, malu dan kurang percaya diri dengan keadaan saya
sekarang sus. Harapan saya mungkin kaki saya bisa digunakan dengan normal lagi sus”
Perawat : “Bagus sekali, mbak erna sudah mengungkapkan perasaan dan harapan.
Mulai sekarang mbak dapat mencoba melihat kaki mabk erna yang sakit.
Pasien : “Iya sus.”
Perawat : “Baik, bagaimana kalau kita membicarakan bagian tubuh mbak yang
lain yang masih dapat di gunakan? (boleh mulai dari ujung rambut sampai ujung
kaki).Nah, mata mbak masih berfungsi juga kan ? Bagaimana dengan kedua tangan mbak
?”
(buat daftar potensial tubuh yang masih prima)
Pasien : “Alhamdulillah sus, mata saya masih berfungsi sera kedua tangan saya
masih bisa mengangkat beban yang agak berat.”
Perawat : “Wah, ternyata banyak sekali bagian tubuh mbak yang masih berfungsi
dengan baik yang perlu disyukuri oleh mbak erna.”
TAHAP TERMINASI
Perawat : “Bagaimana perasaan mbak setelah kita berbincang bincang?”
Pasien : “Saya bersyukur sus karena bagian tubuh saya masih bisa saya gunakan
dengan optimal.”
Perawat : ”Wah, banyak sekali bagian tubuh mbak yang masih berfungsi dengan
baik. Terutama bagian mata, tangan dan anggota yang lainnya.”
Pasien : “Iya sus.”
Perawat : “Baiklah mbak, bagaimana kalau kita buat jadwal kegiatan untuk
menggunakanatau melatih anggota tubuh yang masih berfungsi dengan baik. Seperti
melatih kaki mbak yang sakit dengan latihan atau olahraga. Mungkin dua hari lagi setelah
pertemuan pertama ini yah mbak?”
Pasien : “Baiklah sus.”
Perawat : “Baik, seminggu lagi kita bertemu untuk membicarakan cara
meningkatkan citra tubuh mbak. Mau jam berapa?”
Pasien : “Mungkin setelah sholat dzuhur sus.”
Perawat : “ Baik, sampai jumpa.”
1. Strategi Pelaksanaan Pasien 2
a. Motivasi pasien untuk melakukan aktivitas yang mengarah pada pembentukan
tubuh yang ideal
b. Lakukan interaksi secara bertahap dengan cara :
1) Susun jadwal kegiatan sehari-hari
2) Dorong melakukan aktivitas sehari-hari dan terlibat dalam aktivitas keluarga
serta sosial
3) Dorong untuk mengunjungi teman atau orang lain yang berarti/mempunyai
peran penting baginya
4) Beri pujian terhadap keberhasilan pasien dalam melakukan interaksi
TAHAP ORIENTASI
Perawat : “Selamat siang, mbak erna. Bagaimana perasaan mbak hari ini? Apakah
mbak sudah mencoba melakukan kegiatan yang sudah di jadwalkan?
Pasien : “Alhamdulillah sudah sus.”
Perawat : “Bagaimana perasaannya setelah mencoba kegiatan yang dijadwalkan?”
Pasien : “Keadaan kaki saya mungkin tidak terlalu kaku lagi sus setelah saya
melatih dan olahraga sesuai arahan yang suster berikan.”
Perawat : “Baik, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang cara
meningkatkan fungsi kaki?
Pasien : “Baiklah suster.”
Perawat : “Mau berapa lama mbak? Bagaimana kalu 30 menit? Mau bicara di
mana?.”
Pasien : “Oke suster. Diruang tamu saja sus.”
Perawat : “Baiklah, kita bicara di ruangan tamu.”
TAHAP KERJA
Perawat : “Mbak Erna selama ini apa yang sudah di lakukan agar kaki mbak
berfungsi kembali?”
Pasien : “Saya biasanya sus melatih menggerakkannya dan olahraga yang ringan
agar kaki saya tidak kaku.”
Perawat : “Bagus sekali mbak apabila mbak mengikuti arahan dari saya. Lalu apa
yang mbak lakukan untuk mengurangi rasa malu terhadap kaki mbak tersebut?”
Pasien : “Saya hanya keluar dari rumah seperlunya saja mbak karena saya malu
jika sering keluar.”
Perawat : “Baiklah mbak, mungkin ada beberapa cara yang dapat di lakukan yang
bisa sarankan ke mbak erna, yaitu untuk mengurangi rasa malu yang di lihat sama orang
lain. Mbak erna dapat menutupi bagian tubuh yang berubah misalnya pakai rok panjang,
lalu apabila mbak ingin mengembalikan fungsi bagian tubuh, mbak dapat menggantinya
dengan yang palsu, misalnya kaki palsu.
Pasien : “Baiklah saya akan mencoba seperti arahan suster.”
Perawat : “Selain itu, mbak dapat bersosialisasi dengan keluarga dan teman-teman
lain melalui berbagai aktivitas, mengunjungi teman atau keluarga yang dekat dengan
mbak. Mbak Erna dapat memasukan kegiatan tersebut dalam jadwal yang ada.”
TAHAP TERMINASI
Perawat : “Bagaimana perasaan mbak setelah kita berbincang-bincang? Dan berapa
cara yang dapat di coba?”
Pasien : “Cukup baik sus. Tadi mungkin saya bisa megggunakan rok panjang
ataupun celana panjang serta memakai kaki palsu bila saya menginginkannya.”
Perawat : “Bagus. Nah, silahkan mencoba memakai rok yang panjang. Bisa kan
mbak?
Pasien : “Bisa kok mbak.”
Perawat : “Baik, dua hari lagi kita bertemu. Kita akan berbicara tentang cara
bercakap-cakap dengan orang lain.” (Gunakan Modul Isolasi Sosial.) “untuk informasi
kaki palsu, saya akan cari dulu dan segera saya beri tahu. Sampai jumpa.”