Skripsi Rian
Skripsi Rian
Skripsi Rian
A.Latar Belakang
Indonesia. Pada tahun 2018 populasi ternak babi di Indonesia adalah 8. 542. 488,
terjadi peningkatan sekitar 2.94% dari tahun sebelumnya, namun peningkatan ini lebih
rendah dari tahun 2017 yakni 4.67% ( Ditjennak, 2018). Hal tersebut, dirasa perlu
Peternakan rakyat adalah salah satu penyedia daging untuk memenuhi kebutuhan
daging yang ada di Indonesia. Jumlah ternak babi yang dipelihara berkisar 6-7 eko/kk
limbah diharapkan dapat menghasilkan ternak yang sehat dan mendapatkan nilai jual
berpengalaman dalam memelihara ternak babi yang dilakukan secara turun- temurun.
secara tradisional. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang
1
manajemen pemeliharaan ternak babi pada peternakan rakyat di Desa Mannababa
Kecamatan Tandukkalua’.
B. Rumusan Masalah
C. Hipotesis
D. Tujuan Penelitian
pemeliharaan ternak babi pada peternakan skala kecil di Desa Mannababa Kecamatan
Tandukkalua’
E. Kegunaan
2
TINJAUAN PUSTAKA
Babi adalah salah satu jenis ternak yang di kembangbiakkan dan di pelihara
lemper.Babi ini di pelihara ssat nenek moyang yang berasal dari dua jenis luar yaitu
Sus Vitatus dan Sus Scropa. Jenis Sus Vitatus ini berasal dari benua Asia yang meliputi
India Timur,Asia Tenggara,dan Cina. Sedangakan Sus Scropa berasal dari benua
Eropa.Ternak babi dapat bersifat peridi (Prolific), satu kali beranak bias 6-12 ekor dan
dapat beranak 2 kali dalam setahun (Anonim 2008). Bobot Lahir Bobot lahir adalah
masa suatu kelahiran yang di mana di keluarkan induk babi secara nyata.Berat pada
saat ternak dilahirkan dan dilakukan penimbangan tepat saat ternak dilahirkan dan
biasanya bobot lahir didefenisikan sebagai berat yang ditimbang dalam kurun waktu 24
jam sesudah lahir. Menurut Sihombing (2012) menyatakan bahwa bobot lahir anak babi
bervariasi antara 1.09-1.77 kg.Bobot lahir anak sangat bervariasi dan dipengaruhi
beberapa faktor seperti genetik, pakan, jenis kelamin (Widodo dan Hakim, 2012).
Bobot lahir yang tinggi di atas rataan, umumnya akan memiliki kemampuan hidup
lebih tinggi dalam melewati masa kritis, pertumbuhannya cepat dan akan memiliki
bobot sapih yang lebih tinggi (Hardjosubroto, 2011). Kapasitas induk dalam
menampung jumlah fetus yang dikandung berbanding lurus dengan jumlah anak yang
akan dilahirkan. Jumlah anak yang dilahirkan berpengaruh pada besar kecilnya bobot
3
Fenton et al. (2007) menyatakan bahwa kapasitas induk dalam menampung
fetus akan terbatas, sehingga littersizepun juga akan terbatas. Hal ini berhubungan
dengan pendistribusian nutrisi dari induk yang merata pada fetus. Kemampuan fetus
dalam mencerna nutrisi dari induk akan menyebabkan perbedaan bobot lahir fetus
dalam sekelahiran. Selain itu, tinggi rendahnya bobot lahir anak babi Universitas
Sumatera Utara 7 dipengaruhi oleh banyak sedikitnya anak babi yang dilahirkan dalam
sekelahiran. Jumlah anak babi yang banyak akan menurunkan bobot lahir, begitu
jugasebaliknya. Jumlah anak babi sekelahiran dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
umur induk, bangsa, dan paritas, genetik, manajemen, lama laktasi, penyakit, stres, dan
hormon kelamin yang mengatur pertumbuhan lebih tinggi pada ternak jantan yang
menyebabkan pertumbuhan anak jantan lebih cepat dari anak betina (Gordon, 2008).
induk dan pejantan serta mutu tatalaksana yang dilakukan (Aritonang dan Silalahi,
oleh beberapa faktor seperti pejantan dan induknya dan laju hidup embrio selama
berkembang (Sihombing, 2012).Jumlah anak per kelahiran adalah jumlah anak yang
dilahirkan per induk per kelahiran. Jumlah anak per kelahiran ini akan dipengaruhi oleh
umur induk, bangsa dan sudah berapa kali induk babi tersebut beranak. Jumlah anak
sekelahiran pada kelahiran pertama bervariasi antara 6.71-9.45 ekor bagi bangsa murni
dan angka ini akan naik sampai induk berumur 3 tahun atau kelahiran ke 5 yang
4
Menurut Williamson and Payne (2010) babi induk dewasa dari bibit yang baik dan
dengan makanan dan pengelolaan yang baik umumnya melahirkan 8-15 anak.babi dara
biasanya kurang dari itu. Babi dara yang baru dikawinkan akan menghasilkan jumlah
anak sekelahiran yang lebih sedikit daripada babi induk (Sihombing, 2010).
Produktivitas adalah ukuran yang di tentukan untuk mengetahui seberapa baik kualiatas
sumber daya yang di miliki,Hal ini di gunakan untuk membandingkan input dan output
dari sumber daya yang ada. Menurut Sutrojho (2009), produktivitas dapat diartikan
B. Sistem Pemeliharaan
tentang babi yang benar dan produktif belum banyak di terapkan. mengingat kurangnya
tradisional bahkan tak jarang di temui banyak peternakan babi yang di kelolah secara
sangat sederhana dalam arti di kandangkan secara baik (Murtidjo, 2011). Namun
demikian terdapat juga cara-cara atau teknis dalam proses pemeliharaan ternak babi
Sistem pemeliharaan ternak babi yang di laksanakan dengan berbagai cara yaitu
ternak dapat di lepas terus siang dan malam,ternak di lepas pada pagi hingga sore hari,
tersebut dapat di ketahui pemeliharaan ternak babi secara intensif masih terdapat sistem
5
Secara umum di kenal tiga bentuk pola penanganan usaha peternak babi,yaitu
C. Sitem Perkandangan
keamanan bagi ternak dan harus di rancang agar tidak menimbulkan polusi bagi
lantai yang kering dan bersih serta di buat dari bahan yang murah,berdaya tahan lama
dan efisien serta berguna dalam mempertahankan suhu dalam kandang agar menjaga
kekeringan lantai kandang dan tidak langsung dapat mempertahankan suhu lingkungan
(Ariana, 2011).
1. Kesehatan Ternak
Kesehatan ternak adalah suatu keadaan atau kondisi yang di mana tubuh hewan
dengan seluruh sel yang menyusun dan cairan tubuh yang kandungannya secara
6
2. Perkawinan Atau Pasca Perkawinan
Perkawinan adalah suatu kawin silang antara dua individu yang mempunyai
hubungan kaitan kekeluargaan (Anderson dan Bernard 2007).Dalam hal ini ada
a. Deteksi Birahi
Deteksi birahi yaitu dengan melakukan pengamatan dan sistem recording yang
di lakukan oleh peternak dan menentukan kapan ternak berahi dari tanda-tanda yang di
di tunjukkan ole induk bunting. Evaluasi pasca melahirkan di lakukan setelah 4 bulan
induk bunting sampai dengan saat melahirkan dan mengamati jumlah anak yang lahir
7
METODE PENELITIAN
DesaMannababa,KecamatanTandukkalua’,KabupatenMamasa.
B. Materi
Bahan yang digunakan yaitu kuesioner kepada 40 peternak untuk mengetahui dan
C. Prosedur
Penelitian dilakukan dengan cara pengumpulan data primer dan sekunder. Data
primer diperoleh dengan pengambilan data melalui survei terhadap peternak sampel
Dinas Peternakan Kabupaten Tanah Datar (data populasi ternak dan informasi
limbah peternakan dan pemasaran. Adapun data primer yang dikumpulkan adalah :
2. Identitas ternak babi, meliputi jumlah, jenis kelamin, umur, dan jenis ternak
babi.
8
3. Jumlah pakan dan air minum yang diberikan, meliputi sistem pemberian air minum,
jenis pakan (hijauan maupun konsentrat), perbandingan antara pemberian hijauan dan
kandang, keadaan sekitar kandang, jarak kandang dari pemukiman penduduk dan
pembersihan, dan jumlah rata-rata feses. Hal tersebut akan dikaitkan dengan proses
D. Rancangan
pengumpulan informasi (data) dari sampel untuk mewakili seluruh populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Teknik observasi
lapangan untuk mengetahui fenomena atau gejala yang ada pada objek objek penelitian.
kepada peternak yang tinggal di Desa Mannababa Ukuran sampel atau jumlah peternak
responden yang diambil dalam penelitian sebanyak 12,5% (40 peternak dari
keseluruhan peternak yang ada di desa yaitu ± 358 orang). Penelitian ini menggunakan
data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari semua responden melalui
9
wawancara dengan menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan yang disusun secara
terstruktur. Data sekunder diperoleh dari Kantor Desa, Kantor Kecamatan dan Dinas
tenaga kerja, jumlah sapi yang dipelihara, pakan ternak, dan sisem pemeliharaan yang
10
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
Sulawesi Barat. Kabupaten Mamasa memiliki luas wilayah 3005,88 km2, dimana
Kecamatan Tabulahan merupakan kecamatan terluas dengan luas wilayah 513.95 km2
atau sekitar 17,07% dari seluruh wilayah Kabupaten Mamasa. Sementara luas wilayah
39 terkecil adalah Rantebulahan Timur dengan luas wilayah 31,87 km2 atau sekitar
1,03 % dari seluruh wilayah Kabupaten Mamasa. Kabupaten Mamasa memiliki jumlah
terbesar yaitu sekitar 23.593 jiwa.Sedangkan jumlah penduduk yang terkecil adalah 12
dan Barat berbatasan dengan Kabupaten Mamuju, sebelah Timur berbatasan dengan
Propinsi Sulawesi Selatan dan sebelah Selatan berbatasan denagan Kabupaten Polewali
Mandar. Jarak dari ibukota Provinsi Sulawesi Barat (Mamuju) melalui Polewali
Mandar dan Majene = 286 Km, sedangkan melalui MambiAralle-Salubatu = 148 Km.
dengan jumlah penduduk terbesar, yaitu sekitar 24.184 jiwa (16,14%). Sedangkan yang
terkecil adalah kecamatan Mehalaan sebesar 4.166 jiwa (2,78%). Jumlah penduduk
laki-laki di Kabupaten Mamasa pada tahun 2015 sebanyak 75.907 jiwa, sedangkan
penduduk perempuan sebanyak 73.902 jiwa. Data ini menunjukkan bahwa jumlah
penduduk laki-laki ternyata 1,29 %lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan,
11
dengan perbandingan jenis kelamin (sex ratio) 102 yang berarti bahwa diantara 100
Kecamatan Tandukkalua’, hanya ada satu desa yaitu Desa Balla. Setelah terjadinya
(antara lain: Desa Balla, Balla Satanetean, Balla Barat, Pidara, Bambapuang, Sepakuan,
Balla Timur, dan Desa Mannababa). Secara geografis, luas wilayah keseluruhan Desa
Mannababa adalah 10.05 km2 dengan kondisi topografi yang dikenal sebagai daerah
miring dan bergelombang. Kondisi topografi seperti ini menjadikan Desa Mannababa
sebagai salah satu wilayah yang cukup sulit diakses. Selain karena jaraknya paling jauh
penyebabnya.
Desa Mannababa berada pada ketinggian kurang lebih 1200 – 1600 meter di
atas permukaan laut. Kecamatan ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Tawalian
mamasa, serta Kecamatan Tabang dan Pana’ di sebelah timur. Desa Mannababa
memiliki potensi yang besar dengan luas wilayah kurang lebih 52,70 km2 akan tetapi
potensi yang ada belum di kelola dengan maksimal. Hal ini merupakan tantangan bagi
pemerintah dan masyarakat untuk dapat memanfaatkan potensi yang ada. Kondisi
masyarakat desa Mannababa mayoritas berprofesi sebagai petani karena didukung oleh
12
kondisi wilayah dataran tinggi sehingga berpengaruh terhadap kesuburan tanah
diwilayah tersebut adapun potensi pertanian di desa ini meliputi kakao dan kopi.
Karakteristik Peternak
keberhasilan usaha ternak babi.Aspek tersebut terdiri atas umur, pendidikan, pekerjaan
ternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar peternak berumur antara
18 - 22 tahun sebanyak 5%, antara umur 23 – 27 tahun sebanyak 10%, antara umur 28
sebanyak 15%, dan umur diatas 43 tahun sebanyak 37,5% Pendidikan berhubungan
serta cara pengelolaan yang baik. Pendidikan peternak umumnya digolongkan menjadi
dua kelompok, yaitu pendidikan formal serta pendidikan non formal.Pendidikan formal
peternak cukup beragam mulai dari SD, SMP, serta SMA. Pendidikan formal peternak
sebagian besar adalah Sekolah Dasar (SD) yaitu sebanyak 42,5 %. Hal tersebut
dikarenakan keterbatasan kemampuan ekonomi orang tua mereka pada saat itu.Mereka
lebih memilih membantu orang tua bekerja untuk menghasilkan uang dibandingkan
dengan melanjutkan sekolah.Selain itu, pendidikan pada waktu itu belum menjadi
13
Tabel 4.1. Karakteristik Peternak Desa Mannababa Kecamatan
Tandukkalua’ Kabupaten Mamasa 2019
Jumlah
No Uraian Peterna Frekuensi
k
(oran
g)
1 Umur
a.18 - 22 2 5%
b. 23 - 27 4 10%
c. 28 - 32 7 17,5%
d. 33 – 37 6 15%
e. 38 – 42 6 15%
f. > 43 15 37,5%
2 Pendidikan
a. SD 17 42,5 %
b. SMP 8 20 %
c. SMA 15 37,5%
3 Pekerjaan Utama
a. Petani 35 87,5%
b. Pedagang 5 12,5%
c. PNS
4 Pengalaman Beternak
a. 1 – 5 tahun 20 50%
b. 6 – 9 tahun 15 37,5%
c. Diatas 10 tahun 5 12,5
5 Jumlah Tanggungan
Peternak 25 62,5%
a. 1 - 2 15 37,5%
b. 3 - 5 - -
c. diatas 6
6 Tergabung dalam
kelompok - -
a. Ya 40 100%
b. Tidak
7 Jumlah Ternak
a. 1 sampai 5 ternak 30 75%
b. 5 sampai 10 ternak 5 12,5%
c. Diatas 10 ternak 5 12,5%
14
Pengalaman responden merupakan salah satu faktor penunjang keprhasilan dalam
besar tingkat pengalaman peternak babi responden dalam menjalankan ternak babinya
yang berkisar diantara 1-5 tahun berjumlah 20 orang (50%), sedangkan peternak babi
responden yang memiliki pengalaman beternak antara 6-9 tahun yang berjumlah 15
orang (37,5%) dan pengalaman beternak diatas 10 tahun yang berjumlah 5 orang
(12,5%).
kelompok yakni 1 - 2 orang, 3 sampai 5 orang dan > 5 orang. Rata-rata jumlah
tanggungan keluarga peternak babi pada kelompok 1 - 2 sebanyak 25 orang atau 62,5%
mereka melakukan secara mandiri dan tradisional dalam beternak, disebabkan karena
para peternak hanya memiliki tidak terlalu banyak jumlah ternak yang mereka piara.
Semua responden adalah peternak, akan tetapi mereka mempunyai sumber pendapatan
lain dengan siklus usaha lebih cepat dari usaha peternakan adalah sebanyak 87,5%
berprofesi sebagai petani, dan sebanyak 12,5% adalah pedagang. Tidak ada satupun
peternak yang merupakan peternak murni yang hanya bergantung dari hasil
dengan tingkat pendapatan dari usaha ternak kurang dari 30%, b) peternakan sebagai
15
cabang usaha dalam pertanian campuran dengan tingkat pendapatan dari usaha ternak
30- 70%, c) peternakan sebagai usaha pokok dengan komoditi lain sebagai sampingan
dan pendapatan dari usaha ternak sebesar 70-100%, d) industri peternakan yaitu
mengusahakan ternak secara khusus dengan tingkat pendapatan usaha ternak sebesar
100%.
kandang hanya digunakan untuk berlindung pada saat-saat tertentu saja (berfungsi
secara parsial), yaitu pada malam dan saat istirahat, bahkan terkadang pada sistem
pemeliharaan ini kandang tidak ada sehingga ternak hanya dapat berlindung di bawah
dilakukan dengan cara menempatkan ternak di dalam kandang dan tidak digembalakan.
Ternak yang dipelihara dengan sistem ini umumnya memiliki performans dan kondisi
tubuh yang lebih baik dibanding dengan ternak yang digembalakan.Kesehatan ternak
juga lebih mudah diperhatikan oleh peternak. Ternak yang dikandangkan diberi makan
satu sampai tiga kali sehari (Wiliamsom And Payne. 2010). Sistem semi intensif
merupakan kombinasi antara sistem ekstensif dan sistem intensif yaitu dengan cara
menggembalakan ternak disiang hari dan dikandangkan pada malam hari. Sistem
yaitu ternak digembalakan pada pagi hari kurang lebih selama 7 jam/hari (dari pukul
16
10.00 – 17.00) dan sisanya ternak dimasukkan ke dalam kandang. (Wiliamsom And
Payne. 2010).
lakukan sudah dilakukan oleh para peternak terdahulu meraka. Hasil penelitian
sebanyak 87,5% peternak mengatakan bahwa tenak babi dilepas secara bebas di sekitar
kandang dan hanya memberikan makanan dan air dengan rutin. Beberapa faktor yang
harus diperhatikan dalam pemeliharaan ternak babi, baik yang dipelihara secara
perkawinan (Sihombing, 2012). Agar usaha ternak babi dapat memberikan keuntungan
yang optimal bagi pemiliknyamaka perlu diperhatikan beberapa hal yang menyangkut
Payne (2010) Ternak babi sangat sensitif terhadap pengaruh makanan yang tidak
pertumbuhan yang luar biasa cepatnya dan oleh karena itu menuntut kebutuhan
makanan yang bermutu tinggi. Ternak babi mempunyai pertambahan berat badan atau
pertumbuhan yang lebih tinggi dengan pemberian takaran makanan tertentu jika
dibandingkan dengan ternak lain, kecuali ayam broileryang dipelihara dengan cermat,
juga kalori yang berasal dari makanan yang dikandung di dalam bagian–bagian yang
17
dapat dimakan dari ternak babi lebih tinggi dibandingkan dengan yangberasal dari jenis
ternak lain dengan pemberian takaran zat makanan yang sama (Sihombing, 2012).
Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam menjalankan usaha ternak babi
terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu ketersediaan bibit yang memadai
baik dari segikualitas maupun kuantitas dan tatalaksana pemeliharaan yang meliputi
perkandangan, kebersihan kandang, pemeliharaan induk, anak babi, ternak babi jantan
dan babi usia tumbuh sertapenanganan hasil produksi. Hal lain yang dibutuhkan untuk
menunjang keberhasilan dalam suatuusaha peternakan babi adalah tenaga yang terampil
Manajemen Pakan
Pakan merupakan salah satu faktor penting dalam usaha ternak babi. Oleh
karena itu suatu hal yang perlu diperhatikan disini ialah bahwa walaupun babi itu
secara alamiah tergolong hewan yang makannya sangat rakus, dan suka makan apapun,
namun mereka perlu diberi makanan dengan perhitungan yang betul (Sihombing,
2010). Sebab, di samping ternak babi itu banyak makan dan rakus, konversi terhadap
pertumbuhannya pun akan baik pula. Perlu diingat bahwa babi termasuk hewan yang
memiliki alat pencernaan sederhana, yang tak mampu mencerna bahan makanan yang
babi, frekuensi pemberian pakan dan sumber pakan ternak babi.Kandungan pemberian
pakan terhadap ternak babi yaitu semua bahan makanan yang diperlukan oleh babi
18
terutama terdiri dari enam unsur pokok seperti karbohidrat, serat kasar, lemak, protein,
fosfor, mineral dan air. Adapun penerapan aspek pakan manajemen pemeliharaan
19
Menurut Sihombing (2012) babi itu merupakan binatang yang banyak makan
dan rakus sehingga terkadang sebagai peternak mensiasati dalam pemberian makanan
dengan cara mencampur makanannya (dedak) dengan sisa makanan yang ada di dapur.
Pada umumnya pakan untuk ternak babi merupakan campuran dari berbagai macam
bahan makanan yang diberikan dalam kurun waktu tertentu.Tapi lebih sering mereka
berikan campuran makanan hasil dari sisa-sisa sayuran dan buah yang sudah tidak
bahwa tidak ada takaran pemberian pakan/makanan terhadap ternak babi mereka, hanya
sebanyak 75% peternak memberikan kombinasi pakan pada ternak babi mengatakan;
mereka tidak mengerti tentang apa saja kandungan yang baik untuk ternak babi, mereka
20
hanya memberikan pakan sesuai dengan kemampuan dan apa yang tersedia seperti
daun ubi jalar dan eceng kondok sebagai bentuk pemberian pakan yang sehat untuk
ternak mereka. Ternak babi mereka hanya diberikan dedak dan daun ubi jalar sebagai
pakan/makanan yang lazim diberikan pada ternak babi mereka, kalau masalah
kandungan pakan yang baik diberikan pada ternak babi mereka tidak mengerti tentang
kandungan tersebut.
Tabel 4.7 Komposisi Kandungan Nutrien Pada Ubi jalar dan Dedak Untuk
Pakan Ternak Babi
Jenis Pakan
No Komposisis
Nutrien Ubi Dedak Eceng
Jal Gon
ar dok
1 Karbohidrat 20,1g 22,04 0,17 %
%
2 Air 77 9% 92,6 %
3 Protein 28g 10,8 0,16 %
%
4 Fosfor 47mg - 0,52 %
5 Serat 4,2g 11,5 26,61
% %
6 Lemak 1,7g 5,1 % 0,35 %
Sumber data; Umiyasih, 2008
yang diberikan pada ternak babi mereka, tidak mengetahui tentang hal tersebut, mereka
cuma memberikan pakan pada ternak babi sesuai dengan ketersedian pakan yang ada
tanpa mengetahui tentang istilah kandungan pada pakan. Salah satu faktor yang
ternak babi diberikan 2-3 kali sehari secara rutin dan dapat mempengaruhi
21
perkembangan ternak babi tersebut. Berdasarkan hasil penelitian 25 peternak
mengatakan tentang berapa kali peternak, pemberian pakan/makanan yang ideal pada
ternak babi, yaitu;pemberian pakan pada ternak babi mereka lakukan sebanyak 2 kali
dalam sehari, mereka berikan pada pagi dan sore hari, itu rutin mereka lakukan.
Umumnya mereka memberikan pakan/makanan pada ternak babi mereka sebanyak dua
kali dalam sehari, tapi pada saat ada induk yang menyusui atau baru sudah melahirkan
terkadang mereka berikan sampai tiga kali dalam sehari sebagai usupan pakan/makanan
makanan juga membutuhkan air minum yang bersih setiap hari dan disediakan secara
tak terbatas dalam kandang sehingga babi dapat minum sesuai dengan kebutuhannya.
(Sutrojho, 2009)
Menurut Williamson and Payne (2010) salah yang tidak kalah penting tentang
mengatakan untuk sumber pakan ternak mereka tidak ada masalah karena sumber
pakan ternak mereka melimpah cuma mereka terkandang mengeluarkan biaya bilamana
memerlukan pakan tambahan untuk ternak mereka seperti dedak atau lainnya.
Manajemen Perkandangan
antara lain perlu diusahakan suatu bangunan kandang yang baik (Hardjosubroto, 2011).
Kegunaan kandang begitu amat besar, baik terhadap hewan ternak yang dipiara
lingkungan yang merugikan. Misalnya adanya angin, langsung, air hujan dan terik
22
matahari, untuk mempertahankan kehangatan dalam kandang di waktu malam atau
dingin. Hal ini bisakita maklumi karena tubuh hewan itu sendiri mengeluarkna panas,
sehingga adanya atap dandinding, panas dalam kandang yang hilang lewat atap dan
seperti pencurian, gangguan binatang buas ataupun dari sesama kawan yang berbeda
umur.(Ariana. 2011)
ternak babi ialah kontruksi dan jumlah kandang serta letak kandang ternak babi.
Adapun penerapan aspek perkandangan dalam dilihat pada tabel dibawah ini
Jumlah
No Uraian Peterna Frekuensi
k
(oran
g)
1 Konstruksi kandang
a. Baik 5 12,5%
b. Sedang 35 87,5%
c. Kurang
2 Lokasi kandang
a. Disekitar lingkungan rumah 38 85%
23
b. Jauh dari lingkungan rumah 2 5%
3 Bahan yang
digunakan - -
a. Semen 30 75%
b. Kayu 10 25%
c. Bambu
4 Luas kandang
a. Tidak terlalu luas (ukuran 40 100%
lebar 1,5 m sampai 2 m
panjang 5 m) -
b. Sangat Luas (lebih dari ukuran
lebar 1,5 m sampai 2 m
panjang 5 m)
letak yang strategis, kondisi tanah dan kesesuaian iklim untuk jenis ternak babi
(Widodo and Hakim. 2012).Agar ternak babi yang tinggal di dalam kandang merasa
nyaman, konstruksi kandang ternak babi merupakan hal yang harus diperhatikan dan
87,5%, peternak mengatakan tentang konstruksi kandang ternak babi, secara umum
mereka mengatakan baik dalam kontruksi kandang ternak mereka; seperti yang
dikatakan salah satu peternak yaitu kandang ternak babi mereka dibangun dengan
model terbuka dibagian atas dinding kandang, supaya mendapat cukup sinar matahari
dan pertukaran udara yang cukup baik. Jadi untuk ventilasi sudah tidak ada, serta pada
menunjukkan bahwa 75%, peternak mengatakan tentang luas dan jumlah kandang
ternak babi, mayoritas peternak mengatakan bahwa berhubung jumlah ternak babi
mereka hanya sedikit jadi jumlah kandang babi yang mereka buat dan punya hanya satu
24
dengan ukuran panjang 5 meter leber 1,5 meter. Kemudian mereka sekat-sekat menjadi
beberapa bagian. Dapun pernyataan lain Senada dengan penjelasan diatas, para
peternak mengatkan bahwa merekka memiliki beberapa kandang ternak yaitu kandang
beranak dengan ukuran 2,5 meter panjang dan lebar 1,5 meter, Kandang untuk ekor
pejantan berukuran 3 x 2 meter dan kandang untuk babi berumur 3 bulan - 1 tahun
dengan ukuran panjang 1 meter danlebar 1 meter untuk tiap ekor supaya lebih mudah
Dari hasil wawancara tentang kontruksi dan jumlah kandang ternak babi
dengan kemampuan finansial peternak bahkan sebagian besar peternak babi di Desa
baku yang ada disekitar mereka, seperti bambu dan kayu. Adapun tentang jumlah
kandang yang peternak miliki mayoritas mengatakan bahwa tergantung jumlah ternak
babi mereka, cuma lebih banyak mengatakan mempunyai jumlah kandang tunggal
(2011) Tata letak bangunan disesuaikan dengan keadaan atau topografi lahan, namun
harus memenuhi persyaratan teknis kandang ternak babi.Lokasi di mana kandang itu
higienis dan social ekonomis yang lebih menguntungkan. Berdasarkan hasil penelitian
salah satu peternak mengatakan, letak kandang ternak babi mereka ada dibelakan
tempat yang lebih tinggi dari lingkungan sekitar, tanah yang mudah meresap air dan
25
tempat yang mudah dibuat saluran atau pembuangan air serta Senada dengan
penjelasan diatas, peternak juga mengatakan terkait letak kandang ternak babi bahwa
Letak kandang ternak babi mereka berada disamping rumah, agar mereka lebih mudah
bangunan kandang ini hanya mungkin bisa teratasi dengan cepat apabila peternak bisa
menangani secara langsung. Hasil wawancara tentang letak kandang ternak babi,dapat
disimpulkan mayoritas peternak mengatakan bahwa letak kandang ternak babi, berada
di sekitar kediaman mereka dengan alasan agar lebih mudah dalam pengawasan dan
Kabupaten Mamasa.
Manajemen Kesehatan
Kesehatan ternak merupakan salah satu yang sangat penting diperhatikan dalam
pemeliharaan ternak. Kontrol yang paling efektif terhadap penyakit adalah melalui
tindakan pencegahan.Oleh karena itu babi yang mengalami stres lebih gampang terkena
penyakit dan parasit maka pencegahan yang paling efektif adalah dengan mengurangi
stres tehadap makanan, iklim dan lingkungan lainnya seminimal mungkin dengan
menjalankan pengelolaan yang baik.(Hafes And Miles. 2009) Beberapa hal yang perlu
dengan menyemprotkan; pemberian makan yang cukup pada segalatahap umur dan
danpenyemprotan air yang baik; pemisahan ternak–ternak yang terkena penyakit dan
26
dikeluarkan dengan cara yangsemestinya bila perlu dipotong dan bahan– bahan yang
beberapa faktor yang sangat penting diperhatikan pada kesehatan ternak yaitu
kebersihan kandang dan pencegahan penyakit pada ternak. Jika faktor tersebut dapat
Jumlah
No Uraian Peterna Frekuensi
k
(ora
ng)
1 Vaksinasi
a. Ada - -
b. Kadang-kadang 2 5%
c. Tidak ada 38 85% JADI
DISIN
I
HANY
A
ADA 2
PETE
RNAK
YG
VAKS
INASI
2 Ternak terjangkit
penyakit 40% 100%
a. Ada
b. Kadang-kadang
c. Tidak ada
3 Usaha dan Tanggapan
terhadap ternak
yang sakit 38 85%
27
a. Berusaha mengatasi secara
tradisional
b. Melaporkan pada petugas
c. Dibiarkan 2 5%
d. Langsung di jual
4 Cara mengantisipasi
terjadinya
penyakit pada 30 75%
ternak
a. Memberikan ramual- 10 25%
ramuan tradisional dari
alam
b. Memberikan obat/vitamin
5 Penggunaan Obat-
Obatan Ringan 35 87,5%
a. Ada 5 12,5%
b. Tidak ada
6 Tindakan Terhadap
Kematian Ternak - -
a. Melaporkan pada petugas 40 100%
b. Dikubur
Menurut Mutidjo (2011) Kebersihan kandang ternak babi berdampak sangat signifikan
terhadap kesehatan ternak tersebut.Oleh karena itu para peternak wajib menjaga
kebersihan kandang ternak agar kesehatan ternaknya dapat terjaga dengan baik.
kandang ternak babi mereka jaga dengan baik setiap pagi setelah babi mereka beri
makan langsung mereka bersihkan dengan cara menyiram kandang agar sisa kotoran
ternak yang semalam bisa mereka bersihkan.Senada dengan penjelasan diatas peternak
juga menegaskan bahwa; Setiap tiga sampai empat kali dalam seminggu rutin mereka
lakukan pembersihan pada kandang, agar ternak babi nyaman dan tidak stres, bau
kandang juga tidak terlalu menyengat atau busuk sehingga kenyamanan ternak terjaga.
28
Hasil wawancara tentang kebersihan kandang ternak babidapat mereka disimpulkan
lakukan untuk menghindari ternak babi mereka stres dan mudah terserang/terkena
penyakit, disamping itu bau kandang yang menyengat/busuk dapat hilang dan tidak
merupakan hal yang sangat dikhawatir oleh para peternak karena akan sangat
berdampak tidak baik pada kelangsungan hidup ternak mereka. Oleh karena itu wajib
kiranya para peternak mengetahui pencegahan yang harus peternak lakukan jika ternak
75%, peternak mengatakan tentang penyakit dan cara pencegahan pada ternak babi,
pencegahan penyakit pada ternak mereka, tapi apa bila ada ternak babi mereka sakit
ternak-ternak babi lainnya, lalu mereka lakukan pemberian perhatian khusus pada
dan cara pencegahan pada ternak babi bahwa, mereka sangat mengharapkan kehadiran
dinas-dinas terkait untuk terjung langsung ke peternak untuk melakukan vaksin pada
ternak-ternak mereka, karena itu salah satu bentuk pencegahan penyakit pada ternak
mereka dan sangat membantu para peternak, serta Kalau ada ternak yang sakit,
dahulu lakukan kalau ada ternak mereka yang sakit, itu resep turun temurun yang
29
mereka berikan pada mereka, seperti rebusan air pepaya, atau air perasan daung
pepaya. itu juga merupakan salah satu cara menjega penyakit pada ternak babi mereka.
bahwa pada umumnya penyakit dan cara pencegahan pada ternak babi mereka lakukan
mereka beternak.
Kesimpulan
dianalisis maka dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen pemeliharaan ternak babi
1. Manajemen pakan
pada pakan, frekuensi pemberian, dan sumber pakan disimpulkan bahwa mayoritas
mengatakan bahwa dari faktor kandungan pakan mereka tidak mengetahui tentang
kandungan pakan yang diberikan pada ternak babi mereka hanya memberikan sesuia
yang tersedia dan yang ada seperti daun-daunan dan sisa-sisa makanan yang ada.
30
2. Manajemen Perkandangan Dimana manajemen perkandangan di pengaruhi oleh
beberapa faktor seperti kontruksi dan jumlah kandang disimpulkan bahwa mayoritas
mengatakan bahwa terkait dengan kontruksi dan jumlah kandang para peternak
menggunakan semua bahan yang telah tersedia di sekitar lingkungan peternak dan
untuk jumlah kandang mereka hanya memunyai satu kandang besar kemu dipetek–
3. Manajemen Kesehatan
kebersihan kandang ternak dan penyakitdan pencegahan pada ternak babi disimpulkan
mayoritas peternak mengatakan bahwa kebersihan kandang ternak babi rutin mereka
lakukan untuk menghindari ternak babi mereka stres dan mudah terserang/terkena
penyakit, disamping itu bau kandang yang menyengat/busuk dapat hilang dan tidak
Kabupaten Mamasa. Sedangkan faktor penyakit dan pencegahan pada ternak babi
31
pencegahan pada ternak babi mereka lakukan secara tradisional dengan menggunakan
Saran
menjadi referensi baru/sumber pembelajaran bagi para peternak babi khususnya di Desa
manajemen pemeliharaan ternak babi yang baik agar peternak dapat lebih
32
DAFTAR PUSTAKA
Anderson Cit Bernanrd. 2007.Pengaruh Sistem Perkawinan Dan Paritas Induk Babi
Terhadap Litter Zise Di Usaha Peternakan.
Anonim, 2008. Usaha Ternak Babi. Yogyakarta Kanisius Media. Majalah Ilmiah
Peternakan. Hal. 32-39
Aritonang. 2010, Pengaruh Perkawinan Antara Tiga Bangsa Babi terhadap prestasi
Anak Lahir Sampai Dengan Di Sapih Di CV.
Fenton Et Al, 2007. Keragaman Jumlah Anak Sekelahiran Dan Bobot Lahir Dan Bobot
Lahir Bangsa Babi Galur Murni Australia, J. Peternakan Integratif, Vol. 1
No.3 ;256-26.
33
Hardjosubroto., 2011. Performan Reproduksi dan Produksi Ternak Babi pada Usaha
Peternakan Rakyat di Dua Lokasi Berbeda.Majalah Ilmiah Peternakan,
Volume1 Nomor 2.
34
LAMPIRAN
35
36
37
38
KUESIONER PENELITIAN
39
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Tempat Tinggal :
1. Kampung/Desa :
2. Kecamatan :
3. Kabupaten :
Tanggal Wawancara :
Waktu Wawancara :
IDENTITAS RESPONDEN
40
Jenis Kelamin :
Umur :
Status :
Jumlah Anggota Keluarga :
Pekerjaan :
Anggota Keluarga :
Kepemilikan
4. Lahan
Lahan Pertanian
Lahan Peternakan
5. Ternak
41
Jenis Ternak Jumlah Ekor Fungsi
Identitas Ternak
Betina
Dewasa
(Umur 2-3
Tahun)
Jantan Muda
(Umur 1-2
Tahun)
7. Apakah Bapak/Ibu juga memelihara jenis ternak lain selain jenis ternak babi ?
10. Masalah apa saja yang Bapak/Ibu/Sodara hadapi selama beternak babi ?
Perkandangan
42
11. Kapan Bapak/Ibu/Sodara membuat kandang untuk ternak babi ?
12. Berapa luas kandang yang Bapak/Ibu/Sodara bangun untuk ternak babi ?
43
a. Menggembalakan di padang penggembalaan
b. Di berikan rumput potongan
c. Membeli dari pihak lain
d. Kombinasi ( Di gembalakan dan di berikan rumput potongan )
21. Jenis rumput dan leguminosa yang di berikan kepada ternak babi ?
23. Jenis pakan tambahan yang Bapak/Ibu/Sodara berikan kepada ternak babi ?
24. Jika pakan yang di berikan adalah konsentrat,berapa komposisi bahan yang di
berikan ?
Dedak
44
Komposisi Kimia Bahan Jumlah (kg)
Protein
Enenerrgi
26. Apakah ada flutuasi jumlah dan waktu dalam pemberian pakan konsentrat
tersebut? Jika Ya,pada bulan apa saja dan konsentrat jenis apa yang Bapak/Ibu/Sodara
berikan pada ternak ?
b. Menanam leguminosa
d. Pengawetan hijauan
28. Jika pakan konsentrat yang di berikan,berapa biaya yang dj keluarkan untuk
membeli pakan tersebut ?
45
Kesehatan
33. Apakah ternak yang Bapak/Ibu/Sodara pelihara perna terjangkit penyakit ?(Ya
Atau Tidak), Jika ya jenis penyakit apa yang perna menjangkit ternak
Bapak/Ibu/Sodara ?
46