Skripsi Rian

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 46

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Babi merupakan salah satu ternak penghasil daging yang dikembangkan di

Indonesia. Pada tahun 2018 populasi ternak babi di Indonesia adalah 8. 542. 488,

terjadi peningkatan sekitar 2.94% dari tahun sebelumnya, namun peningkatan ini lebih

rendah dari tahun 2017 yakni 4.67% ( Ditjennak, 2018). Hal tersebut, dirasa perlu

mendapatkan perhatian mengingat pola konsumsi daging masyarakat yang terus

mengalami peningkatan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi protein hewani.

Peternakan rakyat adalah salah satu penyedia daging untuk memenuhi kebutuhan

daging yang ada di Indonesia. Jumlah ternak babi yang dipelihara berkisar 6-7 eko/kk

dengan pola pemeliharaan yang sederhana. Adanya keterbatasan teknologi dan

pengetahuan pemeliharaan ternak membuat produktivitas ternak masih rendah,

sehingga ternak yang dihasilkan tidak maksimal. Adanya Pengetahuan tentang

teknologi pakan, perkandangan, penanganan kesehatan, perkawinan, dan pengolahan

limbah diharapkan dapat menghasilkan ternak yang sehat dan mendapatkan nilai jual

beli yang lebih tinggi serta memudahkan dalam proses pemeliharaan.

Kabupaten Mamasa merupakan salah satu daerah potensial untuk

mengembangkan usaha ternak babi, salah satunya adalah Desa Mannababa,Kecamatan

Tandukkalua’.karena didukung oleh sumber daya dan penduduk yang sudah

berpengalaman dalam memelihara ternak babi yang dilakukan secara turun- temurun.

Penyebab peternakan babi di Desa Mannababa belum maksimal karena kurangnya

pengetahuan manajemen pemeliharaan serta pemeliharaan ternak yang masih dipelihara

secara tradisional. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang

1
manajemen pemeliharaan ternak babi pada peternakan rakyat di Desa Mannababa

Kecamatan Tandukkalua’.

B. Rumusan Masalah

1. Menganalisa performa produksi dan reproduksi ternak babi

2. Menganalisa manajemen pemelharaan ternak babi

C. Hipotesis

Diduga kurang baik produktivitas ternak babi di Desa Mannababa

Kecamatan Tandukkalua’karena pola manajemen pemeilharaan ternak babi

yang baik. ??????????

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari dan mengevaluasi manajemen

pemeliharaan ternak babi pada peternakan skala kecil di Desa Mannababa Kecamatan

Tandukkalua’

E. Kegunaan

Kegunaan penelitian ini sebagai bahan informasi kepada peneliti,peternak,dan

pemerintah dalam mengembangkan populasi ternak babi di Sulawesi Barat.

2
TINJAUAN PUSTAKA

A. Budidaya Ternak Babi

Babi adalah salah satu jenis ternak yang di kembangbiakkan dan di pelihara

sebagai salah satu ternak penghasil daging untuk menunjang kebutuhan

masyarakat.Babi tersebut dapat berbentuk bermoncong panjang dan berhidung

lemper.Babi ini di pelihara ssat nenek moyang yang berasal dari dua jenis luar yaitu

Sus Vitatus dan Sus Scropa. Jenis Sus Vitatus ini berasal dari benua Asia yang meliputi

India Timur,Asia Tenggara,dan Cina. Sedangakan Sus Scropa berasal dari benua

Eropa.Ternak babi dapat bersifat peridi (Prolific), satu kali beranak bias 6-12 ekor dan

dapat beranak 2 kali dalam setahun (Anonim 2008). Bobot Lahir Bobot lahir adalah

masa suatu kelahiran yang di mana di keluarkan induk babi secara nyata.Berat pada

saat ternak dilahirkan dan dilakukan penimbangan tepat saat ternak dilahirkan dan

biasanya bobot lahir didefenisikan sebagai berat yang ditimbang dalam kurun waktu 24

jam sesudah lahir. Menurut Sihombing (2012) menyatakan bahwa bobot lahir anak babi

bervariasi antara 1.09-1.77 kg.Bobot lahir anak sangat bervariasi dan dipengaruhi

beberapa faktor seperti genetik, pakan, jenis kelamin (Widodo dan Hakim, 2012).

Bobot lahir yang tinggi di atas rataan, umumnya akan memiliki kemampuan hidup

lebih tinggi dalam melewati masa kritis, pertumbuhannya cepat dan akan memiliki

bobot sapih yang lebih tinggi (Hardjosubroto, 2011). Kapasitas induk dalam

menampung jumlah fetus yang dikandung berbanding lurus dengan jumlah anak yang

akan dilahirkan. Jumlah anak yang dilahirkan berpengaruh pada besar kecilnya bobot

lahir anak babi yang dihasilkan.

3
Fenton et al. (2007) menyatakan bahwa kapasitas induk dalam menampung

fetus akan terbatas, sehingga littersizepun juga akan terbatas. Hal ini berhubungan

dengan pendistribusian nutrisi dari induk yang merata pada fetus. Kemampuan fetus

dalam mencerna nutrisi dari induk akan menyebabkan perbedaan bobot lahir fetus

dalam sekelahiran. Selain itu, tinggi rendahnya bobot lahir anak babi Universitas

Sumatera Utara 7 dipengaruhi oleh banyak sedikitnya anak babi yang dilahirkan dalam

sekelahiran. Jumlah anak babi yang banyak akan menurunkan bobot lahir, begitu

jugasebaliknya. Jumlah anak babi sekelahiran dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti

umur induk, bangsa, dan paritas, genetik, manajemen, lama laktasi, penyakit, stres, dan

fertilitas pejantan.Perbedaan pertumbuhan antara ternak betina dengan jantan

diantaranya disebabkan pengaruh hormonal.Hormon androgen yang merupakan

hormon kelamin yang mengatur pertumbuhan lebih tinggi pada ternak jantan yang

menyebabkan pertumbuhan anak jantan lebih cepat dari anak betina (Gordon, 2008).

Jumlah anak per kelahiran seperindukan (littersize) merupakan gambaran fertilitas

induk dan pejantan serta mutu tatalaksana yang dilakukan (Aritonang dan Silalahi,

2012).Rendahnya littersizeyang dihasilkan oleh seekor induk babi dapat dipengaruhi

oleh beberapa faktor seperti pejantan dan induknya dan laju hidup embrio selama

berkembang (Sihombing, 2012).Jumlah anak per kelahiran adalah jumlah anak yang

dilahirkan per induk per kelahiran. Jumlah anak per kelahiran ini akan dipengaruhi oleh

umur induk, bangsa dan sudah berapa kali induk babi tersebut beranak. Jumlah anak

sekelahiran pada kelahiran pertama bervariasi antara 6.71-9.45 ekor bagi bangsa murni

dan angka ini akan naik sampai induk berumur 3 tahun atau kelahiran ke 5 yang

bervariasi antara 8.32-12.43 ekor.

4
Menurut Williamson and Payne (2010) babi induk dewasa dari bibit yang baik dan

dengan makanan dan pengelolaan yang baik umumnya melahirkan 8-15 anak.babi dara

biasanya kurang dari itu. Babi dara yang baru dikawinkan akan menghasilkan jumlah

anak sekelahiran yang lebih sedikit daripada babi induk (Sihombing, 2010).

Produktivitas adalah ukuran yang di tentukan untuk mengetahui seberapa baik kualiatas

sumber daya yang di miliki,Hal ini di gunakan untuk membandingkan input dan output

dari sumber daya yang ada. Menurut Sutrojho (2009), produktivitas dapat diartikan

sebagai sifat produksi babi dan calving interval.

B. Sistem Pemeliharaan

Di Indonesia ternak babi cukup lama di ketahui orang,namun pengetahuan

tentang babi yang benar dan produktif belum banyak di terapkan. mengingat kurangnya

informasi,akibat peternakan babi di indonesia cenderung masih di lakukan secara

tradisional bahkan tak jarang di temui banyak peternakan babi yang di kelolah secara

sangat sederhana dalam arti di kandangkan secara baik (Murtidjo, 2011). Namun

demikian terdapat juga cara-cara atau teknis dalam proses pemeliharaan ternak babi

yaitu sebagai berikut :

Sistem pemeliharaan ternak babi yang di laksanakan dengan berbagai cara yaitu

ternak dapat di lepas terus siang dan malam,ternak di lepas pada pagi hingga sore hari,

malam di kandangkan,dan ternak di kandangkan terus menerus.Berdasarkan kenyataan

tersebut dapat di ketahui pemeliharaan ternak babi secara intensif masih terdapat sistem

pemeliharaan secara semi intensif dan ekstensif.

5
Secara umum di kenal tiga bentuk pola penanganan usaha peternak babi,yaitu

secara ekstensif,semi intensif,dan intensif.Perkembangan usaha peternakan babi lebih

mengarah ke sistem intensif.Sistem pemeliharaan seperti ini babi dipelihara terkurung

dalam kandang,secara kelompok atau individual,sehingga semua kebutuhannya

(makan,air minum,dan pemulibiakan) harus di berikan dan di atur peternak.

C. Sitem Perkandangan

Salah satu aspek penting adalah keharusan pembuatan kandang ramah

lingkungan yang di aktualisasikan dengan pembangunan kandang.Untuk mendukung

peningkatan produktivitasnya,ternak babi perlu mendapatkan tempat berteduh yang

melindungi babi dari gangguan luar seperti panas,hujan,ataupun hewan

pengganggu.Bangunan kandang yang baik dapat memberikan kenyamanan dan

keamanan bagi ternak dan harus di rancang agar tidak menimbulkan polusi bagi

lingkungan sekitarnya. Sistem penyaluran kotoran dengan baik dengan membuatkannya

lantai yang kering dan bersih serta di buat dari bahan yang murah,berdaya tahan lama

dan efisien serta berguna dalam mempertahankan suhu dalam kandang agar menjaga

kekeringan lantai kandang dan tidak langsung dapat mempertahankan suhu lingkungan

(Ariana, 2011).

D. Sistem Perkawinan Dan Kesehatan Ternak

1. Kesehatan Ternak

Kesehatan ternak adalah suatu keadaan atau kondisi yang di mana tubuh hewan

dengan seluruh sel yang menyusun dan cairan tubuh yang kandungannya secara

fisiologis berfungsi normal(Hafes dan Miles.2009).

6
2. Perkawinan Atau Pasca Perkawinan

Perkawinan adalah suatu kawin silang antara dua individu yang mempunyai

hubungan kaitan kekeluargaan (Anderson dan Bernard 2007).Dalam hal ini ada

beberapa kegiatan yang dapat di lakukan untuk pasca perkawinan yaitu :

a. Deteksi Birahi

Deteksi birahi yaitu dengan melakukan pengamatan dan sistem recording yang

di lakukan oleh peternak dan menentukan kapan ternak berahi dari tanda-tanda yang di

tunjukkan oleh induk bunting.

b. Deteksi Kebuntingan Dan Evaluasi Pasca Melahirkan

Deteksi kebuntingan di lakukan selama 21 hari setelah melihat tanda-tanda yang

di tunjukkan ole induk bunting. Evaluasi pasca melahirkan di lakukan setelah 4 bulan

induk bunting sampai dengan saat melahirkan dan mengamati jumlah anak yang lahir

perkelahiran dan dalam keadaan hidup dan sehat.

7
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu

Penelitianiniakandilaksanakanpadabulan Juni sampai Juli 2019di

DesaMannababa,KecamatanTandukkalua’,KabupatenMamasa.

B. Materi

Bahan yang digunakan yaitu kuesioner kepada 40 peternak untuk mengetahui dan

mengevaluasi manjemen pemeliharaan ternak babi. Peralatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah alat tulis dan kamera (hp/digital).

C. Prosedur

Penelitian dilakukan dengan cara pengumpulan data primer dan sekunder. Data

primer diperoleh dengan pengambilan data melalui survei terhadap peternak sampel

dan peternak di Desa Mannababa Kecamatan Tandukkalua’. Data sekunder diperoleh

dari Kantor Kecamatan (data demografi wilayah Kecamatan Tandukkalua’) dan

Dinas Peternakan Kabupaten Tanah Datar (data populasi ternak dan informasi

perkawinan ternak). Data yang diolah meliputi manajemen pemeliharaan seperti

perkandangan, pakan (hijauan makanan ternak), perkawinan, kesehatan, pengelolaan

limbah peternakan dan pemasaran. Adapun data primer yang dikumpulkan adalah :

1. Identitas peternak meliputi nama, umur, latar belakang pendidikan, jumlah

anggota keluarga dan pekerjaan.

2. Identitas ternak babi, meliputi jumlah, jenis kelamin, umur, dan jenis ternak

babi.

8
3. Jumlah pakan dan air minum yang diberikan, meliputi sistem pemberian air minum,

jenis pakan (hijauan maupun konsentrat), perbandingan antara pemberian hijauan dan

konsentrat, frekuensi pemberian, dan jumlah yang diberikan per hari.

4. Sistem perkandangan, meliputi bentuk kandang (individu atau kelompok), ukuran

kandang, keadaan sekitar kandang, jarak kandang dari pemukiman penduduk dan

peralatan yang tersedia di kandang.

5. Pengelolaan limbah, meliputi cara pembersihannya, waktu pembersihan, frekuensi

pembersihan, dan jumlah rata-rata feses. Hal tersebut akan dikaitkan dengan proses

pengolahan feses selanjutnya.

6. Kebersihan lingkungan sekitar, meliputi kebersihan di sekitar kandang.

8. Kemudian dilanjutkan dengan pengolahan data secara analisis deskriptif.

D. Rancangan

Penelitian ini menggunakan metode survei. Metode survei adalah metode

pengumpulan informasi (data) dari sampel untuk mewakili seluruh populasi dan

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Teknik observasi

yaitu pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung ke

lapangan untuk mengetahui fenomena atau gejala yang ada pada objek objek penelitian.

Pengambilan sampel dilakukan secara purposive yaitu pengambilan sampel dilakukan

kepada peternak yang tinggal di Desa Mannababa Ukuran sampel atau jumlah peternak

responden yang diambil dalam penelitian sebanyak 12,5% (40 peternak dari

keseluruhan peternak yang ada di desa yaitu ± 358 orang). Penelitian ini menggunakan

data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari semua responden melalui

9
wawancara dengan menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan yang disusun secara

terstruktur. Data sekunder diperoleh dari Kantor Desa, Kantor Kecamatan dan Dinas

Peternakan Kabupaten Mamasa. Data yang dikumpulkan meliputi keadaan umum

daerah Kabupaten Mamasa dan sekitarnya, karakteristik peternak responden sebagai

tenaga kerja, jumlah sapi yang dipelihara, pakan ternak, dan sisem pemeliharaan yang

meliputi perkandangan, pakan, perkawinan, serta kesehatan ternak. Analisis deskiptif

digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik peternak responden. Karakteristik

peternak yang diamati meliputi umur, pendidikan dan kepemilikan ternak.

10
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Mamasa merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi

Sulawesi Barat. Kabupaten Mamasa memiliki luas wilayah 3005,88 km2, dimana

Kecamatan Tabulahan merupakan kecamatan terluas dengan luas wilayah 513.95 km2

atau sekitar 17,07% dari seluruh wilayah Kabupaten Mamasa. Sementara luas wilayah

39 terkecil adalah Rantebulahan Timur dengan luas wilayah 31,87 km2 atau sekitar

1,03 % dari seluruh wilayah Kabupaten Mamasa. Kabupaten Mamasa memiliki jumlah

penduduk 147.660 jiwa.Sedangkan Kecamatan Tandukkalua’ dengan jumlah penduduk

terbesar yaitu sekitar 23.593 jiwa.Sedangkan jumlah penduduk yang terkecil adalah 12

Kecamatan Mehalaan dengan jumlah penduduk sebesar 4.086 jiwa. Secara

administratif Kabupaten Mamasa memiliki batas-batas wilayah yaitu : Sebelah Utara

dan Barat berbatasan dengan Kabupaten Mamuju, sebelah Timur berbatasan dengan

Propinsi Sulawesi Selatan dan sebelah Selatan berbatasan denagan Kabupaten Polewali

Mandar. Jarak dari ibukota Provinsi Sulawesi Barat (Mamuju) melalui Polewali

Mandar dan Majene = 286 Km, sedangkan melalui MambiAralle-Salubatu = 148 Km.

Jarak dari Makassar = 340 Km. Kecamatan Tandukkalua’ merupakan kecamatan

dengan jumlah penduduk terbesar, yaitu sekitar 24.184 jiwa (16,14%). Sedangkan yang

terkecil adalah kecamatan Mehalaan sebesar 4.166 jiwa (2,78%). Jumlah penduduk

laki-laki di Kabupaten Mamasa pada tahun 2015 sebanyak 75.907 jiwa, sedangkan

penduduk perempuan sebanyak 73.902 jiwa. Data ini menunjukkan bahwa jumlah

penduduk laki-laki ternyata 1,29 %lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuan,

11
dengan perbandingan jenis kelamin (sex ratio) 102 yang berarti bahwa diantara 100

orang perempuan terdapat 102 laki-laki.

Gambaran Umum Desa Mannababa

Desa Mannababa merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

Tandukkalua’, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Awalnya, di kesatuan wilayah

Kecamatan Tandukkalua’, hanya ada satu desa yaitu Desa Balla. Setelah terjadinya

pemekaran wilayah, kini telah terdapat delapan desa di Kecamatan Tandukkalua’,

(antara lain: Desa Balla, Balla Satanetean, Balla Barat, Pidara, Bambapuang, Sepakuan,

Balla Timur, dan Desa Mannababa). Secara geografis, luas wilayah keseluruhan Desa

Mannababa adalah 10.05 km2 dengan kondisi topografi yang dikenal sebagai daerah

miring dan bergelombang. Kondisi topografi seperti ini menjadikan Desa Mannababa

sebagai salah satu wilayah yang cukup sulit diakses. Selain karena jaraknya paling jauh

dari kota kecamatan, kondisi jalan yang berbukit-bergelombang juga menjadi

penyebabnya.

Desa Mannababa berada pada ketinggian kurang lebih 1200 – 1600 meter di

atas permukaan laut. Kecamatan ini berbatasan langsung dengan Kecamatan Tawalian

di sebelah utara, Kecamatan Nosu dan Sumarorong di sebelah selatan, Kecamatan

mamasa, serta Kecamatan Tabang dan Pana’ di sebelah timur. Desa Mannababa

memiliki potensi yang besar dengan luas wilayah kurang lebih 52,70 km2 akan tetapi

potensi yang ada belum di kelola dengan maksimal. Hal ini merupakan tantangan bagi

pemerintah dan masyarakat untuk dapat memanfaatkan potensi yang ada. Kondisi

masyarakat desa Mannababa mayoritas berprofesi sebagai petani karena didukung oleh

12
kondisi wilayah dataran tinggi sehingga berpengaruh terhadap kesuburan tanah

diwilayah tersebut adapun potensi pertanian di desa ini meliputi kakao dan kopi.

Karakteristik Peternak

Karakteristik peternak merupakan salah satu aspek yang dapat mendukung

keberhasilan usaha ternak babi.Aspek tersebut terdiri atas umur, pendidikan, pekerjaan

utama, jumlah tanggungan pengalaman beternak, tergabung dlam kelompok, jumlah

ternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar peternak berumur antara

18 - 22 tahun sebanyak 5%, antara umur 23 – 27 tahun sebanyak 10%, antara umur 28

– 32 sebanyak 17,5%, antara umur 33 – 37 sebanyak 15%, antara umur 38 – 42

sebanyak 15%, dan umur diatas 43 tahun sebanyak 37,5% Pendidikan berhubungan

dengan ilmu pengetahuan peternak khususnya pengetahuan mengenai budidaya ternak

serta cara pengelolaan yang baik. Pendidikan peternak umumnya digolongkan menjadi

dua kelompok, yaitu pendidikan formal serta pendidikan non formal.Pendidikan formal

peternak cukup beragam mulai dari SD, SMP, serta SMA. Pendidikan formal peternak

sebagian besar adalah Sekolah Dasar (SD) yaitu sebanyak 42,5 %. Hal tersebut

dikarenakan keterbatasan kemampuan ekonomi orang tua mereka pada saat itu.Mereka

lebih memilih membantu orang tua bekerja untuk menghasilkan uang dibandingkan

dengan melanjutkan sekolah.Selain itu, pendidikan pada waktu itu belum menjadi

prioritas kepentingan masyarakat di tempat penelitian. Karakteristik peternak yang

diperoleh dalam penelitian (hasil wawancara) disajikan dalamtabelberikut;

13
Tabel 4.1. Karakteristik Peternak Desa Mannababa Kecamatan
Tandukkalua’ Kabupaten Mamasa 2019

Jumlah
No Uraian Peterna Frekuensi
k
(oran
g)
1 Umur
a.18 - 22 2 5%
b. 23 - 27 4 10%
c. 28 - 32 7 17,5%
d. 33 – 37 6 15%
e. 38 – 42 6 15%
f. > 43 15 37,5%
2 Pendidikan
a. SD 17 42,5 %
b. SMP 8 20 %
c. SMA 15 37,5%
3 Pekerjaan Utama
a. Petani 35 87,5%
b. Pedagang 5 12,5%
c. PNS
4 Pengalaman Beternak
a. 1 – 5 tahun 20 50%
b. 6 – 9 tahun 15 37,5%
c. Diatas 10 tahun 5 12,5
5 Jumlah Tanggungan
Peternak 25 62,5%
a. 1 - 2 15 37,5%
b. 3 - 5 - -
c. diatas 6
6 Tergabung dalam
kelompok - -
a. Ya 40 100%
b. Tidak
7 Jumlah Ternak
a. 1 sampai 5 ternak 30 75%
b. 5 sampai 10 ternak 5 12,5%
c. Diatas 10 ternak 5 12,5%

Sumber :Desa Mannababa Kecamatan Tandukkalua’Kabupaten Mamasa 2019

14
Pengalaman responden merupakan salah satu faktor penunjang keprhasilan dalam

berusaha. Semakin tinggi pengalaman seseorang maka semakin terbiasa dalam

melakukan pemeliharaan ternaknya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian

besar tingkat pengalaman peternak babi responden dalam menjalankan ternak babinya

yang berkisar diantara 1-5 tahun berjumlah 20 orang (50%), sedangkan peternak babi

responden yang memiliki pengalaman beternak antara 6-9 tahun yang berjumlah 15

orang (37,5%) dan pengalaman beternak diatas 10 tahun yang berjumlah 5 orang

(12,5%).

Adapun jumlah tanggungan keluarga responden dapat dibagi dalam beberapa

kelompok yakni 1 - 2 orang, 3 sampai 5 orang dan > 5 orang. Rata-rata jumlah

tanggungan keluarga peternak babi pada kelompok 1 - 2 sebanyak 25 orang atau 62,5%

sedangkan 3 – 5 sebanyak 10 orang atau 37,5%. Peternak di Desa Mannababa

Kecamatan Tandukkalua’ Kabupaten Mamasa tidak tergabung dalam kelompok ternak,

mereka melakukan secara mandiri dan tradisional dalam beternak, disebabkan karena

para peternak hanya memiliki tidak terlalu banyak jumlah ternak yang mereka piara.

Semua responden adalah peternak, akan tetapi mereka mempunyai sumber pendapatan

lain dengan siklus usaha lebih cepat dari usaha peternakan adalah sebanyak 87,5%

berprofesi sebagai petani, dan sebanyak 12,5% adalah pedagang. Tidak ada satupun

peternak yang merupakan peternak murni yang hanya bergantung dari hasil

peternakan.Bagi peternak, memelihara ternak merupakan usaha sambilan.Saragih

Anonim, (2008), merumuskan pergeseran usaha peternakan rakyat menuju industri

yaitu : a) peternakan sebagai usaha sambilan untuk mencukupi kebutuhan sendiri

dengan tingkat pendapatan dari usaha ternak kurang dari 30%, b) peternakan sebagai

15
cabang usaha dalam pertanian campuran dengan tingkat pendapatan dari usaha ternak

30- 70%, c) peternakan sebagai usaha pokok dengan komoditi lain sebagai sampingan

dan pendapatan dari usaha ternak sebesar 70-100%, d) industri peternakan yaitu

mengusahakan ternak secara khusus dengan tingkat pendapatan usaha ternak sebesar

100%.

Aspek Manajemen Pemeliharaan Ternak Babi

Sistem pemeliharaan ternak dibedakan menjadi tiga, yaitu cara pemeliharaan

intensif, ekstensif dan semi intensif.(Gordon, 2008) Pemeliharaan secara ekstensif

kandang hanya digunakan untuk berlindung pada saat-saat tertentu saja (berfungsi

secara parsial), yaitu pada malam dan saat istirahat, bahkan terkadang pada sistem

pemeliharaan ini kandang tidak ada sehingga ternak hanya dapat berlindung di bawah

pohon yang ada di padang penggembalaan tersebut. Sistem pemeliharaan intensif

dilakukan dengan cara menempatkan ternak di dalam kandang dan tidak digembalakan.

Ternak yang dipelihara dengan sistem ini umumnya memiliki performans dan kondisi

tubuh yang lebih baik dibanding dengan ternak yang digembalakan.Kesehatan ternak

juga lebih mudah diperhatikan oleh peternak. Ternak yang dikandangkan diberi makan

satu sampai tiga kali sehari (Wiliamsom And Payne. 2010). Sistem semi intensif

merupakan kombinasi antara sistem ekstensif dan sistem intensif yaitu dengan cara

menggembalakan ternak disiang hari dan dikandangkan pada malam hari. Sistem

pemeliharaan di peternakan tradisional biasanya menggunakan sistem semi intensif

yaitu ternak digembalakan pada pagi hari kurang lebih selama 7 jam/hari (dari pukul

16
10.00 – 17.00) dan sisanya ternak dimasukkan ke dalam kandang. (Wiliamsom And

Payne. 2010).

Desa Mannababa Kecamatan Tandukkalua’ Kabupaten Mamasa peternak

menerapkan sistem pemeliharaan secara tradisional atau (eksensif).Menurut

Menurut Sutrojho (2009) pemeliharaan ternak babi secara tradisional tidak

membutuhkan biaya yang banyak jika dibandingkan dengan sistem pemeliharaan

intensif.Menurut para peternak sistem pemeliharaan secara tradisional yang mereka

lakukan sudah dilakukan oleh para peternak terdahulu meraka. Hasil penelitian

sebanyak 87,5% peternak mengatakan bahwa tenak babi dilepas secara bebas di sekitar

kandang dan hanya memberikan makanan dan air dengan rutin. Beberapa faktor yang

harus diperhatikan dalam pemeliharaan ternak babi, baik yang dipelihara secara

tradisional antara lain manajemen pakan, manajemen perkandangan, kesehatan dan

perkawinan (Sihombing, 2012). Agar usaha ternak babi dapat memberikan keuntungan

yang optimal bagi pemiliknyamaka perlu diperhatikan beberapa hal yang menyangkut

Manajemen pemeliharaan ternak babiyang baik dan benarMenurut Williamson and

Payne (2010) Ternak babi sangat sensitif terhadap pengaruh makanan yang tidak

mencukupi dan terhadap tatalaksanaan pemeliharaan yang kurang berhubung karena

pertumbuhan yang luar biasa cepatnya dan oleh karena itu menuntut kebutuhan

makanan yang bermutu tinggi. Ternak babi mempunyai pertambahan berat badan atau

pertumbuhan yang lebih tinggi dengan pemberian takaran makanan tertentu jika

dibandingkan dengan ternak lain, kecuali ayam broileryang dipelihara dengan cermat,

juga kalori yang berasal dari makanan yang dikandung di dalam bagian–bagian yang

17
dapat dimakan dari ternak babi lebih tinggi dibandingkan dengan yangberasal dari jenis

ternak lain dengan pemberian takaran zat makanan yang sama (Sihombing, 2012).

Untuk memperoleh hasil yang optimal dalam menjalankan usaha ternak babi

terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu ketersediaan bibit yang memadai

baik dari segikualitas maupun kuantitas dan tatalaksana pemeliharaan yang meliputi

perkandangan, kebersihan kandang, pemeliharaan induk, anak babi, ternak babi jantan

dan babi usia tumbuh sertapenanganan hasil produksi. Hal lain yang dibutuhkan untuk

menunjang keberhasilan dalam suatuusaha peternakan babi adalah tenaga yang terampil

dalam mengelola usaha tersebut (Gordon, 2008).

Manajemen Pakan

Pakan merupakan salah satu faktor penting dalam usaha ternak babi. Oleh

karena itu suatu hal yang perlu diperhatikan disini ialah bahwa walaupun babi itu

secara alamiah tergolong hewan yang makannya sangat rakus, dan suka makan apapun,

namun mereka perlu diberi makanan dengan perhitungan yang betul (Sihombing,

2010). Sebab, di samping ternak babi itu banyak makan dan rakus, konversi terhadap

makanan pun sangat bagus, sehingga apabila pemeliharaannya baik, laju

pertumbuhannya pun akan baik pula. Perlu diingat bahwa babi termasuk hewan yang

memiliki alat pencernaan sederhana, yang tak mampu mencerna bahan makanan yang

kadar serat kasarnya tinggi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tentang

pakan/makanan pada manajemen ternak babi yaitu, kandung pakan/makanan ternak

babi, frekuensi pemberian pakan dan sumber pakan ternak babi.Kandungan pemberian

pakan terhadap ternak babi yaitu semua bahan makanan yang diperlukan oleh babi

18
terutama terdiri dari enam unsur pokok seperti karbohidrat, serat kasar, lemak, protein,

fosfor, mineral dan air. Adapun penerapan aspek pakan manajemen pemeliharaan

ternak babi sebagai sebagai berikut:

Tabel 4.6 Penerapan Aspek Pakan Ternak Babi


Jumlah
No Uraian Peterna Persentase
k (%)
(oran
g)
1 Metode
pemeliharaan 5 12,5%
ternak babi 35 87,5%
a. Dikandang
b. Dilepas
2 Jenis pakan yang
diberikan -
a. Limbah rumahan/sisa -
makanan saja -
b. Ubi dan Eceng gondok saja 40 100%
c. Dedak saja
d. Kombinasi ketiga Makanan
tersebut
3 Frekuensi pemberian
makan pada - -
ternak 30 75%
10 25%
a. 1x sehari
b. 2x sehari
c. 3x sehari
4 Sumber pakan
a. Tersedia di lingkungan 8 20%
peternak 2 5%
b. Beli 30 75%
c. Kombinasi keduanya
5 Sistem Pemeliharan
yang dilakukan
Peternak 35 87,5%
a. Tradisional(eksensif) - -
b. Intensif/Modern 5 12,5%
c. Kombinasi keduanya

19
Menurut Sihombing (2012) babi itu merupakan binatang yang banyak makan

dan rakus sehingga terkadang sebagai peternak mensiasati dalam pemberian makanan

dengan cara mencampur makanannya (dedak) dengan sisa makanan yang ada di dapur.

Pada umumnya pakan untuk ternak babi merupakan campuran dari berbagai macam

bahan makanan yang diberikan dalam kurun waktu tertentu.Tapi lebih sering mereka

berikan campuran makanan hasil dari sisa-sisa sayuran dan buah yang sudah tidak

termakan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 75%; peternak

memberikan pakan ke ternak tanpa menggunakan takaran disesuaiakan dengan

ketersediaan pakan. Berdasarkan komposisi kandungan pada limbah/sisa makanan

rumah dapat dilihat dari tabel berikut;

Tabel 4.6 Komposisi Kandungan Nutrien Pada Limbah/Sisa Makanan


Rumah Untuk Pakan Ternak Babi
No Nutrien Komposisis
1 Protein 10.89%
2 Kalsium 0.08%
3 Phosfor 0.39%
4 Serat Kasar 9.13%
5 Lemak 9.70%
6 Energi Metabolis 1.780 kkal/kg
Sumber data :Umiyasih, 2008
DI PENELITIAN TIDAK ADA LIMBAH RUMAH TANGGA TRUS
KENAPA HARUS DISIMPAN DISINI KOMPOSISINYA?????
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 75% peternak mengatakan

bahwa tidak ada takaran pemberian pakan/makanan terhadap ternak babi mereka, hanya

mengkondisikan dengan pakan yang ada.Secara pemberian pakan/makanan dari aspek

kandungan mereka tidak mengerti.Padahal dari aspek kandung pakan/makanan dapat

mempengaruhi reproduksi ternak babi tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

sebanyak 75% peternak memberikan kombinasi pakan pada ternak babi mengatakan;

mereka tidak mengerti tentang apa saja kandungan yang baik untuk ternak babi, mereka

20
hanya memberikan pakan sesuai dengan kemampuan dan apa yang tersedia seperti

daun ubi jalar dan eceng kondok sebagai bentuk pemberian pakan yang sehat untuk

ternak mereka. Ternak babi mereka hanya diberikan dedak dan daun ubi jalar sebagai

pakan/makanan yang lazim diberikan pada ternak babi mereka, kalau masalah

kandungan pakan yang baik diberikan pada ternak babi mereka tidak mengerti tentang

kandungan tersebut.

Tabel 4.7 Komposisi Kandungan Nutrien Pada Ubi jalar dan Dedak Untuk
Pakan Ternak Babi
Jenis Pakan
No Komposisis
Nutrien Ubi Dedak Eceng
Jal Gon
ar dok
1 Karbohidrat 20,1g 22,04 0,17 %
%
2 Air 77 9% 92,6 %
3 Protein 28g 10,8 0,16 %
%
4 Fosfor 47mg - 0,52 %
5 Serat 4,2g 11,5 26,61
% %
6 Lemak 1,7g 5,1 % 0,35 %
Sumber data; Umiyasih, 2008

Hasil penelitian dari75% peternak mayoritas responden/peternak babi di Desa

Mannababa Kecamatan Tandukkalua’ mengatakan tentang kandung pakan/makanan

yang diberikan pada ternak babi mereka, tidak mengetahui tentang hal tersebut, mereka

cuma memberikan pakan pada ternak babi sesuai dengan ketersedian pakan yang ada

tanpa mengetahui tentang istilah kandungan pada pakan. Salah satu faktor yang

mempengaruhi tentang pakan pada manjemen ternak babi adalahfrekuensi pemberian

pakan/makanan.Pada dasarnya frekuensi pemberian pakan/makanan yang ideal pada

ternak babi diberikan 2-3 kali sehari secara rutin dan dapat mempengaruhi

21
perkembangan ternak babi tersebut. Berdasarkan hasil penelitian 25 peternak

mengatakan tentang berapa kali peternak, pemberian pakan/makanan yang ideal pada

ternak babi, yaitu;pemberian pakan pada ternak babi mereka lakukan sebanyak 2 kali

dalam sehari, mereka berikan pada pagi dan sore hari, itu rutin mereka lakukan.

Umumnya mereka memberikan pakan/makanan pada ternak babi mereka sebanyak dua

kali dalam sehari, tapi pada saat ada induk yang menyusui atau baru sudah melahirkan

terkadang mereka berikan sampai tiga kali dalam sehari sebagai usupan pakan/makanan

tambahan untuk induk yang sedang menyusui.Ternak babi disamping membutuhkan

makanan juga membutuhkan air minum yang bersih setiap hari dan disediakan secara

tak terbatas dalam kandang sehingga babi dapat minum sesuai dengan kebutuhannya.

(Sutrojho, 2009)

Menurut Williamson and Payne (2010) salah yang tidak kalah penting tentang

pakan/makanan dalam manajemen ternak babi yaitu sumber pakan/makanan yang

diberikan.Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 30 peternak

mengatakan untuk sumber pakan ternak mereka tidak ada masalah karena sumber

pakan ternak mereka melimpah cuma mereka terkandang mengeluarkan biaya bilamana

memerlukan pakan tambahan untuk ternak mereka seperti dedak atau lainnya.

Manajemen Perkandangan

Untuk mencapai keberhasilan di dalam usaha peternakan khusunya ternak babi,

antara lain perlu diusahakan suatu bangunan kandang yang baik (Hardjosubroto, 2011).

Kegunaan kandang begitu amat besar, baik terhadap hewan ternak yang dipiara

ataupunbagi peternaknya, sebab kadang berfungsi untuk menghindarkan terhadap

lingkungan yang merugikan. Misalnya adanya angin, langsung, air hujan dan terik

22
matahari, untuk mempertahankan kehangatan dalam kandang di waktu malam atau

dingin. Hal ini bisakita maklumi karena tubuh hewan itu sendiri mengeluarkna panas,

sehingga adanya atap dandinding, panas dalam kandang yang hilang lewat atap dan

dinding bisa dikurangi, mempermudah tatalaksana. Adanya kandang, semua tatalaksana

seperti pemberian makan,air minum, memandikan akan menjadi lebih mudah.

Mempermudah melakukan pengawasan dalam penggunaan makanan. Semua

penggunaanmakanan untuk maksu-maksud tertentu seperti untuk tujuan

berproduksi,penggemukan.Lebih mudah diawasi dan dilakukan pencatatan-pencatatan.

Mempermudah melakukan pengawasan terhadap pertumbuhan serta kemungkinan

adanya gejala penyakit, menghemat tempat dan mengurangi pengotoran di sembarang

tempat dan mempermudah melakukan pengawasan terhadap gangguan keamanan

seperti pencurian, gangguan binatang buas ataupun dari sesama kawan yang berbeda

umur.(Ariana. 2011)

Adapun faktor yang mempengaruhi tentang perkandangan pada manajemen

ternak babi ialah kontruksi dan jumlah kandang serta letak kandang ternak babi.

Adapun penerapan aspek perkandangan dalam dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 4.7Penerapan Aspek Perkandangan Ternak Babi

Jumlah
No Uraian Peterna Frekuensi
k
(oran
g)
1 Konstruksi kandang
a. Baik 5 12,5%
b. Sedang 35 87,5%
c. Kurang
2 Lokasi kandang
a. Disekitar lingkungan rumah 38 85%

23
b. Jauh dari lingkungan rumah 2 5%
3 Bahan yang
digunakan - -
a. Semen 30 75%
b. Kayu 10 25%
c. Bambu
4 Luas kandang
a. Tidak terlalu luas (ukuran 40 100%
lebar 1,5 m sampai 2 m
panjang 5 m) -
b. Sangat Luas (lebih dari ukuran
lebar 1,5 m sampai 2 m
panjang 5 m)

Pemilihan kondisi kandang yang sesuai diantaranya dengan mempertimbangkan

letak yang strategis, kondisi tanah dan kesesuaian iklim untuk jenis ternak babi

(Widodo and Hakim. 2012).Agar ternak babi yang tinggal di dalam kandang merasa

nyaman, konstruksi kandang ternak babi merupakan hal yang harus diperhatikan dan

harus betul-betul memadai. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak

87,5%, peternak mengatakan tentang konstruksi kandang ternak babi, secara umum

mereka mengatakan baik dalam kontruksi kandang ternak mereka; seperti yang

dikatakan salah satu peternak yaitu kandang ternak babi mereka dibangun dengan

model terbuka dibagian atas dinding kandang, supaya mendapat cukup sinar matahari

dan pertukaran udara yang cukup baik. Jadi untuk ventilasi sudah tidak ada, serta pada

umumnya kandang untuk ternak babi mereka menggunakan bambu dalam

pembuatannya.Berhubung bambu banyak tumbuh di desa ini jadi mereka dapat

memanfaatkan dalam pembuatan kandang ternak babi. Berdasarkan hasil penelitian

menunjukkan bahwa 75%, peternak mengatakan tentang luas dan jumlah kandang

ternak babi, mayoritas peternak mengatakan bahwa berhubung jumlah ternak babi

mereka hanya sedikit jadi jumlah kandang babi yang mereka buat dan punya hanya satu

24
dengan ukuran panjang 5 meter leber 1,5 meter. Kemudian mereka sekat-sekat menjadi

beberapa bagian. Dapun pernyataan lain Senada dengan penjelasan diatas, para

peternak mengatkan bahwa merekka memiliki beberapa kandang ternak yaitu kandang

beranak dengan ukuran 2,5 meter panjang dan lebar 1,5 meter, Kandang untuk ekor

pejantan berukuran 3 x 2 meter dan kandang untuk babi berumur 3 bulan - 1 tahun

dengan ukuran panjang 1 meter danlebar 1 meter untuk tiap ekor supaya lebih mudah

nantinya dalam berkembang

Dari hasil wawancara tentang kontruksi dan jumlah kandang ternak babi

mayoritas peternak mengatakan bahwa kontruksi kandang yang dibuat menyesuaikan

dengan kemampuan finansial peternak bahkan sebagian besar peternak babi di Desa

Mannababa Kecamatan Tandukkalua’ dalam membuat kandang menggunakan bahan

baku yang ada disekitar mereka, seperti bambu dan kayu. Adapun tentang jumlah

kandang yang peternak miliki mayoritas mengatakan bahwa tergantung jumlah ternak

babi mereka, cuma lebih banyak mengatakan mempunyai jumlah kandang tunggal

kemudian mereka sekat-sekat sesuai kebutuhan peternak. Menurut Hardjosubroto,

(2011) Tata letak bangunan disesuaikan dengan keadaan atau topografi lahan, namun

harus memenuhi persyaratan teknis kandang ternak babi.Lokasi di mana kandang itu

hendak dibangun terlebih dahulu haruslah dipikirkan,terutama terhadap segi-segi

higienis dan social ekonomis yang lebih menguntungkan. Berdasarkan hasil penelitian

menunjukkan bahwa 85%, peternak mengatakan tentangletak kandang ternak babi,

salah satu peternak mengatakan, letak kandang ternak babi mereka ada dibelakan

rumah supaya lebih mudah mengontrol dan memeliharanya.mereka tempatkan di

tempat yang lebih tinggi dari lingkungan sekitar, tanah yang mudah meresap air dan

25
tempat yang mudah dibuat saluran atau pembuangan air serta Senada dengan

penjelasan diatas, peternak juga mengatakan terkait letak kandang ternak babi bahwa

Letak kandang ternak babi mereka berada disamping rumah, agar mereka lebih mudah

melakukan pengawasan, Ternak babi memerlukan pengawasan langsung, baik terhadap

kesehatan ternak ataupun keamanan.Untuk bisa menjamin keperluan tersebut,

bangunan kandang ini hanya mungkin bisa teratasi dengan cepat apabila peternak bisa

menangani secara langsung. Hasil wawancara tentang letak kandang ternak babi,dapat

disimpulkan mayoritas peternak mengatakan bahwa letak kandang ternak babi, berada

di sekitar kediaman mereka dengan alasan agar lebih mudah dalam pengawasan dan

dari segi keamanan ternak babi di Desa Mannababa Kecamatan Tandukkalua’

Kabupaten Mamasa.

Manajemen Kesehatan

Kesehatan ternak merupakan salah satu yang sangat penting diperhatikan dalam

pemeliharaan ternak. Kontrol yang paling efektif terhadap penyakit adalah melalui

tindakan pencegahan.Oleh karena itu babi yang mengalami stres lebih gampang terkena

penyakit dan parasit maka pencegahan yang paling efektif adalah dengan mengurangi

stres tehadap makanan, iklim dan lingkungan lainnya seminimal mungkin dengan

menjalankan pengelolaan yang baik.(Hafes And Miles. 2009) Beberapa hal yang perlu

diperhatikan adalah program vaksinasi bila vaksin tersedia;kontrol terhadap parasit

dengan menyemprotkan; pemberian makan yang cukup pada segalatahap umur dan

menghilangkan segala macam stres dengan sistem perkandangan yang baik

danpenyemprotan air yang baik; pemisahan ternak–ternak yang terkena penyakit dan

pembersihankandang bila terjadi penyakit; ternak yang terkena penyakit yang

26
dikeluarkan dengan cara yangsemestinya bila perlu dipotong dan bahan– bahan yang

terkena dibakar atau tindakan–tindakanlainnya, pembersihan dari kandang dan

perlengkapannya bila terjadipenyakit dan diistirahatkan selama 3–4 minggu. Ada

beberapa faktor yang sangat penting diperhatikan pada kesehatan ternak yaitu

kebersihan kandang dan pencegahan penyakit pada ternak. Jika faktor tersebut dapat

ditanggulangi dengan baik maka kesehatan ternak dapat terjaga.

Tabel 4.8 Penerapan Aspek Kesehatan Ternak Babi

Jumlah
No Uraian Peterna Frekuensi
k
(ora
ng)
1 Vaksinasi
a. Ada - -
b. Kadang-kadang 2 5%
c. Tidak ada 38 85% JADI
DISIN
I
HANY
A
ADA 2
PETE
RNAK
YG
VAKS
INASI
2 Ternak terjangkit
penyakit 40% 100%
a. Ada
b. Kadang-kadang
c. Tidak ada
3 Usaha dan Tanggapan
terhadap ternak
yang sakit 38 85%

27
a. Berusaha mengatasi secara
tradisional
b. Melaporkan pada petugas
c. Dibiarkan 2 5%
d. Langsung di jual
4 Cara mengantisipasi
terjadinya
penyakit pada 30 75%
ternak
a. Memberikan ramual- 10 25%
ramuan tradisional dari
alam
b. Memberikan obat/vitamin
5 Penggunaan Obat-
Obatan Ringan 35 87,5%
a. Ada 5 12,5%
b. Tidak ada
6 Tindakan Terhadap
Kematian Ternak - -
a. Melaporkan pada petugas 40 100%
b. Dikubur

Menurut Mutidjo (2011) Kebersihan kandang ternak babi berdampak sangat signifikan

terhadap kesehatan ternak tersebut.Oleh karena itu para peternak wajib menjaga

kebersihan kandang ternak agar kesehatan ternaknya dapat terjaga dengan baik.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 75%, peternak mengatakan

tentang kebersihan kandang ternak babi, mayoritas peternak bahwa, kebersihan

kandang ternak babi mereka jaga dengan baik setiap pagi setelah babi mereka beri

makan langsung mereka bersihkan dengan cara menyiram kandang agar sisa kotoran

ternak yang semalam bisa mereka bersihkan.Senada dengan penjelasan diatas peternak

juga menegaskan bahwa; Setiap tiga sampai empat kali dalam seminggu rutin mereka

lakukan pembersihan pada kandang, agar ternak babi nyaman dan tidak stres, bau

kandang juga tidak terlalu menyengat atau busuk sehingga kenyamanan ternak terjaga.

28
Hasil wawancara tentang kebersihan kandang ternak babidapat mereka disimpulkan

mayoritas peternak mengatakan bahwa kebersihan kandang ternak babirutin mereka

lakukan untuk menghindari ternak babi mereka stres dan mudah terserang/terkena

penyakit, disamping itu bau kandang yang menyengat/busuk dapat hilang dan tidak

menggangu lingkungan sekitar di Desa Mannababa Kecamatan Tandukkalua’

Kabupaten Mamasa. Berdasarkan Hafes And Miles(2009) Penyakit pada ternak

merupakan hal yang sangat dikhawatir oleh para peternak karena akan sangat

berdampak tidak baik pada kelangsungan hidup ternak mereka. Oleh karena itu wajib

kiranya para peternak mengetahui pencegahan yang harus peternak lakukan jika ternak

mereka terserang penyakit. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak

75%, peternak mengatakan tentang penyakit dan cara pencegahan pada ternak babi,

mayoritas peternak mengatakan, kebersihan kandang merupakan salah satu bentuk

pencegahan penyakit pada ternak mereka, tapi apa bila ada ternak babi mereka sakit

maka ternak tersebut mereka pisahkan dikhawatirkan penyakitnya dapat menulari

ternak-ternak babi lainnya, lalu mereka lakukan pemberian perhatian khusus pada

ternak yang sakit tersebut.

Senada dengan penjelasan diatas, peternak juga mengatakan terkait penyakit

dan cara pencegahan pada ternak babi bahwa, mereka sangat mengharapkan kehadiran

dinas-dinas terkait untuk terjung langsung ke peternak untuk melakukan vaksin pada

ternak-ternak mereka, karena itu salah satu bentuk pencegahan penyakit pada ternak

mereka dan sangat membantu para peternak, serta Kalau ada ternak yang sakit,

terkadang mereka berikan ramuan-ramuan tradisional seperti yang peternak-peternak

dahulu lakukan kalau ada ternak mereka yang sakit, itu resep turun temurun yang

29
mereka berikan pada mereka, seperti rebusan air pepaya, atau air perasan daung

pepaya. itu juga merupakan salah satu cara menjega penyakit pada ternak babi mereka.

Hasil wawancara yang telah dilakukan dapat disimpulkan mayoritas peternak

babi di Desa Mannababa Kecamatan Tandukkalua’ Kabupaten Mamasa mengatakan

bahwa pada umumnya penyakit dan cara pencegahan pada ternak babi mereka lakukan

secara tradisional dengan menggunakan resep–resep turun temurun serta pengalaman

mereka beternak.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan data yang yang berhasil dikumpulkan dan dideskripsikan serta

dianalisis maka dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen pemeliharaan ternak babi

pada peternakan rakyat di Desa Mannababa Kecamatan Tandukkalua’ Kabupaten

Mamasa pada dasarnya terdiri dari:

1. Manajemen pakan

Dimana manajemen pakan di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti kandungan

pada pakan, frekuensi pemberian, dan sumber pakan disimpulkan bahwa mayoritas

peternak babi di Desa Mannababa Kecamatan Tandukkalua’ Kabupaten Mamasa

mengatakan bahwa dari faktor kandungan pakan mereka tidak mengetahui tentang

kandungan pakan yang diberikan pada ternak babi mereka hanya memberikan sesuia

yang tersedia dan yang ada seperti daun-daunan dan sisa-sisa makanan yang ada.

30
2. Manajemen Perkandangan Dimana manajemen perkandangan di pengaruhi oleh

beberapa faktor seperti kontruksi dan jumlah kandang disimpulkan bahwa mayoritas

peternak babi di Desa Mannababa Kecamatan Tandukkalua’ Kabupaten Mamasa

mengatakan bahwa terkait dengan kontruksi dan jumlah kandang para peternak

menggunakan semua bahan yang telah tersedia di sekitar lingkungan peternak dan

untuk jumlah kandang mereka hanya memunyai satu kandang besar kemu dipetek–

petak sesuai jumlah piaraan mereka.

3. Manajemen Kesehatan

Dimana manajemen kesehatan di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti

kebersihan kandang ternak dan penyakitdan pencegahan pada ternak babi disimpulkan

bahwa mayoritas peternak babi di Desa Mannababa Kecamatan Tandukkalua’

Kabupaten Mamasa mengatakan bahwa dari faktor kebersihan kandang ternak

mayoritas peternak mengatakan bahwa kebersihan kandang ternak babi rutin mereka

lakukan untuk menghindari ternak babi mereka stres dan mudah terserang/terkena

penyakit, disamping itu bau kandang yang menyengat/busuk dapat hilang dan tidak

menggangu lingkungan sekitar di Desa Mannababa Kecamatan Tandukkalua’

Kabupaten Mamasa. Sedangkan faktor penyakit dan pencegahan pada ternak babi

disimpulkan bahwa mayoritas peternak babi di Desa Mannababa Kecamatan

Tandukkalua’ Kabupaten Mamasa mengatakan pada umumnya penyakit dan cara

31
pencegahan pada ternak babi mereka lakukan secara tradisional dengan menggunakan

resep–resep turun temurun serta pengalaman mereka beternak.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraian di atas, dipaparkan beberapa masukan

yang dianggap berkaitan dengan penelitian ini sebagai berikut:

1. Diharapkan penelitian manajemen pemeliharaan ternak babi pada peternakan

rakyat di Desa Mannababa Kecamatan Tandukkalua’ Kabupaten Mamasa dapat

menjadi referensi baru/sumber pembelajaran bagi para peternak babi khususnya di Desa

Mannababa Kecamatan Tandukkalua’ Kabupaten Mamasa agar lebih maju kedepannya.

2. Diharapkan pemerintah terkait dapat memberikan edukasi pada peternak babi

khususnya di Desa Mannababa Kecamatan Tandukkalua’ Kabupaten Mamasa tentang

manajemen pemeliharaan ternak babi yang baik agar peternak dapat lebih

paham/mengetahui bagaimana beternak dengan baik dan benar.

32
DAFTAR PUSTAKA

Anderson Cit Bernanrd. 2007.Pengaruh Sistem Perkawinan Dan Paritas Induk Babi
Terhadap Litter Zise Di Usaha Peternakan.

Anonim, 2008. Usaha Ternak Babi. Yogyakarta Kanisius Media. Majalah Ilmiah
Peternakan. Hal. 32-39

Ariana. 2011.Manajemen Perkandangan Babi Dan Desain Ternak Babi DiPeternakan


Farm Karanganyar. Peternakan, ISSN: 2502-5392 Vol. 1 No. 2.

Aritonang. 2010, Pengaruh Perkawinan Antara Tiga Bangsa Babi terhadap prestasi
Anak Lahir Sampai Dengan Di Sapih Di CV.

Ditjennak, 2018. Jenderal Peternakan Dan Kesehatan Ternak Hewann-Kementerian


Pertanian Revublik Indonesia. Statika Peternakan Jakarta.

Fenton Et Al, 2007. Keragaman Jumlah Anak Sekelahiran Dan Bobot Lahir Dan Bobot
Lahir Bangsa Babi Galur Murni Australia, J. Peternakan Integratif, Vol. 1
No.3 ;256-26.

Gordon, 2008. Budidaya Ternak Potensial. Penebar Swadaya. Universitas Bakrie


Fakultas Peternakan. Jakarta.

33
Hardjosubroto., 2011. Performan Reproduksi dan Produksi Ternak Babi pada Usaha
Peternakan Rakyat di Dua Lokasi Berbeda.Majalah Ilmiah Peternakan,
Volume1 Nomor 2.

Hafes And Miles. 2009. Kesehatan Ternak. Gadjamada. Universitas Yogyakarta.

Mutidjo.2011. Pemeliharaan Ternak Babi. Fakultas Peternakan. LuwesKabupaten


Karangannyar .Jawa Tengah ,Hala. 1-2

Sihombing.. 2010. Ilmu Ternak Babi. Gadjamada.Universitas Press


Bulagsumur.Yogyakarta.

Sihombing. 2012. Pedoman Lengkap Dan Usaha Beternak Babi, Yogyakarta.Penerbit


Aksi Agraris Kanisius.

Sutrojo. 2009.Produktivitas Babi Di Indonesia .Seminar Ternak Potong. Jakarta


Peternakan.
Luwes Kabupaten Karangannyar .Jawa Tengah ,Hala. 1-2

Widodo and Hakim. 2012. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak di Lapangan. Universitas


Brawijaya. Malang.

Wiliamsom And Payne. 2010.Pengantar Peternakan Didaerah


Tropis.DiTerjemahkanOleh:Darmadja Dari Buku Aa Antoduktion To Animal
Hasbandy,UniversityPress Yogyakarta.
.
Umisayih, U ,EWina. 2008.Pengolahan Dan Nutrisi Limbah Sebagai Pakan Ternak.

Wartazoa 18 {3} : 127-136

34
LAMPIRAN

35
36
37
38
KUESIONER PENELITIAN

39
IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Tempat Tinggal :

1. Kampung/Desa :

2. Kecamatan :

3. Kabupaten :

Tanggal Wawancara :

Waktu Wawancara :

UNIVERSITAS AL-ASYARIAH MANDAR JURUSAN PETERNAKAN

FAKULTAS PERTANIAN TAHUN 2019

IDENTITAS RESPONDEN

40
Jenis Kelamin :
Umur :
Status :
Jumlah Anggota Keluarga :
Pekerjaan :
Anggota Keluarga :

Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan


Pokok Pokok Sambilan
Kepala Keluarga
Ibu
Anak Pertama
Anak Ke Dua
Anak Ke Tiga

Pendidikan Kepala Keluarga

1. Tingkat Pendidikan formal terakhir yang di capai bapak/ibu/sodara :


a. Tingkat Sekolah d. SMA/Sederajat g. S2/S3
b. SD/Sederajat e. DE/SO
c. SMP/Sederajat F. Sarjana/S1

Pengalaman Beternak/Budidaya Ternak Babi { Lingkari Jawaban Yang Sesuai}

2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu/Sodara Beternak Babi ?................Tahun Atau


Semenjak Tahun……………

3. Apa alasan dan riwayat Bapak/Ibu/Sodara mau beternak babi ?

Kepemilikan

4. Lahan

Keterangan Luas { ha } Fungsi

Lahan Pertanian

Lahan Peternakan

5. Ternak

41
Jenis Ternak Jumlah Ekor Fungsi

Identitas Ternak

6. Berapa jumlah ternak Babi yang Bapak/Ibu/Sodara miliki sekarang ?


Jenis TernK Jumlah
Babi
Jantan
Dewasa(U
mur 2-3
Tahun)

Betina
Dewasa
(Umur 2-3
Tahun)

Jantan Muda
(Umur 1-2
Tahun)

7. Apakah Bapak/Ibu juga memelihara jenis ternak lain selain jenis ternak babi ?

8. Bagaimana status riwayat ke pemilihkan babi Bapak/Ibu/Sodara miliki ?

a. Ternak milik sendiri


b. Bantuan pemerintah
c. Sistem bagi hasil
d. Warisan
e. Kerja sama dengan pihak swasta

9. Bagaimana sistem pengolahan usaha yang Bapak/Ibu/Sodara terapkan?

10. Masalah apa saja yang Bapak/Ibu/Sodara hadapi selama beternak babi ?

Perkandangan

42
11. Kapan Bapak/Ibu/Sodara membuat kandang untuk ternak babi ?

12. Berapa luas kandang yang Bapak/Ibu/Sodara bangun untuk ternak babi ?

13. Berapa jarak kandang dari rumah Bapak/Ibu/Sodara ?

14. Bahan apa Bapak/Ibu/Sodara gunakan dalam membangun kandang ?

15. Berapa biaya yang Bapak/Ibu/Sodara keluarkan untuk membangun sebuah


kandang?

Bahan-bahan bangunan Harga (Rp)


1. Kayu Rp
2. Bambu Rp
3. Semen Rp
4. Batu Bata Rp
5. Atap (Seng) Rp
6. Paku Rp
7. Kawat Atau Pagar Rp
8. Rp
9. Rp
10. Rp
16. Berapa tahun kandang yang di bangun dapat bertahan ?

17. Berapa kali Bapak/Ibu/Sodara memperbaiki kandang dalam setahun ?

18. Berapa biaya pemeliharaan kandang yang Bapak/Ibu/Sodara keluarkan dalam


per bulan ?

Pemberian pakan (Lingkari jawaban yang sesuai)

19. Ternak Bapak/Ibu/Sodara di pelihara secara

a. Di lepas berkeliaran sepanjang hari

b. Di lepas siang hari dan diikat pada malam hari

c. Di kandangkan sepanjang jalan

d. Di kandangkan pada malam hari saja

20. Sistem pemberian pakan yang Bapak/Ibu/Sodara lakukan

43
a. Menggembalakan di padang penggembalaan
b. Di berikan rumput potongan
c. Membeli dari pihak lain
d. Kombinasi ( Di gembalakan dan di berikan rumput potongan )

21. Jenis rumput dan leguminosa yang di berikan kepada ternak babi ?

22. Berapa persentase rumput yang Bapak/Ibu/Sodara berikan kepada ternak ?

Jenis Pakan Jumlah

23. Jenis pakan tambahan yang Bapak/Ibu/Sodara berikan kepada ternak babi ?

Jenis Pakan Tambahan Jumlah

24. Jika pakan yang di berikan adalah konsentrat,berapa komposisi bahan yang di
berikan ?

Komposisi Bahan Kimia Jumlah (kg)

Dedak

25. Berapa komposisi kimia bahan yang di gunakan ?

44
Komposisi Kimia Bahan Jumlah (kg)

Protein

Enenerrgi

26. Apakah ada flutuasi jumlah dan waktu dalam pemberian pakan konsentrat
tersebut? Jika Ya,pada bulan apa saja dan konsentrat jenis apa yang Bapak/Ibu/Sodara
berikan pada ternak ?

27. Usaha yang Bapak/Ibu/Sodara lakukan untuk penyediaan pakan ?


a. Menanam rumput

b. Menanam leguminosa

c. Menanam rumput dan leguminosa

d. Pengawetan hijauan

28. Jika pakan konsentrat yang di berikan,berapa biaya yang dj keluarkan untuk
membeli pakan tersebut ?

29. Berapa kali dalam sehari pakan konsentrat di berikan ?


a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali

30. Bagaimana cara pemberian pakan konsentrat pada ternak Bapak/Ibu/Sodara ?

31. Bagaimana ketersediaan pakan hijauan sepanjang tahun ?


a. Selalu tersedia
b. Musiman/fluktuasi
c. Kurang

32. Apaka ada perbedaan ketersediaan pakan dalam setahun ?

Jenis Pakan Jumlah (kg)

45
Kesehatan

33. Apakah ternak yang Bapak/Ibu/Sodara pelihara perna terjangkit penyakit ?(Ya
Atau Tidak), Jika ya jenis penyakit apa yang perna menjangkit ternak
Bapak/Ibu/Sodara ?

34. Bagaimana cara Bapak/Ibu/Sodara menanggulangi penyakit tersebut ?

a. Menangani sendiri dengan pengobatan tradisional


b. Pemanggilan mantra hewan
c. Tidak di lakukan pengobatan
d. Ternak yang sakit langsung di jual

35. Berapa biaya yang Bapak/Ibu/Sodara keluarkan untuk kesehatan ternak ?

46

Anda mungkin juga menyukai