Materi Ajar Kebijakan Dan Strategi Pengelolaan ALD Nov 2020 Edit Asri
Materi Ajar Kebijakan Dan Strategi Pengelolaan ALD Nov 2020 Edit Asri
Materi Ajar Kebijakan Dan Strategi Pengelolaan ALD Nov 2020 Edit Asri
DIREKTORAT J E N D E R A L CIPTA K A R Y A
D I R E K T O R A T S A N I T A S I
Urusan Pemerintahan
Air Limbah
Domestik
AIR LIMBAH &
SAMPAH
BADAN AIR
GROUND WATER
18,5 JUTA JIWA (6,92%) 20,3 JUTA JIWA (7,61%) 25,3 JUTA JIWA (9,48%)
BUANG AIR BESAR DI MEMBUANG AIR LIMBAH
MEMBUANG SAMPAH KE
RUANG TERBUKA TIDAK TEROLAH
BADAN AIR
LANGSUNG KE BADAN AIR
5
pengolahan tinja lanjutan secara aman, baik pada IPLT maupun pada IPAL yang telah dilengkapi dengan
pengolahan lumpur lanjutan.
4
Penggunaan fasilitas sanitasi yang sudah memutus kontak antara tinja dengan manusia secara higienis, seperti :
• Tangki septik (sesuai SNI 2398:2017) yang dilengkapi leher angsa
• Lubang tanah / cubluk yang dilengkapi leher angsa pada wilayah perdesaan dengan kepadatan < 25 jiwa/ha
3 higienis, seperti :
• Lubang tanah/ cubluk di Perkotaan
• Fasilitas sanitasi yang tidak dilengkapi dengan leher angsa
BABS TERTUTUP
2 Penggunaan fasilitas sanitasi yang memiliki tempat pembuangan akhir tinja berupa kolam/sawah/sungai/ danau/laut
atau pantai/tanah lapang/kebun
BABS TERBUKA
1 Praktik buang air besar di hutan, kebun, sungai, pantai, atau ruang terbuka lainnya.
PP NO. 2/ 2018
PermenPUPR No. 29/PRT/M/2018
Outcome :
Pelayanan minimal akses dasar air limbah domestik
atau bagi masyarakat yang bermukim di wilayah
pengembangan SPALD-S dengan kondisi wilayah
perdesaan dengan kepadatan penduduk pada
Cubluk Tangki Septik wilayah terbangun lebih kecil dari 25 jiwa/Ha.
JAMBAN SUB-SISTEM PENGOLAHAN SETEMPAT
Outcome :
Pelayanan akses aman air limbah domestik bagi
masyarakat yang bermukim di wilayah
pengembangan SPALD-S dengan kondisi wilayah
SUB-SISTEM SUB-SISTEM
pedesaan dengan kepadatan penduduk pada
JAMBAN SUB-SISTEM wilayah terbangun lebih besar dari 25 jiwa/Ha dan
PENGOLAHAN PENGOLAHAN
PENGANGKUTAN LUMPUR TINJA
SETEMPAT seluruh wilayah perkotaan.
Outcome:
Pelayanan akses aman air limbah domestik bagi masyarakat yang bermukim di wilayah pengembangan SPALD-T
dengan kondisi wilayah pedesaan dengan kepadatan penduduk pada wilayah terbangun lebih besar dari 25 jiwa/Ha.
No Komponen SPALD-T Indikator Target Pelayanan Output Ketentuan Teknis
1 Sub-sistem Rumah yang Jumlah rumah yang Tersedianya Penyediaan Sambungan Rumah sesuai dengan Permen PU 04 tahun 2017
Pelayanan memiliki memiliki sambungan
rumah yang air Penyediaan Jaringan Pengumpulan Air Limbah Domestik sesuai dengan
2 Sub-sistem sambungan sambungan Rumah limbahnya diolah Permen PU 04 tahun 2017
Pengumpulan rumah dan air dan air limbahnya di IPALD bagi • Penyediaan prasarana IPALD sesuai dengan Permen PU 04 tahun 2017
limbahnya diolah di IPALD rumah yang • Penyediaan jasa pengolahan air limbah domestik di desain sehingga
3 Sub- sistem berada di area
diolah di IPALD efluennya memenuhi baku mutu air limbah domestik
pengolahan pengembangan
terpusat SPALD-T • Penyediaan unit pengolahan lumpur dengan kapasitas sesuai dengan
NSPK atau pengolahan lumpur di IPLT (termasuk pelayanan
pengangkutan).
PENILAIAN P E N I L A I A N K I N E R J A P E M E N U H A N P E L AYA N A N S P M
KINERJA 1. Penyediaan Pelayanan SPALD-S
PEMENUHAN A. Bagi wilayah permukiman dengan kepadatan penduduk < 25 jiwa/Ha
Indikator pelayanan : Rumah yang memiliki akses pengolahan air limbah domestik berupa cubluk
PELAYANAN SPM
Penilaian kinerja :
σ 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑆𝑎𝑚𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑅𝑢𝑚𝑎ℎ & 𝑎𝑖𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑖𝑜𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖 𝐼𝑃𝐴𝐿𝐷
× 100%
σ 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑑𝑖 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑆𝑃𝐴𝐿𝐷 − 𝑇
MULTI ASPEK PENGELOLAAN SANITASI BERKELANJUTAN
• Ketersediaan sarana dan prasarana
• Pengelolaan sarana prasarana sesuai spesifikasi teknis
• Perubahan perilaku hidup • Ketersediaan regulasi (termasuk
besih sehat masyarakat pengaturan tariff)
PERAN SERTA • Penegakan hukum
MASY ASPEK TEKNIS
Aspek
Pengaturan
ASPEK
• Komitmen kepala daerah KELEMBAGAAN Aspek
• Ketersediaan operator • Tariff setting yang memungkinkan cost
Keuangan
• SDM kompeten recovery
ISU & TANTANGAN BIDANG SANITASI
TEKNIS UMUM
• O&P Infrastruktur belum sesuai SOP • Terdapat Gap target dan capaian akses sanitasi
• Kualitas Dokumen Perencanaan yang belum memadai • Tantangan Pemenuhan SPM Kab/Kota
• Infrastruktur yang ada sulit memenuhi Baku Mutu • Pemenuhan target Sanitasi belum menjadi prioritas kab/kota
Effluen Air Limbah Domestik
• Terbatasnya penerapan inovasi teknologi REGULASI
KELEMBAGAAN • Belum tersedianya Payung Hukum Nasional untuk Air
• Kurangnya Komitmen Kepala Daerah Limbah Domestik
• Sebagian besar kab/kota belum melakukan pemisahan • Banyak kab/kota yang belum memiliki Perda yang
operator & regulator mengatur tentang Sanitasi
• Kualitas SDM Pengelola masih rendah dan belum • Lemahnya penegakan hukum
tersertifikasinya pelaksana pengelolaan sanitasi • Kurangnya diseminasi NSPK Bidang Sanitasi
• Lemahnya pembinaan operasional sarana prasarana IBM PENDANAAN
PERAN SERTA MASYARAKAT • Terdapat GAP ketersediaan dana pembangunan sanitasi dengan
kebutuhan
• Rendahnya kesadaran masyarakat terkait akses layak • Rendahnya utilisasi Dana DAK & Hibah Sanitasi
dan aman sanitasi ditunjukkan dengan tingginya angka • Rendahnya alokasi Biaya O&P Bidang Sanitasi
BABS dan BABS terselubung • Skema tarif layanan sanitasi yang belum full cost recovery
• Belum maksimalnya penciptaan supply & demand untuk • Belum tergali & termanfaatka nya sumber pendanaan alternatif
sanitasi di level masyarakat dan penyedia barang /jasa • Potensi kerjasama dengan swasta belum dioptimalkan
KEBIJAKAN PENANGANAN SANITASI 2020-2024
• Penyusunan NSPK yang mendukung penyelenggaraan pengelolaan sanitasi;
• Mendorong penguatan regulasi pengelolaan sanitasi di daerah.
Pengembangan perangkat regulasi • Mendorong dan menjaga komitmen kepala daerah dan pemangku kepentingan lain dalam
pengarusutamaan pembangunan sanitasi di daerah;
penyelenggaraan pengelolaan
• Mendorong pembentukan dan perkuatan institusi pengelola sanitasi di daerah;
sanitasi
• Mendorong pembentukan dan perkuatan kelembagaan pengelola sanitasi ditingkat masyarakat;
Penguatan kelembagaan • Mengembangkan dan mengkoordinasikan mekanisme serah terima aset sarpras terbangun kepada daerah
yang lebih efektif
pengelolaan sanitasi
• Meningkatkan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana air limbah domestik baik melalui
penyediaan sarpras SPALD setempat maupun terpusat dan persampahan khususnya pada
Kabupaten/Kota Prioritas;
Peningkatan cakupan pelayanan dan • Fasilitasi pemerintah daerah dalam peningkatan utilitasi sarana prasarana terbangun;
kualitas sistem pengelolaan sanitasi • Fasilitasi penyiapan readiness criteria pada Kab/Kota Prioritas;
• Mengembangkan dan penerapan kajian inovasi teknologi;
Peningkatan peran masyarakat dan • Optimalisasi pemanfaatan sistem informasi yang terintegrasi dengan platform database sanitasi lainnya;
dunia usaha/swasta dalam • Penguatan monitoring dan evaluasi implementasi keberlanjutan program sanitasi.
penyelenggaraan sanitasi • Meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan, pengembangan sistem
pengelolaan sanitasi;
Pengembangan alternatif sumber • Mendorong perubahan perilaku dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya
pengelolaan sanitasi;
pembiayaan
• Mendorong peningkatan pemulihan biaya (circular economy) dalam pengelolaan sanitasi;
• Sinkronisasi pemrograman pada berbagai sumber pendanaan untuk penyelenggaraan sanitasi;
• Mendorong kerjasama pendanaan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam bidang sanitasi.
STRATEGI PENANGANAN SANITASI 2020-2024
TEKNIS KOLABORASI & KEMITRAAN
• Peningkatan Kualitas Dokumen Perencanaan • Kolaborasi antar K/L di level Nasional, khususnya Kemendagri dalam
• Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Konstruksi mendorong pengelolaan sanitasi berkelanjutan di Kab/Kota
• Penjaminan Mutu Infrastruktur dengan memastikan • Kerjasama dengan Lembaga Pendidikan & Penelitian u/ Pengembangan
kelaikan fungsi dengan penerapan commisioning Inovasi & Sertifikasi pelaku sanitasi
• Pendampingan operasional tahap awal bagi pengelola • Kolaborasi dengan mitra pembagunan sanitasi dalam penguatan pemda
• Mendorong penerapan inovasi teknologi sanitasi, termasuk dan masyarakat
Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan • Mendorong Peran Provinsi dalam mensupport program sanitasi kab/kota
KELEMBAGAAN REGULASI
• Advokasi Kepada Kepala Daerah
• Mendorong terciptanya UU atau PP untuk Air Limbah Domestik
• Pendampingan pemisahan operator & regulator
• Pendampingan penyusunan Perda bidang Sanitasi
• Pendampingan operasional tahap awal bagi pengelola
• Diseminasi NSPK Bidang Sanitasi
• Pelatihan & Sertifikasi bagi SDM Pengelola
• Integrasi Pengelolaan Air limbah domestik dengan Air Minum PENDANAAN
PERAN SERTA MASYARAKAT& SWASTA • Pengarusutamaan program prioritas / strategis Nasional (Stunting,
KSPN, Pasca Bencana dsb)
• Kampanye publik • Pendampingan penyusunan tarif
• Demand & Supply Creation untuk sanitasi di level masyarakat • Mendorong Pemda untuk memaksimalkan utilisasi Dana DAK & Hibah
dan penyedia barang /jasa Sanitasi
• Mendorong pemanfaatan potensi kerjasama dengan swasta • Menggali potensi sumber pendanaan alternative & mendorong pemda
baik dalam penyediaan infrastruktur maupun pengelolaan untuk memanfaatkannya
PRIORITAS PENANGANAN AIR LIMBAH 2020-2024
SPALD-S SPALD-T
1 IPLT 1 IPALD REGIONAL & IPALD SKALA KOTA
• Wilayah resiko sangat tinggi : kepadatan > 250 jiwa/ha & klasifikasi wilayah perkotaan
• Wilayah pendekatan sistem setempat dengan jumlah tangki
• Kab/Kota memiliki kemampuan finansial untuk pengelolaan pasca konstruksi
septik di perkotaan minimum 2.000 KK
• Kab/Kota dengan kepadatan penduduk tinggi
2 IPALD SKALA PERMUKIMAN
2 TANGKI SEPTIK • Wilayah resiko tinggi : kepadatan > 150 jiwa/ha & klasifikasi perkotaan
• Kab/Kota memiliki kemampuan finansial untuk pengelolaan pasca konstruksi
• Wilayah prioritas penanganan stunting
• Dukungan untuk Pemda dalam peningkatan kualitas 3 SANIMAS
Tangki Septik
Instalasi • Wilayah resiko sedang: kepadatan > 150 jiwa/ha
pengolahan • Indeks GDP di atas rata-rata
Lumpur Tinja
(IPLT)
Sambungan
Tangki Septik Rumah
Jaringan
Perpipaan
Instalasi Pengolahan
Truk Tinja Air Limbah (IPAL)
INDIKASI PEMBIAYAAN PENYELENGGARAAN SPALD
• DAK Sanitasi
• Hibah APBN
APBN APBD
SUMBER MASYA
LAIN RAKAT
•Swasta (KPBU, CSR)
• Retribusi
•Lembaga Donor
(Pinjaman/Hibah Luar • Tarif
Negeri)
KONSEP PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK (PERMEN PUPR NO.4 TAHUN 2017)
SKALA
SKALA KOMUNAL
Sistem INDIVIDUAL
Pengelolaan Air
Limbah
Domestik
Setempat
(SPALD-S) KOMUNAL MCK
INDIVIDUAL
(2-10 KK/ TRUK TINJA IPLT
10-50 Jiwa)
Sub-Sistem Sub-Sistem
Sub-Sistem Pelayanan
Pengumpulan Pengolahan Terpusat
Pengembangan
Teknologi
Pengembangan Agresif
Sistem Terpusat 1.Penerapan teknologi tinggi
dalam pembangunan SPALD
Pengembangan Selektif Terpusat Skala Perkotaan
Sistem Terpusat 1.Pengembangan SPALD dan Kawasan Permukiman
Terpusat Skala Perkotaan 2.Upgrading SPALD Setempat
Optimalisasi Sistem (interceptor -modular- eksisting yang dilengkapi
Setempat IPALD) dengan penerapan layanan
1.Pembangunan baru SPALD Terpus 2.Peningkatan skala lumpur tinja terjadwal
at Skala Perkotaan, Kawasan Per penanganan SPALD
mukiman dan Kawasan Tertentu. Terpusat Kawasan
1.Peningkatan jumlah Tangki 2.Peningkatan kapasitas dan reha Permukiman
septik individual bilitasi SPALD Terpusat Skala Per
2.Mendorong pembangunan kotaan, Kawasan Permukiman, d
tangki septik melalui DAK an Kawasan tertentu.
dan hibah sanitasi
3.Optimalisasi dan
pembangunan IPLT baru
PROGRAM PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK
SKPD
PENDAMPINGAN PENYUSUNAN
RAPERDA AIR LIMBAH
FASILITASI PEMBINAAN DAERAH MENDUKUNG SANITASI BERKELANJUTAN
KEMENTERIAN PUPR
24
ALUR PEMILIHAN JENIS SPALD
PERTIMBANGAN PEMILIHAN TEKNOLOGI SPALD
NO KRITERIA PELAKSANA
1. Sub-sistem Pelayanan
Sambungan Rumah
Pipa induk; dan
Pipa Lateral
• Lubang kontrol (manhole);
• Bangunan penggelontor;
• Stasiun pompa
KRITERIA TEKNIS SPALD – T (lanjutan)
BIOFILTER RBC
IPAL SEMANGGI, SURAKARTA IPAL BANJARMASIN
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK TERPUSAT – SKALA PERKOTAAN
✓ Lahan : Pemerintah
Daerah (Pemda)
✓ Biaya Operasional
Pemeliharaan: Pemda
✓ Pengelolaan: Berbasis
Institusi
Pemerintah Pusat/
Pengolahan Terpusat
Pemda
IPALD SKALA PERKOTAAN DI INDONESIA Status: 17 Juni 2020
Kapasitas SR
Kota Jumlah Sistem People Equivalent *Idle (%) Institusi Pengelola DENPASAR WWTP
(m3/hari) Terpasang
Medan 1 UASB 10.000 100.000 +2% 20.480 PDAM Tirtanadi
Jakarta Zone 0 1 Aerasi/ MBBR 38.880 388.800 +14% 2.602 PD PAL Jaya
Bandung 1 Lagoons 80.835 580.000 +0% 116.000 PDAM Bandung YOGYAKARTA WWTP
Denpasar &
1 Aerated Ponds 51.000 217.861 +21% 14.546 UPT PAL
Badung
IPALD-KOTA
SEMANGGI, SURAKARTA
Menggunakan teknologi
Bio Filter
Telah melayani sekitar
13,3% penduduk Kota
Surakarta atau sekitar
15.550 SR
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK TERPUSAT – SKALA PERMUKIMAN
✓ Lahan : Pemda
✓ Biaya Operasional
Pemeliharaan: Pemda
✓ Pengelolaan: Berbasis
Institusi
Pemerintah Pusat/
Pengolahan Terpusat
Pemda
PROGRAM SPALD-T SKALA PERMUKIMAN BERBASIS MASYARAKAT
✓ Sumber Pendanaan
Infrastruktur:
Pemerintah Pusat
✓ Lahan: Hibah dari
Masyarakat
PROGRAM SANIMAS REGULER
Harapan :
Infrastruktur sanitasi terbangun
dapat berkelanjutan
IPALD-PERMUKIMAN
BERBASIS MASYARAKAT
DESA BATANNYUH,
TABANAN
Menggunakan teknologi
Anaerobic Baffled Reactor
Kapasitas pelayanan 58 kk
(198 jiwa)
Operasi : Tahun 2016
Ke badan air
inlet penerima
SPALD-T SKALA KAWASAN TERTENTU
✓ Cakupan
pelayanan skala
kawasan tertentu
untuk kawasan
komersial dan
kawasan rumah
susun
IPALD
RUSUNAWA SIER
Kapasitas: 60 m3/hari
Penduduk Terlayani:
495 Jiwa
Teknologi: Biofilter
IATPI
SPALD - S
Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK SETEMPAT (SPALD-S)
Tangki Septik
Komunal
INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR
TINJA (IPLT)
• Sarana pengangkut lumpur tinja ini Prasarana utama: Prasarana dan sarana pendukung:
berupa kendaraan pengangkut yang • unit penyaringan secara mekanik • platform (dumping station);
memiliki tangki penampung dari bahan
atau manual; • Kantor, gudang dan bengkel kerja,
baja yang harus dilengkapi dengan:
• unit ekualisasi; laboratorium;
- alat penyedot lumpur tinja berupa • infrastruktur jalan berupa jalan masuk,
• unit pemekatan; untuk memisahkan
pompa vakum dan peralatan selang; jalan operasional, dan jalan inspeksi;
dan padatan dengan cairan yang
dikandung lumpur tinja, sehingga • pagar pembatas, tanaman penyangga;
- tanda pengenal khusus, contoh warna konsentrasi padatan akan meningkat • sumur pantau, fasilitas air bersih, pipa
yang mencolok, tulisan spesifik. atau menjadi lebih kental; pembuangan;
• Untuk lokasi yang tidak dapat dijangkau • unit stabilisasi; • alat pemeliharaan, peralatan
oleh truk, dapat menggunakan • unit pengeringan lumpur; dan/atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);
kendaraan bermotor roda tiga atau
sejenisnya yang telah dimodifikasi sesuai • unit pemrosesan lumpur kering. • pos jaga;
kebutuhan. • sumber energi listrik.
Truk Tinja
PROGRAM SANITASI PERDESAAN PADAT KARYA
B E S T P R A C T I C E : Desa : Sukaraja, Kecamatan : Praya Timur,
SAS A R A N Kabupaten : Lombok Tengah, Provinsi : NTB
46
PROGRAM HIBAH AIR LIMBAH SETEMPAT
Pelaksanaan Pembangunan
Hibah Sanitasi
Model Tangki Septik Kotak, Silinder, dan
Pabrikan
Hibah APBN yang diperuntukkan sebagai insentif atas biaya investasi yang telah dikeluarkan Pemerintah Daerah untuk
pembangunan tangka septik yang meliputi perencanaan, pembangunan, pengawasan sampai terbangunnya tangki
septik yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat penerima manfaat.
Unit Pengolahan :
Thickener – ABR – Aerobic
Biofilter – Kolam Maturasi
dan Belt Filter Press
LLTT
(LAYANAN
LUMPUR TINJA
TERJADWAL)
LAYANAN LUMPUR TINJA TERJADWAL
Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT) merupakan layanan penyedotan lumpur tinja dari tangki septik yang
diberikan secara berkala dan terjadwal berikut pengangkutan lumpur tinja ke fasilitas pengolahannya.
Pengendalian
Layanan Lumpur Tinja Terjadwal Pengolahan Lumpur Tinja
Tangki Septik
KONSEP PENGELOLAAN LUMPUR TINJA
3
1 2
5 4
Merancang Operasi
Melengkapi
Melihat Potensi Kota
Regulasi
Peluncuran
Merencanakan Program
Keuangan
LLTT
Memperkuat Kapasitas
Kelembagaan
Menyiapkan
Menyiapkan Sistem Prosedur
Pengangkutan dan K3
Memasarkan
Melibatkan Mitra Operasi Layanan
Peran PEMDA
Operasional &
01 Persiapan 02 Konstruksi 03 Pemeliharaan