Materi Ajar Kebijakan Dan Strategi Pengelolaan ALD Nov 2020 Edit Asri

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 60

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT J E N D E R A L CIPTA K A R Y A
D I R E K T O R A T S A N I T A S I

KEBIJAKAN DAN STRATEGI


PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN
AIR LIMBAH DOMESTIK

Oleh: Asri Indiyani, ST, MSc.


Subkoordinator Perencanaan Air Limbah Domestik dan Drainase Lingkungan
Dit. Sanitasi, Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN (UU 23 TAHUN 2014)

Urusan Pemerintahan

Urusan Pemerintahan Urusan Pemerintahan Urusan Pemerintahan


Absolut Konkuren Umum

Urusan Wajib Urusan Pilihan

Urusan Wajib Berkaitan dengan Urusan Wajib Tidak Berkaitan


Pelayanan Dasar dengan Pelayanan Dasar

Urusan Pemerintahan Bidang Pekerjaan


Umum dan Penataan Ruang

• Sumber Daya Air • Bangunan Gedung


• Air Minum • Penataan
• Persampahan Bangunan &
• Air Limbah Lingkungannya
• Drainase • Jalan
• Permukiman • Jasa Konstruksi
• Penataan Ruang
PERMENPUPR 13/2020 Drainase
Lingkungan
Tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Kementerian Pekerjaan Umum Dan
Perumahan Rakyat Persampahan

Air Limbah
Domestik
AIR LIMBAH &
SAMPAH
BADAN AIR
GROUND WATER

KONDISI PENGELOLAAN SANITASI DI INDONESIA

18,5 JUTA JIWA (6,92%) 20,3 JUTA JIWA (7,61%) 25,3 JUTA JIWA (9,48%)
BUANG AIR BESAR DI MEMBUANG AIR LIMBAH
MEMBUANG SAMPAH KE
RUANG TERBUKA TIDAK TEROLAH
BADAN AIR
LANGSUNG KE BADAN AIR

Sumber : Survei Susenas BPS, 2019


TARGET PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK

77,44% akses layak (dengan 7,5%


CAPAIAN 2019

akses aman) AKSES LAYAK VS AKSES AMAN


77,44% 8,03% akses belum layak dan 6,92%
KEPEMILIKAN
BABS tertutup
Sendiri dan/atau Sendiri
Sumber : BPS, 2019
7,61% BABS terbuka Bersama

TEKNOKRATIK RENSTRA BANGUNAN


RPJMN 2020-2024 PUPR 2020-2024 ATAS
Kloset Leher Angsa Kloset Leher Angsa
Meningkatkan proporsi rumah tangga yang menempati hunian
dengan akses air limbah domestik yang layak menjadi 90%
(termasuk 15% di dalamnya akses aman) Perkotaan
Tangki Septik BANGUNAN
Tidak ada BAWAH Tangki Septik yang
penyedotan lumpur disedot berkala
Standar Pelayanan Minimal (PP No 2 Tahun 2018) bekala & dan
pengolahan lumpur IPALD dengan
lanjutan pengolahan lumpur
Setiap warga negara yang berdomisili pada lanjutan
kabupaten/kota berhak mendapatkan pelayanan Perdesaan
pengolahan air limbah domestik Lubang
tanah/cubluk
SANITATION LADDER
(TPB/RPJMN 2020-2024 –Adaptasi)
AKSES SANITASI AMAN
Penggunaan fasilitas sanitasi layak sendiri (tidak sharing dengan rumah tangga lain), dimana telah dilakukan

5
pengolahan tinja lanjutan secara aman, baik pada IPLT maupun pada IPAL yang telah dilengkapi dengan
pengolahan lumpur lanjutan.

AKSES SANITASI LAYAK

4
Penggunaan fasilitas sanitasi yang sudah memutus kontak antara tinja dengan manusia secara higienis, seperti :
• Tangki septik (sesuai SNI 2398:2017) yang dilengkapi leher angsa
• Lubang tanah / cubluk yang dilengkapi leher angsa pada wilayah perdesaan dengan kepadatan < 25 jiwa/ha

AKSES SANITASI BELUM LAYAK


Praktik buang air besar pada fasilitas yang tidak menjamin terputusnya kontak antara tinja dengan manusia secara

3 higienis, seperti :
• Lubang tanah/ cubluk di Perkotaan
• Fasilitas sanitasi yang tidak dilengkapi dengan leher angsa
BABS TERTUTUP
2 Penggunaan fasilitas sanitasi yang memiliki tempat pembuangan akhir tinja berupa kolam/sawah/sungai/ danau/laut
atau pantai/tanah lapang/kebun

BABS TERBUKA
1 Praktik buang air besar di hutan, kebun, sungai, pantai, atau ruang terbuka lainnya.
PP NO. 2/ 2018
PermenPUPR No. 29/PRT/M/2018

STANDAR PELAYANAN MINUM AIR LIMBAH DOMESTIK


“setiap WNI mendapatkan pelayanan
pengolahan air limbah domestik”

MUTU PELAYANAN DASAR PENERIMA PELAYANAN DASAR

Setiap rumah memiliki minimal satu akses pengolahan


air limbah domestik melalui SPALDS dan/atau SPALDT Setiap Warga Negara yang
berdomisili pada
kabupaten/kota.

Prioritas penerima layanan


Akses dasar untuk wilayah perdesaan dengan adalah Warga Negara
kepadatan terbangun <25 jiwa/ha. Berpenghasilan rendah yang
berdomisili pada area berisiko
Akses aman untuk wilayah perdesaan dengan pencemaran air limbah
kepadatan terbangun >25 jiwa/ha dan seluruh wilayah domestik dan dekat badan
perkotaan. air.
PASAL 6
MUTU PELAYANAN
DASAR Mutu Pelayanan Dasar pengolahan Air Limbah Domestik meliputi
kuantitas dan kualitas pelayanan sesuai dengan norma, standar
AIR LIMBAH
DOMESTIK 1) Kuantitas
Setiap rumah memiliki minimal satu akses pengolahan air limbah domestik

2) Kualitas Pelayanan Dasar


1. Kualitas pelayanan minimal air limbah domestik melalui
pelayanan akses dasar bagi masyarakat yang bermukim di
wilayah perdesaan dengan kepadatan penduduk pada
wilayah terbangun lebih kecil dari 25 jiwa/Ha; dan

2. Kualitas pelayanan minimal air limbah domestik melalui


pelayanan akses aman bagi masyarakat yang bermukim di
wilayah perdesaan dengan kepadatan penduduk pada
wilayah terbangun lebih besar dari 25 jiwa/Ha dan seluruh
wilayah perkotaan.

PermenPUPR No. 29/PRT/M/2018


PENERIMA PASAL 7

PELAYANAN • Penerima Pelayanan Dasar Air Limbah Domestik Pemerintah Daerah


provinsi, yaitu rumah tangga yang termasuk dalam wilayah pelayanan
DASAR pengolahan Air Limbah Domestik regional, terutama diprioritaskan pada
masyarakat miskin atau tidak mampu dan berdomisili pada Area Berisiko
AIR LIMBAH Pencemaran Air Limbah Domestik dan dekat badan air.
DOMESTIK
• Penerima Pelayanan Dasar Air Limbah Domestik Pemerintah Daerah
kabupaten/kota, yaitu rumah tangga yang termasuk dalam wilayah
pelayanan pengolahan Air Limbah Domestik kabupaten/kota, terutama
diprioritaskan pada masyarakat miskin atau tidak mampu dan berdomisili
pada Area Berisiko Pencemaran Air Limbah Domestik dan dekat badan air.

PermenPUPR No. 29/PRT/M/2018


Pelayanan dasar air limbah domestik melalui SPALD-S
dengan kualitas pelayanan akses DASAR

Outcome :
Pelayanan minimal akses dasar air limbah domestik
atau bagi masyarakat yang bermukim di wilayah
pengembangan SPALD-S dengan kondisi wilayah
perdesaan dengan kepadatan penduduk pada
Cubluk Tangki Septik wilayah terbangun lebih kecil dari 25 jiwa/Ha.
JAMBAN SUB-SISTEM PENGOLAHAN SETEMPAT

Pelayanan SPALD-S dengan kualitas pelayanan akses dasar

Komponen SPALD-S Indikator Target Pelayanan Output Ketentuan Teknis


1) Sub-sistem • Rumah yang memiliki • Jumlah rumah yang • Tersedianya cubluk • Penyediaan cubluk sesuai
Pengolahan akses cubluk dan/atau memiliki akses ke dan/atau tangki septik dengan Permen PU 04 tahun
Setempat tangki septik cubluk dan/atau bagi setiap rumah 2017
tangki septik • Penyediaan tangki septik
sesuai dengan SNI 2398-2017
Pelayanan dasar air limbah domestik melalui SPALD-S
dengan kualitas pelayanan akses AMAN

Outcome :
Pelayanan akses aman air limbah domestik bagi
masyarakat yang bermukim di wilayah
pengembangan SPALD-S dengan kondisi wilayah
SUB-SISTEM SUB-SISTEM
pedesaan dengan kepadatan penduduk pada
JAMBAN SUB-SISTEM wilayah terbangun lebih besar dari 25 jiwa/Ha dan
PENGOLAHAN PENGOLAHAN
PENGANGKUTAN LUMPUR TINJA
SETEMPAT seluruh wilayah perkotaan.

Komponen SPALD-S Indikator Target Pelayanan Output Ketentuan Teknis


1) Sub-sistem • Rumah yang Jumlah rumah yang memiliki • Tersedianya tangki septik bagi • Penyediaan tangki septik sesuai dengan
Pengolahan Setempat memiliki akses ke akses ke tangki septik setiap rumah SNI 2398-2017
(tangki septik) tangki septik
2) Sub-sistem • Rumah yang • Jumlah sarana • Tersedianya sarana pengangkutan • Penyediaan sarana pengangkutan sesuai
Pengangkutan lumpur tinjanya pengangkutan sesuai dengan perencanaan dengan Permen PU 04 tahun 2017
• Jumlah rumah yang
telah disedot tangki septiknya telah • Tersedianya jasa penyedotan bagi • Penyediaan jasa penyedotan lumpur tinja
disedot setiap rumah minimal 3 tahun sekali
Tersedianya IPLT dengan kapasitas • Penyediaan prasarana IPLT sesuai dengan
• Rumah yang Jumlah rumah yang pelayanan sesuai dengan jumlah
Sub-sistem Permen PU 04 tahun 2017
lumpur tinjanya lumpur tinjanya telah rumah yang berdomisili di area
3) Pengolahan Lumpur pengembangan akses aman SPALD-S • Penyediaan jasa pengolahan lumpur tinja
telah diolah di diolah di IPLT
Tinja (IPLT) Kabupaten/kota pada IPLT dengan efluen yang memenuhi
IPLT
baku mutu air limbah domestik
Pelayanan dasar air limbah domestik melalui SPALD-T
dengan kualitas pelayanan akses AMAN

JAMBAN SUB-SISTEM PELAYANAN SUB SISTEM PENGUMPULAN SUB-SISTEM PENGOLAHAN TERPUSAT

Outcome:
Pelayanan akses aman air limbah domestik bagi masyarakat yang bermukim di wilayah pengembangan SPALD-T
dengan kondisi wilayah pedesaan dengan kepadatan penduduk pada wilayah terbangun lebih besar dari 25 jiwa/Ha.
No Komponen SPALD-T Indikator Target Pelayanan Output Ketentuan Teknis
1 Sub-sistem Rumah yang Jumlah rumah yang Tersedianya Penyediaan Sambungan Rumah sesuai dengan Permen PU 04 tahun 2017
Pelayanan memiliki memiliki sambungan
rumah yang air Penyediaan Jaringan Pengumpulan Air Limbah Domestik sesuai dengan
2 Sub-sistem sambungan sambungan Rumah limbahnya diolah Permen PU 04 tahun 2017
Pengumpulan rumah dan air dan air limbahnya di IPALD bagi • Penyediaan prasarana IPALD sesuai dengan Permen PU 04 tahun 2017
limbahnya diolah di IPALD rumah yang • Penyediaan jasa pengolahan air limbah domestik di desain sehingga
3 Sub- sistem berada di area
diolah di IPALD efluennya memenuhi baku mutu air limbah domestik
pengolahan pengembangan
terpusat SPALD-T • Penyediaan unit pengolahan lumpur dengan kapasitas sesuai dengan
NSPK atau pengolahan lumpur di IPLT (termasuk pelayanan
pengangkutan).
PENILAIAN P E N I L A I A N K I N E R J A P E M E N U H A N P E L AYA N A N S P M
KINERJA 1. Penyediaan Pelayanan SPALD-S
PEMENUHAN A. Bagi wilayah permukiman dengan kepadatan penduduk < 25 jiwa/Ha
Indikator pelayanan : Rumah yang memiliki akses pengolahan air limbah domestik berupa cubluk
PELAYANAN SPM
Penilaian kinerja :

σ 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑜𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑢𝑝𝑎 𝑐𝑢𝑏𝑙𝑢𝑘


× 100%
σ 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑑𝑖 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑆𝑃𝐴𝐿𝐷𝑆 𝑑𝑔𝑛 𝑘𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 < 25 𝑗𝑖𝑤𝑎/𝐻𝑎

B. Bagi wilayah permukiman dengan kepadatan penduduk > 25 jiwa/Ha


Indikator pelayanan : Rumah yang lumpur tinja- nya telah diolah di IPLT
Penilaian kinerja :

σ 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑢𝑚𝑝𝑢𝑟 𝑡𝑖𝑛𝑗𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖𝑜𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖 𝐼𝑃𝐿𝑇


× 100%
σ 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑑𝑖 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑆𝑃𝐴𝐿𝐷𝑆 𝑑𝑔𝑛 𝑘𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 > 25 𝑗𝑖𝑤𝑎/𝐻𝑎

2. Penyediaan pelayanan SPALD-T


Indikator pelayanan: Rumah yang memiliki sambungan rumah dan air limbah nya diolah di IPALD
Penilaian kinerja: .

σ 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑆𝑎𝑚𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑅𝑢𝑚𝑎ℎ & 𝑎𝑖𝑟 𝑙𝑖𝑚𝑏𝑎ℎ𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑖𝑜𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑖 𝐼𝑃𝐴𝐿𝐷
× 100%
σ 𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ 𝑑𝑖 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑆𝑃𝐴𝐿𝐷 − 𝑇
MULTI ASPEK PENGELOLAAN SANITASI BERKELANJUTAN
• Ketersediaan sarana dan prasarana
• Pengelolaan sarana prasarana sesuai spesifikasi teknis
• Perubahan perilaku hidup • Ketersediaan regulasi (termasuk
besih sehat masyarakat pengaturan tariff)
PERAN SERTA • Penegakan hukum
MASY ASPEK TEKNIS
Aspek
Pengaturan

ASPEK
• Komitmen kepala daerah KELEMBAGAAN Aspek
• Ketersediaan operator • Tariff setting yang memungkinkan cost
Keuangan
• SDM kompeten recovery
ISU & TANTANGAN BIDANG SANITASI
TEKNIS UMUM
• O&P Infrastruktur belum sesuai SOP • Terdapat Gap target dan capaian akses sanitasi
• Kualitas Dokumen Perencanaan yang belum memadai • Tantangan Pemenuhan SPM Kab/Kota
• Infrastruktur yang ada sulit memenuhi Baku Mutu • Pemenuhan target Sanitasi belum menjadi prioritas kab/kota
Effluen Air Limbah Domestik
• Terbatasnya penerapan inovasi teknologi REGULASI
KELEMBAGAAN • Belum tersedianya Payung Hukum Nasional untuk Air
• Kurangnya Komitmen Kepala Daerah Limbah Domestik
• Sebagian besar kab/kota belum melakukan pemisahan • Banyak kab/kota yang belum memiliki Perda yang
operator & regulator mengatur tentang Sanitasi
• Kualitas SDM Pengelola masih rendah dan belum • Lemahnya penegakan hukum
tersertifikasinya pelaksana pengelolaan sanitasi • Kurangnya diseminasi NSPK Bidang Sanitasi
• Lemahnya pembinaan operasional sarana prasarana IBM PENDANAAN
PERAN SERTA MASYARAKAT • Terdapat GAP ketersediaan dana pembangunan sanitasi dengan
kebutuhan
• Rendahnya kesadaran masyarakat terkait akses layak • Rendahnya utilisasi Dana DAK & Hibah Sanitasi
dan aman sanitasi ditunjukkan dengan tingginya angka • Rendahnya alokasi Biaya O&P Bidang Sanitasi
BABS dan BABS terselubung • Skema tarif layanan sanitasi yang belum full cost recovery
• Belum maksimalnya penciptaan supply & demand untuk • Belum tergali & termanfaatka nya sumber pendanaan alternatif
sanitasi di level masyarakat dan penyedia barang /jasa • Potensi kerjasama dengan swasta belum dioptimalkan
KEBIJAKAN PENANGANAN SANITASI 2020-2024
• Penyusunan NSPK yang mendukung penyelenggaraan pengelolaan sanitasi;
• Mendorong penguatan regulasi pengelolaan sanitasi di daerah.

Pengembangan perangkat regulasi • Mendorong dan menjaga komitmen kepala daerah dan pemangku kepentingan lain dalam
pengarusutamaan pembangunan sanitasi di daerah;
penyelenggaraan pengelolaan
• Mendorong pembentukan dan perkuatan institusi pengelola sanitasi di daerah;
sanitasi
• Mendorong pembentukan dan perkuatan kelembagaan pengelola sanitasi ditingkat masyarakat;
Penguatan kelembagaan • Mengembangkan dan mengkoordinasikan mekanisme serah terima aset sarpras terbangun kepada daerah
yang lebih efektif
pengelolaan sanitasi
• Meningkatkan akses masyarakat terhadap prasarana dan sarana air limbah domestik baik melalui
penyediaan sarpras SPALD setempat maupun terpusat dan persampahan khususnya pada
Kabupaten/Kota Prioritas;
Peningkatan cakupan pelayanan dan • Fasilitasi pemerintah daerah dalam peningkatan utilitasi sarana prasarana terbangun;
kualitas sistem pengelolaan sanitasi • Fasilitasi penyiapan readiness criteria pada Kab/Kota Prioritas;
• Mengembangkan dan penerapan kajian inovasi teknologi;
Peningkatan peran masyarakat dan • Optimalisasi pemanfaatan sistem informasi yang terintegrasi dengan platform database sanitasi lainnya;
dunia usaha/swasta dalam • Penguatan monitoring dan evaluasi implementasi keberlanjutan program sanitasi.

penyelenggaraan sanitasi • Meningkatkan peran masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan, pengembangan sistem
pengelolaan sanitasi;
Pengembangan alternatif sumber • Mendorong perubahan perilaku dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pentingnya
pengelolaan sanitasi;
pembiayaan
• Mendorong peningkatan pemulihan biaya (circular economy) dalam pengelolaan sanitasi;
• Sinkronisasi pemrograman pada berbagai sumber pendanaan untuk penyelenggaraan sanitasi;
• Mendorong kerjasama pendanaan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam bidang sanitasi.
STRATEGI PENANGANAN SANITASI 2020-2024
TEKNIS KOLABORASI & KEMITRAAN
• Peningkatan Kualitas Dokumen Perencanaan • Kolaborasi antar K/L di level Nasional, khususnya Kemendagri dalam
• Peningkatan Kualitas Pelaksanaan Konstruksi mendorong pengelolaan sanitasi berkelanjutan di Kab/Kota
• Penjaminan Mutu Infrastruktur dengan memastikan • Kerjasama dengan Lembaga Pendidikan & Penelitian u/ Pengembangan
kelaikan fungsi dengan penerapan commisioning Inovasi & Sertifikasi pelaku sanitasi
• Pendampingan operasional tahap awal bagi pengelola • Kolaborasi dengan mitra pembagunan sanitasi dalam penguatan pemda
• Mendorong penerapan inovasi teknologi sanitasi, termasuk dan masyarakat
Penerapan Teknologi Ramah Lingkungan • Mendorong Peran Provinsi dalam mensupport program sanitasi kab/kota
KELEMBAGAAN REGULASI
• Advokasi Kepada Kepala Daerah
• Mendorong terciptanya UU atau PP untuk Air Limbah Domestik
• Pendampingan pemisahan operator & regulator
• Pendampingan penyusunan Perda bidang Sanitasi
• Pendampingan operasional tahap awal bagi pengelola
• Diseminasi NSPK Bidang Sanitasi
• Pelatihan & Sertifikasi bagi SDM Pengelola
• Integrasi Pengelolaan Air limbah domestik dengan Air Minum PENDANAAN
PERAN SERTA MASYARAKAT& SWASTA • Pengarusutamaan program prioritas / strategis Nasional (Stunting,
KSPN, Pasca Bencana dsb)
• Kampanye publik • Pendampingan penyusunan tarif
• Demand & Supply Creation untuk sanitasi di level masyarakat • Mendorong Pemda untuk memaksimalkan utilisasi Dana DAK & Hibah
dan penyedia barang /jasa Sanitasi
• Mendorong pemanfaatan potensi kerjasama dengan swasta • Menggali potensi sumber pendanaan alternative & mendorong pemda
baik dalam penyediaan infrastruktur maupun pengelolaan untuk memanfaatkannya
PRIORITAS PENANGANAN AIR LIMBAH 2020-2024
SPALD-S SPALD-T
1 IPLT 1 IPALD REGIONAL & IPALD SKALA KOTA
• Wilayah resiko sangat tinggi : kepadatan > 250 jiwa/ha & klasifikasi wilayah perkotaan
• Wilayah pendekatan sistem setempat dengan jumlah tangki
• Kab/Kota memiliki kemampuan finansial untuk pengelolaan pasca konstruksi
septik di perkotaan minimum 2.000 KK
• Kab/Kota dengan kepadatan penduduk tinggi
2 IPALD SKALA PERMUKIMAN
2 TANGKI SEPTIK • Wilayah resiko tinggi : kepadatan > 150 jiwa/ha & klasifikasi perkotaan
• Kab/Kota memiliki kemampuan finansial untuk pengelolaan pasca konstruksi
• Wilayah prioritas penanganan stunting
• Dukungan untuk Pemda dalam peningkatan kualitas 3 SANIMAS
Tangki Septik
Instalasi • Wilayah resiko sedang: kepadatan > 150 jiwa/ha
pengolahan • Indeks GDP di atas rata-rata
Lumpur Tinja
(IPLT)
Sambungan
Tangki Septik Rumah

Jaringan
Perpipaan

Instalasi Pengolahan
Truk Tinja Air Limbah (IPAL)
INDIKASI PEMBIAYAAN PENYELENGGARAAN SPALD

• DAK Sanitasi
• Hibah APBN

APBN APBD

SUMBER MASYA
LAIN RAKAT
•Swasta (KPBU, CSR)
• Retribusi
•Lembaga Donor
(Pinjaman/Hibah Luar • Tarif
Negeri)
KONSEP PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK (PERMEN PUPR NO.4 TAHUN 2017)

Sub-Sistem Sub-sistem Pengolahan


Sub-Sistem Pengolahan Setempat
Pengangkutan Lumpur Tinja

SKALA
SKALA KOMUNAL
Sistem INDIVIDUAL
Pengelolaan Air
Limbah
Domestik
Setempat
(SPALD-S) KOMUNAL MCK
INDIVIDUAL
(2-10 KK/ TRUK TINJA IPLT
10-50 Jiwa)

Sub-Sistem Sub-Sistem
Sub-Sistem Pelayanan
Pengumpulan Pengolahan Terpusat

IPALD Skala Perkotaan


Sistem (> 20.000 jiwa)
Pengelolaan Air
Peng-
Limbah olahan
Domestik Pipa Retikulasi, Pipa Lumpur
Induk, Prasarana dan
Terpusat Pipa Tinja, Pipa Non Tinja, Bak Sarana Pelengkap
(SPALD-T) Penangkap Lemak, Pipa Persil, Bak IPALD Skala Permukiman
(manhole, stasiun
Kontrol, dan Lubang Inspeksi pompa dll)
(50 – 20.000 jiwa)

IPALD Skala Kws Tertentu


PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK

Pengembangan
Teknologi

Pengembangan Agresif
Sistem Terpusat 1.Penerapan teknologi tinggi
dalam pembangunan SPALD
Pengembangan Selektif Terpusat Skala Perkotaan
Sistem Terpusat 1.Pengembangan SPALD dan Kawasan Permukiman
Terpusat Skala Perkotaan 2.Upgrading SPALD Setempat
Optimalisasi Sistem (interceptor -modular- eksisting yang dilengkapi
Setempat IPALD) dengan penerapan layanan
1.Pembangunan baru SPALD Terpus 2.Peningkatan skala lumpur tinja terjadwal
at Skala Perkotaan, Kawasan Per penanganan SPALD
mukiman dan Kawasan Tertentu. Terpusat Kawasan
1.Peningkatan jumlah Tangki 2.Peningkatan kapasitas dan reha Permukiman
septik individual bilitasi SPALD Terpusat Skala Per
2.Mendorong pembangunan kotaan, Kawasan Permukiman, d
tangki septik melalui DAK an Kawasan tertentu.
dan hibah sanitasi
3.Optimalisasi dan
pembangunan IPLT baru
PROGRAM PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK

SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH PENDAMPINGAN KELEMBAGAAN


DOMESTIK SETEMPAT (SPALD-S) AIR LIMBAH

 Tangki Septik Individual PD


 Tangki Septik Komunal (2-10 kk)
UPT-BLUD
 Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
UPTD

SKPD

SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH


DOMESTIK
TERPUSAT (SPALD-T) PENDAMPINGAN PENGEMBANGAN
LLTT LAYANAN LUMPUR TINJA
TERJADWAL
 IPALD Skala Perkotaan
 IPALD Skala Permukiman
 IPALD Skala Kawasan Tertentu

PENDAMPINGAN PENYUSUNAN
RAPERDA AIR LIMBAH
FASILITASI PEMBINAAN DAERAH MENDUKUNG SANITASI BERKELANJUTAN
KEMENTERIAN PUPR

PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI SSK


Tujuan : penyiapan perencanaan strategis (SSK) dan internalisasi (pengawalan) dan eksternalisasi SSK ke dalam proses perencanaan pembangunan
daerah untuk percepatan peningkatan akses sanitasi dan perbaikan manajemen layanan sanitasi di daerah

PENGELOLAAN LAYANAN LUMPUR TINJA


Tujuan : meningkatkan jumlah pelayanan SPALD-S dan menjamin keberfungsian dan keberlanjutan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang
dikelola oleh Pemerintah Daerah Kab/Kota.

PENGUATAN KELEMBAGAAN SANITASI DI DAERAH


Tujuan : pendampingan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam pembentukan operator sanitasi

PENGUATAN PENGATURAN SANITASI DI DAERAH


Tujuan : pendampingan dalam penyusunan naskah akademik dan rancangan perda tentang pengelolaan air limbah domestik, agar sesuai dengan
amanat peraturan perundang-undangan dan muatan lokal masing-masing daerah.

PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN


Tujuan : tersusunnya dokumen perencanaan (Rencana Induk/PTMP/FS/DED) yang berkualitas
PEMILIHAN TEKNOLOGI SPALD

IPAL Berbah Sleman


Provinsi DIY

24
ALUR PEMILIHAN JENIS SPALD
PERTIMBANGAN PEMILIHAN TEKNOLOGI SPALD

Dalam memilih teknologi perlu mempertimbangkan:


1. Ketersediaan lahan dan kondisi lahan yang diusulkan BIOFILTER
IPAL SEMANGGI, SURAKARTA
2. Kelayakan investasi (Capex)
3. Kebutuhan energi (Opex)
4. Kesanggupan biaya Operasional dan Pemeliharaan
5. Kemampuan dan kesediaan masyarakat membayar (ability and
willingness to pay)
RBC
6. Kesiapan pengelolaan dan SDM IPAL BANJARMASIN

7. Kelayakan lahan (AMDAL) dan kesesuaian RTRW


8. Pemenuhan terhadap baku mutu sesuai PermenLHK No.68 Thn 2016

Catatan: Diperlukan kajian lebih lanjut (khusus) berupa Studi Kelayakan


(Feasibility Study) sebagai penajaman dari hasil RISPAL
AERATED LAGOON
IPAL SUWUNG DENPASAR
KRITERIA
PERSYARATAN
PENGEMBANGAN
SPALD
READINESS CRITERIA UMUM

NO KRITERIA PELAKSANA

1 Surat Minat Pemerintah Daerah Pemda

2 Perjanjian Kerja Sama Pemda + KemenPUPR

Pelaksanaan Kegiatan Pemicuan/Penyadaran Masyarakat dan


3 Pemda / Pokja
daftar calon penerima manfaat

4 Kesediaan Master Plan/DED Pemda/Pokja

5 Ketersediaan Lahan yang LAYAK Pemda / Pokja

Institusi Pengelola Pasca Konstruksi


6 Pemda / Pokja
(KSM, UPTD, BLUD, dll)

7 Surat Kesediaan Menerima Hibah dan menyediakan biaya OM Pemda

8 Izin Lingkungan & Perizinan Lainnya Pemda


SPALD - T
Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat
KRITERIA TEKNIS SPALD – T

1. Sub-sistem Pelayanan

Prasarana dan sarana untuk menyalurkan


air limbah domestik dari sumber melalui
perpipaan ke Sub-sistem Pengumpulan,
terdiri atas:
• pipa tinja;
• pipa non tinja;
• bak perangkap lemak dan
minyak dari dapur;
• pipa persil;
• bak kontrol; dan
• lubang inspeksi.
KRITERIA TEKNIS SPALD – T (lanjutan)
Prasarana dan sarana untuk menyalurkan
2. SUB–SISTEM PENGUMPULAN ALD dari Sub-Sitem Pelayanan ke Terpusat

Pipa retikulasi (lateral dan servis);

Sambungan Rumah
Pipa induk; dan

Pipa Persil Manhole


Prasarana dan sarana pelengkap.
Bak Kontrol

Prasarana dan sarana pelengkap dalam


Lubang Inspeksi penyaluran ALD dari Sumber ke Pusat

Pipa Lateral
• Lubang kontrol (manhole);

• Bangunan penggelontor;

• Terminal pembersihan (clean out);

• Pipa perlintasan (siphon); dan

• Stasiun pompa
KRITERIA TEKNIS SPALD – T (lanjutan)

3. SUB–SISTEM PENGOLAHAN TERPUSAT

Sub Sistem Pengolahan Terpusat merupakan


Prasarana dan sarana untuk mengolah air
limbah domestik yang dialirkan dari sumber Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL)
melalui Sub- sistem Pelayanan dan Sub-
sistem Pengumpulan, berupa IPALD meliputi:
• IPALD kota untuk cakupan pelayanan
skala perkotaan; dan/atau
• IPALD permukiman untuk cakupan
pelayanan skala permukiman atau skala
kawasan tertentu.

BIOFILTER RBC
IPAL SEMANGGI, SURAKARTA IPAL BANJARMASIN
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK TERPUSAT – SKALA PERKOTAAN

✓ Lahan : Pemerintah
Daerah (Pemda)
✓ Biaya Operasional
Pemeliharaan: Pemda
✓ Pengelolaan: Berbasis
Institusi

Sub Sistem Sumber Pendanaan


Pelayanan Rumah Tangga/
(Sambungan Rumah) Pemda/ Hibah

Pengumpulan (Pipa Induk, Pipa Pemerintah Pusat/


Retikulasi, Stasiun Pompa) Pemda

Pemerintah Pusat/
Pengolahan Terpusat
Pemda
IPALD SKALA PERKOTAAN DI INDONESIA Status: 17 Juni 2020
Kapasitas SR
Kota Jumlah Sistem People Equivalent *Idle (%) Institusi Pengelola DENPASAR WWTP
(m3/hari) Terpasang
Medan 1 UASB 10.000 100.000 +2% 20.480 PDAM Tirtanadi

Parapat 1 Aerated Ponds 2.000 20.000 +87% 307 PDAM Tirtanadi

Batam 1 Oxidation Ditch 2.852 20.000 +92% 300 BP Batam

Jakarta Zone 0 1 Aerasi/ MBBR 38.880 388.800 +14% 2.602 PD PAL Jaya

Tangerang 1 Aerated Ponds 2.800 28.000 +98% 2.758 Dinas Perumahan

Bandung 1 Lagoons 80.835 580.000 +0% 116.000 PDAM Bandung YOGYAKARTA WWTP

Cirebon 4 Lagoons 20.500 205.000 +46% 8.136 Dinas PUPR


Biofilter &
Surakarta 3 14.000 140.000 +45,33% 15.549 PDAM Surakarta
Lagoons

DI Yogyakarta 1 Aerated Ponds 15.500 125.000 +19% 23.189 Balai PISAMP

Denpasar &
1 Aerated Ponds 51.000 217.861 +21% 14.546 UPT PAL
Badung

Balikpapan 1 Aerated Ponds 800 8000 +65% 2.076 PDAM Balikpapan

Banjarmasin 7 RBC 18.000 180.000 +77,86% 6.978 PD PAL Banjarmasin


Manado 1 RBC 2.000 20.000 +100% 100 Dinas PUPR
*Data idle capacity menggunakan data tahun 2019

MEDAN WWTP SURAKARTA WWTP BALIKPAPAN WWTP BANJARMASIN WWTP


IPALD-KOTA
SUWUNG, DENPASAR
Menggunakan teknologi
Aerated Lagoon
Cakupan pelayanan
meliputi Kota Denpasar
dan Kabupaten Badung

IPALD-KOTA
SEMANGGI, SURAKARTA
Menggunakan teknologi
Bio Filter
Telah melayani sekitar
13,3% penduduk Kota
Surakarta atau sekitar
15.550 SR
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK TERPUSAT – SKALA PERMUKIMAN

✓ Lahan : Pemda
✓ Biaya Operasional
Pemeliharaan: Pemda
✓ Pengelolaan: Berbasis
Institusi

Sub Sistem Sumber Pendanaan


Pelayanan Rumah Tangga/
(Sambungan Rumah) Pemda/ Hibah

Pengumpulan (Pipa Induk, Pipa Pemerintah Pusat/


Retikulasi, Stasiun Pompa) Pemda

Pemerintah Pusat/
Pengolahan Terpusat
Pemda
PROGRAM SPALD-T SKALA PERMUKIMAN BERBASIS MASYARAKAT

SPALD-T Skala Permukiman


Berbasis Masyarakat

✓ Sumber Pendanaan
Infrastruktur:
Pemerintah Pusat
✓ Lahan: Hibah dari
Masyarakat
PROGRAM SANIMAS REGULER

SANITASI berorientasi pada


KEBUTUHAN MASYARAKAT

✓ Masyarakat berperan langsung sebagai komponen pembangunan


✓ Pemerintah memfasilitasi serta memberikan informasi pilihan
infrastruktur sanitasi yang dapat dipakai
✓ Peran pemerintah: provider → fasilitator

Harapan :
Infrastruktur sanitasi terbangun
dapat berkelanjutan
IPALD-PERMUKIMAN
BERBASIS MASYARAKAT
DESA BATANNYUH,
TABANAN
Menggunakan teknologi
Anaerobic Baffled Reactor
Kapasitas pelayanan 58 kk
(198 jiwa)
Operasi : Tahun 2016

Ke badan air
inlet penerima
SPALD-T SKALA KAWASAN TERTENTU

Skala Kawasan Tertentu

✓ Cakupan
pelayanan skala
kawasan tertentu
untuk kawasan
komersial dan
kawasan rumah
susun
IPALD
RUSUNAWA SIER

Kapasitas: 60 m3/hari

Penduduk Terlayani:
495 Jiwa

Teknologi: Biofilter
IATPI
SPALD - S
Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK SETEMPAT (SPALD-S)

Tangki Septik
Komunal
INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR
TINJA (IPLT)

Sub Sistem Sumber Pendanaan

Pengolahan Rumah Tangga/


Setempat Pemda/Hibah
Truk Tinja
Sarana: Pemda
Pengangkutan Penyedotan:
Rumah Tangga
Pengolahan Pemda dan
Lumpur Tinja Pemerintah Pusat
KRITERIA TEKNIS SPALD-S
1. Sub-sistem Pengolahan Setempat;
Tangki Septik Individual
Prasarana & Sarana untuk
mengumpulkan dan mengolah air
limbah domestik (kakus dan non kakus)
di lokasi sumber terdiri dari:

a. Individual 1 rumah (cubluk kembar,


Tangki Septik dengan bidang
resapan, biofilter dan unit
pengolahan air limbah fabrikasi

b. Komunal 2-10 rumah dan MCK Bidang Resapan


(permanen dan non permanen/
mobile toilet)
Tangki Septik Komunal Pada sistem komunal,
WC/kakus dibangun pada
masing-masing rumah dan
selanjutnya air limbah
Keterangan: Perencanaan tangki septik yang
domestik dialirkan melalui pipa
lebih detil dapat mengacu pada SNI 2398-2017
ke tangki septik yang
tentang Tata Cara Perencanaan Tangki Septik
dibangun di bawah tanah.
dengan Pengolahan Lanjutan (sumur resapan,
bidang resapan, up flow filter, kolam sanita)
Tangki septik ini digunakan
bersama untuk beberapa
rumah.
KRITERIA TEKNIS SPALD-S (lanjutan)

2. Sub-sistem Pengangkutan; 3. Sub-sistem Pengolahan Lumpur Tinja : IPLT

• Sarana pengangkut lumpur tinja ini Prasarana utama: Prasarana dan sarana pendukung:
berupa kendaraan pengangkut yang • unit penyaringan secara mekanik • platform (dumping station);
memiliki tangki penampung dari bahan
atau manual; • Kantor, gudang dan bengkel kerja,
baja yang harus dilengkapi dengan:
• unit ekualisasi; laboratorium;
- alat penyedot lumpur tinja berupa • infrastruktur jalan berupa jalan masuk,
• unit pemekatan; untuk memisahkan
pompa vakum dan peralatan selang; jalan operasional, dan jalan inspeksi;
dan padatan dengan cairan yang
dikandung lumpur tinja, sehingga • pagar pembatas, tanaman penyangga;
- tanda pengenal khusus, contoh warna konsentrasi padatan akan meningkat • sumur pantau, fasilitas air bersih, pipa
yang mencolok, tulisan spesifik. atau menjadi lebih kental; pembuangan;
• Untuk lokasi yang tidak dapat dijangkau • unit stabilisasi; • alat pemeliharaan, peralatan
oleh truk, dapat menggunakan • unit pengeringan lumpur; dan/atau Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);
kendaraan bermotor roda tiga atau
sejenisnya yang telah dimodifikasi sesuai • unit pemrosesan lumpur kering. • pos jaga;
kebutuhan. • sumber energi listrik.

Tangki Septik Instalasi


pengolahan
Lumpur Tinja
(IPLT)

Truk Tinja
PROGRAM SANITASI PERDESAAN PADAT KARYA
B E S T P R A C T I C E : Desa : Sukaraja, Kecamatan : Praya Timur,
SAS A R A N Kabupaten : Lombok Tengah, Provinsi : NTB

• Desa yang memiliki angka


gizi buruk (stunting) tinggi;
• Desa yang mayoritas
penduduknya tidak memiliki
mata pencaharian tetap;
• Desa yang mayoritas
penduduknya Masyarakat
Berpenghasilan Rendah
(MBR); Keterlibatan perempuan dalam kegiatan sanitasi pedesaan padat karya,
mampu mengubah perilaku BABS masyarakat
• Termasuk Desa tertinggal
dan Desa Berkembang.

46
PROGRAM HIBAH AIR LIMBAH SETEMPAT

Pelaksanaan Pembangunan
Hibah Sanitasi
Model Tangki Septik Kotak, Silinder, dan
Pabrikan

Hibah APBN yang diperuntukkan sebagai insentif atas biaya investasi yang telah dikeluarkan Pemerintah Daerah untuk
pembangunan tangka septik yang meliputi perencanaan, pembangunan, pengawasan sampai terbangunnya tangki
septik yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat penerima manfaat.

Prinsip hibah APBN ini adalah Output Based Assesment (OBA) 47


IPLT SUWUNG

Kapasitas: 400 m3/hari

Unit Pengolahan :
Thickener – ABR – Aerobic
Biofilter – Kolam Maturasi
dan Belt Filter Press
LLTT
(LAYANAN
LUMPUR TINJA
TERJADWAL)
LAYANAN LUMPUR TINJA TERJADWAL

Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT) merupakan layanan penyedotan lumpur tinja dari tangki septik yang
diberikan secara berkala dan terjadwal berikut pengangkutan lumpur tinja ke fasilitas pengolahannya.

LLTT tidak menggantikan layanan On Call.


Layanan On Call masih dibutuhkan untuk kebutuhan mendesak dan untuk bangunan yang belum dilayani LLTT

Pengendalian
Layanan Lumpur Tinja Terjadwal Pengolahan Lumpur Tinja
Tangki Septik
KONSEP PENGELOLAAN LUMPUR TINJA

3
1 2

Penggunaan Tangki Septik Penyedotan Transportasi

5 4

Pemanfaatan Kembali Pengolahan Lumpur Tinja


KRITERIA DASAR LLTT MANFAAT LLTT

Regulasi dan Kebijakan


• Peraturan terkait air limbah Manfaat Langsung Manfaat Tidak Langsung
domestik, tangki septik, KPS
• Rencana implementasi LLTT • Terciptanya tingkat operasional
• Terkendalinya kondisi dan
kinerja tangki septik; (operability) infrastruktur lumpur
Institusi Pengelola tinja yang lebih baik;
• Berkurangnya potensi
Sumber Daya Manusia • Meningkatkan kesadaran
pencemaran lingkungan masyarakat terhadap kewajibannya
sehingga dapat dalam mengelola air limbah
memperbaiki tingkat domestik yang dihasilkan;
Prasarana & Sarana SPALDS
kesehatan masyarakat; • Membiasakan masyarakat untuk
• IPLT memiliki tanggung jawab finansial
• Bertambahnya pemasukan
• Kendaraan Pengangkut terhadap air limbah domestik yang
daerah secara kontinyu;
dihasilkan;
• Meningkatkan citra wilayah.
Pendanaan • Meningkatnya peluang usaha
Operasi & Pemeliharaan produk dan jasa terkait
pengelolaan lumpur tinja.
Penerapan
Polluter Pay Principle!
ASPEK
LAYANAN LUMPUR TINJA TERJADWAL (LLTT)
Pola Operasi
• Periode Penyedotan Infrastruktur
• Area Pelayanan • Armada Penyedotan
• POLA OPERASI
Skema Penyedotan • Stasiun Transfer
Pelanggan • Skema Pengangkutan • Unit Pengolahan
• Terdaftar & pengguna tangki • MIS & GIS
septik PELANGGAN INFRASTRUKTUR
• Monitoring Kendaraan
• Diklasifikasi berdasarkan
jenis dan ukuran bangunan
Prosedur
• Hubungan Pelanggan
Kelembagaan Layanan • Pembayaran
• Fungsi sebagai operator
KELEMBAGAAN
• Fungsi sebagai regulator &
Lumpur Tinja PROSEDUR
• Penyedotan
pengawas Terjadwal • Pengangkutan
• Perusahaan penyedotan • Monitoring dan Evaluasi
swasta
Regulasi
Finansial REGULASI
FINANSIAL • Penggunaan Tangki Septik SNI
• Tarif termasuk biaya operasi
• Pewajiban Penyedotan Berkala
• Investasi dari pemerintah
Promosi/Advokasi • Mekanisme dan Tarif
• Dapat melibatkan investasi
swasta • PROMOSI/
Pemasaran layanan
• ADVOKASI
Advokasi Pimpinan
14 LANGKAH LLTT Membuat Ilustrasi Sistem dan
Meyakinkan Pimpinan
Menyepakati Prinsip Layanan Membuat Konsep Awal

Merancang Operasi

Mengenali & Mendata Pelanggan Merencanakan Sistem


Manajemen Informasi

Melengkapi
Melihat Potensi Kota
Regulasi
Peluncuran
Merencanakan Program
Keuangan
LLTT
Memperkuat Kapasitas
Kelembagaan

Menyiapkan
Menyiapkan Sistem Prosedur
Pengangkutan dan K3

Memasarkan
Melibatkan Mitra Operasi Layanan
Peran PEMDA

Operasional &
01 Persiapan 02 Konstruksi 03 Pemeliharaan

• Penyediaan anggaran Operasi dan


• Pengajuan usulan sesuai dokumen
• Pembangunan tangki Pemeliharaan
perencanaan sanitasi kab/kota
septik • Penyiapan lembaga pengelola
• Sosialisasi dan edukasi masyarakat & pihak
• Pembangunan IPLT • Penyiapan regulasi pendukung (Perda
terkait
• Penyediaan Truk terkait Air Limbah Domestik & Perda
• Penyiapan Lahan (sertifikat & surat
Penyedotan Lumpur Retribusi Jasa Umum)
penunjukan lahan sebagai lokasi), termasuk
Tinja • Penyiapan SDM, meliputi: Sertifikasi
Pematangan Lahan (jika diperlukan)
petugas & Peningkatan kompetensi tenaga
• Penyiapan jalan akses, listrik, dan air bersih
kerja
• Penyiapan dokumen rencana rinci (DED)
• Penyiapan sarana/prasarana pendukung
• Penyiapan Dokumen Lingkungan
(truk tinja)
SPALD DALAM
PANDEMI
COVID-19
PENGOPERASIAN IPALD/IPLT DI TENGAH COVID-19

• Kegiatan pengelolaan air limbah domestik baik terpusat


(O&P Jaringan Perpipaan dan IPAL) maupun setempat
(penyedotan, pengangkutan dan pengolahan lumpur tinja
di IPLT) harus tetap berjalan dalam kondisi pandemik
Covid19;
• Wajib adanya SOP/Protokol Covid dalam pengoperasian
IPALD dan IPLT mengikuti protokol dari Kementerian
Kesehatan yang berlaku saat ini (pengecekan suhu, physical
distancing, rapid test/swab test untuk pekerja atau operator);

• Operator IPALD/IPLT harus mulai menerapkan


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) terlebih pada
masa pandemik Covid-19 (Penggunaan APD: Masker,
sarung tangan, baju APD sesuai kebutuhan);
PENGOPERASIAN IPALD/IPLT DI TENGAH COVID-19

• Lumpur tinja adalah bahan infeksius. Kebersihan dan


Keselamatan Kerja harus dipraktekkan di semua tahap :
pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan
pemanfaatan kembali lumpur tinja;
• Petugas harus memastikan tidak adaya kebocoran di pipa
penyedotan yang dikhawatirkan beresiko menularkan
penyakit;

• Langkah penambahan desinfeksi di akhir harus


dipertimbangkan bila pengelolaan air limbah yang
tersedia tidak optimal dalam menghilangkan virus;
• Perlu ada identifikasi calon pelanggan
penyedotan/lokasi IPALD yang akan dilakukan
pemeliharaan/pemeriksaan, sehingga petugas dapat
menyiapkan APD/K3 yang sesuai dengan calon lokasi.
Thank You
Direktorat Sanitasi, Ditjen Cipta Karya

Anda mungkin juga menyukai