Hybrid Costing SAM Kelompok 9-1
Hybrid Costing SAM Kelompok 9-1
Hybrid Costing SAM Kelompok 9-1
OLEH KELOMPOK 9 :
Operasi adalah metode atau teknik standar yang dilakukan secara berulang-ulang pada
bahan yang berbeda, menghasilkan barang jadi yang berbeda. Beberapa operasi biasanya
dilakukan di dalam sebuah departemen. Misalnya, dalam pembuatan jas mungkin memiliki
operasi pemotongan dan operasi hemming dalam satu departemen.
Sistem penetapan biaya operasi adalah sistem penetapan biaya hybrid yang diterapkan
pada batch yang serupa, tapi tidak identik, produknya. Setiap batch produk seringkali merupakan
variasi dari satu desain, dan itu berjalan melalui serangkaian operasi. Dalam setiap operasi,
semua unit produk diperlakukan persis sama menggunakan jumlah sumberdaya pengoperasian
yang identik.
Sistem kalkulasi biaya operasi menggunakan pesanan kerja yang merinci bahan langsung
yang diperlukan dan operasi langkah demi langkah. Biaya produk dikompilasi untuk setiap
pesanan kerja. Bahan langsung yang bersifat khusus untuk pesanan kerja yang berbeda akan
diidentifikasi secara spesifik dengan pesanan kerja yang sesuai, seperti pada kalkulasi biaya
pekerjaan. Biaya konversi rata-rata akan dibebankan ke setiap unit yang melalui operasi tertentu.
Unit yang tidak melalui suatu operasi tidak akan menerima alokasi biaya operasi tersebut.
Contoh, kita mengasumsikan bahwa hanya dua kategori biaya – bahan langsung dan biaya
konversi tetapi kalkulasi biaya operasi dapat saja memiliki lebih dari dua ketagori biaya. Biaya
pada setiap kategori diidentifikasi dengan pesanan kerja khusus yang menggunakan metode
kalkulasi biaya pekerjaan atau biaya pesanan yang sesuai.
II. JOB ORDER COSTING
A. KARAKTERISTIK PROSES PRODUKSI
- Perusahaan Manufactur vs Perusahaaan Jasa
Manufaktur melibatkan gabungan bahan langsung, tenaga kerja lngsung, dan overhead untuk
menghasilkan produk baru. Barang yang dihasilkan itu berwujud dan dapat disimpan dan
diangkut dari pabrik ke pelanggan. Sebuah layanan ditandai dengan sifat tak berwujudnya. Ini
tidak dapat dipisahkan dari pelanggan dan tidak dapat diinventarisasi. Akuntansi biaya
tradisional telah menekankan manufaktur dan hampir mengabaikan layanan. Sekarang lebih,
pendekatan itu tidak akan berhasil. Perekonomian kita telah semakin berorientasi pada
pelayanan. Manajer harus dapat melacak biaya layanan yang diberikan sama persis seperti
mereka harus melacak biaya barang yang diproduksi.
Jika sebuah perusahaan memproduksi produk yang unik dalam kelompok kecil, dan jika
produk tersebut mengeluarkan biaya yang berbeda,maka perusahaan harus mencatat biaya
masing-masing produk atau batch. Ini disebut sebagai job-order costing system. Di sisi lain,
perusahaan dapat membuat banyak unit identik dari produk yang sama. Karena unitnya sama,
biaya masing-masing unit juga sama. Akuntansi biaya unit identik relatif mudah dan disebut
sebagai process-costing system.
1. Akumulasi Biaya adalah pengakuan dan pencatatan atas biaya yang timbul. Pada bagian ini
nantinya akan ada dokumen terkait untuk menelusuri jejak biaya, yang kemudian akan
disimpan di dalam database. Hal ini dilakukan untuk tujuan pengambilan keputusan yang
akan dilakukan oleh pihak manajemen.
2. Pengukuran Biaya adalah penentuan total biaya dari Direct Material, Direct Labor and
Overhead . Bagian ini erat kaitannya dengan akumulasi dari biaya yang telah dicatat. Setelah
dicatat biaya yang ada kemudian dikelompokkan. Di dalam bagian ini juga dikenal istilah
actual costing dan normal costing untuk membantu manajemen di dalam mengukur biaya
dan mengasosiasikannya dengan produksi.
- Actual Costing : adalah penggunaaan biaya aktual untuk direct materials, direct labor dan
overhead namun di dalam praktiknya hal ini tidak bisa sepenuhnya digunakan
dikarenakan cukup sulit untuk menentukan informasi unit biaya yang didasarkan atas
timely basis. Penentuan Actual costing cukup sulit diterapkan untuk overhead hal ini
disebabkan karena biaya overhead acap kali berfluktuasi dan acap kali berubah dalam dan
atau antar periode waktu
- Normal Costing : Adalah solusi yang diberikan untuk mengatasi masalah pada actual
costing. Overhead nantinya akan telah ditentukan pada perhitungan tahun atau periode
sebelumnya (predetermined basis) dan menggunakan actual cost untuk direct material
dan direct labor.
3. Penugasan Biaya adalah asosiasi dari biaya produksi dengan unit yang akan diproduksi.
Pada bagian ini, biaya yang telah diakumulasikan akan dibebankan kepada produk atau
jasa yang akan dipasarkan. Pembebanan overhead yang ditunjukkan untuk produk yang
berbeda akan menjadi kesulitan sekaligus tantangan tersendiri. Walaupun permasalahan
ini sudah bisa dipecahkan dengan normal costing, namun produsen tetap harus
memperhatikan hal-hal berikut ini untuk pemicu biaya yang akan timbul :
1. Unit produced
2. Direct labor hours
3. Direct labor dollar
4. Machine hours
5. Direct material dollar/cost
Seperti yang ditunjukkan sebelumnya, biaya overhead aktual tidak pernah masuk ke akun
work-in-process inventory. Prosedur yang biasa dilakukan adalah mencatat biaya overhead
aktual pada sisi debit akun kontrol overhead. Misalnya, biaya overhead aktual akan dicatat
sebagai berikut:
Kontrol overhead pabrik 415
Hutang sewa 200
Hutang utilitas 50
Akm Deprisiasi-Peralatan 100
Hutang Gaji 65
d. Accounting for Finished Goods Inventory / Akuntansi untuk Persediaan Barang
Jadi
Misalnya, Job 101 selesai pada bulan Januari. Karena Job 101 selesai, total biaya
produksi sebesar $ 1.840 harus ditransfer dari akun work-in-process inventory ke akun finished
goods inventory. Transfer ini dijelaskan oleh entri berikut:
Persediaan barang jadi 1840
Pers. Barang masih diproses 1840
e. Accounting for Cost of Goods Sold / Akuntansi Harga Pokok Penjualan
Bila pesanan jadi dikirim ke pelanggan, biaya pekerjaan jadi menjadi biaya pokok
penjualan. Saat Job 101 dikirim, entri berikut akan dibuat. (Ingatlah bahwa harga jualnya adalah
150 persen dari biaya produksi.)
Harga pokok penjualan 1840
Persediaan brg jadi ` 1840
Piutang usaha 2760
Pendapatan penjualan 2760
Menutup biaya underapplied ke harga pokok penjualan memerlukan entri sebagai berikut:
Harga pokok penjualan 75
Pengawasan Overhead 75
III. BIAYA PROSES
Dalam sistem kalkulasi biaya proses, biaya per unit produk atau jasa diperoleh dengan
membebankan total biaya ke banyak unit yang identik atau serupa. Dalam lingkungan
manufaktur, biaya proses setiapunit menerima jumlah biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja
manufaktur langsung dan biaya maunfaktur tidak langsung yang sama. Biaya perunitnya
kemudiandihitung dengan membagi total biaya yang terjadi dengan jumlah unit output yang
dihasilkan dari proses produksi.
Perbedaan utama antara kalkulasi biaya proses dan biaya pekerjaan pesanan (job order
costing) terletak pada perluasan rata-rata yang digunakan untuk menghitung biaya per unit
produk atau jasa. Dalam sistem job costing, setiap pekerjaan menggunakan kuantitas sumberdaya
produksi yang berbeda, sehigga tidak dapat membebankan setiap pekerjaan dengan rata-rata
biaya produksi yang sama. Sebaliknya, jika unit produk atau jasa yang identik atau serupa dibuat
secara masal, tidak diproses sebagai pekerjaan individual, kalkulasi biaya proses akan digunakan
untuk menghitung rata-rata biaya produksi semua unit yang diproduksi. Sistem kalkulasi biaya
proses memisahkan biaya ke dalam kategori biaya menurut kapan biaya itu dimasukkan ke
dalam proses.
Konsep Dasar Process Costing
1. Unit homogen yang melewati serangkaian proses serupa
2. Setiap unit di setiap proses menerima dosis biaya produksi yang sama
3. Biaya produksi diakumulasikan oleh suatu proses untuk periode waktu
tertentu.
4. Ada akun proses kerja untuk setiap proses
5. Arus biaya produksi dan entri jurnal terkait umumnya serupa untuk
penetepan biaya pekerjaan.
6. Laporan produksi departemen adalah dokumen utama untuk melacak
manufaktur aktivitas dan biaya
7. Biaya unit dihitung dengan membagi biaya departemen periode tersebut
oleh output periode
B. Metode FIFO
Metode kalkulasi biaya proses first-in, first-out(FIFO)
(1) membebankan biaya unit ekuivalen persediaan awal barang dalam proses selama periode
akuntansi sebelumnya ke unit pertama yang telah selesai dan dipindahkan dari proses
(2) membebankan unit ekuivalen yang dikerjakan selama periode berjalan pertama ke
persediaan awal yang telah selesai, kemudian ke unit yang baru dimulai serta diselesaikan, dan
akhirnya ke unit persediaan akhir barang dalam proses. Fitur-fitur yang membebankan metode
kalkulasi biaya proses FIFO adalah bahwa pekerjaan yang dilakukan sebelum periode berjalan
atas persediaan awal dipisahkan dari pekerjaan yang dilakukan selama periode berjalan.
Departemen Departemen
Barang Jadi
perakitan pengujian
Bahan langsung
yang ditambahkan
pada akhir proses
REFERENSI
Don R. Hansen, and Maryanne M. Mowen & Liming Guan. 2009. Cost Management
Accounting and Control 6th Edition. South Western Engage Learning
Horngren, Charles, Srikant M. Datar and George Foster. 2006. Akuntansi Biaya, Penekanan
Manajerial Jilid 2 Edisi 2. Erlangga : Jakarta.