Proposal Arina Choirunnisa-Dikonversi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH PROPORSI LULUR KAYU MANIS DAN KUNYIT

(Curcuma zedoaria Rosc.) PUTIH TERHADAP TINGKAT


KELEMBABAN KULIT

Diampu Oleh :
Dra. Hj. Suhartiningsih, M.Pd
Dra. Dewi Lutfiati, M.Kes

Oleh :
Arina Choirunnisa / 18050634015

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA
S1 PEDIDIKAN TATA RIAS
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2020
ABSTRAK

Arina Choirunnisa.2020.Pengaruh Proporsi Lulur Kayu Manis dan Kunyit


Putih (Curcuma zedoaria Rosc.) terhadap Tingkat Kelembaban Kulit. Dosen
Pengampu 1. Dra. Hj. Suhartiningsih, M.Pd. 2. Dra. Dewi Lutfiati, M.Kes.
Kulit yang kering dan kusam menjadi masalah bagi sebagian besar wanita
karena dapat mempengaruhi penampilan dan rasa percaya diri. Kulit tangan dan
kaki lebih rentan menjadi kering sehingga dibutuhkan produk perawatan yang dapat
membantu menjaga kelembaban kulit salah satunya dengan lulur kayu manis dan
tepung jagung. Didalam kayu manis terdapat senyawa antioksidan yang dapat
mencegah penuaan dini pada kulit kering. Kunyit (Curcuma domestica Val.)
dipercaya dapat menghilangkan tanda penuaan, memberikan kelembaban,
menghilangkan kerutan, menghilangkan jerawat, dan lain-lain. Selain itu, telah
berhasil digunakan dalam pengobatan penyakit Alzheimer dan gangguan jantung
(Ahmed dkk.,2010). Sifat antioksidan kunyit telah diterima secara luas sebagai
salah satu rempah-rempah dengan aktivitas antioksidan tertinggi (Wojdyło
dkk., 2007). Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mengetahui kelayakan lulur kayu
manis dan kunyit ditinjau dari uji inderawi dan uji kesukaan 2) mengetahui
pengaruh lulur kayu manis dan kunyit terhadap tingkat kelembaban kulit tangan
dan kaki.
Metode penelitian ini adalah metode eksperimen dengan objek penelitian
yaitu lulur dengan perbandingan komposisi kayu manis dan kunyit 1:1, 1:2 dan 2:1
dan subjek penelitian ini adalah kulit kering tangan dan kaki pada wanita usia 20-
30 tahun sebanyak 9 orang. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Pre-test and Pos-test Group. Validitas instrumen menggunakan expert
judgment. Teknik analisis data uji inderawi dan kesukaan menggunakan rerata dan
uji klinis menggunakan anava.
Hasil penelitian diperoleh bahwa lulur kayu manis dan kunyit dinilai cukup
layak digunakan sebagai perawatan untuk kulit kering berdasar uji inderawi
dengan rerata komulatif sebesar 2,2 dan berdasar uji kesukaan rerata komulatif
mencapai 3,30 yang berarti sangat disukai. Berdasar uji klinis nilai produk A 5,00,
produk B 6,00 dan produk C 4,00 yang berarti bahwa lulur kayu manis dan kunyit
berpengaruh terhadap tingkat kelembaban kulit tangan dan kaki. Simpulan dari
penelitian ini adalah 1) Lulur kayu manis dan kunyit cukup layak digunakan untuk
perawatan kulit kering ditinjau dari hasil uji inderawi, sedangkan hasil uji
kesukaan, lulur kayu manis dan kunyit sangat disukai 2) Produk lulur kayu manis
dan kunyit dapat mempengaruhi tingkat kelembaban kulit. Dari ketiga produk lulur
yang paling berpengaruh adalah produk B. Dilihat dari hasil rata-rata semua
produk, lulur kayu manis dan kunyit tidak menimbulkan sensitifitas pada kulit
seperti gatal, panas dan perih pada kulit.

Kata Kunci : Lulur, Kayu manis, Kunyit, Kelembaban kulit


KATA PENGANTAR...................................

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat

dan Karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal

metodologi penelitian yang berjudul “Pengaruh Proporsi Lulur Kayu

Manis dan Kunyit Putih (Curcuma zedoaria Rosc.) Terhadap Tingkat

Kelembaban Kulit”. Proposal ini disusun sebagai salah satu persyaratan

tugas akhir mata kuliah Metodologi Penelitian Sarjana Pendidikan pada

Program Studi S1 Pendidikan Tata Rias Universitas Negeri Surabaya.

Shalawat dan salam disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, mudah-

mudahan kita semua mendapat safaat Nya di yaaumil akhir nanti, Amin.

Peneliti berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat untuk

pelaksanaan pembelajaran. Peneliti menyadari bahwa karya tulis ini masih

jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mohon kritik dan saran

yang membangun.

Bojonegoro, 26 Desember 2020


Peneliti
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................i


ABSTRAK .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI .................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 6
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 6
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 8
1.3 Pembatasan Masalah .............................................................................. 8
1.4 Rumusan Masalah .................................................................................. 9
1.5 Tujuan..................................................................................................... 9
1.6 Manfaat ................................................................................................... 9
1.7 Penegasan Istilah .................................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 12
2.1 Kulit ...................................................................................................... 12
2.2 Kulit Kering.......................................................................................... 12
2.3 Kelembaban Kulit ................................................................................ 13
2.4 Perawatan Badan .................................................................................. 13
2.5 Lulur ..................................................................................................... 14
2.6 Kayu Manis .......................................................................................... 15
2.7 Kunyit ..................................................................................................16
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 18
3.1 Pendekatan Penelitian ......................................................................... 18
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 18
3.3 Desain Penelitian .................................................................................. 18
3.4 Prosedur Penelitian ............................................................................... 18
3.5 Teknik Pengumpulan data .................................................................... 20
3.6 Responden ............................................................................................ 20
3.7 Instrumen Penelitian ............................................................................. 20
3.8 Teknik Analisis Data ............................................................................ 20
BAB IV PENUTUP ..................................................................................... 23
4.1 Kesimpulan........................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 24
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kulit merupakan bagian paling luar dari tubuh yang dapat
mencerminkan kecantikan seorang wanita. Kulit yang terawat akan terlihat
lebih bersih dan sehat sehingga menambah daya tarik pada pemiliknya.
Sebaliknya, kulit yang kering dan kusam tentu menjadi masalah bagi
sebagian besar wanita karena dapat mempengaruhi penampilan dan rasa
percaya diri.
Menurut jurnal yang ditulis Ghadially dkk, seiring dengan
bertambahnya usia, produksi lemak dalam lapisan stratum corneum semakin
berkurang sehingga menyebabkan kelembaban kulit juga berkurang sejak
usia 20 tahun dan mencapai puncaknya pada usia 50 tahun. Sesuai survei
yang dilakukan kepada mahasiswa Pendidikan Tata Rias, tiga belas dari dua
puluh mahasiswa memiliki kulit yang kering pada tangan dan kaki. Kulit
yang kering ini terjadi karena seringnya beraktivitas diluar ruangan dan
jarang melakukan perawatan yang dapat membantu proses regeneraasi sel
kulit mati. Oleh sebab itu dibutuhkan solusi yang dapat memperbaiki
kondisi kulit kering tersebut agar menjadi lembab dengan melakukan
perawatan salah satunya menggunakan lulur.
Lulur merupakan jenis perawatan yang tepat dipilih untuk
membantu mengangkat sel kulit mati karena memiliki butiran-butiran halus
didalamnya. Selain itu, menurut Darwati (2013) lulur juga memiliki
berbagai zat yang dapat memberikan manfaat yang berbeda-beda pada kulit
seperti mencerahkan, menghaluskan, melembutkan, memutihkan kulit, dll.
Kekayaan Indonesia yang melimpah, menjadikan eksperimen
produk lulur dari bahan alami adalah salah satu pilihan yang tepat sekaligus
dapat mendukung program back to nature yang telah ada. Lulur dari bahan
alami yang sesuai dengan kondisi kulit kering ini yaitu yang mengandung
zat aktif untuk membantu melembabkan kulit. Bahan-bahan alami tersebut
antara lain kayu manis dan tepung jagung. Selain mengandung berbagai zat
yang dibutuhkan kulit kering, kedua bahan tersebut juga memiliki potensi
untuk dikembangkan di bidang kecantikan.
Kayu manis merupakan salah satu rempah-rempah yang memiliki banyak
manfaat. Selama ini kayu manis telah banyak digunakan dalam industri
makanan, sedangkan dalam industri kecantikan kayu manis belum banyak
dimanfaatkan padahal kayu manis mengandung senyawa kimia yang
berpotensi sebagai bahan alami pembuatan kosmetik. Menurut Sani Ega P.
(2014) dalam kayu manis terdapat senyawa kimia seperti sinamaldehid, asam
sinamat, kumarin, tanin, flavonoid, triterpenoid, dan saponin. Senyawa-
senyawa tersebut diketahui sebagai antioksidan yang sangat kuat dan juga dapat
digunakan sebagai sediaan tabir surya karena mampu menyerap radiasi sinar
UV-B. Selain itu, antioksidan sangat diperlukan untuk mencegah penuaan dini
pada kulit kering.
Bahan lulur tradisional dapat diperkaya dengan bahan tambahan yang
mengandung senyawa fungsional dan memiliki manfaat sebagai anti oksidan
yang tinggi. Ada banyak bahan yang dapat dijadikan bahan lulur, salah satunya
adalah kunyit putih (Curcuma zedoria rosc.). Selama ini masyarakat
mengetahui kunyit putih hanya sebagai obat tradisional, ternyata kunyit putih
juga dapat dimanfaatkan sebagai kosmetika tradisional. Kunyit putih
mengandung: Ribosome Inacting Protein berfungsi menonaktifkan sel
kanker,merontokkan sel kanker tanpa merusak jaringan sekitarnya, dan
memblokir pertumbuhan sel kanker, zat anti oksidan yaitu berfungsi untuk
mencegah kerusakan gen, dan zat anti- curcumin yaitu sebagai anti-inflamasi
(anti peradangan). Selain mengandung Ribosome Inacting Protein, kunyit
putih juga mengandung minyak atsiri, curcumin, bosdesmetoksi, kurkumin,
desmetoksi kurkumin, keton sesquiterpen, tumeron, tumein, sabinen, felander
borneol ,lemak, karbohidrat, protein, vitamin C, mineral, serat alami,zat besi,
kalsium, dan fosfor.

Memanfaatkan campuran bubuk kayu manis dan kunyit putih


menjadi produk kosmetika lulur, diharapkan kosmetika lulur dapat
melembabkan kulit karena kandungan gizi yang dimiliki oleh kedua bahan
tersebut. Kayu manis sebagai scrub yang mengangkat kulit mati, banyaknya
antioksidan didalamnya dapat melindungi kulit dari radikal bebas yang
menyebabkan penuaan dini, selain itu kayu manis berfungsi sebagai tabir
surya dan antibakteri pada kulit. Kunyit kaya akan zat kurkumin yaitu
senyawa anti bakteri, protein yang dapat mempertahankan elastisitas
kulit yang berfungsi untuk mencegah timbulnya kerut pada wajah.. Untuk
mengetahui komposisi produk lulur kayu manis dan kunyit yang cocok
untuk kulit kering dan yang dapat mempengaruhi kelembaban kulit,
diperlukan eksperimen pembuatan lulur dengan perbandingan 1:1, 1:2 dan
2:1.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas, maka timbul
pemikiran untuk melakukan penelitian pemanfaatan kayu manis dan tepung
jagung yang dicampur dengan akuades sebagai bahan pembuatan lulur untuk
melembabkan kulit tangan dan kaki dengan mengangkat judul skripsi
“Pengaruh Proporsi Lulur Kayu Manis dan Kunyit Putih (Curcuma
zedoaria Rosc.) Terhadap Tingkat Kelembaban Kulit”.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka yang menjadi


identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Kulit yang kering dan kusam menjadi masalah bagi sebagian besar wanita
karena mempengaruhi penampilan dan rasa percaya diri.
2. Kulit tangan dan kaki memerlukan perawatan agar senantiasa dalam
keadaan lembab dan sehat.

3. Perawatan dengan menggunakan bahan alami berupa lulur dari kayu


manis dan kunyit putih dapat melembabkan kulit tangan dan kaki.
1.3 PEMBATASAN MASALAH

Dalam penelitian ini pembatasan masalah yang akan diteliti yaitu:

1. Responden penelitian ini adalah wanita usia 20-30 tahun yang memiliki
jenis kulit kering.
2. Bahan penelitian yang digunakan adalah kayu manis dan kunyit putih.
3. Tingkat kelembaban kulit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kulit
tangan dan kaki.
1.4 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah


penelitian yaitu:
1. Bagaimana kelayakan lulur kayu manis dan kunyit putih ditinjau dari
uji inderawi dan uji kesukaan?
2. Adakah pengaruh lulur kayu manis dan kunyit putih terhadap kelembaban
kulit tangan dan kaki?
1.5 TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai


berikut:

1. Mengetahui kelayakan lulur kayu manis dan kunyit putih ditinjau dari
uji inderawi dan uji kesukaan.
2. Mengetahui pengaruh lulur kayu manis dan kunyit putih terhadap
kelembaban kulit tangan dan kaki.

1.6 MANFAAT

Manfaat yang ingin diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi akademik, penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan mengenai lulur bahan alami dari kayu manis dan kunyit
putih, serta dapat dijadikan arsip jurusan guna menjadi salah satu sumber
referensi untuk penelitian-penelitian yang akan datang.
2. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber
informasi dan dapat menumbuhkan gagasan baru untuk memanfaatkan
bahan-bahan alami sebagai bahan pembuatan kosmetik yang bermanfaat
untuk merawat kecantikan.
1.7 PENEGASAN ISTILAH

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap konsep yang dibahas


dalam penelitian ini, berikut peneliti jelaskan beberapa istilah yang berkaitan
dengan judul penelitian yang peneliti ajukan, antara lain:
1. Pengaruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012:1045) menyatakan
bahwa pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu, (orang,
benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan
seseorang. Pengaruh dalam penelitian ini adalah daya yang ada dalam
kosmetik lulur yang dapat meningkatkan kelembaban kulit (tangan dan
kaki).
2. Lulur
Lulur merupakan salah satu metode perawatan untuk mengangkat
sel-sel kulit mati yang kasar kemudian untuk membantu membersihkan
kotoran yang melekat pada kulit (Suwita, 2016). Lulur dalam penelitian
ini adalah lulur bubuk yang terbuat dari kayu manis dan kunyit putih
untuk perawatan kulit tangan dan kaki .
3. Kayu Manis
Kayu manis merupakan salah satu tanaman yang kulit batang,
cabang, dan dahannya digunakan sebagai bahan rempah-rempah dan
merupakan salah satu komoditas ekspor Indonesia (Aprianto, 2011).
4. Kunyit Putih
Kunyit putih adalah salah satu spesies dari family zingiberaceae yang
telah dikomersilkan penggunaan rhizomanya sebagai tanaman obat dan
rempah. Kunyit putih (Curcuma zedoaria) selain mudah ditemui, harga
yang tidak terlalu mahal, ternyata memiliki manfaat untuk perawatan
kecantikan tubuh.
5. Kelembaban
Kelembaban berasal dari kata dasar “lembap” yang dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2012:809) artinya tidak kering benar
mengandung air, hawa dan sebagainya. Sedangkan kelembaban adalah
sifat lembap; keadaan (hawa) yang lembap. Dalam penelitian ini,
kelembaban yang dimaksud adalah kelembaban kulit tangan dan kaki
sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
6. Kulit (Tangan dan Kaki)
Kulit merupakan “selimut” yang menutupi permukaan tubuh dan
memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan
dan rangsangan luar (Tranggono R.I., Latifa F., 2007:11). Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2012) tangan adalah anggota badan dari siku
sampai ujung jari atau dari pergelangan sampai ujung jari. Kaki adalah
anggota badan yang menopang tubuh dan dipakai untuk berjalan (dari
pangkal paha ke bawah).
Kulit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kulit tangan (dari
siku sampai ujung jari) dan kulit kaki (dari betis hingga ujung jari) karena
bagian ini mudah dilihat hasilnya sebelum dan sesudah perawatan
menggunakan lulur. Lulur yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan
mampu meningkatkan kelembaban pada kulit tangan dan kaki.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 KULIT

Kulit adalah organ yang menutupi seluruh tubuh manusia, letaknya


paling luar dan mempunyai permukaan paling luas. Kondisi kulit selalu
dipandang pertama kali dan dianggap sebagai salah satu unsur kecantikan.
Oleh karena itu kulit harus senantiasa dirawat agar tetap cantik dan sehat
derta memancarkan kesegaran bagi orang lain yang memandang (Emma,
2007:6).
Berdasarkan uraian tersebut disimpulkan bahwa kulit merupakan
bagian yang menyelimuti tubuh, permukaannya sangat luas, letaknya yang
paling luar membuat kulit berhubungan langsung dengan berbagai pengaruh
dari luar. Selain sebagai cerminan diri seseorang, kulit juga menjadi salah
satu unsur kecantikan sehingga perlu dirawat agar selalu sehat dan segar

Rostamailis (2005) menyatakan bahwa dengan mengetahui struktur


kulit, maka kulitpun akan berfungsi sebagaimana mestinya. Beberapa fungsi
kulit antara lain yaitu: kulit sebagai pelindung, kulit sebagai pengatur suhu
tubuh, kulit sebagai alat perasa, kulit sebagai alat pengecap, kulit sebagai
alat penyerap, kulit sebagai alat pembuang zat-zat sisa metabolisme, dan
kulit juga berfungsi sebagai alat menyatakan emosi.

2.2 KULIT KERING

Ketika usia meningkat, sekresi kelenjar minyak dan keringat


menurun dan kulit perlahan-lahan mengering karena faktor-faktor lain yang
mendorong terjadinya masalah pada pengeringan kulit misalnya menipisnya
kulit akibat meningkatnya usia, sekresi ini dimulai dari lapisan kulit yang
paling dalam hingga mencapai lapisan kulit yang paling luar melalui pori-
pori yang menuju ke kulit. Sewaktu sekresi, minyak menangkap keringat
(terdiri atas air) tepat di bawah permukaan kulit yang paling luar. Akibanya
kulit menahan kelembapan dan terjadilah dehidrasi. (Wangi, 2009:53).
Kulit kering memiliki kadar minyak atau sebum yang sangat rendah
akibatnya kulit terlihat tidak segar dan cenderung terlihat keriput karena
tidak mampu mempertahankan kelembapannya. Kulit kering terjadi akibat
keseimbangan kadar minyak terganggu. Ciri kulit kering yaitu kulit mudah
menjadi kasar, terlihat kusam karena gangguan proses keratinisasi kulit ari,
dan mudah bersisik. Kulit kering memerlukan perawatan yang bersifat
pemberian nutrisi agar kadar minyak tetap seimbang dan kulit dapat selalu
terjaga kelembapannya (Kusantati dkk, 2008:72).
Kulit kering membutuhkan zat-zat tertentu yang bersifat humectant,
yaitu sifat menarik air dari dalam kulit dan dari udara sekitar sehingga proses
dehidrasi kulit tidak berlanjut. Pada jenis kulit kering produksi minyak lebih
sedikit dari jenis kulit lainnya sehingga membutuhkan kosmetika yang
melembabkan mengandung tabir surya dan zat antioksidan pada saat
melakukan kegiatan diluar rumah (Kusantati dkk, 2008:240).

2.3 KELEMBABAN KULIT

Tranggono dan Latifah (2007) pada kulit terdapat lapisan mantel


asam yaitu lapisan tipis lembap pada stratum corneum yang berfungsi
sebagai pelindung kulit yaitu sebagai penyangga (penetralisir bahan kimia),
menekan pertumbuhan mikroorganisme yang membahayakan kulit serta
dengan sifat lembapnya tersebut mencegah kekeringan pada kulit. Selain
mantel asam, terdapat mantel lemak yang menentukan seseorang memiliki
kulit berminyak ataupun kering. Lapisan lemak di permukaan kulit dan
bahan-bahan dalam stratum corneum yang bersifat higroskopis ini dapat
menyerap air dan berada dalam hubungan yang fungsional yang disebut
Natural Moisturizing Factor (NMF).

2. 4 PERAWATAN BADAN

Sejatinya perawatan badan sudah ada sejak zaman dulu bahkan


sudah merupakan warisan nenek moyang. Menurut Rostamailis (2005)
perawatan badan merupakan suatu ilmu yang memepelajari bagaiamana cara
merawat bagian badan, sehingga bagian-bagian tersebut tidak mengalami
perubahan-perubahan yang fatal atau merusak penampilan. Perawatan
badan yang sempurna meliputi perawatan wajah secara sempurna,
perawatan rambut secara telaten, perawatan badan secara menyeluruh,
perawatan tangan dan kaki serta perawatan kesehatan denganberolahraga
secara teratur dan sebagainya. Tujuan yang hendak dicapai dari melakukan
perawatan badan tidak lain adalah agar dapat tampil cantik dan menarik serta
memiliki “citra diri”.
2.5 LULUR

Perawatan dan pemeliharaan kecantikan sebenarnya dapat dilakukan


dengan berbagai cara baik dari dalam melalui pola makan yang sehat
maupun dari luar. Perawatan kecantikan dari luar dilakukan dengan
menggunakan ramuan yang berasal dari herbal, buah, dan sayuran dan
penggunaannya yang beranekaragam seperti dalam bentuk bedak, masker,
scrub, dan lulur misalnya (Wirakusumah, 2007:30).
Lulur sebenarnya menyerupai scrub model kuno dari Mesir dan
Romawi kuno. Ketika itu Ratu Cleopatra yang mempopulerkan perawatan
menggunakan lumpur laut mati. Karena lumpur mati tersebut tidak
ditemukan di Indonesia, maka para leluhur Indonesia menggunakan tanaman
herbal yang ternyata khasiatnya lebih hebat (Kartodimedjo, 2013:118).
fungsi utama lulur adalah mengangkat sel-sel kulit yang telah mati
agar kulit menjadi bersih dan dapat bernafas kembali. Dengan menggunakan
perawatan lulur, kulit akan menjadi halus karena sel kulit mati yang kasar
terangkat. Selain itu lulur juga dapat menghilangkan gatal-gatal pada kulit
akibat jamur atau lainnya. Menurut Sri Kartodimedjo (2013) lulur
tradisional selain dapat mengangkat sel kulit mati, lulur dapat membuat
tubuh menjadi rileks karena aliran darah semakin lancar. Lulur juga akan
membuat kulit tubuh menjadi halus, cerah dan bersih. Kemudian bau
badanpun juga akan hilang dan kulit terhindar dari gatal-gatal karena jamur.
2.6 KAYU MANIS
Rismunandar (1995), tanaman Cinnamomum zeylanicum dan C.
Burmanni merupakan tanaman berumur panjang yang menghasilkan kulit. Di
Indonesia, kulit dari tanaman inilah yang disebut “kayu manis”. Tanaman
kayu manis ini dikenal sebagai tanaman yang dapat meningkatkan cita rasa
makanan. Kayu manis juga dikenal dengan sebutan “herbs” yang artinya
tanaman rempah-rempah penyembuh. Rempah-rempah sejatinya sudah
dikenal manusia beberapa tahun sebelum Masehi. Di Mesir, tanaman
cinnamon dimanfaatkan untuk membalsam mayat raja-raja yang dijadikan
mumi.
Kulit kayu manis memiliki rasa pedas dan manis, baunya wangi
serta bersifat hangat. Beberapa bahan kimia yang terdapat pada kayu manis
diantaranya yaitu minyak asiri eugenol, safrole, sinamaldehide, tannin,
kalsium oksalat, damar, dan zat penyamak (Hariana, 2013:151). Sebagian
besar senyawa yang terkandung dalam kulit batang kayu manis adalah
minyak atsiri yang diteliti memiliki kemampuan sebagai antibakteri
(Anggraini, dkk :2015).
Kandungan tertinggi pada kayu manis yaitu sinamaldehid yang
merupakan senyawa turunan aldehid yang termasuk dalam golongan
senyawa polifenolat yang memiliki sifat antioksidan dan tabir surya yang
bertanggungjawab untuk menghambat aktivitas radikal bebas (Shekar et
al, 2012: 5). Senyawa lain yang ditemukan pada kayu manis yaitu
flavonoid, tanin, triterpenoid dan saponin yang berperan dalam anti-
penggumpalan sel darah merah, dan antioksidan.(Astawan,
2016: 95).
Kayu manis yang akan digunakan menjadi lulur melalui sebuah
proses pengolahan. Pertama-tama kayu manis dibersihkan menggunakan air
sampai bersih lalu ditiriskan dan dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih
kecil. Kayu manis yang telah dipotong kecil melalui proses penghancuran
dengan menggunakan blender. Tahap selanjutnya yaitu memisahkan bubuk
kayu manis yang sudah halus dan yang masih kasar menggunakan saringan,
kayu manis yang masih kasar diblender lagi sampai didapatkan kayu manis
yang halus. Bubuk kayu manis yang halus ini lalu disaring lagi menggunakan
ayakan mesh 40 mm untuk mendapatkan ukuran partikel bahan yang sesuai
dengan kebutuhan kosmetik lulur seperti yang dikatakan Erma Yulianti
(2010) dalam penelitiannya yang menyebutkan bahwa semakin kecil ukuran
partikel berpengaruh terhadap sifat fisiknya. Semakin kecil ukuran partikel,
daya sebarnya semakin kecil sedangkan daya lekatnya semakin besar dan
semakin mengurangi timbulnya iritasi pada kulit. Hasil ayakan ini berwarna
coklat karena komponen utama dari kayu manis berupa sinamaldehid selain
sebagai antioksidan juga berperan memberi aroma dan warna (Hastuti, A.M
2014).
2.7 KUNYIT PUTIH
Kunyit putih adalah salah satu spesies dari family zingiberaceae yang telah
dikomersilkan penggunaan rhizomanya sebagai tanaman obat dan rempah.
Kunyit putih (Curcuma zedoaria) selain mudah ditemui, harga yang tidak
terlalu mahal, ternyata memiliki manfaat untuk perawatan kecantikan tubuh.
Kunyit putih mengandung zat antioksidan yang berfungsi untuk mencegah
penuaan dini, membantu melembabkan kulit, membersihkan kulit dan
mencerahkan kulit. Kunyit putih juga mengandung zat anti inflamasi dan
antiseptik sehingga dapat mengatasi pigmeentasi akibat terkena paparan sinar
matahari karena dapat mendinginkan kulit. Selain itu keunggulan kunyit putih
juga dapat menghilangkan bekas luka pada kulit,dapat meminimalisir
strechmark dan selulit.
Mengenai kandungan aktif dalam kunyit putih, hasil penelitian
American Institute Cancer Report (New York Time) 1 Juni 1999 dan juga
oleh pakar Fakultas Farmasi ataupun Pusat Antar Universitas (PAU)
Bioteknologi serta Pusat Penelitian Obat Tradisional (PPOT) Universitas
Gajah Mada (UGM) Yogyakarta menyatakan bahwa kunyit putih
mengandung: Ribosome Inacting Protein berfungsi menonaktifkan sel
kanker,merontokkan sel kanker tanpa merusak jaringan sekitarnya, dan
memblokir pertumbuhan sel kanker, zat anti oksidan yaitu berfungsi untuk
mencegah kerusakan gen, dan zat anti- curcumin yaitu sebagai anti-inflamasi
(anti peradangan). Selain mengandung Ribosome Inacting Protein, kunyit
putih juga mengandung minyak atsiri, curcumin, bosdesmetoksi, kurkumin,
desmetoksi kurkumin, keton sesquiterpen, tumeron, tumein, sabinen, felander
borneol ,lemak, karbohidrat, protein, vitamin C, mineral, serat alami,zat besi,
kalsium, dan fosfor.
Dalam jurnal ilmiah yang berjudul ‘Potensi Antioksidan Dan Aktivitas
Antiproliferasi Ekstrak Kunyit Putih (Curcuma Zedoaria) Pada Sel Hela’ oleh
Saefudin, Fauzia Syarif, dan Chairul (2014:382) menyatakan bahwa variasi
kemanfaatan tumbuhan kunyit putih (curcuma zedoaria) mengandung
senyawa antioksidan. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat
menghambat spesies oksigen reaktif/spesies nitrogen reaktif dan juga radikal
bebas seperti karsinogenesis, kardiovaskular, dan penuaan. Dalam arti lain
antioksidan adalah senyawa yang dapat melawan dan menetralisir radikal
bebas dan memperbaiki kerusakan oksidatif pada molekul biologis. Oleh
karena itu peneliti memilih kunyit putih (curcuma zedoaria) sebagai bahan
lulur tradisional.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 PENDEKATAN PENELITIAN


Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan
pendekatan eksperimen yaitu penelitian eksperimen sesungguhnya (True
Experimental Research). Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu jenis
penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana dan terstruktur dengan
jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya.
Menurut Sugiyono (2013: 13), metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan
sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Menurut Sugiyono, penelitian eksperimen merupakan metode penelitian
yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain
dalam kondisi yang terkendalikan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah
proporsi kayu manis dan bubuk kunyit putih dengan perbandingan (3g:2g), (2g : 3g),
(1g : 4g). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kelembaban kulit. Variabel
kontrol penelitian ini adalah kayu manis, bubuk kunyit putih dan peralatan yang
digunakan
3.2 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Tempat penelitian pembuatan lulur kayu manis dan kunyit berada di
Surabaya. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2020– November 2020.
3.3 DESAIN PENELITAN
Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-test
and Pos-test Group. , dari namanya saja sudah menunjukkan isi yang terkandung
di dalamnya, yaitu jenis-jenis eksperimen yang dianggap baik karena sudah
memenuhi persyaratan yaitu kelompok lain yang tidak dikenai eksperimen dan
ikut mendapatkan pengamatan (Suharsimi, 2002: 78).

Eksperimental design (experimental) merupakan salah satu dari bentuk


penelitian eksperimental, karena dalam desain ini peneliti dapat mengontrol
semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian
validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan penelitian) dapat menjadi
tinggi. Ciri utama dari true experimental adalah sampel yang digunakan untuk
eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari
populasi tertentu. Jadi cirinya adalah adanya kelompok kontrol dan sampel yang
dipilih secara random (Sugiyono, 2011: 75-76). Desain penelitian merupakan
rencana dan struktur penelitian yang disusun sedemikian rupa, sehingga akan
dapat memberikan jawaban terhadap pertanyaan, penelitian, mengontrol, dan
mengendalikan varian.
Eksperimen pada penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk
melihat akibat dari suatu perlakuan. Desain penelitian yang digunakan dengan
bentuk Matching Pretest – Post-test Comparison Group Design dengan satu
macam perlakuan.

Dalam Matching pretest dan Post-test Control Group Design terdapat


dua kelas yang dipilih secara langsung, kemudian diberi pre test untuk
mengetahui keadaan awal, adakah perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol (Sugiyono, 2009: 113). Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif teknik NHT, sedangkan kelas kontrol
tetap menggunakan metode ceramah. Setelah selesai perlakuan kedua kelas
diberi post test.
Menggunakan proporsi kayu manis dan bubuk kunyit putih dengan
perbandingan :
1. 3g : 2g (kayu manis dan bubuk kunyit putih)
2. 2g : 3g (kayu manis dan bubuk kunyit putih)
3. 1g : 4g (kayu manis dan bubuk kunyit putih)

Kelompok Pre test Perlakuan (X) Post test

KE O1 X1 O2

KK O1 X2 O2

Tabel 1. Desain Matching Pretest-Postest Control Group Design


Keterangan :

KE : kelompok Eksperimen KK : kelompok Kontrol


O1 : pre-test (untuk kelompok eksperimen) O1 : post-test (untuk kelompok
eksperimen) O2 : pre-test (kelompok kontrol)
O2 : post-test (kelompok kontrol) X1 : Mempengaruhi kelembaban kulit NHT X2
: Tidak Mempengaruhi

3.4 PROSEDUR PENELITIAN


Proses penelitian ini memiliki prosedur pelaksanaan yang digunakan
sebagai acuan untuk mengambil data penelitian. Prosedur pelaksanaan pembuatan
lulur tradisional dalam penelitian ini adalah:
1. Persiapan ...............................................................................................................
Sebelum dilakukan pembuatan masker tradisional diawali dengan
melakukan persiapan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan meliputi :

A. Persiapan alat.......................................................................................
Persiapan yang harus digunakan pada pembuatan lulur harus
dalam keadaan bersih, baik dan tidak rusak. Peralatan disterilkan
terlebih dahulu dengan alkohol.

B. Persiapan Bahan ..................................................................................


Bahan-bahan yang akan digunakan ditimbang terlebih dahulu
untuk menetapkan berat bahan yang sudah ditentukan oleh peneliti.
Setelah ditimbang bahan dapat langsung diolah.

2. Pelaksanaan

A. Pembuatan bubuk kayu manis ....................................................................


1. Memilih kayu manis .....................................................................................
2. Cuci sampai bersih ......................................................................................
3. Tiriskan kayu manis ....................................................................................
4. Keringkan selama 48 jam dibawah sinar matahari .......................................
5. Kemudian dilakukan penumbukan atau penggilingan ............................
6. Saring kayu manis sesuai keinginan dengan ayakan ukuran 80 mesh.
7. Bubuk kayu manis siap digunakan.

B. Pembuatan bubuk kunyit putih .........................................................


1. Siapkan Kunyit putih ¼ kg ................................................................................
2. Cuci sampai bersih ......................................................................,,,,.....,,,,,,,,,,
3. Tiriskan kayu manis ......................................................................................
4. Keringkan selama 48 jam dibawah sinar matahar.......................................
5. Kemudian dilakukan penumbukan atau penggilingan ..............................
6. Saring kayu manis sesuai keinginan dengan ayakan ukuran 80 mesh.
7. Bubuk kayu manis siap digunakan..............................................................

3.5 TEKNIK PENGUMPULAN DATA ...................................................................


Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
observasi. Metode observasi yang dilakukan untuk mengumpulkan data tentang uji
inderawi dan kesukaan menggunakan rerata dan uji klinis

3.6 RESPONDEN

Respondennya adalah wanita yang memiliki kulit kering dan berumur 20-30
tahun. Dan berisi 20 orang

3.7 INSTRUMEN PENILAIAN

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi,


sistematika yang dilakukan oleh panelis dengan memberikan tanda berupa checklist (√)
pada lembar observasi. Hasil data observasi pada lulur kayu manis dan kunyit
disediakan dalam lembar observasi yang diberikan kepada 20 orang. Aspek- aspek
yang diamati pada penelitian ini adalah hasil hasil lulur apakah bertambah lembab atau
tidak.

3.8. TEKNIK ANALISIS DATA


Penelitian ini dianalisis dengan bantuan sistem komputer program SPSS
versi 16. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis varians klasifikasi
tunggal (anova one way) dengan penerimaan hipotesis alternative pada taraf
signifikan < 0,05. Uji Anova digunakan untuk uji fisik karena sifat pengambilan data
melibatkan 20 orang panelis, sehingga data terdistribusi normal. Apabila hasil
menunjukkan adanya pengaruh nyata maka akan dilanjutkan dengan uji Duncan.
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Hasil penelitian diperoleh bahwa lulur kayu manis dan kunyit dinilai cukup layak
digunakan sebagai perawatan untuk kulit kering berdasar uji inderawi dengan rerata
komulatif sebesar 2,2 dan berdasar uji kesukaan rerata komulatif mencapai 3,30 yang
berarti sangat disukai. Berdasar uji klinis nilai produk A 5,00, produk B 6,00 dan
produk C 4,00 yang berarti bahwa lulur kayu manis dan kunyit berpengaruh terhadap
tingkat kelembaban kulit tangan dan kaki. Simpulan dari penelitian ini adalah 1) Lulur
kayu manis dan kunyit cukup layak digunakan untuk perawatan kulit kering ditinjau
dari hasil uji inderawi, sedangkan hasil uji kesukaan, lulur kayu manis dan kunyit
sangat disukai 2) Produk lulur kayu manis dan kunyit dapat mempengaruhi tingkat
kelembaban kulit. Dari ketiga produk lulur yang paling berpengaruh adalah produk B.
Dilihat dari hasil rata-rata semua produk, lulur kayu manis dan kunyit tidak
menmbulkan sensitifitas pada kulit seperti gatal, panas dan perih pada kulit.
DAFTAR PUSTAKA

Astawan, Made. 2016. Sehat dengan Rempah dan Bumbu Dapur. Jakarta:
Kompas Media Nusantara.

Bondan. 2015. Alat Ukur Kelembaban Kadar Air dan Minyak Pada Kulit
FCM2.
https://www.indo-digital.com/alat-ukur-kelembaban-kadar-minyak-pada-
kulit-
fcm2.html. 24 Mei 2017 (06:37).

Darwati. 2013. Cantik Dengan Lulur Herbal. Cetakan Pertama. Surabaya:


Tibbun Media.

Hariana, Arief. 2013. 262 Tumbuhan Obat dan Khasiatnya. Edisi Revisi.
Cetakan Pertama. Jakarta: Penebar Swadaya.

Fauzi, Ridwan Aceng dan Nurmalina, Rina.2012.MerawatKulit dan Wajah.


Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Jumarani, Louis. 2008. The Essence of Indonesia SPA. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Kustanti, Herni. 2008. Tata Kecantikan Kulit SMK Jilid I. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Saefudin, Fauzia Syarif dan Chairul. 2014. “Antioxidant potential and
proliferative activity of curcuma zedoaria Rosc.Extract on Hella Cells”.
Bogor:Bidang pusatpenelitian.
Soekarto, Suwarno T. 1985. Penilaian Organoleptik.
Jakarta: Bharata Karya Aksara

Anda mungkin juga menyukai