Tugas Matematika Terapan Teknik Merangkum Vektor Diferensiasi
Tugas Matematika Terapan Teknik Merangkum Vektor Diferensiasi
Tugas Matematika Terapan Teknik Merangkum Vektor Diferensiasi
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2020
DIFERENSIASI VEKTOR
Δ R R (u+ Δ u ) −R (u)
tanggal u. Maka = , dimana Δ u
Δu Δu
menunjukan suatu pertambahan dalam u (lihat gambar disamping).
dR
Karena adalah sebuah vektor yang bergantung pada u, kita dapat meninjau turunannya terhadap u
du
d2 R
Jika turunannya ini ada, dinyatakan oleh Dengan cara yang sama dibahas turunan dengan orde lebih
d u2
tinggi
KURVA-KURVA RUANG. Bila R(u) adalah vektor kedudukan r (u) yang menghubungkan titik asal O dari
suatu sistem koordinat dan sembarang titik (x.y.z) maka
r ( u )=x ( u ) i+ y ( u ) j + z ( u ) k
dan spesifikasi fungsi vektor r(u) mendefinisikan x,y, dan z sebagai fungsi-fungsi dari u.
x=x (u ) , y = y ( u ) , z=(u)
Δr r ( u+ Δ u )−r (u)
Maka = adalah
Δu Δu
1
lim Δr
Jika Δu →0 dr ada, maka limitnya akan berupa sebuah vektor yang searah dengan arah garis singgung
=
Δu du
pada kurva ruang (x,y,z) dan diberikan oleh
dr dx dy dz
= i+ j+ k
du du du du
dr
Bila u adalah waktu t, maka menyatakan kecepatan V yang mana dengannya titik terminal dari r
du
dv d 2 r
menggambarkan kurvanya. Dengan cara yang sama, = menyatakan percepatan a sepanjang kurva
dt d t 2
ϕ ( u+ Δu )−ϕ ( u ) . Ekivalen dengan ini, ϕ (u) kontinu di u jika untuk setiap bilangan positif ∈ jika dapat
memperolehbilangan positif δ sehingga
R2(u) dan R3(u) kontinu di u atau jika lim lim R ( u+ Δu )−R(u) Ekivalen dengan ini R (u) kontinu
Δu→ 0
Di u jika untuk setiap bilangan positif ∈ kita dapat menemukan bilangan positif δ sehingga
RUMUS DIFERENSIASI. Jika A, B dan C adalah fungsi-fungsi vektor dari sebuah skalar z yang
diferensiabel dan ϕ sebuah fungsi skalar dari u yang diferensiabel, maka
d d A dB
1. ( A + B) = +
du du du
d dB d A
2. (A ∙ B) = A ∙ + ∙B
du du du
2
d dB d A
3. ( A × B) = A × + × B
du du du
d d A dϕ
4. (ϕ A) = ϕ + A
du du du
d dC dB dA
5. ( A ∙ B ×C) = A ∙ B × +A ×C + ∙ B ×C
du du du du
d dC dB dA
6.
du
( A ×(B ×C )) = A × B×
du (
+ A ×(
du )
×C)+
du
(B ×C )
TURUNAN PARSIAL DARI VEKTOR-VEKTOR. Jika A adalah sehuah vektor yang bergantung pada lcbih
daripada satu variabcl skalar, katakan x,y,z misalnya, rnaka kita tuliskan A = A (x, y. z). Turunan parsial dari A
tcrh:dap r didefinisikan sebagai
lim A ( x + Δx , y , z )− A ( x , y , z )
∂ A Δu →0
=
∂x Δx
lim A ( x , y + Δy , z )− A ( x , y , z)
Jika limitnya ada begitupula, ∂ A Δu →0
=
∂x Δx
lim A ( x , y , z+ Δz )− A (x , y , z)
∂ A Δu →0
=
∂x Δx
Adalah masing masing turunan parsial dari A terhadap y dan z jika limitnya ada
Pernyataan kontinuitas dan diferensiabilitas untuk fungsi-tungsi dari satu variabel dapat diperluas bagi
fungsi-fungsi dari dua atau lebih variabel. Misalnya,Φ ( x , y ) dikatakan kontinu di (x,y) jika
Atau bila untuk setiap bilangan positif ∈kita dapat menemukan bilangan positif δ sehingga
¿ ϕ ( x + Δx , y + Δy ) −ϕ( x , y)∨¿∈ apabila | Δx|<δ dan| Δy|<δ . Definisi yang sama berlaku pula untuk
fungsi-fungsi vektor.
Untuk fungsi-fungsi dari dua atau lebih variabel kita pergunakan istilah diferensiabel (differensiablei)
dengan pengertian bahwa fungsinya menriliki turunan-turunan parsial pertama yang kontinu. (lstilah ini
dipergunakan oleh yang lainnya dalam pengertian yang agak lebih lunak).
Turunan-turunan yang lebih tinggi dapat didefinisikan seperti dalam kalkulus. Jadi, misalnya,
3
∂2 A ∂ ∂ A ∂2 A ∂ ∂ A ∂2 A ∂ ∂ A
= , = ( ) , =
∂ x2 ∂ x ∂ x ∂ y2 ∂ y ∂ y ∂ z2 ∂ z ∂ z ( ) ( )
∂2 A ∂ ∂A ∂2 A ∂ ∂A ∂2 A ∂ ∂2 A
= , ( )
= , =
∂ x ∂ y ∂ x ∂ y ∂ y ∂ x ∂ y ∂ x ∂ x ∂ z2 ∂ x ∂ z2( ) ( )
Jika A memiliki sekurang-kurangnya turunan-turunan parsial orde kedua yang kontinu. Maka
∂2 A ∂2 A
=
∂x ∂ y ∂ y ∂ x
Aturan-aturan untuk turunan parsial dari vektor-vektor mirip dengan yang-dipergunakan dalam
kalkulus elementer dari fungsi-fungsi skalar. Jadi jika A dan B adalah fungsi-fungsi dari x, y. z mzka, misalnya,
∂ ∂B ∂ A
1. ( A ∙ B) = A∙ + ∙B
∂x ∂x ∂x
∂ ∂B ∂ A
2. ( A × B) = A× + × B
∂x ∂ x ∂x
∂2 ∂ ∂ ∂ ∂B ∂A
3.
∂ y∂ x
( A × B) = {
∂y ∂x
( A ∙ B) = }
∂y
{ A∙ +
∂x ∂x
∙ B}
∂2 B ∂ A ∂ B ∂ A ∂ B ∂2 B
= A∙ + ∙ + ∙ + ∙ B ,dan seterusnya
∂ y ∂x ∂ y ∂ x ∂ x ∂ y ∂ y ∂ x
DIFERENSIAL DARI VEKTOR-VEKTOR mengikuti aturan-aturan yang mirip dengan yang dari kalkulus
elenrenter, Misalnya,
dr
Bila C adalah sebuah kurva ruang yang didefinisikan oleh kurva r (u), maka kita telah melihat bahwa
du
adalah sebuah vektor yang searah dengan garis-singgung pada C, Jika skalar u diambil sebagai sebuah panjang
dr
busur s yang diukur dari suatu titik pada C maka adalah sebuah
ds
vektor singgung satuan pada C dan dinyatakan dengan T (lihat
gambar dibawah). Laju perubahan T terhahap s adalah ukuran dari
4
dT dT
kelengkungan C dan diberikan oieh Arah dari pada sebatang titik pada C adalah normal terhadap
ds ds
kurva pada titik tersebut (lihat Soal 9). Jika N adalah sebuah vektor satuan dalam arah normal ini, maka ia
dT
disebut normal utama (prin' cipal normal)pada kurva jadi =κ N dimana k- disebut kelengkungan
ds
(Creature) dari C pada titik yang dispesifikasikan. Besaran disebut jejari kelengkungan ( radius of creature).
Vektor satuan B yang tegak-lurus pada bidang dari T dan N dan sedenrikian rupa sehingga
B=T × N, disebut binormal terhadap kurva. Dari sini diperoleh bah'uva T, N, B mernbentuk sebuah sistern
koordinat tegakIurus tangan-kanan lokal pada sebarang titik dari C. Sistem koordinat ini disebut trihedral
alautriad pada titik yang ditinjau. Bila s berubah, maka sistem koordinatnya bergerak dan dikenal sebagai
trihedral bergerak.
dT dN dB
=kN , =τ B−κ T , =−τ N
ds ds ds
1
di mana r adalah sebuah skalar yang disebut torsi (torsion). Besaran σ = disebut jejari torsi (radius of torsion)
τ
Bidang osktlasi (osculating plane) pada sebuah kurva dititik P adalah bidang yang rnengSndung vektor
satuansing,gungdannorrnal utarnadiP. BidangnormaladalahbidangyangnlelaluiPdantegak-lurusvektorsatuan
singgung. Bidang yang meralat (rectifying plure) adalah bidang yang meialui P dan tegak-lurus normal utama.
MEKANIKA menyangkut studi terhadap gerak partikel sepanjang kutva-kurva, studi ini dikenal sebagai
kinematika. Dalarn hubungan ini beberapa hasil dari geometri diferensial dapat mempunyai arti.
Studi terhadap gaya-gaya pada obyek-obyek yang bergerak ditinjau dalam dinamika. Yang mendasar
dalam studi ini adalah hukunr Nervton yang terkenal yang menyatakan bahwa jika F adalah gaya total yang
bekerja pada sebuah obyek bermassa m yan1 bergerak dengan kecepatan v, maka
d
F= (mV )
dt
dv
di mana mv adalah momentum dari obyek. Jika rn konstan, maka rumus ini menjadi F=m =ma dimana a
dt
adalah percepatan objek.
5
1. jika R(u) = x(u)i + y(u)j + z(u)k, dimana x, y, dan z fungsi fungsi diferensiasiabel dari sebuah skalar u, buktikan
d R dx dy dz
bahwa = i+ j+ k
du du du du
= lim [ x ( u+ Δ u ) i+ y ( u+ Δu ) j+ z ( u+ Δ u ) k ]−¿ ¿
Δu→ 0
dx dy dz
= i+ j+ k
du du du
dR d2 R ⅆR d2 R
2. Diketahui R = sin t i + cos t j + tk, Carilah (a)
dt
, (b)
dt 2
, ( c ) | | | |
ⅆt
,(d )
ⅆt
2
dR d d d
(a) = ( sin t ) i+ ( cos t ) j+ ( t ) k =cos i−sin j+ k
dt dt dt dt
d 2 R d dR d
(b) = ( )= ¿
dt 2
dt dt dt
(c) |ⅆRⅆt |= ¿ ¿ ¿
√
d2 R √
(d)
| |
ⅆt2
= ¿¿ ¿ = 1
3. Sebuah partikel bergerak sepanjang sebuah kurva yang persamaan parameternya adalah x = e –t , y = 2 cos 3t, z =
2 sin 3t, dimana t adalah waktu.
6
Besarnya kecepatan pada t = 0 adalah √(1)2+(6)2= √37
Besarnya percepatan pada t = 0 adalah √ (1)2+(−18)2= √ 325
4. Sebuah partikel bergerak sepanjang kurva dimana t adalah waktu. Carilah komponen- komponem kecepatan dan
percepatannya pada saat t = 1 dalam arah i – 3j + 2k.
dr d
Kecepatan = = [2t 2 i+ ( t 2−4 t ) j+ ( 3t−5 ) k ]
dt dt
¿ 4 t i+ ( 2t – 4 ) j+3 k=4 i – 2 j+3 k padat=1
1−3 j+ 2 k i−3 j−2 k
Vektor satuan dalam arah i – 3j + 2k adalah 2
=
2
√(1) +(−3 ) +(2) 2
√ 14
maka komponen kecepatan dalam arah yang diberikan adalah
( 4 i−2 j −2 k ) ∙( i−3 j+2 k ) (4) ( 1 ) −(−2 )(−3 )+(3)(2) 16 8 √ 14
= = =
√ 14 √14 √ 14 7
d 2 r d dr d
percepatan = = ( ) = [ 4 t + ( 2 t−4 ) j+ 3 k ] =4 i+ 2 j+ 0 k
dt 2
dt dt dt
5. Kurva C ditentukan oleh persamaan parameter x = x (s), y = y (s), z = z (s), dimana s adalah arepanjang C diukur
dari titik tetap di C. Jika r adalah vektor posisi dari setiap titik di C, tunjukkanbahwa dr / ds adalah vektor satuan
yang bersinggungan dengan C.
dr d dx dy dz
Vektor = (xi + yj + zk) = i+ j+ k bersinggungan dengan kurva x = x (s), y = y (s), z = z (s).
ds ds ds ds ds
Untuk menunjukkan bahwa ia memiliki besaran satuan, kami mencatatnya
6. (a) Tentukan vektor singgung satuan ke titik mana pun pada kurva x = t 2 + 1, y = 4t – 3, z = 2 t 2 – 6t.
dr d 2
= [ (r +1 i+ ( 4 t−3 ) j +2 t 2−6 t )k ] = 2t I + 4j + (4t – 6)k
dt dt
7
Besarnya vector adalah |drdt | √(2 t) +( 4) +( 4 t−6)
= 2 2 2
.
2t i+ 4 j+ ( 4 t−6 ) k
Maka vektor tangen satuan yang dibutuhkan adalahT =
√(2 t)2+(4)2+(4 t−6)2
dr ds dr /dt dr
Perhatikan itu sejak | |
=
dt dt
,T= =
ds /dt ds
.
4 i +4 j+2 k 2 2 1
Di t = 2, vektor singgung satuan adalahT = 2 2 2 = i + j = k.
√(4 ) +(4 ) +(2) 3 3 3
d d B dA d d B dA
(a) (A . B) = A . + . B, (b) (A x B) = A x + xB
du du du du du du
d lim ( A+ Δ A ) . ( B+ ΔB )− A . B
a) ( A . B ) = Δu−0
du Δu
lim A . ΔB+ ΔA . B+ ΔA . ΔB
= Δu−0
Δu
= lim ¿A . Δ B + ΔA . B+ ΔA . ΔB = A . d B + d A . B
Δu−0 Δ u Δu Δu du du
Metode lainnya .biarkan A = A 1 i + A 2 j + A 3 k . B = B1 i + B 2 j + B 3 k .
d d
Lalu ( A . B )= ( A B + A B + A3 B 3)
du du 1 1 2 2
d B2 d B3 d A1 d A2 d A3 dB d A
= ¿¿ + A2 + A3 )+( B1 + B2 + B 3) = A . + .
du du du du du du du
d lim ( A+ Δ A ) x ( B + Δ B )= A x B
b) ( A x B ) = Δu−0
du Δu
lim A x ΔB+ Δ A x B+ Δ A x Δ B
= Δu−0
Δu
= lim ¿A x Δ B + Δ A x B + Δ A x Δ B = A x d B + d A x B
Δu−0 Δu Δu Δu du du
Metode lainnya.
8
i j k
d
du
( Ax B ) =
d d
du du
A1
B1
| d A2
du
B2
d A3
du
B3
|
Menggunakan teorema tentang diferensiasi determinan, ini menjadi
i j k i j k
| A1
d B1
du
A2
d B2
du
A3
d B3
du
+
||
d A1
du
B1
d A2
du
B2
d A3
du
B3
|=Ax
dB d A
du
+
du
xB
d d d
8. Jika A = 5 t 2 i + tj - t 3 k dan B= sin t i – cos t j, cari (a) (A . B), (b) ( Ax B ), (c) ( A x A ).
dt dt dt
a) A . B = 5 t 2 sin t – t cos t. lalu
d d
(A . B) = (5 t 2 sin t – t cos t) = ¿ cos t + 10t sin t + t sin t – cos t
dt dt
= (5 t 2 – 1) cos t + 11t sin t
i j k
b) A x B = 5t 2
| t
|
−t 3 = −t 3 cos t i - t 3 sin t j + (−5 t 2 cos t – t sin t)k
cos t sin t 0
d
Kemudian ( A x B ) = (t 3 sin t - 3 t 2 cos t) I – (t 3cos t + 3 t 2 sin t)j + ¿ ¿ sin t – 11t cos t – sin t)k
dt
d dA dA dA
c) (A . A) = A x + . A = 2A .
dt dt dt dt
= 2 ¿ ¿ + tj - t 3k = 100 t 3 + 2t + 6 t 5
9. Jika A memiliki besaran konstan tunjukkan bahwa A dan dA / dt diberikan tegak lurus |d A/dt |= 0 Karena A
memiliki besaran konstan, A . A = konstanta.
d dA dA dA
Kemudian (A . A)= A x + . A = 2A . = 0.
dt dt dt dt
dA dA dA
Kemudian A x
dt
= 0dan A tegak lurus dengan
dt
yang disediakan
dt
= 0. | |
9
d dC dB dA
10. Buktikan (A . B x C) = A . B +A. xC + . B x C, dimanaA,B,C dapat dibedakanfungsi skalar
du du du du
u.
d d dA
Menurut Masalah 7 (a) dan 7 (b), A .(Bx C ) = A . (B x C) + . (B x C)
du du du
dC dB dA
=A.
[ Bx +
du du
xC + ]
du
.BxC
dC dB dA
=A.Bx +A. xC + .BxC
du du du
d d V d2V
11. Hitunglah (V . x ).
dt dt dt 2
d V d3V d V d3V
=V. x + 0 + 0 = V . x
dt dt 3 dt dt 3
12. Sebuah partikel bergerak sehingga vektor posisinya diberikan oleh r = cos ω t i + sin ω t j dimana cv adalah
sebuah konstanta. Tunjukkan bahwa (a) kecepatan v partikel tegak lurus terhadap r, (b) percepatan a adalah
diarahkan ke asal dan besarnya sebanding dengan jarak dari asal, (c) r × v =vektor konstan.
dr
a) V= = -ω sin ωt I + ω cos ωt j
dt
Kemudian r . v = [ cos ωt i+ sin ωt j ] . [ −ω sin ωt i+ ω cos ω j ]
= (cos ωt) (-ω sin ωt) + (sin ωt) (ω cos ωt) = 0
d 2 r dv
b) = = −ω 2 cos ωt i - ω 2 sin ωt j
dt 2 dt
= −ω 2 [ cos ωt i+ sin ωt j ] = −ω 2 r
Jadi percepatannya berlawanan dengan arah r, yaitu diarahkan ke titik asal. Nyabesarnya sebanding dengan I r I
yang merupakan jarak dari asal.
10
i j k
=
|cos ωt
−ω sin ωt ω cos ωt 0 |
sin ωt 0 = ω (cos 2 ωt +sin 2 ωt ¿ k=ω k ,vekttor konstan
Secara fisik, gerak adalah gerak partikel yang bergerak pada keliling lingkaran dengan konstanta kecepatan
sudut w. Percepatan yang diarahkan ke pusat lingkaran adalah percepatan sentripetal.
d2 B d2 A d dB d A
13. Buktikan : A x - = (A x - x B)
dt 2
dt 2
dt dt dt
d dB d A d dB d A
(A x - x B) = (A x - x B)
dt dt dt dt dt dt
d2 B d A d B d A d B d2 B d2 B d2 B
=Ax
dt 2
+
dt
x
dt
-
dt
x +
[
dt dt 2
xB =Ax 2 - 2 xB
dt dt ]
dA dA
14. Perlihatkan bahwa A x =Ax
dt dt
A1 i + A2 j + A3 k . Kemudian A= A 2 + A 2 + A 2 .
Biarkan A =
1 √ 2 3
dA 1 2 2 2
−1
d A1 d A2 3
= ( A + A + A ¿ 2 ( 2 A1 + 2 A2 + 2 A3 )
dt 2 1 2 3 dt dt dt
d A1 d A2 d A3
A1 + A2 + A3 dA
dt dt dt = A x dA dA dA
= dt . i.e A x Ax =Ax .
2 2 2 dt dt dt
(A +A +A ) A
1 2 3
ƏA Ə
= ( 2 x 2 y−x 4 ) 1+ Ə ¿sin x) j + Ə ¿cos y) k
Əx Əx Əx Əx
= (4xy – 4 x 3 ¿ i + ( ye xy − y cos x) j + 2x cos y k
ƏA Ə
= ( 2 x 2 y −x 4 ) i+ Ə ¿) j + Ə ¿ k
Əy Əy Əy Əy
= 2 x 2 i + ( xe xy −sin x ¿ ¿ j−x 2 sin yk
11
Ə2 A Ə
= ( 4 xy−4 x 3 ) i+ Ə ¿
Ə x2 Əx Əx
¿ ( 4 y−12 x 2) i+¿
Ə2 A Ə ( 2 ) Ə
2
= 2 x i+ ¿
Əy Ə y Ə y
Ə2 A Ə ƏA Ə
= =
Ə xƏ y Ə x Ə y Ə y
¿ ( )
¿ 4 x i+ ¿
Ə2 A Ə ƏA Ə ( Ə
= =
Ə yƏx Ə y Ə y Əx ( )
4 xy −4 x 3 ) i+
Əx
¿
¿ 4 x i+ ¿
Ə3
16. Jika Ø (x, y, z) = ( xy 2 z ) dan A = 2
xz i−xy j+ yz 2
k , carilah ¿A) pada titik (2, -1, 1).
Ə x2 Ə z
2 Ə
ØA = ( xy z ¿ ( xz i−xy 2 j+ yz 2 k ) =x 2 y 2 z 2 I −x2 y 2 z j+ xy 3 z 3 k (Ø A)
Əz
Ə ( 2 2 2 2 4 3 3 2 2 2 4 3 2 Ə2 (
¿ x y z i−x y z j+ xz z k ) =2 x y z i−x y j+3 xy z k Ø A)
Əz Ə xƏ z
Ə ( 2 2 2 2 4 3 3 2 4 3 2 Ə3 (
¿ x y z i−x y j+ 3 xy z k )=4 xy z i−2 xy j+3 y z k Ø A)
Əx Ə x2 Ə z
Ə
¿ ( 4 xy 2 z i−2 xy 4 j+ 3 y3 z 2 k )=4 y 2 z i−2 y 4 j
Əx
Jika x = 2, y = -1, z = 1 ini menjadi ¿ (1) i – 2(−1 ¿ ¿4 j = 4i – 2j.
17. Misalkan F bergantung pada x, y, z, t di mana x, y, dan bergantung pada t. Buktikan bahwa
d F Ə F Ə F dx Ə F dy Ə F dy Ə F dz
= + + + +
dt Ə t Ə x dt Ə y dt Ə y dt Ə z dt
Di bawah anggapan diferensiabilitas yang sesuai.
12
Misalkan bahwa F = F 1 ( x , y , z , t ) I + F 2(x , y , z , t) j + F 3( x , y , z , t) k. Maka
dF = d F1 I + d F2 j + d F3 k
Ə F1 Ə F1 Ə F1 Ə F1 Ə F2 Ə F2 Ə F2 Ə F2
=
[ Ət
dt +
Əx
dx +
Əy
dy +
Əz
dz i+
Ət
dt +][
Əx
dx+
Əy
dy +
Əz
dz j ]
Ə F3 Ə F3 Ə F3 Ə F3
+
[ Ət
dt+
Əx
dx +
Əy
dy+
Əz
dz k ]
Ə F1 Ə F2 Ə F3 Ə F1 Ə F2 Ə F3 Ə F 1 Ə F2 Ə F 3
=
( Ət
i+
Ət
j+
Ət ) (
k dt+
Əx
i+
Əx
j+
Əx
k dx +
Əy
i+
Əy
j+
Əy
k dy ) ( )
+
( ƏƏFz i+ ƏƏFz j+ ƏƏFz k ) dz
1 2 3
ƏF ƏF ƏF ƏF
= dt + dx+ dy + dz
Ət Əx Əy Əz
d F Ə F Ə F dx Ə F dy Ə F
dan dengan demikian = + + + dz .
dt Ə t Ə x dt Ə y dt Ə z
GEOMETRI DIFERENSIAL
dT dN
18. Buktikan rumus Frenet-Seret ( a ) =k N , ( b )−t N , ( c ) =t B−k T .
ds ds
dT dT
( a ) Karena T . T = 1, maka dari Soal didapatkan bahwa T . =0, yang berarti tegak lurus. Jika N
ds ds
dT dT
sebuah vektor satuan dalam arah , maka = kN. Kita menyebut N normal utama, K kelengkungan danp
ds ds
= I/K jejari kelengkungan.
dB d N dT dN dN
( b ) Misalkan B = T x N , maka =T x + x N =T x + k N x N =T x
ds ds ds ds ds
dB dN dB
Maka T . =T . T × =0 ,jadi T tegak lurus tetapi dari B . B=1 kita dapatkan
ds ds ds
dB dB
Bahwa B. =0 (soal 9), jadi tegak-lurus B dan terletak dalam bidang dari T dan N
ds ds
dB
Karena terletak dalam bidang dari T dan N dan agak tegak-lurus T , maka ia haruslah
ds
13
dB
Sejajar N ; maka =−τN . Kita menyebut B binormal, τ torsi ,dan σ =1/τ jejar-torsi
ds
(c) Karena T , N , B membentuk suatu system tangan kanan, maka demikian pula N , B , dan, yakni
N=B ×T .
dN dT dB
Maka =B × + × T =B × kN−τN × T =−kT +τB =τB−kT
ds ds ds
ds dr dr dr
=
dt dt
= | |√
. =√ ¿ ¿
dt dt
dr dr /dt −3 3 4
Jadi t= = = sin t i+ cos t j+ k .
ds ds /dt 5 5 5
dT d −3 3 4 −3 3
(b) =
dt dt 5 (
sin t i+ cos t j+ k =
5 5 5 5 )
cos t i− sin t j
dT dT /dt −3 3
= = cos t i− sint j
ds ds /dt 25 25
dT dt
Karena
ds
=kN ,
dS | |
=|K||N|=K jadi K ≥0
Maka k = |dTdS |= ¿ ¿
√
dT 1 dT
Dari kN , Kita peroleh N= =−cos t i−sin t j
ds K ds
14
i j k
3
(c) B=T × N= − sint
5 |
−cos t
3
5
cos t
−sin t 0
|
4 4 4 3
= sin t i− cos t j+ k
5 5 5 5
dB 4 4 dB dB/ dt 4 4
= cos t i+ sin t j, = = cos t i+ sin t j
dt 5 5 ds ds /dt 25 25
−τ N =−τ ¿
20. Buktikan bahwa jejari kelengkungan dari kurva dengan persamaan parameter x=x ( s ) , y= y ( s ) , z=z (s)
2 2 2 −1 /2
d2 x d2 y d2 z
diberikan oleh ρ=
[( ) ( ) ( ) ]
ds2
+
ds2
+
ds2
dt dx dy dz dT d2 x d 2 y d 2 z
Maka T = = i+ j+ k dan = i+ 2 + 2 k .
ds ds ds ds ds ds2 ds ds
1
Dan hasilnya langsung diperoleh ρ=
K
dr d 2 r d3 r τ
21. Perlihatkan bahwa . × = .
ds ds 2 ds 3 ρ2
dr d 2 r dT d3r dN dk 2 dK
=T , 2 = =kN , 3 =k + N =kτB−k t + N
ds ds ds ds ds ds ds
dr d 2 r d3 r 2 dk
. 2 × 3 =T . kN ×(kτB−k T + N)
ds ds ds ds
dk τ
(
¿ T . k 2 τN × B−k 3 N ×T + k
ds )
N × N =T . ( k 2 τT +k 3 B )=k 2 τ= 2
ρ
Dengan mempergunakan hasil dari Soal 20, maka hasil diatas dapat dituliskan sebagai berikut
τ =¿
Di mana adanya tanda aksen menyatakan turunan terhadap s
15
ds dr dr dr
= | |√
dt dt
= . =√ ¿ ¿
dt dt
dT dT
Karena
ds
=kN , k=
ds| |
= √(−4 t )2+ ¿¿ ¿
23. Carilah persamaan-persamaan dalam bentuk vektor dan koordinat tegak lurus untuk (a)
Vektor singgung satuan, (b) normal utama, (c) binormal terhadap kurva dari soal 22 pada
Dimana t=1
Jika A adalah sebuah vektor yang diketahui sedangkan r o dan r berturut turut menunjukkan
Vektor kedudukan dari titik pangkal dan terminal rektor A, maka r −r o sejajar A dan dengan
2
Dalam bentuk koordinat tegak-lurus dengan r =xi+ yj+ zk ,r O =i+ j+ k persamaan persamaan diatas
3
berturut menjadi
16
24. Carilah persamaan-persamaan dalam bentuk vektor dan koordinat tegak-lurus untuk (a) bidang
Oskulasi , (b) bidang normal , dan (c) bidang yang meralat terhadap kurva dari Soal 22 dan 23
(a) Bidang oskulasi adalah bidang yang memuat vektor singgung satuan dan normal utama. Jika
r adalah vektor kedudukan dari seberang titik pada bidang ini dan r o vektor kedudukan dari titik
t=1 , maka r −r 0 tegak lurus BO, yang adalah binormal di titik t=1 ,yakni ( r −r O ) . B O=0
(b) bidang normal adalah bidang yang tegak-lurus vektor singgung di titik yang ditinjau. Maka
(c) bidang yang meralat adalah bidang yang yang tegak-lurus normal utama di titik yang ditinjau.
Dalam bentuk koordinat tegak-lurus persamaan persamaan (a), (b), dan (c) berturut turut
menjadi,
Kurva C di titik ρ .
∂r ∂r
(b) Perlihatkan bahwa × menyatakan sebuah vektor yang normal terhadap permukaan
∂u ∂ v
(a) Jika u kita pandang berharga tetap, katakana uo , maka
Di atas.
r =r ( uo , v ) menyatakan sebuah kurva yang dapat dinyatakan
(c) Tentukan normal satuan terhadap permukaan berikut dimana α >0
oleh u=uo. Begitu pula u=u1 mendefisinikan kurva lainnya
r =a cos
r =ru(u
sin1 ,vvi+ a sin vdemikian,
) dengan j+a cos vbila
k u berubah maka r =r (u , v )
menyatakan sebuah kurva yang bergerak dalam ruang dan
menghasilkan sebuah permukaan S . Maka r =r (u , v )
menyatakan permukaan S yang dihasilkannya, seperti
diperlihatkan dalam gambar disamping .
∂r
(c) =−a sin u sin v i+ a cos u sin v j
∂u
∂r
=a cos u cos v i+a sin u cos v j−a sin v|k
∂v
i j k
Maka
∂r ∂r
∂u ∂ v |
× = −a sin u sin v a cos u sin v 0
a cos u cos v a sin u cos v j −a sin v |
¿−a 2 cos u sin2 v i−a 2 sin u sin2 v j−a2 sin v cos v k
Menyatakan vektor normal terhadap permukaan di seberang titik (u , v )
∂ r ∂r ∂r ∂ r
Normal satuannya diperoleh dengan membagi ×
∂ u ∂v
dengan besarnya,
∂u ∂ v | |
× , yang diberikan
oleh
18
Perlu diperhatikan bahwa permukaan yang diberikan didefinisikan oleh x = a cos u sin v, y = a sin u sin v, z
= a cos v yang mana darinya terlihat bahwa x 2+ y 2+ z 2=a2 , yang adalah permukaan bola berjejari a. Karena
r ¿ a n, maka dari sini diperoleh:
26. Carilah persamaan untuk bidang singgung terhadap permukaan z=x 2 + y 2 di titik (1,-1,2)
Misalkan x=u , y=v , z=u2 + v 2 adalah persamaan-persamaan parameter dari permukaan. Vektor
kedudukan dari seberang titik pada permukaan adalah
r =ui+ v j+ ( u2 +v 2 ) k
∂r ∂
Maka ¿ i+ 2u k=i+2 k , r ¿ j+2 v k = j−2 k di titik (1,-1,2), dimana u¿ 1 dan v=¿ −¿1.
∂u ∂v
Menurut soal nomor 25, normal n terhadap permukaan di titik ini adalah:
∂r ∂ r
n= × =¿( i+2 k ) × ( j−2 k ) ¿−2i+2 j+k
∂u ∂v
Vektor kedudukan dari titik (1,-1,2) adalah RO =i− j+2 k . Vektor kedudukan
dari seberang titik pada bidang adalah
R=x i+ y j+ z k
Maka dari gambar disamping, R−R O tegak lurus n dan persamaan bidang
yang dikehendaki adalah ( R−R O) ∙ n ¿∩ atau
MEKANIKA
27. Perlihatkan bahwa percepatan a dari sebuah partikel yang bergerak sepanjang sebuah kurva ruang dengan
kecepatan v diberikan oleh
dv + v 2
a ¿ T N
dt ρ
dimana T adalah sebarang vector singgung satuan terhadap kurva ruang, N vektor normal utama, dan ρ adalah
jejari kelengkungan.
dv d dv dT
Diferensiasikan, a ¿ = ( v T )= T +v
dt dt dt dt
19
d T d T ds ds vN
Tetapi dari soal 18 (a), = =K N =K v N=
dt ds dt dt ρ
dv vN dv v2
a ¿
dt
T +v
( )
ρ
= T+ N
dt ρ
Hasil ini memperlihatkan bahwa komponen percepatan dalam arah singgung terhadap lintasan adalah dv/dt dan
v 2 /ρ adalah dalam arah normal terhadap lintasan. Komponen percepatan terakhir ini seringkali disebut
percepatan sentripetal.
28. Bila r adalah vektor kedudukan dari sebuah partikel bermassa m relatif terhadap titik O dan F adalah gaya luar
pada partikel, maka r× F=M adalah torsi atau momen dari F terhadap O. Perlihatkan bahwa M¿dH/dt,
dimana H ¿ r × mv dan v adalah kecepatan partikel.
d
M ¿ r × F=r × ( mv) menurut buku Newton
dt
d d + dr
Tetapi (r × mv) ¿ r× ( mv) × mv
dt dt dt
d d
¿ r× ( mv) +¿ v × mv = r × (mv) +¿ 0
dt dt
d dH
Jadi M ¿ (r × mv) ¿
dt dt
Perhatikan bahwa hasil ini berlaku baik untuk m konstan atau tidak. H disebut momentum-sudut. Hasil ini
menyatakan bahwa laju perubahan momentum sudut terhadap waktu sama dengan torsi.
Hasil ini dapat diperluas dengan mudah untuk suatu system dari n-buah partikel yang masin-masingnya
memiliki massa m1, m2, …, mn dan vektor-vektor kedudukan r1, r2, …, rn dengan gaya-gaya luar F1, F2, …, Fn.
n n
Untuk hal ini, H ¿ ∑ mk r k × v k adalah momentum sudut total M ¿ ∑ r k × F k torsi total, dan hasilnya
k=1 k=1
dH
adalah M ¿ seperti yang sebelumnya.
dt
29. Seorang pengamat yang berada di titik asal O dari suatu system
koordinat x y z, mengamati sebuah vektor A ¿ A1i +¿ A2j +¿ A3k dan
dA1 dA 2
menghitung turunannya terhadap waktu sebagai i +¿ j +¿
dt dt
dA3
k. Kemudian, ia menyadari bahwa ia dan system koordinatnya
dt
sebenarnya sedang berotasi terhadap system koordinat X Y Z yang
berada dalam keadaan diam dengan titik asalnya juga di O. Ia lalu
20
dA dA
a) Jika
dt f |
dan
dt |
m
masing-masing menyatakan turunan terhadap waktu dari A terhadap system yang
diam dan yang bergera. Perlihatkanlah bahwa terdapat sebuah besaran vektor ω sehingga
dA dA
dt |
f
= |
dt m
+ω× A
b) Misalkan Df dan Dm masing-masing adalah symbol turunan terhadap waktu dalam system koordinat diam
dan yang bergerak. Perhatikan ekuivalen operator.
Df =Dm +ω x
a) Bagi pengamat diam, vektor-vektor satuan i, j, k sebenarnya berubah terhadap waktu. Oleh karena itu,
turunan terhadap waktu dari vektor A akan dihitungnya sebagai
d A d A1 d A2 d A3 di dj dk
1) ¿ i +¿ j +¿ k + A1 + A2 + A3 yakni
dt dt dt dt dt dt dt
dA dA di dj dk
2)
dt |
f
=
dt |
m
+ A1
dt
+ A2
dt
+ A3
dt
Karena i sebuah vektor satuan, maka di/dt tegak-lurus i (lihat soal 9) dan dengan demikian harus
terletak dalam bidang dari j dan k. Jadi
di
3) =α 1 j+ α 2 k
Begitu pula, dt
dj
4) =α 3 k + α 4 i
dt
dk
5) =α 5 i+α 6 j
dt
d j di dj
Karena i ∙ j ¿ 0, maka turunannya menghasilkan i ∙ + ∙ j = 0. Tetapi i ∙ ¿ α 4 dari (4), dan
dt dt dt
di
∙ j = α 1 dari (3), jadi α 4=−α 1 .
dt
dk di
Dengan cara yang sama dari i ∙ k ¿ 0, maka turunannya menghasilkan i ∙ + ∙ k = 0, maka
dt dt
dk d j
α 5=−α 2; dari j ∙ k ¿ 0, j ∙ + ∙ k = 0, maka α 6=−α 3.
dt dt
dj dj dk
Jadi =α 1 j+α 2 k , =α 3 k −α 1 i, =−α 2 i−α 3 j dan
dt dt dt
di dj dk
A1 + A2 + A3 =(−α 1 A2−α 2 A 3 ) i+ ( α 1 A 1−α 3 A 3 ) j +¿ ( α 2 A 1+ α 3 A 2 ) k
dt dt dt
21
i j k
| α 3 −α 2 α 1
A1 A 2 A 3 |
Maka bila kita memilih α 3=ω 1, −α 2=ω 2, α 1=ω 3 determinannya menjadi
i j k
|
ω1 ω 2 ω3 = ω × A
A1 A 2 A 3 |
dimana ω=ω 1 i+ω2 j+ω 3 k .Besaran ω adalah vektor kecepatan sudut dari system yang bergerak
terhadap system yang diam.
dA
b) Menurut definisi Df A= |
dt f
=¿turunan dalam system yang diam.
dA
dt |
D A=
m =¿ turunan dalam system yang bergerak.
m
22