Lap. Praktikum K.klinik Kel.2 (Kreatinin)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

KIMIA KLINIK I

Oleh:
Kelompok 2 oleh :
Deri Eka F - P3.73.34.1.19.055
Dian Safitri - P3.73.34.1.19.056
Santi Rahmawati - P3.73.34.1.19.069

PRODI D-IV TLM REGULER SORE


JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
POLTEKES KEMENKES JAKARTA III
2021

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan Rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan “Laporan Akhir Praktikum Kimia
Klinik I” dengan baik. Kami berterimakasih kepada Bapak dan Ibu Dosen yang telah
membimbing selama Praktikum Mata Kuliah Kimia Klinik ini.

Laporan Akhir Praktikum Kimia Klinik I ini dibuat demi memenuhi tugas
akhir kami di semester ini. Laporan ini berisi mengenai praktikum yang dijalankan selama
1 semester ini, mengenai pemeriksaan kimia darah menggunakan kimia analyzedr BS
Mindray 380. Laporan ini akan memberikan informasi mengenai hasil praktikum, serta
prosedur dan prinsip kerja yang digunakan dalam praktikum.

Kami sadar bahwa tulisan ini masih jauh dari kata Sempurna, karena itu kritik
serta saran dari Bapak dan Ibu Dosen serta para pembaca kiranya dapat menyempurnakan
tulisan ini. Akhir kata kami mengucapkan Terimakasih untuk semua yang sudah
membantu dan mendukung selama proses perkuliahan di semester ini.

Bekasi, 09 Februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUMKIMIA KLINIKI...........................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG............................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH........................................................................................2
1.3. TUJUAN.................................................................................................................3
BAB 2. PELAKSANAAN...................................................................................................5
2.1. PRAKTIKUM I.......................................................................................................5
2.2. Nilai rujukan............................................................................................................6
2.3. Dasar Teori :............................................................................................................6
2.1.1. Kreatinin..........................................................................................................6
2.4. Persiapan.................................................................................................................8
2.4.1. Pasien...............................................................................................................8
2.4.2. Spesimen/Bahan Pemeriksan...........................................................................8
2.4.3. Alat ukur (Vital)...............................................................................................8
2.4.4. Alat pendukung................................................................................................9
2.4.5. Bahan dan Reagensia.......................................................................................9
2.5. Prosedur Kerja :......................................................................................................9
2.5.1. Pra Analitik......................................................................................................9
2.5.2. Analitik..........................................................................................................10
2.5.3. Pasca analitik.................................................................................................10
2.6. Hasil Pengamatan..................................................................................................11
2.6.1. Identitas pasien..............................................................................................11
2.6.2. Hasil...............................................................................................................11
2.7. Kesimpulan Hasil..................................................................................................11
2.8. Pembahasan :.........................................................................................................11
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2-1 BS Mindray 380.................................................................................................6


Daftar Simbol dan Singkatan.................................................................................................9
DAFTAR SIMBOL DAN SINGKATAN

Simbol

µL : mikroliter

nm : nano meter

Singkatan

Cr : Kreatinin
DAFTAR LAMPIRAN

1. Insert Kit Manual Procedure


2. Manual Procedure Kimia Analyzer BS Mindray 380
3. Formulir Surat Pengantar dari Dokter Pengirim
4. Formulir Hasil Laboratorium Kimia Klinik
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kimia klinik adalah ilmu yang mempelajari teknik terhadap darah, urin, sputum
(ludah, dahak), cairan otak, ginjal, sekret2 yang dikeluarkan. Pemeriksaan laboratorium
yang berdasarkan pada reaksi kimia dapat digunakan darah, urin atau cairan tubuh lain.
Terdapat banyak pemeriksaan kimia darah di dalam laboratorium klinik antara lain uji
fungsi hati, otot jantung, ginjal, lemak darah, gula darah, fungsi pankreas, elektrolit dan
dapat pula dipakai beberapa uji kimia yang digunakan untuk membantu menegakkan
diagnosis anemi (Anonim, 2012).
Kimia klinis juga dikenal sebagai kimia patologi, biokimia klinis atau medis
biokimia, adalah bagian dari patologi klinis yang umumnya berkaitan dengan analisis
cairan tubuh.
Pengujian ini berasal dari akhir abad ke-19 dengan penggunaan tes kimia sederhana
untuk berbagai komponen darah dan urin. Namun saat ini, teknik lain yang diterapkan
termasuk penggunaan dan pengukuran aktivitas enzim, spektrofotometri, elektroforesis,
dan immunoassay.
Seiring berkembangnya waktu, laboratorium modern sekarang benar-benar dibuat
semaksimal mungkin dengan beban kerja yang tinggi. Pengujian dilakukan dengan
pepantauan dan kontrol kualitas.
Semua tes biokimia selalu dibawah patologi kimia. Ini dilakukan pada setiap jenis
cairan tubuh, tapi kebanyakan pada serum atau plasma. Serum adalah bagian darah yang
berwarna kuning muda yang tersisa setelah darah dibuat membeku dan semua sel darah
dapat dihilangkan. Hal ini paling mudah dilakukan dengan sentrifugasi, sel-sel darah dan
trombosit padat ke bagian bawah tabung centrifuge, meninggalkan fraksi cairan serum
yang dikemas dan berhenti di atas sel-sel. Ini langkah awal sebelum analisis baru-baru ini
telah dimasukkan dalam instrumen yang prinsipnya beroperasi pada "sistem yang
terintegrasi". Plasma pada dasarnya sama dengan serum, tetapi diperoleh dengan
pemutaran darah tanpa pembekuan. Plasma diperoleh dengan sentrifugasi sebelum terjadi
pembekuan. Jenis uji yang diperlukan menentukan jenis sampel yang digunakan.
2

Sebuah laboratorium medis yang besar akan menerima sampel sampai sekitar 700
jenis tes. Bahkan yang terbesar dari laboratorium jarang melakukan semua tes ini sendiri,
dan sebagian harus dirujuk ke laboratorium lain.
Sub tes dapat dikategorikan ke dalam sub spesialisasi :
 Kimia umum atau rutin - umumnya memerintahkan pemeriksaan kimia darah
misalnya, tes fungsi hati dan  ginjal.
 Kimia khusus - teknik rumit seperti elektroforesis, dan metode pengujian manual.
 Clinical endokrinology - studi tentang hormon, dan diagnosis gangguan endokrin.
 Toksikologi - studi tentang penyalahgunaan obat dan bahan kimia lainnya.
 Obat Terapi Monitoring - pengukuran terapi obat kadar darah untuk mengoptimalkan
dosis.
 Urine - analisis kimia urin untuk beragam penyakit , bersama dengan cairan lain seperti
CSF dan efusi
 Analisis Faeces (tinja) - sebagian besar untuk mendeteksi gangguan pencernaan.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana cara pemeriksaan kreatinin serta interpretasi hasilnya?


1.3. TUJUAN

1. Mengetahui cara pemeriksaan kreatinin serta interpretasi hasilnya


3

BAB 2. PELAKSANAAN

2.1. PRAKTIKUM I

Hari / Tanggal : Selasa, 2Maret 2021

Judul Praktikum : Pemeriksaan Kadar Kreatinin

Tujuan Praktikum : Untuk dapat mengetahui cara pemeriksaan kreatinin dalam


darah.

Metode Pemeriksaan : Jaffé

Prinsip Pemeriksaan : Kreatinin berekasi dengan sodium pikrat membentuk senyawa


kompleks berwarna merah. Warna merah yang terbentuk
berbanding langsung dengan kadar kreatinin dalam sampel.
alkali
Reaksi Biokimia : Kreatinin + Sodium pikrat kompleks kreatinin pikrat

2.2. Nilai rujukan

1. Kreatinin
Laki-laki : 0,7 – 1,4 mg/dl
Wanita : 0,6 – 1,2 mg/dl

2.3. Dasar Teori :

1. Kreatinin

Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme
otot yang dilepaskan dari otot dengan kecepatan hampir konstan dan diekskresi
dalam urin dengan kecepatan yang sama. Kreatinin diekskresikan oleh ginjal
melalui kombinasi filtrasi dan sekresi, konentrasinya relative sama dalam plasma
hari ke hari, kadar yang lebih besar dari nilai normal mengisyaratkan adanya
gangguan fungsi ginjal.
4

Kreatinin adalah produk limbah kimia yang berada dalam darah, limbah ini
kemudian disaring oleh ginjal dan dibuang ke dalam urin.Kreatinin merupakan
produk sampingan dari kontraksi otot normal, di mana kreatinin terbuat dari
creatine yang merupakan pemasok energi untuk otot.
Kreatinin adalah asam amino yang diproduksi oleh hati, pancreas dan ginjal.
Kreatinin juga bisa diperoleh dari luar tubuh yaitu dari sumber makanan seperti
ikan dan daging. Otot-otot kita menyimpan creatine sebagai creatine phosphate,
yang merupakan sumber ATP, yang menyediakan energi.Ketika otot beristirahat,
respirasi aerobic biasa akan menyediakan energi yang cukup sehingga tidak
memerlukan kreatin-fosfat. Namun, ketika otot-otot bekerja secara aktif, maka
akan membutuhkan banyak ATP untuk energy dan mulai menggunakan cadangan
kreatin-fosfat.

2.4. Persiapan

2.4.1. Pasien

Pasien tidak perlu berpuasa.

2.4.2. Spesimen/Bahan Pemeriksan

Sampel untuk pemeriksaan kreatinin adalah serum dan plasma.

2.4.3. Alat ukur (Vital)

1. Fully automatic : BS-Mindray 380

2.4.4. Alat pendukung

 Peralatan flebotomi:
 Tourniquette
 jarum suntik
 tabung vakum tutup kuning; tabung vakum tutup merah
 kapas/kassa steril
 alkohol 70%
 kertas tissue
5

 plester.
 Centrifuge
 Peralatan kimia klinik:
 serum cup
 micropipette 1000 µL
 blue tip

2.4.5. Bahan dan Reagensia

Reagen :

Reagen dasar kreatinin (R1) : Sodium hydroxide 300 mmol/L


Sodium phosphate 25 mmol/L
Reagen pewarna kreatinin (R2) : Picric acid 8,37 mmol/L dan surfactant
Standar kreatinin : Konsentrasi standar kreatininin 2 mg/dl

2.5. Prosedur Kerja :

2.5.1. Pra Analitik

1. Persiapan pasien
2. Disiapkan alat dan bahan untuk pengambilan sampel darah
3. Dilakukan pengambilan darah menggunakan tabung vacum tutup kuning
4. Darah yang diambil, didiamkan selama 15-20 menit pada suhu kamar
5. Kemudian sampel tersebut disentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 5000
rpm.
6. Pisahkan serum ke wadah lain. Diambil dengan menggunakan micropipet secara
hati-hati agar tidak tercampur dengan sel darah.

2.5.2. Analitik

Fully Automatic

1. Alat kimia analyzer BS-380 dinyalakan dengan menekan tombol ON/OFF


2. Siapkan cup sampel, serum dipipet sebanyak 500 µL dan beri label ID pasien
3. Menjalankan sampel
6

a) Pilih sampel  sampel request  masukan ID  pilih test kreatinin


tekan request.
b) Tempatkan sampel sesuai dengan tempat yang sudah ditentukan pada
sampel disk.
c) Pilih Play untuk menjalankan sampel.
d) Tunggu kurang lebih 15 menit proses pemeriksaan hingga berhenti.
e) Untuk melihat hasil sampel,pilih sampel current atau history.

Gambar 2-1 BS Mindray 380.

Semi Automatic
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Dipipet ke dalam tabung reaksi :

Masukan ke tabung Blanko Standar Sampel


Reagen 1000 µL 1000 µL 1000 µL
Standar - 100 µL -
Sampel - - 100 µL

3. Dicampur dan di homogenkan


7

4. Dibaca absorban pertama setelah 30 detik


5. Lalu dibaca absorban kedua setelah 60 detik
6. Absorban dibaca di spektrofotometer pada panjang gelombang ƛ 492 nm.

Perhitungan : Abs Sampel 1 – Absorban Sampel 2x kadar standar kreatinin ( 2 mg/dl )


Abs Standar

2.5.3. Pasca analitik

1. Verifikasi hasil

2. Penyerahan hasil

2.6. Hasil Pengamatan

2.6.1. Identitas pasien

1. Nama : Tn. Dedi S


2. Jenis kelamin : Laki-laki
3. Umur/TTL : 55 Tahun/ Jakarta, 26/01/1966
4. Alamat : Jl. Cendana IV atas No.49

2.6.2. Hasil

Sampel : 0,86 mg/dL

2.7. Kesimpulan Hasil

Dari Praktikum yang dilakukan didapatkan kadar kreatinin Pasien Tn.Dedi S (55
tahun) adalah 0,86 mg/dL. Dari hasil yang didapat dapat disimpulkan kadar kreatinin
pasien normal dilihat dari nilai normal yang telah ditetapkan yaitu 0,7 – 1,4 mg/dL pada
laki-laki.

2.8. Pembahasan :

Hal-hal yang mempengaruhi hasil pemeriksaan diantaranya :


8

1. Perubahan massa otot.


2. Diet kaya daging meningkatkan kadar kreatinin sampai beberapa jam setelah
makan.
3. Aktifitas fisik yang berkebihan dapat meningkatkan kadar kreatinin darah.
4. Obat obatan seperti sefalosporin, aldacton, aspirin dan co-trimexazole dapat
mengganggu sekresi kreatinin sehingga meninggikan kadar kreatinin darah.  
5. Kenaikan sekresi tubulus dan destruksi kreatinin internal.
6. Usia dan jenis kelamin pada orang tua kadar kreatinin lebih tinggi daripada orang
muda, serta pada laki-laki kadar kreatinin lebih tinggi daripada wanita.
 Pra Analitik
a) Pengambilan sampel
Pengambilan sampel harus dilaksanakan secara benar agar sampel tersebut
mewakili keadaan yang sebenarnya.
b) Kondisi sampel
Serum adalah komponen darah yang berbentuk cairan yang tidak lagi mengandung
sel darah tanpa mengandung faktor pembekuan. Serum yang didapatkan tidak
boleh lisis.

 Analitik
a) Prosedur pemeriksaan
Dalam melakukan pemeriksaan harus sesuai dengan Standar Prosedur Operasional
( SPO ).
b) Kompetensi Petugas
Petugas yang melakukan pemeriksaan harus sesuai dengan kompetensinya yaitu
sudah mengikuti pelatihan serta lulus mendapatkan sertifikat kompetensi
c) Reagen
Reagen yang digunakan harus sudah divalidasi, tersimpan sesuai dengan prosedur
penyimpanan reagen dan belum melewati batas masa kadaluwarsa.
d) Alat Peralatan yang digunakan harus sudah terkalibrasi dan dilakukan perawatan
pemeliharaan secara rutin.
e) Kondisi lingkungan
Ruang laboratorium cukup menampung peralatan yang digunakan, aktifitas dan
jumlah petugas yang berhubungan dengan spesimen / pasien untuk kebutuhan
pemeriksaan laboratorium.
 Pasca analitik
9

a) Verifikasi hasil Kesalahan dalam verikasi hasil meliputi kesalahan proses penulisan
hasil pemeriksaan dan penulisan identitas pasien.
b) Penyerahan hasil Kesalahan yang terjadi dalam penyerahan hasil dapat terjadi pada
saat penyerahan hasil tidak dilakukan pencocokan identitas pasien.
Perlu dilakukan pemeriksaan ulang untuk memastikan hasil yang di luar batas nilai
rujukan dengan lebih baik lagi, teliti, dan hati-hati.

Anda mungkin juga menyukai