Proposal Ahmad Sahidin

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 86

HALAMAN PERSETUJUAN

USULAN PENELITIAN S1

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN


SELEKSI PEMILIHAN CALON KETUA OSIS
DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING
(STUDI KASUS SMK PUI JATIBARANG)

Diusulkan Oleh:

Nama : Ahmad Sahidin


NIM : 181511007
Fakultas : Teknik
Jurusan : Teknik Informatika

Telah disetujui
Pada tanggal 28 Desember 2020
Pembimbing,

Dian Novianti, M. Kom


NIDN: 042111715

1
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR GAMBAR iv

DAFTAR TABEL v

A. PENDAHULIAN 1

1. Latar Belakang 1

2. Identifikasi Masalah 3

3. Rumus Masalah 3

4. Batas Masalah 3

5. Maksud dan Tujuan Penelitian 4

6. Manfaat Penelitian 5

B. TINJAUAN PUSTAKA 7

C. LANDASAN TEORI 19

1. Definisi Judul Penelitian 19

2. Konsep Dasar Perancangan Sistem 34

3. Konsep Dasar Perancangan Database 43

4. Konsep Dasar Perangkat Lunak Pendukung 46

D. RANCANGAN PENELITIAN 50

1. Analisis Sistem 50

2. Arsitektur Perancangan Sistem 54

3. Gambaran Sistem 55

E. METODOLOGI PENELITIAN 75

2
1. Teknik Pengumpulan Data 75

2. Tempat dan Waktu Penelitian 76

3. Instrumen Penelitian 77

F. SISTEMATIKA PENULISAN 78

G. DAFTAR PUSTAKA 80

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Simbol Data Flow Diagram 40


Gambar 2 Use Case Diagram Gambaran Sistem Berjalan 51
Gambar 3 Use Case Diagram Sistem Yang Akan Dikembangkan 53
Gambar 4 DFD Arsitektur Sistem 54
Gambar 5 Use Case Diagram Permodelan Proses 56
Gambar 6 Flowchart proses SPK pemilihan calon ketua OSIS 59
Gambar 7 Activity Diagram melihat Data Siswa 60
Gambar 8 Activity Diagram melihat Data Siswa 61
Gambar 9 Activity Diagram Pencarian, Edit dan Hapus Data Siswa 62
Gambar 10 Activity Diagram Kriteria 64
Gambar 11 Activity Diagram melihat Sub kriteria 64
Gambar 12 Activity Diagram Bobot GAP 65
Gambar 13 Activity Diagram Hasil 66
Gambar 14 Desain Interface Halaman Login 71
Gambar 15 Desain interface Beranda 72
Gambar 16 Desain Interface Halaman Data siswa 72
Gambar 17 Desain interface input data siswa 73
Gambar 18 Desain interface halaman input kriteria 73
Gambar 19 Desain Interface Halaman Tampilan input nilai siswa 74
Gambar 20 Desain Interface Halaman Hasil nilai siswa 74

DAFTAR TABEL

4
Tabel 1 Tinjauan Pustaka 14
Tabel 2 Tabel Range Penilaian 28
Tabel 3 Tabel Bobot Nilai Gap 29
Tabel 4 Komponen Use Case Diagram. 36
Tabel 5 Komponen Sequence Diagram 37
Tabel 6 Komponen Activity Diagram. 38
Tabel 7 Pengertian System Flowchart 41
Tabel 8 Keterangan Aktor 57
Tabel 9 Tabel Aktor 57
Tabel 10 Tabel Admin 67
Tabel 11 Tabel Siswa 67
Tabel 12 Tabel Kriteria 68
Tabel 13 Tabel Sub kriteria 68
Tabel 14 Tabel Bobot GAP 69
Tabel 15 Tabel nilai siswa 69
Tabel 16 Jenis CF dan SF jurusan 70
Tabel 17 Hasil SPK 70
Tabel 18 Jadwal Penelitian 77

5
A. PENDAHULIAN
1. Latar Belakang
Peserta didik adalah orang yang memiliki potensi dasar sebagai insan yang
terdidik dan perlu dikembangkan melalui pendidikan, baik secara fisik maupun
psikis, baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun di lingkungan
masyarakat dimana anak tersebut tinggal. Sedangkan di dalam pasal 1 ayat (4)
Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang
dimaksud peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu.

Dasar berdirinya OSIS di sekolah sebagai sarana untuk mengembangkan


potensi siswa sebagai mana terdapat dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003
pasal 3 yakni:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Keberadaan organisasi siswa intra sekolah (OSIS) adalah salah satu nilai
strategis untuk memupuk jiwa kepemimpinan, keberanian mengungkapkan
pendapat serta keberanian dalam mengambil keputusan. Salah satu contohnya
adalah melalui kegiatan rapat.

Selain itu, OSIS juga dapat berperan sebagai penggerak dalam kehidupan
berorganisasi siswa, mengandung arti OSIS akan tampil sebagai penggerak apabila
para pembina, dan pengurus mampu menciptakan OSIS yang selalu dapat
menyesuaikan dan memenuhi kebutuhan yang diharapkan.

Ketua OSIS merupakan pimpinan tertinggi dalam suatu struktur


kepengurusan OSIS. Sistem kepemimpinan dari seorang ketua OSIS akan sangat
berpengaruh pada kemajuan kegiatan kesiswaan dalam suatu sekolah. Oleh karena
itu ketua OSIS merupakan jabatan strategis untuk mencapai tujuan OSIS sebagai
wadah bagi seluruh siswa dalam melaksanaakan berbagai kegiatan yang dapat
mengaplikasikan potensi-potensi yang dimiliki oleh seluruh siswa.

1
Proses penyeleksian untuk mendapatkan calon ketua OSIS yang berkualitas
bukan hal yang mudah, diperlukan penyeleksian dalam pemilihan seorang ketua
OSIS yang mampu membawa keberhasilan kegiatan kesiswaan. Seleksi merupakan
tahapan untuk memutuskan peserta pantas atau tidak menjabat di lembaga
organisasi tersebut. Keputusan yang diambil diharapkan lebih objektif agar kualitas
yang diperoleh sesuai dengan harapan sehingga tidak ada pihak yang dirugikan.

Untuk mencapai hal tersebut diperlukan Sistem Penunjang Keputusan atau


Decision Support System (DSS). DSS menyediakan fasilitas untuk melakukan
analisis sehingga proses pengambilan keputusan yang dilakukan lebih berkualitas.
(Kusrini, 2007).

Berdasarkan wawancara yang sudah di lakukan dalam proses pengambilan


keputusan penyeleksian calon ketua OSIS yang dilakukan oleh SMK PUI
Jatibarang saat ini masih secara manual yaitu dengan cara semua siswa pengurus
OSIS masa bakti tahun sebelumnya tingkat XII melakukan poling penilaian siapa
yang pantas untuk di jadikan calon ketua OSIS. Pemilihan pertama dengan 10
orang kandidat di seleksi oleh anggota OSIS dengan voting tertinggi untuk
menentukan 3 orang kandidat ketua OSIS, pemilihan kedua dilakukan oleh seluruh
siswa SMK PUI Jatibarang untuk menentukan salah satu dari 3 kandidat ketua
OSIS tersebut. Proses ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
mendapatkan kandidat ketua OSIS yang berkompeten. Kendala lain dari proses
pengambilan keputusan penilaian secara manual yaitu masih ditemukannya
penghitungan nilai yang tidak akurat akibat human eror.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dibangunlah Sistem


Pendukung Keputusan Seleksi Calon Ketua OSIS menggunakan Metode Profile
Matching.

2. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah antara lain:

a. Proses seleksi calon ketua OSIS di SMK PUI Jatibarang Indramayu


masih menggunakan cara manual.

2
b. Proses pemilihan ketua menggunakan cara manual membutuhkan
waktu yang lama, sehingga waktu tidak efisien.
c. Belum adanya media berupa Sistem Pendukung Keputusan yang
dapat digunakan.

3. Rumus Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dibuat rumusan
masalah sebagai berikut :

a. Bagaimana mengahasilkan Sistem Pendukung Keputusan seleksi calon


Ketua OSIS mengunakan metode Profil Matching?
b. Apakah sistem yang dihasilkan telah memenuhi kelayakan sebagai
aplikasi yang dapat membantu proses seleksi calon Ketua OSIS?

4. Batas Masalah
Untuk membatasi penelitian agar cakupan yang dikerjakan lebih
jelas, maka penulis uraikan batasan masalah sebagai berikut yaitu :

a. Pembuatan aplikasi komputer sistem pendukung keputusan seleksi ketua


OSIS dengan pendekatan metode profile matching SMK PUI Jatibarang
untuk mempercepat proses pemilihan calon ketua OSIS.
b. Pada Sistem Pendukung Keputusan (SPK) ini akan menyeleksi calon
ketua OSIS dan pemilihan ketua OSIS yang telah mendaftar dan
memenuhi persyaratan administrasi yang ditentukan panitia pemilihan
ketua OSIS.
c. Aspek-aspek penilaian seleksi calon ketua OSIS yang digunakan adalah
prestasi kelas, prestasi lomba, pengalaman memimpin, keaktifan,
kedisiplinan dan pengetahuan OSIS.
d. Kriteria-kriteria penilaian pemilihan ketua OSIS yang digunakan adalah
manajerial, tanggung jawab, komunikasi dan kerjasama, kedisiplinan.
e. Aspek dan kriteria yang dimaksud yaitu meliputi beberapa kriteria yang
telah ditentukan oleh Pembina OSIS dan Anggota OSIS

3
f. Pengguna aplikasi ini yaitu Pembina OSIS sebagai orang yang
bertanggung jawab dalam pemilihan ketua OSIS.
g. Sistem dibuat dengan bahasa pemprograman PHP dan MySQL.
h. Metode yang digunakan sistem ini adalah metode profile matching.

5. Maksud dan Tujuan Penelitian

a. Maksud
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka maksud dari penulisan
ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk membantu pekerjaan sekolah khususnya pembina OSIS dalam
menjalankan pemilihan ketua OSIS dengan maksimal, efektif, dan
efesien.
2. Mempelajari cara membangun suatu sistem informasi berbasis web
dengan menggunakan metode profile matching.
3. Laporan Proposal ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan studi Strata Satu Teknik Informatika di Universitas
Muhammadiyah Cirebon.

b. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah membangun aplikasi yang dapat
membantu proses pemilihan ketua OSIS, sehingga dapat menghasilkan
alternatif keputusan yang cepat walaupun banyak kriteria yang
diperhitungkan.

6. Manfaat Penelitian
Penelitian tentang sistem pendukung keputusan seleksi calon pemimpin
menggunakan metode profile matching diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
berbagai pihak, seperti:

4
a. Bagi Penulis

Pembuatan sistem pendukung keputusan seleksi calon pemimpin


menggunakan metode profile matching membuat penulis dapat memahami
bagaimana merancang dan membuat sistem informasi berbasis web menggunakan
PHP dan MySQL .

b. Bagi Fakultas Teknik

1. Sebagai bahan rujukan mahasiswa teknik dalam mengerjakan tugas


akhir.
2. Sebagai masukan pemikiran, dan bahan pertimbangan kepada para
pembaca, akademisi, serta peneliti yang akan melakukan penelitian
lebih lanjut di bidang pengembangan aplikasi.

c. Bagi Universitas Muhammadiyah Cirebon

1. Dapat dijadikan sebagai bahan studi kasus bagi pembaca dan acuan
bagi mahasiswa. Sebagai bahan referensi bagi pihak perpustakaan dan
bahan acuan yang dapat menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca.
2. Sebagai tolak ukur keberhasilan akademik dalam mendidik dan
memberikan bekal ilmu untuk terjun ke masyarakat.
3. Membantu mahasiswa menambah wawasan yang lebih luas tentang
pembuatan aplikasi Sistem Pendukung Keputusan.

d. Bagi Lembaga

1. Dapat membantu pihak SMK PUI Jatibarang dalam menyeleksi


calon ketua OSIS.
2. Dapat mempermudah dan mempersingkat waktu panitia penilai
dalam mengambil keputusan.
3. Untuk mendapatkan keputusan yang lebih objektif dalam memilih
calon ketua OSIS.

5
e. Bagi Pembaca atau Siswa
Pembaca dapat mengetahui langkah-langkah yang harus ditempuh
dalam membuat sistem pendukung keputusan pemilihan ketua OSIS.

6
B. TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Pemilihan Calon Ketua Osis


Dengan Menggunakan Metode Profile Matching (Studi Kasus: SMK PUI Jatibarang)
adalah judul dari penelitian yang dilakukan oleh penulis. Terdapat kemungkinan
penelitian yang dilakukan oleh penulis memiliki kesamaan dengan penelitian-
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Hal ini dapat dianggap sebagai
plagiarisme, untuk mencegah kemungkinan plagiarisme maka perlu adanya tinjauan
pustaka dalam sebuah penelitian.

Tinjauan pustaka berisi penjelasan secara singkat tentang penelitian-


penelitian sebelumnya yang memiliki kesamaan tema dalam penelitiannya. Tinjauan
pustaka digunakan untuk menggali informasi dari penelitian-penelitian sebelumnya
sebagai bahan perbandingan, baik mengenai kekurangan atau kelebihan dari
penelitian yang sudah ada. Tinjauan pustaka dapat berasal dari jurnal, skripsi, dan
tesis. Berikut ini akan dijelaskan beberapa penelitian dari jurnal dan tesis yang
memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Imam Sunoto, Fiqih Ismawan, Ade Lukman Nulhakim (2017),


membangun aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis
Dengan Metode AHP studi kasus di SMK PGRI 23 Jakarta. Sistem ini
dibangun dengan tujuan mendukung proses pemilihan ketua OSIS
menghasilkan informasi yang akurat tanpa memikirkan proses perhitungan
dengan data yang sangat banyak dalam proses pengambilan keputusan,
dengan dilakukan menggunakan pendekatan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP) sebagai sebuah metode yang dapat mengambil sebuah
keputusan untuk merekomendasikan penilaian seleksi calon ketua OSIS
sebagai ketua OSIS. Hasil keluaran yang dihasilkan dari sistem ini yaitu
dapat menghasilkan sebuah keputusan yang cepat, tepat dan akurat dalam
memilih seleksi calon ketua OSIS. Sehingga dapat memudahkan pembina
OSIS dan Anggota OSIS menentukan peringkat setiap calon ketua OSIS
sesuai dengan data yang ada.

Entin Sutinah. (2017), dalam Jurnalnya yang berjudul “Sistem


Pendukung Keputusan Menggunakan Metode Profile Matching Dalam

7
Pemilihan Salesman Terbaik (Studi Kasus : Peusahaan Dagang STB Motor)”
membahas tentang bagaimana cara mengimplementasikan metode profile
matching dalam mengambil keputusan untuk menentukan salesman terbaik,
sehingga didapat suatu keputasan yang tepat dan sesuai harapan.
Permasalahan yang ada sehingga dibuatnya jurnal ini yaitu Proses
pengmabilan keputusan pengangkatan jabatan karyawan masih mengalami
kendala yaitu sering terjadi pengambilan keputusan yang sifatnya
subyektifitas, terutama apabila beberapa pegawai memiliki kemampuan yang
tidak jauh berbeda, selain itu juga penilaian secara kauntitatif sering dianggap
mengecewakan karena terdapat kesulitan mengukur parameter yang ada.
Penggunaan sistem pendukung keputusan dengan metode profile
matching dapat membantu pihak manajemen dalam menentukan sales terbaik
yang nantinya akan dipromosikan untuk menjadi sales manajer.

Zulfahmi, Faradika (2019), dalam jurnalnya yang berjudul “sistem


pendukung keputusan pemilihan siswa berprestasi; metode profile matching”
membahas tentang penggunaan metode profile matching untuk pembuatan
aplikasi pemilihan siswa berprestasi berbasis web.
Permasalahan yang ada sehingga dibuatnya penelitian ini yaitu
Proses pemilihan siswa berprestasi yang dilakukan selama ini oleh pihak
sekolah masih memiliki beberapa kelemahan sehingga menimbulkan
beberapa persoalan, diantaranya proses pengolahan data pemilihan siswa
berprestasi yang memakan waktu lama serta kemungkinan terjadinya human
error dalam proses pengolahan data.
Salah satu komponen atau kriteria yang dinilai adalah aspek
pengetahuan yang akan diambil dari sistem penilaian dalam proses
belajar mengajar di kelas. Ada 2 kurikulum yang diterapkan oleh pihak
sekolah, yaitu :
Kurikulum 2006 lebih sering disebut dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013
(K-13). Masing- masing kurikulum ini memiliki kekurangan dan kelebihan,
disini peneliti memutuskan untuk menggunakan K-13 dimana secara

8
subyektif peniliti sedikit lebih kompleks sehingga lebih menantang penilti.
Oleh karena itu peneliti ini berusaha membuat sistem informasi yang dapat
membantu dalam menentukan alternatif pemilihan siswa berprestasi.
Pembuatan aplikasi ini dibuat menggunakan software berbasis web
dengan bahasa pemrograman PHP, dan MySql untuk databasenya.
Kesimpulan dari jurnal ini yaitu Berdasarkan hasil penelitian yang
dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa sebuah aplikasi sistem pendukung
keputusan dengan metode profile matching untuk pemilihan siswa
berprestasi adalah salahsatu metoda pengukur tingkat keberhasilan proses
belajar mengajar di sekolah sehingga pihk sekolah dapat melakukan evaluasi
dan memutuskan tindakan apa yang akan diambil untuk memperbaiki mutu
pendidikan.

Khoirun Nisa, Entin Sutinah (2018), dalam jurnalnya yang berjudul “


Profile Matching Untuk Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Vendor
Maintenance Server dan Jaringan pada PT. Gema Graha” membahas tentang
sistem informasi pendukung pengolahan Vendor Maintenance Server dan
Jaringan.
Permasalahan yang ada sehingga dibuat penelitian ini adalah selama
ini penentuan vendor pada PT. Gema Graha Sarana dilakukan secara manual,
yang diawali dengan pengumpulan informasi melalui presentasi dari setiap
calon vendor. Setelah itu dilakukan rapat pimpinan untuk membahas tentang
kelebihan dan kekurangan masing-masing vendor. Rapat pimpinan
perusahaan menggunakan sistem votting sehingga cara tersebut dinilai masih
kurang objektif dan tidak menutup kemungkinan penilaian dilakukan secara
subjektif.
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan vendor yang cocok
agar mampu menyediakan layanan jasa maintenance server dan jaringan
sesuai kebutuhan.
Kesimpulan setiap Perusahaan perlu untuk memilih vendor yang
tepat serta dapat bekerja sama dengan baik. Pemilihan vendor yang tepat

9
dilakukan dengan melihat kriteria vendor tersebut sehingga diharapkan dapat
meminimalkan resiko yang akan timbul.

Muhammad Hafiz, Achmad Faiz, Nurcholis Ali Sya'bana (2019),


dalam Jurnalnya yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Calon
Mahasiswa Kesehatan Dengan Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp)
Dan Profile Matching (Studi Kasus : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Tangerang)” membahas tentang rancang bangun sistem
informasi seleksi penerimaan mahasiswa kesehatan baru di lakukan secara
teliti dan objektif sehingga calon mahasiswa kesehatan yang diterima sesuai
dengan kualifikasi yang ada.
Permasalahan yang ada sehingga dibuatnya penelitian ini karena
proses seleksi penerimaan mahasiswa kesehatan yang belum menggunakan
metode dari sistem pendukung keputusan, hasil dari tes seleksi didapati
kurang cepat dan belum mempunyai standarisasi dalam melakukan seleksi
sehingga ada beberapa calon mahasiswa yang seharusnya kurang sesuai
kualifikasinya untuk bisa diterima oleh kampus.
Kesimpulan dari pembuatan aplikasi ini permasalahan yang ada pada
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tangerang dalam
menyeleksi calon mahasiswa kesehatan dapat ditangani dengan sistem
pendukung keputusan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process
(AHP) dan Profile Matching. Hasil pengujian menggunakan metode User
Acceptance Testing (UAT) menghasilkan total rata-rata sebesar 83%.

Liffindra Angga Zaaldian (2014), dalam jurnalnya yang berjudul


“Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Menggunakan Metode
Profile Matching Untuk Membantu Peminatan Siswa Kelas X Berdasarkan
Kurikulum 2013 Pada Madrasah Aliyah Negeri Nganjuk” membahas tentang
sistem informasi yang proses peminatan siswa di mana calon peserta yang
ingin menempati jabatan tertentu yaitu pada salah satu kelompok peminatan
yang akan di masuki.

10
Pembuatan aplikasi ini dibuat menggunakan berbasis web yang bisa
diakses menggunakan pc atau smartphone melalui web browser . Bahasa
pemprograman 5.4.27, dan MySql 5.5.36.
Profile Matching dapat digunakan sebagai metode untuk menghitung
nilainilai yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan Kelompok
Peminatan seperti yang dianjurkan dalam Kurikulum 2013, yaitu nilai raport,
nilai Ujian Nasional, dan nilai Kompetensi Umum. Nilai-nilai tersebut dicari
nilai gap, kemudian diubah menjadi nilai bobot.

Firdaus Oki Allba, Nova Sasmita (2018), dalam jurnalnya yang


berjudul “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan Menggunakan
Metode Profile Matching Pada Smk Negeri 2 Sekayu” membahas tentang
penggunaan sistem informasi pendukung keputusan untuk pemilihan jurusan
dapat membantu panitia penerimaan siswa dalam menentukan jurusan sesuai
dengan nilai dari siswa itu sendiri.
Permasalahan yang ada sehingga dibuatnya skripsi ini yaitu pada
SMK Negeri 2 Sekayu belum menggunakan bantuan komputer dalam
menghitung hasil nilai dari tes yang diadakan untuk siswa baru untuk
menentukan jurusan mana yang akan diterima oleh siswa tersebut.
Pembuatan aplikasi ini dibuat menggunakan Web, dengan XAMPP
server , MySql sebagai Database, bahasa pemprograman PHP dengan
framework codeigniter.
Kesimpulan dari skripsi ini adalah dengan aplikasi ini bahwa
pembuatan Aplikasi sistem pendukung keputusan pemilihan jurusan
menggunakan metode profile matching berhasil di buat, dengan melakukan
perhitungan manual serta dilakukan perbandingan antara aplikasi sistem
pendukung keputusan dan perhitungan manual dengan mengambil sampel
nilai siswa pada tahun ajaran 2017/2018 memiliki selisih yang sangat kecil,
maka sistem pendukung keputusan yang di buat dapat diterapkan dan dapat
membantu panitia dalam menentukan jurusan untuk siswa.

11
Febri Pratama S (2014), dalam skripsinya yang berjudul “Sistem
Pendukung Keputusan Menentukan Siswa Berprestasi Pada Sma Institut
Indonesia Semarang Menggunakan Metode Profile Matching” membahas
tentang sistem informasi yang mengelola kegiatan penentuan siswa
berprestasi.
Permasalahan yang ada sehingga dibuat penelitian ini adalah
Aktivitas yang ada selama ini masih dilakukan dengan menggunakan
Microsoft Excel, dan belum terorganisir dalam tatanan database, hal ini
mengakibatkan proses yang ada memakan waktu lama. Maka diperlukan
suatu sistem pendukung keputusan yang akan membantu menentukan siswa
yang termasuk dalam kategori penerima beasiswa.
Pembuatan sistem informasi ini dibangun dengan software 2. Xampp
open project for Windows version 1.7.2
Xampp adalah software instalasi yang memuat MySQL Database
Version 5.0.45, dan PHP My Admin Database Manager Version 2.10.2.
Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Siswa Berprestasi
Pada SMA Institut Indonesia Semarang , yang dapat melakukan pencarian
data siswa berprestasi sehingga dapat memudahkan pihak sekolah untuk
memberikan beasiswa secara tepat, efektif dan efesien.

Bosker Sinaga, Yulia Utami (2018), dalam jurnalnya yang berjudul


“Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Dosen Pembimbing Skripsi
Menggunakan Metode Profile Matching (Studi Kasus : Stmik Pelita
Nusantara Medan)” membahas tentang penggunaan aplikasi penentuan dosen
pembimbing skripsi berbasis desktop dengan software visual studi 2010.
Permasalahan yang ada sehingga dibuat penelitian ini adalah proses
pembimbingan skripsi ada kendala waktu dikarenakan lamaya Ka.Prodi untuk
menentukan dosen pembimbing, sehingga mahasiswa akan menungggu tiga
minggu hingga lebih untuk mendapatkan dosen pembimbing skripsinya.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan dengan menentukan
aspek dan kriteria, selanjutnya dilakukan pengisian point tiap kriteria tiap
dosen untuk diproses perhitungan dengan metode profile matching. Jika

12
sudah dilakukan perhitungan manual maka desain perancangan dimulai
dengan perancangan alur system.

July Ayu Winarsih (2017), dalam skripsinya yang berjudul “Sistem


Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Karyawan Untuk Kenaikan Jabatan
Pada PT. Sms-Cengkareng Barat Dengan Metode Profile Matching”
membahas tentang pembuatan sistem informasi kenaikan jabatan.
Permasalahan yang ada sehingga dibuatnya skripsi ini dikarenakan
Pada perusahaan ini untuk proses kenaikan jabatan masih bersifat subyektif
dan hanya berdasarkan faktor tertentu saja, tidak adanya proses penilaian
kinerja yang dilakukan, tidak sesuai dengan kenyataan, seperti adanya
karyawan yang dinilai dari satu kriteria saja, tetapi langsung mendapatkan
kenaikan jabatan. Padahal karyawan tersebut belum tentu unggul pada
kriteriakriteria lainnya, tidak ada standar nilai baku dan bobot yang pasti
dalam menentukan kualitas karyawan dan tidak dapat memberikan solusi
alternatif dalam penilaian kinerja untuk kenaikan jabatan.
Dengan memanfaatkan sistem informasi Dengan SPK diharapkan
dapat memberikan informasi yang nantinya akan memberikan alternatif solusi
pada masalah yang terjadi. PT. Sunjaya Makmur Sejahtera dalam
membangun sistem pendukung keputusan kinerja karyawan untuk kenaikan
jabatan dan diharapkan mengurangi subyektifitas dalam pengambilan
keputusan.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah membuat sistem pendukung
keputusan sebagai alat bantu dalam mengambil keputusan dengan cara
mengumpulkan data-data, melakukan wawancara dengan pihak yang
bersangkutan, menganalisa dari hasil pengumpulan datadata dengan
menggunakan metode profile matching, menghitung hasil pemetaan GAP
kompetensi, pengelompokkan core factor dan secondary factor, menghitung
nilai total, lalu melakukan perangkingan dari tempat riset yaitu di PT. Sunjaya
Makmur Sejahtera

13
Tabel 1 Tinjauan Pustaka

N Peneliti Judul Keterangan


o
.
1 Imam Sunoto, Sistem Pendukung Penelitian yang dibuat
Fiqih Ismawan, Keputusan Seleksi dalam
Ade Lukman Ketua Osis Dengan jurnal ini menggunakan
Nulhakim Metode AHP studi Sistem Pendukung
(2017), kasus di SMK PGRI Keputusan metode
23 Jakarta Analytical Hierarchy
Process (AHP).

Perbedaan:
Penulis menggunakan
sistem pengambil
keputusan metode profile
matching.
2 Entin Sutinah Sistem Pendukung Penelitian yang dibuat
(2017) Keputusan Dengan studi kasus bertempat di
Menggunakan Perusahaan Dagang STB
Metode Motor dengan
Profile Matching menggunakan metode
Dalam Pemilihan profile matching.
Salesman Terbaik.
Perbedaan:
Penulis melakukan
penelitian
di SMK yang dimana
sistemnya berbeda.
3 Zulfahmi, Sistem Pendukung Penelitian ini membahas
Faradika Keputusan Pemilihan kasus Pemilihan siswa
(2019), Siswa Berprestasi; berprestasi.

14
Metode Profile
Matching Perbedaan:
Penulis membahas seleksi
pemilihan calon ketu
OSIS dan ketu OSIS.
4 Khoirun Nisa, Profile Matching Penelitian ini membahas
Entin Sutinah Untuk Sistem pemilihan vendor
(2018) Pendukung maintenance server dan
Keputusan Pemilihan jaringan.
Vendor Maintenance
Server dan Jaringan. Perbedaan:
Studi kasus pada PT. Penulis membahas seleksi
Gema Graha pemilihan calon ketu
OSIS dan ketu OSIS.
5 Muhammad Sistem Pendukung Peneliti ini menggunakan
Hafiz, Achmad Keputusan Seleksi metoda analytic hierarchy
Faiz, Nurcholis Calon Mahasiswa process (ahp) dan profile
Ali Sya'bana Kesehatan Dengan studi kasus pada
(2019) Metode Analytic Universitas.
Hierarchy Process
(Ahp) Dan Profile Perbedaan :
Matching (Studi Penulis melakukan
Kasus : Fakultas Ilmu penelitian dengan satu
Kesehatan metoda yaitu metoda
Universitas profile matching, dan
Muhammadiyah studikasus di SMK
Tangerang)

15
6 Liffindra Angga Rancang Bangun Peneliti ini menggunakan
Zaaldian (2014) Sistem Pendukung metoda Profile Matching
Keputusan Untuk Membantu
Menggunakan Peminatan Siswa Kelas X
Metode Profile (sepuluh) Pada Madrasah
Matching Untuk Aliyah Negeri Nganjuk.
Membantu Peminatan
Siswa Kelas X Perbedaan :
Berdasarkan Penulis melakukan
Kurikulum 2013 Pada penelitian di SMK yang
Madrasah Aliyah dimana aspek penilaian
Negeri Nganjuk sistemnya berbeda.

7 Firdaus Oki Sistem Pendukung Peneliti ini menggunakan


Allba, Nova Keputusan Pemilihan metoda Profile Matching
Sasmita (2018), Jurusan Untuk Membantu
Menggunakan Peminatan Jurusan di
Metode Profile SMK Neegri 2 Sekayu.
Matching Pada SMK
Negeri 2 Sekayu Perbedaan :
Penulis melakukan
penelitian untuk
Pemilihan ketua OSIS, di
SMK yang berbeda
berbeda.

16
8 Febri Pratama S Sistem Pendukung Peneliti ini menggunakan
(2014) Keputusan Metode Profile Matching
Menentukan Siswa untuk menentukan siswa
Berprestasi Pada berprestasi studi kasus
SMA Institut pada SMA.
Indonesia Semarang
Menggunakan Perbedaan :
Metode Profile Penulis menggunakan
Matching metoda profile matching
untuk pemilihan ketua
OSIS, dan stud ikasus di
SMK

9 Bosker Sinaga, Sistem Pendukung Penelitian ini membahas


Yulia Utami Keputusan Penentuan pemilihan Dosen
(2018) Dosen Pembimbing pembimbing skripsi.
Skripsi Menggunakan
Metode Profile Perbedaan:
Matching (Studi Penulis membahas seleksi
Kasus : STMIK Pelita pemilihan calon ketu
Nusantara Medan) OSIS dan ketu OSIS.
1 July Ayu Sistem Pendukung Penelitian yang dibuat
0 Winarsih Keputusan Penilaian dalam skripsi ini untuk
(2017), Kinerja Karyawan kenaikan jabatan
Untuk Kenaikan kariawan.
Jabatan Pada PT.
Sms-Cengkareng Perbedaan:
Barat Dengan Metode Penulis melakukan
Profile Matching penelitian di SMK untuk
pemilihan ketua OSIS.
.

17
18
C. LANDASAN TEORI

1. Definisi Judul Penelitian

a. Sistem
Pengertian sistem menurut Jogiyanto yang dikutip dari buku konsep
sistem informasi (2015:1) adalah :
“Kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan
kesatuan yang nyata adalah suatu objek nyata, seperti tempat, benda dan
orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi”.

Sedangkan pengertian sistem menurut Indrajit yang dikutip dari


buku yang sama yaitu “Kumpulan-kumpulan dari komponen-komponen
yang dimiliki unsur keterkaitan antara satu dengan yang lainnya”.

Dengan demikian sistem adalah satu jaringan kerja dari


prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama
untuk melakukan kegiatan atau untuk melakukan suatu sasaran yang
tertentu. Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur
lebih menekankan urutan-urutan operasi di dalam sistem.

b. Informasi

Menururt Jeperson Hutahaean pada buku yang berjudul Konsep


Sistem Informasi (2015:9), informasi adalah data yang diolah menjadi
bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya. Sumber
informasi adalah data. Data kenyataan yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (events)
adalah kejadian yang terjadi pada saat tertentu. Dalam buku tersebut
Gordon B. Davis mengatakan bahwa informasi adalah “Data yang
telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan
mempunyai nilai nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan
yang sekarang atau keputusan yang akan datang”.

19
Informasi memiliki fungsi utama yaitu menambah pengetahuan
atau mengurangi ketidak pastian informasi, karena informasi berguna
memberikan gambaran tentang suatu permasalahan sehingga
pengambil keputusan dapat menentukan keputusan lebih cepat,
informasi juga memberikan standar, aturan maupun indikator bagi
pengambil keputusan.

c. Sistem Informasi

Menurut para ahli seperti Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis


definisi sistem informasi yang dikutip pada buku Analisis Dan
Perancangan Sistem Informasi (2007:9) adalah :
“Suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengelolaan transaksi harian, mendukung operasi,
bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi
dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan
yang dibutuhkan”.

Menurut Burch dan Grudnistki pada buku yang ditulis oleh


Hanif Al Fatta (2007:10) sistem informasi terdiri dari komponen-
komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan (building block)
yaitu :

a. Blok masukan (input block)


Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi.
Input disini termasuk metode-metode dan media yang
digunakan untuk menangkap data yang akan dimasukan, yang
dapat berupa dokumen dasar.

b. Blok model (model block)


Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan metode
matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang
tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk
menghasilkan keluaran yang sudah diinginkan.

c. Blok keluaran (output block)

20
Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan
informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang
berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua
pemakai sistem.

d. Blok teknologi (technology block)


Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan
model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan
mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian diri secara
keseluruhan. Teknologi terdiri dari unsur utama yaitu Teknisi
(humanware atau brainware), Perangkat lunak (software) dan
Perangkat keras (hardware).

e. Blok basis data (database block)


Merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu
dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer
dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.

f. Blok kendali (control block)


Pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk
meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat
dicegah atau bila terlanjur terjadi kesalahan dapat langsung
diatasi.

d. Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Kusrini (2007), Sistem Pendukung Keputusan adalah


sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil
keputusan dalam bidang manajerial/pengelolaan dalam untuk dapat
mengambil keputusan yang tepat pada situasi keputusan semi-
terstruktur. Sedangkan menurut McLeod (2001), Sistem Pendukung
Keputusan merupakan sistem informasi yang ditujukan untuk

21
membantu manajemen dalam memecahkan masalah yang sedang
dihadapinya.
Sistem Pendukung Keputusan adalah sistem yang
menampilkan informasi dari proses pengolahan data-data sehingga
informasi tersebut dapat digunakan oleh pengelola sebagai bahan
pertimbangan untuk mengambil sebuah keputusan,bukan untuk
menggantikan peran pengelola dalam mengambil keputusan.
Subakti (2002) membagi Sistem Pendukung Keputusan terdiri
dari tiga komponen, yaitu : (1) sistem bahasa yaitu mekanisme yang
menyediakan komunikasi antara pengguna dengan berbagai
komponen yang terdapat di dalam sistem pendukung keputusan, (2)
sistem pengetahuan yang merupakan tempat penyimpanan
pengetahuan tentang permasalahan yang dimasukkan ke dalam sistem
pendukung keputusan, baik sebagai data maupun sebagai langkah-
langkah atau prosedur, (3) sistem pemrosesan permasalahan
merupakan bagian yang mengandung kemampuan untuk mengolah
masalah yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan untuk
penentuan masalah yang sedang diselesaikan.

1. Tujuan Sistem Pendukung Keputusan

Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai


berikut (Turban dalam Kusrini, 2007: 16-17):
a. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas
masalah semi terstruktur.
b. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan
bukannya di maksudkan untuk menggantikan fungsi manajer
c. Meningkatkan efektivitas keputusan yang di ambil
manajer lebih daripada perbaikan efisiensinya
d. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para
pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi
secara cepat dengan biaya yang rendah

22
e. Peningkatan produktivitas. Membangun suatu kelompok
pengambil keputusan, terutama para pakar, bisa sangat
mahal. Pendukung terkomputerisasi bisa mengurangi ukuran
kelompok dan memungkinkan para anggotanya untuk berada
di berbagai lokasi yang berbeda-beda (menghemat biaya
perjalanan). Selain itu, produktivitas staf pendukung
(misalnya analisis keuangan dan hukum) bisa di tingkatkan.
Produktivitas juga bisa di tingkatkan menggunakan peralatan
optimasi yang menentukan cara terbaik untuk menjalankan
sebuah bisnis
f. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas
keputusan yang di buat. Sebagai contoh, semakin banyak data
yang di akses, makin banyak juga alernatif yang bisa di
evaluasi. Analisis resiko bisa di lakukan dengan cepat dan
pandangan dari para pakar (beberapa dari mereka berada di
lokasi yang jauh) bisa dikumpulkan dengan cepat dan dengan
biaya yang lebih rendah. Keahlian bahkan bisa di ambil
langsung dari sebuah sistem komputer melalui metode
kecerdasan tiruan. Dengan komputer, para pengambil
keputusan bisa melakukan simulasi yang kompleks,
memeriksa banyak scenario yang memungkinkan, dan
menilai berbagai pengaruh secara cepat dan ekonomis.
Semua kapabilitas tersebut mengarah kepada keputusan yang
lebih baik.
g. Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber
daya perusahaan. Tekanan persaingan menyebabkan tugas
pengambilan keputusan menjadi sulit. Persaingan di dasarkan
tidak hanya pada harga, tetapi juga pada kualitas, kecepatan,
kustomasi produk, dan dukungan pelanggan. Organisasi
harus mampu secara sering dan cepat mengubah mode
operasi, merekayasa ulang proses dan struktur,
memberdayakan karyawan, serta berinovasi. Teknologi

23
pengambilan keputusan bisa menciptakan pemberdayaan
yang signifikan dengan cara memperbolehkan seseorang
untuk membuat keputusan yang baik secara cepat, bahkan
jika mereka memiliki pengetahuan yang kurang
h. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan
penyimpanan. Menurut Simon (1977), otak manusia memiliki
kemampuan yang terbatas untuk memproses dan menyimpan
informasi. Orang-orang kadang sulit mengingat dan
menggunakan sebuah informasi dengan cara yang bebas dari
kesalahan

e. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)

1. Pengertian OSIS

Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) adalah suatu


organisasi yang berada di tingkat sekolah di Indonesia yang
dimulai dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah
Menengah Atas (SMA). OSIS diurus dan dikelola oleh murid-
murid yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya
organisasi ini memiliki seorang pembimbing dari guru yang
dipilih oleh pihak sekolah. Anggota OSIS adalah seluruh siswa
yang berada pada satu sekolah tempat OSIS itu berada.
Dalam upaya mengenal, memahami dan mengelola OSIS
perlu kejelasan mengenai Pengertian, Tujuan, Fungsi, dan
Struktur OSIS. Dengan mengetahui pengertian, tujuan,fungsi,
dan struktur yang jelas, maka akan membantu Pembina
peengurus dan perwakilan kelas untuk mendayagunakan OSIS
ini sesuai dengan fungsi dan tujuannya. Pengertian OSIS ,
meliputi :

a. Secara Semantis
Di dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan

24
Dasar dan Menengah Nomor 226/C/Kep/0/1992 disebutkan

bahwa organisasi kesiswaan di sekolah adalah OSIS.

OSIS adalah

Organisasi Intra Sekolah yang masing-masing kata

mempunyai pengertian, sebagai berikut :

1) Organisasi
Secara umum adalah kelompok kerja sama Antara

pribadi yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama.

Organisasi dalam hal ini dimaksudkan sebagai satuan

atau kelompok kerjasama para siswa yang dibentuk

dalam usaha mencapai tujuan bersama, yaitu

mendukung terwujudnya pembinaan kesiswaan.

2) Siswa
Siswa adalah orang yang datang ke suatu lembaga

untuk memperoleh atau mempelajari beberapa tipe

pendidikan.

3) Intra
Berarti terletak di dalam dan di Antara. Sehingga

suatu organisasi siswa yang ada didalam dan di

lingkungan sekolah yang bersangkutan.

4) Sekolah
Sekolah adalah satuan pendidikan tempat
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar yang dalam
hal ini Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah atau
Sekolah yang sederajat.

b. Secara Organis

25
OSIS adalah satu-satunya wadah organisasi siswa yang
sah di sekolah. Oleh karena itu, setiap sekolah wajib
membentuk Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) yang
tidak mempunyai hubungan organisatoris dengan OSIS di
sekolah lain dan tidak menjadi bagian dari organisasi lain
yang ada di luar sekolah.

c. Secara Fungsional
Dalam rangka pelaksanaan kebijakan pendidikan,
khususnya di bidang pembinaan kesiswaan, arti yang
terkandung lebih jauh dalam pengertian OSIS adalah sebagai
salah satu dari empat jalur pembinaan kesiswaan, di samping
ketiga jalur yang lain yaitu latihan kepemimpinan,
ekstrakurikuler, dan wawasan wiyatamandala.

d. Secara Sistemik
Apabila OSIS dipandang sebagai suatu sistem, berarti
OSIS sebagai tempat kehidupan berkelompok siswa yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam hal ini
OSIS dipandang sebagai suatu sistem, dimana sekumpulan
para siswa mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan
organisasi yang mampu mencapai tujuan. Oleh karena itu,
OSIS dipandang sebagai suatu sistem ditandai beberapa ciri
pokok, yaitu:

1) Berorientasi pada tujuan


2) Memiliki susunan kehidupan berkelompok
3) Memiliki sejumlah peranan
4) Terkoordinasi
5) Berkelanjutan dalam waktu tertentu.

f. Metode Profile Matching

1. Pengertian Metode Profile Matching

26
Profile Matching adalah sebuah mekanisme pengambilan
keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat tingkat
variabel prediktor yang ideal yang harus dipenuhi oleh subyek
yang diteliti, bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau
dilewati. Contoh penerapanya seperti: Evaluasi kinerja karyawan
untuk promosi jabatan Manajemen football player Penerima
beasiswa yang layak.
Menurut Kusrini (2007) metode profile matching atau
pencocokan profil adalah metode yang sering digunakan sebagai
mekanisme dalam pengambilan keputusan dengan
mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang
ideal yang harus dipenuhi oleh subyek yang diteliti, bukannya
tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati. Dalam proses
profile matching secara garis besar merupakan proses
membandingkan antara nilai data aktual dari suatu profile yang
akan dinilai dengan nilai profil yang diharapkan, sehingga dapat
diketahui perbedaan kompetensinya (disebut juga gap), semakin
kecil gap yang dihasilkan maka bobot nilainya semakin besar
(Handojo, 2011). Berikut adalah beberapa tahapan dan perumusan
perhitungan dengan metode profile matching (Kusrini, 2007)
seperti pembobotan, pengelompokan Core dan Secondary factor,
perhitngan Nilai total, perangkingan.

2. Prosedur Metode Profile Matching

Langkah-langkah pada metode Profile Matching adalah


sebagai berikut:

a. Menentukan Variabel-Variabel Pemetaan Gap Kompetensi

Langkah pertama dalam metode Profile Matching adalah


menentukan variabel-variabel yang nantinya digunakan sebagai

27
point penilaian calon tenaga kerja (pelamar) terhadap jabatan.

b. Menghitung Hasil pemetaan Gap Kompetensi

Gap adalah selisih antara profil jabatan maupun standar untuk


penyeleksian tenaga kerja dengan profil calon tenaga kerja
(pelamar) yang ditujukkan pada rumus berikut ini.

GAP = Profil Pelamar – Profil Jabatan ……………(1)

Sedangkan untuk pengumpulan gap-gap yang terjadi itu


sendiri pada tiap aspeknya mempunyai perhitungan yang berbeda-
beda.

Tabel 2 Tabel Range Penilaian

Range Kategori Nilai


Penilaian
0- Sangat Kurang 1
49
50- Kurang 2
59
60- Cukup 3
69
70- Baik 4
84
85-100 Sangat Baik 5

Range penilaian dapat disesuaikan dengan kebutuhan


pada organisasi yang bersangkutan, kemudian langkah selanjutnya
adalah memaparkan tiap speknya sehingga didapatkan gap (selisih)
sesuai dengan rumus gap. Setelah didapatkan tiap gap dari masing-
masing calon tenaga kerja, maka tiap profil calon tenaga kerja
(pelamar) diberi bobot nilai sesuai dengan patokan nilai pada tabel
bobot nilai gap seperti yang dapat dillihat pada tabel 3

28
Tabel 3 Tabel Bobot Nilai Gap

N Selisi Bob Keterangan


o h ot
GA Nila
P i
1 0 5 Tidak ada Gap (kompetensi sesuai yang dibutuhkan)
2 1 4,5 Kompetensi individu kelebihan 1 tingkat/level
3 -1 4 Kompetensi individu kurang 1 tingkat/level
4 2 3,5 Kompetensi individu kelebihan 2 tingkat/level
5 -2 3 Kompetensi individu kurang 2 tingkat/leve
6 3 2,5 Kompetensi individu kelebihan 3 tingkat/level
7 -3 2 Kompetensi individu kurang 3 tingkat/level
8 4 1,5 Kompetensi individu kelebihan 4 tingkat/level
9 -4 1 Kompetensi individu kurang 4 tingkat/level
(Kusrini, 2007: 60)

Sehingga tiap calon tenaga kerja (pelamar) akan memiliki


bobot dari nilai gap sesuai dengan tabel 3 bobot nilai gap
tersebut.

c. Menghitung dan Mengelompokkan Core Factor dan Secondary


Factor
Setelah menentukkan bobot nilai gap untuk semua aspek
dengan cara yang sama, setiap aspek dibagi lagi menjadi dua
kelompok yaitu kelompok Core Factor (faktor utama) dan
Secondary Factor (faktor pendukung).

1) Core Factor (Faktor Utama)


Core Factor merupakan aspek (kompetensi) yang
paling menonjol atau paling dibutuhkan oleh suatu jabatan
yang diperkirakan dapat menghasilkan kinerja optimal.
Perhitungan Core Factor dapat ditunjukkan pada rumus
berikut ini.

29
Keterangan:
NCF = Nilai rata-rata core factor
NC(aspek) = Jumlah total nilai core factor
IC = Jumlah item core factor
(Kusrini, 2007: 62)

2) Secondary Factor (Faktor Pendukung)


Secondary factor adalah item-item selain aspek yang ada
pada core factor

(faktor pendukung). Perhitungan secondary factor dapat


ditunjukkan pada rumus berikut ini.

d.

Menghitung Nilai Total Tiap Aspek


Dari hasil perhitungan tiap aspek tersebut
kemudian dihitung nilai total berdasarkan persentase dari core
factor dan secondary factor yang diperkirakan berpengaruh
terhadap kinerja tiap-tiap profil. Perhitungannya dapat dilihat
pada rumus berikut ini.

30
e. Menghitung Hasil Akhir (Ranking)
Hasil akhir dari proses profile matching adalah ranking
dari kandidat yang dapat dijadikan calon tenaga kerja yang dapat
mengisi suatu jabatan tertentu. Penentuan ranking mengacu pada
hasil perhitungan tertentu, perhitungan tersebut dapat ditunjukan
pada rumus berikut ini:

………
…(5)
Keterangan:
N1(aspek1) = Nilai aspek 1
N2(aspek2) = Nilai aspek 2. Hasil Akhir = Nilai total
(Kusrini,
2007: 66)

Rangking pertama dilihat dari nilai terbesar nilai akhir.


Setelah tiap calon tenaga kerja (pelamar) mendapatkan hasil
akhir, maka dapat ditentukan peringkat atau ranking dari tiap
calon tenaga kerja (pelamar) berdasarkan pada semakin besar
nilai hasil akhir maka semakin besar untuk mendapatkan jabatan
atau posisi, begitu pula sebaliknya.

31
g. Sekolah Menengah Kejuruan

Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang


pendidikan menengah dengan kekhususan mempersiapkan lulusannya
untuk siap bekerja. Pendidikan kejuruan mempunyai arti yang
bervariasi namun dapat dilihat suatu benang merahnya. Menurut
Evans dalam Djojonegoro (1999) mendefinisikan bahwa pendidikan
kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan
seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan
atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya.
Dengan pengertian bahwa setiap bidang studi adalah pendidikan
kejuruan sepanjang bidang studi tersebut dipelajari lebih mendalam
dan kedalaman tersebut dimaksudkan sebagai bekal memasuki dunia
kerja.

Mengacu pada pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan


Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3 mengenai tujuan
pendidikan nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan
bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang
mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang
tertentu.
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan
peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Pengertian
ini mengandung pesan bahwa setiap institusi yang
menyelenggarakan pendidikan keJuruan harus berkomitmen
menjadikan tamatannya mampu bekerja dalam bidang tertentu
(Depdikbud, 1995).
Berdasarkan definisi di atas, maka sekolah menengah
kejuruan sebagai sub sistim pendidikan nasional seyogyanya
mengutamakan mempersiapkan peserta didiknya untuk mampu
memilih karir, memasuki lapangan kerja, berkompetisi, dan
mengembangkan dirinya dengan sukses di lapangan kerja yang cepat
berubah dan berkembang.

32
2. Konsep Dasar Perancangan Sistem

a. Metode Pengembangan Sistem

Metode System Development Life Cycle (SLDC) Metode ini adalah


metode pengembangan sistem informasi yang pertama kali digunakan makanya
disebut dengan metode tradisional. Metode ini prototype Adalah tahap-tahapan
pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programer dalam membangun
sistem informasi. Adapun tahap-tahap tersebut yaitu:

1) Melakukan survey dan menilai kelayakan proyek pengembangan


sistem informasi.
Tahap ini akan ditentukan ruang lingkup proyek bagi semua pemakai
sistem informasi dan berbagai tingkat pertanggungjawaban, meneliti
masalah dan berbagai kemungkinan adanya kendala, menentukan
sasaran proyek dan menentukan solusinya.
Hasil dari survey adalah laporan kelayakan studi berisi temuan-
temuan, rekomendasi, pertimbangan biaya dan manfaat. Temuan ini
harus diketahui oleh komite pengawas
2) Mempelajari dan menganalisis sistem informasi yang sedang berjalan
Mempelajari sistem yang sedang berjalan, mengetahui sebab dan
kendala yang dihadapi. Hasil dari tahap ini adalah laporan yang
mengungkapkan adanya berbagai permasalahan (problem statement)
3) Menentukan permintaan pemakai sistem informasi
Hal terpenting dari sistem informasi adalah terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan dari para pemakai sistem (pemakai sistem
dilibatkan). Hasil dari tahap ini adalah laporan permintaan dari
pemakai sistem informasi yang akan dijadikan dasar untuk pembuatan
keputusan.
4) Memilih solusi atau pemecahan masalah yang paling baik
Dari berbagai solusi maka solusi dan pemecahan masalah terbaiklah
yang akan dipilih yaitu berdasarkan hasil analisis permintaan
pemakaian.
5.) Menentukan perangkat keras dan perangkat lunak komputer

33
Setelah proposal pengembangan sistem informasi disetujui maka
ditentukan hardware dan software yang akan digunakan dan
bagaimana cara mendapatkannya
6) Merancang sistem informasi baru
Kegiatan perancangan sistem informasi baru umumnya meliputi:
input, proses, output, bahan yang digunakan, metode dan prosedur
serta pengendalian intern
7) Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan sistem informasi baru
Hasil penyusunan sistem informasi adalah sebuah software komputer
yang siap pakai digunakan sesuai dengan kebutuhan users, selanjutnya
analis harus memperkenalkan paket sistem informasi tersebut untuk
dioperasikan (pelatihan users dll)
8) Memelihara dan melakukan perbaikan/peningkatan sistem informasi
baru
Pemeliharaan yang dilakukan adalah dengan melakukan perbaikan-
perbaikan pada kesalahan atau kegagalan yang timbul dalam
penggunaan sistem informasi.

b. Unified Modelling Language

UML adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan di


dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis dan
desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi
objek.
Metode perancangan yang di lakukan untuk mengembangkan
perangkat lunak ini adalah dengan menggunakan diagram Unified Modeling
Language (UML). Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa
spesifikasi standar yang di gunakan untuk menentukan, memvisualisasikan,
membangun, dan mendokumentasikan sebuah perangkat lunak. Unified
Modeling Language (UML) merupakan metodologi untuk mengembangkan
sistem berorientasi objek dan juga merupakan tool untuk mendukung
pengembangan sistem.
Pada penelitian ini, diagram-diagram yang di gunakan untuk
memodelkan aplikasi berorientasi objek dalam Unified Modeling Language

34
(UML) meliputi use case diagram, sequence diagram, dan
activity diagram.

1) Use Case Diagram

Use case diagram merupakan pemodelan untuk kelakuan


sistem informasi yang akan dibuat. Use case bekerja dengan
mendeskripsikan tipikal interaksi antara user sebuah sistem
dengan sistemnnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana
sistem itu dipakai.
Tabel 4 Komponen Use Case Diagram.

2) Sequence Diagram

Sequence diagram menggambarkan kelakuan objek pada

use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan pesan

35
yang dikirimkan dan diterima antar objek. Gambaran sequence

diagram dibuat minimal sebnayak pendefinisan use case yang

memiliki proses sendiri atau yang penting semua use case yang

telah didefinisikan interaksi jalannya pesan sudah dicakup

pada sequence diagram sehingga semakin banyak use case

yang didefinisikan, maka sequence diagram yang harus dibuat

juga semakin banyak.

Tabel 5 Komponen Sequence Diagram

3) Activity Diagram

Activity diagram merupakan diagram yang


menggambarkkan workflow atauaktivitas dari sebuah sistem
yang ada pada perangkat lunak.

36
Tabel 6 Komponen Activity Diagram.

c. DFD (Data Flow Diagram)

Data Flow Diagram (DFD) atau disebut juga Data Alir Diagram
(DAD), merupakan teknologi yang dapat menggambarkan proses bisnis dan
data yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Meskipun nama DFD menyiratkan fokus pada data, namun bukan itu
maksudnya. Fokusnya adalah menekankan pada proses atau kegiatan yang
dilakukan. Pemodelan data menyajikan bagaimana data dibuat dan
digunakan oleh proses yang mengatur. Proses pemodelan dan

37
menggambarkan DFD adalah salah satu keterampilan yang paling penting
yang dibutuhkan oleh analisis sistem.

Ada 4 simbol dalam bahasa DFD, yaitu Proces, Data Flows, Data
Stores, dan External Entities. Masinng-masing diwakili oleh symbol grafis
yang berbeda. Ada 2 model yang umum digunakan, satu set dikembangkan
oleh Chris Gane dan Trish Sarson, dan yang lainya dikembangkan oleh Tom
DeMarco dan Ed Yourdon 2. Meskipun keduanya memiliki symbol yang
berbeda, tapi kedua model tersebut bisa diterima dan beberapa organisasi
mengembangkan proses bisnis mereka dengan menggunakan model symbol
dari Gane dan Sarson, ataupun DeMarco dan Yourdon.

Gambar 1 Simbol Data Flow Diagram

d. System Flowchart

Bagian alir program (System Flowchart) merupakan bagian alir yang


mirip dengan bagian alir sistem, yaitu untuk menggambarkan prosedur di
dalam sistem. Bagian ini menjelaskan urut-urutan dari prosedur yang ada di

38
dalam Sistem. Bagian alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di
sistem. Pembuatan System Flowchart memiliki aturan dan ketentuan yang
harus diikuti. Seperti halnya dalam pembuatan Dokumen Flowchart
sebelumnya, System Flowchart memiliki notasi – notasi sebagai representasi
dari proses kerja suatu sistem. Sebagian notasi dalam System Flowchart
memiliki kesamaan dengan notasi yang ada pada document flow seperti,
terminator (start/end), dan notasi laporan. Selain kedua notasi tersebut
terdapat perbedaan secara bentuk dan fungsinya. (Jogiyanto, 2005:701)

Tabel 7 Pengertian System Flowchart

N Simbol Nama Fungsi


o. Simbol
1. Simbol disamping
merupakan
Proses
representasi dari proses sistem.
Komputeris
Menggambarkan sistem yang
asi
dikerjakan oleh komputer

(Otomatis)
2. Gambar disamping adalah
representasi dai Database yang

Database mana fungsinya untuk menyimpan


data dari proses sebelumnya

Connector difungsikan sebagai


penunjuk arah aliran dari satu proses ke
proses yang lainnya yang saling
Connector berkaitan

39
Simbol Sub-Process difungsikan

untuk menunjukkan adanya proses


4. Sub-Process
yang lebih rinci dari suatu proses

utama.

Simbol Document menunjukkan

5. Document tentang dokumen yang dihasilkan

dari aplikasi

Simbol disamping

Decisi difungsikan sebagai langkah


6.
on pengambil keputusan yang

(Keputus ada terkait ”ya” atau ”tidak”

an) keputusan diambil.


Simbol disamping

difungsikan untuk
Input /
7.
Output menunjukkan masukan data

(input) dan data yang

dihasilkan (output).
8. Connector (On Untuk menunjukkan hubungan
page simbol yang saling terkait dalam
Reference) System Flowchart. Selain itu juga
sebagai pengganti garis
Connector untuk menghubungkan
simbil yang saling berjauhan

40
Fungsinya hampir sama

dengan connector (On page


Connec
9. Reference) perbedaannya
tor
adalah untuk
(Off-
menghubungkan simbol
page
yang berada pada halaman
Refere
yang berbeda
nce)

3. Konsep Dasar Perancangan Database

a. Database

Menurut Yuswanto (2005), database merupakan sekumpulan data


yang berisi informasi yang saling berhubungan. Pengertian ini sangat
berbeda antara database Relasional dan Non Relasional. Pada database Non
Relasional, sebuah database hanya merupakan sebuah file.

Menurut Marlinda (2004), database adalah suatu susunan/kumpulan


data operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang
diorganisir/dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan
metode tertentu menggunakan komputer sehingga mampu menyediakan
informasi optimal yang diperlukan pemakainya.

Penyusunan satu database digunakan untuk mengatasi masalah-


masalah pada penyusunan data yaitu redundansi dan inkonsistensi data,
kesulitan pengaksesan data, isolasi data untuk standarisasi, multiple user
(banyak pemakai), masalah keamanan (security), masalah integrasi
(kesatuan), dan masalah data independence (kebebasan data).

41
b. Sistem Basis Data

Menurut Marlinda (2004), sistem basis data adalah suatu sistem


menyusun dan mengelola record-record menggunakan komputer untuk
menyimpan atau merekam serta memelihara dan operasional lengkap sebuah
organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi optimal
yang diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan. Pada sebuah
sistem basis data terdapat komponen-komponen utama yaitu Perangkat
Keras (Hardware), Sistem Operasi (Operating System), Basis Data
(Database), Sistem (Aplikasi atau Perangkat Lunak) Pengelola Basis
Data(DBMS), Pemakai (User), dan Aplikasi (Perangkat Lunak) lain (bersifat
opsional). Keuntungan sistem basis data adalah:

1. Mengurangi kerangkapan data, yaitu data yang sama disimpan


dalam berkas data yang berbeda-beda sehingga update dilakukan
berulang-ulang.
2. Mencegah ketidakkonsistenan.
3. Keamanan data dapat terjaga, yaitu data dapat dilindungi dari
pemakai yang tidak berwenang.
4. Integritas dapat dipertahankan.
5. Data dapat dipergunakan bersama-sama.
6. Menyediakan recovery.
7. Memudahkan penerapan standarisasi.
8. Data bersifat mandiri (data independence).
9. Keterpaduan data terjaga, memelihara keterpaduan data berarti
data harus akurat. Hal ini sangat erat hubungannya dengan
pengontrolan kerangkapan data dan pemeliharaan keselarasan
data.

Kerugian sistem basis data adalah:


1. Diperlukan tempat penyimpanan yang besar.
2. Diperlukan tenaga yang terampil dalam mengolah data.
3. Perangkat lunaknya mahal.

42
4. Kerusakan sistem basis data dapat mempengaruhi departemen yang
terkait.

c. Database Management System

Menurut Marlinda (2004), Database Management System (DBMS)


merupakan kumpulan file yang saling berkaitan dan program untuk
pengelolanya. Basis Data adalah kumpulan datanya, sedang program
pengelolanya berdiri sendiri dalam suatu paket program yang komersial
untuk membaca data, menghapus data, dan melaporkan data dalam basis
data.
Bahasa-bahasa yang terdapat dalam DBMS adalah:

1. Data Definition Language

Pola skema basis data dispesifikasikan dengan satu set definisi


yang diekspresikan dengan satu bahasa khusus yang disebut
DDL. Hasil kompilasi perintah DDL adalah satu set tabel yang
disimpan di dalam file khusus yang disebut data
dictionary/directory.
2. Data Manipulation Language

Bahasa yang memperbolehkan pemakai mengakses atau


memanipulasi data sebagai yang diorganisasikan sebelumnya
model data yang tepat.
3. Query

Pernyataan yang diajukan untuk mengambil informasi.


Merupakan bagian DML yang digunakan untuk pengambilan
informasi.

DBMS memiliki fungsi sebagai berikut::

1. Data Definition
DBMS harus dapat mengolah pendefinisian data.
2. Data Manipulation

43
DBMS harus dapat menangani permintaan-permintaan dari
pemakai untuk mengakses data.
3. Data Security dan Integrity
DBMS dapat memeriksa security dan integrity data yang
didefinisikan oleh DBA.
4. Data Recovery dan Concurrency
a. DBMS harus dapat menangani kegagalan-kegagalan
pengaksesan basis data yang dapat disebabkan oleh
kesalahan sistem, kerusakan disk, dan sebagainya.
b. DBMS harus dapat mengontrol pengaksesan data yang
konkuren yaitu bila satu data diakses secara bersama-
sama oleh lebih dari satu pemakai pada saat yang
bersamaan.
5. Data Dictionary
DBMS harus menyediakan data dictionary

4. Konsep Dasar Perangkat Lunak Pendukung

a. Bahasa Pemrograman

Dalam perancangan sebuah aplikasi ini menggunakan bahasa


pemrograman yang digunakan untuk menciptakan aplikasi yang berbasis
web atau jaringan yaitu HTML, PHP, CSS dan JavaScript .
1) HTML
HTML (Hyper Text Markup Language) merupakan sebuah
bahasa scripting yang berguna untuk mennuliskan halaman web. Pada
halama web, HTML dijadikan sebagai bahasa script dasar berjalan
bersama berbagai bahasa scripting pemrograman lainnya. Semua tag
HTML bersifat dinamis artinya file html tidak dapat dijadikan sebagai
excutable program, dikarenakan hannya dapat berjalan apabila
dijalannkan didalam browser. (Nugroho, 2004)

44
2) PHP
PHP (PHP: Hypertext Preprocessor) adalah sebuah bahasa
pemrograman yang berbentuk scripting, sistem kerja dari program ini
adalah sebagai interpreter bukan sebagai compiler. Compiler yaitu
bahasa yang mampu megubah script-script program ke dalam source
code, selanjutnya akan diubah menjadi object code, dan akan
menghasilkan file yang lebih kecil dari file mentah sebelumya.
Intepreter yaitu script mentahnya tidak harus diubah menjadi source
code, sehingga saat menjalakan bentuk program kode dasar secara
langsung akan dijalankan tannda harus tanpa harus mengalami proses
perubaha kedalam source code. (Nugroho, 2004).

3) Cascading Style Sheet (CSS)


Cascading Style Sheet (CSS) merupakan aturan untuk
mengendalikan beberapa komponen dalam sebuah web sehingga akan lebih
terstruktur dan seragam. CSS bukan merupakan bahasa pemrograman. CSS
dapat mengendalikan ukuran gambar, warna bagian tubuh pada teks, warna
tabel, ukuran border, warna border, warna hyperlink, warna mouse over,
spasi antar paragraf, spasi antar teks, margin kiri, kanan, atas, bawah, dan
parameter lainnya. CSS adalah bahasa Style sheet yang digunakan untuk
mengatur tampilan dokumen. Dengan adanya CSS memungkinkan kita
untuk menampilkan halaman yang sama dengan format yang berbeda.

4) JavaScript
Microsytems tahun 1995. JavaScript adalah bahasa pemrograman
script untuk web bersifat open source dan open architecture yang diletakkan
dan berjalan pada komputer klien. Sedangan JavaScript di server disebut
LiveWire (Winantu dan Saputro, 2010).

b. Tools Program

Dalam perancangan sebuah aplikasi, membutuhkan sebuah alat


bantu (tools) yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan aplikasi
dengan bahasa pemrograman. Tools yang digunakan pelam perancangan

45
sistem informasi ini adalah XAMPP yang didalamnya terdapat MySQL dan
Apache serta menggunakanVisual Studio Code.

1) XAMPP
Dalam pembangunan sebuah website pastinya setiap
programmer memerlukan bantuan web server untuk mengkoneksikan
file-file website ke basis data. Beberapa web server yang sering
digunakan diantaranya: Apache Web Server, Sun Java System Web
Server, Xampp Server,Wamp server, Xitami Web Server, dan
sebagainya. Dalam hal ini, penulis menggunakan Xampp Server
dalam membangun web tersebut.
Menurut Winpec Solution (2010:1) XAMPP merupakan
suatu paket instalasi Apache, PHP, dan MySQL. Dengan aplikasi ini,
anda dapat langsung melakukan instalasi Apache, PHP, dan MySQL
sekaligus Aplikasi XAMPP ini dapat diperoleh cukup dengan
melakukan download.

2) Visual Studio Code


Visual Studio Code adalah Sofware yang sangat ringan, namun
kuat editor kode sumbernya yang berjalan dari desktop. Muncul dengan
built-in dukungan untuk JavaScript, naskah dan Node.js dan memiliki array
beragam ekstensi yang tersedia untuk bahasa lain, termasuk C ++, C # ,
Python, dan PHP. Hal ini didasarkan sekitar Github ini Elektron, yang
merupakan versi cross-platform dari Atom komponen kode-editing,
berdasarkan JavaScript dan HTML5. Editor ini adalah fitur lengkap
lingkungan pengembangan terpadu (IDE) dirancang untuk pengembang yang
bekerja dengan teknologi cloud yang terbuka Microsoft. Visual Studio Code
menggunakan open source NET perkakas untuk memberikan dukungan
untuk ASP.NET C # kode, membangun alat pengembang Omnisharp NET
dan compiler Roslyn. Antarmuka yang mudah untuk bekerja dengan, karena
didasarkan pada gaya explorer umum, dengan panel di sebelah kiri, yang
menunjukkan semua file dan folder Anda memiliki akses ke panel editor di
sebelah kanan, yang menunjukkan isi dari file yang telah dibuka. Dalam hal
ini, editor telah dikembangkan dengan baik, dan menyenangkan pada mata.

46
Ia juga memiliki fungsi yang baik, dengan intellisense dan autocomplete
bekerja dengan baik untuk JSON, CSS, HTML, {kurang}, dan Node.js.

Visual Studio Code telah dirancang untuk bekerja dengan alat-alat yang ada,
dan Microsoft menyediakan dokumentasi untuk membantu pengembang
bersama, dengan bantuan untuk bekerja dengan ASP.NET 5, Node.js, dan
Microsoft naskah, serta alat-alat yang dapat digunakan untuk membantu
membangun dan mengelola aplikasi Node.js. Visual Studio Code benar-
benar sedang ditargetkan pada pengembang JavaScript yang ingin alat
pengembangannya lengkap untuk scripting server-side mereka dan yang
mungkin ingin usaha dari Node.js untuk kerangka berbasis NET. Visual
Studio Code, adalah belum solid, lintas platform kode Editor ringan, yang
dapat digunakan oleh siapa saja untuk membangun aplikasi untuk Web.

3) MySql
MySQL merupakan sebuah database yang mampu
memanajemen database, MySQL dalam penggunaanya sering
dipadukan degan menggunakan program aplikas PHP. MySQL
memiliki query yang telah distandarkan oleh ANSI/ISO yaitu
menggunakan bahasa SQL sebagai bahasa permintaannya. Kelebihan
lain dari MySQL adalah mampu dalam menagani RDBMS
(Relational Database Management System) sehingga mampu
menangani data-data sebuah perusahaan yang berukuran sangat bersar
hingga berukura Giga Byte, lalu MySQL merupakan sebuah software
database yang bersifat free karena telah dilisensi dibawah GNU
General Public Lisence. (Nugroho, 2004).

47
D. RANCANGAN PENELITIAN

1. Analisis Sistem
Aplikasi sistem pendukung keputusan dalam penyeleksian dan
pengelolaan data seleksi calon pemimpin atau ketua, merupakan aplikasi
yang dirancang untuk membantu perusahaan atau lembaga khususnya SMK
PUI Jatibarang dalam melakukan menyeleksi calon ketua OSIS, selama ini
dengan cara manual penilaian terhadap calon ketua OSIS. Untuk dapat
melakukan proses perhitungan pertimbangan sebagai bahan acuan
pengambilan keputusan, maka perlu ditentukan beberapa variabel penilaian
sebagai dasar perhitungan. Variabel yang digunakan meliputi 6 faktor
yakni aspek prestasi kelas, prestasi lomba, kepemimpinan, kedisiplinan,
keaktifan dan pengetahuan osis..
1.1. Analisis Masalah
Proses pengambilan keputusan penyeleksian ketua OSIS yang
dilakukan oleh SMK PUI Jatibarang saat ini masih manual, sehingga
membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan calon ketua OSIS yang
berkompeten. Kendala lain dari proses pengambilan keputusan secara
manual yaitu masih ditemukannya perhitungan nilai yang tidak akurat akibat
human eror.
1.2 Analisis Prosedur Sistem Berjalan
Analisis sistem yang berjalan dapat dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui proses kerja yang sedang dilakukan atau berjalan.
Permasalahan yang diteliti meliputi analisis dokumen, analisis prosedur
atau aliran data.
Untuk gambaran sistem yang sedang berjalan bisa di lihat pada
gambar dibawah ini:

48
Gambar 2 Use Case Diagram Gambaran Sistem Berjalan

Berikut ini adalah penjelasan yang sedang berjalan seperti yang


digambarkan sebelumnya :

1. Pembina OSIS atau Panitia memilih kandidat calon Ketua OSIS.


2. Pembina Ekskul atau Guru memilih mengajukan kandidat calon
Ketua OSIS ke pembina OSIS.
3. Pembina OSIS melakukan penilaian
4. Pembina OSIS atau Panitia akan menghitung jumlah hasil
penilaian.
5. Mengumumkan siapa yang menjadi calon ketua OSIS.

49
1.3 Analisis Sistem Yang Akan Dikembangkan

1. Identifikasi Masukan Data


Idetifikasi masukan dan keluaran data yang akan diproses pada
sistem ini adalah sebagai berikut :
Dalam membangun sistem informasi sistem pendukung
keputusan seleksi calon pemimpin yang harus dimasukan kepada
sistem yaitu administrator harus memasukkan data panitia, calon
ketua OSIS, dan data siswa.
2. Identifikasi Keluar Data
Setelah administrator memasukkan data panitia, selanjutnya
panitia harus memsaukan data kandidat, data calon pemilih, nilai
acuan, yang di perlukan oleh sistem maka sistem akan menampilkan
informasi data sesuai dengan apa yang telah dimasukan ke dalam
sistem.
Dibawah ini adalah gambaran yang akan dikembangkan oleh penulis :

Gambar 3 Use Case Diagram Sistem Yang Akan Dikembangkan

50
Berikut ini adalah penjelasan yang akan dikembangkan penulis
seperti yang digambarkan sebelumnya :

1. Administrator menambah User Panitia.


2. Panitia/Pembina OSIS menginput data kandidat calon ketua.
3. Panitia/Pembina OSIS menginput data calon pemilih.
4. Pemilih/Pembina Ekskul memilih kandidat calon
5. Panitia/Pembina OSIS menginput data nilai.
6. Panitia/Pembina OSIS melihat hasil perhitungan penilaian yang
menjadi calon ketua OSIS.
7. Pemilih melihat pengumuman hasil perhitungan yang menjadi
calon ketua OSIS

1.4 Analisis Pembuatan Sistem

Metode yang digunakan dalam membangun sistem pemilihan calon


ketua OSIS adalah dengan metode Profile Matching.

2. Arsitektur Perancangan Sistem


Proses perancangan sistem pemilihan ketua OSIS yang akan dibangun
terdiri dari beberapa user/entitas, yaitu: Admin, Panitia, Siswa, semua user
diberi akses berupa username dan password untuk masuk ke sistem aplikasi.

Berikut alur arsitektur Data Flow Diagram Sistem Pemilihan Ketua Osis
tersebut :

51
Gambar 4 DFD Arsitektur Sistem

Pada DFD ini melibatkan tiga entitas luar meliputi pemilih tetap,
admin dan panitia pemilihan ketua OSIS. Pemilih tetap memasukan (input)
NIS dan password, maka akan menerima keluaran (output) berupa Daftar
Pilihan (Pasangan calon ketua dan wakil ketua yang sudah terdaftar). Admin
mengelola data user, data sekolah, data calon ketua, data calon wakil, data
pemilih tetap, data kriteria, data perhitungan GAP. Panitia pemilihan ketua
OSIS akan menerima keluaran (output) berupa daftar pemilih tetap, daftar
calon ketua, daftar calon wakil, daftar calon.

3. Gambaran Sistem
Sistem informasi pemilihan calon ketua osis ini menggunakan metode
profile maching merupakan aplikasi berbasis website yang dapat digunakan
oleh pembina OSIS/panitia pemilihan. Administrator menggunakan sistem
ini untuk memasukkan data master berupa data panitia, kandidat, data siswa
sebagai pemilih. Sistem dapat menyimpan data master tersebut sehingga
dapat dilakukan seleksi calon kandidat pemilihan ketua OSIS secara
otomatis dengan profile maching. Admin dapat mencetak laporan berupa
ranking hasil pemilihan.

52
1) Use case diagram
Pada tahap ini penulis melakukan penerapan permodelan UML
(Unified Modeling Language) dan merancang Hypertext. Metode
permodelan UML yang diterapkan antara lain adalah use case diagram,
class diagram, dan activity diagram. Hypertext yang didesain penulis
adalah desain hypertext admin. Pada gambar permodelan use case yang
menjelaskan bagaimana sistem bekerja. Dapat dilihat pada gambar 5.1 :

Gambar 5 Use Case Diagram Permodelan Proses

Berikut ini adalah penejelasan dari permodelan use case pada


tebel
a. Aktor
Berikut tabel yang menjelaskan tentang peran pada gambar 5.1
dapat dilihat pada tabel 5.1 :

53
Tabel 8 Keterangan Aktor

N Aktor Keterangan
o
1 Admin Admin merupakan administrator aplikasi yang memiliki
hak

untuk mengelolah seluruh data yang ada dalam aplikasi

seperti mengolah data siswat, kriteria, sub kriteria, bobot

GAP,Jurusan, Input nilai siswa serta hasil.

a. Use Case

Berikut tabel yang menjelaskan tentang fungsi setiap use case

yang terdapat pada gambar 5.1 dapat dilihat pada tabel 5.2

Tabel 9 Tabel Aktor

N Use Case Akto Keterangan


o r
1 Melihat Data Admi Admin dapat melihat data siswa
Siswa n
2 Tambah Data Admi Admin dapat menambahkan data
Siswa n siswa
3 Edit Data Siswa Admi Admin dapat mengedit data siswa
n
4 Hapus Data Siswa Admi Admin dapat menghapus data siswa
n
5 Kriteria Admi Admin dapat melihat kriteria
n
6 Tambah Kriteria Admi Admin dapat menambah kriteria
n
7 Edit Kriteria Admi Admin dapat mengedit kriteria

54
n
8 Hapus Kriteria Admi Admin dapat menghapus kriteria
n
9 Sub Kriteria Admi Admin dapat melihat Sub kriteria
n
1 Tambah Sub Admi Admin dapat menambah sub kriteria
0 Kriteria n
1 Edit Sub Kriteria Admi Admin dapat mengedit Sub kriteria
1 n
1 Hapus Sub Admi Admin dapat menghapus Sub kriteria
2 Kriteria n
1 Bobot Gap Admi Admin dapat melihat Bobot Gap
3 n
1 Hasil Admi Admin dapat melihat hasil
4 n
1 Edit Admi Admin dapat mengedit nilai siswa
5 n

55
2) Flowchart

Flowchart pada gambar menunjukan bagaimana proses sistem


penunjang keputusan pemilihan ketua OSIS ini bekerja

56
Gambar 6 Flowchart proses SPK pemilihan calon ketua OSIS

57
3) Activity Diagram
a) Permodelan proses activity diagram
Terdapat gambar diagram activity pada sistem pendukung
keputusan ini yaitu sebagai berikut :

Gambar 7 Activity Diagram melihat Data Siswa

b) Activity Diagram Tambah Data Siswa


Terdapat gambar activity diagram Tambah data siswa
seperti gambar berikut :

58
Gambar 8 Activity Diagram melihat Data Siswa

c) Activity Diagram Pencarian, Edit, dan Hapus Data Siswa.


Terdapat gambar activity diagram Pencarian, Edit dan
Hapus Data Siswa seperti gambar berikut :

59
Gambar 9 Activity Diagram Pencarian, Edit dan Hapus Data Siswa

d) Activity Diagram Kriteria

60
Terdapat gambar activity diagram kriteria seperti gambar berikut :

Gambar 10 Activity Diagram Kriteria

61
e) Activity Diagram Sub kriteria
Terdapat gambar activity diagram Sub kriteria seperti gambar

berikut:

Gambar 11 Activity Diagram melihat Sub kriteria

f) Activity Diagram Bobot GAP

62
Terdapat gambar activity diagram Bobot GAP seperti gambar
berikut :

Gambar 12 Activity Diagram Bobot GAP

g) Activity Diagram Hasil


Terdapat gambar activity diagram Hasil seperti gambar
berikut:

63
Gambar 13 Activity Diagram Hasil

4) Desain Database

64
Rancangan database yang digunkan sebagai berikut tempat

penyimpanan data menggunakan MYSQL. Desain yang akan

dibuat sebagai berikut :

1) Tabel Admin

Tabel admin dengan Primary key Id : int(11) dapat dilihat

pada tabel :

Tabel 10 Tabel Admin

N Field Type Witd Keterangan


o Name h
1 Id Int 1 Primary Key
1
2 Username Varcha 2 Username
r 0
3 Password Varcha 2 Password
r 0

2) Tabel Siswa
Tabel Siswa dengan Primary key id_siswa : int(11) dapat
dilihat pada tabel berikut :

Tabel 11 Tabel Siswa

N Field Name Type Witd Keterangan


o h
1 Id_siswa i 1 Primary Key
n 1
t
2 no_tes i 5 No tes
n
t
3 nama varcha 2 Nama siswa
r 5
4 jenis_kelami enum 2 Jenis kelamin
n
5 asal_sekolah varcha 5 Sekolah asal siswa
r 0
5 Periode varcha 2 Periode
r 0

65
3) Tabel Kriteria
Tabel Kriteria dengan Primary key kode_kriteria :
varchar(11) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 12 Tabel Kriteria

N Field Name Type Witd Keterang


o h an
1 kode_kriteria varcha 1 Primary Key
r 1
2 nama_kriteri varcha 2 Nama siswa
a r 0
3 ranking int 1 Ranking
1
4 cf i 1 Cf
n 1
t
5 sf i 1 Sf
n 1
t

4) Tabel Sub Kriteria

Tabel Sub Kriteria dengan Primary key Kode_Sub :

varchar(11) dapat dilihat pada tabel 5.6 :

Tabel 13 Tabel Sub kriteria

N Field Name Type Witd Keterang


o h an
1 kode_sub Varcha 1 Primary Key
r 1
2 kode_kriteria vercha 1 Foreign key
r 1
3 bobot_ideal I 1 Bobot
n 1 ideal

66
t
4 keterangan varcha 5 Keterang
r 0 an

67
5) Tabel Bobot GAP
Tabel Bobot GAP dengan Primary key Id_bobot : int(11) dapat dilihat
pada tabel 5.7 :

Tabel 14 Tabel Bobot GAP

N Field Name Type Witd Keteranga


o h n
1 id_bobot I 1 Primary Key
n 0
t
2 Gap I 1 GAP
n 0
t
3 nilai_Bobot I 1 Niali Bobot
n 0
t
4 keterangan Text Keteranga
n

6) Tabel Nilai Siswa


Tabel nilai siswa dengan Primary key Id_nilai : Varchar(11)
dapat dilihat pada tabel 5.8 :

Tabel 15 Tabel nilai siswa

N Field Name Type Witd Keterangan


o h
1 id_nilai varcha 1 Primary Key
r 1
2 no_tes varcha 1 No

68
r 1 tes
3 kode_sub varcha 1 foreign
r 1 key
4 nil int 1 Nilai
ai 1
5 Periode varcha 2 Periode
r 0

69
7) Tabel Jenis CF dan SF jurusan
Tabel Jenis CF dan SF jurusan dengan Primary kd_jenis_cfsf
: int(11) dan Foreign key kode_sub : varchar(11),
kd_jurusan : varchar(11) dapat dilihat pada tabel 5.9 :

Tabel 16 Jenis CF dan SF jurusan

N Field Name Type Witd Keterangan


o h
1 kd_jenis_cfsf i 1 Primary Key
n 1
t
2 kode_sub varcha 1 foreign
r 1 key
4 jenis_cfsf varcha 5 Jenis cf dan sf
r 0

8) Tabel Hasil SPK


Tabel hasil spk dengan Primary key id_hasil: int(11) dan
Foreign key kd_jurusan : varchar(11), kode_kriteria :
varchar(11) dapat dilihat pada tabel 5.12 :

Tabel 17 Hasil SPK

N Field Name Type Witd Keterangan


o h
1 id_hasil i 1 Primary Key
n 1
t
2 kd_jurusan varcha 1 Kode Jurusan
r 1
3 kode_kriteria varcha 1 Kode Kriteria
r 1
4 nil float 8,2 nil
ai ai

70
5 no_tes i 1 No
n 1 tes
t
6 nilai_ranking float 8,2 Nilai ranking

5) Desain Hypertext

a) Desain Interface Halaman Login


Berikut ini rancangan untuk tampilan halaman login admin yang di
tampilkan pada gambar :

Gambar 14 Desain Interface Halaman Login

b) Desain Interface Halaman Beranda


Berikut ini rancangan untuk menampilkan halaman beranda admin
yang memiliki menu antara lain : Dashboard, Input data siswa,
Data siswa, logout. Dapat dilihat pada gambar :

71
Gambar 15 Desain interface Beranda

c) Desain Interface Halaman Data Siswa


Berikut ini rancangan untuk tampilan halaman data siswa
dapat dilihat pada gambar :

Gambar 16 Desain Interface Halaman Data siswa

72
d) Desain Interface Halaman Input Data
Berikut ini rancangan untuk tampilan menu input data siswa
yang dapat dilihat pada gambar :

Gambar 17 Desain interface input data siswa

e) Desain Interface Halaman kriteria


Berikut ini rancangan untuk tampilan halaman kriteria yang
dapat dilihat pada gambar 5.15 :

73
Gambar 18 Desain interface halaman input kriteria

f) Desain Interface Halaman Input nilai siswa


Berikut ini rancangan untuk tampilan halaman Input nilai
siswa yang dapat dilihat pada gambar :

Gambar 19 Desain Interface Halaman Tampilan input nilai siswa

g) Desain Interface Halaman Hasil


Berikut Interface halaman hasil siswa yang dapat dilihat
pada gambar :

74
Gambar 20 Desain Interface Halaman Hasil nilai siswa

75
E. METODOLOGI PENELITIAN
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan
dengan berbagai cara, antara lain:
a. Observasi
Pengumpulan data dengan dengan melakukan pengamatan secara
langsung terhadap objek penelitian, dengan mencatat hal-hal penting
yang berhubungan dengan judul laporan, sehingga diperoleh data yang
lengkap dan akurat.
b. Wawancara
Pengumpulan data dengan cara melakukan komunikasi dan wawancara
secara langsung dengan pihak-pihak terkait seperti penulis melakukan
wawancara dengan Pembina OSIS dan Guru.
c. Studi Pustaka
Pengumpulan data dengan menggunakan atau mengumpulkan sumber-
sumber tertulis dengan cara membaca, mempelajari dan mencatat hal-hal
penting yang berhubungan dengan masalah yang sedang dibahas guna
memperoleh gambaran secara teoritis.

2. Tempat dan Waktu Penelitian


a. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan SMK PUI Jatibarang yang berlokasi di Jl.
Letnan Joni No. 116 Jatibarang Baru, Kab. Indramayu, Jawa Barat.
b. Waktu Penelitian
Jika tidak ada hambatan maka penelitian di SMK PUI Jatibarang akan
dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan bulan Maret tahun 2021.

76
c. Jadwal Penelitian
Tabel 18 Jadwal Penelitian

2021
November Desember Januari Februari Mart
Jenis Kegiatan
(2020) (2020) (2021) (2021) (2021)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Analisis Kebutuhan
Desain Sistem
Penulisan Kode
Program
Pengujian Program
Implementasi
Program

Penulisan Laporan

3. Instrumen Penelitian
Pengumpulan data sebuah penelitian yang dilakukan dengan berbagai
metode penelitian seperti observasi, wawancara, studi pustaka dan
dokumentasi, memerlukan alat bantu sebagai instrumen, instrumen yang
dimaksud antara lain:
1. Laptop, untuk menyimpan datadan mengolah data penelitian yang telah
diperoleh menjadi sebuah laporan, laptop yang digunakan adalah laptop
HP Samsung NP200.
2. Alat Tulis Kantor, digunakan untuk mencatat data dan informasi yang
diperoleh dari narasumber.

77
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Uraian singkat mengenai struktur penulisan pada masing-masing bab yang
digunakan dalam penyusunan skripsi adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab pendahuluan berisi
latar belakang, rumusan
masalah, batasan masalah,
maksud dan tujuan,
manfaat penelitian, teknik
penelitian, kerangka
berfikir, tempat dan
waktu penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab tinjauan pustaka
berisi tinjauan pustaka
bagi teori-teori yang
mendasari, relevan dan
terkait dengan subyek dan
permasalahan yang
dihadapi dalam
penyusunan laporan
skripsi.
BAB III : LANDASAN TEORI
Bab landasan teori
memaparkan teori-teori
yang berhubungan dengan
pembuatan sistem didapat
dari sumber-sumber yang
relevan sebagai panduan
penelitian.
BAB IV : PERANCANGAN
SISTEM
Bab perancangan sistem

78
berisi tentang rancangan
data, rancangan tampilan,
dan rancangan alur
aplikasi.
BAB V : IMPLEMENTASI
Bab implementasi
sistem berisi tentang
kutipan-kutipan
potongan listing coding
dan keterangan dari
fungsi-fungsi yang
digunakan dalam
pembuatan aplikasi.
BAB VI : HASIL DAN
PEMBAHASAN
Bab hasil dan
pembahasan memuat
gagasan peneliti yang
terkait dengan apa yang
telah dilakukan dan apa
yang diamati,
dipaparkan dan
dianalisis di bab
terdahulu.
BAB VII : KESIMPULAN DAN
SARAN
Bab kesimpulan dan saran berisi tentang kesimpulan serta saran
untuk pengembangan dari aplikasi yang penulis buat.

79
G. DAFTAR PUSTAKA
Adriyendi and Yeni Melia (2013) ” DSS using AHP in Selection of
Lecturer”. International Journal of Advanced Science and
Technology. 52: 3-13 Arikunto, Suharsimi (2010). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Budi Sutedjo Dharma Oetomo,S.Kom. 2002. Perencanaan & pembangunan
Sistem Informasi. Yogyakarta : Andi.
Efendy Rasjid, Fadjar. 2014. Bahasa Pemrograman Populer PHP. Tersedia
di
http://www.ubaya.ac.id/2014/content/articles_detail/144/Bahasa-
Pemrograman-opuler-PHP.html [diakses tanggal 27 Desember
2020].
Fahma Dwijaya, Ilman. 2010. “Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan
Jabatan Pada PT.Sysmex menggunakan Metode Profile
Matching”, Skripsi. Jurusan Teknik Informasi Fakultas Teknik
dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.
Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan,
Yogyakarta : Andi
Murdina, Irma. 2014. Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Tenaga Kerja
Rektorat ITB Dengan Metode Profile Matching, Skripsi. Jurusan
Teknik Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Komputer Indonesia.
Nugroho, Bunafit. 2004. PHP & mySQL dengan Editor Dreamweaver MX,
Yogyakarta: Andi Offset
Nasullah et al, Sistem Pendukung Keputusan untuk Rekomendasi Promosi
Jabatan Menggunakan Metode Profile Matching dan Electre,
prosiding, ISBN 978- 602-99334-5-1, 2016.
Pressman, R. S. (2010). Rekayasa Perangkat Lunak (L. N.
Harnaningrum, Trans.).
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Shaofeng, L, R.I.M Young dan L.Ding (2011) “An Integrated Decision
Support System for Global Manufacturing Co-Ordination in the
Automotive Industry”. International Journal of computer
integrated manufacturing. 1: 4- 27.
Imam Sunoto, Fiqih Ismawan, Ade Lukman Nulhakim (2017), “Sistem
Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP
studi kasus di SMK PGRI 23 Jakarta”. Jurnal, Universitas
Indraprasta PGRI, Jakarta.

80
Entin Sutinah, 2017, “Sistem Pendukung Keputusan Dengan Menggunakan
Metode Profile Matching Dalam Pemilihan Salesman Terbaik”,
Jurnal, AMIK BSI Jakarta, Jakarta.
Zulfahmi, Faradika, 2019, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Siswa
Berprestasi; Metode Profile Matching”, Jurnal, Universitas
Dharma Andalas, Kota Padang.

81

Anda mungkin juga menyukai