Sumber Historis Pancasila Sebagai Kajian Sumber Sosiologis Pancasila
Sumber Historis Pancasila Sebagai Kajian Sumber Sosiologis Pancasila
Sumber Historis Pancasila Sebagai Kajian Sumber Sosiologis Pancasila
SOSIOLOGIS PANCASILA
REGINA AUDRI
[email protected]
20220079
STIE AKBP KBP PADANG
A. PENDAHULUAN
Tantangan Pendidikan Pancasila Dalam menentukan bentuk dan format agar mata kuliah
Pendidikan Pancasila dapat diselenggarakan di berbagai program studi dengan menarik dan
efektif terdapat berbagai tantangan. Tantangan ini dapat berasal dari internal perguruan tinggi,
misalnya faktor ketersediaan sumber daya, dan spesialisasi program studi yang makin tajam
Tantangan yang bersifat eksternal, antara lain adalah krisis keteladan dari para elite politik dan
maraknya gaya hidup hedonistik di dalam masyarakat. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai
dinamika dan tantangan Pendidikan Pancasila pada era globalisasi, perlu menganalisis
penggalan-penggalan pidato kebangsaan yang sudah pernah dilakukan oleh para tokoh bangasa
(founding father).
Dalam Pasal 35 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi, yang dimaksud dengan mata Kuliah Pendidikan Pancasila adalah
ideologi bangsa indonesia. Dengan landasan tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Pendidikan Pancasila 2. Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia 3. Pancasila sebagai
Dasar Negara 4. Pancasila sebagai Ideologi Negara 5. Pancasila sebagai Sistem Filsafat 6.
Pancasila sebagai Sistem Etika 7. Pendekatan Pembelajaran Dasar Nilai Pengembangan Ilmu.
Pendekatan Pembelajaran yang direkomendasikan dalam Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat kepada mahasiswa (student ctered learning).
Untuk memahami dan menghayati nilai-nilai Pancasila baik sebagai etika, filsafat negara,
Pendidikan Pancasila tersebut agar mahasiswa dapat menjadi insan profesional yang berjiwa
pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Selain itu, urgensi Pendidikan
akan datang. Sebagai warga negara yang di bentuk dari sistem Pendidikan Ondonesia saat ini
perlu mengetahui cita-cita yang harus dicapai dimasa yang akan datang sehingga dapat sebagai
bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta perdaban
bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan u ntuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta tanggung jawab. Harapan tersebut memang tidak mudah
untuk diwujudkan. Akan tetapi, pendidikan adalah alternatif baik dalam melakukan rekayasa
sosial secara damai. Pendidikan adalah alternatif terbaik dalam melakukan sosial secara damai.
pendalaman penghayatan dan penerapan nilai-nilai Pancasila kepada generasi baru banga. Atas
dasar hal tersebut ,maka pemerintah menggunakan atau mengalokasikan 20% dan APBN yang
sebagian bersal dari pajak untuk membiayai pendidikan nasional Setiap warga negara sesuai
yang notabene merupakan calon-calon pemegang tongkat estafet kepemimpinan bangsa harus
memiliki penghayatan terhadap nilai-nilai pancasila karena akan menentukan eksistensi bangsa
kedepan.
jurusan/program studi, sebab nasib bangsa tidak hanya di tentukan oleh segelintir profesi yang di
hasilkan oleh sekelompok jurusan/program studi saja, tetapi juga merupakan tanggung jawab
semua bidang. Urgensi Pendidikan Pancasila bagi suatu program studi, misalnya yang berkaitan
penghargaan, komitmen, penghayatan dan pola pengalaman yang lebih baik daripada warga
negara yang lain karena merekalah yang akan menentukan merasap atau tidaknya 4 nilai-nilai
dari program studi energi di kemudian hari akan menentukan kebijakan tentang eksplorasi,
Begitu pula dengan lulusan/output dari program studi perpajakan yang akan menjadi
pengawai pajak maupun bekerja di bidang perpajakan dituntut memiliki kejujuran dan komitmen
bekerja secara baik dan benar. Demikian pula halnya bahwa keberadaan pendidikan pancasila
merupakan suatu yang esensial bagi program studi di perguruan tinggi. Oleh karena itu, menja di
suatu kewajaran bahkan keharusan Pancasila di sebarluaskan secara masif, antara lain melalui
mata kuliah pendidikan pancasila di perguruan tinggi. Dalam hal ini, Riyanto (2009: 4)
karena mahasiswa sebagai agen perubahan dan intelektual muda yang di masa akan datang akan
menjadi inti pembangunan dan pemegang estafet kepemimpinan bangsa dalam setiap tingkatan
tanpa membedakan pilihan profensinya di masa yang akan datang, baik yang berprofensi sebagai
masyarakat memiliki peran amat menentukan terhadap eksistensi dan kejayaan bangsa di masa
depan.
B. PEMBAHASAN
mengkaji, antara lain latar belakang, susunan dan pola kehidupan sosial dari berbagai golongan
dan kelompok masyarakat, disamping juga mengkaji masalah-masalah sosial, perubahan dan
pembaharuan dalam masyarakat. Dalam perspektif sosiologi, suatu masyarakat pada suatu waktu
dan tempat memiliki nilai-nilai yang tertentu. Melalui pendekatan sosiologis ini pula, Anda
diharapkan dapat mengkaji struktur sosial, proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial,
dan masalah-masalah sosial yang patut disikapi secara arif dengan menggunakan standar nilai-
hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada suatu asas kultural yang dimiliki
dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilainilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung
dalam sila-sila Pancasila bukan hanya hasil konseptual seseorang saja, melainkan juga hasil
karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia sendiri melalui proses refleksi filosofis para pendiri negara.
Bung Karno menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila digali dari bumi pertiwi Indonesia.
Dengan kata lain, nilai-nilai Pancasila berasal dari kehidupan sosiologis masyarakat Indonesia.
Pernyataan ini tidak diragukan lagi karena dikemukakan oleh Bung Karno sebagai penggali
Pancasila, meskipun beliau dengan rendah hati membantah apabila disebut sebagai pencipta
Pancasila, sebagaimana dikemukakan Beliau dalam paparan sebagai berikut: Kenapa diucapkan
terima kasih kepada saya, kenapa saya diagung-agungkan, padahal toh sudah sering saya
Saya sekedar penggali Pancasila daripada bumi tanah air Indonesia ini, yang kemudian
lima mutiara yang saya gali itu, saya persembahkan kembali kepada bangsa Indonesia. Malah
pernah saya katakan, bahwa sebenarnya hasil, atau lebih tegas penggalian daripada Pancasila ini
jikalau ia benar-benar memohon kepada Allah Subhanahu Wata’ ala, diberi ilham oleh Allah
Subhanahu Wata’ ala. Makna penting lainnya dari pernyataan Bung Karno tersebut adalah
Pancasila sebagai dasar negara merupakan pemberian atau ilham dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Apabila dikaitkan dengan teori kausalitas dari Notonegoro bahwa Pancasila merupakan
penyebab lahirnya (kemerdekaan) bangsa Indonesia, maka kemerdekaan berasal dari Allah,
Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan makna Alinea III Pembukaan UUD 1945. Sebagai
makhluk Tuhan, sebaiknya segala pemberian Tuhan, termasuk kemerdekaan Bangsa Indonesia
Salah satu bentuk wujud konkret mensyukuri nikmat karunia kemerdekaan adalah dengan
negara melalui kewajiban membayar pajak, karena dengan dana pajak itulah pembangunan dapat
dilangsungkan secara optimal. Sejalan dengan hal itu, Anda juga diharapkan dapat berpartisipasi
dalam meningkatkan fungsi-fungsi lembaga pengendalian sosial (agent of social control) yang
mengacu kepada nilai-nilai Pancasila. Dalam rangka mensyukuri karunia kemerdekaan, Anda
menurut Anda tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Kemudian, Anda diminta untuk
Sumber Yuridis Pendidikan Pancasila Negara Republik Indonesia adalah negara hukum
(rechtsstaat) dan salah satu cirinya atau istilah yang bernuansa bersinonim, yaitu pemerintahan
berdasarkan hukum (rule of law). Pancasila sebagai dasar negara merupakan landasan dan
sumber dalam membentuk dan menyelenggarakan negara bangsa lemah dan penguasaan IPTEKS
lemah, maka bangsa Indonesia dapat kembali terjajah atau setidak-tidaknya daya saing bangsa
melemah. Implikasi dari pendekatan historis ini adalah meningkatkan motivasi kejuangan bangsa
dan meningkatkan motivasi belajar Anda dalam menguasai IPTEKS sesuai dengan prodi masing-
masing. Berdasarkan penjelasan di atas, Anda dipersilakan mencari fakta-fakta historis dan
pelajaran yang menginspirasi Anda dari berbagai sumber, guna memberikan kontribusi yang
konstruktif bagi masa depan bangsa yang lebih baik. Kemudian, Anda diminta untuk melaporkan
kehidupan antarmanusia. Di dalamnya mengkaji, antara lain latar belakang, susunan dan pola
kehidupan sosial dari berbagai golongan dan kelompok masyarakat, disamping juga mengkaji
menegaskan bahwa dalam perspektif sosiologi, suatu masyarakat pada suatu waktu dan tempat
memiliki nilai-nilai yang tertentu. Melalui pendekatan sosiologis ini pula, Anda diharapkan dapat
mengkaji struktur sosial, proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial, dan masalah-
masalah sosial yang patut disikapi secara arif dengan menggunakan standar nilai-nilai yang
mengacu kepada nilai-nilai Pancasila. Berbeda dengan bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia
mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada suatu
asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri. Nilainilai kenegaraan dan
kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-sila Pancasila bukan hanya hasil konseptual
seseorang saja, melainkan juga hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari
nilai-nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses refleksi filosofis
Bung Karno menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila digali dari bumi pertiwi Indonesia.
Dengan kata lain, nilai-nilai Pancasila berasal dari kehidupan sosiologis masyarakat Indonesia.
Pernyataan ini tidak diragukan lagi karena dikemukakan oleh Bung Karno sebagai penggali
Pancasila, meskipun beliau dengan rendah hati membantah apabila disebut sebagai pencipta
diucapkan terima kasih kepada saya, kenapa saya diagung-agungkan, padahal toh sudah sering
saya katakan, bahwa saya bukan pencipta Pancasila. Saya sekedar penggali Pancasila daripada
bumi tanah air Indonesia ini, yang kemudian lima mutiara yang saya gali itu, saya persembahkan
kembali kepada bangsa Indonesia. Malah pernah saya katakan, bahwa sebenarnya hasil, atau
lebih tegas penggalian daripada Pancasila ini saudara-saudara, adalah pemberian Tuhan kepada
saya.
Subhanahu Wata’ ala, diberi ilham oleh Allah Subhanahu Wata’ ala (Latif, 2011: 21) Makna
penting lainnya dari pernyataan Bung Karno tersebut adalah Pancasila sebagai dasar negara
merupakan pemberian atau ilham dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Apabila dikaitkan dengan teori
bangsa Indonesia, maka kemerdekaan berasal dari Allah, Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan
dengan makna Alinea III Pembukaan UUD 1945. Sebagai makhluk Tuhan, sebaiknya segala
pemberian Tuhan, termasuk kemerdekaan Bangsa Indonesia ini wajib untuk disyukuri. Salah
satu bentuk wujud konkret mensyukuri nikmat karunia kemerdekaan adalah dengan memberikan
kemerdekaan adalah dengan memberikan kontribusi konkret bagi pembangunan negara melalui
kewajiban membayar pajak, karena dengan dana pajak itulah pembangunan dapat dilangsungkan
secara optimal. Sejalan dengan hal itu, Anda juga diharapkan dapat berpartisipasi dalam
meningkatkan fungsi-fungsi lembaga pengendalian sosial (agent of social control) yang mengacu
C. PENUTUP
menjadi dorongan pokok dan penunjuk jalan bagi calon pemegang estafet kepemimpinan bangsa
di berbagai bidang dan tingkatan. Calon generasi kepemimpinan bangsa tidak mudah
terpengaruh oleh paham-paham asing yang dapat mendorong untuk tidak dijalankannya nilai-
nilai Pancasila. Pentingnya Pendidikan Pancasila diperguruan tinggi adalah untuk menjawab
melahirkan lulusan yang menjadi kekuatan inti pembangunan, generasi muda bangsa dalam
infrastruktur politik, dan lembaga lain menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA
Darmini Roza dan Laurensius Arliman S Peran Pemerintah Daerah Di Dalam Melindungi Hak
Anak Di Indonesia, Masalah-Masalah Hukum, Volume 47, Nomor 1, 2018.
Laurensius Arliman S, Komnas HAM dan Perlindungan Anak Pelaku Tindak Pidana,
Deepublish, Yogyakarta, 2015.
Laurensius Arliman S, Problematika Dan Solusi Pemenuhan Perlindungan Hak Anak Sebagai
Tersangka Tindak Pidana Di Satlantas Polresta Pariaman, Justicia Islamica, Volume 13,
Nomor 2, 2016.
Laurensius Arliman S, Komnas Perempuan Sebagai State Auxialiary Bodies Dalam Penegakan
Ham Perempuan Indonesia, Justicia Islamica, Volume 14, Nomor 2, 2017.
Laurensius Arliman S, Mewujudkan Penegakan Hukum Yang Baik Untuk Mewujudkan Indonesia
Sebagai Negara Hukum, Jurnal Hukum Doctrinal, Volume 2, Nomor 2, 2017.
Laurensius Arliman S, Participation Non-Governmental Organization In Protecting Child Rights
In The Area Of Social Conflict, The 1st Ushuluddin and Islamic Thought International
Conference (Usicon), Volume 1, 2017.
Laurensius Arliman S, Menjerat Pelaku Penyuruh Pengrusakan Barang Milik Orang Lain
Dengan Mempertimbangkan Asas Fungsi Sosial, Jurnal Gagasan Hukum, Volume 1,
Nomor 1, 2019.
Laurensius Arliman S, Isdal Veri, Gustiwarni, Elfitrayenti, Ade Sakurawati, Yasri, Pengaruh
Karakteristik Individu, Perlindungan Hak Perempuan Terhadap Kualitas Pelayanan
Komnas Perempuan Dengan Kompetensi Sumber Daya Manusia Sebagai Variabel
Mediasi, Jurnal Menara Ekonomi: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Ekonomi,
Volume 6, Nomor 2, 2020.
Laurensius Arliman S, Aswandi Aswandi, Firgi Nurdiansyah, Laxmy Defilah, Nova Sari
Yudistia, Ni Putu Eka, Viona Putri, Zakia Zakia, Ernita Arief, Prinsip, Mekanisme Dan
Bentuk Pelayanan Informasi Kepada Publik Oleh Direktorat Jenderal Pajak, Volume 17,
No Nomor, 2020.
Larensius Arliman S, Koordinasi PT. Pegadaian (Persero) Dengan Direktorat Reserse Narkoba
Polda Sumbar Dalam Penimbangan Barang Bukti Penyalahgunaan Narkotika, UIR Law
Review, Volume 4, Nomor 2, 2020, https://doi.org/10.25299/uirlrev.2020.vol4(1).3779.
Laurensius Arliman S, Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan Pada Revolusi 4.0,
Ensiklopedia Sosial Review, Volume 2, Nomor 3, 2020.
Muhammad Afif dan Laurensius Arliman S, Protection Of Children's Rights Of The Islamic And
Constitutional Law Perspective Of The Republic Of Indonesia, Proceeding: Internasional
Conference On Humanity, Law And Sharia (Ichlash), Volume 1, Nomor 2, 2020.