LAPORAN Osiloskop

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

ALAT UKUR DAN PENGUKURAN


OSILOSKOP

Oleh :
1. Ghocha Baladewa (181331017)
2. Nabela Toresa Anggraini (181331022)
3. Nurjamilah Haqimah (181331023)

Tanggal percobaan : 19 Oktober2018


Tanggal pengumpulan : 2 November 2018
Instruktur : Mina Naidah Gani, DUT.,ST.,M.Eng

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


2018
I. Judul : Mengukur Tegangan AC pada Osiloskop
II. Tujuan :
1. Mahasiswa mengetahui cara mengalibrasi osiloskop.
2. Mahasiswa mengetahui cara pengukuran frekuensi dan waktu perioda dengan menggunakan
osiloskop.
3. Mahasiswa mengetahui cara mengukur tegangan AC dan DC dengan menggunakan
osiloskop.
4. Mahasiswa dapat mengetahui cara mengukur beda fasa dari dua sinyal gelombang AC
dengan menggunakan osiloskop.

III. Teori Pendahuluan


Osiloskop adalah alat ukur elektronik yang dapat memetakan atau memproyeksikan sinyal listrik
dan frekuensi menjadi gambar grafik agar dapat dibaca dan mudah dipelajari. dengan
menggunakan osiloskop, kita dapat mengamati dan menganalisa bentuk gelombang dari sinyal
listrik atau frekuensi dalam suatu rangkaian Elektronika. Pada umumnya osiloskop dapat
menampilkan grafik Dua Dimensi (2D) dengan waktu pada sumbu X dan tegangan pada sumbu
Y. Osiloskop juga dilengkapi dengan alat pengukuran yang dapat mengukur frekuensi, amplitudo
dan karakteristik gelombang sinyal listrik. Secara umum, Osiloskop dapat mengukur
karakteristik yang berbasis Waktu (Time) dan juga karakteristik yang berbasis tegangan
(Voltage).
Frekuensi merupakan jumlah getaran yang dihasilkan selama 1 detik yang dinyatakan dengan
Hertz. Sedangkan periode adalah kebalikan dari frekuensi, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk
menempuh 1 kali getaran yang biasanya dilambangkan dengan t dengan satuan detik.
Kemampuan Osiloskop dalam mengukur maksimum Frekuensi berbeda-beda tergantung pada
tipe osiloskop yang digunakan. Ada yang dapat mengukur 100MHz, ada yang dapat mengukur
20MHz, ada yang hanya dapat mengukur 5MHz.
Amplitudo adalah ukuran besarnya suatu sinyal atau biasanya disebut dengan tingginya puncak
gelombang. Terdapat beberapa cara dalam pengukuran Amplitudo yang diantaranya adalah
pengukuran dari Puncak tertinggi ke Puncak terendah (Vp-p), ada juga yang mengukur salah satu
puncaknya saja baik yang tertinggi maupun yang terendah dengan sumbu X atau 0V.
1. Kalibrasi Osiloskop
Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukan alat
inspeksi, alat pengukuran dan alat pengujian menggunakan osiloskop. Untuk mengalibrasi
atenuator vertikal ( Volt / Div ) , teganganga kalibrator dimasukkan pada input masing –masing
chanel, chanel 1 dan 2 bergantian. Kemudian atur variabel vertikal atenuator sampai pembacaan
pada osiloskop sama dengan amplituda sinyal kalibratornya.
Untuk mengalibrasi besarnya time/ Div pada sumbu horisontal , dapat diukur dari lebar perioda
gelombang kalibrator yang terlihat pada layar. Pada umumnya , sinyal kalibrator memiliki
frekuensi sebesar 1 KHz.
2. Menghitung Tegangan Puncak ke Puncak
Untuk menghitung tegangan puncak ke puncak ( Vpp ) kita harus mengetahui skala pada
volt/Div . Untuk menghitung Vpp kita gunakan rumus sebagai berikut :

Volt peak to peak : Vpp = Div vertikal x Volt/Div

3. Mengukur Tegangan DC dan AC dengan Osiloskop

Tegangan DC atau Directing Current sering disebut sebagai tegangan searah.  Maksudnya adalah
arus listrik yang mengalir pada suatu hantaran yang tegangannya berpotential tetap, tidak
berubah-ubah. Tegangan DC selamanya tetap, jika tegangan itu berpotential positif maka
seterusnya positif dan jika tegangan itu berpotential negatif maka seterusnya negatif tanpa ada
perubahan-perubahan yang bersifat periodik. 

Tegangan AC atau Alternating Current sering disebut sebagai tegangan bolak balik. Disebut
sebagai tegangan bolak balik dikarenakan arah dari pergerakan arusnya yang bolak balik.
Umumnya tegangan AC bisa membentuk gelombang sinus. Dengan bantuan dari Osiloskop
itulah Anda bisa mengukur dari tegangan AC dan bisa melihat bagaimana bentuk
gelombangnya. 

Untuk mengetahui besarnya tegangan antara dua titik kita membutuhkan sebuah alat ukur. Ada
dua alat ukur yang dipakai untuk mengukur tegangan listrik yaitu Voltmeter (bagian dari
Multimeter) dan Oscilloscope. Khusus untuk tegangan AC, dengan Voltmeter/Multimeter kita
hanya bisa mengetahui nilai tegangannya saja, sedangkan dengan oscilloscope kita bisa melihat
bentuk gelombang sekaligus menghitung frekuensinya.

IV. Alat dan Bahan


1. Osiloskop 1 buah
2. Kabel Koaksial
3. Kabel Penghubung
4. Multimeter Digital
V. Langkah Kerja
1. Mengatur function generator denngan menekan fungsi sinus
2. Memasang kabel koaksial di keluarkan “output”
3. Menyambungkan kabel ke oscilloscope channel 1
4. Mengatur agar sinyal dari functions generator muncul di oscillodcope dengan nilai amplitude
1V
5. Menghubungkan keluaran functions generator ke multimeter, membaca, nilai VDC dan VAC

VI. Hasil Pengamatan


Percobaan Amplitudo (A) V AC V DC
ke-
1. 1 0,71 V -3,7 V
2. 2 1,44 V -0,29 V
3. 3 2,15 V -0,59 V
4. 4 2,8 V -0,84 V
5. 5 3,47 V -1,02 V
6. 6 4,30 V -1,19 V
7. 7 5,15 V -1,28 V
8. 8 5,74 V -1,30 V
9. 9 6,56 V -1,28 V
10. 10 7,30 V -1,18 V

Percobaan 1
Percobaan 2
Percobaan 3
Percobaan 4
Percobaan 5
Percobaan 6
Percobaan 7
Percobaan 8
Percobaan 9
Percobaan 10

VII. Analisa dan Pembahasan


Percobaan 1
A 1
Perhitungan teori = = =0,707 A
√2 √2
0,707−0,71
Kesalahan = ×100 %=−0,42 %
0,707
Percobaan 2
A 2
Perhitungan teori = = =1,414 A
√2 √2
1,414−1,444
Kesalahan = ×100 %=2.12 %
1,414
Percobaan 3
A 3
Perhitungan teori = = =2,121 A
√2 √2
2,121−2,15
Kesalahan = × 100 %=−1,36 %
2,121
Percobaan 4
A 4
Perhitungan teori = = =2,828 A
√2 √2
2,8−2,8
Kesalahan = ×100 %=0 %
2,8
Percobaan 5
A 5
Perhitungan teori = = =3,535 A
√2 √2
3,535−3,47
Kesalahan = ×100 %=1,83 %
3,535
Percobaan 6
A 6
Perhitungan teori = = =4,242 A
√2 √2
4,242−4,3
Kesalahan = × 100 %=−1,36 %
4,242
Percobaan 7
A 7
Perhitungan teori = = =4,949 A
√2 √2
4,949−5,15
Kesalahan = ×100 %=−4,06 %
4,949
Percobaan 8
A 8
Perhitungan teori = = =5,656 A
√2 √2
5,656−5,74
Kesalahan = ×100 %=−1,48 %
5,656
Percobaan 9
A 9
Perhitungan teori = = =6,363 A
√2 √2
6,363−6,56
Kesalahan = ×100 %=−3,09 %
6,363
Percobaan 10
A 10
Perhitungan teori = = =7,071 A
√2 √2
7,071−7,30
Kesalahan = × 100 %=−3,23 %
7,071
Dari data hasil pengamatan dapat kita analisa bahwa persen kesalahan antara penggunaan
voltmeter dan osiloskop sebagai alat ukur tegangan AC tidak terdapat perbedaan yang terlalu
jauh kesalahan tersebut bisa saja terjadi karena pengkalibrasian pada osiloskop yang kurang
tepat, kesalahan pembacaan pada osiloskop ataupun impedansi input kabel penghubung. Hal ini
dapat terlihat dari persen perbedaan yang dihitung. Rentang kesalahan yang didapat hanya
sekitar -4,06 % - 2,12 %.
VIII. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa osiloskop dapat digunakan
untuk mengukur tegangan AC dan DC disertai dengan tampilan bentuk gelombangnya yang
memudahkan kita untuk mengetahui besarnya tegangan dengan persen kesalahan yang tidak jauh
berbeda dengan pengukuran menggunakan voltmeter.

Anda mungkin juga menyukai