Revisi-Pusparini Anggita Ayuningtyas, Kel C1-2041312021-Laporan Lengkap
Revisi-Pusparini Anggita Ayuningtyas, Kel C1-2041312021-Laporan Lengkap
Revisi-Pusparini Anggita Ayuningtyas, Kel C1-2041312021-Laporan Lengkap
Disusun Oleh :
2041312021
i
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim,
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
Sp.Kep.An dan ibu Dr, Ns. Meri Neherta, S.Kep, M.Biomed selaku dosen
pembimbing pada kelompok C pada sikulus Keperawatan Anak ini. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman – teman sejawat yang berada pada
ini. Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis
harapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................3
A. Kasus.....................................................................................................49
B. Pengkajian.............................................................................................53
C. Diagnosa keperawatan (NANDA), DO dan DS...................................55
D. Intervensi Keperawatan (NOC-NIC)....................................................55
E. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan.............................................60
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................66
A. Pengkajian.............................................................................................66
B. Diagnosa...............................................................................................67
C. Intervensi..............................................................................................69
D. Implementasi.........................................................................................72
E. Evaluasi.................................................................................................74
BAB V PENUTUP..........................................................................................76
A. Kesimpulan...........................................................................................76
B. Saran.....................................................................................................77
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………. 79
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Menurut WHO insiden kejadian gastritis didunia sekitar 1,8-2,1 juta dari
Tenggara berkisar 583. 635 dari jumlah penduduk setiap tahun nya, seperti China
31%, Kanada 35%, Perancis 29,5%, Inggris 22%, Jepang 14,5%. Sedangkan di
Indonesia pada tahun 2007 angka kejadian penyakit gastritis menempati urutan
ke-9 dari 50 peringkat utama pasien rawat jalan di seluruh rumah sakit di
Indonesia dengan jumlah kasus 218.500 (Margareth, 2014). Dari penelitian yang
kota seperti di kota Medan mencapai 91,6%, Surabaya 31,2%, Denpasar 46%,
Jakarta 50%, Bandung 32,5%, Palembang 35,3%, Aceh 31,7%, Pontianak 31,2%
(Duwi et al, 2015). Di Jawa Tengah tahun 2013 angka kejadian infeksi cukup
Puskesmas pada Januari 2016- Februari 2017 angka kejadian gastritis pada anak
Penyebab terjadinya gastritiskarena pola makan yang tidak teratur. Hal ini
1
makanan atau minuman (Diyono, 2013). Helicobacter Pylori atau disebut juga
dengan H. Pylori adalah penyebab tersering gastritis kronis pada anak. Biasanya
organisme ini menyerang pada antrum tetapi kadang-kadang juga menyerang pada
memicu terjadinya inflamasi dan nekrosis berakibat pada infeksi sehingga terdapat
luka mukosa lambung diikuti dengan edema, perdarahan, bahkan ulkus. Pada
kemudian menipis dan atrofi. 2 Deteriorasi dan atrofi yang berkelanjutan dapat
mengakibatkan hilangnya fungsi kelenjar lambung yang berisi sel parietal. Pada
saat sekresi asam menurun, maka sumber faktor intrinsik juga akan hilang (Black,
2014).
nyeri epigastrium, mual, muntah dan anoreksia yang berakibat pada tidak
dan memicu timbulnya perdarahan pada lambung, maka dari itu dengan
terkontrol dan dapat mencegah timbulnya perdarahan saluran cerna (Black, 2014).
B. Rumusan Masalah
2
5. Apa saja pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan untuk melengkapi
data pengkajian keperawatan pada kasus?
6. Bagaimana analisa kasus serta diagnosa keperawatan yang muncul?
C. Tujuan
3
BAB II
sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima
makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zatzat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna
atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Anatomi dan fisiologi sistem
pencernaan yaitu :
1. Mulut
4
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan
air. Mulut merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap dan
dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh
terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf
secara otomatis.
2. Tenggorokan (Faring)
5
yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri dari bagian superior yaitu
bagian yang sama tinggi dengan hidung, bagian media yaitu bagian yang
sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior yaitu bagian yang sama
3. Kerongkongan (Esofagus)
peristaltik.
otot rangka dan otot halus), serta bagian inferior (terutama terdiri dari
otot halus).
4. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar, yang terdiri dari tiga
6
prekusor pepsin (enzim yang memecahkan protein). Lendir melindungi
sel – sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan asam klorida
bakteri.
terletak di antara bagian akhir dari esofagus dan awal dari usus halus.
kardiak, fundus, badan (body), antrum, dan pilori. Kardia adalah daerah
dan terdiri dari otot yang kuat. Pilorik adalah suatu struktur tubular yang
7
Pembagian daerah anatomi lambung
jaringan ikat longgar yang disusupi sel otot polos dan sel limfoid.
limfatik, limfosit, dan sel plasma. Sebagai tambahan yaitu terdapat pleksus
8
3. Lapisan muskularis propia terdiri dari tiga lapisan otot, yaitu (1) inner
oblique, (2) middle circular, (3) outer longitudinal. Pada muskularis propia
oblik terbatas pada bagian badan (body) dari lambung (Tortora &
Derrickson, 2009).
4. Lapisan serosa adalah lapisan yang tersusun atas epitel selapis skuamos
Lapisan serosa adalah lapisan paling luar dan merupakan bagian dari
Histologi Lambung
dua bagian terpisah : (1) mukosa oksintik yaitu yang melapisi fundus dan
badan (body), (2) daerah kelenjar pilorik yang melapisi bagian antrum.
9
suatu invaginasi atau kantung pada permukaan luminal lambung. Variasi
yang encer.
2. Bagian yang paling dalam dilapisi oleh sel utama (chief cell) dan sel
(Sherwood, 2010).
Sel mukus cepat membelah dan berfungsi sebagai sel induk bagi
semua sel baru di mukosa lambung. Sel-sel anak yang dihasilkan dari
pembelahan sel akan bermigrasi ke luar kantung untuk menjadi sel epitel
sel parietal. Melalui aktivitas ini, seluruh mukosa lambung diganti setiap
dengan mukosa oksintik. Sel-sel di daerah kelenjar pilorik ini jenis selnya
10
adalah sel parakrin atau endokrin. Sel-sel tersebut adalah sel
2010).
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan
yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan
vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus)
11
dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang
mencerna protein, gula dan lemak. Lapisan usus halus terdiri dari
memanjang dan lapisan serosa. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu
usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus
(jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari
treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak
yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari
terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus halus, di
antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum).
Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter,
12
12 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus.
Usus besar atau kolon adalah bagian usus antara usus buntu dan
rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus
seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.
13
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar
kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada
kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam
melakukan defekasi.
pengerasan feses akan terjadi. Orang dewasa dan anak yang lebih tua
bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda
dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari
permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan
penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh
melalui proses defekasi (buang air besar) yang merupakan fungsi utama
14
B. Definisi
Gastritis atau lebih dikenal sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu
Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang
Helicobacter pylori. Tetapi faktor-faktor lain seperti trauma fisik dan pemakaian
secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan
Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada
daerah tersebuh (Suyono Slamet 2001). Gastritis adalah episode berulang nyeri
epigastrium, gejala sementara atau cepat hilang, dapat berhubungan dengan diet,
memiliki respon yang baik dengan antasid atau supresi asam (Grace, Pierce A.dkk
2006). Gastritis akut adalah lesi mukosa akut berupa erosi atau perdarahan akibat
faktor-faktor agresif atau akibat gangguan sirkulasi akut mukosa berupa erosi atau
mukosa lambung.
disimpulkan bahwa gastritis adalah inflamasi yang terjadi pada mukosa lambung
ditandai dengan adanya radang pada daerah tersebut yang disebabkan karena
15
mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan mukosa lambung (seperti
makanan asam atau pedas) atau bisa disebabkan oleh kebiasaan merokok dan
minum alkohol.
kronik. Gastritis akut adalah kelainan klinis akut yang jelas penyebabnya
dengan tanda dan gejala yang khas, biasanya ditemukan sel inflamasi akut
Gastritis menurut jenisanya terbagi menjadi dua yaitu (David Overdorf 2002)
1. Gastritis akut
luar, seperti bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada,
badan.
2. Gastritis kronik
16
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna
atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter Pylori. Gastritis
kronik dikelompokkan dalam dua tipe yaitu tipe A dan tipe B. Dikatakan
gastritis kronik tipe A jika mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini
C. Etiologi
Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak pada bagian kiri
atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa mempunyai panjang
berkisar antara 10 inci dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau
minuman sebanyak 1 galon. Bila lambung damlam keadaan kosong, maka ia akan
melipat mirip seperti sebuah akordion. Ketika lambung mulai terisi akan
sebuah cincin otot yang berada pada sambungan antara esopagus dan lambung
lambung. Setelah masuk kelambung cincin ini menutup. Dinding lambung terdiri
dari lapisan-lapisan otot yang kuat. Ketika makanan berada dilambung, dinding
lambung akan mulai menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama,
17
kelenjar-kelenjar yang berada dimukosa pada dinding lambung mulai
Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida. Asam ini
sangat korosif sehingga paku besi pun larut dalam cairan ini. Dinding lambung
1. Infeksi bakteri.
oleh bakteri ini. Infeksi H. Pylori sering terjadi pada masa kanak-kanak
dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi
lambung.
18
Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan
4. Penggunaan kokain
19
Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan dan
gastritis.
5. Stress fisik
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau
6. Kelainan autoimmune
menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini
7. Crohn’s disease
gejala-gejala dari Crohn’s disease (yaitu sakit perut dan diare dalam
20
Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat
dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu
lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu
gastritis.
1. Gastritis akut
21
1) Penggunaan obat-obatan
lambung.
2) Alkohol
4) Stress
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau
lambung.
2. Gastritis kronik
pemeriksaan penunjang.
1. Gastritis akut
terapi radiasi.
2. Gastritis kronik
22
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus
Pylori.
23
D. Patofisiologi
WOC Gastritis
Inflamasi
Erosi mukosa
lambung
Nyeri epigastrium
MK: Resiko
ketidakseimbangan
volume cairan
24
1. Gastritis Akut
Inflamatory Drug seperti aspirin juga dapat menimbulkan gastritis. Obat analgesik
anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat
Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang
berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer. Pemberian aspirin juga
(bahan pengawet) atau terlalu asam (cuka), kafein seperti pada teh dan kopi serta
tersebut bila terlalu sering kontak dengan dinding lambung akan memicu sekresi
gastritis. Stress seperti syok, sepsis, dan trauma menyebabkan iskemia mukosa
mukosa akibatnya terjadi difusi balik H+ ke dalam mukosa. Mukosa tidak mampu
2. Gastritis Kronis
disebut sebagai gastritis autoimun) diakibatkan dari perubahan sel parietal, yang
25
menimbulkan atropi dan infiltrasi sel. Hal ini dihubungkan dengan penyakit
autoimun, seperti anemia pernisiosa dan terjadi pada fundus atau korpus dari
lambung.
bakteri H. Pylori, faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan obat-
obatan dan alkohol, merokok atau refluks isi usus kedalam lambung. H. Pylori
termasuk bakteri yang tidak tahan asam, namun bakteri jenis ini dapat
lambung melemah dan rapuh sehingga asam lambung dapat menembus lapisan
tersebut. Dengan demikian baik asam lambung maupun bakteri menyebabkan luka
atau tukak. Sistem kekebalan tubuh akan merespon infeksi bakteri H. Pylori
tersebut dengan mengirimkan butir-butir leukosit, sel T-killer, dan pelawan infeksi
lainnya.
sebab tidak bisa menembus lapisan lambung. Akan tetapi juga tidak bisa dibuang
sehingga respons kekebalan terus meningkat dan tumbuh. Polymorph mati dan
Nutrisi ekstra dikirim untuk menguatkan sel leukosit, namun nutrisi itu juga
hemoragi (perdarahan). Dalam beberapa hari gastritis dan bahkan tukak lambung
akan terbentuk.
26
E. Manifestasi Klinis
Gastritis akut sangat bervariasi, mulai dari yang sangat ringan asimtomatik
sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang sangat
samar pada tinja dan secara fisik akan dijumpai tanda-tanda anemia
Gastritis kronis
4. Cepat kenyang.
27
1. Gastritis Akut
mukosa lambung.
perdarahan.
Gastritis akut :
Anoreksia.
28
Perasaan tertekan pada epigastrium.
Vomitus.
Hematemesis.
2. Gastritis Kronik
Gastritis kronik :
1) Gastritis superfisialis
Penurunan BB.
Nousea.
Terasa pusing.
Vomitus.
29
2) Gastritis Atropikan
minum susu.
Pada gastritis akut. Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa
hematemesis dan melena, dapat berakhir sebagai syak hemoragik yang bisa
dengan tukak peptik. Gambaran klinis yang diperhatikan hampir sama namun
pada tukak peptik penyebab utamanya adalah infeksi Helicobacter Pylori, sebesar
100% tukak duodenum dan 60-90% pada tukak lambung. Hal ini dapat ditegakkan
Pada gastritis kronik adalah inflamasi lambung yang lama yang disebabkan
oleh ulkus benigna dan maligna dari lambung atau oleh Helicobater Pylori.
vitamin.
30
2) Anemia pernisinosa yang mempunyai antibodi terhadap faktor intrinsik
F. Penatalaksanaan Medis
yaitu etiologinya, diet lambung dengan porsi kecil dan sering, serta Obat-obatan.
1. Gastritis Akut
3) Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan
4) Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah
5) Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya
perforasi.
6) Antasida
31
gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat
7) Penghambat asam
Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit tersebut,
2. Gastritis Kronis
1) Cytoprotective agents
32
Yang termasuk obat golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole,
Akan tetapi kombinasi dari tiga obat tampaknya lebih efektif daripada
kombinasi dua obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama (terapi
33
pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan sudah tidak
G. Farmakologi
dalam tubuh sehingga cukup aman digunakan (sesuai anjuran pakai tentunya).
Semakin banyak kadar antasida di dalam obat maag maka semakin banyak asam
yang dapat dinetralkan sehingga lebih efektif mengatasi gejala sakit gastritis
dengan baik.
konsumsi alkohol dan kopi berlebihan, obat-obat NSAID dan kebiasaan merokok
Gastritis kronis akibat infeksi bakteri H. pylori dapat diobati dengan terapi
eradikasi H. pylori. Terapi eradikasi ini terdiri dari pemberian 2 macam antibiotik
dan 1 macam penghambat produksi asam lambung, yaitu PPI (proton pump
inhibitor).
penderita gastritis lazim diberi obat yang menetralkan atau mengurangi asam
1. Antasid
Obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan merupakan
34
menetralkan asam lambung sehingga cepat mengobati gejala antara
atau famotidin.
pompa kecil dalam sel penghasil asam. Jenis obat yang tergolong
H. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1. Identitas Pasien
1. Nama
2. Usia
5. Alamat
6. Suku/bangsa
7. Agama
35
8. Tingkat pendidikan : Bagi orang yang tingkat pendidikan rendah atau
sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan yang dapat
1. Keluhan utama
tanda dan gejala pada pasien. Kaji apakah pasien mengalami nyeri
Kaji apakah gejala terjadi pada waktu kapan saja, sebelum atau
makan atau minum terlalu banyak, atau makan terlalu cepat? Kaji
lambung?
1. B1 (breath) : Takhipnea
36
2. B2 (blood) : Takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah,
2) Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan darah
pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi
3. Pemeriksaan feces
37
Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam
saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X.
Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang
pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam
disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai
efek dari anestesi menghilang kurang lebih satu atau dua jam. Hampir
tidak ada resioko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah
38
terlebih dahulu sebelum dirontgen. Cairan ini akan melapisi saluran
6. Analisis Lambung
7. Analisis stimulasi
3) Psikososial
b. Diagnosa Keperawatan
yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih ( mual dan muntah).
39
2. Ketidaksembangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
mukosa gaster
40
c. Diagnosa, NOC, NIC
41
adekuat Skala outcome yang pas, dengan cara yang tepat
-Sariawan rongga mulut Hasrat/keinginan untuk makan Beri obat sebelum makan
-Tonus otot menurun Mencari makanan Anjurkan pasien untuk duduk pada posisi
Menyenangi makanan tegak di kursi jika memungkinkan
Factor yang berhubungan : Masukan makanan Pastikan makanan di sajikan dengan keadaan
-Factor biologis Energy untuk makan yang menarik
-Factor ekonomi Intake makanan Anjurkan keluarga membawa makanan
-Gangguanpsikososial Intake nutrisi favorit
-Ketidakmampuan makan Intake cairan Bantu pasien membuka kemasan makanan
-Keridakmampuan mencerna makanan Rangsangan untuk makan Anjurkan pasien memodifikasi diet
-Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient Anjurkan psien kebutuhan diet yang
1802
-Kurang asupan makanan diperlukan
Pengetahuan : Diet yang disarankan
Anjurkan psien terkait kebutuhan makanan
Definisi : tingkat pemahaman yang
tertentu
disampaikan tentang diet yang
direkomendasikan oleh seorang professional Tawarkan makanan ringan padat gizi
kesehatan untuk kondisi kesehatan tertentu Pastikan diet mencakup makanan tinggi
kandungan serat
1 = tidak ada pengetahuan Monitor kalori dan asupan makanan
5 = pengetahuan sangat banyak Monitor kecenderungan terjadinya
penurunan BB
Skala outcome Anjurkan pasien mengontrol klaori
Diet yang dianjurkan 1 2 3 4 5 Dorong bagaimana cara menyiapkan
Manfaat diet1 2 3 4 5 makanan
Manfaat diet yang dianjurkan 1 2 3 4 5 Bantu psien mengakses program gizi
Tujuan diet 1 2 3 4 5 Berikan arahan
Hubungan antara diet,olahraga, berat badan
12345 5614
42
Makanan yang diperbolehkan dalam diet 1 2 Pengajaran : Peresepan diet
345 Definisi : mempersiapkan pasien agar
Makannan yang tidak diperbolehkan dalam dapatmengikuti diet yang telah disarankan
diet 1 2 3 4 5
Makanan yang dihindari dalam diet 1 2 3 4 5 Aktivitas
Cairan yang dihindari dalam diet 1 2 3 4 5 Kaji tingkat pengetahuanpasien mengenai
Makansesuai dengan keyakinan dan budaya diet yang disarankan
12345 Kaji pola makanpasien saat ini dan
Distribusi intake makanan yang sebelumnya, termasuk makanan yang
direkomendasikan sepanjang hari 1 2 3 4 5 disukai dan pola makan saat ini
Porsi makan yang direkomendasikan 1 2 3 4 Kaji pasien dan keluarga mengenai
5 pandangan kebudayaan dan factor lain
Interpretasi lebel gizi pada kemasan 1 2 3 4 yang mempengaruhi kemauan pasien
5 dalam mengikuti diet yang disarankan
Pedoman untuk persiapan makanan 1 2 3 4 Kaji adanya keterbatasan finansial yang
5 dapat mempengaruhi pembelian makanan
Persiapan menu berdasarkan diet yang yang diasarankan
dianjurkan 1 2 3 4 5 Ajarkanpasien nama-nama makanan yang
Strategi untuk megubah kebiasaan diet 1 2 3 sesuai dengan diet yang disarankan
45 Jelaskan pada pasien mengenai tujuan
Rencana diet untuk situasi sosial 1 2 3 4 5 kepatuhan terhadap diet yang disarankan
Strategi untuk situasi yang mempengaruhi terkait kesehatan secara umum
intake makanan dan cairan 1 2 3 4 5
Informasikan kepada pasien jangka waktu
Teknik pemantauan sendiri 1 2 3 4 5
diet yang disarankan
Interaksi potensial obat dan makanan 1 2 3 4
Ajarkan pasien untuk membuat dietary
5
makanana yang dikonsumsi, jika
Interaksi potensial obat hernal dan makanan
diperlukan
12345
Instruksikan pasien menghindari makana
43
Staregi meningkatkan kepatuhan diet 1 2 3 4 yang dipantang dan mengonsumsi
5 makanan yang diperbolehkan
Informasikan kepada pasien untuk
kemungkinan interaksi obat dan makanan
yang akan tersaji
Bantu pasien untuk memilih makanan
kesukaan yang sesuai dengan diet yang
disarankan
Bantu pasien untuk mengganti bumbu
masakan yang pasien sukai ke dalam diet
yang disarankan
Instruksikan pasien untuk membaca label
dan memilih makanan yang sesuai
Observasi keinginan pasien untuk memilih
makanan
Instruksikan kepada pasien untuk
merencanakan diet yang sesuai
Sediakan contoh menu makanan yang
sesuai
Rekomendasikan beberapa buku resep
makanan yang sesuai dengan diet yang
disarankan
Dukung informasikan yang disapaikan
tenaga kesehatan lain
Tekankan pentingnya pemantauan yang
berkelanjutan dan beritahu pasien jika
harus merubah program diet yang
disarankan segera mungkin
44
Rujukpasien ke ahligizi jika diperluka
Libatkan pasien dan keluarga
00025 0603 4120
Resiko ketidakseimbangan volume Keparahan cairan berlebih Manajemen cairan
cairan Definisi : Keparahan tanda dan gejala Definisi : Meningkatkan keseimbangan cairan
Definisi : Kerentanan terhadap penurunan, berlebihan dan cairan ekstraseluler dan pencegahan koplikasi yang dihasilakan
penigkatan, atau pergeseran cepat cairan dari tingkat cairan tidak normal atau tidak
intravaskuler, intertisial, dan/atau 1 = berat diinginkan
intraseluler lain, yang dapat mengganggu 5 = tidak ada Antivitas :
kesehatan. Ini mengacu pada kehilangan, Timbang berat badan setiap hari
penambahan cairan tubuh atau keduanya. Outcome : Hitung dan timbang popok dengan baik
Edema periorbital 1 2 3 4 5 Jaga intake cairan dan cacat output
Faktor risiko Edema tangan1 2 3 4 5 Berikan kateter urin
- Asites Edema pada sacral 1 2 3 4 5 Monitor status hidrasi
- Berkeringat Edema pada pergelangan kaki 1 2 3 4 5 Monitor hasil laboratorium yng relevan
- Luka bakar Edema pada kaki 1 2 3 4 5
Monitor status hemodinamik
- Obstruksi intestinal Asites 1 2 3 4 5
Monitor TTV
- Pankreatitis Peningkatan lingkar perut 1 2 3 4 5
Edema menyeluruh 1 2 3 4 5 Monitor indikasi cairan/ retensi urin
- Program pengobatan Monitor perubahan BB
- Sepsis Kongesti vena 1 2 3 4 5
Rales 1 2 3 4 5 Kaji lokasi dan luasnya edema
- Trauma Monitor makanan dan minuman yang
Malaise 1 2 3 4 5
Lethargy 1 2 3 4 5 dikonsumsi
Konfusi 1 2 3 4 5 Berikan terapi IV
Kejang 1 2 3 4 5 Tigkatkan asupan oral
Koma 1 2 3 4 5 Arahkan pasien mengenai status NPO
Peningkatan tekanan darah 1 2 3 4 5 Berikan penggantian nasogastrik
Peningkatan berat badan 1 2 3 4 5 Distribusikan cairan selama 24 jam
45
Penurunan urin output1 2 3 4 5 Dukung pasien dan keluarga untuk
Penurunan berat jenis urin 1 2 3 4 5 membantu dalam pemberian makan yang
Penurunan serum natrium 1 2 3 4 5 baik
Peningkatan serum natrium 1 2 3 4 5 Tawari makanan ringan
Batasi asupan air
Monitor reaksi pasien terhadap terapi
elektrolit yang diresepkan
Konsultasikan tanda dan gejala yang
muncul dengan dokter
Atur ketersediaan produkdarah
Persiapkan pemberian produk darah
Berikan produk darah
4130
Monitor cairan
Definisi :
Pengumpulan dan analisis data pasien dalam
pengaturan keseimbangan cairan
Aktivitas :
Tentukan jumlah dan jenis intake / asupan
cairan serta kebiasaan
Tentukan faktor-faktor resiko ynag
mungkin muncul
Tentukan apakah pasien mengalami
kehausan
Periksa isi ulang kapiler
Periksa turgor kulit
Monitor BB
46
Monitor asupan dan keluaran
Monitor kadar serum dan protein total
Monitor kadar serum albumin
Monitor kadar serum dan osmolaritas
Monitor TTV
Monitor parametik hemodinamik invsif
Catat dengan akurat asupan dan keluaran
Rekam inkontenensia pada pasien
Perbaiki alat medis yang bermasalah
Monitor membran mukosa
Monitor warna, kualitas dan berat jenis
urin
Monitor detensi vena leher
Monitor tanda dan gejala asites
Catat ada atau tidak vertigo
Berikan cairan dengan tepat
Pasitikan cairan IV dan aupan enteral baik
Batasi dan alokasikan asupan cairan
Konsultasikan apabila asupan caira kurang
Berikan agen farmakologis
Pertahankan grafik wadah cairan yang
kuat
Cek grafik supan dan keluaran
00214 2010 5820
Gangguan Rasa Nyaman Status kenyamanan : Fisik Pengurangan kecemasan
Definisi : Merasa kurang nyaman, lega Definisi : kenyamanan fisik yang berkaitan Definisi : menanganiketakutan,
dan sempurna dalam dimensi fisik, dengan sensasi tubuh dan mekanisma kecemasan,tekanan, firasat, terkait dengan
47
psikospiritual, lingkungan, budaya, homeostatis sumber-sumber bahaya yang teridentifikasi
dan/atau sosial. Skala outcome Aktivitas :
1 = sangat terganggu Gunakan pendekatan yang tenang dan
Batasan karakteristik: 5 = tidak terganggu meyakinkan
- Ansietas Nyatakan denganjelas harapan
- Berkeluh kesah Indicator : terhadapperilakupasien
- Gangguan pola tidur Kontol terhadap gejala 1 2 3 4 5 Jelaskansemua prosedur termasuk sensasi
- Gatal Kesejahteraan fisik 1 2 3 4 5 yang dirasakan yang mungkin akan
- Gejala distress Relaksasi otot 1 2 3 4 5 dialamiklien selama prosedur
- Gelisah Posisi yang nyaman 1 2 3 4 5 Pahami situasi krisis yang terjadi pada
- Iritabilitas Baju yang nyaman 1 2 3 4 5 perspektif klien
Perawatan pribadi dan kebersihan 1 2 3 4 5 Berikan informasi factual terhadap
- Ketidakmampuan untuk relaks
Intake cairan 1 2 3 4 5 diagnosis, perawatan, prognosis
- Kurang puas dengan keadaan
Intake makanan 1 2 3 4 5 Berada di sisi klien untuk meningkatkan
- Menangis Tigkat energy1 2 3 4 5
- Merasa dingin rasa nyama
Suhu tubuh 1 2 3 4 5
- Merasa kurang senang dengan situasi Dorong keluarga untuk mendampingi klien
Kepatetanan jalan napas 1 2 3 4 5
- Merasa hangat dengan carayang tepat
Saturasi oksigen 1 2 3 4 5
- Merasa lapar Lakukan usapan punggung danleher
- Merasa tdak nyaman dengan cara yang tepat
1= berat
- Merintih 5= tidak ada Berikan objekyang menunjukkan rasa
Gatalgatal 1 2 3 4 5 nyaman
- Takut
Sesaknapas 1 2 3 4 5 Dorong aktivitas yang tidakkompetitif
Factor yang berhubungan Perasaan sulit bernapas 1 2 3 4 5 secara tepat
- Gejala terkait penyakit Sindrom RIS 1 2 3 4 5 Jauhakan peralatan perawatan dari klien
- Kurang control situasi Nyeri otot 1 2 3 4 5 Dengarkanklien
- Kurang pengendalian lingkungan Sakit kepala 1 2 3 4 5 Puji perilaku yang baiksecara tepat
- Program pengobatan Mual 1 2 3 4 5 Ciptakan atmosfer rasa aman untuk
48
- Stimuli lingkungan yang mengganggu Muntah 1 2 3 4 5 memberikan kenyamanan
- Sumber daya tidak adekuat Inkotinensia urine 1 2 3 4 5 Dorong verbalisasi perasaan persepsi
(finansal,pengetahuan, dan sosial) Inkontinensia usus 1 2 3 4 5 ketakutan
Diare 1 2 3 4 5 Identifikasi pada saat terjadi perubahan
Konstipasi 1 2 3 4 5 tingkat kecemasan
Berikanaktivitas pengganti yang bertujuan
0004 mengurangi tekanan
Tidur Bantu klien dan keluarga
Definisi : periode alami mengistirahatkan mengindentifikasi situasi yang memicu
kesadaran dalam memulihkan tubuh kecemasan
Skala outcome : Control stimulus untuk kebutuhan klien
1 = sangat terganggu secara tepat
5 = tidak terganggu Dukung pengunaan mekanisme koping
Indicator : yang sesuai
Jam tidur 1 2 3 4 5
Kaji tanda verbal dan non verbal
Jam tidur yang diobservasi 1 2 3 4 5
kecemasan
Kualitas tidur 1 2 3 4 5
Efisiensi tidur 1 2 3 4 5
6828
Tidur rutin 1 2 3 4 5
Peningkatan tidur
Tidur dari awal sampai habis di malam hari
secara konsisten 1 2 3 4 5 Tentukan pola tidur /aktivitas pasien
Perasaan segar setelah tidur 1 2 3 4 5
Mudah bangun pada saat yang tepat 1 2 3 4 Perkirakan tidur/siklus bangun pasien di
5 dalam perawatan perencanaan
Tempat tidur yang nyaman 1 2 3 4 5 Jelaskan pentingnya tidur yang cukup
Suhu runagan yangnyaman 1 2 3 4 5 selama kehamilan ,penyakit,tekanan
psikososial dan lain lain
1 = berat Tentukan efek dari obat yang di
49
5 = tidak ada komsumsi pasien terhadap pola tidur
Kesulitan memulai tidur 1 2 3 4 5 Monitor atau catat pola tidur pasien dan
Tidur yang terputus 1 2 3 4 5 jumlah jam tidur
Tidur yang tidaktepat 1 2 3 4 5 Anjurkan pasien untuk memantau pola
Apnea saat tidur 1 2 3 4 5 tidur
Ketergatungan pada bantuan tidur 1 2 3 4 5 Monitor partispasi dalam kegiatan yang
Mimpi buruk 1 2 3 4 5 melelahkan selama terjaga untuk
Buang air kecil dimalm hari 1 2 3 4 5 mencegah penat yang berlebihan
Mengorok 1 2 3 4 5 Bantu untuk menghilangkan situasi stres
Nyeri 1 2 3 4 5 sebelum tidur
Monitor makanan sebelum tidur dan
intake minuman yang dapat
memfasilitasi /menganggu tidur
Anjurkan pasien untuk menghindari
makanan sebelum tidur dan minuman
yang meganggu tidur
Sesuaikan jadwalpemberian obat untuk
mendukung tidur/siklus bangun tidur
Dorong penggunaan obat tidur yang
tidak mengandung zat penekan tidur
rem
Atur rangsangan lingkungan untuk
mempertahankan siklus siang dan
malam yang normal
Diskusikan dengan pasien dan keluarga
mengenai teknik untuk meningkat kan
tidur
50
00132 Nyeri Akut 2102 Tingkat nyeri 1400 Manajemen nyeri
Definisi : Pengalaman sensori dan Definisi : Keparahan tingkat nyeri yang Definisi :
emosional tidak menyenangkan yang diamati dan dilaporkan Pengurangan atau reduksi nyeri sampai pada
muncul akibat kerusakan jaringan aktual tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh
atau potensial atau yang digambarkan 1 = berat pasien
sebagai kerusakan ; awitan yang tiba-tiba 5 = tidak ada Aktivitas :
atau lambat dari intensitas ringan hingga Lakukan pengkajian kompeherensif
berat dengan akhir yang dapat diantisipasi Skala otcome : Observasi adanya petunjuk non verbal
atau diprediksi Nyeri yag dilaporkan 1 2 3 4 5 mengenai ketidaknyamanan
Panjangnya episode nyeri 1 2 3 4 5 Pastikan perawatan analgesik
Batasan karakteristik Mengerang dan menangis 1 2 3 4 5 Gunakan strategi komunikasi terapeutik
- Bukti nyeri dnegan menggunakan Ekspresi nyeri wajah 1 2 3 4 5 Gali pengetahuan dan kepercayaan psien
standar daftar periksa nyeri untuk Tidak bisa beristirahat 1 2 3 4 5 terhadap nyeri
pasien yang tidak dapat Mengerinyit 1 2 3 4 5 Pertimbangkan pengaruh budya
mengungkapkannya Mengeluarkan keringat 1 2 3 4 5
Tentukan akibat dari pengalaman nyeri
- Diaphoresis Berkeringat berlebihan 1 2 3 4 5
Gali bersama hal yang menurunkan nyeri
- Dilatasi pupil Kehilangan nafsu makan 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5 Evaluasi pengalaman nyeri di masa lalu
- Ekspresi wajah nyeri (mata kurang
Intoleransi makanan 1 2 3 4 5 Evaluasi degan timkes lain tentang
bercahaya, tampak kacau, gerakan mengontrol nyeri
mata berpencar atau tetap satu focus, Frekuensi nafs 1 2 3 4 5
Tekanan daraah 1 2 3 4 5 Bantu keluarga dlam menyediakan
meringis)
Berkeringat 1 2 3 4 5 dukungan
- Focus menyempit (persepsi waktu,
Gunakan metode penilaian sesuai tahap
proses berpikir, interaksi dengan
perkembangan
orang dan lingkungan)
Tentukan kebutuhan frekuensi untuk
- Focus pada diri sendiri
melakukan pengkajian
- Keluhan tentang intensitas
Berikan informasi mengenai nyeri
menggunakan skala nyeri
Kendalikan faktor lingkungan yang
- Keluhan tentang karakteristik nyeri
51
dengan menggunakan standar mempengaruhi nyeri
instrument nyeri Kurangi faktor pencetus
- Laporan perilaku nyeri/ perubahan Pertimbangkan keinginan pasien dalam
aktivitas berpartisipasi
- Mengekspresikan perilaku Pilih implementasi kegiatan yang beragam
- Perilak distraksi Ajarkan prinsip manajemen nyeri
- Perubahan pada parameter fisiologis Pertimbangkan tipe dan sumber nyeri
(TD, nadi, frekuensi jantung, Dorong pasin memonitor nyeri
frekuensi pernapadan, saturasi Gali penggunaan metode farmakologi
oksigen) Ajarkan metode farmakologi
- Perubahan posisi untuk menghindari Dorong pasien menggunakan obat
nyeri penghilang nyeri
- Perubahan selera makan Kolaborasi dengan timkes lain
- Putus asa Berika penurun nyeri yang opyimal
- Sikap melindungiarea nyeri Implementasikan penggunaan pasien
- Sikap tubuh melindungia terkontro analgesik
- Agen pencedera Gunakan tindakan pengontrol nyeri
- Cederamedula spinalis Berikan obat sebelum makan
- Cedera tabrakan Pastikan pemberian analgesik sebelum
- Distress emosi tindakan nyeri
- Fraktur Evalusi tindakan fdari tindakan pengontrol
- Gangguan genetic nyeri
- Gangguan imun Dukung istirahat tidur yang adekuat
- Gangguan iskemik Dorong perasaan pasien dalam mengontrol
- Gangguan metabolic pengalaman nyeri
- Gangguan muskuloskletal Beri tahu dokter apakah tindakan berhasil /
- Gangguan pola tidur tidak
52
- Infiltrasi tumor Infomasikan pada timkes lain tentang
- Isolasi sosial manajemen nonfarmakologi
- Jender wanita Gunakan pendekatan multi disiplin
- Keletihan Pertimbangkan untuk merujuk pasien
- Kerusakan system syaraf Berikan informasi yang akurat
- Ketidakseimbangan neurotransmitter Libatkan keluarga dalam modalitas
- Kompresi otot penurunan nyeri
- Kontusio Monitor kepuasan pasien terhadap
- Malnutrisi manajemen nyeri
- Mengangkat beban berat berulang
- Pascatrauma akibat gangguan
- Penggunaan computer lama
- Peningkatan IMT
- Peningkatankadar kortisol lama
- Pola sekualitas tidak efektif
53
d. Implementasi Keperawatan
direncanakan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
e. Evaluasi Keperawatan
S = Subjektif
O = Objektif
A = Analisa
P = Planning
54
BAB III
I. IDENTITAS DATA
Nama Anak : An. K BB/TB : 44kg / 157cm
TTL/ Usia : Simpang 4, 12 November 2004 / 16 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Anak : SMA
Anak ke :2
Nama Ibu : Ny.Y
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Alamat : Air bangis
Diagnosis Medis : Gastritis
56
VIII. RIWAYAT SOSIAL
1. Yang mengasuh klien : kedua orangtua klien
2. Hubungan dengan anggota keluarga : orang tua kandung klien
3. Hubungan dengan teman sebaya : baik, klien memiliki hubungan dengan teman sebaya yang
baik, anak pandai bergaul dan memiliki banyak teman di sekolah maupun di lingkungan tempat
tinggal (kos dan rumah)
4. Pembawaan secara umum : ramah, ceria, dan riang
5. Lingkungan rumah : kos klien tampak bersih dan rapi, sampah selalu dibuang pada pembuangan
sampah di depan kos sebelum diangkut oleh petugas kebersihan, pada kamar kurang pencahayaan
dan ventilasi sehingga terasa engap
IX. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum : anak tampak sedikit lemas dan terkadang terlikat menyeka hidungnya
menggunakan tangan dan sesekali batuk berdahak, mukosa hidung memerah, (TTV: TD: 110/70
mmHg, RR: 22x/menit, suhu : 36,70C, dan Nadi 96x/menit)
2. TB/ BB (cm) : TB : 157cm, BB : 44 kg
3. Kepala
a. Lingkar kepala : 51 cm
b. Rambut :
Kebersihan : rambut bersih dan wangi
Warna : .hitam
Tekstur : halus
Distribusi rambut : merata di seluruh permukaan kepala
Kuat/mudah tercabut : kuat
4. Mata :
a. Simetris : Ya
b. Sclera : tidak ikterik
c. Konjungtiva : anemis
d. Palpebra :-
e. Pupil : Ukuran 2 mm Bentuk isokor
f. Reaksi Cahaya : baik, pupil mengecil saat diberikan cahaya
5. Telinga :
a. Simetris : Ya
b. Serumen : tidak ada pengeluaran serumen
c. Pendengaran : Dalam batas normal (baik)
6. Hidung :
a. Septum simetris : Ya
b. Sekret : Ada (normal)
c. Polip : tidak ada
7. Mulut :
a. Kebersihan : Bersih
b. Warna Bibir : Pucat
c. Kelembapan : kering
d. Lidah : Bersih, tidak ada keputihan
e. Gigi : putih dan masih belum lengkap
8. Leher
a. Kelenjer Getah Bening : tidak ada pembesaran kelenjer getah bening
b. Kelenjer Tiroid : normal, tidak ada pembengkakan
57
c. JVP : tidak ada JVP
9. Dada
a. Inspeksi : dada simetris, warna dada sama dengan kulit di sekitarnya
b. Palpasi : pengembangan dada simetris kiri kanan, tidak teraba ictus cordis
10. Jantung
a. Inspeksi : Bentuk normal, tidak ada lesi dan benjolan, warna sama dengan kulit sekitar
abdomen, tidak ada asites
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
c. Perkusi : Terdengar bunyi timpani dan pekak
c. Auskultasi : tidak ada bunyi gallop, murmur, bunyi jantung ke 3, Ritme reguler, PMI
dalam batas normal
11. Paru-paru
a. Inspeksi : tidak terdapat otot bantu napas, pengembangan dada simetris kiri dan kanan,
kedalaman napas dangkal
b. Palpasi : tidak ada masa, tidak ada pembengkakan
c. Perkusi : suara sonor
d. Auskultasi : suara nafas vesikuler
12. Abdomen
a. Inspeksi : tidak tampak ada kelainan, abdomen sedikit membuncit, warna kulit pucat
b. Palpasi : terdapat nyeri tekan pada kuadran kiri atas, dan ulu hati, tidak ada nyeri
lepas tekan
c. Perkusi : suara timpani, dan pekak pada bagian liver
d. Auskultasi : bising usus meningkat (borborigmi)
13. Punggung : Bentuk : simetris, pengembangan simetris kiri dan kanan
14. Ekstremitas :
Kekuatan dan tonus otot : 555 555
555 555
Refleks-refleks :
a. Atas : edema (-), lesi (-), CRT 2-3 detik, akral dingin dan pucat
b. Bawah : edema (-), lesi (-), CRT 2-3 detik, akralteraba dingin
15. Genitalia : tidak diperiksa
16. Kulit:
Warna : sedikit pucat Tugor sedikit kering Integritas kering Elastisitas: tidak elastis
17. Pemeriksaan neurologis :
Berkaitan dengan kasus seperti meningitis, kejang dll
X. PEMERIKSAAN PERTUMBUHAN
- STATUS GIZI WHO-NCHS
BB : 44 kg TB : 157cm
BB/TB2 = 44/(1,57)2
= 17,85
Interpretasi BMI : normal (-2SD sampai dengan 1SD)
- STATUS GIZI CDC
BB anak : 44 kg TB anak : 157 cm
58
BBanak/BBumur x 100% TBanak/TBumur x 100%
Perkembangan anak sesuai dengan usia tumbuh kembangnya (motoric kasar, motoric halus,
berbicara dan personal sosial). Dalam hal perkembangan dimana anak tidak kehilangan masa
tumbuh kembang baik secara psikis maupun sosial perkembangan nya dengan teman sebaya.
Perkembangan fisiknya juga tidak terhambat walaupun dengan penyakit yang diderita anak.
Intake cairan anak sedikit dan output cairan menurun, anak mengatakan pada saat sakit anak malas
untuk minum dan makan, anak juga mual yang mengakibatkan anak banyak kekurangan cairan dan
asupan nutrisi.
XIII. PEMERIKSAAN SPIRITUAL
Pada saat sakit yang terasa parah (nyeri hebat pada perut akibat maag) anak tidak dapat
menjalankan aktivitas spiritual, namuan saat nyeri mereda, anak dapat menjalankan aktivitasnya
seperti biasa.
60
- An.K terlihat lemas
- abdomen sedikit membuncit, Anoreksia
- warna kulit pucat
- mukosa bibir kering Penurunan napsu makan
- turgor kulit sedikit kering
- terdapat nyeri tekan pada kuadran kiri
atas, dan ulu hati
- suara abdomen timpani
- terdengar bising usus meningkat
(borborgini)
DS:
- An.K mengatakan nafsu makan
berkurang
- An.K mengatakan tidak ingin makan
karena apabila makan perutnya terasa
perih
- An.K mengatakan saat perutnya perih
ia kurang minat melihat makanan
- An.K mengeluhkan nyeri sedang
pada perut sebelah kiri
- An.K mengatakan makanan yang
dipantang untuk kondisinya tidaktahu
dan makan semua apa yang dirasa
enak menurut anak
DO : Difusi asam lambung Gangguan Rasa Nyaman
- An.K menunjukkan ekspresi gelisah dan pepsin
- An.K menunjukkan ekspresi cemas
- An.K mengeluhkan sakit perut Inflamasi
- Sesekali An.K merintih sambil
memegang perutnya Nyeri epigastrium
DS :
- An.K mengatakan sakit pada bagian Nyeri
perut membuatnya merasa tidak
nyaman Ketidaknyamanan
- An.K mengatakan nyeri pada bagian melakukan aktifitas
perut membuatnya cemas akan
kondisinya yang tak kunjung
membaik dan menghambat
kegiatannya untuk bersekolah dan
mengerjakan tugas
- An.K mengatakan sulit untuk tidur,
tidur tidak nyenyaka akibat nyeri yng
dirasakan
- An.K mengatakan tidur sering
terbangun
61
NANDA NOC NIC
00132 2102 1400
Nyeri Akut Tingkat nyeri Manajemen nyeri
Definisi : Pengalaman sensori dan emosional Definisi : Keparahan tingkat nyeri yang diamati Definisi : Pengurangan atau reduksi nyeri sampai pada
tidak menyenangkan yang muncul akibat dan dilaporkan tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien
kerusakan jaringan aktual atau potensial atau
yang digambarkan sebagai kerusakan ; awitan 1 = berat Aktivitas :
yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan 5 = tidak ada Lakukan pengkajian kompeherensif
hingga berat dengan akhir yang dapat Observasi adanya petunjuk non verbal mengenai
diantisipasi atau diprediksi Skala otcome : ketidaknyamanan
Nyeri yag dilaporkan Gunakan strategi komunikasi terapeutik
Panjangnya episode nyeri Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien terhadap
Mengerang dan menangis nyeri
Ekspresi nyeri wajah Tentukan akibat dari pengalaman nyeri
Tidak bisa beristirahat Gali bersama hal yang menurunkan nyeri
Mengerinyit
Evaluasi pengalaman nyeri di masa lalu
Mengeluarkan keringat
Gunakan metode penilaian sesuai tahap
Kehilangan nafsu makan
perkembangan
Mual
Intoleransi makanan Berikan informasi mengenai nyeri
Frekuensi nafas Kendalikan faktor lingkungan yang mempengaruhi
nyeri
Kurangi faktor pencetus
Pilih implementasi kegiatan yang beragam
Ajarkan prinsip manajemen nyeri
Dukung istirahat tidur yang adekuat
Dorong perasaan pasien dalam mengontrol
pengalaman nyeri
Berikan informasi yang akurat
Libatkan keluarga dalam modalitas penurunan nyeri
Monitor kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri
6040
Terapi Relaksasi
Definisi : penggunaan teknik-teknik untuk mendorong
62
dan memperoleh relaksasi demi tujuan mengurangi
tanda dan gejala yang tidak diinginkan seperti nyeri,
kaku otot, dan ansietas
Aktivitas :
Gambarkan rasionalisasi dan manfaat relaksasi serta
jenis-jenis relaksasi yang tersedia (music, mediasi,
nafas dalam, relaksasi rahang, dan otot progresif)
Tentukan apakah ada intervensi relaksasi masa lalu
Pertimbangkan keinginan individu untuk
berpartisipasi dalam memilih relaksasi yang
diinginkan
Berikan deskripsi detail terkait intervensi relaksasi
yang dipilih
Dorong pasienuntuk mendapatkan posisi yang
nyaman untuk memulai relaksasi
Minta klien untuk relaks
Gunakan suara yang lebut dan irama yang lambat
Tunjukkan dan praktikkan terapi relaksasi kepada
pasien
Dorong pengulangan teknik relaksasi secara berkala
Evaluasi dan dokumentasi laporan individu terhadap
relaksasi yang sudah dicapai
64
Makanan yang dihindari dalam diet Jelaskan pada pasien mengenai tujuan kepatuhan
Porsi makan yang direkomendasikan terhadap diet yang disarankan terkait kesehatan
Persiapan menu berdasarkan diet yang dianjurkan secara umum
Rencana diet untuk situasi sosial Informasikan kepada pasien jangka waktu diet yang
Strategi untuk situasi yang mempengaruhi intake disarankan
makanan dan cairan Instruksikan pasien menghindari makana yang
Teknik pemantauan sendiri dipantang dan mengonsumsi makanan yang
Interaksi potensial obat dan makanan diperbolehkan
Staregi meningkatkan kepatuhan diet Bantu pasien untuk memilih makanan kesukaan
yang sesuai dengan diet yang disarankan
Bantu pasien untuk mengganti bumbu masakan
yang pasien sukai ke dalam diet yang disarankan
Observasi keinginan pasien untuk memilih
makanan
Dukung informasikan yang disapaikan tenaga
kesehatan lain
Tekankan pentingnya pemantauan yang
berkelanjutan dan beritahu pasien jika harus
merubah program diet yang disarankan segera
mungkin
Libatkan pasien dan keluarga
00214 2010 0840
Gangguan Rasa Nyaman Status kenyamanan : Fisik Pengaturan Posisi
Definisi : Merasa kurang nyaman, lega dan Definisi : kenyamanan fisik yang berkaitan Definisi : menempatkan pasien atau bagian tubuh
sempurna dalam dimensi fisik, psikospiritual, dengan sensasi tubuh dan mekanisma homeostatis tertentu dengan sengaja untuk meningkatkan
lingkungan, budaya, dan/atau sosial. Skala outcome kesejahteraan fungsi fisiologis dan psikologis
1 = sangat terganggu
- 5 = tidak terganggu Aktivitas :
Dorong pasien untuk terlibat dalam perubahan
Indicator : posisi
Kontrol terhadap gejala Tempatkan pasien dalam posisi terapeutik yang
Kesejahteraan fisik sudah dirancang
Relaksasi otot Imobilisasi atau sokong bagian tubuh yang terkena
Posisi yang nyaman dampak dengan tepat
Baju yang nyaman tinggikan anggota badan yang terkena dampak
65
Perawatan pribadi dan kebersihan setinggi 20 derajat atau lebih, lebih tinggi dari
Intake cairan jantung untuk meningkatkan aliran balikvena
Intake makanan pertahankan posisi dan integritas traksi
Tigkat energy gunakan alat-alat yang tepat dalam menyokong
Suhu tubuh tubuh pasien
Kepatetanan jalan napas
Saturasi oksigen 6828
Peningkatan tidur
0004
Tidur Tentukan pola tidur /aktivitas pasien
Definisi : periode alami mengistirahatkan Perkirakan tidur/siklus bangun pasien di dalam
kesadaran dalam memulihkan tubuh perawatan perencanaan
Skala outcome : Jelaskan pentingnya tidur yang cukup selama
1 = sangat terganggu kehamilan ,penyakit,tekanan psikososial dan
5 = tidak terganggu lain lain
Indicator :
Monitor atau catat pola tidur pasien dan jumlah
Efisiensi tidur
jam tidur
Tidur dari awal sampai habis di malam hari secara
konsisten Anjurkan pasien untuk memantau pola tidur
Perasaan segar setelah tidur Bantu untuk menghilangkan situasi stres
Mudah bangun pada saat yang tepat sebelum tidur
Tempat tidur yang nyaman Atur rangsangan lingkungan untuk
Suhu runagan yang nyaman mempertahankan siklus siang dan malam
yang normal
1 = berat Diskusikan dengan pasien dan keluarga
5 = tidak ada mengenai teknik untuk meningkat kan tidur
Kesulitan memulai tidur
Tidur yang terputus
Nyeri
66
XX. CAPAIAN PERKEMBANGAN
No Paraf
Dx. Hari/Tanggal, Implementasi Evaluasi
Jam Perawat
1 Selasa/17-11- Lakukan pengkajian S: anak mengatakkan nyeri
2020, Jam 09.00 kompeherensif sedang (manunjukkan skala 5-7)
WIB Observasi adanya pada bagian perut yang menjalar
hingga ke ulu hati
petunjuk non verbal
sampaitembus ke belakang,
mengenai anak mengatakan tidaka nyaman
ketidaknyamanan dengan keadaanya saat
Gunakan strategi ini,pasien mengatakan nyeri
komunikasi terapeutik yang dirasakan akibat
Gali pengetahuan dan kambuhnya penyakit maag yang
dia punya akibat terlambat
kepercayaan pasien makan, anak mengatakan
terhadap nyeri apabila nyeri seperti ini
Tentukan akibat dari membuatnya selalu tidak dapat
pengalaman nyeri melanjutkan aktivitasnya, anak
Gali bersama hal yang mengatakan tidak pernah
sebelumnya mendapatkan tekik
menurunkan nyeri
pengontrol nyeri,anak
Evaluasi pengalaman mengatakan apabila nyeri timbul
nyeri di masa lalu anak meminum obat maag untuk
mengurangi sakitnya
Gunakan metode O: menanyakan skala nyeri
penilaian sesuai tahap anak dengan metode numeric
perkembangan rating scale (anak menunjukkan
nilai 5-7), An.K tampak
meringis, An.K tampak
memegang perut sebelah kiri,
An. K menunjukkan perilaku
distraksi, bertanya kepada anak
kenapa nyeri terjadi, bertanya
bagaimana anak biasanya
menghilangkan nyeri, bertanya
akibat dari nyeri yang diraskan,
bertanya bagaimana keadaan
nyeri setelah diobati mandiri,
Nadi : 96x/menit, RR :
22x/menit
A: masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan dengan
pemberian manajemen nyeri
(terapi relaksasi)
1 Selasa/17-11- Berikan informasi S : anak mengatakan nyeri
2020, Jam 10.30 mengenai nyeri akibat penyakit maag yang
Kurangi faktor pencetus sudah lama di deritanya, anak
mengatakan faktor pencetusnya
Dorong perasaan pasien adalah terlambat makan, anak
dalam mengontrol mengatakan bahwa ia tahu
pengalaman nyeri faktor penyebabnya dan akan
menguranginya, anak
67
Berikan informasi yang mengatakan nyeri pada saat ini
akurat adalah nyeri sedang yang masih
bisa ditahan, anak mengatakan
untuk mengurangi nyeri ia
mengonsumsi promag kemarin
O : memberikan penjelasan
bahwa nyeri yang dirasakan
anak adalah respon dari
penyakit maag yang diderita
anak karena terlambatnya
makan, memberikan penjelasan
bahwa untuk mengurangi faktor
pencetus anak harus makan
teratur dan tidak boleh terlambat
serta makan tidak harus banyak
namun sering dan tidak tergesa
gesa, bertanya tentang nyeri
yang dirasakan anak saat ini
A : masalah mulai teratasi
P: lanjutkan intervensi
menentukan teknik relaksasi
yang sudah dipelajari
sebelumnya dan memilih teknik
relaksasi untuk mengurangi
nyeri yang dirasakan
1 Selasa/17-11- Tentukan apakah ada S: anak mengatakan tidak
2020, Jam 11.00 intervensi relaksasi masa pernah mendapatkan teknik
lalu relaksasi sebelmnya, anak
mengatakan ingin mempelajari
Pertimbangkan keinginan
teknik relaksasi dan memilih
individu untuk pilihan teknik relaksasi napas
berpartisipasi dalam dalam dari beberapa teknik yang
memilih relaksasi yang disebutkan perawat, setelah
diinginkan diberikan penjelasan tentang
Berikan deskripsi detail teknik napas dalam anak
mengatakan teknik napas dalam
terkait intervensi relaksasi
adalah sebuah teknik relaksasi
yang dipilih untuk mengurangi keluhan nyeri
akibat maag nya
O : bertanya apakah aanak
sebelumnya sudah mengetahui
cara mengontrol nyeri sendiri,
anak terlihat antusias,
menjekasjan terkait informasi
tentang napas dalam
(kegunaannya adalah untuk
mengurangi nyeriyang
dirasakan, dilakukan dengan
posisi yang nyaman, melakukan
pengambilan napas dari hidung
sedalam mungkin yang bisa
diambil anak, lalu menahan
napas selama 3 detik lalu
68
keluarkan melalui mulut secara
perlahan
A : masalah mulai teratasi
P : intervensi dilanjutkan
dengan pemberian teknik napas
dalam
Selasa/17-11- Dorong pasien untuk S: anak mengatakan setelah
1 2020, Jam 14.30 mendapatkan posisi yang dilakukan kegiatan teknik napas
nyaman untuk memulai dalam anak merasa lebih
enakan, tenang, dan relaks,
relaksasi
perasaan nyeri anak mengatakan
Minta klien untuk relaks berkurang dan lebih nyaman,
Gunakan suara yang anak mengatakan akan
lebut dan irama yang melakukan teknik napas
lambat dalamkembali apabila ia
merasakan nyeri karena pada
Tunjukkan dan
saat ini anak merasa lebih
praktikkan terapi tenang dengan bantuan teknik
relaksasi kepada pasien napas dalam danmerasa enakan
Dorong pengulangan pada bagian perutnya
teknik relaksasi secara O: membantu anak
berkala memposisikan dirinya dengan
nyaman menggunakan bantal
yang diletakkan di pahanya,
meminta anak untuk relaks
dengan suara yang lembut, anak
memilih kegiatan mengurangi
nyeri dengan teknik napas
dalam dari beberapa terapi yang
ditawarkan, anak dapat
mengulangi dan mencontoh
langkah langkah teknik napas
dalam, anak terlihat lebih
tenang, anak terlihat paham
A: masalah mulai teratasi
P: intervensi dilanjutkan dengan
Monitor kepuasan pasien
terhadap manajemen nyeri
2 Selasa/17-11- Tentukan status nutrisi S : anak mengatakan untuk
2020, Jam 15.00 gizi pasien dan membeli makanan yang sesuai
kemampuan pemenuhan dengan 4 sehat 5 sempurna ia
mampu, anak mengatakan tidak
kebutuhan gizi
memiliki alergi
Identifikasi adanya alergi O : mengukur BB dan TB anak
atau intoleransi makanan serta menginterpretasikan ke
yang dimiliki pasien dalam grafik CDC, BB : 44 kg,
TB : 157cm (normal), menurut
grafik CDC status gizi anak
berdasarkan BB/U adalah gizi
sedang, menurut TB/U kategori
gizinya baik, bertanya apakah
dalam sehari-hari anak mampu
memnuhi kebutuhan makannya,
69
bertanya apakah anak memiliki
alergi dan pantangan makan
A : masalah mulai teratasi
P : intervensi dilanjutkan
dengan kaji pengetahuan diet
sesuai kebutuhan terkait
penyakit yang dimiliki
3 Selasa/17-11- Tentukan pola tidur S : anak mengatakan tidak dapat
2020, Jam 20.00 /aktivitas pasien tidur saat nyeri kambuh, pola
Monitor atau catat pola tidurnya berubah pada saat
tidur pasien dan jumlah maag kambuh, anak mengatakan
jumlah jam tidurnya berkurang
jam tidur jika sakit (kurang lebih 4 jam),
Diskusikan dengan pasien dan sering terbangun, anak
dan keluarga mengenai mengatakan ingin mengetahui
teknik untuk meningkat teknik meningkatkan tidur pada
kan tidur saat keadaan maag kambuh
O : menentukan pola tidur anak
dengan menanyakan pukul
berapa anak tidur dan bangun
serta aktivitas yang dilakukan
anak sebelum tidur, mecatat jam
tidur anak saat sakit ada
perubahan dimana biasanya 6-7
jam sehari menjadi 4-5 jam saja,
mendiskusikan cara peningkatan
tidur dengan pemberian posisi
yang nyaman sesuai dengan
keadaan/keluhan saat ini
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
dengan pemberian posisi dan
manajemen nyeri serta monitor
pola tidur selanjutnya
3 Selasa/17-11- Dorong pasien untuk S : anak mengatakan posisinya
2020, Jam 20.15 terlibat dalam perubahan nyaman, anak mengatakan tidak
posisi merubah posisi saat nyaman,
anak menggunakan bantal untuk
Tempatkan pasien dalam
menyangga tubuhnya
posisi terapeutik yang O : mendorong anak untuk
sudah dirancang merubah posisinya, membantu
pertahankan posisi dan anak memposisikan tubuhnya
integritas traksi dengan memberikan bantal
gunakan alat-alat yang tambahan,dan memposisikan
anak pada posisi semi fowler,
tepat dalam menyokong
anak terlihat nyaman, anak
tubuh pasien mempertahankan posisinya
A : masalah teratasi
P: intervensi tidak dianjutkan
1 Rabu/18-11-2020, Monitor kepuasan pasien S : anak mengatakan ia selalu
Jam 13.00 terhadap manajemen nyeri mengulangitekniknapas dalam
saat perut terasa sakit, anak
mengatakan nyeri pada perut
70
sudah jauh berkurang hanya
sesekai saja terasa nyeri
O : menanyakan skala nyeri
pada anak dengan metode
numeric scale, anak
menunjukkan nyeri pada skala
4, anak tampak sudah tidak
lemas, anak terlihat tidak pucat,
mengukur nadi anak di
pembuluh radialis dan nadi :
74x/menit,mengukur frekuensi
napas anak selama satu menit
dan RR : 20x/menit
A : masalah mulai teratasi
P : intervensi dilanjutkan untuk
Monitor kepuasan pasien
terhadap manajemen nyeri
74
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap proses mengumpulkan data yang relevan dan
mengeluhkan sakit pada perut pada kuadran kiri atas, anak mengeluhkan
nyeri pada ulu hati dengan skala sedang sampai berat, nyeri dirasakan hilang
dirasakan disertai dengan perut kembung, mual dan perasaan ingin muntah.
Demam tidak ada, sakit kepala tidak ada, batuk tidak ada. Anak
mengeluhkan tidak nafsu makan karena perut terasa perih dan merasa lemas.
Anak memiliki kebiasaan mengkonsumsi obat anti nyeri dan obat maag
sangat hebat sampai terjadi renjatan karena kehilangan darah, Pada sebagian
itu misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan dan tidak dapat
75
gejala, Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai
darah samar pada tinja dan secara fisik akan dijumpai tanda-tanda anemia
defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas, Pada pemeriksaan fisik biasanya
kesadaran. Dari teori diatas, pada kasus An. K mengalami Anak mengalami
nyeri pada ulu hati sejak 1 hari yang lalu, anakmengeluh sakit perut pada
B. Diagnosa Keperawatan
pertama adalah nyeri akut. Alasannya mengacu pada data pengkajian data
subjektif An.K mengatakan nyeri pada daerah perut kiri atas,sampai ulu
ini. P : nyeri akibat maag karna terlambat maka, Q : nyeri seperti ditusuk
76
tusuk, R : nyeri di rasakan pada perut bagian kiri atas dampai ke ulu hati
tembus ke belakan, S : saat ini skala nyeri 5-7, T : nyeri hilang timbul.
dari kebutuhan tubuh. Alasan megangkat diagnosa ini yaitu dengan adanya
data subjektif antara lain, An.K mengatakan nafsu makan berkurang, An.K
makanan, An.K mengeluhkan nyeri sedang pada perut sebelah kiri, An.K
makan semua apa yang dirasa enak menurut anak. Data objektifnya adalah
turgor kulit sedikit kering, terdapat nyeri tekan pada kuadran kiri atas, dan
ulu hati, suara abdomen timpani, dan terdengar bising usus meningkat
(borborgini).
adalah merasa kurang nyaman, lega dan sempurna dalam dimensi fisik,
77
psikospiritual, lingkungan, budaya, dan/atau sosial. (NANDA, 2018).
perut membuatnya cemas akan kondisinya yang tak kunjung membaik dan
mengatakan sulit untuk tidur, tidur tidak nyenyaka akibat nyeri yng
memegang perutnya.
C. Perencanaan Keperawatan
yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan,
2012).
78
tidak bisa beristirahat, mengerinyit, mengeluarkan keringat, kehilangan
nafsu makan, mual, intoleransi makanan, dan frekuensi nafas. Salah satu
nafas dalam terhadap ibu post SC dengan hasil terdapat pengaruh teknik
relaksasi nafas dalam terhadap penurunan intensitas nyeri pada ibu post
gastritis.
Sejalan dengan teori Smeltzer & Bare (2010) bahwa nyeri dapat
79
Intervensi yang dilakukan pada diagnosa ketidakseimbangan
asupan makanan, asupan cairan, rasio berat badan/tinggi badan pada anak.
Selain itu kriteria hasil untuk menunjang penyelesaian diagnosa ini adalah
dalam diet, makanan yang tidak diperbolehkan dalam diet, makanan yang
berdasarkan diet yang dianjurkan, rencana diet untuk situasi sosial, strategi
adalah penagturan posisi dan peningkatan tidur dengan kriteria hasil yang
fisik, relaksasi otot, posisi yang nyaman, baju yang nyaman, perawatan
80
pribadi dan kebersihan, intake cairan, intake makanan, tigkat energy, suhu
tubuh, kepatetanan jalan napas, dan saturasi oksigen. Tidur dengan kriteria
hasil yang darapkan mampu meningkatkan efisiensi tidur, tidur dari awal
sampai habis di malam hari secara konsiste, perasaan segar setelah tidur,
mudah bangun pada saat yang tepat, tempat tidur yang nyaman, suhu
runagan yang nyaman, serta tidak adanya kesulitan memulai tidur, tidur
D. Implementasi keperawatan
Perry, 2006).
81
keinginan individu untuk berpartisipasi dalam memilih relaksasi yang
memulai relaksasi, minta klien untuk relaks, gunakan suara yang lebut dan
kurang dari kebutuhan tubuh yaitu, tentukan status nutrisi gizi pasien dan
intoleransi makanan yang dimiliki pasien, tentukan jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan, berikan pilihan makanan yang lebih sehat, atur
diet yang disarankan, kaji pola makan pasien saat ini dan sebelumnya,
termasuk makanan yang disukai dan pola makan saat ini, ajarkan pasien
82
disarankan, observasi keinginan pasien untuk memilih makanan, dan
yaitu tentukan pola tidur /aktivitas pasien, monitor atau catat pola tidur
pasien dan jumlah jam tidur, diskusikan dengan pasien dan keluarga
mengenai teknik untuk meningkat kan tidur, dorong pasien untuk terlibat
E. Evaluasi Keperawatan
83
sejauh mana tujuan tercapai. Evaluasi yang akan dilakukan sesuai dengan
kondisi pasien dan fasilitas yang ada, sehingga rencana tindakan dapat
(Dermawan, 2012).
teknik napas dalam saat perut terasa sakit, anak mengatakan nyeri pada
perut sudah tidak terasa lagi, anak sudah tidak lemas, anak tidak pucat,
pilihan makanan yang disukai nya sesuai dengan diet yang dianjurkan,
setelah diberi tahu oleh perawat, anak tampak tidak pucat, mukosa bibir
anak mengatakan pola tidurnya kembali normal sejak sakit mulai tidak
terasa dan sejak diberikan posisi yang nyaman oleh perawat, anak
hendak tidur seperti nyeri, anak mengatakan mematikan lampu saat tidur
agar tidurnya lebih nyenyak, anak tampak segar, anak tampak tidak gelisah
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
pada perut pada kuadran kiri atas, anak mengeluhkan nyeri pada ulu
hati dengan skala sedang sampai berat, nyeri dirasakan hilang timbul
Demam tidak ada, sakit kepala tidak ada, batuk tidak ada. Anak
mengeluhkan tidak nafsu makan karena perut terasa perih dan merasa
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
85
kebutuhan tubuh adalah manajemen nutrisi, pengajaran peresepan diet.
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
bermain dengan teman sebaya, dan anak sudah tidaklagi pucat, nyeri
pada ulu hati, merasa mual, dan kesulitan untuk melakukan kegiatan
B. Saran
1. Bagi Penulis
dengan batuk dan pilek diharapkan penulis dapat lebih mengetahui dan
86
2. Bagi Institusi Pendidikan
87
DAFTAR PUSTAKA
Bruner & Sudart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8,
EGC, Jakarta
http://en.wikipedia.org, Gastritis
88
Lampiran 1
TELAAH JURNAL
Jurnal 1
89
kekambuhan gastritis karena ketidakmampuan
lambung (indigesti), produksi asam lambung yang
berlebihan akibat ketidakseimbangan faktor defensif
dan faktor agresif yang menyebabkan produksi HCl
dalam lambung meningkat dikarenakan pola makan
yang kurang baik seperti cenderung konsumsi
makanan pedas, konsumsi makanan atau minuman
asam, waktu makan yang tidak teratur dan porsi
makan yang berlebih.(8),(20). Hasil pengolahan data
dengan uji Kruskall-wallis yang dilakukan dalam
penelitian menunjukkan bahwa antara tingkat stres
dengan kekambuhan gastritis memiliki hubungan yang
signifikan. hipotesis “terdapat hubungan tingkat stres
dengan kekambuhan gastritis” dapat diterima.
Menurut penelitian Gustin (2012) bahwa dari 30
responden yang mengalami gastritis didapatkan bahwa
proporsi kejadian gastritis lebih tinggi pada responden
yang mengalami stres dan hal ini juga dapat
mempengaruhi terjadinya kekambuhan gastritis.
Penelitian yang dilakukan oleh Maulidiyah (2006)
terhadap 90 responden yang menemukan hubungan
signifikan antara pola makan dengan kekambuhan
gastritis. Menurut pendapat para ahli kedokteran
menyatakan bahwa kenaikan asam lambung yang
berlebihan dapat diakibatkan oleh stres atau
ketegangan kejiwaan.(4),(8). Secara alamiah pada
periode interdigestif sekresi HCl terus berlangsung
dalam kecepatan lambat 1-5 mEq/jam yang dikenal
dengan BAO. Stres memiliki efek negatif melalui
mekanisme neuroendokrin terhadap saluran
pencernaan sehingga beresiko untuk mengalami
90
gastritis. Rangsangan emosional kuat dapat
meningkatkan BAO melalui saraf parasimpatis Nervus
Vagus (NV). Rangsangan Nervus Vagus akan
meningkatkan produksi HCl didalam lambung dengan
cara mempengaruhi sel G untuk mensekresi hormon
gastrin yang berperan dalam sekresi asam lambung
dan meningkatkan jumlah kelenjer oksintik untuk
mensekresikan asam lambung secara berlebihan.
Rangsangan emosional yang kuat dapat menyebabkan
terjadinya peningkatan sekresi asam lambung ≥ 50
ml/jam. Kadar HCl yang meningkat dapat mengiritasi
mukosa lambung dan ini dapat menyebabkan
terjadinya gastritis. Kekambuhan pada penderita
gastritis salah satunya dapat dipengaruhi oleh stres
psikologis dimana akan terjadi peningkatan sekresi
asam lambung yang dapat mengiritasi mukosa
lambung kembali.(16),(25)
Jurnal 2
2. Yeni Utami
Diliyana. Y.F, Utami. Y (2020). Hubungan Pola
Daftar Pustaka
Makan Dengan Kejadian Gastritis Pada Remaja Di
91
Wilayah Kerja Puskesmas Balowerti Kota Kediri.
Journal of Nursing Care & Biomolecular-Vol 5 No 1
Tahun 2020-19.
Journal of Nursing Care & Biomolecular
Penerbit
92
memiliki pola makan sehat.
Dapat dijelaskan, dalam penelitian ini seseorang yang
Pembahasan
mempunyai penyakit gastritis adalah orang yang
melakukan pola makan tidak sehat. Di Puskesmas
Balowerti Kota Kediri sebagian besar remaja yang
terkena gastritis mengaku bahwa responden sering
terlambat makan, suka mengkonsumsi makanan
pedas dan suka mengkonsumsi makanan siap saji,
malas makan makanan pokok dan hanya makan
makanan sampingan, serta kebanyakan dari
responden makan sehari hanya satu kali. Dari hal-hal
yang dilakukan responden diatas dapat memicu
terjadinya gastritis.
Dilihat dari peluang resiko terjadinya gastritis oleh
faktor pola makan yang hanya 1 kali lipat, dapat
disimpulkan bahwa penyebab utama gastritis pada
remaja di Wilayah Kerja Puskesmas Balowerti Kota
Kediri bukanlah dari faktor pola makan melainkan
dari bacteri Helicobakter pylori. Helicobacter pylori
adalah kuman gram negatif, basil yang berbentuk
kurva dan batang Helicobacter pylori adalah suatu
bakteri yang menyebabkan peradangan lapisan
lambung yang kronis (gastritis) pada manusia. Infeksi
Helicobacter pylori ini sering diketahui sebagai
penyebab utama terjadi ulkus peptikum dan penyebab
tersering terjadinya gastritis.
Pola makan dari 34 responden kelompok kasus,
sebagian besar sebanyak 22 (64,7%) responden
melakukan pola makan yang tidak sehat. Dan dari 50
responden kelompok kontrol non gastritis, terdapat 22
responden (44,0%) melakukan pola makan yang tidak
93
sehat. Kejadian gastritis pada kelompok kasus ada 22
responden (64,7%) dengan pola makan tidak sehat
dan ada 12 responden (35,2%) dengan pola makan
4sehat. Ada hubungan yang signifikan antara pola
makan dengan kejadian gastritis pada remaja di
Wiliyah Kerja Puskesmas Balowerti Kota Kediri
dengan menggunakan analisis Chisquare
menunjukkan hasil uji statistik didapatkan nilai ρ =
0,048 < = 0,05.
Hasil penelitian ini sebagai panduan dasar atau usaha
mandiri yang digunakan untuk mencegah terjadinya
Gastritis di anggota keluarga yang mempunyai
anggota keluarga yang masih remaja, agar dapat
mengontor pola makan dan menjalankan pola hidup
sehat, agar sebagai peningkatan kualitas pelayanan
kepada remaja agar dapat mencegah kejadian gastritis
dan mempertahankan pola hidup sehat.
Jurnal 3
94
Penerbit SEMNASKes-2019 “Improving The Quality of Health
Through Advances in Research of Health Sciences”
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan rata-rata skala nyeri
mengalami penurunan setelah dilakukan teknik
relaksasi nafas dalam uji s Statistik yang digunakan uji
wilcoxon.
Hasil penelitian yang didapat yaitu terdapat pengaruh
teknik relaksasi nafas dalam terhadap intensitas nyeri
pada pasien gastritis di Puskesmas Antar Brak
Kecamatan Limau Kabupaten Tanggamus dengan
nilai p-value =0,000. Perawat dan atau tenaga medis
lainya lebih dapat berperan aktif dalam melakukan
asuhan keperawatan terhadap manajemen nyeri
Pembahasan Semua responden mengalami penurunan skala nyeri
(negatif) yaitu 30 orang dimana mean rank 15,50
dan p-value = 0,000. Rata-rata skala nyeri sebelum
dilakukan teknik relaksasi nafas dalam yaitu 4,80
dengan kategori nyeri sedang dan rata-rata skala
nyeri setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam
yaitu 2,30 dengan kategori nyeri ringan. Yang
artinya terjadi penurunan rata-rata skala nyeri pada
pasien gastritis.
Penelitian ini sejalan dengan Penelitian lain yang
dilakukan oleh Widiatie (2015) tentang penggunaan
teknik relaksasi nafas dalam terhadap ibu post SC
dengan hasil terdapat pengaruh teknik relaksasi nafas
dalam terhadap penurunan intensitas nyeri pada
ibu post SC dengan nilai p-value= 0,003.
Supetran (2016) melakukan penelitian mengenai
penggunaan tehnik relaksasi otot progresif dalam
menurunkan nyeri pasien gastritis dengan hasil p =
95
0,002 yang artinya teknik relaksasi otot progresif
efektif dalam menurunkan nyeri pada pasien gastritis.
Sejalan dengan teori Smeltzer & Bare (2010) bahwa
nyeri dapat diatasi dengan manajemen nyeri
nonfarmakologi seperti teknik distraksi dan
relaksasi.Teknik relaksasi yang paling sering dipakai
yaitu teknik relaksasi nafas dalam.Teknik relaksasi
nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan
kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam
napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal)
dan bagaimana menghembuskan napas secara
perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri,
teknik relaksasi napas dalam juga dapat
meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan
oksigenasi darah (Nanda, 2013).
Jurnal 4
96
Raflesia Kota Bengkulu dibandingkan dengan
menonton animasi kartun, dilihat dari nilai hasil Uji t
2 sampel Independent didapatkan nilai rata-rata hasil
postest ke 5 antara terapi story telling dan menonton
animasi kartun yaitu 2,00 dan 8,00.
Pembahasan Distraksi melalui audiovisual adalah salah satu bentuk
pengalihan perhatian yang efektif untuk anak usia pra
sekolah, hal tersebut dikarenakan di dalam distrkasi
audiovisual menayangan tokoh kartun lucu yang
memberikan edukasi kesehatan dalam bahasa yang
sederhana dan menarik, sehingga membuat anak
merasa senang, terhibur dan mendapat nilai edukasi.
Respons baik yang paling dominan setelah pemberian
terapi audiovisual adalah anak mampu mengurangi
sikap kasar terhadap perawat seperti mencubit atapun
menendang dan tidak lagi menyembunyikan tangan
saat dilakukan tindakan injeksi (Dianita. 2016). Hal ini
senada dengan penelitian Rahmah (2015) yang
menunjukkan bahwa pada dasarnya anak tidak dapat
bersikap tenang dan tidak ingin jauh dari orangtua
selama perawat memberikan tindakan injeksi
intravena melalui saluran infus, hanya saja dengan
adanya distraksi melaui audivisual dapat mengurangi
respons negatif tersebut. Hal tersebut menyebabkan
anak yang diberikan distraksi audiovisual
menunjukkan respons penerimaan yang lebih baik
dibandingkan anak yang hanya mendapat perawatan
rutin ruangan (tanpa distraksi audiovisual) (Parker &
Wampler, 2010). Selain itu teknik ini lebih mudah dan
dapat dilakukan oleh perawat (Twycross et al., 2009).
Penelitian teknik distraksi menonton kartun animasi
97
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan beberapa
ahli seperti James et al., (2012) dengan menggunakan
desain penelitian quasi-eksperimen. Penelitian tersebut
bertujuan untuk melihat pengaruh menonton film
kartun animasi terhadap respon prilaku dari
kecemasan dan persepsi nyeri anak yang menjalani
venipuncture. Hasil dari penelitian ini menunjukan
bahwa adanya penurunan cemas dan nyeri yang
signifikan setelah anak menonton film kartun saat
dilakukan venipunctur. Dari hasil penelitian tersebut
peneliti menyarankan bahwa menonton film kartun
dapat digunakan untuk mengatasi respon prilaku
cemas dan nyeri anak saat menjalani tindakan invasif
secara efektif. Senada dengan hasil penelitian Baljit
(2014) yang menyatakan bahwa menonton animasi
kartun saat dilakukannya tindakan invasif berpengaruh
signifikan menurunkan kecemasan dengan nilai
p_value < 0,005
98
Lampiran 2
(SAP)
Waktu : 1 x 30 Menit
Tempat :
1. Latar Belakang
Lambung merupakan salah satu organ tubuh yang tak asing pada kebanyakan
orang, hampir semua orang tahu bahwa lambung dalam tubuh berfungsi untuk
menampung makanan secara sementara, yang mana dalam lambung makanan
tersebut akan di proses untuk bisa di ubah menjadi partikel-partikel yang lebih
kecil agar kandungan dalam makanan dapat diserap secara baik untuk mencukupi
kebutuhan tubuh akan zat-zat tertentu.
99
Lambung setiap harinya bekerja untuk memproses makanan yang kita
makan, dan seperti organ tubuh lainnya lambung juga bisa rusak akibat asam
lambung yang dihasilkan secara berlebihan, terinfeksi bakteri/ virus yang ada
dalam makanan, penguanaan obat dalam jangka lama, dll. Dan jika hal tersebut
dibiarkan, bisa terjadi kerusakan yang serius/ komplikasi yang dapat mengancam
jiwa jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat.
Tapi kebanyakan orang tidak terlalu memperdulikan hal tersebut dan kadang
mereka mengganggap hal yang wajar. Padahal lambung yang terasa sakit
merupakan suatu tanda bahwa orang terseut agar segera memperiksakannya,
seperti halnya ketika kita belum makanm pada waktunya atau terlambat untuk
makan maka perut(lambung) disini akan memberi tanda lapar agar orang tersebut
segera makan dan tidak membiarkan perut dalam keadaan kosong, karena bisa
menyebabkan gastritis.
2. Tujuan Instruksional
1) Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang penyakit gastritis akut,
mahasiswa mampu memahami tentang penyakit gastritis akut.
2) Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan, diharapkan mahasiswa mampu :
Memahami tentang pengertian gastritis akut
Memahami tentang penyebab gastritis akut
Memahami tentang tanda dan gejala gastritis akut
Memahami penatalaksanaan gastritis akut
Memahami komplikasi gastritis akut
3. Pokok Bahasan
Penatalaksanaan gastritis
100
4. Sub Pokok Bahasan
Pencegahan
Pengobatan
Prinsip diet
Frekuensi makan, jenis makanan, porsi makan
5. Strategi Pelaksanaan
1) Metode
Ceramah
Tanya Jawab
2) Media
Leaflet
Laptop dan LCD/ Lembar balik
3) Garis Besar Materi
Penatalaksanaan Gastritis
- pencegahan gastritis
- pengobatan gastritis
- prinsip diet
- frekuensi makan, jenis makanan,dan porsi makan
6. Pengorganisasian dan Job Description
1) Moderator dan Pemateri :
1) Job description :
Membuka dan menutup kegiatan
Membuat susunan acara dengan jelas
2) Job description :
Menyampaikan materi penyuluhan
7. Kegiatan penyuluhan
No Kegiatan Respon Peserta Waktu Oleh
1 Pembukaan : 5 menit Moderator/penyaji
- Memperkenalkan diri - Membalas salam
- Menjelaskan tujuan dari
penyuluhan - Mendengarkan
101
- Melakukan kontrak
waktu - Mendengarkan
- Menyebutkan materi
penyuluhan yang akan - Mendengarkan
diberikan
2 Pelaksanaan : 20 menit Moderator/penyaji
- Menjelaskan tentang - Mendengarkan dan
pencegahan gastritis memperhatikan
- Menjelaskan tentang - Mendengarkan dan
pengobatan gastritis memperhatikan
- Menjelaskan tentang - Mendengarkan dan
prinsip diet gastritis memperhatikan
- Menjelaskan tentang - Mendengarkan dan
frekuensi makan, jenis memperhatikan
makanan dan porsi
makan
- Memberikan - Bertanya dan
kesempatan pada pasien menjawab pertanyaan
untuk bertanya yang diajukan
3 Penutup : 5menit Moderator/penyaji
- Menyimpulkan materi - Menyimpulkan
penyuluhan materi penyuluhan
- Melakukan evaluasi bersama dengan
- Menutup penyuluhan mahasiswa
dan memberikan salam - Menjawab pertanyaan
- Menjawab salam
5. Setting Tempat
102
Penyaji
Pasien
6. Kriteria Evaluasi
1) Evaluasi struktur
- Pasien
- Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di rumah/ kos pasien
- Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum
dan saat penyuluhan
2) Evaluasi proses
- Pasien antusias terhadap materi penyuluhan
- Pasien konsentrasi mendengarkan penyuluhan
3) Evaluasi hasil
- Pasien mengetahui tentang penatalaksanaan gastritis
- Pasien mengetahui tentang pengobatan gastritis
- Pasien mengetahui tentang pencegahan gastritis
- Pasien mengetahui tentang prinsip diet dari pasien gastritis
- Pasien mngetahui tentang frekuensi makan, jenis makanan,dan
porsi makan pasien gastritis
7. Lampiran materi
GASTRITIS
Penatalaksanaan Gastritis
Pencegahan
103
1) Mengatur pola makan dengan baik atau teratur.
2) Menghindari makanan yang merangsang kerja lambung. Misal,
makanan pedas dan asam.
3) Makan – makanan yang bersih, sehat dan bergizi.
4) Hindari minuman alkohol.
5) Atasi stress sebaik mungkin.
6) Berolahraga secara teratur.
Pengobatan Gastritis
1) Terapi cairan, hal ini diberikan pada fase akut untuk dehidrasi
pascamuntah yang berlebihan.
2) Terapi obat.
a) Antasida. Digunakan untuk profilaksis secara umum. Antasida
mengandung alumunium dan magnesium yang dapat membantu
penuruna keluhan gastritis dengan menetralkan asam lambung.
b) Penghambat H2. Agen ini mempunyai mekanisme sebagai
penghambat reseptor histamin. Histamin dipercaya mempunyai
peran penting dalam sekresi asam lambung. Penghambat H2 secara
efektif akan menekan pengeluaran asam lambung dan stimulasi
pengeluaran asam oleh makanan dari sistem saraf. Beberapa obat
dari agen ini meliputi Cetimidin, Ratidin, Famotidin, Nizatidin.
Citemidin sangat efektif bila diberikan melalui intravena,
sedangkan Ratidin lebih efektif bila digunakan per oral pada saat
perut kosong dengan efek menurunkan sekresi produksi asam,
mempercepat pengosongan lambung, dan menyeimbangkan
konsentrasi hidrogen.
c) Penghambat pompa proton. Agen ini menghambat pompa proton
seperti enzim H+, K+, dan ATP-ase, yang berlokasi didalam
sekretori membran apikal dari sel-sel sekresi lambung (sel parietal).
Agen ini mempunyai kemampuan menghambat produksi asam
dengan durasi panjang. Jenis obat agen ini diantaranya adalah
Ommeprazole (Kee, 1996).
104
d) Antibiotik. Agen ini digunakan pada gastritis dengan infeksi
bakteri seperti H.pylori. Beberapa agen antibiotik yang dianjurkan
adalah amoksisilin oral, Tetrasiklin oral, atau Metronidazol oral.
Prinsip Diet
Pasien dengan gastritis tidak boleh makan makanan yang
berbumbu tajam, tinggi lemak, kebiasaan makan yang tergesa-gesa, makan
yang tidak teratur, makan yang dengan porsi besar sekaligus. Tidak
dianjurkan untuk mengkonsumsi makanna yang menimbulkan gas seperti
daun singkong, kacang panjang, kol, sawi, apel, nangka dan sebagainya
(Cornelia et al, 2014).
1) Pasien dianjurkan untuk makan secara teratur, tidak terlalu kenyang dan
tidak boleh berpuasa (makan sedikit-sering).
2) Makanan harus mengandung cukup kalori dan protein namun
kandungan lemak/minyak, khususnya yang jenuh, harus dikurangi.
3) Makanan pada diet lambung harus mudah dicernakan dan mengandung
serat pangan yang solubel (soluble dietary fibre).
4) Makanan tidak boleh mengandung bahan yang merangsang, bersifat
asam, yang mengandung minyak/lemak secara berlebihan, dan yang
bersifat melekat.
5) Makanan tidak boleh terlalu panas atau dingin.
Frekuensi makan, jenis makanan, dan porsi makan
Terjadinya gastritis salah satunya dapat disebabkan oleh pola
makan yang tidak baik dan tidak teratur, yaitu frekuensi makan, jenis, dan
jumlah makanan sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung
meningkat.
1) Frekuensi Makan
Secara alami lambung akan terus memproduksi asam lambung setiap
waktu dalam jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan, kadar
glukosa dalam darah telah banyak terserap dan terpakai sehingga tubuh
akan merasakan lapar dan pada saat itu jumlah asam lambung
terstimulasi. Bila seseorang terlambat makan sampai 2-3 jam, maka
asam lambung yang diproduksi semakin banyak dan berlebih sehingga
105
dapat mengiritasi mukosa lambung serta menimbulkan rasa nyeri di
sekitar epigastrium.
2) Jenis Makanan
Mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan akan merangsang
sistem pencernaan, terutama lambung dan usus untuk berkontraksi. Hal
ini akan mengakibatkan rasa panas dan nyeri di ulu hati yang disertai
dengan mual dan muntah. Gejala tersebut membuat nafsu makan
penderita makin berkurang.
Makanan yang tidak cocok. Makanan tertentu yang dapat menyebabkan
penyakit gastritis, seperti buah yang masih mentah, daging mentah,
kari, dan makanan yang banyak mengandung krim atau mentega. Bukan
berarti makanan ini tidak dapat dicerna, melainkan karena lambung
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencerna dan lambat
meneruskannya kebagian usus duodenum dan asam yang dikeluarkan
menyebabkan rasa panas di ulu hati dan dapat mengiritasi.
3) Porsi Makan
Penderita Maag (Gastritis) biasanya oleh ahli gizi dianjurkan untuk
menerapkan diet lambung. Tujuan diberikannya diet lambung
diantarannya menetralkan kelebihan asam lambung dengan memberikan
makanan yang adekuat dan tidak merangsang. Syarat diet lambung yaitu
makanan dalam bentuk lunak dan mudah dicerna, hindari makanan yang
merangsang lambung seperti asam, pedas, keras, terlalu panas atau
dingin, porsi yang diberikan kecil yang diberikan sering, dan cara
pengolahannya direbus, dikukus, panggang dan tumis.
106
jeruk, apel, pepaya, melon, jambu, pisang, alpukat, belimbing,
mangga. Buah buahan yang banyak mengandung gas dan harus
dihindari oleh penderita penyakit gastritis diantaranya durian, nangka,
cempedak, nanas, dan semua jenis buah-buahkan yang diawetkan.
107
DAFTAR PUSTAKA
Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit. Jakarta: EGC.
Beck M.E. 2000. Nutrition and Dietetics for Nurses (Eds. Andi Hartono dan
Kristiani). Yogyakarta :Andi Yogyakarta.
108
109
tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta
kasih, dan lain sebagainya. Anak memerlukan berbagai variasi permainan
untuk kesehatan fisik, mental dan perkembangan emosinya.
B. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti terapi bermain menonton video anak diharapkan
dapat mengurangi dampak dari perasaan sakit pada anak dan anak
dapat merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial,
kreatifitas, kesadaran diri, moral, dan bermain dengan terapi
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti terapi bermain menonton anak diharapkan :
- anak mengungkapkan perasaan tentang visualisasi
- mampu mengembangkan kemampuan motoric halus dan kasar
- mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan teman sebaya
- mencontoh dan menunjukkan video
- menyimpulkan hasil tontonan
- mencontohkan kepada teman lain
111
C. Sasaran
Sasaran dari kegiatan TAK ini adalah sebagai berikut:
112
dalam terapi bermain yang akan dirasakan saat
menonton video/film menonton video/film
Menanyakan pendapat Anak dapat bertanya
anak tentang menonton pada penyaji apabila
video/film ragu
Memberi reinforcement Mendengarkan
Penutup
Menyudahi permainan 5 Menit
Mengevaluasi respon Mendengarkan
anak setelah terapi Menyampaikan respon
bermain menonton selama kegiatan
video/film
Bertanya kepada peserta
TAK bagaimana Menyampaikan perasaan
perasaannya setelah setelah kegiatan
mengikuti TAK
Menutup pertemuan dan
memberi salam
Menjawab salam
G. Pengorganisasian
Pembimbing Pendidikan : Ns.Deswita, M.Kep, Sp.Kep.An
Leader : Pusparini Anggita Ayuningtyas
Demonstrator : Pusparini Anggita Ayuningtyas
Faslitator : Pusparini Anggita Ayuningtyas
Observer & Notulen : Pusparini Anggita Ayuningtyas
H. Uraian Tugas
1) Leader, tugasnya:
a) Membuka acara permainan
b) Memperkenalkan diri dan anggota kelompok
c) Menjelaskan tujuan dari kegiatan
d) Kontrak waktu dan acara
e) Mengatur jalannya permainan mulai dari pembukaan sampai
selesai.
f) Mengarahkan permainan.
113
g) Memandu proses permainan.
2) Presentator, tugasnya :
a) Menyampaikan pelaksanaan dari TAK yang akan dilakukan
b) Menjelaskan materi TAK
c) Menjawab pertanyaan anggota TAK
3) Fasilitator, tugasnya:
a) Membimbing anak bermain.
b) Memberi motivasi dan semangat kepada anak dalam membentuk
objek dengan lego
c) Memperhatikan respon anak saat bermain lego
d) Mengajak anak untuk bersosialisasi dengan perawat dan
keluarganya.
4) Observer, tugasnya:
a) Mengawasi jalannya permainan.
b) Mencatat proses kegiatan dari awal hingga akhir permainan.
c) Mencatat situasi penghambat dan pendukung proses bermain.
I. Skema Penatalaksanaan Terapi Bermain
Terapi bermain ini dilakukan di Ruang Rawat Inap Anak (HCU) dengan
setting tempat sebagai berikut :
: peserta
: fasilitator
J. Kriteria Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a. Kesiapan media dan tempat
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Rumah klien
114
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum
terapi bermain dilaksanakan
2) Evaluasi Proses
a. Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan
tertib dan teratur
b. Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam
permainan
c. anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai
akhir
3) Evaluasi Hasil
a. Anak memahami permainan yang telah dimainkan.
b. Anak merasa terlepas dari ketegangan dan stress selama sakit, anak
dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi
terapi menonton video/film)
c. Anak dapat berintraksi dengan teman sebayanya lagi dan perawat
Lampiran Materi
A. Pengertian Bermain
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan
atau mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran,
menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa
(Aziz A, 2013).
115
mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan
sosial anak.
B. Tujuan Bermain
Tujuan bermain pada anak yaitu memberikan kesenangan maupun
mengembangkan imajinsi anak. Sebagai suatu aktifitas yang memberikan
stimulus dalam kemampuan keterampilan, kognitif, dan afektif sehingga anak
akan selau mengenal dunia, maupun mengembangkan kematangan fisik,
emosional, dan mental sehingga akan membuat anak tumbuh menjadi anak
yang kreatif, cerdas dan penuh inovatif (Soetjiningsih, 2007). Selain itu
bermain juga bertujuan untuk :
C. Cara Pelaksanaan
116
1. Terapi menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu dengan
menonton dan dapat mengungkapkan perasaan serta keinginan
2. Terapi mempersilahkan pasien untuk memilih genre video/film yang
disukai
3. Terapi mendampingi pasien dalam menonton film
4. Sementara pasien menonton terapis memperhatikan ekspresi pasien dan
memberi penjelasan tentang adegan film yang ditanyakan oleh pasien
5. Setelah film selesai, terapis meminta pasienuntuk menarik kesimpulan
isi pesan yang akan disampaikan oleh sutradara dalam film tersebut
6. Terapis menghubungkan pesan dalam film dengan perasaan yang
dirasakan oleh pasien
7. Terapis bertanya tentang bagaimana perasaan klien setelah menonton
film, terapis mendengarkan cerita pasien tentang keinginannya atau hal
yang akan disampaikan pasien tentang psikologisnya, serta koping
dalam meghadapi masalah. Selanjutnya terapis juga membantu klien
untuk menemukan jati diri pasien.
8. Setiap pasien menceritakan tentang dirinya terapis mendengarkan dan
memberikan umpan balik saat pasien memberikan pertanyaan tentang
dirinya kepada terapis
D. Karakteristik Bermain
1. Sederhana
2. Imaginative
3. Kreatif
4. Meransang psikologis
E. Usia
Usia 12 sampai 18 tahun
F. Fungsi Bermain
Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-
motorik, perkembangan intelektual, perkembangan sosial, perkembangan
kreativitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain
sebagai terapi (Hurlock, E B., 2012)
117
1. Perkembangan Sensoris – Motorik
Pada saat melakukan permainan, aktivitas sensoris-motorik
merupakan komponen terbesar yang digunakan anak dan bermain aktif
sangat penting untuk perkembangan fungsi otot. Misalnya, alat permainan
yang digunakan untuk bayi yang mengembangkan kemampuan sensoris-
motorik dan alat permainan untuk anak usia toddler dan prasekolah yang
banyak membantu perkembangan aktivitas motorik baik kasar maupun
halus.
2. Perkembangan Intelektual
Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan manipulasi
terhadap segala sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama
mengenal warna, bentuk, ukuran, tekstur dan membedakan objek. Pada
saat bermain pula anak akan melatih diri untuk memecahkan masalah.
Pada saat anak bermain mobil-mobilan, kemudian bannya terlepas dan
anak dapat memperbaikinya maka ia telah belajar memecahkan
masalahnya melalui eksplorasi alat mainannya dan untuk mencapai
kemampuan ini, anak menggunakan daya pikir dan imajinasinya
semaksimal mungkin. Semakin sering anak melakukan eksplorasi seperti
ini akan semakin terlatih kemampuan intelektualnya.
3. Perkembangan Social
Perkembangan social ditandai dengan kemampuan berinteraksi
dengan lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar
memberi dan menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak
untuk mengembangkan hubungan social dan belajar memecahkan masalah
dari hubungan tersebut. Pada saat melakukan aktivitas bermain, anak
belajar berinteraksi dengan teman, memahami bahasa lawan bicara, dan
belajar tentang nilai social yang ada pada kelompoknya. Hal ini terjadi
terutama pada anak usia sekolah dan remaja. Meskipun demikian, anak
usia toddler dan prasekolah adalah tahapan awal bagi anak untuk
meluaskan aktivitas sosialnya dilingkungan keluarga.
118
4. Perkembangan Kreativitas
Berkreasi adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu dan
mewujudkannya kedalam bentuk objek dan/atau kegiatan yang
dilakukannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar dan mencoba
untuk merealisasikan ide-idenya. Misalnya, dengan membongkar dan
memasang satu alat permainan akan merangsang kreativitasnya untuk
semakin berkembang.
6. Perkembangan Moral
Anak mempelajari nilai benar dan salah dari lingkungannya,
terutama dari orang tua dan guru. Dengan melakukan aktivitas bermain,
anak akan mendapatkan kesempatan untuk menerapkan nilai-nilai tersebut
sehingga dapat diterima di lingkungannya dan dapat menyesuaikan diri
dengan aturan-aturan kelompok yang ada dalam lingkungannya. Melalui
kegiatan bermain anak juga akan belajar nilai moral dan etika, belajar
membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta belajar
bertanggung-jawab atas segala tindakan yang telah dilakukannya.
Misalnya, merebut mainan teman merupakan perbuatan yang tidak baik
dan membereskan alat permainan sesudah bermain adalah membelajarkan
anak untuk bertanggung-jawab terhadap tindakan serta barang yang
119
dimilikinya. Sesuai dengan kemampuan kognitifnya, bagi anak usia
toddler, prasekolah, dan sekolah,permainan adalah media yang efektif
untuk mengembangkan nilai moral dibandingkan dengan memberikan
nasihat..
120
· Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya
mengisap, menggenggam.
· Melatih kerjasama mata dan tangan.
· Melatih kerjasama mata dan telinga.
· Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.
· Melatih mengenal sumber asal suara.
· Melatih kepekaan perabaan.
· Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.
Alat permainan yang dianjurkan :
2. Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
121
puzzle-puzzle besar, kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas
untuk dicoret-coret, krayon/pensil berwarna.
3. Usia 25 – 36 bulan
Tujuannya adalah ;
122
· Mengembangkan kreativitas.
· Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).
· Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan
kasar.
· Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang
diluar rumahnya.
· Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal :
pengertian mengenai terapung dan tenggelam.
· Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong
Alat permainan yang dianjurkan :
· Berbagai benda dari sekitar rumah, kartu, boneka, robot, buku, alat olah
raga, alat untuk melukis, pekerjaan tangan,alat gambar & tulis, kertas
untuk belajar melipat, gunting, air, ular tangga, puzzle dll.
Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.
6. Usia 12-18 tahun (Remaja)
Tujuannya adalah :
123
· Melihat karakteristik anak remaja perlu kegiatan yang konstruktif
· Menggali apa yang ingin disampaikan anak tentang psikologisnya dan
apa yang dirasakannya dan Mengungkapkan keinginan yang tidak
tersampaikan
· Meningkatkan perkembangan fisio-emosional
· Dapat mengurangi kecemasan dan ketegangan pada anak
· Menilai koping anak terhadap suatu masalah
· Menyalurkan minat dan bakat dan aspirasi
· Membantu remaja untuk menemukan jati dirinya
Alat permainan yang dianjurkan :
· Berbagai benda dari sekitar rumah, alat olah raga, alat musik, buku,
novel, majalah, komik, alat menggambar atau melukis, dan menonton
film
I. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain
1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan
2. Status kesehatan, anak sakit perkembangan psikomotor kognitif terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan lokasi, negara, kultur
5. Alat permainan senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi
J. Hambatan Yang Mungkin Muncul
1. Usia antar pasien tidak dalam satu kelompok usia
2. Pasien tidak kooperatif atau tidak antusias terhadap permainan
3. Adanya jadwal kegiatan pemeriksaan terhadap pasien pada waktu yang
bersamaan.
K. Antisipasi Hambatan
1. Mencari pasien dengan kelompok usia yang sama
2. Libatkan orang tua dalam proses terapi bermain
3. Jika anak tidak kooperatif, ajak anak bermain secara perlahan-lahan
4. Perawat lebih aktif dalam memfokuskan pasien terhadap permainan
124
5. Kolaborasi jadwal kegiatan pemeriksaan pasien dengan tenaga kesehatan
lainnya. (Markum, dkk., 2015)
125
DAFTAR PUSTAKA
Markum, dkk. 2015. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : IDI
Lanni, D. 2014. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta :
Salemba Medika.
Staf Pengajar IKA FKUI. 2002. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Vol.
3.Jakarta :FKUI.
126
Lampiran 4
127
Lampiran 5
Pemeriksaan fisik
128
Terapi Bermain : Menonton video/film
129
Lampiran 6
Link Video
130