Askep Komunitas Pada Aggegate Anak Dan Remaja
Askep Komunitas Pada Aggegate Anak Dan Remaja
Askep Komunitas Pada Aggegate Anak Dan Remaja
DOSEN PENGAJAR :
Rasdiyanah, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
1. Amalia Putri Abuba 70300118008
2. Muthmainnah 70300118014
3. Riski Amalia 70300118030
4. Sunarti 70300118041
5. Ismayanti 70300118043
6. Maulinda 70300118054
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena dengan ridho-Nya lah
kami dapat menyusun serta dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam tak lupa juga kami haturkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta
pengikut beliau dari dahulu, sekarang, hingga hari akhir. Ucapan terima kasih tak lupa
kami ucapkan kepada Ibu Rasdiyanah, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom selaku dosen
mata kuliah Keperawatan Komunitas 2 yang telah memberikan bimbingan serta
pengajaran kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, meskipun kami telah berusaha dengan sebaik-baiknya dalam
menyelesaikan makalah ini tetapi, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh
pembacanya, Karena itu kami mohon kritik serta saran yang membangun agar dalam
pembuatan makalah kedepannya bisa menjadi lebih baik
Kelompok 7
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KESEHATAN KOMUNITAS
KASUS
No Data Masalah
.
1. Data Subjektif Defisit Kesehatan
Wawancara: Komunitas
Berdasarkan wawancara bersama warga dan para
kader setempat di kelurahaan X RW. 06 , anak usia
sekolah dasar dan remaja di RW 06 sering
mengadakan perkumpulan dan terdapat kurang
lebih 8 kasus pernikahan dini pada remaja akibat
seks bebas, sehingga remaja di wilayah tersebut
memiliki perilaku berisiko sehingga partisipasi
warga masih kurang dalam hal penanganan
masalah kesehatan terutama masalah kesehatan
remaja.
Data Objektif
Observasi:
Pengembangan Kesehatan Mental Melalui Ibadah dapat dijelaskan melalui salah satu
penelitian berjudul Efektivitas pelaksanaan ibadah dalam upaya mencapai kesehatan
mental. (Lubis, Sati, Adhinda, Yulianirta, & Hidayat, 2019)
Sementara itu, Syaikh Hakim Mu’inuddin Chisyti (dalam Lubis, B. H., & Nashori, F.,
2002) menerangkan bahwa apabila ibadah shalat dikerjakan dengan menerima delapan
posisi tubuh (arkan) secara terpisah dan membaca masing-masing ayat Al-Qur’an pada
masing-masing postur (sikap tubuh) akan meningkatkan efek kesehatan. (Lubis, Sati,
Adhinda, Yulianirta, & Hidayat, 2019)
Ibadah keislaman yang meningkatkan kesehatan mental, moral, dan perilaku, memacu
perkembangan kecerdasan emosional pada anak dan remaja. Berkaitan dengan hal itu,
peran orang tua dalam perkembangan emosional anak sangat dibutuhkan agar fungsi
pengawasan dan motivasi berjalan baik karena orang tualah yang dapat mendampingi
dan mengembangkan kecerdasan anak semaksimal mungkin. Perkembangan anak, dan
khususnya remaja pada aspek perkembangan emosionalnya tercapai dengan baik dan
sempurna (Tambak, S., & Helman, H., 2017) apabila orang tua melaksanakan fungsi
pendampingan yang maksimal. (Lubis, Sati, Adhinda, Yulianirta, & Hidayat, 2019)
Anak dan remaja perlu untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri
kepada Allah swt. karena remaja yang belum mempunyai pendirian, mereka sangat
mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar dan masih suka mengikuti gaya hidup orang
lain yang tidak selalu positif. Jadi, dengan meningkatkan ibadah keislaman maka remaja
bisa mengembangkan kesehatan mental dan potensi lainnya. (Lubis, Sati, Adhinda,
Yulianirta, & Hidayat, 2019)
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, L. T., Sati, L., Adhinda, N. N., Yulianirta, H., & Hidayat, B. (2019).
Peningkatan kesehatan mental anak dan remaja melalui ibadah keislaman
improving children and adolescent mental hygiene through islamic worship. 16(2),
120–129.
PPNI, T. P. S. D. (2018). Standar Intervensi Keperwatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
PPNI, T. P. S. D. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia;
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta Selatan: DPP PPNI.
LAMPIRAN
A. Format Penilaian Askep
Kelompok :7
No. Aspek yang di Nilai Bobot Nilai Nilai
1. Analisis kasus pada pengkajian diuraikan dengan
jelas menggunakan data yang tepat pada kasus 20
sesuai format pengkajian
2. Analisa masalah dan skoring masalah kesehatan
komunitas dilakukan dengan analisis yang tajam 15
disesuaikan dengan kasus dan referensi
3. Prioritas masalah (skoring) dan diagnose
keperawatan komunitas ditetapkan dengan baik dan 20
benar
4. Rencana keperawatan disusun mengacu pada
tahapan pencapaian tujuan umum yang berorientasi
20
pada 3 level pencegahan primer, sekunder, dan
tersier
5. Rencana keperawatan yang dipilih sesuai untuk
15
penyelesaian masalah
6. Asuhan keperawatan disusun menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar serta sesuai dengan 5
format yang diberikan
7. Pengumpulan laporan tepat waktu 5
Total Nilai 100
Catatan:
……………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………
…...
………………………………………………………………………………………...
Tanggal Pelaksanaan :
Dosen Pembimbing : Rasdiyanah, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom
Nama Mahasiswa :
1. Amalia Putri Abuba Paraf:
2. Muthmainnah
3. Riski Amalia
4. Sunarti
5. Ismayanti
6. Maulinda
Catatan:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
Tanggal Presentasi :
Dosen Pengampu : Rasdiyanah, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.Kom
Tanda Tangan :