Materi Point 3&4 Sumber Teologis, Historis
Materi Point 3&4 Sumber Teologis, Historis
Materi Point 3&4 Sumber Teologis, Historis
2.3.2 Menggali Sumber Teologis, Historis, dan Filosofis Konsep Insan Kamil
i. Pancaindra
Pancaindra memiliki keterbatasan dan tidak mampu mencapai
“pengetahuan yang benar” setelah dinilai oleh akal. Contohnya
saat mata kita melihat tongkat menjadi bengkok di dalam air
padahal menurut akal kita memasukkan tongkat yang benar-
benar lurus dan tidak bengkok.mata meilhat bintang-bintang
sangat kecil di langit lalu akal kita memberikan penilaian
bintang-bintang tersebut lebih besar dari bumi yang kita
tinggali.
ii. Akal
Dengan metode ini , dengan cara yang sama seharusnya
menilai tingkat kebenaran akal dan menggunakan cara yang
sama seperti ketika akal menilai kekeliruan pancaindra. Akan
tetapi kebenaran akal disalahkan oleh kebenaran sufi yang
menyaksikan suasana yang tidak dapat direkam oleh prinsip
intelektual semata. Atau secara ringkas bahwa kebenaran hidup
di dunia disalahkan oleh kebenaran yang disaksikan saat
menjelang kematian tiba, orang beriman harus mencari
kebenaran yang dibenarkan oleh kesadaran saat kematian.
Hal ini telah dijelaskan dalam quran surah Al-Fajr ayat 27-30 yang
berbunyi “ Hai jiwa yang tenang kembalilah kepada Tuhanmu
dengan hati yang puas lagi diridhoinya. Maka masuklah kedalam
jamaah hamba-hambaku, masuklah ke dalam surgaku”. Ayat ini
menjelaskan tentang bahwa hawa nafsu muthma’inah merupakan
titik untuk kembali ke Tuhan. Akan tetapi nafsu ini harus menaiki
tangga nafsu di atasnya lagi sesuai perintah Tuhan.